PROGRAM
BIMBINGAN KONSELING
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 30
Jl. Sekejati no 23 Telp. 022 73-5150 Bandung 40285
LEMBAR PENGESAHAN
2
Mengetahui,
BAB I
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri
manusia, mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua manusia
mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orangtua, masyarakat maupun
lingkungannya.
Siswa tingkat SMP sebagai siswa yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (becoming), yang berkembang ke arah kematangan dan
kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa memerlukan bimbingan
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya
dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di
samping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan siswa tidak
selalu berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah. Perkembangan siswa tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat inhern
lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat
mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang
terjadi itu sulit diprediksi atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan
diskontinuitas perkembangan prilaku siswa seperti terjadinya stagnasi (kemandegan)
perkembangan masalah masalah pribadi atau penyimpangan prilaku.
Penyimpangan perilaku remaja seperti di atas sangat tidak diharapkan, karena
tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu : (1)
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, (2) berkhlak mulia, (3)
memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
(5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi yaitu : bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikulum dan bidang
4
B. LANDASAN
Tujuan Sekolah :
Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidupmandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
2. Paradigma, Visi dan Misi Konseling
a. Paradigma Konseling
Paradigma Konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam
bingkai budaya. Artinya pelayanan konseling berdasrkan kaidah
keilmuan, teknologi serta psikologi yang dikemas dalam kajian-trapan
pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik
b. Visi Konseling
Visi pelayanan konseling adalah tewujudnya kehidpan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik
berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
c. Misi Konseling
1) Misi Pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan prilaku efektif-normai dalam kehidupan
keseharian dan masa depan
2) Misi Pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi
dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat
3) Misi Pengentasan Masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan
masalah peserta didik mengacu pada kehiduan efektif sehari-hari.
2. Analisis S. W. O. T.
10
2. Weakness ( Kelemahan)
Jumlah yang besar memungkinkan muncul permasalahan yakni kurangnya
tenaga konselor yang berlatar belakang Bimbingan Konseling, dari rasio siswa
dengan jumlah konselor dimana seorang konselor idealnya membimbing maksimal
150 siswa maka idealnya siswa sebanyak itu ditangani oleh tujuh orang Konselor,
kenyataannya dari enam orang konselor yang ada tiga diantaranya tidak memiliki
latar belakang pendidikan Bimbingan dan Konseling.
Dari sisi letak geografis sekolah yang berada di lingkungan padat penduduk
dengan latar belakang yang majemuk memungkinkan terjadinya pengaruh negatif
yang menyulitkan tindakan prefentif maupun kuratif dari pihak sekolah.
3. Opportunity ( Peluang )
Apapun dan bagaimanapun kondisinya, semua itu merupakan peluang yang
besar bagi konselor untuk terus berdedikasi menunjang semua visi dan misi sekolah
secara umum maupun visi dan misi BK pada khususnya. Pada tahun pelajaran 2012-
2013 guru BK yang sedang menyelesaikan pendidikan di jenjang S2 ada tiga orang,
sehingga dihrapkan dua tahun ke depan memiliki empat orang guru BK yang
berijasah S2.
4. Threat ( Kendala )
1) Dari unsur siswa masih adanya kesan bahwa Guru Bimbingan dan
Konseling sebagai polisi sekolah, sehingga masih siswa merasa takut
mendatangi ruang bimbingan dan konseling, meskipun kesan tersebut
sedikit demi sedikit mulai terkikis sejalan bersama waktu.
2) Dari unsur personal sekolah masih ada anggapan semua masalah adalah
urusan guru bimbingan dan konseling sehingga kadang – kadang kasus
yang seharusnya ditangani oleh PKS bidang Kesiswaan juga diserahkan
11
BAB II
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
Dapat ditegaskan disini bahwa KTSP adalah salah satu sub sistem pendidikan
formal yang harus bersinergi dengan komponen/subsistem lain yaitu manajemen dan
bimbingan konseling dalam upaya memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai
perkembangan optimal yang diwujudkan dalam ukuran pencapaian standar
kompetensi. Dengan demikian pengembangan diri tidak menggantikan fungsi
bimbingan dan konseling melainkan sebagai wilayah komplementer dimana guru
dan konselor (guru BK) memberikan kontribusi dalam pengembangan diri peserta
didik/konseli.
17
b. Pelayanan Responsif.
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera. Membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan
masalah yang dialami atau membantu konseli yang mengalami hambatan,
kegagalan dalam mencapai tugas tugas perkembangannya. Masalah atau gejala
masalah yang sering timbul dalam pemberian pelayanan responsif antara lain (1)
merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri (3) berprilaku inpulsif
(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara
matang), (4) membolos dari sekolah (5) malas belajar, (6) kurang memiliki
18
kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa bergaul, (8) prestasi belajar rendah,
(9) malas beribadah, (10) masalah pergaulan bebas, (11) masalah tawuran, (12)
manajemen stress, dan (13) masalah dalam keluarga.
c. Perencanaan individual.
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya,
serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pelayanan ini bertujuan untuk membatu konseli agar (1) memiliki pemahaman
tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan,
atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan
pemahaman tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Melalui pelayanan
perencanaan individual, konseli diharapkan dapat :
1. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan kemampuan sosial-pribadi,
yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia
kerja, dan masyarakat.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian
tujuannya.
3. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi.
d. Dukungan sistem.
Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian bimbingan dan
konseling kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja,
infrastruktur (misalnya teknologi informasi komunikasi), dan pengembangan
kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak
19
H. STRATEGI
Strategi pelayanan bagi masing masing komponen di atas adalah
sebagai berikut :
a. Strategi Layanan Dasar
1. Bimbingan Klasikal, layanan bimbingan diberikan kepada siswa
secara terprogram. Kegiatan ini melalui pemberian layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.
1) Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran,
yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga mereka memiliki
pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada
mereka diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan
sekolah, seperti : kurikulum, personal (pimpinan, para guru, dan staf
administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib
sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya.
2) Layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan
kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang
pending bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun
tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti :
buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet).
21
1) PMR
2) Pramuka
3) Irma
4) Tari
5) Paduan suara
6) Karawitan
7) KIR Matematika
8) KIR IPA
9) Bola Basket
10) Renang
11) Bulu Tangkis
12) Sepak Bola
13) Bola Voli
14) Kararate
25
BAB III
Tata Usaha
SISWA
26
Personal
1. Pemasukan
BOS ................................................................... Rp. ..................
Dana SSN ....................................................................... Rp. ..................
2. Pengeluaran
a. Penyususan Program.........................................Rp. 200.000,-
b. Persiapan Instrumen BK .................................. Rp. 2.000.000,-
c. Foto Siswa Kelas VII (400 x Rp. 7.500,-)..........Rp. 3.000.000,-
d. Buku Pribadi Siswa kelas VII (400 x Rp. 5.000,-) Rp.
2.000.000,-
32
BAB IV
• Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan.
34
Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu
kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan
yang dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.
B. EVALUASI
Evaluasi atau penilaian harus diketahui oleh Kepala Sekolah dan dibina oleh
Pengawas Sekolah. Evaluasi atau penilaian yang bertujuan keterlaksanaannya
kegiatan yang telah dituangkan dalam rencana program Pelayanan Bimbingan
Konseling selama satu tahun pelajaran secara internal . Penilaian tersebut
dilaksanakan oleh Guru Bimbingan Konseling / Konselor dan Koordinator
Bimbingan Konseling /Konselor di sekolah tersebut.
Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih
bersifat ” penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
1. Mengamati partisipasi dan aktifitas peserta didik dalam kegiatan layanan
bimbingan.
2. Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas bahan-bahan yang
disajikan atau pemahaman atau pendalaman peserta didik atas masalah
yang dialaminya.
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi peserta didik dan perolehan
peserta didik sebagai hasil dari partisipasi atau aktifitasnnya dalam
kegiatan layanan bimbingan.
4. Mengungkapkan minat peserta didik tentang perlunya layanan bimbingan
lebuh lanjut.
5. Mengamati perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu (butir ini
terutama dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang
berkesinambungan).
6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasan penyelenggaraan kegiatan
layanan.
Khusus untuk bantuan kegiatan pendukung, evaluasinya dilakukan dengan
cara
sebagai berikut :
1. Mengungkapkan perolehan guru pembimbing sebagai hasil dari kegiatan
pendukung, layanan yang nantinya akan dimanfaatkan untuk kegiatan
layanan bimbingan terhadap peserta didik.
2. Mengungkapkan komitmen pihak-pihak yang terkait dalam penanganan
masalah peserta sisik (butir ini terutama untuk kegiatan konfrensi kasus,
kunjungan rumah dan alih tangan kasus)
3. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan
kegiatan pendukung.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk
angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi
tentang aspek-aspek yang dievaluasi (yaitu partisipasi aktifinas dan pemahaman
37
peserta didik, perolehan peserta didik dari layanan dan minat peserta didik terhadap
layanan lebih lanjut, perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu, perolehan
guru pembimbing, komitmen pihak-pihak terkait serta kelancaran dalam
penyelenggara kegiatan).
C. ANALISA
D. TINDAK LANJUT
Hasil evaluasi dan analisa, ditindaklanjuti berdasarkan potensi sumber daya
manusia dan keberadaan sumber daya alam serta keberagaman budaya yang dapat
mendukung untuk peningkatan mutu pendidikan dan pengambilan keputusan
pemilihan karier bagi peserta didik di Sekolah Menengah Pertama.
38
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
7. FORMAT INSTRUMEN BK
a. Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
b. Angket Siswa
c. Alat Ungkap Masalah
d. Deteksi Dini Gangguan Mental
e. Surat Undangan Orang Tua
41
8. SATLAN
9. DAFTAR KONSELI