Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Etika Pengajaran dan Tanggung Jawab Sosial dalam


Membangun Masyarakat Beretika
(Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Etika dan Profesi
Guru)

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Hamzah, S.Ag, M.Ag

Oleh:

Muhammad Wahyu Rihafizni

1207.20.0059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STAI IBNU SINA

BATAM

TAHUN 2023/1445 M

1
1. Etika Pengajaran

Etika pengajaran merujuk pada seperangkat prinsip dan norma-norma


moral yang mengatur perilaku dan tindakan seorang guru dalam proses mengajar
dan mendidik muridnya. Etika pengajaran melibatkan nilai-nilai seperti keadilan,
kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, rasa hormat, dan integritas 1. Guru yang
mematuhi etika pengajaran tidak hanya memberikan pengetahuan kepada
muridnya, tetapi juga berperilaku dengan cara yang bermoral dan mendukung
perkembangan moral dan karakter murid.
Beberapa aspek penting dalam etika pengajaran meliputi:

- Keadilan: Guru harus memperlakukan semua murid dengan adil tanpa


memihak dan memberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan
berkembang.
- Kejujuran: Guru harus jujur dalam memberikan informasi, memberi
umpan balik, dan menilai kinerja murid.
- Kesabaran: Guru harus bersabar dalam menghadapi tantangan dan
kesulitan murid serta memberikan bantuan yang diperlukan2.
- Tanggung Jawab: Guru memiliki tanggung jawab moral terhadap
perkembangan akademik, emosional, dan sosial muridnya. Mereka harus
memastikan bahwa lingkungan belajar aman, inklusif, dan mendukung.
- Rasa Hormat: Guru harus menghormati martabat, keberagaman, dan hak-
hak murid serta mendukung keberagaman budaya dan nilai-nilai yang ada
dalam kelas.
- Integritas: Guru harus bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika,
menjaga integritasnya dalam mengajar, dan memberi contoh yang baik
kepada murid.
- Pembinaan Karakter: Etika pengajaran juga mencakup pembinaan
karakter, membantu murid mengembangkan nilai-nilai moral seperti
kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, dan kasih sayang.
- Kreativitas dan Inovasi: Guru yang etis diharapkan memiliki kreativitas
dan inovasi dalam metode pengajaran untuk memotivasi dan memperkaya
pengalaman belajar murid3.
- Keteladanan: Guru adalah teladan bagi muridnya. Oleh karena itu, guru
yang mematuhi etika pengajaran harus menjadi contoh yang baik dalam
perilaku, integritas, dan kerja keras.
1
Kusumo, Etika Guru dan Pembentukan Karakter Murid. ( Jakarta : KencanaPrenada
Media Group, 2020), h 88
2
Wijaya, Tanggung Jawab Sosial Pendidik dalam Membangun MasyarakatBeradab,
( Jakarta : Erlangga, 2021), h 79
3
Wijaya, Etika Pengajaran Islam: Membimbing Generasi Berakhlak Mulia,(Yogyakarta :
Pustaka Ilmu, 2019), h 55

2
- Respek terhadap Hak Privasi Murid: Guru harus menghormati privasi
murid dan menjaga kerahasiaan informasi pribadi mereka.
- Pembinaan Hubungan Baik: Guru harus membangun hubungan positif dan
baik dengan murid, orang tua, dan kolega guru. Hubungan yang baik ini
mendukung lingkungan belajar yang efektif.
- Evaluasi yang Adil: Dalam memberikan penilaian dan umpan balik kepada
murid, guru harus adil dan objektif, mempertimbangkan prestasi dan
kemajuan individu.
- Pengembangan Profesional: Guru yang etis harus terus mengembangkan
dirinya melalui pelatihan, studi lanjut, dan pembelajaran berkelanjutan
untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembimbingan mereka.
- Keterbukaan terhadap Kritik: Guru yang etis harus terbuka terhadap kritik
konstruktif dan siap untuk memperbaiki metode pengajaran mereka demi
kepentingan murid4.

2. Tanggung Jawab Sosial Guru dalam Pembangunan Masyarakat


Beretika
Tanggung jawab sosial seorang guru dalam pembangunan masyarakat
beretika sangat penting. Guru memiliki peran kunci dalam membentuk generasi
masa depan, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam membentuk
karakter dan moral siswa. Berikut adalah beberapa tanggung jawab sosial guru
dalam pembangunan masyarakat beretika:
1. Pembentukan Karakter:
Guru harus membimbing siswa dalam memahami nilai-nilai moral dan etika.
Mereka harus menjadi contoh teladan yang baik dan mendidik siswa tentang
pentingnya integritas, jujur, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mendidik Tentang Empati dan Kepedulian:
Guru perlu mengajarkan siswa untuk memahami perasaan orang lain,
menghormati perbedaan, dan memiliki empati terhadap masalah sosial. Ini
membantu membentuk masyarakat yang lebih ramah dan peduli.
3. Mengajar Toleransi dan Menghormati Keanekaragaman:
Dalam masyarakat yang beretika, menghormati keberagaman dalam segala
bentuknya adalah kunci. Guru harus mengajarkan siswa untuk menghormati
agama, budaya, dan latar belakang etnis orang lain5.
4. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Kerjasama:
4
Dewi, Etika Pengajaran Berbasis Kearifan Lokal: Studi Kasus Guru di DesaAdat,
(Bali : Bumi Persada, 2021), h 68
5
Aditya, Tanggung Jawab Sosial Pendidik: Memperkuat Pondasi Moral Bangsa,
(Surakarta : Pustaka Jaya, 2014), h 76

3
Mengajarkan siswa keterampilan sosial seperti komunikasi efektif, kerjasama,
dan resolusi konflik adalah penting untuk membangun masyarakat yang harmonis
dan beretika.

5. Mendorong Kritisitas dan Etika Berpikir:


Guru memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan siswa bagaimana berpikir
kritis, menilai informasi dengan bijaksana, dan membuat keputusan etis. Ini
membantu mencegah penyebaran informasi palsu dan meningkatkan keberanian
moral siswa6.
6. Mengajarkan Tanggung Jawab Lingkungan:
Dalam masyarakat beretika, menjaga lingkungan adalah tanggung jawab
bersama. Guru harus mendidik siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan,
mengurangi limbah, dan berperilaku ramah lingkungan.
7. Keterlibatan dengan Komunitas:
Guru juga seharusnya terlibat aktif dengan komunitas setempat. Ini bisa
melibatkan siswa dalam proyek-proyek layanan masyarakat, mengajar
keterampilan kepada orang dewasa, atau mendukung inisiatif sosial dalam
komunitas7.
8. Mengatasi Isu-isu Sosial Kontemporer:
Guru memiliki peran dalam membuka diskusi tentang isu-isu sosial
kontemporer seperti rasisme, seksisme, dan ketidaksetaraan. Mereka harus
membantu siswa memahami akar masalah ini dan mendorong pemikiran kritis
untuk mencari solusi.
9. Peningkatan Profesionalisme:
Guru juga memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan
profesionalisme mereka. Dengan terus memperbarui pengetahuan mereka tentang
isu-isu sosial dan moral, mereka dapat memberikan pendidikan yang relevan dan
beretika kepada siswa8.
10. Mendukung Kesejahteraan Emosional Siswa:

6
Siregar, Etika Pengajaran Seni: Menggali Kreativitas melalui Pendidikan Seni Rupa,
(Medan : Seni Makmur, 2017), h 93
7
Wibisono, Tanggung Jawab Sosial Guru dalam Mengembangkan PendidikanKarakter,
(Semarang : Pustaka Sejati, 2022), h 76

8
Haryanto, Tanggung Jawab Sosial Guru dalam Pendidikan Karakter,

( Bandung :Harapan Bangsa, 2022), h 79

4
Guru perlu memahami dan merespons kebutuhan emosional siswa. Mereka
harus menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di kelas, di mana siswa
merasa nyaman berbicara tentang masalah pribadi mereka. Dengan memahami
kebutuhan siswa secara emosional, guru dapat membantu mengatasi masalah
seperti stres, kecemasan, dan tekanan akademik.
11. Mengajarkan Keterampilan Kritis Digital:
Di era digital, guru juga memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan siswa
tentang etika online, cyberbullying, dan pentingnya penggunaan internet yang
bertanggung jawab. Ini melibatkan pemahaman tentang privasi online,
penggunaan media sosial yang sehat, dan penghargaan terhadap hak cipta.

12. Menggali Potensi Siswa:


Setiap siswa memiliki potensi unik. Guru memiliki tanggung jawab untuk
mengidentifikasi dan mengembangkan bakat serta minat siswa. Dengan
memberikan dukungan dan panduan, guru dapat membantu siswa meraih prestasi
sesuai dengan kemampuan mereka, yang pada gilirannya dapat memberi kontribusi
positif pada masyarakat9.

13. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Wali:


Guru harus berkolaborasi dengan orang tua dan wali siswa. Melibatkan orang
tua dalam pendidikan anak adalah kunci untuk membentuk nilai-nilai moral yang
konsisten di rumah dan di sekolah. Komunikasi terbuka dan terus-menerus antara
guru, orang tua, dan wali sangat penting.
14. Mengajar Keterampilan Kewirausahaan:
Dalam masyarakat yang beretika, keterampilan kewirausahaan juga penting.
Guru dapat mengajarkan siswa tentang kreativitas, inovasi, dan tanggung jawab
sosial dalam konteks bisnis. Hal ini dapat membantu menciptakan generasi yang
memiliki semangat kewirausahaan dan kesadaran sosial.
15. Memfasilitasi Pembelajaran Aktif:
Guru dapat mengadopsi metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif. Diskusi kelompok, proyek kolaboratif, dan simulasi dapat membantu siswa
memahami perspektif orang lain, menghormati pendapat yang berbeda, dan
membangun keterampilan kerjasama10.
3. Praktik Etika Pengajaran dan Tanggung Jawab Sosial yang Sukses

9
Setiawan, Tanggung Jawab Sosial Guru dan Pembentukan Karakter Anak Bangsa,
( Surabaya : Harapan, 2018), h 69

10
Hakim, Tanggung Jawab Sosial Guru: Pendekatan Pedagogi BerbasisKeberagaman,
(Surabaya : Kharisma, 2018), h 86

5
Praktik etika pengajaran dan tanggung jawab sosial yang sukses
melibatkan sejumlah prinsip dan tindakan yang mendukung pembelajaran yang
adil, inklusif, dan bermanfaat bagi semua peserta didik serta masyarakat secara
umum. Berikut adalah beberapa praktik yang dapat membantu mencapai tujuan
ini:
Keadilan dan Kesetaraan:Memperlakukan semua siswa dengan adil dan
setara, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau ras.Memastikan
bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap peluang pendidikan dan
sumber daya.
Inklusivitas: Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana
semua siswa merasa diterima dan dihormati.Mendukung keberagaman dan
menghormati berbagai latar belakang budaya, agama, dan kepercayaan siswa.
Keterbukaan Komunikasi:Membangun komunikasi terbuka dan transparan
dengan siswa, orang tua, dan staf sekolah.Mendukung dialog yang konstruktif dan
terbuka untuk meningkatkan pengalaman belajar11.
Integritas Akademik:Mengajarkan dan mendorong integritas akademik,
termasuk pencegahan plagiarisme dan curang.
Memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa memahami
pentingnya kejujuran dalam belajar.
Pengembangan Keterampilan Hidup: Selain materi akademis, ajarkan
siswa keterampilan hidup yang penting, seperti keterampilan komunikasi, kerja
tim, dan pemecahan masalah. Fokus pada pembelajaran berbasis proyek dan
pengalaman nyata untuk meningkatkan keterampilan praktis.
Kesehatan Mental dan Emosional: Prioritaskan kesejahteraan mental dan
emosional siswa. Sediakan layanan konseling dan dukungan emosional bagi siswa
yang membutuhkan.
Pendidikan Teknologi dan Literasi Digital: Ajarkan siswa tentang etika
digital, keamanan online, dan literasi media. Gunakan teknologi sebagai alat
untuk meningkatkan pembelajaran, memberikan akses ke informasi, dan
mengembangkan keterampilan teknologi12.

Tanggung Jawab Sosial:

11
Santosa, Tanggung Jawab Sosial Guru: Menuju Masyarakat Beradab,
(Semarang:Pustaka Rizki, 2016), h 66

12
Kusumo, Etika Guru dan Pembentukan Karakter Murid. ( Jakarta : KencanaPrenada
Media Group, 2020), h 88

6
- Pendidikan Karakter: Mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada
siswa, seperti kejujuran, rasa hormat, dan empati. Mendorong siswa untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan.

- Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan orang tua dan keluarga dalam proses


pendidikan siswa. Berkolaborasi dengan masyarakat lokal untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan memahami kebutuhan siswa.
- Pemberdayaan Siswa: Mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan
sosial dan proyek-proyek kemanusiaan. Memberdayakan siswa untuk
menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat mereka13.

- Keberlanjutan Lingkungan: Mengajarkan kesadaran lingkungan kepada


siswa dan mempraktikkannya dalam kebijakan sekolah. Mendukung
program-program lingkungan dan mendaur ulang sumber daya untuk
mengurangi dampak lingkungan.

- Inovasi dan Penelitian: Mendorong staf pengajar untuk terus


mengembangkan metode pengajaran inovatif dan berbasis bukti.
Melibatkan siswa dalam penelitian atau proyek-proyek inovatif yang dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat.

- Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan: Melakukan evaluasi terus-menerus


terhadap praktik pengajaran dan tanggung jawab sosial sekolah.
Merespons umpan balik dan membuat perubahan positif berdasarkan hasil
evaluasi.

- Kemitraan dengan Industri dan Universitas: Bangun kemitraan dengan


perusahaan dan perguruan tinggi untuk memberikan wawasan kepada
siswa tentang peluang karir dan pendidikan lanjutan. Sediakan program
magang dan kunjungan lapangan untuk memahamkan siswa pada dunia
kerja14.
- Pendidikan Kelestarian Alam: Ajarkan siswa tentang keberlanjutan dan
pentingnya menjaga lingkungan. Selenggarakan kegiatan-kegiatan sosial
seperti penghijauan, membersihkan pantai, atau kampanye daur ulang.

- Responsibilitas Sosial dalam Kurikulum: Integrasikan pembelajaran


tentang tanggung jawab sosial dalam kurikulum. Ajarkan siswa tentang
isu-isu sosial dan mendidik mereka agar menjadi agen perubahan positif
dalam masyarakat.

13
Rukmini, Tanggung Jawab Sosial Guru: Memahami Peran Pendidikan dalam
Masyarakat Beretika, ( Bandung : Pustaka Cendekia, 2016), h 66
14
Raharjo, Etika Pengajaran Multikultural: Perspektif Indonesia, ( Semarang :Pustaka
Abadi, 2021), h 72

7
- Pendidikan Kewirausahaan: Sediakan pelatihan kewirausahaan untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan berbisnis. Dukung
inisiatif siswa dalam mendirikan proyek-proyek sosial atau bisnis yang
berkelanjutan.

- Pendekatan Berbasis Masyarakat: Libatkan komunitas lokal dalam proses


pengajaran dan pembelajaran. Organisasi kegiatan bersama antara siswa,
orang tua, dan warga sekitar untuk membangun rasa solidaritas dan
kebersamaan.

- Evaluasi Diri dan Pembelajaran Berkelanjutan: Selalu melakukan evaluasi


diri secara berkala untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Berpartisipasi dalam jaringan pendidikan dan berbagi pengalaman dengan
sekolah-sekolah lain untuk pertukaran ide dan pembelajaran
berkelanjutan15.

4. Tantangan dan Peluang dalam Menerapkan Etika Pengajaran dan


Tanggung Jawab Sosial
Menerapkan etika pengajaran dan tanggung jawab sosial di dalam
pendidikan adalah suatu tantangan yang kompleks dan sekaligus peluang untuk
membentuk masyarakat yang lebih baik. Berikut adalah beberapa tantangan dan
peluang yang muncul dalam konteks ini:
Tantangan:
- Beragamnya Latar Belakang Siswa:
Tantangan: Siswa datang dari latar belakang yang berbeda-beda, termasuk
budaya, agama, dan nilai-nilai. Solusi: Guru harus memiliki pemahaman
mendalam tentang keberagaman dan mengintegrasikan nilai-nilai universal dalam
pembelajaran.
- Teknologi dan Etika:
Tantangan: Teknologi memungkinkan pembelajaran online, tetapi juga
melibatkan pertimbangan etika seperti privasi dan keamanan data. Solusi:
Pengembangan kebijakan yang jelas dan pendidikan kepada siswa tentang
penggunaan teknologi secara etis.
- Pertumbuhan Sosial dan Emosional:
Tantangan: Pembelajaran tidak hanya tentang pengetahuan akademik, tetapi
juga pengembangan sosial dan emosional siswa. Solusi: Pengembangan
15
Lestari, Tanggung Jawab Sosial Pendidik dalam Membangun Moral Bangsa, (Jakarta :
Pustaka Damai, 2020), h 69

8
kurikulum yang mencakup pembelajaran empati, kerjasama, dan keterampilan
interpersonal16.
- Evaluasi Kinerja Guru:
Tantangan: Mengevaluasi apakah guru telah mengintegrasikan etika dan
tanggung jawab sosial dalam pengajaran mereka. Solusi: Pengembangan metode
evaluasi yang mencakup aspek-aspek etika dan tanggung jawab sosial.
- Keterbatasan Sumber Daya:
Tantangan: Sekolah dengan sumber daya terbatas memiliki kesulitan dalam
mengimplementasikan program-program tambahan terkait etika dan tanggung
jawab sosial. Solusi: Kolaborasi dengan organisasi non-profit, pemerintah, atau
perusahaan untuk mendukung program-program pendidikan ekstra.
- Perubahan Kurikulum:
Tantangan: Kurikulum yang terfokus pada ujian standar dapat
menghambat pendekatan yang berorientasi pada etika dan tanggung jawab sosial.
Solusi: Mendorong pengembangan kurikulum yang menekankan pada
pemahaman, analisis kritis, dan aplikasi nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-
hari17.
- Kesadaran Orang Tua dan Masyarakat:
Tantangan: Orang tua dan masyarakat juga perlu mendukung nilai-nilai etika
yang diajarkan di sekolah. Solusi: Meningkatkan kesadaran orang tua melalui
seminar, lokakarya, dan penglibatan mereka dalam kegiatan sekolah.
- Teknologi yang Bersahabat:
Tantangan: Teknologi yang semakin canggih memerlukan pendekatan kreatif
untuk mengajarkan etika digital dan tanggung jawab online. Solusi:
Pengintegrasian pelajaran etika digital dalam kurikulum untuk membimbing siswa
tentang perilaku yang benar di dunia maya.
- Isu-isu Kontemporer:
Tantangan: Isu-isu kompleks seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan
perdamaian global memerlukan pendekatan etika dan tanggung jawab sosial.
Solusi: Mengintegrasikan isu-isu sosial ini dalam kurikulum dan mendorong
siswa untuk mencari solusi berbasis etika18.

16
Purwanto, Etika Pengajaran: Panduan Praktis bagi Guru ( Surabaya : PustakaMandiri,
2023 ), h 74
17
Purnama, Tanggung Jawab Sosial Pendidik dalam Peningkatan KualitasPendidikan
Nasional, (Yogyakarta : Pendidikan Bangsa, 2020), h 77
18
Mawardi, Etika Pengajaran di Era Digital: Tantangan dan Peluang,(Malang : Pustaka
Cendekia, 2017), h 86

9
Peluang:
- Pembentukan Karakter:
Peluang: Pendidikan adalah platform ideal untuk membentuk karakter anak-
anak dengan nilai-nilai moral dan etika yang kuat. Aksi: Pengembangan
kurikulum yang fokus pada pembentukan karakter, empati, dan kepedulian sosial.
- Pendidikan Inklusif:
Peluang: Mendorong pendidikan inklusif yang memahami dan merespons
kebutuhan siswa dengan berbagai latar belakang. Aksi: Pelatihan bagi guru untuk
mengajar dalam lingkungan inklusif dan mendukung keberagaman dalam kelas.
- Kolaborasi dengan Komunitas:
Peluang: Sekolah dapat berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk
mengajarkan tanggung jawab sosial melalui proyek-proyek sosial dan kegiatan
sukarela. Aksi: Membangun kemitraan dengan organisasi lokal dan melibatkan
siswa dalam proyek-proyek pelayanan masyarakat19.
- Pendidikan Kritis:
Peluang: Mendorong siswa untuk berpikir kritis tentang isu-isu etika dan
sosial yang kompleks. Aksi: Pengembangan kurikulum yang mengajarkan
keterampilan berpikir kritis dan analisis terhadap isu-isu sosial.
- Pendidikan Kesadaran Diri:
Peluang: Membantu siswa mengembangkan kesadaran diri dan pemahaman
tentang nilai-nilai pribadi mereka sendiri. Aksi: Program pembelajaran yang
menggali nilai-nilai personal siswa dan mengajarkan mereka untuk memahami
perspektif orang lain.
- Pendidikan Karir dan Etika Kerja:
Peluang: Mengintegrasikan etika kerja dan nilai-nilai profesionalisme dalam
pendidikan karir. Aksi: Program pembelajaran yang mengajarkan keterampilan
interpersonal, kepemimpinan, dan etika kerja20.

- Pelatihan Guru:

19
Pratama, Etika Pengajaran Inklusif: Membimbing Anak Berkebutuhan Khusus kedalam
Masyarakat, (Bandung : Pustaka Inklusi, 2019), h 69
20
Nugroho, Etika Pengajaran dan Pembelajaran: Perspektif Lokal dalam KonteksGlobal,
( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2022), h 85

10
Peluang: Memberdayakan guru dengan pelatihan terus-menerus tentang etika
pengajaran dan strategi untuk mengajarkan tanggung jawab sosial. Aksi:
Menyelenggarakan lokakarya, seminar, dan pelatihan berkala untuk guru.
- Pendidikan Multibudaya:
Peluang: Memperkaya pengalaman siswa dengan memahami dan menghargai
keberagaman budaya. Aksi: Mengintegrasikan pembelajaran multibudaya dalam
kurikulum, merayakan festival budaya, dan mengundang pembicara tamu dari
berbagai latar belakang.
- Kewirausahaan Sosial:
Peluang: Mendorong kewirausahaan sosial di kalangan siswa untuk
memecahkan masalah sosial. Aksi: Memberikan dukungan dan sumber daya
untuk proyek-proyek kewirausahaan sosial di sekolah.
- Penelitian dan Pengembangan:
Peluang: Menggalakkan penelitian dan pengembangan dalam bidang
pendidikan etika dan tanggung jawab sosial. Aksi: Mendukung inisiatif penelitian,
memberikan dana, dan berbagi hasil penelitian untuk meningkatkan praktik
pendidikan21.

KESIMPULAN
Dalam membahas Etika Pengajaran dan Tanggung Jawab Sosial dalam
konteks membangun masyarakat beretika, kita melihat bahwa pendidikan bukan
hanya tentang pengetahuan akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter,
nilai-nilai, dan moralitas. Etika pengajaran membimbing guru untuk memberikan
pembelajaran yang adil, peduli, dan membangun kepercayaan siswa. Sementara
itu, tanggung jawab sosial mengajarkan siswa untuk menghargai keberagaman,
memahami isu-isu sosial, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Dalam membangun masyarakat beretika, etika pengajaran memberikan
dasar yang kuat, menyelaraskan pendekatan pengajaran dengan nilai-nilai
21
Ningsih, Etika Pengajaran dan Pendidikan Moral di Sekolah, (Bandung :Harapan
Bangsa, 2015), h 98

11
universal seperti kejujuran, empati, dan kerjasama. Tanggung jawab sosial
melibatkan siswa dalam proyek-proyek pelayanan masyarakat, mengajar mereka
tentang pentingnya membantu orang lain dan menciptakan lingkungan yang
inklusif. Kombinasi etika pengajaran dan tanggung jawab sosial menciptakan
lingkungan pendidikan yang mempersiapkan siswa bukan hanya untuk sukses
pribadi, tetapi juga untuk menjadi warga yang beretika dan bertanggung jawab
dalam masyarakat.
Dengan mengintegrasikan etika pengajaran dan tanggung jawab sosial
dalam pendidikan, masyarakat dapat membentuk generasi yang berempati, peduli
lingkungan, dan siap berkolaborasi untuk menciptakan perubahan positif. Dengan
demikian, etika pengajaran dan tanggung jawab sosial bukan hanya merupakan
konsep dalam dunia pendidikan, tetapi juga pondasi utama dalam membangun
masyarakat yang beretika dan berkeadilan.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Tanggung Jawab Sosial Pendidik: Memperkuat Pondasi Moral Bangsa,


(Surakarta : Pustaka Jaya, 2014)
Dewi, Etika Pengajaran Berbasis Kearifan Lokal: Studi Kasus Guru di Desa
Adat, (Bali : Bumi Persada, 2021)
Hakim, Tanggung Jawab Sosial Guru: Pendekatan Pedagogi Berbasis
Keberagaman, (Surabaya : Kharisma, 2018)

12
Haryanto, Tanggung Jawab Sosial Guru dalam Pendidikan Karakter, ( Bandung :
Harapan Bangsa, 2022)
Kusumo, Etika Guru dan Pembentukan Karakter Murid. ( Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, 2020)
Lestari, Tanggung Jawab Sosial Pendidik dalam Membangun Moral Bangsa, (
Jakarta : Pustaka Damai, 2020)
Mawardi, Etika Pengajaran di Era Digital: Tantangan dan Peluang,
(Malang : Pustaka Cendekia, 2017)
Ningsih, Etika Pengajaran dan Pendidikan Moral di Sekolah, (Bandung :
Harapan Bangsa, 2015)
Nugroho, Etika Pengajaran dan Pembelajaran: Perspektif Lokal dalam Konteks
Global, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2022)
Pratama, Etika Pengajaran Inklusif: Membimbing Anak Berkebutuhan Khusus ke
dalam Masyarakat, (Bandung : Pustaka Inklusi, 2019)
Purnama, Tanggung Jawab Sosial Pendidik dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan Nasional, (Yogyakarta : Pendidikan Bangsa, 2020)
Purnomo, Etika Pendidikan: Memahami Tanggung Jawab Sosial Guru dalam
Masyarakat Beretika, ( Yogyakarta : Pustaka Harapan, 2019)
Purwanto, Etika Pengajaran: Panduan Praktis bagi Guru ( Surabaya : Pustaka
Mandiri, 2023 )
Raharjo, Etika Pengajaran Multikultural: Perspektif Indonesia, ( Semarang :
Pustaka Abadi, 2021)
Rukmini, Tanggung Jawab Sosial Guru: Memahami Peran Pendidikan dalam
Masyarakat Beretika, ( Bandung : Pustaka Cendekia, 2016)
Santosa, Tanggung Jawab Sosial Guru: Menuju Masyarakat Beradab, (Semarang
:Pustaka Rizki, 2016)
Santoso, Pendidikan Moral dan Tanggung Jawab Sosial Guru (Jakarta :
Rajawali Pers, 2018)
Saputro, Etika Pengajaran dalam Era Teknologi: Perspektif Guru Indonesia,
(Jakarta : Ilmu Budaya, 2023)
Setiawan, Tanggung Jawab Sosial Guru dan Pembentukan Karakter Anak
Bangsa, ( Surabaya : Harapan, 2018)
Siregar, Etika Pengajaran Seni: Menggali Kreativitas melalui Pendidikan Seni
Rupa, (Medan : Seni Makmur, 2017)
Suryadi, Etika Pengajaran di Era Modern, (Jakarta: Pustaka Utama, 2015)

13
Wibisono, Tanggung Jawab Sosial Guru dalam Mengembangkan Pendidikan
Karakter, (Semarang : Pustaka Sejati, 2022)
Widjaja, Etika Pengajaran dan Pembelajaran: Teori dan Praktik, (Surabaya :
Pustaka Pendidikan, 2017)
Wijaya, Etika Pengajaran Islam: Membimbing Generasi Berakhlak Mulia,
(Yogyakarta : Pustaka Ilmu, 2019)
Wijaya, Tanggung Jawab Sosial Pendidik dalam Membangun Masyarakat
Beradab, ( Jakarta : Erlangga, 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai