Anda di halaman 1dari 41

1

PROGRAM

BIMBINGAN KONSELING

TAHUN PELAJARAN2012- 2013

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 30
Jl. Sekejati no 23 Telp. 022 73-5150 Bandung 40285

LEMBAR PENGESAHAN
2

Bandung, Juli 2012

Mengetahui,

Kepala Sekolah Koordinator BK

Asep Whidayat Pranata, S.Pd.,M.Si. Dra.Hj.Teti Mardiana, MM.


NIP. 105704201979031006 NIP. 196210121983022003
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri
manusia, mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua manusia
mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orangtua, masyarakat maupun
lingkungannya.
Siswa tingkat SMP sebagai siswa yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (becoming), yang berkembang ke arah kematangan dan
kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa memerlukan bimbingan
karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya
dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di
samping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan siswa tidak
selalu berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah. Perkembangan siswa tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat inhern
lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat
mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang
terjadi itu sulit diprediksi atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan
diskontinuitas perkembangan prilaku siswa seperti terjadinya stagnasi (kemandegan)
perkembangan masalah masalah pribadi atau penyimpangan prilaku.
Penyimpangan perilaku remaja seperti di atas sangat tidak diharapkan, karena
tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu : (1)
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, (2) berkhlak mulia, (3)
memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
(5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa
tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi yaitu : bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikulum dan bidang
4

bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang


administratif dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan
konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan trampil dalam aspek
akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek
kepribadian.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan Program Bimbingan
dan konseling di sekolah, bukan semata mata terletak pada ada atau tidak adanya
landasan hukum (perundang undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih
penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan
potensi dirinya atau mencapai tugas tugas perkembangannya (menyangkut aspek
fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral spiritual).
Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Bandung, sebagai salah satu lembaga
pendidikan mempunyai visi ke depan untuk menjadi Sekolah terbaik di kota
Bandung dan mempunya misi untuk bersama-sama membangun kualitas siswa yang
dapat diandalkan dan berguna di masyarakat dengan mengedepankan aspek religius
dalam bersikap dengan di tunjang oleh Program Bimbingan dan Konseling yang
memadai.

B. LANDASAN

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,


Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3
bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1b)
yang menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
5

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentangstandar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah.

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang


Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat
pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan.

4. Dasar Standarisasi Profesi Konselingyang dikeluarkan oleh Direktorat


Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan
profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.

C. Visi dan Misi


1. Visi dan Misi SMP Negeri 30 Bandung tahun 2010 - 2014
Visi :
Terwujudnya insan yang bertaqwa, cerdas intelektual, terampil, dan
mampubersaing di masyarakat global.
Misi :
1. Meningkatkan kegiatan keagamaan
2. Meningkatkan proses pembelajaran
3. Meningkatkan budaya gemar membaca
4. Meningkatkan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan
5.Mengoptimalkan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat menunjang
kecakapan hidup
6. Mengoptimalkan pemanfaatan labolatorium Ipa, Bahasa, dan komputer
7.Meningkatkan keikutsertaan dalam berbagai kompetisi
8. Meningkatkan kemampuan kecakapan berbahasa asing
9. Meningkatkan kemampuan teknologi informasi
6

Tujuan Sekolah :
Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidupmandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
2. Paradigma, Visi dan Misi Konseling
a. Paradigma Konseling
Paradigma Konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam
bingkai budaya. Artinya pelayanan konseling berdasrkan kaidah
keilmuan, teknologi serta psikologi yang dikemas dalam kajian-trapan
pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik
b. Visi Konseling
Visi pelayanan konseling adalah tewujudnya kehidpan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik
berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
c. Misi Konseling
1) Misi Pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan prilaku efektif-normai dalam kehidupan
keseharian dan masa depan
2) Misi Pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi
dan kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah,
keluarga dan masyarakat
3) Misi Pengentasan Masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan
masalah peserta didik mengacu pada kehiduan efektif sehari-hari.

3. Tujuan Program Bimbingan Konseling di SMP Negeri 30


1) Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam aspek Pribadi
a) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai nilai
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
maupun masyarakat pada umumnya
7

b) Memiliki sikap toleran terhadap umat beragama lain dengansaling


menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c) Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat
fluktuatif antara yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan,
serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya.
d) Memiliki penerimaan dan pemahaman diri secara obektif dan
konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan
baik fisik maupun psikhis.

2) Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam Aspek Sosial


a) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri dan orang lain, tidak
melecehkan martabat dan harga diri sendiri maupun orang lain.
b) Memiliki kemampuan untuk membuat pilihan secara sehat.
c) Memiliki rasa tanggungjawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugasdan kewajibannya.
d) Memiliki kemampuan beineraksi social (human relationship) yang
diwujudkan dalam bentuk persahabatan, pesaudaraan dan silaturahim
dengan sesama manusia.
e) Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah (konflik) baik
yang bersifat internal (dalam diri) maupun dengan orang lain.
f) Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

3) Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam aspek Belajar


a) Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan
memahami hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar
yang dialaminya.
b) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, sperti kebiasaan
membaca buku,disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, aktif mengikuti semua kegiatan yang diprogramkan
8

c) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat


d) Memiliki kerampilan teknik belajar yang efekif, seperti ketrampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat
pelajaran,mempersiapkan diri menghadapi ulangan/ujian
e) Memiliki ketrampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaaan
pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugastugas,
memantapkan diri dalam pelajaran tertentu, berusaha memperoleh
berbagai informasi tentang berbgagai hal dalam rangka
mengembangkan wawasan yang lebih luas
f) Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi
ujian/ulangan

4) Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam aspek Karir


a) Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang
terkait dengan pekerjaan
b) Memiliki pengetahuan tentang dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir
c) Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja, dalam arti mau bekerja
dalam bidang apapun tanpa merasarendah diri,selama pekerjaan itu
bermakna bagi dirinya dan sesuai dengan norma agama
d) Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai
pelajaran) dengan persyaratan kehlian atau kerampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita cita karirnya di masa depan
e) Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir dengan cara
mengenali ciri ciri pekerjaan, kemampuan yang dituntut oeleh suatu
pekerjaan, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja dan
kesejahteraan kerja
f) Memiliki kemampuan merancanakan masa depan yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran peran yang sesuai
dengan minat, kemampuan dan kondisi kehidupan sosial ekonomi
g) Dapat membentuk pola pola karir yaitu kecenderungan arah karir,
9

h) Mengenal ketrampilan kemampuan dan minat. Karena keberhasilan


suatu karir sangat dipengaruhi oleh ketrampilan kemampuan dan
minat.
i) Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan
karir .

4. Analisis Needs Assesmen dan Analisis S.W.O.T


1. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa SMP Negeri 30 Bandung melalui Tes
Inventory Tugas Perkembangan (ITP) yang meliputi kebutuhan akan
kematangan: landasan hidup religius (10%), kesadaran akan tanggung
jawab (12%), wawasan dan persiapan karir (7%), kematangan intelektual
(5%), kematangan emocional (7%), kematangan hubungan dengan teman
sebaya (12%), kemandirian perilaku ekonomis (7%), penerimaan diri
dan pengembangannya (13%), peran sosial sebagai pria dan wanita (10%)
dan landasan perilaku etis (17%) dari keseluruhan program Bimbingan
dan Konseling pada tahun 2012-2013. Seperti terlihat pada grafik sebagai
berikut:

Grafik Analisis Kebutuhan


20 PERSENTASE KEBUTUHAN
15
10
5
0

2. Analisis S. W. O. T.
10

Adapun hasil analisis SWAT adalah sebagai berikut :


1. Strength ( Kekuatan )
Siswa SMP N 30 Bandung berjumlah sekitar 1167 siswa merupakan peluang yang
sangat besar untuk memberikan layanan bimbingan konseling, didampingi oleh guru
- guru yang handal dengan tingkat pendidikan 99.9 % berijazah sarjana.

2. Weakness ( Kelemahan)
Jumlah yang besar memungkinkan muncul permasalahan yakni kurangnya
tenaga konselor yang berlatar belakang Bimbingan Konseling, dari rasio siswa
dengan jumlah konselor dimana seorang konselor idealnya membimbing maksimal
150 siswa maka idealnya siswa sebanyak itu ditangani oleh tujuh orang Konselor,
kenyataannya dari enam orang konselor yang ada tiga diantaranya tidak memiliki
latar belakang pendidikan Bimbingan dan Konseling.
Dari sisi letak geografis sekolah yang berada di lingkungan padat penduduk
dengan latar belakang yang majemuk memungkinkan terjadinya pengaruh negatif
yang menyulitkan tindakan prefentif maupun kuratif dari pihak sekolah.
3. Opportunity ( Peluang )
Apapun dan bagaimanapun kondisinya, semua itu merupakan peluang yang
besar bagi konselor untuk terus berdedikasi menunjang semua visi dan misi sekolah
secara umum maupun visi dan misi BK pada khususnya. Pada tahun pelajaran 2012-
2013 guru BK yang sedang menyelesaikan pendidikan di jenjang S2 ada tiga orang,
sehingga dihrapkan dua tahun ke depan memiliki empat orang guru BK yang
berijasah S2.
4. Threat ( Kendala )
1) Dari unsur siswa masih adanya kesan bahwa Guru Bimbingan dan
Konseling sebagai polisi sekolah, sehingga masih siswa merasa takut
mendatangi ruang bimbingan dan konseling, meskipun kesan tersebut
sedikit demi sedikit mulai terkikis sejalan bersama waktu.
2) Dari unsur personal sekolah masih ada anggapan semua masalah adalah
urusan guru bimbingan dan konseling sehingga kadang – kadang kasus
yang seharusnya ditangani oleh PKS bidang Kesiswaan juga diserahkan
11

kepada guru bimbingan dan konseling sehingga terjadi tumpang tindih


pekerjaan.
3) Dari unsur guru bimbingan dan konselingnya sendiri masih kekurangan
tenaga profesional bimbingan dan konseling dibandingkan dengan jumlah
siswa yang ada. Dari jumlah siswa sebanyak 1167 orang diperlukan guru
BK sebanyak tujuh orang. Tenaga profesional yang ada hanya tiga orang
dibantu oleh guru yang tidak berlatar belakang bimbingan dan konseling.
4) Dari unsur waktu yang tersedia, dengan kembali berlakunya sekolah 6 hari
dan masuk siang hari untuk kelas VII dimulai pukul 12.20 dan berakhir
pada pukul 17.00. sedangkan pagi hari dipergunakan oleh kelas VIII dan
kelas IX,sehingga dalam satu hari terdapat 6 jam pelajaran yang dimulai
dari pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 11.30.ditambah dengan program
pengembangan diri melalui kegiatan ektra kurikuler sehingga praktis
kurang waktu untuk guru bimbingan dan konseling untuk memberikan
layanan bimbingan yang sifatnya klasikal, sehingga terdapat beberapa
program bimbingan konseling yang kurang dapat dilaksanakan.
12

BAB II
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

I. PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN


BIMBINGAN DAN KONSELING
A. PENGERTIAN

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran


sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan dirimerupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian
peserta didik yangdilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan
dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Di samping itu, untuk
satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya pelayanan
konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk satuan
pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan
hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/


dilaksanakan oleh konselor, dan kegiatan ekstra kurikuler dapat dibina oleh
konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan
kewenangnya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pelayanan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler dapat megembangkan
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING

a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang


membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan
potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.

b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu


peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
13

kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.

c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang


membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam
rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri.

d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta


didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.

C. FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri


dan lingkungannya.

b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu


mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang
dapat menghambat perkembangan dirinya.

c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi


masalah yang dialaminya.

d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta


didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan
kondisi positif yang dimilikinya.

e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh


pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.

D. PRINSIP DAN AZAS BIMBINGAN DAN KONSELING

a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan


yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan
pelayanan.
14

b. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,


kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.

E. JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami


lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-
obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru.

b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan


memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan
yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik
dalam mengentaskan masalah pribadinya.

f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam


pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika
kelompok.
15

h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.

F. POSISI PENGEMBANGAN DIRI DALAM BIMBINGAN DAN


KONSELING

1. Pengembangan diri bukan sebagai mata pelajaran, mengandung arti bahwa


bentuk, rancangan, dan metode pengembangan diri tidak dilaksanakan
sebagai sebuah adegan mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang studi.
Namun, manakala masuk ke dalam pelayanan pengembangan minat dan
bakat tak dapat dihindari akan terkait dengan substansi bidang studi dan/atau
bahan ajar yang relevan dengan bakat dan minat konseli dan disitu adegan
pembelajaran akan terjadi. Ini berarti bahwa pelayanan pengembangan diri
tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah
bimbingan dan konseling.
2. Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler mengandung
arti bahwa di dalamnya akan terjadi diversifikasi program berbasis minat dan
bakat yang memerlukan pelayanan pembina khusus sesuai dengan
keahliannya. Inipun berarti bahwa pelayanan pengem-bangan diri tidak
semata-mata tugas konselor, dan tidak semata-mata sebagai wilayah
bimbingan dan konseling.
3. Kedua hal tersebut diatas menunjukkan bahwa pengembangan diri bukan
substitusi atau pengganti pelayanan bimbingan dan konseling melainkan
didalamnya mengandung sebagian saja dari pelayanan bimbingan dan
konseling yang harus diperankan oleh konselor (guru BK).
Telaahan diatas menegaskan bahwa bimbingan dan konseling tetap sebagai
bagian yang terintegrasi dari sistem pendidikan. Pelayanan pengembangan diri yang
terkandung dalam KTSP merupakan bagian dari kurikulum. Sebagian dari
16

pengembangan diri dilaksanakan melalui pelayanan bimbingan dan konseling


Dengan demikian pengembangan diri hanya merupakan sebagian dari aktifitas
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan, dapat dilukiskan sebagai
berikut :

Dapat ditegaskan disini bahwa KTSP adalah salah satu sub sistem pendidikan
formal yang harus bersinergi dengan komponen/subsistem lain yaitu manajemen dan
bimbingan konseling dalam upaya memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai
perkembangan optimal yang diwujudkan dalam ukuran pencapaian standar
kompetensi. Dengan demikian pengembangan diri tidak menggantikan fungsi
bimbingan dan konseling melainkan sebagai wilayah komplementer dimana guru
dan konselor (guru BK) memberikan kontribusi dalam pengembangan diri peserta
didik/konseli.
17

G. KOMPONENBIMBINGAN DAN KONSELING

Kegiatan Bimbingan Konseling di SMP, memiliki 4 komponen yang diantaranya :


a. Pelayanan Dasar Bimbingan.
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian
bantuan kepada seluruh konseli melalui penyiapan pengalaman terstruktur secara
klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka
pengembangan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap tahap perkembangan
yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil
keputusan dalam menjalani kehidupannya. Untuk mencapai tujuan membantu
konseli agar mereka dapat mencapai tugas tugas perkembangannya maka fokus
perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek aspek pribadi, sosial dan karir.
Bimbingan Konseling secara terprogram masuk kelas untuk kelas VII dan IX
belum dapat dilaksanakan sehingga pelaksanaan klasikal penerapannya fleksibel
bekerja sama dengan wali kelas. Sedangkan untuk kelas VIII mulai tahun 2012-
2013 bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Unpad diberikan Pelajaran
HEBAT singkatan dari Hidup Sehat Bersama Sahabat, yang terdiri dari 2
semester, semester I diberikan materi Pendidikan Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba, dan pada semester II diberikan materi Pendidikan Kesehatan
Reproduksi. Pelaksanaannya satu jam pelajaran setiap minggu.

b. Pelayanan Responsif.
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera. Membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan
masalah yang dialami atau membantu konseli yang mengalami hambatan,
kegagalan dalam mencapai tugas tugas perkembangannya. Masalah atau gejala
masalah yang sering timbul dalam pemberian pelayanan responsif antara lain (1)
merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri (3) berprilaku inpulsif
(kekanak-kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara
matang), (4) membolos dari sekolah (5) malas belajar, (6) kurang memiliki
18

kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa bergaul, (8) prestasi belajar rendah,
(9) malas beribadah, (10) masalah pergaulan bebas, (11) masalah tawuran, (12)
manajemen stress, dan (13) masalah dalam keluarga.

c. Perencanaan individual.
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya,
serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
Pelayanan ini bertujuan untuk membatu konseli agar (1) memiliki pemahaman
tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan,
atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan
pemahaman tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya. Melalui pelayanan
perencanaan individual, konseli diharapkan dapat :
1. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan kemampuan sosial-pribadi,
yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia
kerja, dan masyarakat.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian
tujuannya.
3. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.
Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi.

d. Dukungan sistem.
Ketiga komponen di atas, merupakan pemberian bimbingan dan
konseling kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja,
infrastruktur (misalnya teknologi informasi komunikasi), dan pengembangan
kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak
19

langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran


perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada konselor
dalam memperlancar penyelenggaraaan pelayanan di atas. Sedangkan bagi
personal pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program
pendidikan di sekolah. Dukungan sistem ini diliputi aspek aspek :
1. Pengembangan jejaring (Net working) menyangkut kegiatan konselor yang
meliputi :
 Konsultasi dengan guru guru
 Menyelenggarakan program kerja sama dengan orangtua atau masyarakat.
 Berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan kegiatan
sekolah.
 Bekerjasama dengan personal sekolah lainnya dalam rangka menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan konseli.
2. Melakukan penelitian tentang masalah masalah yang berkaitan erat dengan
bimbingan dan konseling.
3. Melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan
pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara dan meningkatkan mutu program bimbingan konseling melalui :
 pengembangan program
 pengembangan staf
 pemanfaatan sumber daya
 pengembangan penataan kebijakan.
5. Riset dan pengembangan,
 Pengembangan profesionalitas, konselor secara terus menerus untuk
memutakhirkan pengetahuan dan keterampilan keterampilannya melalui :
- In Servis Training.
- Aktif dalam organisasi profesi
- Aktif dalam kegiatan kegiatan ilmiah
- Melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi.
20

 Pemberian konsultasi dan berkolaborasi, konselor perlu melakukan


konsultasi dan berkolaborasi dengan guru, orangtua, staf sekolah lainnya
dan pihak instansi di luar sekolah seperti instansi pemerintah, instansi
swasta, organisasi profesi, para ahli dalam bidang tertentu seperti
psikolog, psikiater, dokter dan lainnya yang dipandang perlu.juga dengan
MGP (musyawarah guru pembimbing).
6. Manajemen program, sistem pengelolaan program bimbingankonseling yang
bermutu.

H. STRATEGI
Strategi pelayanan bagi masing masing komponen di atas adalah
sebagai berikut :
a. Strategi Layanan Dasar
1. Bimbingan Klasikal, layanan bimbingan diberikan kepada siswa
secara terprogram. Kegiatan ini melalui pemberian layanan orientasi dan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa.
1) Layanan orientasi pada umumnya dilaksanakan pada awal pelajaran,
yang diperuntukan bagi para siswa baru, sehingga mereka memiliki
pengetahuan yang utuh tentang sekolah yang dimasukinya. Kepada
mereka diperkenalkan tentang berbagai hal yang terkait dengan
sekolah, seperti : kurikulum, personal (pimpinan, para guru, dan staf
administrasi), jadwal pelajaran, perpustakaan, laboratorium, tata-tertib
sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas sekolah lainnya.
2) Layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan
kepada para siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang
pending bagi mereka, baik melalui komunikasi langsung, maupun
tidak langsung (melalui media cetak maupun elektronik, seperti :
buku, brosur, leaflet, majalah, dan internet).
21

2. Bimbingan kelompok, konselor memberikan layanan bimbingan


kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang).
Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan para siswa.
Topik yang didiskusikan dalam bimbingan kelompok ini, adalah
masalah yang bersifat umum (common problem) dan tidak rahasia,
seperti : cara-cara belajar yang efektif, kiat-kiat menghadapi ujian,
dan mengelola stress.
3. Berkolaborasi dengan Guru mata Pelajaran atau Wali Kelas,
konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka
memperoleh informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar,
kehadiran siswa dan pribadinya). Membantu memecahkan masalah
siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat
dilakukan oleh guru mata pelajaran.
4. Berkolaborasi (kerjasama) dengan orangtua. Dalam upaya
meningkatkan kualitas peluncuran program bimbingan, konselor perlu
melakukan kerja sama dengan para orangtua siswa. Tetapi juga oleh
orangtua di rumah.
b. Strategi Layanan Responsif :
1. Konsultasi : konselor memberikan konsultasi kepad guru,
orangtua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun
kesamaan persepsi dalam rangka memberikan bimbingan kepada
siswa.
2. Konseling Individual atau Kelompok : kegiatan ini dilakukan
untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami
hambatan dalam mencapai tugas tugas perkembangannya.
3. Konseling Krisis : kegiatan ini diberikan kepada siswa dan keluarga
yang menghadapi situasi atau masalah yang krisis (darurat). Konselor
memberikan intervensi agar peserta didik atau keluarga memiliki
kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya segera.
4. Referal : Layanan referal dilakukan apabila permasalahan siswa
diluar batas wewenang konselor untuk menangani.
22

5. Bimbingan teman sebaya : dilakukan oleh siswa terhadap siswa


yang lain dibawah binaan konselor sekolah.
c. Strategi Layanan Perencanaan Individual :
1. Penilaian invididual atau kelompok : Konselor bersama siswa
menganalisis dan menilai kemampuan, minat dan prestasi belajar
siswa. Atau konselor membantu siswa menganalisis kekuatan dan
kelemahan dirinya.
2. Individual or Small-group advicement : konselor memberikan nasehat
kepada siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian
tentang dirinya atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan
karir.

d. Strategi Dukungan Sistem :


1. Pengembangan profesional : konselor secara terus menerus berusaha
untuk ”men-update”pengetahuan dan keterampilan melalui (1) in-
service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3) atau
melanjutkan studi ke pascasarjana.
2. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi : strategi ini berkaitan dengan
upaya sekolah untuk meningkatkan kerjasama dengan unsur-unsur
masyarakat yang dipandang relevan.
3. Manajemen Program : Strategi ini meliputi perencanaan dan kegiatan
kegiatan manajemen, serta analisis data yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan program BK.
23

Kegiatan Bimbingan dan Konseling memperlihatkan unjuk kerja seperti


tergambar dalam bagan dibawah ini :

II. PROGRAM PENGEMBANGAN DIRIMELALUI KEGIATAN


EKTRA KURIKULER

Siswa di SMP Negeri 30 Bandung diterima melalui berbagai jalur :


1. Jalur Non Akademik
1) Jalur Prestasi
2) Jalur tidak mampu
2. Jalur Akademik
Terutama siswa yang masuk melalui jalur prestasi baik dalam bidang olah
raga, maupun kesenian membutuhkan fasilitas untuk mengembangkan
potensinya.
Untuk mengembangkan potensi tersebut maka diselenggarakan beberapa
jenis kegiatan ekstra kurikuler sebagai berikut :
24

1) PMR
2) Pramuka
3) Irma
4) Tari
5) Paduan suara
6) Karawitan
7) KIR Matematika
8) KIR IPA
9) Bola Basket
10) Renang
11) Bulu Tangkis
12) Sepak Bola
13) Bola Voli
14) Kararate
25

BAB III

ORGANISASI DAN ANGGARAN


A. ORGANISASI DAN PERSONAL
Layanan bimbingan konseling di sekolah dalam pelaksanaannya
secara keseluruhan berada di bawah tanggung jawab Kepala Sekolah dan
seluruh staf. Koordinator BK bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
bimbingan dan konseling secara operasional. Personal lain yang mencakup
wakil kepala sekolah, guru pembimbing (konselor), guru bidang studi dan
wali kelas memilki peran dan tugas masing masing dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan dan konseling, secara rinci deskripsi struktur organisasi
BK serta tugas dan tanggung jawab masing-masing personal adalah sebagai
berikut :
1. Struktur Organisasi BK

Komite Sekolah Kepala Sekolah Instansi


Wakil LainOrganisa
KepalaSekolah siTenaga
Ahli

Tata Usaha

Wali Kelas Koordinator Guru Mata


BK/Guru Pelajaran
Pembimbing

SISWA
26

Personal

a. Asep Whidayat Pranata, S.Pd, M.Si. (Kepala Sekolah)


1) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi
kegiatan pengajaran, pelatihan serta bimbingan dan konseling di
sekolah;
2) Menyediakan dan melengkapi sarana prasarana yang diperlukan
dalam kegiatan bimbingan konseling di sekolah;
3) Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program kegiatan
bimbingan konseling di sekolah;
4) Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah;
5) Menetapkan koordinator guru pembimbing yang
bertanggungjawab atas koordinasi pelaksana bimbingan konseling
di sekolah berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing;
6) Membuat surat tugas guru pembimbing dalam proses bimbingan
konseling pada setiap awal semester.
7) Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan
konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru
pembimbing yang akan naik pangkat atau golongan;
8) Mengadakan kerja sama dengan instasi lain (seperti
perusahaan/industri, Dinas kesehatan, kepolisian, atau para pakar
yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling
(seperti psikolog, dokter);
b. Saeful Anwar, S.Pd ( Wakil Kepala Sekolah )
Hj. Eneng Nurcita, S.Pd (Wakasek Kurikulum)
Yooke Kusdariyati, S.Pd. M.Ds (Wakasek Kesiswaan)
Suryaman, S.Pd (Wakasek Sarana Prasarana)
Damdam Efendi, S.Pd (Wakasek Humas)
1) Mengkoordinsikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
kepada semua personel sekolah.
27

2) Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah terutama dalam


pelaksanaan layanan bimbingan konseling.
c. Dra. Hj. Teti Mardiana,MM. (Koordinator BK)
1) Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam :
(a). Memasyarakatkan kegiatan bimbingan konseling.
(b). Menyusun program bimbingan konseling secara umum.
(c). Melaksanakan program bimbingan konseling.
(d). Mengadministrasikan kegiatan bimbingan konseling.
(e). Menilai program bimbingan dan konseling.
(f). Mengadakan tindak lanjut.
2) Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan
terpenuhinya tenaga, sarana dan prasarana.
3) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling kepada kepala sekolah.
d. Dra. Noria Rida Marpaung (Guru Pembimbing)
Siti Aisah, S.Pd. (Guru Pembimbing)
Dra. Emmy Lasma (Guru Pembimbing)
Hj. Entin, S.Ag. (Guru Pembimbing)
Drs. Deded Supriyadi (Guru Pembimbing)
1) Memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling (terutama
kepada siswa);
2) Merencanakan program bimbingan konseling bersama koordinator
BK;
3) Merumuskan persiapan kegiatan bimbingan konselling;
4) Melaksanakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa
yang menjadi tanggung jawabnya (melaksanakan layanan dasar,
responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem).
5) Mengevaluasi proses dan hadil kegiatan layanan bimbingan dan
konseling.
6) Menganalisis hasil evaluasi.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
28

8) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.


9) Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator
BK atau kepala sekolah.
10) Menampilkan pribadi sebagai figure moral yang berakhlak mulia
(seperti taat beribadah; jujur; bertanggung jawab; sabar; disiplin;
respek terhadap pimpinan, kolega dan siswa).
e. Guru Mata Pelajaran.
1) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling
kepadasiswa.
2) Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam
mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan konseling.
3) Mengalihtangankan (merujuk) siswa yang memerlukan bimbingan
dan konseling kepada guru pembimbing.
4) Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan dan
konseling (program perbaikan dan program pengayaan atau
remedial teaching).
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
layanan bimbingan dan konseling guru pembimbing.
6) Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam
rangka penilaian layanan bimbingan dan konseling.
7) Menerapkan nilai nilai bimbingan dalam PBM atau berinteraksi
dengan siswa, seperti: bersikap respek terhadap semua siswa,
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, atau
berpendapat, memberikan reward kepada siswa yang
menampilkan perilaku/prestasi yang baik, menampilkan pribadi
sebagai figure moral yang berfungsi sebagai ”uswatun hasanah”.
f. Wali Kelas,
1) Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan bimbingan
dan konseling yang menjadi tanggungjawabnya.
29

2) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,


khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti layanan bimbingan dan konseling.
3) Memberikan informasi tentang keadaan siswa kepada guru
pembimbing untuk memperoleh layanan bimbingan dan
konseling.
4) Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa
yang perlu diperhatikan secara khusus dalam belajarnya.
5) Ikut serta dalam konfrensi kasus.
g. Staf administrasi
1) Membantu guru pembimbing (koneslor) dan koordinator BK
dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah;
2) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling;
3) Membantu guru pembimbing dalam menyiapkan seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling.

3. Pembagian Tugas Personal Bimbingan dan Konseling


Berdasarkan PP 74 Thn 2008 tentang guru pasal 54 ayat :
1) Ayat (1) Beban kerja kepala satuan pendidikan yang memperoleh
tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit 6
(enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau membimbing 40
(empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang
berasal dari Guru bimbingan dankonseling atau konselor.
2) Ayat (2) Beban kerja wakil kepala satuan pendidikan yang
memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling
sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu atau
membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik bagi wakil kepala
30

satuan pendidikan yang berasal dari Guru bimbingandan konseling


atau konselor
3) Ayat (6) Bebankerja Guru bimbingan dan konseling atau
konselor yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan
adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150
(seratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih
satuan pendidikan.
Mengacu pada PP tersebut maka pembagian tugas personal Bimbinngan dan
Konseling di SMP Negeri 30 Bandung sebagai berikut :
1) PEMBAGIAN TUGAS PERSONAL BIMBINGAN DAN KONSELINTAHUN
PELAJARAN 2012-2013
NO NAMA NIP JABATAN KELAS JML
Asuhan siswa
DRA. HJ. TETI KOORD. 7I, 8ABC, 244
1 MARDIANA,MM. 199210121983022003 BK 9AB
196511191995122001 7H, 287
DRA. NORIA RIDA 8 DEF,
2 MARPAUNG GURU BK 9 CDE
196910282006042003 7G, 8 288
GHI,
3 SITI AISAH, S.PD GURU BK 9FGH
4 HJ. ENTIN, S.AG 195505041979032001 GURU BK 7ABC 108
5 DRA. EMMY LASMA 195301161983032004 GURU BK 7JK 9 I 118
6 DRS. DEDED SUPRIYADI GURU BK 7 DEF 110

2) PEMBAGIAS TUGAS PERSONAL PENGEMBANGAN DIRI MELALUI


KEGIATAN EKSTRA KURIKULERTAHUN PELAJARAN 2012-2013

NO JENIS EKSTRA KURIKILER PEMBINA


1 WIWIN KARLINA S.Pd.
PRAMUKA
KUSUMA WARDHANI, S.Pd.
2 SEPAK BOLA SURYAMAN, S.Pd.

3 KIR MATEMATIKA NOVIA HERYATI,S.Pd


31

4 KIR IPA DRA. HJ. ELIN KARLINAH

5 SENI TARI YOOKE KUSDARIATI, S.Pd, M.Sn.

6 KARAWITAN GUNAWAN, S.Pd

7 KARATE SURYAMAN, S.Pd

8 RENANG SAEFUL ANWAR,S.Pd

9 BRIPASKA YOSEP HERIYANTO

10 IRMA DRA. EUIS AISAH

11 PMR SULASTRI ,S.Pd

12 BASKET SAEFUL ANWAR,S.Pd

13 BULU TANGKIS ENDANG SUHENDAR

14 PADUAN SUARA EUIS AMINAH, S.PD

B. Rencana AnggaranKegiatan Bimbingan dan KonselingTahun Pelajaran


2012-2013

1. Pemasukan
BOS ................................................................... Rp. ..................
Dana SSN ....................................................................... Rp. ..................

2. Pengeluaran
a. Penyususan Program.........................................Rp. 200.000,-
b. Persiapan Instrumen BK .................................. Rp. 2.000.000,-
c. Foto Siswa Kelas VII (400 x Rp. 7.500,-)..........Rp. 3.000.000,-
d. Buku Pribadi Siswa kelas VII (400 x Rp. 5.000,-) Rp.
2.000.000,-
32

e. Psikotes kelas VII (400 x Rp. 25.000,-) Rp. 10.000.000,-


f. Map data siswa kelas VII (400 x Rp. 3.500,-) Rp. 1.400.000,-
g. Home Visit Rp. 3.000.000,-
h. Layanan Informasi Rp. 500.000,-
g. Evaluasi dan tindak lanjut Rp. 500.000,-
Jumlah Rp. 22.100.000,-
33

BAB IV

PENILAIAN DAN EVALUASI

A. Penilaian Program Bimbingan dan Konseling

Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan


kompetensi siswa, hasil-hasil layanan Bimbingan dan Konseling harus dinilai, baik
melalui penilaian terhadap hasil layanan maupun proses pelaksanaannya. Penilaian
ini selanjutnya dapat dipakai untuk melihat keefektifan layanan di satu sisi, dan
sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangannya di sisi lain.

1. Penilaian Hasil Layanan

a. Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan


penilaian ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa
dampak positif terhadap siswa yang mendapatkan layanan.

b. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan. Perolehan


ini diorientasikan pada :

• Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang


bagi pengentasan masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih
menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan
permasalahan dan perkembangan diri siswa.

• Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,


kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemam-
puan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.

a. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:

• Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya


dengan masalah yang dibahas.

• Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan
melalui layanan.
34

• Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah


pelaksanaan layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut
pengentasan masalah yang dialaminya.

Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu
kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan
yang dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.

d. Penilaian dapat dilakukan melalui :

• format individual, kelompok, dan/atau klasikal

• media lisan dan/atau tulisan

• penggunaan panduan dan/atau instrumen baku dan/atau yang disusun sendiri


oleh guru pembimbing.

e. Tahap-tahap penilaian meliputi :

• Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan


segera setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.

• Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang


dilakukan setelah satu (atau le bih) jenis layanan dilaksanakan selang
beberapa hari sampai paling lama satu bulan.

• Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih


menyeluruh setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu
tertentu, seperti satu semester.

2. Penilaian Proses Kegiatan

a. Penilaian dalam Bimbingan dan Konseling dilakukan juga terhadap proses


kegiatan dan pengelolaannya, yaitu terhadap :

• kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling

• kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling

• mekanisme dan instrumentasi yang digunakan dalam kegiatan


35

• pengelolaan dan administrasi kegiatan

b. Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan


Bimbingan dan Konseling secara menyeluruh.

B. EVALUASI
Evaluasi atau penilaian harus diketahui oleh Kepala Sekolah dan dibina oleh
Pengawas Sekolah. Evaluasi atau penilaian yang bertujuan keterlaksanaannya
kegiatan yang telah dituangkan dalam rencana program Pelayanan Bimbingan
Konseling selama satu tahun pelajaran secara internal . Penilaian tersebut
dilaksanakan oleh Guru Bimbingan Konseling / Konselor dan Koordinator
Bimbingan Konseling /Konselor di sekolah tersebut.

Evaluasi atau penilaian dilaksanakan dalam kurun waktu yang ditentukan


oleh pihak sekolah atau berkala dan berkelanjutan. Hasilnya dianalisa, serta
didokumentasikan untuk di tindaklanjuti sebagai upaya perbaikan peningkatan mutu
pendidikan melalui perencanaan dan pelaksanaan program Pelayanan Bimbingan
Konseling. Methode evaluasi dapat dilaksanakan secara multi evaluasi sesuai kondisi
dan potensi sekolah di berbagai daerah.

Aspek yang dinilai baik proses maupun hasilnya, antara lain :


1. Keseluruhan antara program dengan pelaksanaan
2. Keterlaksanaan program.
3. Hambatan hambatan yang dijumpai.
4. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar.
5. Respon peserta didik, personal sekolah, orangtua dan masyarakat
terhadap layanan bimbingan.
6. Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan layanan
bimbingan, pencapaian tugas tugas perkembangan, hasil belajar dan
keberhasilan peserta didik setelah menamatkan sekolah.
36

Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih
bersifat ” penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;
1. Mengamati partisipasi dan aktifitas peserta didik dalam kegiatan layanan
bimbingan.
2. Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas bahan-bahan yang
disajikan atau pemahaman atau pendalaman peserta didik atas masalah
yang dialaminya.
3. Mengungkapkan kegunaan layanan bagi peserta didik dan perolehan
peserta didik sebagai hasil dari partisipasi atau aktifitasnnya dalam
kegiatan layanan bimbingan.
4. Mengungkapkan minat peserta didik tentang perlunya layanan bimbingan
lebuh lanjut.
5. Mengamati perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu (butir ini
terutama dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang
berkesinambungan).
6. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasan penyelenggaraan kegiatan
layanan.
Khusus untuk bantuan kegiatan pendukung, evaluasinya dilakukan dengan
cara
sebagai berikut :
1. Mengungkapkan perolehan guru pembimbing sebagai hasil dari kegiatan
pendukung, layanan yang nantinya akan dimanfaatkan untuk kegiatan
layanan bimbingan terhadap peserta didik.
2. Mengungkapkan komitmen pihak-pihak yang terkait dalam penanganan
masalah peserta sisik (butir ini terutama untuk kegiatan konfrensi kasus,
kunjungan rumah dan alih tangan kasus)
3. Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan
kegiatan pendukung.
Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya berbentuk
angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling berupa deskripsi
tentang aspek-aspek yang dievaluasi (yaitu partisipasi aktifinas dan pemahaman
37

peserta didik, perolehan peserta didik dari layanan dan minat peserta didik terhadap
layanan lebih lanjut, perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu, perolehan
guru pembimbing, komitmen pihak-pihak terkait serta kelancaran dalam
penyelenggara kegiatan).

C. ANALISA

Analisa terhadap hasil evaluai atau penilaian harus melalui perencanaan.


Perencanaan dan pelaksanaan program Pelayanan Bimbingan Konseling selalu
mempertimbangkan kemampuan atau potensi sekolah, atau potensi daerah yang
berkaitan dengan pengembangan kehidupan pribadi dan sosial serta pengembangan
kehidupan belajar dan karir, berupa kemampuan akademik maupun non akademik.
Analisa yang dilakukan dapat berupa analisa kekuatan / kemampuan potensi
sekolah atau analisis SWOT (Strenghts-Weaknesses-Opportunities-Treats).

D. TINDAK LANJUT
Hasil evaluasi dan analisa, ditindaklanjuti berdasarkan potensi sumber daya
manusia dan keberadaan sumber daya alam serta keberagaman budaya yang dapat
mendukung untuk peningkatan mutu pendidikan dan pengambilan keputusan
pemilihan karier bagi peserta didik di Sekolah Menengah Pertama.
38

BAB V
PENUTUP

Penyusunan Program merupakan strategi alternatif dalam rangka menggali


dan mengembangkan potensi siswa seoptimal mungkin, dam merupakan salah satu
komponen sistem dalam rangka meningkatkan mutu siswa sebagai subjek belajar,
bimbingan konseling perkembangan tidak hanya diberikan kepada siswa bermasalah,
mengingat fungsi bimbingan konseling yaitu : fungsi pemahaman (understanding),
fungsi pencegahan (Safety and development).
Berdasarkan Visi, Misi bimbingan serta kebutuhan siswa SMP, maka tujuan
bimbingan dan konseling secara umum adalah sebagai berikut :Memahami,
menerima, mengarahkan dan mengembangkan minat, bakat dan kemampuan siswa
SMP seoptimal mungkin.
1. Menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
2. Merencanakan kehidupan masa depan siswa yang sesuai dengan tuntutan
dunia saat ini dan tuntutan di masa datang.
Secara khusus, layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu
siswa agar memiliki kemampuan menginternalisasikan itu meliputi tiga tahapan,
yaitu; pemahaman (awareness), sikap (accommodation) dan keterampilan atau
tindakan (action).
Kami yakin dengan program BK ini, yang dilakukan secara terencana,
terintergratif, komprehensif, fleksibel, dan adaptif, akan sangat menunjang terhadap
cita dan citra mutu pendidikan di SMP.
Semoga Alloh SWTmemberikan kekuatan dan keberhasilan siswa-siswi kita
khususnya dan guru guru pembimbing di SMP pada umumnya. Amin......
Bandung, Juli 2012
Koordinator BK

Dra. Hj. Teti Mardiana, MM.


NIP. 196210121983022003
39

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2003, Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Depdiknas,Jakarta

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah LPMP, 2004, Bimbingan


Konseling dalam KBK, Jawa Barat

Prayitno,dkk, 2004, Pedoman khusus Bimbingan Konseling, Direktorat Pendidikan


Menengah Umum, Depdiknas, Jakarta

Depdiknas, 2005, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan, Depdiknas,Jakarta

Depdiknas, 2006, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 tahun 2006


tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas,
Jakarta

Dirjen PMPTK Depdiknas, 2007, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan


Konseling dalam jalur Pendidikan Formal , Depdiknas,Jakarta

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga Kependidikan


Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling, 2008, Panduan Pengembangan Diri
melalui Pelayanan Konseling, Depdiknas, Jakarta
Depdiknas, 2008, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor
27 tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor,
Depdiknas, Jakarta
Depdiknas,2008, Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang Guru,
Depdiknas,Jakarta
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional. 2008, Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan
Pengawas Sekolah. Depdiknas, Jakarta

Direktorat Profesi Pendidik Dirjen PMPTK, 2009, Peraturan Menteri Negara


Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 16 tahun 2009
tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Kementrian Pendidikan
Nasional, Jakarta
Kemendiknas, 2009, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
nomor 39 tahun 2009 tentang beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan,
Kamendiknas, Jakarta
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Penjas
dan BK, 2009, Pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam KTSP, Depdiknas Jakarta
40

LAMPIRAN - LAMPIRAN

1. EVALUASI PROGRAM TAHUN 2011-2012


2. SK KEPALA SEKOLAH
3. MATRIK RENCANA KEGIATAN SEMESTER
4. KTSP BK
5. JADWAL BIMBINGAN KONSELING
6. FORMAT- FORMAT KINERJA BK :
1) Program BK
2) Rekap Kehadiran Peserta Didik
3) Studi Kasus
4) Pelaksanaan Wawancara
5) Pelaksanaan Home Visit
6) Pembuatan Sosiometri
7) Alih Tangan Kasus
8) Statistik Bulanan
9) Konsultasi Dengan Wali Kelas
10) Konsultasi Dengan Orang Tua
11) Mengisi Kartu Pribadi
12) Melaksanakan Layanan Pengembangan Diri
13) Melaksanakan Konferensi Kasus
14) Rekap Nilai Anak Asuh
15) Analisis Hasil Belajar
16) Rekap Kegiatan Ekstrakurikuler
17) Statistik Hasil Penilaian BK

7. FORMAT INSTRUMEN BK
a. Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
b. Angket Siswa
c. Alat Ungkap Masalah
d. Deteksi Dini Gangguan Mental
e. Surat Undangan Orang Tua
41

8. SATLAN
9. DAFTAR KONSELI

Anda mungkin juga menyukai