Anda di halaman 1dari 10

MAHASISWA BERPERAN MEMBANGUN PERADABAN

GEMILANG
PENTINGNYA PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER ERA MODERNISASI

Di susun oleh:
Dewi Uchsin Nadiya

PROGRAM STUDI TADRIS KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENGENALAN BUDAYA AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik.
pendidikan karakter saat ini sangat penting untuk generasi muda, karena generasi
muda akan menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan bangsa. Sebagai penerus
bangsa diharapkan generasi muda dapat memberikan toladan baik sikap maupun
tingkah lakunya. Generasi muda bukan hanya harus pintar secara intelektual saja
namun juga harus pintar dan cerdas secara moralnya. Seharusnya pendidikan karakter
bukan untuk generasi muda saja melainkan untuk seluruh Warga Negara Indonesia,
hal ini sejalan dengan program pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan
sejak tahun 2010 yang dimana setiap sekolah dapat menanamkan dan menerapkan
nilai-nilai karakter bangsa. Untuk memperoleh hal tersebut, usaha yang dapat
dilakukan untuk hal ini melalui pembinaan, pemeliharaan, dan pengembangan
karakter anak yang akan menjadi bekal dimasa depan.
B. Rumusan masalah
a. Apa makna dari pendidikan karakter?\
b. Apa pentingnya penerapan dan tujuan Pendidikan karakter?
c. Apa saja faktor yang menyebabkan penyimpangan dalam pendidikan karakter?
d. Apa saja upaya yang dapat dilakukan dalam penerapan pendidikan karakter?
C. Tujuan Perumusan Masalah
a. Mengetahui makna dari pendidikan karakter
b. Mengetahui pentingnya penerapan Nilai-nilai dan tujuan dari pendidikan karakter
c. Dapat mengindenfitikasi faktor yang menyebabkan penyimpangan dalam
pendidikan karakter
d. Dapat mengindenfitikasi upaya yang dapat dilakukan dalam penerapan pendidikan
karakter
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Makna Dari Pendidikan Karakter
Apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter? Pengertian pendidikan
karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan terencana untuk mendidik dan
memberdayakan potensi peserta didik guna membangun karakter pribadinya sehingga
dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.
B. Pentingnya Penerapan Nilai-nilai dan Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan
pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan
individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.
dalam upaya membangun dan menguatkan karakter bangsa. 18 nilai-nilai dalam
pendidikan karakter tersebut, diantaranya yaitu:
1. Religius
Sifat religius dapat dilakukan dengan menjadi individu yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Contoh sehari hari yang
dapat diterapkan adalah dengan melaksanakan sholat dhuha dan membaca alquran
sebelum memulai pelajaran atau ibadah lain sesuai agama yang dianut peserta didik.
2. Jujur
 Dengan menjadi pribadi yang jujur, akan membuat diri kita sebagai seseorang yang
selalu dapat dipercaya dalam hal apapun. Perilaku jujur dalam kehidupan sehari hari
dapat diterapkan dimana saja. Seperti tidak menyontek tugas atau dalam tes, serta
selalu terbuka kepada kedua orang tua.
3. Toleransi
Kita hidup di negara “Bhineka Tunggal Ika”, sehingga sangatlah penting adanya sifat
toleransi kepada sesama masyarakat Indonnesia. Contoh dalam perilaku sehari-hari
adalah tidak memaksakan pendapat sendiri di atas kepentingan golongan,dll
4. Disiplin
Dengan adanya sifat disiplin masyarakat dapat menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan. Contoh sehari-hari yang bisa kita lakukan
adalah dengan menaati peraturan cara berpakaian yang sopan di sekolah.
5. Kerja Keras
Masyarakat Indonesia memiliki semangat dan kerja keras yang tinggi dalam hal
apapun yang mereka lakukan. Sifat kerja keras dapat ditunjukan dengan selalu serius
dan sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Pada era globalisasi seperti ini, pemikiran kreatif sangatlah dibutuhkan.. Karena itu
kita harus bisa berfikir outside of the box sehingga kita mampu menghasilkan karya
yang inovatif dan berguna bagi banyak orang.
7. Mandiri
Manusia harus mampu melakukan apa apa sendiri sehingga kita tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Contoh dalam perilaku
sehari-hari adalah mampu melaksanakan tugas sendiri bila masih dapat dilakukan
sendiri,
8. Demokratis
Masyarakat indonesia haruslah memiliki kepribadian yang demokratis.Contoh
sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan menyeimbangkan hak dan kewajiban,
baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Dengan timbulnya rasa ingin tahu yang dalam, kita selalu ingin mengetahui lebih
mendalam tentang segala sesuatu yang telah dan dapat kita pelajari. Contoh yang bisa
kita lakukan adalah dengan terus menerus belajar dan rajin menimba ilmu ilmu yang
baik.
10. Semangat Kebangsaan
Sikap semangat kebangsaan dapat ditunjukkan dengan selalu menempatkan
kepentingan bangsa dan negara Indonesia diatas kepentingan pribadi. Contohnya
menciptakan prestasi apapun,dll
11. Cinta Tanah Air
Sikap cinta tanah air bisa kita tunjukan dengan bersikap, dan berperilaku yang
menunjukkan rasa kesetiaan, kepedulian penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, seperti dengan
mengamalkan nilai nilai pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari hari, serta
selalu menaati peraturan yang ada.
12. Menghargai Prestasi
Sikap menghargai prestasi haruslah ditunjukkan baik itu untuk prestasi pribadi
maupun orang lain. Contoh sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan memberi
pujian kepada orang lain atas kemenangan atau prestasi yang telah ia raih.
13. Bersahabat/Komunikatif
Kita pasti akan membutuhkan orang lain dalam segala urusan kita, sehingga sangat
penting bagi masyarakat untuk selalu bersahabat dalam pertemanan serta komunikatif
kepada siapapun. Contoh yang bisaa kita lakukan adalah dengan senantiasa bersikap
ramah dan sopan kepada orang tua, teman dan tetangga.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Contoh dalam perilaku sehari-hari  tidak membuat ujaran kebencian, tidak melakukan
perundungan dll.
15. Gemar Membaca
Sikap suka membaca akan menciptakan masyarakat dengan pemikiran pintar dan
selalu terbuka akan ilmu pengetahuan.
16. Peduli Lingkungan
Sikap peduli lingkungan tersebut dapat ditunjukkan dengan senantiasa menjaga
lingkungan yang kita tinggali dan senantiasa memperbaiki kerusakan lingkungaan
yang ada di masyarakat. Contoh sehari hari yang dapat kita lakukan adalah
membuang sampah pada tempatnya, dan selalu membersihkan lingkungan sekolah
dan sekitaR.
17. Peduli Sosial
Sikap peduli sosial sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut bisa
ditunjukkan dalam tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Bertanggung jawab dalam segala perbuatan dan pekerjaan yang kita lakukan
merupakan kewajiban pada diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan
Yang Maha Esa. Contoh yang bisa kita terapkan adalah dengan selalu amanah dalam
hal yang kita lakukan dengan sebaik baiknya,dll.

C. Faktor Yang Menyebabkan Penyimpangan Dalam Pendidikan Karakter


Baru-baru ini kita dikejutkan dengan maraknya kasus pelecehan, pergaulan bebas,
kekerasan, kejahatan, bahkan pembunuhan. Berita penyimpangan-penyimpangan ini
dilakukan oleh banyak kalangan baik dari anak-anak, remaja bahkan orang dewasa.
Mudahnya akses internet saat ini secara terus-menerus akan berdampak pada perubahan
karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis
moral yang berakibat pada perilaku negatif di masyarakat.
Banyak faktor yang menyebabkan penyimpangan dalam Pendidikan karakter,
diantaranya adalah sebagai berikut,
o Pertama, agama tidak lagi menjadi pegangan. Saat ini segala sesuatu hampir
dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan agama mulai
terdesak, kepercayaan kepada tuhan hanyalah symbol, tanpa mengindahkan
larangan-larangan dan suruhan-suruhan tuhan.
o Kedua, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pembinaan moral saat ini tidak
berjalan dengan semestinya atau yang biasanya pembinaan moral dilakukan
sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya saat ini tidak
menjadi focus utama para orang tua. Tanpa dibiasakan mengerti mana yang
benar dan salah dan mengetahui batas-batas dan ketentuan moral yang berlaku
dilingkungannya tentunya akan merusak karakter anak. Moral bukanlah suatu
pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja tetapi juga
membiasakan diri hidup bermoral sejak kecil.
o Ketiga, derasnya arus budaya dari luar. Saat ini, tidak lagi dipungkiri kita
sering mendengar dari berbagai media sosial tentang anak-anak sekolah yang
ditemukan gurunya atau polisi mengantongi obat-obat terlarang, gambar dan
video pornografi, alat-alat kontrasepsi dan benda-benda tajam. Semua alat
tersebut sangat berdampak buruk dalam rusaknya moral generasi muda.
o Keempat, belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasan, uang, teknologi, dan sumber
daya manusia tampaknya belum menunjukan kemauan sungguh-sungguh
untuk melakukan pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semakin
mengarah untuk kepentingannya sendiri, adanya ulah Sebagian elit penguasa
yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan, dan sebagainya
dengan cara tidak mendidik, seperti korupsi, suap, kolusi, nepotisme yang
dilakukan secara terang-terangan sehingga membuat hilangnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah.
D. Upaya Yang Dapat Dilakukan Dalam Penerapan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapi
dirumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini seharusnya peserta pendidikan
karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu
untuk kelangsungan hidup Bangsa ini. Bayangkan persaingan apa yang akan muncul
ditahun-tahun mendatang? Yang jelas itu akan menjadi beban kita dan orangtua masa
kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya
dari berbagai belahan Negara di Dunia. Bahkan kita yang masih akan berkarya ditahun
tersebut akan merasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitas sumber daya manusia
pada milenium mendatang tentunya membutuhkan good character.
Pendidikan menurut Undang-Undang Dasar Nomor 20 Tahun2003 Pasal 1 Ayat 1
mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaranagar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dipe rlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Sebenarnya, pendidikan karakter khas Indonesia sudah
tertanam dalam Pancasila. Lima sila dasar negara ini memiliki makna yang dalam untuk
menciptakan karakter bangsa.
Sayangnya, arus globalisasi yang deras ini, belum mampu dibentengi dengan
pendidikan karakter yang baik, cenderung diabaikan atau bahkan perlahan mati.
Olehsebab itu, perlu adanya kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter
sangat penting untuk masa depan bangsa yang baik. Pendidikan yang diinginkan oleh Ki
Hadjar Dewantara dimana pendidikan harus ditanami dengan nilai-nilai
kemanusiaanyang baik. Juga pendidikan yang dikatakan oleh Tan Malaka bahwa
Pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta
memperhalu sperasaan. Pendidikan memang penting untuk terciptanya kecerdasan.
Namun kecerdasan tanpa karakter atau akhlak yang baik, maka kecerdasan itu akan sia-
sia.
Berikut ini upaya yang dapat dilakukan dalam penerapan Pendidikan Karakter, Dalam
menghadapi tantangan ini, peran keluarga, peran sekolah, peran guru, peran pemerintah,
media massa dan lingkungan sangat penting perannya dalam pembentukkan karakter.
Sosialisasi utama seorang anak adalah keluarganya. Dengan keluarga yang menerapkan
atau menanamkan karakter yang baik, maka akan membentuk karakter anak yang baik.
Pengawasan orang tua kepada anak di era modern seperti sekarang ini juga sangat
penting dan harus intens karena hadirnya gadget. Dengan gadget ini, banyak yang dapat
diakses seorang anak yang jika tidak ada filter dalam pengawasan dan pembekalan nilai-
nilai akhlak yang baik, gadget ini akan membentuk karakter negatif kepada seorang
individu.
Ketika memasuki sekolah, lingkungan pun juga ikut berperan dalam pembentukan
karakter ini, terutama guru. Guru juga merupakan orang tua yang ada di sekolah dan
sangat berpengaruh perannya dalam pembentukan karakter individu. Namun, seringkali,
guru secara perlahan mematikan karakter baik yang ada dalam diri individu. Seringkali
guru mematikan kepercayaan diri seorang anak, lebih melihat hasil akhir atau nilai dalam
ujian atau PR sebagai indikator dari kecerdasan tanpa menghargai proses yang dilakukan
individu dan juga kurangnya menanamkan nilai-nilai karakter yang ada dalam pancasila.
Pancasila hanya diajarkan sebagai hafalan dan tidak dimaknai dan diimplementasikan
dengan baik. Akibatnya dari hal kecil ini, menimbulkan bibit-bibit koruptor, mudah
berbohong, dan sebagainya.
Pendidikan Agama merupakan pondasi penting dalam penanaman dan pembentukan
karakter, oleh karena itu pelaksanaan strategi pembentukan karakter religius melalui
pembelajaran pendidikan agama menjadi hal yang relevan. Dalam hal ini, menciptakan
suasana kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien serta penerapan di lingkungan
adalah salah satu strategi suatu pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang
berwatak dan berkepribadian baik. Selain menyampaikan pembelajaran mengenai
pendidikan agama secara teoritis, dapat pula dilakukan dengan cara melakukan berbagai
kegiatan dengan tujuan menumbuhkan jiwa berketuhanan yang maha esa.
Selain itu, tayangan-tayangan di televisi pun juga sangat berpengaruh terhadap
pembentukan karakter. Disini juga pemerintah harus berperandalam mengadakan acara
atau tontonan televisi yang baik dan mendidik untuk anak. Pemerintah juga harus
menjadi contoh dan tokoh yang berkarakter baik dan bermoral untuk rakyatnya. Semua
aspek saling berkaitan dan berperan penting, seperti yang dikatakan oleh Talcott Parsons
tentang teori Fungsionalisme, bahwa semua memiliki peran dan saling mempengaruhi.
BAB 3
KESIMPULAN
Penanaman karakter pada anak sejak dini berarti ikut mempersiapkan generasi bangsa yang
berkarakter, mereka adalah calon generasi bangsa yang diharapkan mampu memimpin
bangsa dan menjadikan negara yang berperadaban modernisasi, menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur bangsa dengan akhlak dan budi pekerti yang baik serta menjadi generasi yang berilmu
pengetahuan tinggi dan menghiasi dirinya dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu upaya
pembentukan karakter sangatlah penting. Pembentukan Karakter anak akan lebih baik jika
muncul dari kesadaran semua pihak keberagamaan bukan hanya karena sekedar berdasarkan
perilaku yang membudaya dalam masyarakat. Uraian di atas memperkuat pentingnya
pendidikan karakter pada anak dilakukan sejak dini, karena karakter seseorang muncul dari
sebuah kebiasaan yang berulang-ulang dalam waktu yang lama serta adanya teladan dari
lingkungan sekitar. Pembiasaan itu dapat dilakukan salah satunya dari kebiasaan perilaku
keberagamaan anak dengan dukungan lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1976-Article Text-3607-2-10-20210425.pdf
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun, 2010
https://pintek.id/blog/pendidikan-berkarakter/
ttps://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/8-upaya-
penerapan-pendidikan-karakter-bagi-peserta-didik-di-sekolah/
Permendiknas No 22 Tahun, 2006, Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Tingkat
Dasar dan Menengah,

Anda mungkin juga menyukai