Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang/Dasar Pemikiran Pelaksanaan Program
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu program
wajib fakultas yang harus diikuti seluruh Mahasiswa khususnya
Mahasiswa Psikologi Angkatan 2016. Dalam hal ini, dapat dilihat pada
Satuan Kredit Studi (SKS). Mengingat hal tersebut, dalam disiplin
keilmuan Psikologi ada lima peminatan yang bisa diambil yaitu Psikologi
dalam Pendidikan, Psikologi dalam Industri dan Organisasi, Psikologi
dalam Sosial, Psikologi dalam Forensik, dan Psikologi dalam Klinis atau
Kesehatan.
Mengingat keterlambatan dalam melakukan pertemuan dengan
pamong di sebuah Industri dan jangka waktu pengumpulan berkas
pendaftaran peserta PKL yang pendek sehingga kelompok ini mengambil
bagian Pendidikan karena dinilai lebih cepat dan gampang. Dan
memutuskan lokasi SMP Integral Ar-Rohmah Pondok Pesantren Ar-
Rohmah Tahfid Putra sebagai destinasi untuk menjalankan Praktek Kerja
Lapangan. Alasan kelompok memilih tempat tersebut karena ada satu
orang diantara kelompok kami yang juga menjadi pengajar disana merasa
banyak PR yang harus dikerjakan sekolah dalam menyelesaikan beberapa
macam masalah yang terjadi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
kelompok ini, antara lain: (1) banyak terjadinya kekerasan yang terjadi
antar siswa, (2) perilaku vandalism dengan merusak fasilitas-fasilitas
umum sekolah, (3) kurangnya adab santri pada guru, (4) dan kurangnya
disiplin waktu pada siswa. Begitupun ada hal yang perlu diperhatikan
yaitu pada tatanan guru, dari hasil observasi dan wawancara dapat
disimpulkan kurangnya citra diri guru dan hubungan interpersonal guru
dan murid yang menyebabkan timbulnya beberapa permasalahan tersebut.
Dan tidak lupa juga secara umum, setelah pergantian kepala sekolah yang
baru sekolah belum memiliki BK sendiri. Karenanya, mulai dari fasilitas
dan konsep-konsep BK masih tahap pembuatan.
Oleh karenanya, memutuskan dan menetapkan beberapa program kerja
yang akan dilakukan selama 40 hari ke depan, antara lain :
a) Peningkatan ektrakuliler
b) Anajab BK
c) Seminar Edukasi (peningkatan Personalia guru terhadap murid
Berdasarkan hal tersebut, pembuatan program kerja pasti memiliki
alasan dan tolak ukur serta tujuan-tujuan yang diharapkan ke depannya.
TUJUAN
a. PESERTA PKL
- Tempat untuk melihat bagaimana bertemu dengan sistem yang lebih
besar.
- Sebagai sarana bagi kami untuk mempraktekan keilmuan secara teoritis
ataupun secara praktis yang sudah didapatkan.
b. SEKOLAH
- Memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh
sekolah dalam bidang psikologi.
MANFAAT
a. PESERTA PKL
- Sebagai saran untuk mempersiapkan diri guna melihat bagaimana cara
bekerja sebagai seorang professional dimasa depannya.
b. SEKOLAH
- Memberikan saran dan rekomendasi yang bersifat konstruktif bagi
kemajuan sekolah.
PIHAK YANG TERLIBAT
a. PESERTA PKL
b. SEKOLAH
c. FAKULTAS
]PROPOSAL PELATIHAN PENDIDIKAN

Bertajuk :

“Pelatihan hubungan interpersonal guru dan murid sebagai upaya


peningkatan pemberantasan permasalahan sekolah”
Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan

Disusun Oleh :
Adhetio Rinolva Putra (16410162)
Prasabda Taruna Sumardani (16410162)
Faza Aulia Robby (16410164)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komponen didalam sebuah sekolah adalah adanya pimpinan sekolah,


karyawan, guru dan murid. Sekolah merupakan tempat individu berkembang
secara  kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, dan ketrampilan yang dibutuhkan dianya serta orang-
orang (Kemendikbud, 2017). Perkembangan ini menuntut ujung tombak dari
kegiatan belajar mengajar yaitu guru sebagai tenaga pendidik yang akan
membantu anak dalam mencapai tujuan dari pendidikan. Menurut Doni Koesoma
dalam karyanya bertajuk pendidikan karakter menyebutkan bahwa pendidikan
merupakan sebuah konsep yang sangat abstrak. Konsep ini memiliki tujuan yang
bergantung kedalam komponen manusia yang berada pada intitusi. Konsep dari
pendidikan juga bersifat temporal yang artinya memiliki kebutuhan atau tuntutan
dari waktu. Contohnya pada masa kerajaan dahulu dimana menaklukan wilayah
adalah sebuah kebanggaan bagi seorang raja, pendidikan untuk menjadi pewaris
tahta adalah bagaimana strategi perang, menunggagng kuda, memanah dan
menggunakan pedang. Pada zaman sekarang ini tuntutan perkembangan teknologi
4.0 dan society 5.0 merupakan tantangan manusia dizaman ini.

Perkembangan yang menjadi tujuan pendidikan terjadi antara guru sebagai


pengembang dan murid sebagai penerima. Hubungan ini bisa diibaratkan seperti
seorang guru adalah yang membantu seorang anak untuk melewati lembah
ketidaktahuan menjadi mengerti akan sebuah hal. Untuk membantu seorang anak
melewati lembah tersebut seorang guru tentunya harus memiliki dasar
pengetahuan tentang lembah tersebut. Pengetahuan yang harus dimiliki.
Kompetensi guru menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, pemerintah telah merumuskan empat jenis


kompetensi guru, adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik, yaitu merupakan Kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang meliputi pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik,
pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran,
pelakanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, evaluasi
hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikya.
2. Kompetensi Kepribadian, yaitu Kemampuan kepribadian yang
berakhlak mulia, stabil, dan dewasa, arif dan bijaksana, menjadi
teladan, mengavaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri dan
religius.
3. Kompetensi Sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan,
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan d)
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi Profesional yaitu kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi, konsep,
struktur, dan metode Kompetensi Guru dalam Melaksanakan dan
Mengelola kurikulum sekolah, hubungan konsep antarmata
pelajaran terkait. Hubungan antara guru dan murid dari penelitian
Widya P. Pontoh memiliki hubungan yang positif dalam
meningkatkan pengetahuan anak. Pendapat ini diperkuat oleh hasil
penelitian Darliana Sinomin yang menyebutkan kompetensi guru
akan berpengeruh kepada kemampuan penguasaan kelas. Santrock
juga menyebutkan bahwa pada masa remaja awal teman adalah
orang yang memberikan pengaruh sosial besar. Kemampuan guru
untuk menjadi teman akan memberikan dampak sosial yang lebih
benar bagi seorang murid.
Husein (2019) menyebutkan bahwa dialog sosial antara setiap aspek yang
berada didalam dinamika lembaga pendidikan. Pertukaran inforamasi akan terjadi
antara guru yang satu dengan guru yang lain. Hambatan yang dihadapi oleh guru
satu mungkin sudah diselesaikan oleh guru yang lain begitu seterusnya hingga
terpecahkan sebuah permasalahan berdasarkan pengalaman dilapangan.
Pemecahan masalah juga seharusnya juga didampingi oleh pembuktian seorang
ahli yang mengerti akan keadaan secara skala yang lebih luas yaitu seorang ahli
agar mendukung cara pemecahan yang digunakan oleh guru yang satu dapat
digunakan oleh banyak guru serta berlaku untuk banyak siswa.
Cara recruitment dari sekolah juga harus memperhatikan kompetensi yang
sudah ditetapkan oleh kementrian pendidikan pada empat aspek yang harus
dimiliki oleh seorang pengajar berupa sosial, pedagogic, kepribadian dan
profesionalitas. Ilahm Lubis dalam Tesis yang berjudul Kompetensi Profesional
Guru di Madrasah Aliyah PP Qismulaly Al Washaliyah Kabupaten Serdang
Bedagai menyebutkan salah satu cara perbaikan guru yang paling mudah dengan
biaya dan waktu yang sangat kecil adalah dengan in the house training yang
diamana salah satu bentuknya adalah diskusi antara sesame pengajar tentang
permasalahan yang mereka hadapi dilapangan. Kegiatan berbagai pengalaman
inilah yang diharapkan akan membuahkan sebuah rumusan bagaimana cara
menghadapi santri dengan Model A, B, C dan seterusnya. Kemitraan ataupun
jaringan yayasan yang sudah besar juga dapat dimanfaatkan sebagai wadah untuk
memberikan pengalaman mereka terhadap hambatan yang dialami.
B. Landasan Kegiatan
1. Dalam surah Al Israa’ ayat 82 Allah berfirman: “Dan Kami turunkan Al-
Qur’an menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim
selain kerugian” (Q.S. Al-Israa’: 82).
2. Hadits : “Dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda:
“Sebaik-baik pengobatan adalah (dengan) Al-Qur’an.” (H. R. Ibnu Majah).
3. Questioner yang disebarkan.
4. Hasil wawancara dan observasi.
5. Standar Nasional seorang tenaga pendidik menurut Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
C. Hasil Yang Diharapkan

Peningkatan kompetensi sosial seorang guru akan memberikan dampak


positif bagi perilaku santri dengan berkurangnya pelanggaran disiplin,
memiliki adab yang baik, tidak adanya lagi vandalism dan kekerasan antar
santri.
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN

A. Nama Pelatihan
Nama kegiatan ini adalah “Pelatihan hubungan interpersonal guru
dan murid sebagai upaya peningkatan pemberantasan permasalahan
sekolah”.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memberi pelatihan
bagaimana seorang guru membangun hubungan antara seorang guru dan
murid.
b. Tujuan Khusus
1) Mengatasi permasalahan kedisiplinan, adab, vandalism, kekerasan
melalui hubungan baik guru dan murid untuk memberikan pengaruh
yang baik.
2) Meningatkan kompetensi sosial guru sesuai dengan kompetensi yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah.
3) Upaya peningkatan prestasi sekolah dengan harapan hubungan
interpersonal yang baik antara guru dapat meningkatkan minat belajar.
C. Perkiraan Waktu
Pelatihan pada akan diadakan pada :
Hari / Tanggal :
Waktu  :
Tempat  :

D. Unit Kompetensi
1. Knowledge : guru mampu menghadirkan masalah-masalah yang
dialaminya dan mampu menyadari problem yang ada dalam pikirannya.

2. Skill : guru mampu mengolah permasalahan yang dimiliki dan mencari


problem solving dari permasalahan yang dialami oleh siswa.

3. Afektif : guru mampu mengendalikan hubungan baik dengan siswa.


E. Persyaratan Peserta Pelatihan dan Fasilitas
Sasaran dari kegiatan pelatihan ini adalah : semua guru SMP.
F. Persyaratan Instruktur
1. Pendidikan :
a) Lulusan psikologi yang berkonsentrasi pada bidang pendidikan
b) Berpegalaman di bidang pendidikan
c) Memiliki kemampuan verbal dan nonverbal
d) Memilki ketrampilan dalam beradaptasi
2. Persyaratan Kompetensi
a) Teknis : Mampu menguasai materi yang akan dijabarkan tentang
psikologi remaja awal dan juga membanguna hubungan interpersonal
antara guru dan siswa.
b) Metodologi :
 Menguasi metode ceramah dan presentasi
3. Pengalaman Kerja : pernah menjadi pembicara dalam tema yang sama
atau merupakan seorang sarjana yang berfokus kepada spesialiasi
psikologi di bidang pendidikan.
G. Metode dalam Pelatihan
2. Ceramah
a) Tujuan : Metode ini dilakukan pelatih untuk menjelaskan kepada
peserta pelatihan terkait jalannya pelatihan tersebut. Metode ini
dilakukan sebelum proses pelatihan dimulai yaitu dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
peserta pelatihan terkait psikologi remaja dan membangun hubungan
interpersonal antara guru dan murid.
b) Waktu :
c) Fasilitas : LCD, Laptop, alat tulis, meja dan kursi.
d) Prosedur : memberikan pretest dilanjutkan dengan pelatih
memberikan penjelasan mengenai bagaimana psikologi remaja dan
membangun hubungan interpersonal antara guru dan murid. Diakhiri
dengan post test tentang kepuasaan pelatihan yang diberikan.
b. Anggaran Kegiatan
Agar kegiatan ini dapat berjalan dengan maksimal, maka diperlukan
dana sebesar yang bersumber dari : dana sekolah
H. Sesi acara secara detail
Untuk detail acara secara lengkapnya terdapat pada lampiran halaman
belakang.
BAB III
PENUTUP

Guru dan murid adalah dua komponen utama sebuah Negara dalam
menghadapi tantangan global yang lebih rumit. Menurut Santrock (2014) yang
merupkan tokoh psikologi perkembangan menyebutkan bahwa masa remaja
merupakan dimana orang yang dianggap dekat dengan mereka akan
memberikan pengaruh bagaimana cara mereka berpikir dan berperilaku.
Diharapkan dengan pelatihan ini seorang guru mampu untuk menjadi
seseorang yang dekat dengan para murid sehingga mampu untuk mengontrol
perilaku dari para santri.

Demikian proposal ini kami buat, sebagai gambaran bagi pelaksanaan


“HUBUNGAN INTERPERSONAL GURU DAN MURID” sebagai suatu
bentuk pelatihan yang memiliki tujuan untuk sarana belajar bagi mahasiswa
dan sebuah solusi bagi institusi.
Lampiran 1
Jadwal Acara
“Pelatihan hubungan interpersonal guru dan murid sebagai upaya
peningkatan pemberantasan permasalahan sekolah”
SMP Ar-Rahmah Tahfidz Hidayatullah Malang

N waktu Acara Keterangan Pemateri


o
1 08.00 – Pembukaan Dibuka oleh kepala Ust. Nurcholis
08.30 sekolah dan ketua
panitia
2 08.30 – Kontrak Sediakan papan
08.45 Belajar khusus atau kertas
(Training) karton untuk
menempel hasil
perjanjian kontrak
forum
3 08.45 – Bagaimana Pengenalan psikologi
10.30 Menjadi Guru remaja dan bagaimana
Inspiratif menjadi sosok yang
bisa menginspirasi
para siswa
4 10.30 – Coffee break Jamuan snack dan
10.45 minuman
5 10.45 – Bagaimana Bagaimana membuat
11.30 Menjadi Guru suasana kelas selalu
Kreatif hidup dan meraih
atensi siswa.
6 11.30 – ISHOMA Istirahat, sholat dan
13.00 makan siang
7 13.00 - Bagaimana Pelatihan public
14.15 Menjadi Guru speaking dan public
yang Unggul relation dan
prakteknya
8 14.15 – Brainstorming Review hasil dari
14.45 dan Review workshop dipaparkan
sebagai bahan
pegangan dan di share
ke setiap staff pengajar
9 14.45 – Penutupan Penutupan
15.00
Daftar pustaka
- https://www.kemdikbud.go.id/main/tentang-kemdikbud/visi-dan-misi
- https://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Kompetensi_Guru
- https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/974/788
TUJUAN
a. PESERTA PKL
- Tempat untuk melihat bagaimana bertemu dengan sistem yang lebih
besar.
- Sebagai sarana bagi kami untuk mempraktekan keilmuan secara teoritis
ataupun secara praktis yang sudah didapatkan.
b. SEKOLAH
- Memberikan solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh
sekolah dalam bidang psikologi.
MANFAAT
a. PESERTA PKL
- Sebagai saran untuk mempersiapkan diri guna melihat bagaimana cara
bekerja sebagai seorang professional dimasa depannya.
b. SEKOLAH
- Memberikan saran dan rekomendasi yang bersifat konstruktif bagi
kemajuan sekolah.
PIHAK YANG TERLIBAT
a. PESERTA PKL
b. SEKOLAH
c. FAKULTAS

Anda mungkin juga menyukai