PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa adalah kualitas Aparatur Sipil
Negara (ASN). Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara (ASN)
adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi pemerintah dan diserahi tugas negara
lainnya serta digaji berdasarkan peraturan perundang – undangan. Oleh sebab itu
seorang ASN harus memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan jabatan yang
diampunya.
Sebagai pelayan masyarakat ASN harus memiliki nilai – nilai dasar yang
terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
Kelima nilai tersebut saling terhubung dan diakronimkan menjadi ANEKA. ASN
dapat diibaratkan sebagai mesing penggerak yang mampu mendorong peradaban
baru dalam sistem pemerintahan. Oleh karenanya seorang ASN harus mampu
berpikir logis, kritis, inovatif, dan terus mengembangkan potensinya. Maka dari itu
pendidikan atau pelatihan dasar bagi para calon ASN sangatlah diperlukan.
Pelatihan tersebut sebagaimana yang telah diatur dalam Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia (PERLAN) Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
1
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh para pendidik sekarang ini adalah
pandemi. Pandemi memberikan pengaruh besar terhadap gaya hidup,
perekonomian, bahkan sampai pada kebijakan – kebijakan di dunia pendidikan.
Pembelajaran tidak lagi dilakukan dengan full tatap muka melainkan diselingi
dengan sistem daring atau online. Pembelajaran daring sebenarnya sejalan dengan
teori pembelajaran konstruktivisme dimana pengetahuan peserta didik disusun oleh
mereka sendiri melalui proses belajar. Ditambah dengan dimulainya era revolusi
industri 4.0 menjadikan pembelajaran daring menjadi suatu hal yang lumrah untuk
dilakukan. Kondisi di lapangan daring memang membuat aspek kognitif sebagian
peserta didik lebih berkembang namun tidak dengan aspek afektifnya.
Padahal tugas seorang guru, utamanya guru PPKN tidak hanya membangun
aspek kognitif peserta didik tetapi juga menanamkan nilai dan membangun karakter
peserta didiknya. Kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik pada saat
pembelajaran daring menjadi salah satu kendala bagi pendidikan karakter peserta
didik. Pada kesempatan tatap muka sebagian peserta didik kesulitan menyanyikan
lagu nasional saat ditunjuk, tidak hafal nama teman sekelasnya, bahkan tidak berani
menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat saat diminta.
2
muncul pada diri peserta didik. Pada pembelajaran tatap muka atau luring peserta
didik memiliki kesempatan untuk mendengarkan penjelasan secara langsung dari
guru, melakukan kegiatan yang bervariasi, bahkan berinteraksi dengan teman
sebayanya. Kegiatan – kegiatan semacam itu membantu peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan sosialnya. Oleh karena itu guru harus mampu
memunculkan suasana dan kondisi kelas ketika luring meskipun kegiatan
pembelajaran dilakukan secara daring.
Nilai – nilai yang ingin penulis tanamkan disini secara spesifik adalah apa
yang sekarang kita kenal sebagai 6 profil pelajar Pancasila. Nilai yang pertama
3
adalah beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Pelajar
Pancasila diharapkan mampu menerapkan nilai – nilai yang baik menurut
agamanya. Sekaligus memiliki akhlak pribadi, akhlak terhadap sesama manusia,
alam dan juga akhlak bernegara. Kedua adalah berkebhinnekaan global dimana
mereka dituntuk untuk dapat mempertahankan budaya leluhur, lokalitas, dan
identitas. Namun juga mampu berpikiran terbuka terhadap kebudayaan lain. Nilai
ketiga adalah gotong royong. Nilai ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi,
kepedulian, serta rasa ingin berbagi kepada lingkungan sekitar. Keempat adalah
mandiri yang merupakan kunci penting dalam menjalani kehidupan. Kelima adalah
bernalar kritis atau kemampuan menganalisa informasi, mengevaluasi dan
menyimpulkannya. Keenam adalah kreatif agar mereka mampu memunculkan ide –
ide inovatif.
B. Tujuan
1) Tujuan Jangka Pendek
a. Melaksanakan substansi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) di SMPN 9 Malang
b. Menyamakan kualiatas pembelajaran PPKN antara daring dan luring
4
a. Membiasakan guru, wali murid, dan peserta didik bersinergi dan terlibat dalam
pendidikan karakter untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
C. Manfaat
1) Internal
a. Dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran ppkn terutama secara
daring
b. Dapat menjadi media untuk pembentukan karakter pada pembelajaran PPKN
baik secara daring maupun luring
2) Eksternal
a. Sebagai salah satu referensi pengunaan flipbook untuk pembentukan karakter