Anda di halaman 1dari 3

Nama : Wahyu Purnomo

NIM : 2300103911100026
Kelas : IPS - F

Observasi Secara Kritis Apa Tantangan Menghayati Pancasila Sebagai Entitas Dan
Identitas Bangsa Indonesia Dan Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Pada Pendidikan
Yang Berpihak Pada Peserta Didik Dalam Pendidikan Abad Ke-21.

Menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia, serta mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila dalam pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad
ke-21, melibatkan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Berikut adalah beberapa tantangan
kritis yang mungkin dihadapi dalam proses ini:
1. Kekinian dan Relevansi Nilai-nilai Pancasila: Tantangan utama adalah memastikan
bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan dapat diterapkan dalam konteks sosial,
budaya, dan politik yang terus berubah. Perubahan dalam tuntutan dan dinamika
masyarakat dapat membuat beberapa aspek Pancasila tampak ketinggalan zaman.
2. Pendidikan Karakter yang Konsisten: Pendidikan karakter yang berpusat pada
Pancasila memerlukan konsistensi dalam pengajaran dan pengembangan karakter
siswa. Hal ini dapat menjadi sulit jika berbagai lembaga pendidikan memiliki
pendekatan yang berbeda dalam mendidik karakter siswa.
3. Pengembangan Keterampilan 21st Century: Selain nilai-nilai moral, siswa juga
perlu dilengkapi dengan keterampilan abad ke-21 seperti literasi digital, pemecahan
masalah, dan komunikasi efektif. Menggabungkan nilai-nilai Pancasila dengan
perkembangan keterampilan ini adalah tantangan yang perlu diatasi.
4. Perubahan Paradigma Pendidikan: Pendidikan abad ke-21 mengedepankan
pendekatan yang berpusat pada siswa, yang mendorong partisipasi aktif, pemecahan
masalah, dan eksplorasi mandiri. Menyelaraskan ini dengan nilai-nilai Pancasila
memerlukan penyesuaian dalam cara pendidikan dikelola.
5. Inklusivitas dan Pengakuan Terhadap Keragaman: Indonesia adalah negara yang
sangat beragam dalam hal budaya, agama, dan bahasa. Tantangan mencakup
bagaimana menghayati Pancasila sekaligus mengakui dan menghormati keragaman ini
dalam pendidikan.
6. Kualitas Pendidik: Guru adalah aktor kunci dalam mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila. Meningkatkan kompetensi guru dalam mendidik nilai-nilai Pancasila serta
memahami perkembangan pendidikan abad ke-21 adalah suatu tantangan.
7. Penggunaan Teknologi: Sementara teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam
mendukung pembelajaran, ada tantangan dalam memastikan bahwa penggunaan
teknologi dalam pendidikan tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan tidak
mengaburkannya.
8. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat: Membuat orang tua dan masyarakat
berpartisipasi aktif dalam mendukung pendidikan berbasis Pancasila adalah tantangan.
Memastikan kolaborasi antara sekolah dan keluarga adalah hal yang penting.
9. Evaluasi dan Pemantauan: Tantangan terkait evaluasi dan pemantauan mencakup
bagaimana mengukur secara efektif pemahaman siswa tentang Pancasila dan
perkembangan karakter mereka, serta mengukur dampak pendidikan Pancasila pada
masyarakat.
10. Perubahan Sosial dan Politik: Tantangan politik dan perubahan sosial dapat
memengaruhi pandangan dan pendekatan terhadap Pancasila. Dalam situasi di mana
perbedaan pendapat politik meningkat, menjaga kesatuan dalam keragaman menjadi
lebih sulit.
Mengatasi tantangan ini memerlukan kerjasama dan komitmen yang kuat dari pemerintah,
lembaga pendidikan, guru, siswa, dan masyarakat secara luas. Selain itu, pendekatan kontinu
untuk mengevaluasi dan meningkatkan pendidikan Pancasila dan Profil Pelajar Pancasila perlu
diterapkan untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap menjadi fondasi identitas
bangsa Indonesia dalam pendidikan abad ke-21.

Bagaimana Pancasila Sebagai Entitas Dan Identitas Bangsa Indonesia Dan Perwujudan
Profil Pelajar Pancasila Pada Pendidikan Yang Berpihak Pada Peserta Didik Dalam
Pendidikan Abad Ke-21 Di Ekosistem Sekolah (Kelas).

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwujudan Profil Pelajar
Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 dapat diimplementasikan dalam ekosistem sekolah,
termasuk dalam konteks kelas, melalui berbagai pendekatan dan praktik. Berikut adalah
beberapa langkah yang dapat diambil dalam kelas untuk mencapai tujuan ini:
Integrasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kurikulum:

• Pastikan bahwa nilai-nilai Pancasila, sejarah, dan maknanya diintegrasikan ke dalam


kurikulum mata pelajaran yang ada. Misalnya, dapat menggambarkan bagaimana
Pancasila mencerminkan nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan.
Pendekatan Interdisipliner:
• Fasilitasi kolaborasi antar-guru dan mata pelajaran untuk mengembangkan proyek
interdisipliner yang menyoroti nilai-nilai Pancasila dalam berbagai konteks, termasuk
ilmu sosial, bahasa, seni, dan lainnya.
Menggunakan Kasus dan Studi Kasus:
• Gunakan kasus atau studi kasus nyata yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa
untuk membangkitkan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dan bagaimana mereka
dapat diterapkan dalam situasi dunia nyata.

Diskusi Terbuka:
• Fasilitasi diskusi terbuka di kelas tentang nilai-nilai Pancasila dan relevansinya dengan
berbagai isu sosial dan politik saat ini. Diskusi ini harus memberikan siswa kesempatan
untuk menyuarakan pandangan mereka.
Penggunaan Teknologi:
• Manfaatkan teknologi dalam pembelajaran dengan menghadirkan sumber daya digital,
misalnya video, cerita interaktif, atau platform e-learning yang dirancang untuk
mendidik siswa tentang Pancasila.
Kegiatan Proyek:
• Dukung siswa untuk mengembangkan proyek atau inisiatif sosial yang berfokus pada
nilai-nilai Pancasila, seperti program pengabdian masyarakat, aksi sosial, atau proyek
lingkungan.
Pembelajaran Berbasis Kasus:
• Gunakan studi kasus atau skenario untuk meminta siswa mempertimbangkan situasi
yang melibatkan pertentangan nilai dan etika, dan berdiskusi tentang bagaimana
Pancasila dapat memberikan arahan dalam menghadapinya.
Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat:
• Selibatkan orang tua dan masyarakat dalam upaya pendidikan Pancasila di sekolah.
Mereka dapat memberikan wawasan tambahan, mendukung proyek-proyek sekolah,
atau berpartisipasi dalam kegiatan terkait Pancasila.
Pemantauan dan Evaluasi:
• Laksanakan pemantauan dan evaluasi rutin untuk mengukur sejauh mana siswa
memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Ini dapat dilakukan melalui ujian,
proyek, atau penilaian lainnya.
Pemberian Contoh oleh Guru:
• Guru harus menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Mereka harus menunjukkan bagaimana nilai-nilai ini dapat dihayati dalam
tindakan nyata.
Kegiatan Ekstrakurikuler:
• Aktivitas seperti klub Pancasila, diskusi etika, atau kegiatan sosial di luar jam pelajaran
dapat membantu siswa menghayati dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam suasana
yang lebih santai.
Promosi Kepemimpinan Siswa:
• Mendukung perkembangan kepemimpinan siswa yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Siswa yang terlibat dalam organisasi sekolah atau kegiatan ekstrakurikuler
dapat mempraktikkan nilai-nilai ini dalam peran kepemimpinan mereka.
Mengintegrasikan Pancasila sebagai entitas dan identitas bangsa Indonesia dan Profil Pelajar
Pancasila dalam pendidikan abad ke-21 adalah upaya yang berkelanjutan. Itu memerlukan
kolaborasi antara guru, siswa, orang tua, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung pemahaman dan praktik nilai-nilai Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai