Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Dengan diluncurkannya kurikulum tahun 2013 yang dikenal dengan Kurikulum


Tiga Belas (Kurtilas) Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan
beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan, maka diperlukan pedoman-pedoman
pendukung untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum Tiga Belas (Kurtilas) pada
Sekolah Menengah Atas khususnya SMA Bunda dan syukur ke hadirat Allah SWT,
kami dapat menyelesaikan program pelayanan konseling tahunan dan terima kasih atas
dukungan dan dorongan Bapak Kepala SMA Bunda dan semua pihak yang membantu
pembuatan program ini.

Untuk pelaksanaan program kerja ini semua pihak diharapkan membantu


kelancaran dalam proses Pelayanan Konseling di SMA Bunda

Bogor, 15 Juli 2022


Guru BK SMA Bunda

Ai Sumiati Rohaeti, M.Pd

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda i


BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian Pengembangan Diri


Berdasarkan Permendikbud nomor 24 Pasal 1 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti (KI) Dan Kompetensi Dasar (KD) Pelajaran Pada Kurikulum 2013
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah dalam pelaksanaan pembelajaran
di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK), metode
pendekatan pembelajaran yang digunakan sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri.
Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 ditetapkan sebagai perbaikan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menggunakan akomodasi prinsip-
prinsip dengan tujuan untuk menguatkan proses belajar serta untuk menyesuaikan
kurikulum berdasarkan perkembangan dan kebutuhan pendidikan saat ini.
Pengembangan Diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah.Kegiatan Pengembangan Diri
merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan
melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan
kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan diri, serta kegiatan Ekstra-
Kurikuler.
Kegiatan Pengembangan Diri tanpa pelayanan konseling difasilitasi/
dilaksanakan oleh Konselor Sekolah dan kegiatan Ekstra-Kurikuler dapat dibina
oleh konselor, guru, tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan
kewenangannya, serta dikoordinasikan oleh Konselor/Guru Pembimbing.

B. Landasan
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional,
Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa Konselor adalah Pendidik, Pasal 3
bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 1


didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan dengan memberi
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 ayat (1b) yang menyatakan
bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal 18 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat Pengembangan
Diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan pendidikan difasilitasi
dan atau dibimbing oleh Konselor, Guru, atau Tenaga Kependidikan.
4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Tahun 2004 untuk memberi arah pengembangan profesi
konseling di sekolah dan di luar sekolah.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pengembangan Diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan
memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.

2. Tujuan Khusus
Pengembangan Diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam
mengembangkan :
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
e. Kemampuan kehidupan keagamaan
f. Kemampuan sosial

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 2


g. Kemampuan belajar
h. Wawasan dan perencanaan karir
i. Kemampuan pemecahan masalah
j. Kemandirian

D. Ruang Lingkup
Pengembangan Diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram
dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan disekolah
yang diikuti oleh semua peserta didik.
Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen :
1. Pelayanan Konseling, meliputi pengembangan :
a. Kehidupan Pribadi
b. Kemampuan Sosial
c. Kemampuan Belajar
d. Wawasan dan Perencanaan Karir
2. Ekstra-Kurikuler, meliputi kegiatan :
a. Kepramukaan
b. Palang Merah Remaja (PMR), Paskibra
c. Seni, Olahraga, Keagamaan

E. Bentuk-Bentuk Pelaksanaan
1. Kegiatan Pengembangan Diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui
penyelenggaraan :
a. Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling
b. Kegiatan Ekstra-Kurikuler

2. Kegiatan Pengembangan Diri secara terprogram dilaksanakan sebagai berikut.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 3


a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti :Upacara Bendera,
Olah Raga, Ibadah khusus keagamaan bersama, keteraturan, pemeliharaan
Kebersihan dan Kesehatan Diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti :
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,
antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
c. Keteladan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti:Berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rapi, berbahasa yang baik,
rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang
tepat waktu.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 4


BAB II
PENGEMBANGAN DIRI
MELALUI PELAYANAN KONSELING

A. STRUKTUR PELAYANAN KONSELING


Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan
belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.Pelayanan konseling
memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau
klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi,
serta peluang-peluang yang dimiliki.Pelayanan ini juga membantu mengatasi
kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

1. Pengertian Konseling
Konseling adalahpelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam
bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar,
dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung,
berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Paradigma, Visi, Misi


a. Paradigma
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan Psiko-pendidikan dalam
bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah
keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam kaji-
terapan pelayanan yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik.
b. Visi
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
optimal melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang
secara optimal, mandiri dan bahagia.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 5


c. Misi
1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah
keluarga dan masyarakat.
3) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada pada kehidupanefektif sehari-hari

3. Bidang Pelayanan Konseling


a. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian da kebutuhan dirinya secara realistik.
b. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan
kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
c. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.
d. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil
keputusan karir.

4. Fungsi Konseling
a. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
b. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 6


c. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah
yang dialaminya.
d. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta
didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi
positif yang dimilikinya.
e. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh
pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat
perhatian.

5. Prinsip dan Asas Konseling


a. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan
yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan
pelayanan.
b. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan,
kegaitan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,
keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri hadayani.

6. Jenis Layanan Konseling


a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/madrasah dan objek-objek
yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan
memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ektra kurikuler.
d. Penguasaan konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai
konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna
dalam kehidupan di sekolah, keluarga, masyarakat.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 7


e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegaitan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.

7. Kegitan Pendukung
a. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri
peserta didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrument, baik
tes maupun non-tes.
b. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
c. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik
d. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan
komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan
dengan orang tua dan atau keluarganya.

e. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah


peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

8. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani secara
perorangan.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 8


b. Kelompok, yaitu format kegiatan konse!ing yang melayani sejumlah peserta
didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta
didik dalam satu kelas.
d. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang
dapat memberikan kemudahan.

9. Program Pelayanan
a. Jenis Program
1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program
tahunan.
3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5) Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan
pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
jabararan dari program mingguan dalam bentuk, satuan layanan
(SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.

b. Penyusunan Prograrn
1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta
didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.

2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis


layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan; sasaran pelayanan,
dan volume/beban tugas konselor.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 9


B. PERENCANAAN KEGIATAN
1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada Program Tahunan
yang telah dijabarkan ke dalam Program Semesteran, Program Bulanan serta
Program Mingguan.
2. Perencanaan Kegiatan Pelayanan Konseling Harian yang merupakan jabaran
dari Program Mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang
masing-masing memuat:
a. Sasaran Layanan/Kegiatan Pendukung
b. Substansi Layanan/Kegiatan Pendukung
c. Jenis Layanan/Kegiatan Pendukung, serta alat bantu yang digunakan.
d. Pelaksana Layanan/Kegiatan Pendukung dan pihak-pihak yang terlibat.
e. Waktu dan Tempat
3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam
kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi
tanggung jawab konselor.
4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot
ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
5. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minnggu minimal
ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Bersama pendidik dan personil sekolah lainnya, konselor berpartisipasi secara
aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan
keteladanan.
2. Program pelayanan konseling yang direncanakan datam bentuk SATLAN dan
SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan,
waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
Di luar jam pembelajaran sekolah

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 10


1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan orientasi, konseling perorangan bimbingan kelompok, konseling
kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan
di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan, layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam
pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka
dalam kelas.
3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah
maksimun, 50% dari seluruh kegiatan pelayanankonseling,diketahui dan
dilaporkankepada pimpinan sekolah

4. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program

5. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam


kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan
pimpinan sekolah
6. Programpelayanankonselingpadamasing-masing satuan sekolah dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan kesinambungan program antarkelas dan
antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling
dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegaitan Ekstra-Kurikuler,
serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah

D. PENILAIAN KEGIATAN
1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui :
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan
dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik
yang dilayani.
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu
(satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau
kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 11


c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu
tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa
layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk
mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung
konseling terhadap peserta didik
2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis
terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN
dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan
kegiatan.
3. Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester
untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.

E. PELAKSANA KEGIATAN
1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselor sekolah
2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah wajib:
a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan
profesional konseling.
b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-
pihak terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat
pendidik, dan orang tua.
c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional konseling yang setiap kali
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan
sekolahorang tua, dan peserta didik.
d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi pelayanan profesional
konseling.
e. Mengembangkan kemampuan profesionai konseling secara berkelanjutan.
3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik
lainnya di sekolah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Pelaksana palayanan konseling
Pelaksana pelayanan konseling di SMA Bina Bangsa Mandiri. Konselor yang
melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan
pengusaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 12


kelompok, juga melaksanakan kegiatan pendukung aplikasi instrumentasi,
himpunan pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat
diangkat sejumlah konselor dengan rasio seorangan konselor untuk 150 orang
peserta didik yang meliputi aktifitas Pengumpulan Data, Konferensi Kasus,
tampilan kepustakaan, dan kunjungan rumah.

F. PENGAWASAN KEGIATAN
1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina
melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara :
a. Interen, oleh Kepala Sekolah
b. Eksteren, oleh Pengawas Sekolah Bidang Konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan Profesional Konselor dan Implementasi
kegiatan pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di
sekolah
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secara berkala dan
berkelanjutan.
5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di
sekolah.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 13


BAB III
PROGRAM PELAYANAN KONSELING

Program Pelayanan Konseling merupakan rencana kegiatan layanan yang akan


dilaksanakan pada periode tertentu. Jenis programnya meliputi program tahunan,
bulanan, mingguan, harian.

ISI PROGRAM KEGIATAN PELAYANAN KONSELING

A. Bidang Bimbingan
Bidang bimbingan yang akan dikembangkan sesuai hasil pengolahan angket, yaitu
bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.

B. Kompetisi
Kompetensi yang hendak dikembangkan untuk siswa asuh, yaitu mengacu kepada
delapan sub tugas perkembangan.

C. Materi Pelayanan Konseling


Materi Pelayanan Konseling dikembangkan berdasarkan rumusan kompetensi yang
disesuaikan dengan analisa kebutuhan siswa.
Kelas X semester I
- Konsep diri ( self concept )
- Memahami kekuatan dan kelemahan diri
- Berpikir positif
- Orientasi lingkungan sekolah
- Memahami tata tertib sekolah
- Hak dan kewajiban siswa
- Pola hubungan sosial teman sebaya
- Pendidikan karakter dan masyarakat masa depan
- Keutamaan belajar dan berilmu
- Motivasi belajar
- Merencanakan karir di masa depan

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 14


- Konsep “aku”dan analisis swot
- Minat, kepribadian dan karir
Kelas X semester II
- Mengenal dan mengeksplorasi potensi diri
- Motivasi berprestasi
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Pergaulan yanga dilandasi nilai agama
- Bergaul di lingkungan yang baru
- Etika berjumpa
- Pengembangan sikap belajar secara optimal
- Meningkatkan keterampilan belajar
- Kebiasaan dan cara belajar
- Kemampuan akademik, target keberhasilan dan karir
- Kemampuan khusus (bakat)

Kelas XI semester I
- Kemampuan Dan Kemauan
- Kekuatan Sugesti Diri
- Kedewasaan
- Pemahaman Pengendalian Diri
- Kepribadian Manusia
- Emosi (Afektif)
- Psikologi Remaja penyesuaian Diri
- Membangun Ketahanan Diri Terhadap Narkoba
- Kepemimpinan
- Konflik Pada Diri Siswa
- Cara mengatasi konflik
- Gaya Belajar 1
- Cara Membaca Efektif Dan Efisien
- Cara Menghafal Efektif
- Cara Memperbaiki Hasil Belajar
- Cara Meraih Prestasi Di Sekolah

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 15


- Belajar Efektif, Belajar Menentukan Masa Depan
- Kepribadian Dan Kecenderungan Karir
- Merencanakan Masa Depan Dengan Konsep ‘Aku’
- Pilihan Karir
- Perencanaan Karir

Kelas XI Semester 2
- Ciri-ciri dan tugas-tugas perkembangan remaja
- Sukses Dengan Berpikir Positif
- Nilai-Nilai Kehidupan
- Komunikasi Efektif
- Etika Pergaulan Dengan Teman Sebaya
- Perilaku Sosial Yang Bertanggung Jawab
- Tatakrama Pergaulan
- Komunikasi Efektif, Belajar Efektif
- 10 Tips Kiat Belajar Efektif Dan Smart
- Cara Mengatur Ruang Belajar Yang Ergonomis
- Cara Memperbaiki Hasil Belajar
- Wawasan Karier
- Orientasi Dan Rencana Karier
- Karir Dan Impian
- Kemampuan Dan Penyaluran Bakat

Kelas XII Semester 1


- Pengembangan Pribadi
- Perkembangan Sex Remaja Dan Pengendalian Diri
- Problem Solving II
- Menjadi Pribadi Mandiri
- Makna Dan Tujuan Hidup
- Perkembangan Kejiwaan [Kepribadian] Remaja
- Perkembangan Emosi Remeja
- Mekanisme Pertahanan Diri

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 16


- Patologi Sosial Dan Kenakalan Remaja
- Kepekaan Diri Dan Sosial
- Mencermati Fenomena Ikut-Ikutan
- Mental Disorder
- Pergaulan Di Lingkungan Pekerjaan
- Menunda Pernikahan Dini
- Cara-Cara Belajar Dirumah
- Belajar Efektif Melalui Refleksi Belajar
- Kunci Sukses Hadapi Ujian Nasional
- Disiplin Dalam Belajar
- 10 Pil Penyemangat
- Lulus Sma/Ma, Mau Ke Mana ?
- Sukses Mengatasi Kegagalan
- Mengenal Karir Kejuruan
- Kesiapan Siswa Memasuki Dunia Kerja
- Mengenal Filosifi Dan Etos Kerja

Kelas XII Semester 2


- Pribadi Yang Berkarakter
- Cara Mengembangkan Kreatifitas
- Membuat Diri Kamu Bermanfaat
- Cara Mengatasi Konflik
- Cara Membina Hubungan Yang Positif
- 10 Kunci Persahabatan Yang Baik
- Pembentukan Penyesuaian Dri
- Otak Sebagai Anugrah Tuhan Bagi Makhluk Manusia
- 3 (Tiga) Kondisi Yang Mempengaruhi Semangat Belajar
- Peranan Iq, Eq, Dan Sq Dalam Belajar
- Eksplorasi Potensi Dasar Untuk Belajar
- Jenis – Jenis Pekerjaan Yang Ada Di Masyarakat
- Kondisi fisik dan psikis dalam pengembangan karier
- Siapa Bilang Kita Tidak Bisa !

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 17


- Informasi Tentang Jenis-Jenis Lapangan Kerja
- Melamar Pekerjaan Lewat E-Mail

D. Sasaran
Sasaran layanan Bimbingan dan Konseling ini ditunjukan bagi siswa kelas X, XI
dan XII.

E. Kegiatan Layanan
Kegiatan layanan yang akan diberikan dalam 2 (dua) waktu, yaitu :
1. Pada saat KBM sedang berlangsung : diberikan Layanan Orientasi, Informasi,
pembelajaran, Penempatan dan Penyaluran, Konseling Perorangan, Meditasi dan
Konsultasi.
2. Di luar KBM : diberikan Layanan Konseling Kelompok, Bimbingan Kelompok,
Konseling Perorangan, Meditasi dan Konsultasi.

F. Kegiatan Pendukung
1. Kegiatan pendukung yang akan diberikan meliputi :
2. Kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan layanan dilaksanakan, seperti
aplikasi instrumentasi,contoh :Angket Analisa Kebutuhan Siswa, dan
Sosiometri. Kegiatan yang dilakukan selama dan setelah kegiatan layanan
dilaksanakan, seperti Konfrensi Kasus dan Kunjungan Rumah.
3. Kegiatan yang dilakukan setelah layanan dilaksanakan, yaitu Alih Tangan
Kasus.
4. Kegiatan yang dilakukan sebelum, selama, dan setelah layanan dilaksanakan
yaitu Himpunan Data.

G. Penilaian
Penilaian dilakukan berupa Tes dan Non-Tes. (disesuaikan dengan materi layanan
yang diberikan).

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 18


Mengetahui Bogor, Juli 2022
Kepala SMA Bunda Guru Pembimbing

Ai Sumiati Rohaeti, M.Pd Ai Sumiati Rohaeti, M.Pd

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 19


BAB IV
PENGORGANISASIAN

A. Organisasi Pelayanan Konseling


Untuk kelancaran mekanisme kerja pelaksanaan Pelayanan Konseling serta jelas garis
koordinasi dan komando serta garis konsultasi, maka dibuatlah organigram Pelayanan
KonselingSMA Bunda, sebagai berikut :

Kepala Sekolah SMA Bunda

Komite Sekolah

Guru Pembimbing
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas Tata Usaha

S I S W A
Garis Komando

Garis Koordinasi

Garis Layanan

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 20


B. Personalia Pelayanan Konseling
Personalia Pelaksana Pelayanan Konseling SMA Bunda adalah seluruh unsur
yang terkait dalam struktur organisasi pelaksana Pelayanan Konseling. Adapun
personalia yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
2. Guru BK
3. Guru Mata Pelajaran
4. Wali Kelas
5. Tata Usaha

C. Rincian Tugas
Seluruh personalia yang terlibat dalam pelaksanaan Pelayanan Konseling di
SMA Bunda, masing-masing memiliki tugas sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara menyeluruh di tingkat
sekolah kepala sekolah dalam bidang Pelayanan Konseling memiliki tugas
sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan dan bimbingan merupakan suatu
kesatuan yag terpadu, harmonis dan dinamis.
b. Menyediakan sarana prasarana, tenaga dan berbagai kebutuhan bagi
terlaksananya leyanan Pelayanan Konseling yang efektif dan efesien.
c. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan, pelaksanaan
program, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan Pelayanan Konseling.

2. Konselor
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan sekaligus ahli, guru pembimbing
memiliki tugas sebagai berikut :
a. Memasyarakatkan layanan Pelayanan Konseling;
b. Merencanakan Program Pelayanan Konseling;
c. Melaksanakan segenap layanan Pelayanan Konseling;
d. Melaksanakan kegiatan pendukung layanan Pelayanan Konseling;

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 21


e. Melakukan penilaian proses dan hasil layanan Pelayanan Konseling dan
kegiatan pendukungnya;
f. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian;
g. Mengadministrasikan seluruh kegiatan layanan Pelayanan Konseling dan
kegiatan-kegiatan pendukungnya;
h. Mempertanggungjawabkan seluruh tugas dan kegiatan layanan Pelayanan
Konseling, kepada Koordinator dan Kepala Sekolah;

3. Guru Mata Peiajaran


Sebagai tenaga ahli dalam aktivitas kegiatan belajar di kelas, guru memiliki
peranan penting dalam mendukung terlaksananya kegiatan Pelayanan Konseling
di sekolah. Adapun secara operasional, peranan guru dalam kegiatan Pelayanan
Konseling guru memiliki peranan sebagai berikut:
a. Membantu memasyarakatkan layanan Pelayanan Konselingkepada para
siswa;
b. Membantu guru pembimbing dalam melakukan identifikasi masalah siswa
yang membutuhkan layanan Pelayanan Konseling;
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan Pelayanan Konseling
kepada guru pembimbing;
d. Menerima kembali siswa yang dialihtangankan dari gurupembimbing;
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan antar siswa yangrnenunjang kelancaran pelaksanaan Pelayanan
Konseling;
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada para siswa yang
memerlukan layanan Pelayanan Konseling;
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan rnasalah siswa, seperti
Konferensi Kasus dsb.;
h. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian layanan Pelayanan Konseling serta upaya tindak lanjut.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 22


4. Wali Kelas
Sebagai pengelola kelas, Wali Kelas sangat strategis dalam mendukung
pelaksanaan Pelayanan Konseling di sekolah. Adapun peranan Wali Kelas dalam
mendukung pelaksanaan Pelayanan Konseling, antara lain:
a. Membantu Guru Pembimbing dalam memberikan layanan Pelayanan
Konseling khususnyaa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
b. Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dalam rangka mendukung layanan
Pelayanan Konseling khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya;
Membantu Guru Pembimbing dalam memberikan kesempatan dan kemudahan
bagi para siswa untuk mendapatkan layanan Pelayanan Konseling khususnya di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya;

5. TataUsaha
Sebagai tenaga khusus bidang administrasi, Tata Usaha memiliki peranan dalam
mendukung program Pelayanan Konseling dalam memberikan kemudahan
kepada Guru Pembimbing dalam memenuhi segala kebutuhan administrasi yang
dibutuhkan.

D. Mekanisme Kerja
Dalam pembinaan siswa di sekolah diperlukan adanya kerjasama seluruh
personil sekolah yang meliputi Kepala Sekolah, Wali Kelas dan Guru Mata
Pelajaran dengan Guru Pembimbing.Bantuan yang diberikan dapat berupa perangkat
administrasi maupun bantuan secara operasional. Secara rinci dapat diuraikan
sebagai berikut:

1. Guru Mata Pelajaran


Guru Mata Pelajaran membantu Guru Pembimbing dalam memberikan
informasi tentang siswa yang meliputi:
a. Daftar Nilai siswa;
b. Laporan Hasil Observasi;
c. Catatan Kejadian (Anekdot).

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 23


2. Wali Kelas
Wali Kelas yang berperan pula sebagai pengganti,orang tua siswa di sekolah
membantu Guru Pembimbing dalarn mengkoordinasikan informasi dan
kelengkapan data tentang siswa yang.meliputi:
a. Daftar Nilai (Leger)
b. Angket Siswa
c. Angket Orang tua
d. Laporan Observasi Siswa
e. Catatan Anekdot
f. Laporan Kegiatan Pelayanan
g. Catatan Home Visit
h. Catatan Wawancara

3. Konselor/Guru BK
Di samping bertugas dalam memberikan layanan informasi kepada para siswa,
Guru Pembimbing juga berperan sebagai sumber informasi yang senantiasa
memiliki data tentang siswa yang meliputi:
a. Kartu akademis
b. Catatan Konseling
c. Buku Pribadi & Map Pribadi
d. Data Psikotest
e. Laporan Bulanan BK
f. Catatan Koferensi Kasus
g. Sosiometri
h. Rekapitulasi Absensi Siswa
i. Catatan Kejadian

4. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah selaku penanggung jawab seluruh kegiatan di sekolah, dalam
kegiatan Pelayanan Konseling Kepala sekolah berkewajiban untuk
memeriksa/mengetahui skir-ah kegiatan Pelayanan Konseling baik yang
dilakukan oleh Koordinator Pelayanan Konseling, Guru Pembimbing, Guru

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 24


Mata Pelajaran maupun Wali Kelas dalam pelaksanaan Kegiatan Pelayanan
Konseling. Adapun seluruh kegiatan yang perlu diketahui oleh Kepala Sekolahh
dalam kaitannya dengan Kegiatan Pelayanan Konseling adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Program Kerja Guru Pembimbing;
b. Rapat periodik Guru Pembimbing yang dilakukan setiap bulan;
c. Laporan tentang kelengkapan data Pelayanan Konseling;
d. Laporan Kegiatan Pelayanan Konseling baik dalam bentukLaporan Bulanan
maupun Laporan Tahunan.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 25


BAB V
PENGEMBANGAN DIRI
MELALUI KEGIATAN EKSTRA-KURIKULER

A. STRUKTUR KEGIATAN EKSTRA-KURIKULER


1. Pengertian Kegiatan Ekstra-Kurikuler
Kegiatan Ekstra-Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
2. Fungsi Kegiatan Ekstra-Kurikuler
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan Ekstra-Kurikuler
untukmengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan Ekstra-Kurikuler untuk
mengembangkankemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
c. Rekreatif yaitu fungsi kegiatan Ekstra-Kurikuler urrtuk mengembangkan
suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan.
d. Persiapankarir, Yaitu fungsi kegiatan Ekstra-Kurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

3. Prinsip Kegiatan Ekstra-Kurikuler


a. Individual, yaitu prinsip kegiatan Ekstra-Kurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan Ekstra-Kurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. KeterlibatanAktif, yaitu prinsip kegiatan Ekstra-Kurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan Ekstra-Kurikuler dalam suasana yang
disukai dan menggembirakan peserta didik.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 26


e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan Ekstra-Kurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial. Yaitu prinsip kegiatan Ekstra-Kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

4. Jenis Kegiatan Ekstra-Kurikuler


a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa
(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera
(PASKIBRA).
b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Kegiatan Penguasaan
Keilmuan dan Kemampuan Akademik, penelitian.
c. Olah raga, meliputi Basket Ball dan Volley Ball.
d. Seni dan budaya, meliputi Paduan suara.
e. Keagamaan, meliputi Iqra, Hipzil Qur’an, Tilawatil Qur’an, Marawis, Shalat
berjamaah dan Da’wah.

5. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan Ekstra-Kurikuler yang diikuti peserta didik
secara perorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan Ekstra-Kurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan Ekstra-Kurikuler yang diikuti peserta didik
dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan Ekstra-Kurikuler yang diikuti peserta didik
antar kelas/ antar sekolah/ madrasah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan Ekstra-Kurikuler yang diikuti seseorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan
lapangan.

B. PERENCANAAN KEGIATAN
Perencanaan kegiatan Ekstra-Kurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang
memuat unsur-unsur :

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 27


1. Sasaran kegiatan
2. Subtansi kegiatan
3. Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta organisasinya.
4. Waktu dan tempat
5. Sarana

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan Ekstra-Kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan
diaksanakan secara langsung oleh guru, konselor dan tenaga kependidikan di
sekolah/ madraasah.
2. Kegiatan Ekstra-Kurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran,
subtansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana telah
direncanakan.

D. PENILAIAN KEGIATAN
Hasil dan proses kegiatan Ekstra-Kurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan
kepada pimpinan sekolah/ madrasah dan pemangku kepentingan lainnya oleh
penanggung jawab kegiatan.

E. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksana kegiatan Ekstra-Kurikuler adalah pendidik dan atau tenaga kependidikan
sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada subtansi kegiatan Ekstra-
Kurikuler yang dimaksud.

F. PENGAWASAN KEGIATAN
1. Kegiatan Ekstra-Kurikuler di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui
kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan Ekstra-Kurikuler dilakukan secara :
a. Intern, oleh pihak kepala sekolah
b. Ekstern, Oleh pihak yang secarastruktural/ fungsional memiliki kewenangan
membina kegiatan Ekstra-Kurikuler yang dimaksud.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 28


3. Hasil pengawsan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan Ekstra-Kurikuler di
sekolah/ madrasah.
BAB VII
PENUTUP

Kegiatan Pelayanan bimbingan konseling di sekolah saat ini tengah mendapat


perhatian yang serius, terbukti dengan banyaknya kegiatan- kegiatan dalam rangka
pengembangan profesionalisme Konselor di lapangan.
Seiring dengan adanya perhatian positif yang ditunjukan kepada keberadaan
pelayanan konseling di sekolah, maka unjuk kerja profesional konselor hendaknya dapat
dirasakan oleh berbagai pihak terutama pihak- pihak yang berkepentingan dengan
kegiatan pendidikan di sekolah.
Kedua hal tersebut tentu saja akan sangat berarti apabila semua pihak yang
berkepentingan dengan pelayanan konseling di sekolah mengetahui, mengerti, dan
memahami akan tugas, fungsi, peran, maupun tanggung jawab konselor di sekolah.
Keterbatasan unjuk kerja profesional konselor dan kekurangan mengertian
pihak- pihak lain mengenai keberadaan pelayanan konseling di sekolah seringkali
menimbulkan salah persepsi, sehingga hal ini tidak jarang malah lebih mempersulit
konselor untuk mengembangkan dan menunjukan profesionalismenya di lapangan.
Program kegiatan pelayanan konseling ini dibuat semata-mata sebagai acuan
bagi kami dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari di lapangan, dan mudah-mudahan
dengan terlaksananya program ini maka kami konselor akan dapat menunjukan cara
kerja sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 29


Lampiran 1
LAMPIRAN

Program Pelayanan Konseling merupakan rencana kegiatan layanan dan


kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu.
1. Jenis Program
a. Program Tahunan, yang di dalamnya meliputi program semesteran dan
program bulanan, yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun
dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas. Program tahunan
dipecah menjadi program semesteran, dan program semesteran dipecah menjadi
program bulanan.
b. Program Bulanan, yang di dalamnya meneliti agenda mingguan dan agenda
harian, yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit
mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu
bulan sesuai dengan kebutuhan siswa.
c. Agenda Harian, yaitu agenda yang akan dilaksanakan pada hari-hari tertentu
dalam satu minggu. Agenda harian merupakan jabaran dari rekap agenda
mingguan. Agenda ini dibuat secara tertulis pada buku agenda dan satuan
layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) Pelayanan Konseling.

2. Unsur-unsur Program Pelayanan Konseling


Program Pelayanan Konseling untuk setiap periode disusun denqan
memperhatikan unsur-unsur :

 Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data yang
terdapat di dalam himpunan data.
 Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing :
Guru Pembimbing : 150 orang (maximal)

Kepala Sekolah
Berlatar belakang Guru Pembimbing : 40 orang

Wakil Kepala Sekolah

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 30


Berlatar belakang dari Guru Pembimbing : 80 orang
 Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir).
 Jenis jenis layananlayanan orientasi,, informasi,penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling
kelornpok, konsultasi, dan mediasi.
 Kegiatanpendukung : aplikasi instrumentasi,himpunan data,konferensi kasus,
kunjungan rumah, dan alih tangan kasus.
 Volume kegiatan yang diperkirakan antara 4% s.d. 25% pada kegiatan berikut :
(1) Layanan orientasi
(2) Layanan informasi
(3) Layanan penempatan dan penyaluran
(4) Layanan pembelajaran
(5) Layanan konseling perorangan
(6) Layanan bimbingan kelompok
(7) Layanan konseling kelompok
(8) Layanan konsultasi
(9) Layanan mediasi
(10) Aplikasi instrumentasi
(11) Himpunan data*)
(12) Konferensi kasus
(13) Kunjungan rumah
(14) Alih tangan kasus**)

Kegiatan ini semua tergantung pada kondisi sekolah dan masalah yang muncul.
 Lama kegiatan : setiap kegiatan (kegiatan layanan dan pendukung)
berlangsung sesuai dengan kebutuhan.
 Waktu kegiatan : kegiatan layanan dan, pendukung dilaksanakan pada :
(1) jam pelajaran sekolah, digunakan khusus untuk format klasikal
(2) di luar jam pelajaran sekolah sampai 50 % dari seluruh kegiatan
Pelayanan Konseling, sesuai dengan SK Mendikbud No. 025/ 0/1995

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 31


(lihat Lampiran 1), untuk kegiatan format lapangan, kelompok,
individual dan "politik".
 Kegiatan khusus : pada semester pertama setiap tahun ajaran baru
diselenggarakan layanan orientasi kelas/sekolah, dan himpunan data bagi
siswa baru.
3. Materi Program
Program Pelayanan Konseling untuk setip periode berisikan materi yang
merupakan sinkronisasi dari unsur-unsur :
a. tugas perkembangan siswa. yang telah dirumuskan dalambentuk kompetensi
b. bidang-bidang bimbingan
c. jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung Pelayanan Konseling.
Materi-materi tersebut yang meliputi juga materi pendidikan budi pekerti,
mengarah kepada pemahaman diri siswa dan lingkungannya, serta pengembangan
diri dan arah karir siswa, sebagaimana tertera pada silabus terlampir.

4. Rincian Program
a. Program untuk periode yang lebih besar dijabarkan menjadi program-program
yang lebih kecil :
1. Program tahunan dirinci menjadi program semesteran
2. Program semesteran dirinci menjadi program bulanan
3. Program bulanan dirinci menjadi agenda mingguan yangkemudian dirinci
menjadi agenda harian.
b. Agenda harian dirumuskan dalam bentuk buku agenda dan satuan layanan
(satlan) dan satuan kegiatan pendukung(satkung) yang masing-masingnya
memuat :
(1) Topik : permasalahan pokok yang dijadikan materi
layanan
(2) Bidang BK : mencakup,empat bidang BK yang ada
(3) Kompetensi yg dikembangkan : kompetensi yang sesuai dengan
topik, termasuk pembiasaan
(4) Jenis layanan : mencakupsembilan jenisIayanan

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 32


(5) Format layanan : mencakap ke lima, format lapangan,
klasikal, kelompok, individual, dan/atau
politik.
(6) Fungsi layanan : disesuaikan dengan topik masalah
(7) Tujuan : tujuan jangka pendek dan jangka yang
diharapkan dari siswa
(8) Sasaran layanan : siswa yang akan diberi" bantuan / layanan
(9) Uraian kegiatan : a. Strategi penyajian dengan multi metode
b. Materi sejalan dengan topik
permasalahan
(10) Tempat penyelenggaraan : dimana layanan diberikan
(11) Waktu : disesuaikan dengan jadwalyang disepakati.
(12) Skenario kegiatan layanan : perencanaan aktifitas guru pembimbing dan
siswa untuk mencapai kompetensi
yangdiharapkan
(13) Penyelenggara layanan : guru pembimbing
(14) Pihak yang disertakan : individu atau instansi yang dimungkinkan
terlibat.
(15) Alat dan perlengkapan : semua alat yang akan digunakan dalam
pelaksanaan layanan.
(16) Rencana tindak lanjut : keinginan atau kesepakatanyang disetujui
bersama siswa dan ataiu pihak-pihak yang
terkait.

5. Tahap-tahap Pelaksanaan Program Satuan Kegiatan


Pelaksanaan program satuan kegiatan, yaitu kegiatan/layanan dan kegiatan
pendukung merupakan ujung tombak kegiatan Pelayanan Konseling secara
keseluruhan. Tahap-tahap yang perlu ditempuh adalah
a. Tahap perencanaan : program satuan layanan kegiatan pendukung
direncanakan secara tertulis dengan memuat
sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat,
dan rencana penilaian.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 33


b. Tahap pelaksanaan : program tertulis satuan kegiatan (layanan atau
pendukung) dilaksanakan sesuai dengan
perencanaannya.
c. Tahap penilaian : hasil kegiatan diukur dan dinilai.
d. Tahap analisis hasil : hasil penilaian dianalisis untukmengetahui aspek-
aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut.
e. Tahap tindak lanjut : hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui
layanan dan atau kegiatan pendukung yang
relevan.
f. Pelaporan : secara garis besar seluruh proses yang meliputi
kelima tahap di atas dilaporkan pada pihak-pihak
terkait dan diarsipkan.

6. Sajian Kegiatan
Kegiatan Pelayanan Konseling dilaksanakan dalam suasana (a) kontak
langsung dengan siswa dan (b) tanpa kontak iangsung dengan siswa,
a. Kegiatan yang memerlukan kontak langsung dengan siswa
(1) Semua kegiatan layanan memerlukan kontak langsung dengan siswa, baik
melalui format klasikal, format kelompok maupun format individual.
(2) Kegiatan aplikasi instrumentasi, seperti pengisian angket atau inventori,
testing, sosiometri, dan juga observasi memerlukan kontak langsung
dengan siswa.
(3) Untuk kegiatan melalui kontak langsung dengan siswa diperlukan waktu
tersendiri, dengan catatan siswa tidak boleh dirugikan dalam kegiatan
belajarnya dengan guru mata pelajaran/guru praktik. Untuk ini perlu
dialokasikan waktu 1-2 jam pelajaran per minggu per kelas; jam pelajaran
yang disediakan tersebut digunakan untuk melaksanakan kegiatan format
klasikal, antara lain :
 kegiatan aplikasi instrumentasi
 layanan informasi klasikal
 layanan pembelajaran klasikal

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 34


 layanan penempatan/penyaluran klasikal
 evaluasi klasikal kegiatan Pelayanan Konselingminggu sebelumnya
serta perencanaan kegiatan mingguberikutnya
(4) Kegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi dilaksanakan di
luar jam pelajaran. Kegiatan di luar jam pelajaran ini dapat mencapai 50 %
dari seluruh kegiatan bimbingan dan , konseling di sekolah (SK
Mendikbud No. 025/0/1995).
b. Kegiatan tanpa kontak /angsung dengan siswa
(1) Kegiatan seperti pengelolaan himpunan data, pengolahan hasil aplikasi
instrumentasi, penyiapan alat/bahan bimbingan, konferensi kasus,
kunjungan rumah, pengolahan hasil belajar siswa sebagai bahan
bimbingan, pengelolaan administrasiPelayanan Konseling, termasuk
pengelolaan alih tangan kasus, serta penyusunan rencana dan laporan
kegiatan Pelayanan Konseling sehari-hari dilaksanakan tanpa kontak
langsung dengan siswa.
(2) Kegiatan non-kontak itu dapat dilaksanakan pada jam-jam pelajaran di
sekolah.
c. Hak panggil
Untuk melaksanakan layanan Pelayanan Konseling guru pembimbing
memiliki hak panggil terhadap siswa asuh yang menjadi tanggung jawabnya,
dengan catatan siswa yang dipanggil tidak boleh mengikuti mata pelajaran.
d. Jadwal kegiatan
(1) Kegiatan kontak baik di luar maupun di dalam jam pelajaran sekolah dan
kegiatan non-kontak di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah oleh
guru pembimbing dilaksanakan dan rencana kegiatannya disusun secara
tertulis; hal itU semua diketahui/disetujui Koordinator Pelayanan
Konseling atau Kepala Sekolah.
(2) Kegiatan di dalam dan di luar jam pelajaran sekolah diatur sedemikian
rupa dengan memperhatikan :

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 35


Jam wajib bekerja guru pembimbing, keseimbangan kehadiran guru
pembimbing di sekolah pada jam pelajaran sekolah dan luar jam pelajaran
sekolah.
e. Kegiatan kontak dan non-kontak serta rencana-rencanakegiatannya
disampaikan oleh guru pembimbing kepada para siswa secara jelas serta
diketahui dan rnendapat peneguhan dari Koordinator Pelayanan Konseling atau
Kepala Sekolah.

Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan kompetensi


siswa, hasil-hasil layanan bimbingan clan konseling harus dinilai, baik melalui penilaian
terhadap hasil layanan maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini selanjutnya dapat
dipakai untuk melihat keefektifan layanan di satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan
bagi pengembangannyadisisi lain.

Penilaian Hasil Layanan


Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian.Dengan penilaian
ini dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif
terhadap siswa yang mendapatkan layanan.
Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan.Perolehan ini
diorientasikan pada
 Pengentasan masalah siswa sejauh manakah perolehan siswa menunjang bagi
pengentasan masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih menunjang
terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan
perkembangan diri siswa.
 Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi, kebiasaan,
keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi,
kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.
 Secara khusus fokus penilaian di arahkan kepada berkembangnya:
 Pemahaman baru yang diperoleh melalui Inyanan, dalam kaitannya dengan masalah
yang dibahas.

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 36


 Perasaan positif sebagai dampak dari prows dan materi yang dibawakan melalui
layanan.
 Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan
dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang
dialaminya.

Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu
kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang
dihadapiny dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.

Penilaian dapat dilakukanmelalui :


 format individual, kelompok, dan/atau klasikal
 media lisan dan/atau tulisan
 penggunaan panduan dan/atau instrumen baku dan/atau yang disusun sendiri oleh
guru pembimbing.

Tahap-tahap penilaian meliputi :


 Penilaian segera (Laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan segera
setelah atau menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.
 Penilaian jangka pendek (Laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan
setelah satu (atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai
paling lama satu bulan.
 Penilaian jangka panjang (Laijapang), merupakan penilaian lebih menyeluruh
setelah dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu
semester.

Penilaian Proses Kegiatan


Penilaian dalam Pelayanan Konseling dilakukan juga terhadap proses kegiatan dan
pengelolaannya, yaitu terhadap
 kegiatan layanan Pelayanan Konseling
 kegiatan pendukung Pelayanan Konseling
 mekanisme dan instrurnentasi yang digunakan dalam kegiatan

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 37


 pengelolaan dan administrasi kegiatan

Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan Pelayanan


Konseling secara menyeluruh. Laporan hasil penilaian dalam bentuk 'Portofolio'
dituangkan berbentuk profil laporan siswa yang ditandatangani Guru Pembimbing,
Koordinator dan Kepala Sekolah diketahui Orang Tua.

Mengetahui Bogor, Juli 2022


Kepala SMA Bunda Guru Pembimbing

Ai Sumiati Rohaeti, M.Pd Ai Sumiati Rohaeti, M.Pd

Program Pelayanan Konseling SMA Bunda 38

Anda mungkin juga menyukai