Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

NAMA : EEF FAKHRUROZI


NIM : 1202020032
KELAS : PAI 4A
MATA KULIAH : BELAJAR PEMBELAJARAN PAI

1. Ada beberapa fungsi mengenai belajar pembelajaran PAI ini, diantaranya :


a. Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
b. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta
didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan
keluarga.
c. Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisikdan social melalui Pendidikan
Agama Islam.
d. Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan dihadapinya sehari-
hari.
f. Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih
tinggi.
Dengan kata lain, pendidikan agama Islam memiliki kompetensi spesifik untuk
menanamkan landasan Al-Quran dan Hadist Nabi agar siswa beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur yang tercermin dalam prilaku
sehari-hari dalam hubungannya dengan Allah SWT, sesama manusia, dan alam sekitar,
mampu membaca dan memahami Al-Quran, mampu beribadah dan bermuamalah dengan
baik dan benar, serta mampu menjaga kerukunan intern dan antar umat beragama.
Sebagai contoh pembinaan sikap beragama yaitu salah satunya bisa dengan cara
memberikan teladan kepada peserta didik. Keteladanan sama artinya dengan memberi
contoh yang baik sehingga diharapkan dapat ditiru oleh orang lain. Bukan hanya lewat
sebuah perbuatan teladan itu diberikan, ucapan yang baik juga dikatakan sebagai teladan.
Sehingga apabila orang lain dapat berbuat baik seperti yang dicontohkan orang tersebut,
ia disebut dengan manusia teladan (Yang memberi manfaat bagi orang lain sebab
dirinya). Dalam meberikan teladan ini harus dilakukan secara terus menerus (istiqomah).
Selain itu juga bisa dengan cara mengajak dan membiasakan peserta didik untuk ikut
dalam kegiatan keagamaan, guna mengamalkan pelajaran yang telah mereka pelajari.

2. Paradigma adalah cara berpikir seseorang atau cara seseorang memandang terhadap sesuatu
dan yang mempengaruhinya dalam berpikir. Secara singkat dapat dikatakan paradigma adalah
“carapandang, kerangka berfikir, nilai-nilai atau cara memecahkan sesuatu masalah (dalam
suatu bidang tertentu, termasuk dalam bidang pembangunan, reformasi, maupun dalam
pendidikan) yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu”.
Sesuai dengan perkembangan dan tuntunan zaman, pendidikan Islam telah
menampilkan dirinya sebagai pendidikan yang fleksibel, responsive, dan sesuai dengan
perkembangan zaman, berorientasi kepada masa depan, seimbang, berorientasi pada mutu
yang unggul, egaliter, adil, demokratis, dinamis. Sebagai seseorang yang hidup dizaman yang
sudah berkembang pesat ini, kita sebagai seorang muslim baiknya memiliki bentuk paradigma
yang telah disebutkan diatas, yang pada intinya harus balance atau seimbang antara kehidupan
dunia dan kebutuhan untuk akhirat agar kebahagiaan keduanya bisa tercapai.
3. Tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk kepribadian muslim yaitu suatu
kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Sedangkan tujuan pendidikan
nassional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu insan yang beriman serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta
berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yg mantap serta berdikari serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta
kebangsaan.
Dunia pendidikan islam dengan pendidikan pada umumnya, kadang-kadang memang
mempunyai persamaan dan kadang-kadang memiliki perbedaan. Persamaan akan timbul
karenaq sama-sama berangkat dari dua arah pendidikan yakni dari diri manusia sendiri yang
memang fitrahnya untuk melakukan proses pendidikan. Kemudian dari budaya yakni
masyarakat yang memang menginginkan usaha warisan nilai, maka semuanya memerlukan
pendidikan.
Kedua jenis pendidikan ini memiliki hubungan yang amat sangat berperan dalam
mensejahterakan manusia. Masyarakat Indonesia yang dalam hal ini sebagai perserta didik,
yang mayoritasnya menganut agama islam berhak mendapatkan pendidikan juga. Karena itu
merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab pemerintah Indonesia sebagai pemimpin
dalam negeri ini. Sebagai mana yang tercantum pada UUD.
Bahkan dalam Al-Qur’an Allah berfirman yang artinya “dan carilah (pahala) negeri
akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan kepadamu, tetapi janganlah kamu melupakan
bagimu di dunia…..”
Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa, kita harus mampu menyeimbangkan antara
kebutuhan dunia dan akhirat. Salah satu untuk dapat menyeimbangkan antara kebutuhan
dunia dan akhirat ialah melalui pendidikan ini. Melalui pendidikan Nasional pemerintah
berupaya untuk dapat mensejahterakan warga negaranya dengan membekali mereka dengan
ilmu pengetahuan dan tenologi. Sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Sedangkan melalui pendidikan Islam, pemerintah berupaya meningkatkan iman dan taqwa
warga negaranya sebagai bekal di kehidupan akhirat kelak.
Jadi dengan adanya pendidikan Nasional dan Pendidikan Islam terciptalah tujuan
pemerintah dalam membentuk masyarakat yang berbekalkan IMTAQ dan IPTEK.

4. A. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan dalam arti lembaga keluarga atau
pendidikan yang dapat diperoleh dari lingkungan sosial berdasarkan asas-asas dan nilai
tertentu agar setiap orang dapat berkembang sesuai minat dan bakatnya. Lingkungan ini
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pendidikan kepada seorang anak, dan
biasanya dilakukan oleh anggota keluarganya baik itu bapak maupun ibunya.
B. Pendidikan formal
Pendidikan yang berstatus formal adalah jalur pendidkan yang memiliki sistem
sosialnya tersetruktur dan berjenjang yang biasanya terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi yang dikelola oleh negara dan diakui keberadannya.
Pendidikan ini dilakukan disekolah, yang nantinya seorang guru akan meberikan pengajaran
kepada para peserta didik tentunya tentang pendidikan agama islam.
C. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang secara
nyata dapat pula dijalankan secara terstruktur dan berjenjang, akan tetapi untuk
keberadaannya tidak diwajibkan dimiliki oleh masyarakat. Hanya saja akan menunjang pada
soft skill yang dimiliki oleh seseorang dalam menempuh pendidikan ini. Di lingkungan ini,
peserta didik bisa mengembangkan dan mengamalkan pelajaran yang telah didapatkannya
baik dari lingkungan informal maupun formal dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan
keagamaan yang ada di masyarakat.

5. A. Terampil mempersiapkan program pembelajaran


Dengan rencana atau persiapan program belajar mengajar yang matang, teliti, dan
tepat, maka dapatlah diharapkan tercapainya tujuan pengajaran yang dikehendaki secara
efektif dan efisien. Cara menyusun program yang efektif inilah sebagai salah satu peranan
yang sangat penting atau tugas guru, agar proses belajar mengajar berhasil atau berjalan
dengan baik.
Dalam proses belajar mengajar perencanaan merupakan suatu persiapan untuk
melaksanakan tugas mengajar. Aktifitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip
pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran. Perencanaan itu sendiri, merupakan
pelaksanaan dan penilaian dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Guru yang kompeten akan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola pengajaran yang baik sehingga hasil belajar anak didik berada pada tingkat
yang optimal.
B. Terampil dalam penguasaan bahan pembelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Isi yang akan diberikan pada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar melalui bahan pelajaran ini, siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan
kata lain tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan pelajaran. Pada
hakekatnya bahan pelajaran adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan
kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Tanpa bahan pelajaran proses
belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Oleh karena itu guru yang akan mengajar
harus menguasai bahan pelajaran terlebih dahulu.
C. Terampil dalam pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas merupakan salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan.
Guru selalu mengelola kelas ketika ia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga
tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
D. Terampil dalam penggunaan metode belajar
Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode
mengajar adalah sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar. Dengan metode
ini diharapkan tumbuh sebagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar
guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif.
E. Terampil dalam penggunaan media belajar
Dalam proses belajar mengajar media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
sebagai penyalur pesan seperti manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak
didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan guna mencapai tujuan pengajaran. Oleh
sebab itu kehadiran media dalam proses belajar mengajar mempunyai arti sangat penting,
karena dengan media ketidakjelasan dan kerancuan bahan yang disampaikan guru akan
teratasi (terhindari). Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui
kata-kata ataupun kalimat tertentu.
F. Terampil dalam mengevaluasi hasil belajar
Kegiatan eavaluasi pembelajaran secara umum bertujuan untuk mengatahui tingkat
pencapaian sasaran atau tujuan dari suatu program. Melalui evaluasi, berhasil tidaknya
kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Hasil dari evaluasi memberikan masukan yang
berharga tentang pencapaian siswa terhadap target kompetensi yang ditetapkan dalam tujuan.
Lebih dari itu, hasil evaluasi tersebut memberikan masukan kepada guru dan pengambil
kebijakan lainnya tentang kemungkinan perlunya peninjauan kembali trhadap rumusan
kompetensi/tujuan, materi, atau strategi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jadi evaluasi
tidak semata-mata bertujuan mengungkap pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga
mengungkap efektifitas kegiatan pembelajaran itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai