Hakekat manusia dalam konsep Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT
yang memiliki berbagai potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan. Ada
beberapa dimensi manusia dalam pandangan Islam, yaitu: Pertama, manusia sebagai hamba
Allah (Abd Allah). Sebagai hamba Allah, manusiawi wajib mengabdi dan taat kepada Allah
selalu pencipta karena hak Allah itu untuk disembah dan tidak di sekutukan. Kedua, manusia
sebagai an-Nas. Konsep an-Nas mengacu pada status manusia sebagai makhluk sosial yang
dalam hidupnya saling membutuhkan satu sama lain. Ketiga, sebagai khalifah Allah, manusia
memiliki wewenang untuk memanfaatkan alam (bumi) ini untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sekaligus bertanggung jawab terhadap kelestarian alam ini. Keempat, manusia
sebagai Bani Adam, maksudnya manusia merupakan keturunan Adam dan bukan berasal dari
hasil evolusi dari makhluk lain seperti yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Konsep ini
menitikberatkan pembinaan antar sesama manusia dan menyatakan bahwa semua manusia
berasal dari keturunan yang sama dan harus diperlakukan dengan sama. Kelima, manusia
sebagai al-Insan. Mengacu pada potensi yang diberikan Tuhan kepadanya. Potensi ini antara
lain adalah kemampuan berbicara (QS Ar-Rahman:4), kemampuan menguasai ilmu
pengetahuan melalui proses tertentu (QS Al-An’am:4-5), dan lain-lain. Namun, selain
memiliki potensi positif, manis sebagai al-Insan juga punya kecenderungan berperilaku negatif
(lupa) seperti dalam QS. Hud ayat 9.
Adapun implikasi konsep Islam tentang hakekat manusia dan hubungannya dengan
pendidikan Islam adalah: 1) Sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan
antara qalbiyah dan aqliyah untuk dapat menghasilkan manusia intelektual dan berakhlak. 2)
Pendidikan Islam harus berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki manusia secara
maksimal, sehingga dapat diwujudkan bermuatan hard skill dan soft skill. 3) Pendidikan Islam
harus dijadikan sarana yang kondusif bagi proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya
Islami.
A. Pengertian Manusia
Manusia secara etimologi berarti makhluk yang berakal budi dan mampu
menguasai makhluk lain. Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang
memiliki peran penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga disebut sebagai
makhluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Allah SWT yang
lainnya.
Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai dua
dimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan
sebagainya). Sedangkan Al-quran memiliki peristilahan (terminologi) untuk pengertian
manusia: al-basyar, al-insan, dan al-nas. Dalam banyak ayat, al-basyar merujuk pada
manusia sebagai makhluk biologis seperti makan, minum, berhubungan seksual, dan
berjalan. Sedangkan al-insan dihubungkan dengan keistimewaannya sebagai khalifah
dan pemikul amanah, serta dihubungkan dengan proses penciptaan manusia.
Keistimewaan al-insan ialah berilmu pengetahuan, mempunyai daya nalar. Dan terakhir
al-nas, mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial.
Sehingga dengan pelaksanaan tujuan pendidikan Islam ini, Tujuan yang berkaitan
dengan individu mampu mengalami perubahan. Dari segi pengetahuan, tingkah laku,
jasmani dan rohani, dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di
dunia dan akhirat.