Anda di halaman 1dari 7

Nama : Salma Nurul Fitriya

NIM : 1401419230

Absen : 34

Rombel :E

TUGAS TOPIK 9

A.  Memberikan contoh pembentukan karakter berdasarkan budaya bangsa


Dalam membangun karakter budaya bangsa, lingkungan pendidikan harus
mengarah pada penciptaan lingkungan keluarga yang sarat dengan nilai (agama, budaya,
dan kebangsaan). Kehidupan di lingkungan sekolah harus mengupayakan lingkungan
sekolah yang kondusif bagi pengembangan nilai. Dalam hal ini, sekolah harus mampu
mengondisikan lingkungan masyarakat dengan nilai-nilai yang baik dan
mengendalikannya dengan memainkan peran filter terhadap nilai-nilai asing yang masuk.
Di samping itu, pemangku kepentingan pendidikan harus dapat mengawal isi media masa
yang memberikan manfaat bagi penyebaran nilai-nilai dan mengendalikan isi media masa
yang berpotensi merusak kepribadian anak dan bangsa.
Anak bangsa di negeri ini sudah sewajarnya diperkenalkan dengan lingkungan
daerah sekitarnya. Melalui pengenalan lingkungan yang paling kecil, maka anak-anak
kita bisa mencintai desanya. Kearifan lokal mempunyai arti sangat penting bagi anak
didik kita. Dengan mempelajari kearifan lokal anak didik kita akan memahami
perjuangan. Nilai-nilai kerja keras, pantang mundur, dan tidak kenal menyerah perlu
diajarkan pada anak-anak kita. Dengan demikian, pendidikan karakter melalui kearifan
lokal seharusnya mulai diperkenalkan oleh guru kepada para siswanya.
Membangun karakter siswa dapat dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung. Dalam setiap proses pembelajaran selalu dapat kita selipkan muatan nilai-
nilai kejujuran, keberanian, ketekunan dan keuletan, sikap percaya diri, rajin belajar dan
bekerja, hormat kepada orang tua dan guru, menghormati dan menyayangi sesama, hidup
Tangguh tidak kenal kata menyerah dan sikap positif yang lain. Beberapa kata bijak yang
merupakan bagian dari budaya kearifan lokal dapat digunakan sebagai pijakan dalam
mengembangkan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran. Kata-kata bijak tersebut
dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam membangun sikap positif tersebut.
Contoh pembentukan karakter berdasarkan budaya bangsa :
 Keteladanan
Guru dapat menunjukkan sikap yang sopan, ucapan yang menyejukkan
dan mempunyai pribadi yang menyenangkan semua siswanya. Guru sudah
memberikan contoh seperti rajin, tepat waktu, bertanggung jawab dan lain
sebagai- nya. Selain itu, guru yang bersangkutan selalu hadir dengan penuh
keceriaan, memberikan bimbingan, bantuan, saran, kritik yang membangun
dengan niat yang ikhlas. Apa yang dilakukan guru di luar kelas setidaktidaknya
dapat memberikan image yang positif jikalau mampu diperankan dengan baik
 Kedisplinan
Kedisiplinan guru dalam mengajar, sikap disiplin pribadi guru juga
terlihat adanya semangat dan rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tugas,
tidak adanya kecintaan terhadap pekerjaan sebagai pendidik.
 Kerapian
Guru memperhatikan kerapian berpa- kaian dan penampilan selain
mampu menimbulkan kepercayaan diri juga da- pat menciptakan daya tarik bagi
siswa. Guru sudah berpakaian serasi dan tidak mencolok agar siswanya tertarik
meng- ikuti pelajaran yang diberikan.
 Sopan Santun
Guru berbicara dengan nada yang baik, menghargai siswanya, bersikap
sabar terhadap siswa.
 Kerjasama
Sudah terlihat adanya kerjasama antara guru dengan siswa terutama pada
saat proses pembelajaran, serta kerjasama an- targuru yang terlihat pada
terbukanya terhadap saran dan kritik antar guru, serta saling tukar menukar
informasi yang positif untuk kemajuan di bidang pembelajaran.
 Tanggung Jawab
Tanggung jawab guru sudah menguasai cara pengajaran yang efektif
dimana guru harus bisa menjadi model bagi murid, bisa memberi nasihat,
mengua- sai teknik bimbingan serta layanan dan bisa membuat serta
melaksanakan eva- luasi yang lain.
 Ketaatan beribadah
Ketaatan beribadah terutama disekolah terlihat ketika adanya sholat
berjamaah yang dilakukan pada waktu sholat dhu- hur.
 Kemandirian
Guru yang mandiri mampu mengem- bangkan kreativitas dalam
mempersiap- kan desain pembelajarannya, salah satu- nya guru membuat media
powerpoint dalam pembelajaran. Hal itu merupakan cara guru mengaktifkan
siswa agar me- rasa terlibat dalam proses belajar dan cara guru memberikan
informasi kepa- da siswa.
 Kepedulian
Guru mengembangkan hubungan-hubungan dengan para muridnya,
mendengarkan para muridnya, menciptakan sebuah suasana yang hangat,
mengetahui murid secara individual, memperlihatkan empati, dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan akademik dan emosional para muridnya
B. Implementasi beberapa strategi dan pendekatan pendidikan karakter melalui tri
pusat pendidikan
Tri pusat pendidikan merupakan istilah yang digunakan oleh Ki Hajar Dewantara
yang berarti tiga pusat pendidikan yang meliputi pendidikan dalam keluarga, pendidikan
dalam lembaga belajar, pendidikan dalam masyarakat. Tiga pusat pendidikan atau biasa
dikenal dengan Tripusat Pendidikan, mengakui adanya pusat-pusat pendidikan yang
mempengaruhi proses tumbuh kembangnya seorang anak, tiga pusat pendidikan tersebut,
yaitu; 1) Pendidikan dalam lingkungan keluarga, 2) Pendidikan dalam lingkungan
sekolah, dan 3) Pendidikan dalam lingkungan kemasyarakatan. Oleh sebab itu,
pembentukan karakter bangsa anak usia sekolah dasar melalui tri pusat pendidikan
merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, karena dalam pembentukan karakter,
perlu adanyapembiasaan-pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang dan
konsisten mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam usaha pembelajaran karakter mulia memerlukan peran aktif dari tiga
lingkungan pendidikan yang disebut dengan tri pusat pendidikan.
a. Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter
Manusia perlu menyadari bahwa kelahirannya di dunia ini dalam keadaan
tak berdaya tanpa bantuan orang lain (orang tua), namun dibalik kelemahannya
terdapat potensi-potensi baik yang bersifat fisik/jasmani dan non
fisik/ruhani.Maka orang tua memiliki tugas penting untuk dapat mengembangkan
potensi anaknya menjadi pribadi yang baik.
Peran dan tanggung jawab orang tua dalam dunia pendidikan sangat
penting dan utama. Dalam hal ini, lingkungan keluarga menjadi lingkungan
pendidikan yang sangat penting untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
orang tua dalam mendidik anakanaknya. Sebagai orang tua harus memahami
tingkat perkembangan anak, sehingga pendidikan apa yang musti diajarkan
kepada anak pada usia-usia tertentu tidak mengalami yang namanya salah asupan
atau salah langkah.
Maka lingkungan keluarga (informal) menjadi lingkungan yang harus
dikondisikan oleh pendidik (orang tua) untuk dapat mengembangkan potensi anak
yang akhirnya menjadi karakter baik. Selain itu, lingkungan keluarga diharapkan
juga mampu menjadi landasan atau pondasi pengembangan peserta didik pada
lingkungan belajar dan lingkungan masyarakat.
b. Peran Lembaga Belajar dalam Pendidikan Karakter
Pedidikan di sekolah atau kampus diperlukan sebab perkembangan dan
kemajuan dalam berbagai bidang yang menuntut anak untuk dapat
mempersiapkan diri secara baik dengan berbagai spesialis lapangan kerja yang
memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian kerja. Diantara
tanggungjawab sekolah adalah 1) meneruskan dan mengembangkan pendidikan
yang telah diletakkan orang tua di rumah; 2) meluruskan dan mengarahkan dasar-
dasar pendidikan menurut teori ilmu pendidikan; 3) meletakkan dasar-dasar
ilmiah dan keterampilan; 4) mempersiapkan anak didik dengan pengetahuan yang
memungkinkan anak dapat menghadapi lingkungannya.
Pendidik (guru/dosen) menjadi kunci penting dalam memerankan usaha
lembaga belajar (pendidikan formal) untuk dapat melaksanakan
tanggungjawabnya sebagai salah satu bagian dari tiga lingkungan pendidikan.
Bagaimana menjadi pendidik yang baik yang memenuhi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan professional. Sehingga dengan modal kompetensi yang
baik, maka dapat menjadi senjata dalam penanaman karakter mulia peserta didik.
c. Peran Masyarakat dalam Pendidikan Karakter
Oleh karena itu, setiap anggota masyarakat harus memiliki peran penting
dalam mendidik peserta didik dalam pendidikan non-formal agar peserta didik
memiliki karakter yang baik. Misalnya para tokoh masyarakat mengusahakan
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang dapat digunakan sebagai
laboratorium belajar anak. Selain itu, dapat juga dilakukan oleh setiap individu
masyarakat untuk melakukan usaha terkecil yakni menjadi kontrol yang baik atas
karakter anak (peserta didik) yang dilakukan di masyarakatanya.
Implementasi beberapa strategi dan pendekatan pendidikan karakter
melalui tri pusat Pendidikan :
1) Lingkungan keluarga (informal)
 Orang tua mengajarkan anak untuk memiliki sopan santun kepada orang
yang lebih tua
 Orang tua memperkenalkan dan mengajarkan anak mengenai agama sejak
dini sebagai pondasi diri.
 Orang tua mengajarkan anak untuk tidak berbohong atau menanamkan
kejujuran kepada anak
 Orang tua mengajarkan kedisiplinan kepada anak misalnya bangun pagi
jam 05.00 WIB
 Orang tua menumbuhkan rasa peduli kepada orang lain, misalnya dalam
lingkup keluarga yaitu ikut sedih ketika kakaknya belum diterima di
unniversitas yang diinginkan.
2) Lingkungan Sekolah(formal)
 Guru mengajarkan kepada murid untuk mematuhi peraturan di
sekolahnya misal tidak telat saat berangkat sekolah
 Guru mengajarkan murid untuk memiliki toleransi kepada teman-teman
yang berbeda agama. Misalnya tidak makan maupun minum di depan
teman yang sedang berpuasa
 Guru menanamkan kejujuran kepada siswa. Misalnya tidak mencontek
saat uda ujian
 Guru mengajarkan kepada siswa untuk memiliki rasa simpati dan empati
di lingkungan sekolah. Misalnya ikut merasakan sedih ketika temannya
mendapatkan musibah
 Guru mempersiapkan anak didik dengan pengetahuan yang
memungkinkan anak dapat menghadapi lingkungannya
3) Lingkungan Masyarakat
 Memiliki rasa simpati dan empati kepada orang lain yang sedang
mendapatkan musibah
 Mengikuti kerja bakti yang diadakan masyarakat desa
 Menjalin hubungan yang baik dan rukun kepada tetangga di sekitar kita
 Saling membantu antar tetangga
 Toleransi kepada tetangga yang berbeda keyakinan kepada kita

DAFTAR PUSTAKA

APPI. 2010. Rekomendasi Peran Pendidikandalam Pembangunan Karakter Bangsa.Konferensi


dan Workshop tentang Peran Pendidikan dalam Pembangunan Karakter Bangsa pada 16
—17 Oktober 2010 di Universitas NegeriMalang (UM).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pus- kur Kemendiknas. 2010. Bahan Pela- tihan
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemen- diknas.

E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Panduan Praktis. Bandung: Remaja
Rosda Karya.Fitri, Agus Zaenul. 2012. Reinventing Human Character: Pendidikan
Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kemdiknas.2011.Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter . Jakarta : Badan Penelitian dan


Pengembangan Pusat .
Machful Indra Kurniawan, Tri Pusat Pendidikan Sebagai Sarana Pendidikan Karakter Anak
Sekolah Dasar, (JOURNAL PEDAGOGIA, ISSN 2089 -3833, Volume. 4, No. 1,
Februari 2015), hlm. 44

Majid, Abdul. Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Hidayatullah, M. Furqon. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.

Puskurbuk. 2011. Nilai-nilai Pendidikan Ka- rakter.Diakses melalui: www.puskur- buk.net

Sudrajat, Akhmad. 2010. “Tentang Pendidikan Karakter” (dalam


http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di smp)

Wahab, Rochmat. 2010. “Membangun Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal” (dalam
http://pagenjahan.blogspot.com/2010/07/makalah-seminar-nasional-pendidikan-2.html)

Anda mungkin juga menyukai