Di akhir tahun 2019, dunia terjangkit wabah Covid 19 ( Corona Virus Disease ).
Banyak negara yang menjadi korban virus tersebut, tidak terkecuali Indonesia. Covid
19 menjadi pandemi yang menyebabkan krisis di berbagai bidang seperti sosial,
ekonomi, psikologis dan Pendidikan. Sejak adanya pandemi, mengharuskan
Pendidikan beradaptasi dengan keadaan. Setiap pelaksana Pendidikan keluar dari
zona nyaman pembelajaran tatap muka menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Indonesia adalah negara yang berdasar Pancasila. Dalam menghadapi pandemi,
Pancasila menjadi dasar untuk bertindak. Karakteristik bangsa Indonesia yaitu
mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan persoalan. Semua warga negara
mempunyai kewajiban yang sama untuk mengatasinya.
Setiap sila dalam Pancasila, mempunyai peran tersendiri dalam upaya mengatasi
pandemi, khususnya dalam bidang Pendidikan.
1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Semua yang ada di dunia, baik manusia, hewan maupun tumbuhan adalah
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan telah memberi hikmah pada
setiap peristiwa yang terjadi. Dengan adanya covid 19, kita mempunyai lebih
banyak waktu luang yang dapat dipergunakan untuk lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan.
Dalam dunia Pendidikan, dipergunakan orang tua untuk memantau
perkembangan belajar anak. Sebelum ada pandemi, pembelajaran yang
dilakukan adalah tatap muka. Solusi yang diberikan pemerintah agar
pembelajaran dapat terus berlangsung adalah dengan belajar dari rumah. PJJ
diharapkan menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan merata bagi setiap
peserta didik seperti tatap muka.
Modal dasar pengembangan PJJ adalah nilai – nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, dapat diterapkan kepada peserta
didik dengan menanamkan sikap toleransi antar pemeluk agama, saling
menghormati dan menghargai ketika pemeluk agama lain sedang
menjalankan ibadah. Nilai – nilai dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan, semua tercantum dalam Pancasila.
Indonesia dikenal sebagai negara yang memegang teguh adat ketimuran
yaitu perilaku menghargai dan menghormati orang lain. Hal tersebut tidak
didapatkan secara langsung oleh semua orang. Akan tetapi, ada jasa seorang
guru dibalik bangsa yang beradab. Majunya sebuah negara dapat dilihat dari
pendidikannya. Hal tersebut tidak dapat terlepas dari peran seorang guru.
Guru merupakan akar dari sebuah sistem Pendidikan. Sebuah pohon dapat
tumbuh menjadi besar karena ada akar yang kuat. Guru adalah pahlawan
Pendidikan yang berperan penting dalam menghasilkan putra putri bangsa
yang berkarakter Pancasila.
Kelima nilai utama karakter saling berhubungan satu dengan yang lain, dan
berkembang secara dinamis menciptakan keutuhan secara personal. Nilai-
nilai utama lainnya baik secara kontekstual maupun universal perlu
dikembangkan dimanapun Pendidikan karakter dimulai. Sebagai titik awal
menciptakan generasi Pancasila adalah menumbuhkan karakter sila
Ketuhanan Yang Maha Esa di hati peserta didik.
Mengatasi pandemi tidak dapat dilakukan tanpa rasa gotong royong dan
kerjasama setiap warga negara. Mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap
dirumah, menggunakan masker dan menjaga jarak aman adalah hal yang
dapat kita lakukan. Tetap menjaga persatuan dan kesatuan adalah kunci
utama keluar dari pandemi.
Guru ingin memberikan yang terbaik untuk peserta didik dalam menjadikan
PJJ lebih bermakna. Setelah proses pembelajaran selesai, guru
menggunakan metode yang tepat dalam melakukan evaluasi. PJJ sangat
terbantu oleh kemajuan teknologi. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran,
guru dapat menggunakan instrumen-instrumen berikut, diantaranya:
a. Tugas
Pada pelaksanaan PJJ, jumlah jam setiap muatan pelajaran
dilaksanakan sesuai kondisi satuan Pendidikan masing-masing
dengan memetakan setiap kompetensi dasar. Tugas atau evaluasi
adalah instrument penilaian yang digunakan untuk mengukur
ketercapaian materi yang telah dipelajari. Namun dalam PJJ
dilakukan beberapa penyesuaian yaitu menghindari memberikan
tugas tanpa menyampaikan materi terlebih dahulu. Kreativitas guru
dalam memanfaatkan teknologi seperti presentasi Zoom, membuat
power point, video pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan
minat peserta didik pada materi yang disampaikan. Sehingga pada
saat perserta didik mengerjakan tugas, tidak menemukan kesulitan
yang berarti.
b. Ulangan
Untuk mengetahui ketercapaian materi pada peserta didik, dapat
melalui ulangan. Pada PJJ, guru tidak dapat mengawasi peserta
didik mengerjakan ulangan, sehingga diperlukan penyesuaian
peraturan ulangan. Misalnya ulangan dapat dikerjakan dengan
berbagai aplikasi yang dapat mengukur kemampuan peserta didik
menjawab soal dengan cepat dan tepat tanpa membuka buku.
Guru juga dapat memberikan ulangan dengan batas waktu yang
tepat sehingga tidak memungkinkan peserta didik untuk melihat
materi selama ulangan berlangsung.
c. Diskusi
Mampu bekerjasama, berjuang bersama bukan hanya untuk dirinya
sendiri adalah salah satu indikasi peserta didik yang berkarakter
Pancasila. Pada pembelajaran tatap muka, kita mengenal tutor
sebaya, maka pada PJJ ada tuton (tutor online) yang sebelumnya
ditunjuk oleh guru. Dalam proses diskusi diperlukan suasana yang
komunikatif dan luwes supaa peserta didik dapat terlibat aktif.
d. Produk
PJJ yang berlangsung lama, akan menimbulkan kejenuhan pada
peserta didik. Jika tidak segera diatasi, maka akan menghasilkan
pembelajaran yang tidak optimal. Oleh karena itu, diperlukan
langkah-langkah untuk mengatasi kejenuhan tersebut. Guru dapat
memberikan tugas yang dapat melatih kreativitas peserta didik,
misalnya memanfaatkan limbah organik untuk membuat kerajinan
sehingga dapat menghasilkan sebuah produk.
Kemampuan peserta didik tidak hanya diukur dari seberapa bagus mencetak
nilai, namun proses dalam menyelesaikan persoalan menjadi hal penting
yang harus mendapat perhatian. Sejatinya, tujuan Pendidikan adalah
mendidik menjadi manusia yang lebih baik.