Anda di halaman 1dari 6

Tugas Diskusi

Mata Kuliah: Pendidikan Karakter


Kelas: A02
Anggota kelompok :
1. Lala Aurelia Nur Putri (41154030200038)
2. Erviana Nuraena (41154030200049)
3. Mochamad Faris Al-Ghazy B (41154030200050)

Soal 1:
Fokus pendidikan karakter di sekolah dasar tertuju pada upaya membangun dan menerapkan
profil pelajar Pancasila. Berikan ulasan atas pernyataan tersebut!

Jawaban:
Pendidikan karakter di sekolah dasar sering difokuskan pada pembangunan dan penerapan
Profil Pelajar Pancasila karena Pancasila merupakan dasar falsafah dan nilai-nilai yang menjadi
landasan bangsa Indonesia. Alasan utama di balik fokus ini meliputi:
1. Kebijakan Pendidikan Nasional: Pancasila adalah asas negara Indonesia yang tercermin
dalam UUD 1945. Pendidikan karakter yang didasarkan pada Pancasila sejalan dengan
visi pendidikan nasional yang mengutamakan pembentukan karakter bangsa yang kuat.
2. Nilai-Nilai Universal: Prinsip-prinsip Pancasila seperti gotong royong, keadilan,
persatuan, demokrasi, dan kemanusiaan memiliki relevansi universal dan mampu
menjadi dasar bagi pembentukan karakter yang baik bagi siswa.
3. Menghargai Keberagaman: Pancasila mengajarkan menghargai dan merangkul
keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga pendidikan karakter
berbasis Pancasila mempromosikan toleransi, menghormati perbedaan, dan kerukunan
antarindividu.
4. Memupuk Kebangsaan: Fokus pada Profil Pelajar Pancasila membantu siswa
memahami jati diri sebagai warga negara Indonesia yang memiliki tanggung jawab
terhadap bangsa dan negara, serta menginternalisasi nilai-nilai kebangsaan.
5. Kohesi Sosial: Nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong dan persatuan menjadi
landasan untuk membentuk sikap saling membantu, peduli terhadap sesama, dan
memperkuat hubungan sosial di masyarakat.
Dengan memusatkan pendidikan karakter pada Profil Pelajar Pancasila, sekolah dasar
bertujuan untuk membentuk generasi muda yang memiliki karakter yang kokoh, berintegritas,
bertanggung jawab, dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.
Soal 2:
Kesuksesan pendidikan karakter di SD terikat dengan profesionalisasi peran guru, khususnya
saat merancang dan mengimplementasikannya dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran
di sekolah. Profil guru bagaimanakah yang memenuhi syarat tersebut.

Jawaban:
Guru yang efektif dalam merancang dan mengimplementasikan pendidikan karakter di SD
memiliki profil yang mencakup beberapa hal:
1. Keterampilan Pedagogis yang Unggul: Memiliki kemampuan dalam merancang
kurikulum yang mengintegrasikan pembelajaran karakter ke dalam mata pelajaran,
serta metode pengajaran yang mendukung perkembangan karakter siswa.
2. Kepedulian dan Empati: Mampu memahami kebutuhan individual siswa, memberikan
dukungan, dan membantu mereka dalam mengembangkan sikap-sikap positif.
3. Teladan yang Baik: Menjadi contoh yang baik dengan menunjukkan nilai-nilai karakter
yang diinginkan, seperti integritas, kesabaran, empati, dan kejujuran.
4. Keterlibatan dengan Siswa dan Orang Tua: Membangun hubungan yang baik dengan
siswa dan orang tua untuk memperkuat pengembangan karakter baik di sekolah maupun
di rumah.
5. Kemampuan Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif: Mengelola kelas dengan
efektif, menciptakan lingkungan yang aman, dan mendorong kolaborasi serta
kerjasama antara siswa.
6. Kemampuan Refleksi dan Pengembangan Diri: Terbuka terhadap umpan balik, selalu
mempertimbangkan perbaikan diri, dan terus belajar untuk meningkatkan pendekatan
dan praktik pembelajaran karakter.
7. Kesediaan untuk Kolaborasi: Bersedia bekerja sama dengan staf sekolah lainnya untuk
mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam semua aspek kegiatan sekolah.
Profil guru seperti ini akan menjadi pilar utama dalam suksesnya pendidikan karakter di
sekolah dasar karena mereka memiliki komitmen, keterampilan, dan kepemimpinan yang
diperlukan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan
karakter siswa.

Soal 3:
Perilaku bullying di kalangan siswa sekolah dasar merupakan salah satu bentuk penyimpangan
karakter baik. Sebagai seorang calon guru sekolah dasar, apa yang akan anda lakukan untuk
mengatasi hal tersebut?

Jawaban:
Mengatasi perilaku bullying di kalangan siswa sekolah dasar memerlukan pendekatan yang
holistik. Langkah yang bisa diambil antara lain:
1. Pendidikan Prasekolah: Membangun kesadaran sejak dini tentang pentingnya sikap
menghormati dan toleransi terhadap orang lain.
2. Penguatan Nilai-Nilai Positif: Mempromosikan nilai-nilai seperti empati, kerjasama,
dan menghormati perbedaan melalui pembelajaran di kelas.
3. Program Anti-Bullying: Mengadopsi program yang melibatkan siswa, guru, serta orang
tua dalam mengenali, mencegah, dan menangani bullying.
4. Konseling dan Dukungan Emosional: Memberikan bimbingan kepada korban dan
pelaku bullying untuk memahami konsekuensi perilaku mereka serta membantu
mereka mengatasi masalah.
5. Penguatan Peran Guru: Mendorong peran guru sebagai teladan yang mempromosikan
hubungan yang sehat dan mengelola konflik di antara siswa.
6. Kolaborasi dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua dalam mendukung langkah-
langkah pencegahan dan penanggulangan bullying di lingkungan sekolah.
7. Penegakan Kebijakan Sekolah: Menerapkan sanksi yang sesuai bagi pelaku bullying
sesuai dengan kebijakan sekolah untuk menunjukkan bahwa perilaku tersebut tidak
dapat diterima.
8. Monitoring dan Evaluasi: Melakukan pemantauan secara rutin terhadap interaksi antar
siswa dan mengevaluasi efektivitas program anti-bullying yang telah diterapkan.
Melalui pendekatan ini, diharapkan kita sebagai calon guru dapat menciptakan lingkungan
yang aman dan mendukung di sekolah dasar yang meminimalisir perilaku bullying.

Soal 4:
Kemukaan keunggulan metoda “Pembelajaran Berbasis Proyek” menjadi salah satu metode
sangat disarankan untuk membentuk probadi berkarakter pelajar Pancasila?

Jawaban:
Metode “Pembelajaran Berbasis Proyek” memiliki beberapa keunggulan yang dapat
mendukung pembentukan karakter dan nilai-nilai Pancasila. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa pembelajaran berbasis proyek dapat dianggap sebagai meotde yang sangat disarankan
untuk tujuan tersebut:
1. Pengalaman praktis
PBL melibatkan pelajar dalam proyek dunia nyata yang memerlukan pemecahan
masalah dan aplikasi konsep-konsep yang dipelajari. Melalui pengalaman praktis ini,
pelajar dapat mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
seperti gotong royong, keadilan dan tanggung jawab.
2. Kolaborasi dan gotong royong:
PBL mendorong kerja sama dan kolaborasi diantara pelajar. Proyek-prpyek ini
seringkali memerlukan tim kerja, mempromosikan nilai gotong royong dan sikap saling
menghargai, yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, terutama sila ke-5 “keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
3. Kritis dan kreatif:
Melalui PBL pelajar diajak untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan
proyek-proyek mereka. Kemampuan ini sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang
mendorong untuk berpikir mandiri dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
4. Penerapan nilai moral:
PBL dapat dirancang untuk mengintegrasikan pembelajaran moral dan etika dalam
proyek. Ini dapat mencakup diskusi tentang nilai-nilai moral yang sesuai dengan
Pancasila, seperti kejujuran, integritas, dan rasa tanggung jawab.
5. Pengembangan karakter:
Melalui PBL, pelajar tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga
mengembangkan karakter dan kepribadiaan yang kuat. Proyek-proyek ini seringkali
menantang secara intelektual dan emosional, membantu membentuk ketahanan mental
dan sikap positif.
6. Relevansi kontekstual:
PBL memastikan bahwa pembelajaran memiliki relevansi kontekstual dengan
kehidupan sehari-hari dan masalah-masalah sosial. Hal ini dapat memperkaya
pemahaman pelajar tentang realitas sosial dan budaya Indonesia yang mencerminkan
nilai-nilai Pancasila.
Implementasi PBL yang efektif memerlukan perencanaan yang cermat dan dukungan dari
pendidik. Selain itu, penilain yang seimbang juga diperlukan untuk mengukur pemahaman
konsep dan pengembangan karakter pada pelajar.

Soal 5:
Membangun karakter baik tidak membutuhkan upaya sinergis dari tiga wilayah pendidikan,
yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Apa saran anda untuk membangun sirgitas ke tiga
wilayah tersebut guna membangun siswa berkarakter pelajar Pancasila?

Jawaban:
Untuk membangun sinergi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat guna membentuk siswa
berkarakter pelajar Pancasila, Anda dapat mempertimbangkan saran-saran berikut:
1. Komunikasi Terbuka dan Kolaborasi:
- Fasilitasi pertemuan rutin antara guru, orang tua, dan wakil masyarakat untuk
berdiskusi tentang perkembangan siswa.
- Gunakan teknologi (misalnya, grup WhatsApp atau forum online) untuk
mempermudah komunikasi dan kolaborasi antar stakeholder.
2. Pendidikan Keluarga:
- Libatkan orang tua dalam program pendidikan karakter di sekolah dengan
memberikan mereka pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila.
- Sediakan sumber daya dan pelatihan kepada orang tua agar mereka dapat
mendukung perkembangan karakter anak di rumah.
3. Program Pendidikan Karakter di Sekolah:
- Integrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum sekolah dengan cara yang
menarik dan relevan.
- Selenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, seminar, atau lokakarya yang fokus pada
pembentukan karakter, melibatkan siswa, guru, dan orang tua.
4. Pelibatan Masyarakat:
- Ajak tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat untuk memberikan ceramah atau
workshop tentang nilai-nilai Pancasila.
-
Dukung program-program yang melibatkan siswa dalam kegiatan sosial dan
kemanusiaan untuk meningkatkan kesadaran sosial mereka.
5. Model Perilaku Positif:
- Berikan contoh perilaku positif dalam komunitas, termasuk di antara guru, orang
tua, dan tokoh masyarakat.
- Kenalkan peran model peran yang baik dan berintegritas dalam menciptakan
lingkungan yang mendukung pembentukan karakter.
6. Evaluasi dan Pemantauan Bersama:
- Sediakan mekanisme evaluasi karakter yang melibatkan guru, orang tua, dan
masyarakat untuk memantau perkembangan siswa.
- Berikan umpan balik secara terbuka dan konstruktif untuk mendorong perbaikan
terus-menerus.
7. Kampanye Pendidikan Karakter:
- Selenggarakan kampanye pendidikan karakter di tingkat komunitas untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya karakter yang kuat dalam pembentukan
individu dan masyarakat.
Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan akan tercipta sinergi yang kuat antara
keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membangun siswa berkarakter pelajar Pancasila.

Soal 6:
Karakrer “malas dan tidak disiplin” merupakan lebel yang kerap jadi sindiran pada bangsa
Indonesia. Guna terhindar dari lebel buruk tersebut, apa yang akan anda lakukan untuk siswa
anda kelak?

Jawaban:
Untuk membantu siswa menghindari lebel buruk seperti "malas dan tidak disiplin," ada
beberapa strategi dan pendekatan yang dapat diambil:
1. Pembentukan Kesadaran Diri:
- Dorong siswa untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang potensi dan tujuan
mereka sendiri.
- Ajarkan refleksi diri agar mereka dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
mereka, serta menetapkan tujuan yang realistis.
2. Pengembangan Tujuan dan Rencana Studi:
- Bantu siswa untuk merencanakan langkah-langkah konkret menuju tujuan
akademis dan non-akademis.
- Ajarkan mereka cara mengatur waktu dan membuat jadwal studi yang efektif.
3. Bimbingan Karir:
- Sediakan informasi tentang berbagai jalur karir dan peluang setelah lulus sekolah.
- Diskusikan keterkaitan antara prestasi akademis dan tujuan karir yang diinginkan.
4. Model Perilaku Positif:
- Jadilah teladan yang baik sebagai pendidik atau orang tua dengan menunjukkan
sikap disiplin, tanggung jawab, dan komitmen terhadap tujuan.
- Libatkan tokoh-tokoh inspiratif atau alumni sukses sebagai pembicara tamu atau
mentor.
5. Keterlibatan Orang Tua:
- Dorong kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk memberikan dukungan
konsisten kepada siswa.
- Laksanakan pertemuan rutin untuk berkomunikasi tentang perkembangan siswa dan
merencanakan strategi bersama.
6. Pendidikan Karakter:
- Selenggarakan program pendidikan karakter yang fokus pada nilai-nilai seperti
disiplin, tanggung jawab, ketekunan, dan kerja keras.
- Dukung pembentukan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler, proyek sosial, atau
kegiatan pengembangan diri lainnya.
7. Penilaian Formatif:
- Gunakan penilaian formatif untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan
membantu siswa memahami area di mana mereka perlu meningkatkan diri.
- Libatkan siswa dalam proses evaluasi dan pengembangan tujuan belajar mereka.
8. Bimbingan dan Konseling:
- Sediakan layanan bimbingan dan konseling yang dapat membantu siswa mengatasi
hambatan pribadi atau akademis.
- Kembangkan hubungan yang positif antara guru dan siswa untuk menciptakan
lingkungan yang mendukung perkembangan pribadi.
Melalui kombinasi dari pendekatan ini, diharapkan siswa dapat mengembangkan sikap positif
terhadap belajar, menghindari perilaku malas dan tidak disiplin, serta mencapai
potensi penuh mereka.

Anda mungkin juga menyukai