Anda di halaman 1dari 5

Kompetensi Guru

Kompetensi definisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang


direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perbuatan secara profesional dalam menjalankan
fungsi sebagai guru1. Guru kompeten dapat dibuktikan dengan perolehan sertifikasi guru
berikut tunjangan profesi yang memadai menurut standar hidup masyarakat berkecukupan2.
Menurut Suyanto Djihad Hisyam (2000) terdapat tiga jenis kompetensi guru yaitu
sebagai berikut3 :
1. Kompetensi profesional: memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang
diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar dalam proses
belajar mengajar yang diselenggarakannya.
2. Kompetensi kemasyarakatan (sosial): mampu berkomunikasi, baik dengan siswa,
sesama guru maupun masyarakat luas.
3. Kompetensi personal: memiliki keprobadian yang mantap dan patut diteladani.
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan yang mendukung
profesinya sebagai guru dalam bentuk penguasaan materi dan keterampilan dalam
bermasyarakat.

Kompetensi Personal Guru


Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia, Kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang (a) mantap, (b) stabil, (c) dewasa, (d)
arif dan bijaksana, (e) berwibawa, (f) berakhlak mulia, (g) menjadi teladan bagi peserta didik
dan masyarakat, (h) mengevaluasi kinerja sendiri, (i) mengembangkan secara berkelanjutan4.
Sebagai guru profesional harus memiliki kompetensi kepribadian. Pelaksanaan tugas
sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan
kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat
tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam
melaksanakan tugas sebagai seorang guru5.

1
Futeri Maharani Suradi and Rusi Rusmiati Aliyyah, Profesi Keguruan: Guru Sebagai Profesi (Bogor:
Universitas Djuanda, 2022).
2
Umar Sidiq, Etika Dan Profesi Keguruan (Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung, 2018).
3
A Rusdiana and Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan (Menjadi Guru Inspiratif Dan Inovatif) (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2015).
4
Rusdiana and Heryati.
5
Ali Nurhadi, Profesi Keguruan: Menuju Pembentukan Guru Profesional (Kuningan: Goresan Pena, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan kompetensi pribadi guru adalah
cara guru berperilaku sebagi teladan bagi peserta didiknya dan kemampuan guru untuk
membentuk pribadiy ang baik dan rasa percaya diri serta bangga untuk menjadi seorang guru
Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif menjadi teladan bagi
peserta didik. Dengan demikian seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap
sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik. Kriteria kompetensi yang
melekat pada kompetensi kepribadian adalah6:
a. Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia bagi peserta didik.
c. Menampilkan diri sebagi pribadi yang mantap, stabil, berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi guru dan
rasa percaya diri.
Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan
integritas kepribadian seorang guru. Aspek-aspek yang diamati adalah7:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
Indonesia yang mencakup:
(1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-
istiadat, daerah asal, dan gender
(2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku
dalam masyarakat dan kebudayaan nasional indonesia yang beragam.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta
didik dan masyarakat, mencakup:
(1) Berperilaku jujur, tegas dan manusiawi,
(2) Berperilaku yang mencerminkan ketajwaan dan akhlak mulia,
(3) Berperilaku dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa,
mencakup:
(1) Menampilkan diri sebagai probadi yang antap dan stabil
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa.
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa
percaya diri., yang mencakup:
(1) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi

6
Sidiq.
7
Nurhadi.
(2) Bangga menjadi guru dan percaya kepada diri sendiri
(3) Bekerja mandiri secara profesional
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup:
(1) Memahami kode etik profesi guru
(2) Menerapkan kode etik profesi guru
(3) Berperilaku sesuai kode etik profesi guru

Kompetensi Sosial Guru


Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Indikasinya, guru mampu berkomunikasi
dan bergaul secara harmonis peserta didik, sesama pendidik, dan dengan tenaga
kependidikan, serta dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar8.
Kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan
masyarakat. Guru di mata masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang perlu
dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari. Kriteria kompetensi yang
melekat pada kompetensi sosial guru meliputi9:
a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama,
ras dan status sosial ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua.
c. Beradaptasi di tempat yang beragam sosial budaya.
Sedangkan komponen-komponen kompetensi sosial guru meliputi10:
a. Guru mampu berperan sebagai pemimpin baik dalam lingkup sekolah maupun diluar
sekolah.
b. Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi dengan siapapun demi tujuan yang
baik.
c. Guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial baik dalam lingkup
kesejawatannya maupun dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
d. Guru adalah pribadi yang bermental sehat dan stabil.
e. Guru tampil secara pantas dan rapi.
f. Guru mampu berbuat kreatif dengan penuh perhitungan.
8
Suradi and Aliyyah.
9
Sidiq.
10
Suradi and Aliyyah.
g. Dalam keseluruhan relasi sosial dan profesionalnya, guru hendaknya mampu bertindak
tepat waktu.
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan
dijadikan suri teladan dalam kehidupan sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial
dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan
dimilikinya kemampuan tersebut, maka hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan
dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa atau masyarakat sekitar,
para guru tidak akan mendapat kesulitan11.
Maka, kompetensi sosial guru dapat diartikan dengan guru sebagai bagian dari
masyarakat yang mengemban tugas selain mendidik generasi bangsa namun juga
keterampilan guru untuk mengelola hubungan dengan masyarakat sekitarnya.

Contoh Kasus Terkait Kompetensi Guru


Dewasa ini banyak terjadi kasus kekerasan baik kekerasan fisik maupun kekerasan
psikis kepada peserta didik yang dilakukan oleh guru tanpa alasan yang kuat dalam
melatarbelakangi perbuatan tersebut. Salah satu contoh kasus kekerasan guru adalah Guru
berinisial JS ditetapkan tersangka oleh Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, dalam kasus
tindak kekerasan terhadap seorang siswa di SMP Negeri 49. Tindakan yang dilakukan oleh
guru tersebut bertujuan untuk mendisiplinkan siswa pada saat proses belajar mengajar
berlangsung, namun cara guru dalam mendisiplinkan dengan melakukan kekerasan fisik tidak
dapat dibenarkan. Keberadaan siswa di sekolah dilindungi Undang-Undang Nomor 35 Tahun
2014 tentang Perlindungan Anak. Guru wajib membekali diri dengan kompetensi kepribadian
sehingga guru dapat menentukan cara terbaik untuk mendidik siswa tanpa melalui kekerasan.
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian
guru, misalnya seperti :
1. Intropeksi diri melalui kuisioner yang dijawab oleh teman sejawat dan siswa,
bertujuan untuk menilai dirinya sendiri sebaik/seburuk apa dia menurut penilaian
orang lain. Hal ini akan membantu guru dalam proses intropeksi/mengenal diri.
2. Mengikuti training kepribadian yang diselenggarakan oleh pihak sekolah ataupun
pihak luar untuk membekali guru terkait dengan kompetensi kepribadian yang baik.
3. Meningkatkan pemahaman guru mengenai tugas dan tanggungjawabnya sebagai
seorang pendidik.

11
Nurhadi.
4. Menerapkan perilaku-perilaku terpuji di setiap aktivitas baik di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Nurhadi, Ali, Profesi Keguruan: Menuju Pembentukan Guru Profesional (Kuningan:
Goresan Pena, 2017)
Rusdiana, A, and Yeti Heryati, Pendidikan Profesi Keguruan (Menjadi Guru Inspiratif Dan
Inovatif) (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015)
Sidiq, Umar, Etika Dan Profesi Keguruan (Tulungagung: STAI Muhammadiyah
Tulungagung, 2018)
Suradi, Futeri Maharani, and Rusi Rusmiati Aliyyah, Profesi Keguruan: Guru Sebagai
Profesi (Bogor: Universitas Djuanda, 2022)

Anda mungkin juga menyukai