Anda di halaman 1dari 22

SUMBER AJARAN ISLAM I

AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH

Dosen:

Ujang Efendi, M.Pd.

Disusun oleh:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sumber ajaran islam utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk kemudian disampaikan kepada
umatnya bahkan kepada seluruh manusia sebagai pedoman hidup. Al-Qur’an
menyajikan tingkat tertinggi dari segi kehidupan manusia. Sangat mengagumkan
bukan saja bagi orang mukmin, melainkan juga bagi orang-orang kafir. Al-Qur’an
sebagai Kalamullah. Al-Qur’an adalah wahyu harfiah dari Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa arab dan membaca nya adalah ibadah.

Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.


Karena di dalamnya menjelaskan tentang bagaimana kita hidup sesuai dengan yang
Allah SWT perintahkan. Akan tetapi di dalam Al-Qur’an hanya menjelaskan secara
garis besarnya saja. Contohnya perintah sholat, di dalam Al-Qur’an jelas kita
diperintahkan untuk sholat akan tetapi di dalamnya tidak dijelaskan bagaimana tata
cara pelaksanaannya. Karena ayat-ayat Al-Qur’an yang masih bersifat mujmal atau
umum itu dijelaskan atau diperinci di dalam As-Sunnah.

Tugas utama dari seorang Rasul adalah menjelaskan ayat-ayat yang diturunkan Allah
dalam kitab suci-Nya. Berdasarkan hal ini tidak diragukan lagi bahwa sunnah nabi
berperan besar dalam memberikan pemahaman terhadap Al-Qur’an. Barangsiapa
yang hendak menggali samudera ilmu Al-Qur’an, maka ia harus mengkaji dan
mempelajari as-sunnah sehingga ia mampu menyingkap makna rahasia ayat secara
benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Al-Qur’an?
2. Apa saja nama-nama Al-Qur’an?
3. Apa keutamaan Al-Qur’an?
4. Apakah kandungan Al-Qur’an?
5. Apakah fungsi Al-Qur’an?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an
Para ulama dalam bidang ilmu Al-Qur’an telah mendefinisikan Al-Qur’an menurut
pemahaman mereka masing-masing, baik secara etimologi maupun terminologi.
Secara etimologi para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisan Al-Qur’an.
Berikut adalah beberapa pendapat tersebut.
1. Menurut Al-Lihyany
Kata Qur’an adalah bentuk masdar dari kata kerja qoro’a yang artinya membaca,
dengan perubahan bentuk kata qoro’a-yaqro’u-qur’anan. Dari kata tersebut kata
qur’anan artinya bacaaan yang bermakna isim maf’ul yaitu maqru’un artinya yang
dibaca. Karena Al-Qur’an itu dibaca maka dinamailah Al-Qur’an. Kata tersebut
selanjutnya digunakan untuk kitab suci yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi
Muhammad saw.

2. Menurut Al-Asy’ari
Kata Qur’an berasal dari lafaz qorona yang berarti menggabungkan sesuatu
dengan yang lain. Kemudian kata tersebut dijadikan sebagai nama Kalamullah
yang diturunkan kepada nabi-Nya, mengingat bahwa surat-suratnya, ayat-ayatnya
dan huruf-hurufnya beriring-iringan dan yang satu digabungkan kepada yang lain.

3. Menurut Al-Farra’
Kata Al-Qur’an berasal dari lafaz qorooinun merupakan bentuk jamak dari
qoriinati yang berarti petunjuk atau indikator, mengingat bahwa ayat-ayat Al-
Qur’an satu sama lain saling membenarkan. Dan kemudian dijadikan nama bagi
Kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.

4. Menurut Al-Zujaj
Kata Qur’an itu kata sifat dari al-qor’u yang sewazan (seimbang) dengan kata
fu’lanun yang artinya kumpulan. Selanjutnya kata tersebut digunakan sebagai
salah satu nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw
karena Al-Qur’an terdiri dari sekumpulan dari surah dan ayat, memuat kisah-
kisah, perintah dan larangan, dan mengumpulkan inti sari dari kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya.

5. Menurut Asy-Syafi’i
Kata Al-Qur’an adalah isim’alam, bukan kata bentukan dari kata apapun dan sejak
awal memang digunakan sebagai nama khusus bagi kitab suci yang diturunkan
Alllah swt kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana halnya dengan nama-nama
kitab suci sebelumnya yang memang merupakan nama khusus yang diberikan oleh
Allah yaitu Zabur ( nabi Dawud as), Taurat ( nabi Musa as) dan Injil (nabi Isa as).
Menurut Abu-Syuhbah dalam kitabnya yang berjudul al-madkhal li dirasah al-
qur’an al-karim, dari kelima pendapat tersebut di atas, pendapat pertamalah yang
paling tepat yakni menurut al-Lihyany yang menyatakan bahwa kata Al-Qur’an
merupakan kata bentukan dari kata qoro’a dan pendapat inilah yang paling
masyhur.

Ditinjau dari pengertian secara terminologi, para ulama juga berbeda-beda pendapat
dalam mendefinisikan Al-Qur’an. Perbedaan itu terjadi disebabkan oleh adanya
perbedaan sudut pandanf dan perbedaan dalam menyebutkan unsur-unsur, sifat-sifat
atau aspek-aspek yang terkandung di dalam Al-Qur’an itu sendiri yang memang
sangat luas dan komprehensif. Semakin banyak unsur dan sifat dalam mendefinisikan
Al-Qur’an, maka semakin banyak redaksinya. Namun demikian perbedaan tersebut
bukanlah sesuatu yang bersifat prinsipil, justru perbedaan pendapat tersebut bisa
saling melengkapi satu sama lain, sehingga jika pendapat-pendapat itu digabungkan,
maka pemahaman terhadap pengertian Al-Qur’an akan lebih luas dan komprehensif.

Beberapa pendapat ulama mengenai definisi Al-Qur’an secara terminologi di


antaranya adalah:

1. Syeikh Muhammad Khudari Beik

Syeikh Muhammad Khudari Beik mengemukakan definisi al-Qur’an sebagai berikut:

“ Al-Qur’an ialah lafaz ( firman Allah swt ) yang berbahasa arab, diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan kepada kita dengan cara
mutawatir, ditulis dalam mushaf yang dimulai dari surat Al Fatihah dan diakhiri
dengan surat An Nas.

2. Subkhi Salih

Subkhi salih mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai berikut:

“ Al-Qur’an adalah kitab ( Allah swt ) yang mengandung mukjizat, yang diturunkan
kepada nabi Muhammad saw yang ditulis dalam mushaf-mushaf, yang disampaikan
secara mutawatir dan bernilai ibadah membacanya.”

3. Syeikh Muhammad Abduh

Sedangkan Syeikh Muhammad Abduh mengemukakan definisi Al-Qur’an sebagai


berikut:

“ kitab ( Al-Qur’an ) adalah bacaan yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang


terpelihara di dalam dada orang yang menjaganya dengan menghafalnya yakni orang-
orang islam.”

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan beberapa unsur dalam pengertian Al-
Qur’an sebagai berikut:

a. Al-Qur’an adalah firman atau kalam Allah swt.


b. Al-Qur’an terdiri dari lafal berbahasa Arab
c. Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad saw
d. Al-Qur’an merupakan kitab Allah swt yang mengandung mukjizat bagi nabi
Muhammad saw yang diturunkan dengan perantara malaikat jibril
e. Al-Qur’an disampaikan dengan cara mutawatir ( berkesinambungan )
f. Al-Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya merupakan ibadah
g. Al-Qur’an ditulis dalam mushaf-mushaf yang diawali dengan surah al-fatihah dan
diakhiri dengan surah an-nas
h. Al-Qur’an senantiasa terpelihara/terjaga kemurniannya dengan adanya sebagian
orang Islam yang menjaganya dengan menghafal Al-Qur’an.
B. Nama-Nama Al-Qur’an

Al-Qur’an- selain dari nama tersebut, Al-qur’an memiliki nama yang tidak sedikit.
Semua nama-nama Al-qur’an tersebut meneunjukkan pada ketinggian derajat Al-
qur’an sebagai kitab suci yang paling mulia yang tidak ada bandingannya dengan
kitab-kitab lain. Adupun nama-nama lain dari pada Al-Qur’an yaitu sebagai berikut:

1. Al-Quran

Alqur’an artinya bacaan. Nama Al-qur’an Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah
Alisra’ ayat 9:

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Isra’:9)

2) Al-Kitab

Alkitab artinya Buku. Nama Al Kitab Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Al
Baqarah ayat 2: “Inilah Al Kitab yang tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 2)

3) Ad-Dzikru

Adzikru artinya pemberi peringatan. Nama Adzikru Allah sebutkan dalam Al-qur’an
surah Al-hijr ayat 9:

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adzikru, dan sesungguhnya Kami benar-


benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr: 9)

4) Al-Furqan

Alfurqan artinya pembeda antara yang hak dan yang batil. Nama Alfurqan Allah
sebutkan dalam Al-qur’an surah Al-furqan ayat 1:

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hamba-Nya, agar dia
menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al Furqaan: 1)
5) At-Tanzil

Attanzil artinya yang diturunakan. Nama Attanzil Allah sebutkan dalam Al-qur’an
surah Asysyuara’ ayat 192:

“Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta


alam” (QS. Asysyuara’: 192)

6) Al-Huda

Alhuda artinya petunjuk. Nama Alhuda Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Al-jin
ayat 13:

“ Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al-Qur'an), kami beriman


kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan
pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.”
(QS. Al-Jin:13)

7) Al-Mau'idhah

Almau’idhah artinya pelajaran atau nasihat. Nama Al-mauidhaha Allah sebutkan


dalam Al-qur’an surah yunus ayat 57:

“ Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus 57)

8) Al-Hukm

Al hukum artinya hukum atau peraturan. Nama Al hukum Allah sebutkan dalam Al-
qur’an surah Ar-ra’du ayat 37:

“ Dan demikianlah Kami telah menurunkan Al-Qur'an itu sebagai peraturan (yang
benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka
setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan
pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.” (QS. Ar Ra'du:37)
9) Al-Hikmah

Alhikmah artinya kebijaksanaan. Nama Al hikmah Allah sebutkan dalam Al-qur’an


surah Al-isra’ ayat 39:

“ Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu, Dan janganlah


kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat
Allah).” (QS. Al Isra':39)

10) Asy-Syifa'

Asy syifa’ artinya oabat atau penyembuh. namaAsysyifa’ Allah sebutkan dalam Al-
qur’an surah yunus ayat 57:

“ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus :57)

11) Al-Bayan (penerang)

Albayan artinya penerang. Nama Al bayan Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Ali
imran ayat 138:

“Al-Qur'an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran:138

12) An-Nur

An nur artinya cahaya. Nama An nur Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Annisa’
ayat 174:

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu.
(Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al-Qur'an)”. (QS. An- Nisa':174)
13) Ar-Rahmah

Ar rahmah artinya karunia. Nama Arrahmah Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah
An-Namlu ayat 77:

“Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (QS. An Namlu:77)

14) Al-Kalam

Al kalam artinya ucapan atau firman. Nama Al kalam Allah sebutkan dalam Al-quran
surah At taubah ayat 6:

“Dan jika seorang di antara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan


kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum
yang tidak mengetahui.” (QS. At-Taubah:6)

15) Al-Busyra

Albusyra artinya kabar gembira. Nama Al busyra Allah sebutkan dalam Alqur’an
surah An nahlu ayat 102:

“ Katakanlah Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan
benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi
petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
(QS. An Nahlu:102)

16) Al-Balagh

Al-balagh artinya penyampaian atau kabar. Nama Al balagh Allah sebutkan dalam Al-
qur’an surah Ibrahim ayat 52:

“(Al-Qur'an) ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
diberi peringatan dengan-Nya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil
pelajaran.” (QS. Ibrahim:52)
17) Ar-Ruh

Ar ruh artinya Ruh. Nama Ar ruh Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah Asy syura
ayat 52:

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Qur'an) dengan perintah


Kami, Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al-Qur'an) dan tidak
pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur'an itu cahaya,
yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba
Kami, Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang
lurus.” (QS. Asy Syuura:52)

18) Al-Qaul

Al qaul artinya perkataan. Nama Al qaul Allah sebutkan dalam Alqur’an surah Al
qashash ayat 51:

“Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur'an)


kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran.” (QS. Al Qashash:51)

19) Al-Basha'ir

Al bashair artinya pedoman. Nama Al bashair Allah sebutkan dalam Al-qur’an surah
Al jasiyah ayat 20:

“Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
meyakini.” (QS. Al Jasiyah:20).

Itulah nama-nama Al-qur’an yang Allah sebutkan didalam Al-qur’an. Nama-nama Al-
qur’an tersebut memberikan bukti kepada kita umat muslim, betapa agungnya kitab
suci umat islam yaitu Al-qur’an.

C. Keutamaan-Keutamaan Al-Qur’an

[1] al-Qur’an adalah Cahaya

Cahaya yang akan menerangi perjalanan hidup seorang hamba dan menuntunnya
menuju keselamatan adalah cahaya al-Qur’an dan cahaya iman. Keduanya dipadukan
oleh Allah ta’ala di dalam firman-Nya (yang artinya), “Dahulu kamu -Muhammad-
tidak mengetahui apa itu al-Kitab dan apa pula iman, akan tetapi kemudian Kami
jadikan hal itu sebagai cahaya yang dengannya Kami akan memberikan petunjuk
siapa saja di antara hamba-hamba Kami yang Kami kehendaki.” (QS. asy-Syura: 52)

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “…Dan sesungguhnya kedua hal itu -yaitu al-
Qur’an dan iman- merupakan sumber segala kebaikan di dunia dan di akherat. Ilmu
tentang keduanya adalah ilmu yang paling agung dan paling utama. Bahkan pada
hakekatnya tidak ada ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya selain ilmu tentang
keduanya.” (lihat al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 38)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, sungguh telah datang
kepada kalian keterangan yang jelas dari Rabb kalian, dan Kami turunkan kepada
kalian cahaya yang terang-benderang.” (QS. an-Nisaa’: 174)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah adalah penolong bagi orang-orang
yang beriman, Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju
cahaya, adapun orang-orang kafir itu penolong mereka adalah thoghut yang
mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan-kegelapan.” (QS. al-Baqarah:
257)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan apakah orang yang sudah mati lalu
Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di
tengah-tengah orang banyak, sama dengan orang yang berada dalam kegelapan,
sehingga dia tidak dapat keluar darinya? Demikianlah dijadikan terasa indah bagi
orang-orang kafir terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS. al-An’aam: 122)

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata mengenai tafsiran ayat ini, “Orang itu -yaitu
yang berada dalam kegelapan- adalah dulunya mati akibat kebodohan yang meliputi
hatinya, maka Allah menghidupkannya kembali dengan ilmu dan Allah berikan
cahaya keimanan yang dengan itu dia bisa berjalan di tengah-tengah orang
banyak.” (lihat al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 35)

[2] al-Qur’an adalah Petunjuk

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Alif lam mim. Inilah Kitab yang tidak ada
sedikit pun keraguan padanya. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. al-
Baqarah: 1-2). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya al-Qur’an ini
menunjukkan kepada urusan yang lurus dan memberikan kabar gembira bagi orang-
orang yang beriman yang mengerjakan amal salih bahwasanya mereka akan
mendapatkan pahala yang sangat besar.” (QS. al-Israa’: 9).

Oleh sebab itu merenungkan ayat-ayat al-Qur’an merupakan pintu gerbang hidayah
bagi kaum yang beriman. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ini adalah sebuah
kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, agar mereka merenungi
ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran.” (QS. Shaad: 29).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah mereka tidak merenungi al-Qur’an,
ataukah pada hati mereka itu ada gembok-gemboknya?” (QS. Muhammad: 24).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Apakah mereka tidak merenungi al-Qur’an,
seandainya ia datang bukan dari sisi Allah pastilah mereka akan menemukan di
dalamnya banyak sekali perselisihan.” (QS. an-Nisaa’: 82)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-
Ku, niscaya dia tidak akan sesat dan tidak pula celaka.” (QS. Thaha: 123).

Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata, “Allah memberikan jaminan kepada siapa


saja yang membaca al-Qur’an dan mengamalkan ajaran yang terkandung di
dalamnya, bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di
akherat.” Kemudian beliau membaca ayat di atas (lihat Syarh al-Manzhumah al-
Mimiyah karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, hal. 49).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah menerangkan, bahwa maksud


dari mengikuti petunjuk Allah ialah:

1. Membenarkan berita yang datang dari-Nya,

2. Tidak menentangnya dengan segala bentuk syubhat/kerancuan pemahaman,

3. Mematuhi perintah,

4. Tidak melawan perintah itu dengan memperturutkan kemauan hawa nafsu


(lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 515 cet. Mu’assasah ar-Risalah)

[3] al-Qur’an Rahmat dan Obat


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia! Sungguh telah datang
kepada kalian nasehat dari Rabb kalian (yaitu al-Qur’an), obat bagi penyakit yang
ada di dalam dada, hidayah, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.
Yunus: 57). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan dari al-
Qur’an itu obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Akan tetapi ia tidaklah
menambah bagi orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. al-Israa’: 82)

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an itu mengandung


ilmu yang sangat meyakinkan yang dengannya akan lenyap segala kerancuan dan
kebodohan. Ia juga mengandung nasehat dan peringatan yang dengannya akan
lenyap segala keinginan untuk menyelisihi perintah Allah. Ia juga mengandung obat
bagi tubuh atas derita dan penyakit yang menimpanya.” (lihat Taisir al-Karim ar-
Rahman, hal. 465 cet. Mu’assasah ar-Risalah)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam salah satu rumah Allah,
mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan pasti
akan turun kepada mereka ketenangan, kasih sayang akan meliputi mereka, para
malaikat pun akan mengelilingi mereka, dan Allah pun akan menyebut nama-nama
mereka diantara para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim dalam Kitab adz-
Dzikr wa ad-Du’a’ wa at-Taubah wa al-Istighfar [2699])

[4] al-Qur’an dan Perniagaan Yang Tidak Akan Merugi

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang membaca


Kitab Allah dan mendirikan sholat serta menginfakkan sebagian rizki yang Kami
berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka
berharap akan suatu perniagaan yang tidak akan merugi. Supaya Allah sempurnakan
balasan untuk mereka dan Allah tambahkan keutamaan-Nya kepada mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Berterima kasih.” (QS. Fathir: 29-
30)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman maukah
Aku tunjukkan kepada kalian suatu perniagaan yang akan menyelamatkan kalian dari
siksaan yang sangat pedih. Yaitu kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
kalian pun berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Hal itu lebih baik
bagi kalian jika kalian mengetahui. Maka niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa
kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai dan tempat tinggal yang baik di surga-surga ‘and. Itulah kemenangan
yang sangat besar. Dan juga balasan lain yang kalian cintai berupa pertolongan dari
Allah dan kemenangan yang dekat. Maka berikanlah kabar gembira bagi orang-
orang yang beriman.” (QS. ash-Shaff: 10-13)

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang yang beriman, jiwa dan harta mereka, bahwasanya mereka kelak akan
mendapatkan surga. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka berhasil
membunuh (musuh) atau justru dibunuh. Itulah janji atas-Nya yang telah ditetapkan
di dalam Taurat, Injil, dan al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih memenuhi janji selain
daripada Allah, maka bergembiralah dengan perjanjian jual-beli yang kalian terikat
dengannya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (QS. at-Taubah: 111)

[5] al-Qur’an dan Kemuliaan Sebuah Umat

Dari ‘Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi’ bin Abdul Harits
bertemu dengan ‘Umar di ‘Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah dan Madinah,
pent). Pada waktu itu ‘Umar mengangkatnya sebagai gubernur Mekah. Maka ‘Umar
pun bertanya kepadanya, “Siapakah yang kamu angkat sebagai pemimpin bagi para
penduduk lembah?”. Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” ‘Umar kembali bertanya, “Siapa
itu Ibnu Abza?”. Dia menjawab, “Salah seorang bekas budak yang tinggal bersama
kami.” ‘Umar bertanya, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk
memimpin mereka?”. Maka Nafi’ menjawab, “Dia adalah seorang yang menghafal
Kitab Allah ‘azza wa jalla dan ahli di bidang fara’idh/waris.” ‘Umar pun
berkata, “Adapun Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam memang telah bersabda,
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian kaum dan
dengannya pula Dia akan menghinakan sebagian kaum yang lain.”.” (HR. Muslim
dalam Kitab Sholat al-Musafirin [817])

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab Fadha’il al-Qur’an [5027])

[6] al-Qur’an dan Hasad Yang Diperbolehkan


Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: seorang lelaki yang
diberikan ilmu oleh Allah tentang al-Qur’an sehingga dia pun membacanya
sepanjang malam dan siang maka ada tetangganya yang mendengar hal itu lalu dia
berkata, “Seandainya aku diberikan sebagaimana apa yang diberikan kepada si fulan
niscaya aku akan beramal sebagaimana apa yang dia lakukan.” Dan seorang lelaki
yang Allah berikan harta kepadanya maka dia pun menghabiskan harta itu di jalan
yang benar kemudian ada orang yang berkata, “Seandainya aku diberikan
sebagaimana apa yang diberikan kepada si fulan niscaya aku akan beramal
sebagaimana apa yang dia lakukan.”.” (HR. Bukhari dalam Kitab Fadha’il al-
Qur’an [5026])

[7] al-Qur’an dan Syafa’at

Dari Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Bacalah al-Qur’an! Sesungguhnya kelak ia akan datang pada hari
kiamat untuk memberikan syafa’at bagi penganutnya.” (HR. Muslim dalam Kitab
Sholat al-Musafirin [804])

[8] al-Qur’an dan Pahala Yang Berlipat-Lipat

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca satu huruf dalam Kitabullah maka dia
akan mendapatkan satu kebaikan. Satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali
lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim satu huruf. Akan tetapi Alif satu
huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dalam Kitab Tsawab al-
Qur’an [2910], disahihkan oleh Syaikh al-Albani)

[9] al-Qur’an Menentramkan Hati

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan hati mereka
bisa merasa tentram dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa hanya dengan
mengingat Allah maka hati akan merasa tentram.” (QS. ar-Ra’d: 28). Ibnul
Qayyim rahimahullah menyebutkan bahwa pendapat terpilih mengenai makna
‘mengingat Allah’ di sini adalah mengingat/merenungkan al-Qur’an. Hal itu
disebabkan hati manusia tidak akan bisa merasakan ketentraman kecuali dengan iman
dan keyakinan yang tertanam di dalam hatinya. Sementara iman dan keyakinan tidak
bisa diperoleh kecuali dengan menyerap bimbingan al-Qur’an (lihat Tafsir al-Qayyim,
hal. 324)

[10] al-Qur’an dan as-Sunnah Rujukan Umat

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah rasul, dan juga ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila
kalian berselisih tentang sesuatu maka kembalikanlah kepada Allah dan rasul, jika
kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS. an-Nisaa’: 59)

Maimun bin Mihran berkata, “Kembali kepada Allah adalah kembali kepada Kitab-
Nya. Adapun kembali kepada rasul adalah kembali kepada beliau di saat beliau
masih hidup, atau kembali kepada Sunnahnya setelah beliau wafat.” (lihat ad-Difa’
‘anis Sunnah, hal. 14)

[11] al-Qur’an Dijelaskan oleh as-Sunnah

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan kepadamu adz-Dzikr/al-
Qur’an supaya kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada
mereka itu, dan mudah-mudahan mereka mau berpikir.” (QS. an-Nahl: 44).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa menaati rasul itu maka
sesungguhnya dia telah menaati Allah.” (QS. an-Nisaa’: 80). Allah ta’ala berfirman
(yang artinya), “Sungguh telah ada bagi kalian teladan yang baik pada diri
Rasulullah, yaitu bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir.” (QS. al-
Ahzab: 21)

Mak-hul berkata, “al-Qur’an lebih membutuhkan kepada as-Sunnah dibandingkan


kebutuhan as-Sunnah kepada al-Qur’an.” (lihat ad-Difa’ ‘anis Sunnah, hal. 13).
Imam Ahmad berkata, “Sesungguhnya as-Sunnah itu menafsirkan al-Qur’an dan
menjelaskannya.” (lihat ad-Difa’ ‘anis Sunnah, hal. 13)

D. Kandungan Al-Qur’an
Isi kandungan al-Qur’an itu selanjutnya dapat digali dan dikembangkan menjadi
berbagai bidang. Dalam bab ini akan diuraikan isi kandungan al-Qur’an secara garis
besar yaitu meliputi :
1. Akidah.
Secara etimologi akidah berarti kepercayaan atau keyakinan. Bentuk jamak
Akidah (‘Aqidah) adalah aqa’id. Akidah juga disebut dengan istilah keimanan.
Orang yang berakidah berarti orang yang beriman (Mukmin). Akidah secara
terminologi didefinisikan sebagai suatu kepercayaan yang harus diyakini dengan
sepenuh hati, dinyatakan dengan lisan dan dimanifestasikan dalam bentuk amal
perbuatan. Akidah Islam adalah keyakinan berdasarkan ajaran Islam yang
bersumber dari al-Qur’an dan hadis. Seorang yang menyatakan diri berakidah
Islam tidak hanya cukup mempercayai dan meyakini keyakinan dalam hatinya,
tetapi harus menyatakannya dengan lisan dan harus mewujudkannya dalam bentuk
amal perbuatan (amal shalih) dalam kehidupannya sehari-hari. Inti pokok.
2. Ibadah dan Muamalah.
Ibadah berasal dari kata ‘Abada artinya mengabdi atau menyembah. Yang
dimaksud ibadah adalah menyembah atau mengabdi sepenuhnya kepada Allah
Swt. dengan tunduk, taat dan patuh kepada-Nya. Ibadah merupakan bentuk
kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan yakin terhadap
kebesaran Allah Swt., sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Karena
keyakinan bahwa Allah Swt. mempunyai kekuasaan mutlak. Dalam al-Qur’an
dijelaskan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia tidak lain adalah untuk
beribadah kepada Allah Swt.
Ibadah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : ibadah mahdah dan ghairu
mahdah. Ibadah mahdah artinya ibadah khusus yang tata caranya sudah
ditentukan, seperti: shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdah
artinya ibadah yang bersifat umum, tata caranya tidak ditentukan secara khusus,
yang bertujuan untuk mencari ridha Allah Swt., misalnya: silaturrahim, bekerja
mencari rizki yang halal diniati ibadah, belajar untuk menuntut ilmu, dan
sebagainya. Selain beribadah kepada Allah Swt. karena kesadaran manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah Swt., manusia juga memiliki kecenderungan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya bersama manusia lainnya. Maka al-Qur’an tidak
hanya memberikan ajaran tentang ibadah sebagai wujud kebutuhan manusia
terhadap Allah Swt. tetapi juga mengatur bagaimana memenuhi kebutuhan lain
manusia dengan hubungannya dalam kehidupan. (Misalnya: sillaturrahim, jual
beli, hutang piutang, sewa menyewa, dan kegiatan lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Kegiatan dalam hubungan antar manusia ini disebut dengan
mu’amalah.
3. Akhlak
Akhlak ditinjau dari segi etimologi yang berarti perangai, tingkah laku, tabiat, atau
budi pekerti. Dalam pengertian terminologis, akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa manusia yang muncul spontan dalam tingkah laku hidup sehari-hari.
Dalam konsep bahasa Indonesia, akhlak semakna dengan istilah etika atau moral.
Akhlak merupakan satu fundamen penting dalam ajaran Islam, sehingga
Rasulullah saw. menegaskan dalam sebuah hadis bahwa tujuan diutusnya beliau
adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mulia. Dari Abu
Hurairah berkata; Rasulullah saw. bersabda:
“Bahwasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik." (HR.
Ahmad)
Nabi Muhammad saw. adalah model dan suri tauladan bagi umat dalam
bertingkah laku dengan akhlak mulia (karimah). Al-Qur’an merupakan sumber
ajaran tentang akhlak mulia itu. Dan beliau merupakan manusia yang dapat
menerapkan ajaran akhlak dari al-Qur’an tersebut menjadi kepribadian beliau.
4. Hukum.
Hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran al-Qur’an berisi kaidah-kaidah dan
ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya adalah
untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi
adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di
akhirat kelak. Sebagai sumber hukum ajaran Islam, al-Qur’an banyak memberikan
ketentuan-ketentuan hukum yang harus dijadikan pedoman dalam menetapkan
hukum baik secara global (mujmal) maupun terperinci (tafsil).
Ketentuan-ketentuan hukum lain yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an
adalah meliputi:
a. Hukum perkawinan, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 221; QS. al-
Maidah : 5; QS.an-Nisa’ : 22-24; QS.an-Nur : 2; QS. alMumtahanah :10-11.
b. Hukum waris, antara lain dijelaskan dalam QS. an-Nisa’ : 7-12 dan 176, QS.
al-Baqarah :180; QS. al-Maidah :106
c. Hukum perjanjian, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 279, 280 dan
282; QS. al-Anfal : 56 dan 58; QS. at-Taubah : 4
d. Hukum pidana, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 178; QS. anNisa’
: 92 dan 93; QS. al-Maidah : 38; QS. Yanus : 27; QS. al-Isra’ : 33; QS. asy-
Syu’ara : 40
e. Hukum perang, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah : 190-193; QS. al-
Anfal : 39 dan 41; QS. at-Taubah : 5,29 dan 123, QS. al-Hajj : 39 dan 40
f. Hukum antarbangsa, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Hujurat : 13

5. Sejarah / Kisah Umat Masa Lalu.

Al-Qur’an sebagai kitab suci bagi umat Islam banyak menjelaskan tentang sejarah
atau kisah umat pada masa lalu. Sejarah atau kisah-kisah tersebut bukan hanya
sekedar cerita atau dongeng semata, tetapi dimaksudkan untuk menjadi ‘ibrah
(pelajaran) bagi umat Islam. Ibrah tersebut kemudian dapat dijadikan dapat
menjadi petunjuk untuk dapat menjalani kehidupan agar senantiasa sesuai dengan
petunjuk dan keridhaan Allah Swt
6 Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi. Al-Qur’an adalah kitab suci
ilmiah. Banyak ayat yang memberikan isyaratisyarat ilmu pengetahuan (sains) dan
teknologi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat dikembangkan guna
kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia. Allah Swt. yang Maha memberi
ilmu telah mengajarkan kepada umat manusia untuk dapat menjalani hidup dan
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. -Qur’an menekankan betapa
pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

E. Fungsi Al-Qur’an bagi Kehidupan Manusia

1. Sebagai petunjuk jalan yang lurus


Hidup Bahagia Menurut Islam adalah jalan yang lurus. Jalan yang lurus
menurut yang mengajarkan umatnya untuk berakhlak mulia sekaligus menjalankan
ibadah dengan baik. Banyak umat manusia yang kadang kebingungan harus berbuat
apa lagi di dunia ini, dan tak sedikit yang kemudian terperosok ke jalan yang salah.
Misalnya orang-orang yang melakukan perbuatan kriminal atau menggunakan
narkoba.
Al-quran memberikan petunjuk agar umat manusia dapat terus berjalan di jalan yang
lurus. Di dalam Al-quran sudah dijelaskan mana yang salah dan yang benar, serta
peringatan-peringatan agar terus bertakwa kepada Allah SWT.
2. Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW
Jika nabi-nabi lainnya mendapatkan mukjizat yang terlihat jelas seperti dapat
berbicara dengan binatang, menyembuhkan orang sakit, dan lainnya maka Nabi
Muhammad SAW diberikan mukjizat yang sedikit berbeda yaitu Al-Quran yang
merupakan kitab suci umat Islam. Al-Quran merupakan sumber dari segala sumber
hukum dan penyempurna dari kitab-kitab yang terdahulu. Meskipun Nabi Muhammad
SAW tidak dapat membaca dan menulis namun Allah menjaga Al-Quran yang
diwahyukan kepada beliau.
3. Menjelaskan kepribadian manusia dan yang membedakannya dari makhluk
lainnya
Di dalam Al-Quran disebutkan tentang manusia yang memiliki berbagai sifat baik itu
sifat yang baik dan buruk. Selain itu manusia juga dikaruniai akal yang membuatnya
berbeda dari binatang. Allah SWT menjadikan manusia sebagai pemimpin di dunia
ini. Sebagai pemimpin manusia seharusnya dapat memiliki akhlak-akhlak yang baik
bukannya malah berperilaku seperti binatang. Manfaat Baca Al-quran dan
mengamalkannya akan membuat kita menjadi manusia yang bertakwa dan berakhlak
mulia serta Cara Meningkatkan Iman dan takwa Kepada Allah SWT.
4. Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab Allah yang telah turun sebelumnya
Umat Islam percaya dengan adanya kitab-kitab Allah yang telah turun sebelum Al-
Quran, yaitu Taurat, Injil, dan Zabur. Namun tetap Al-Quran yang wajib dipelajari
karena merupakan penyempurna dan digunakan sampai akhir zaman. Kitab-kitab
Allah sebelumnya ditujukan hanya pada umat pada zaman tersebut saja, berbeda
dengan Al-Quran. Allah akan menjaga keaslian Al-Quran melalui para umat yang
hafal Al-Quran dan mengamalkannya.
5. Menjelaskan masalah yang pernah diperselisihkan umat sebelumnya
Al-Quran turun pada saat zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup. Firman yang
turun tersebut akan berkaitan dengan kejadian pada saat itu. Misalnya saja
perselisihan suatu kaum, atau cerita tentang kaum sebelumnya yang mendapatkan
teguran dari Allah SWT.
Berdasarkan kisah umat terdahulu kita bisa belajar agar tidak mengulangi kesalahan
yang mereka perbuat misalnya serakah dan berbuat buruk terhadap orang lain. Ini
juga bisa berkaitan dengan kebiasaan buruk umat sebelumnya yang harus dihindari
pada masa sekarang.
6. Al-Quran dapat memantapkan iman Islam
Membaca al-qur’an setiap hari dan memahami artinya dapat membuat kita lebih
mantap lagi memegang teguh ajaran Islam. Sebagai umat Islam kita kadang sering
merasa iman kita menurun karena kesibukan duniawi, namun jika kita rutin dalam
membaca Al-Quran serta mencoba belajar tentang isi dari Al-Quran maka kita bisa
mempertebal iman kita.
Isi Al-Quran akan membuat kita semakin yakin bahwa agama Islam adalah agama
yang memang harus kita anut. Jadi belajarlah Al-Quran jika ingin lebih memantapkan
iman Islam atau jika tiba-tiba merasa ada keraguan dalam hati.
7. Tuntunan dan hukum untuk menjalani kehidupan
Al-Quran berisi tentang banyak hal termasuk tuntunan dan hukum dalam menjalani
kehidupan. Manusia bisa saja membuat hukum sendiri untuk sebuah negara atau
daerah namun hukum Al-Quran diturunkan dari Allah SWT yang tentunya lebih
sempurna jika mampu dijadikan dasar. Tuntunan dalam Al-Quran diperuntukkan bagi
umat Islam dalam menjalani kehidupan. Al-Quran mengatur bagaimana tentang
berhubungan dengan orang lain, berdagang, warisan, zakat, dan banyak hal lain. Umat
Islam yang mempelajari Al-Quran dengan baik dan mampu mengamalkannya maka
hidupnya akan tertuntun rapi

Anda mungkin juga menyukai