Anda di halaman 1dari 3

Nama : Leni Yunita Widodo

NIM : 2398011961
Prodi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan Nasional

Aksi Nyata – Pancasila bagi Saya

Dalam menghayati Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dalam konteks
pendidikan abad ke-21, serta mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang berpihak pada peserta
didik tidaklah mudah. Ada beberapa beberapa tantangan yang harus dihadapi, diantaranya yaitu:

1. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing: Dalam era globalisasi, budaya asing dan nilai-
nilai yang berbeda dapat bersaing dengan nilai-nilai nasional, termasuk Pancasila.
Menciptakan pemahaman dan keterlibatan yang kuat terhadap Pancasila di tengah
pengaruh budaya asing menjadi tantangan.
2. Kurangnya Sumber Daya dan Pelatihan: Implementasi kurikulum yang mencakup nilai-
nilai Pancasila memerlukan sumber daya, pelatihan guru, dan materi pembelajaran yang
memadai. Banyak sekolah di Indonesia masih mengalami kekurangan sumber daya, yang
dapat menghambat upaya ini.
3. Pengukuran Karakter yang Tidak Mudah: Mengukur perkembangan karakter siswa,
seperti integritas, tanggung jawab, dan kejujuran, tidak selalu mudah. Penilaian karakter
tidak selalu mengikuti pendekatan kuantitatif tradisional, sehingga diperlukan metode
pengukuran yang relevan.
4. Kesenjangan Pendidikan: Beberapa wilayah di Indonesia masih menghadapi
kesenjangan dalam akses pendidikan berkualitas. Memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila
diterapkan merata di seluruh negeri adalah tantangan dalam memastikan pendidikan yang
berpihak pada peserta didik.
5. Peran Orang Tua dan Masyarakat: Meningkatkan peran orang tua dan masyarakat
dalam pendidikan karakter dapat menjadi tantangan. Terkadang, orang tua mungkin kurang
terlibat dalam pendidikan karakter anak-anak mereka.
6. Penggunaan Teknologi Digital: Teknologi digital membawa manfaat besar, tetapi juga
menghadirkan tantangan dalam hal pengawasan dan pengendalian pengaruh yang ada di
internet. Anak-anak dapat terpapar pada informasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
7. Pengembangan Profil Pelajar Pancasila yang Konsisten: Mengembangkan profil
pelajar Pancasila yang konsisten di seluruh negeri memerlukan koordinasi yang baik antara
berbagai lembaga pendidikan dan otoritas pendidikan.
8. Pemahaman dan Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat perlu memahami peran mereka
dalam mendukung pendidikan karakter. Ini melibatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam membangun masyarakat yang beretika dan adil.
9. Pendidikan Inklusif: Mewujudkan pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam
konteks inklusifitas, di mana setiap anak memiliki akses yang setara, adalah tantangan yang
perlu diatasi.
10. Pemberdayaan Peserta Didik: Mendorong peserta didik untuk aktif menghayati dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila memerlukan pendekatan yang memungkinkan mereka
untuk berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan dan pengembangan karakter.

Kemudian untuk mengatasi tantangan-tantangan ini memerlukan komitmen dan upaya


bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan masyarakat. Dengan
perencanaan yang baik, pelatihan, sumber daya yang memadai, dan pendekatan yang inklusif,
implementasi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 agar dapat berhasil dengan baik.

Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia memiliki peran kunci dalam
pendidikan di sekolah abad ke-21. Demikian pula, perwujudan Profil Pelajar Pancasila yang
berpihak pada peserta didik dalam pendidikan saat ini adalah penting. Berikut adalah cara
bagaimana Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila dapat diimplementasikan di sekolah:

1. Pengintegrasian Pancasila dalam Kurikulum:


• Pancasila harus menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah, termasuk sebagai
mata pelajaran terpisah dan dalam konteks mata pelajaran yang ada.
• Pengajaran nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dalam berbagai mata pelajaran,
seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Sejarah, atau bahkan Mata Pelajaran Bahasa.
2. Pengembangan Materi Pembelajaran yang Relevan:
• Mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dan menarik yang
mengilustrasikan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
• Menggunakan studi kasus, permainan peran, dan diskusi untuk membantu siswa
memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini.
3. Pelatihan Guru:
• Melatih guru untuk mengajar nilai-nilai Pancasila dan membantu mereka
memahami cara mengintegrasikannya dalam pembelajaran.
• Guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang Pancasila dan cara
menyampaikannya secara efektif kepada siswa.
4. Evaluasi yang Holistik:
• Menerapkan sistem evaluasi yang mencakup pengukuran pengetahuan,
pemahaman, dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku siswa.
• Melibatkan penilaian non-akademik, seperti proyek, portofolio, atau evaluasi oleh
rekan sebaya, untuk mengukur perkembangan karakter siswa.
5. Keterlibatan Orang Tua:
• Melibatkan orang tua dalam proses pendidikan dan memberi mereka pemahaman
tentang nilai-nilai Pancasila.
• Orang tua dapat mendukung pendidikan moral anak-anak mereka di rumah dan
bekerjasama dengan sekolah.
6. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila:
• Mengembangkan profil pelajar Pancasila yang mencakup karakteristik dan perilaku
yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
• Menggunakan profil ini sebagai panduan bagi peserta didik dalam mengembangkan
karakter mereka.
7. Kegiatan Ekstrakurikuler:
• Mendorong kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung penerapan nilai-nilai
Pancasila, seperti kegiatan sosial, kemanusiaan, dan kepedulian lingkungan.
• Kegiatan ini memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam tindakan nyata.
8. Kemitraan dengan Organisasi Masyarakat:
• Bekerjasama dengan organisasi seperti Pelajar Pancasila (PPP) untuk mendukung
pendidikan nilai-nilai Pancasila dan karakter.
• Organisasi masyarakat dapat membantu dalam mengorganisir kegiatan-kegiatan
yang mendukung nilai-nilai Pancasila di sekolah.
9. Kontinuitas Pendidikan Karakter:
• Memastikan bahwa pendidikan karakter adalah pendekatan yang berkelanjutan dan
berlaku di seluruh sistem pendidikan, dari pendidikan dasar hingga perguruan
tinggi.
10. Penggunaan Teknologi Secara Bijak:
• Memastikan bahwa teknologi digital digunakan secara bijak dalam pendidikan dan
tidak mengganggu pemahaman siswa terhadap nilai-nilai Pancasila atau etika yang
ditanamkan.
11. Pendidikan Inklusif:
• Mewujudkan pendidikan yang inklusif dan merata, di mana setiap siswa memiliki
kesempatan yang setara untuk mengakses dan memahami nilai-nilai Pancasila.

Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila seharusnya menjadi panduan bagi sistem pendidikan di
Indonesia. Dengan integrasi yang kuat, pelatihan guru, dan peran aktif dari semua pemangku
kepentingan, nilai-nilai Pancasila dapat diwujudkan dalam pendidikan yang berpihak pada peserta
didik, membentuk generasi masa depan yang beretika, bertanggung jawab, dan peduli terhadap
sesama dan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai