NPM : 1813053101
Prodi/Kelas : PGSD/ 4 C
Mata Kuliah : Pendidikan Budi Pekerti
Dosen Pengampu : 1. Ujang Efendi, M.Pd
2. Dra. Loliyana, M.Pd
Jawab :
Untuk menanamkan nilai budi pekerti (10 nilai) atau mengimplementasikan nilai-
nilai budi pekerti secara khusus dapat dilakukan melalui 4 strategi yaitu:
a) Materi yang berkaitan dengan akhlaqul karimah (akhlak mulia) berkaitan pula
dengan materi budi pekerti luhur.
b) Materi yang berkaitan dengan rasa syukur atas hikmat didalam pelajaran agama
dapat dikaitkan dengan materi pandai bersyukur dalam materi budi pekerti
Materi PKn yang mengandung materi budi pekerti harus dikaitkan antara
keduanya. Semua pokok bahasan PKn mengandung materi budi pekerti, hanya
saja dalam penyampaiannya guru PKn harus dengan cermat dalam menyampaikan
materi kepada para siswa.
Strategi ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah atau contoh dalam
kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut :
a. Keteladanan
Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga
pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi peserta didik di
sekolah. Contohnya yaitu jika guru ingin mengajarkan kesabaran kepada peserta
didik, maka terlebih dahulu guru harus mampu menjadi sosok yang sabar
dihadapan peserta didik tersebut. Begitu juga ketika guru hendak mengajarkan
tentang pentingnya kedisiplinan kepada peserta didik, maka guru tersebut harus
mampu memberikan teladan terlebih dahulu sebagai guru yang disiplin dalam
menjalankan tugas pekerjaannya.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu
juga. Dalam setiap peristiwa yang spontan tersebut, guru dapat menanamkan nilai-
nilai moral atau budi pekerti yang baik kepada peserta didik, misalnya saat guru
melihat dua orang peserta didik yang bertengkar/berkelahi di kelas karena
memperebutkan sesuatu, guru dapat memasukkan nilai-nilai tentang pentingnya
sikap maaf-memaafkan, saling menghormati, dan sikap saling menyayangi dalam
konteks ajaran agama dan juga budaya.
c. Teguran
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan
mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat
membantu mengubah tingkah laku mereka.
d. Pengkondisian lingkungan
e. Kegiatan rutin
Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah salam ketika akan
masuk ke sekolah, berbaris masuk ruang kelas untuk mengajarkan budaya antri,
berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu dengan
orang lain, dan membersihkan ruang kelas tempat belajar.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang jika akan dilaksanakan terlebih dahulu
dibuat perencanaannya atau diprogramkan oleh guru. Berikut contoh kegiatan
yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan perilau minimal dalam program
kegiatan yang direncanakan oleh sekolah yaitu :
c. Disiplin
d. Tanggung jawab
Diintegrasikan pada saaat tugas piket kebersihan kelas dan dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan doleg guru.
e. Kasih sayang
f. Gotong royong
Diintegrasikan pada saat kegiatan bercerita atau berdiskusi tentang gotong royong,
menyelesaikan tugas-tugas keterampilan.
g. Kesetiakawanan
h. Hormat-menghormati
i. Sopan santun
j. Jujur
Diintegrasikan pada saat melakukan percobaan, menghitung, bermain dan
bertanding.
Agar proses pendidikan budi pekerti di sekolah dapat berjalan secara optimal dan
efektif, pihak sekolah perlu membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang
tua murid berkenaan dengan berbagai kegiatan dan program pendidikan budi
pekerti yang telah dirumuskan atau direncanakan oleh sekolah. Tujuannya ialah
agar terjadi singkronisasi nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang di ajarkan di
sekolah dengan apa yang ajarkan orang tua di rumah.
Selain itu, agar pendidikan budi pekerti di sekolah dan di rumah dapat berjalan
searah, sebaiknya bila memungkinkan orang tua murid hendaknya juga dilibatkan
dalam proses identifikasi kebutuhan program pendidikan budi pekerti di sekolah.
Beberapa langkah kerjasama orangtua dan guru yang bisa dilakukan untuk
mendukung kegiatan pembelajaran karakter dalam menanamkan nilai-nilai Budi
pekerti yaitu antara lain :
a. Melakukan pertemuan di awal tahun ajaran atau bahkan sebelum tahun ajaran
berlangsung. Dalam pertemuan tersebut, tanamkan kesadaran pentingnya peran
orangtua dalam penumbuhan karakter anak.
b. Ingatkan orangtua, bahwa karakter anak terbentuk melalui apa yang dilihat,
didengar dan dilakukan secara berulang-ulang oleh anak setiap harinya.
d. Selain dalam pertemuan itu, bisa juga digelar seminar atau lokakarya tentang
pengasuhan anak atau parenting.
2. Model, Pendekatan, strategi, metode, tehnik dan taktik seperti apa yang
paling tepat dalam menerapkan pendidikan Budi Pekerti pada peserta didik
di SD kelas rendah?
Jawab :
Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini ada tiga yaitu peserta didik untuk
menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai-nilai orang
lain; membantu peserta didik agar mereka mampu berkomunikasi secara terbuka
dan jujur kepada orang lain tentang nilai-nilainya sendiri; dan membantu peserta
didik dalam menggunakan kemampuan berpikir rasional dan emosional dalam
menilai perasaan, nilai dan tingkah laku mereka sendiri. Cara yang dapat
dimanfaatkan dalam pendekatan ini, antara lain bermain peran, simulasi, analisis
mendalam tentang nilai sendiri, aktivitas yang mengembangkan sensitivitas,
kegiatan di luar kelas dan diskusi kelompok.
Pendekatan ini memberi penekanan pada nilai yang sesungguhnya dimiliki oleh
seseorang. Bagi penganut pendekatan ini, nilai bersifat subjektif, ditentukan oleh
seseorang berdasarkan kepada berbagai latar belakang pengalamannya sendiri,
tidak ditentukan oleh faktor luar, seperti agama, masyarakat, dan sebagainya.
Oleh karena itu, bagi penganut pendekatan ini isi nilai tidak terlalu penting. Hal
yang sangat dipentingkan dalam program pendidikan adalah mengembangkan
keterampilan siswa dalam melakukan proses menilai. Sejalan dengan pandangan
tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Elias (1989), bahwa guru bukan sebagai
pengajar nilai, melainkan sebagai role model dan pendorong. Peranan guru adalah
mendorong siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk
mengembangkan keterampilan siswa dalam melakukan proses menilai.
1) Upaya Pembinaan
Untuk menjadikan seorang siswa yang memiliki budi pekerti luhur atau berakhlak
mulia diperlukan pembinaan terus-menerus dan berkesinambungan disekolah.
Untuk mewujudkan budi pekerti luhur pada diri siswa tidak mudah karena
menyangkut kebiasaan hidup. Pembinaan akan berhasil dengan kerja keras dan
penuh kesabaran dari para guru, selain itu harus didukung oleh peran serta orang
tua siswa dan juga masyarakat. Dalam pembinaan atau penanaman budi pekerti
pada siswa disekolah perlu upaya keras dari semua guru secara konsisten dan
berkesinambungan dengan pendekatan yang tepat, seperti berikut ini:
a) Dialogis, antara guru dengan siswa, ataupun antara guru dengan orang tua.
Dialog dapat dilakukan secara pribadi, kelompok, atau dengan seluruh siswa
dalam suatu kegiatan.
b) Komunikatif, apa saja yang ingin kita laksanakan, ataupun jika ada hal-hal
penting yang perlu disampaikan, maka sampaikanlah kepada pihak-pihak yang
bersangkutan.
2) Sifat Pembinaan
Sifat-sifat yang mengandung budi pekerti luhur antara lain sebagai berikut:
Bekerja keras Sikap dan perilaku yang suka berbuat hal-hal yang positif ,
tidak suka berpangku tangan, giat bekerja, sungguh-sungguh, bekerja
keras, tekun dan pantang menyerah.
Berdisiplin Seseorang dikatakan disiplin apabila melakukan suatu dengan
tertib dan teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya, serta di kerjakan
dengan:
a) Penuh kesadaran
b) Ketekunan
Metode yang dilakukan guru yaitu metode ceramah, karena peserta didik kelas
rendah masih perlu pemahaman secara dasar melalui guru. Namun guru juga
dapat menggabungkan beberapa metode dalam pelaksanaan pembelajaran,
misalnya menggabungkan metode ceramah dengan metode bermain peran dan
tanya jawab. Hal ini dikarenakan peserta didik di SD Kelas Rendah sifat
belajarnya masih bersifat konkret yaitu belajar masih melalui contoh dalam
kehidupan sehari-hari sehingga guru harus menyesuaikan cara belajarnya dengan
memperhatikan keadaan nyata dilingkungan masyarakat agar peserta didik dapat
memahami materi pelajaran dengan baik.
Sedangkan untuk taktik dan teknik dalam menerapkan pendidikan Budi pekerti di
SD Kelas rendah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :
b) Pujian dalam bentuk mimik atau gerakan anggota badan seperti, anggukan
kepala, acungkan jempol, senyuman dll.
Beberapa cara yang dilakukan oleh guru untuk mencagah perbuatan peserta didik
yang tidak baik, antara lain sebagai berikut:
Jawab :
Dapat diuraikan konsep utama budi pekerti sehingga dapat dikemukakan batasan
pengertian masing-masing dilihat dari 3 (tiga) pendekatan utama, yaitu sebagai
berikut:
Budi pekerti adalah watak atau tabiat khusus seseorang untuk berbuat sopat dan
menghargai pihak lain yang tercermin dalam perilaku dan kehidupannya.
Sedangkan watak itu merupakan keseluruhan dorongan, sikap, keputusan,
kebiasaan, dan nilai moral seseorang yang baik, yang dicakup dalam satu istilah
sebagai kebajikan.
b. Pendekatan psikologi
Budi pekerti mengandung watak moral yang baku dan melibatkan keputusan
berdasarkan nilai-nilai hidup. Watak seseorang dapat dilihat pada perilakunya
yang diatur oleh usaha dan kehendak berdasarkan hati nurani sebagai pengendali
bagi penyesuaian diri dalam hidup bermasyarakat (huriock, 1978).
Cara yang dapat dilakukan yaitu pahami terlebih dahulu perasaan anak, sebagai
orangtua ataupun guru kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana sikap dan
sifat sang anak. Pahami terlebih dahulu bagaimana watak sang anak sehingga saat
kita sedang mengajarkan perilaku Budi pekerti kita dapat melakukannya dengan
cara yang sesuai dengan mood sang anak, maka tujuan pembelajaran pun akan
tercapai lebih optimal.
c. Pendekatan pendidikan