Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME MATA KULIAH

 USHUL AL-TARBIYAH

Konsep Khilafah

M. Quraish Shihab menemukan dalam AlQur’an kata khalifah yang terbagi dalam bentuk
tunggal dan bentuk plural. Dalam bentuk tunggal terulang dua kali dalam al-Qur’an, yaitu QS. Al
Baqarah ayat 30 dan Shad ayat 26. Ada dua bentuk plural yang digunakan oleh Al-Qur’an yaitu:
Khalaif yang terulang sebanyak empat kali, yakni pada surah Al-An’am ayat 165, Yunus ayat 14
dan 73 dan Fathir ayat 39. M. Quraish Shihab menganalisis bahwa keseluruhan kata tersebut
berakar dari kata Khulafa yang pada mulanya berarti “di belakang”.

Dalam analisisnya M. Quraish Shihab mengambil kesimpulan, yaitu a) Kata Khalifah digunakan
oleh Al-Qur’an untuk siapa yang diberi kekuasaan mengelola wilayah, baik luas maupun
terbatas. Dalam hal ini, Daud (947-1000 S.M), mengelola wilayah Palestina. Sedangkan Adam
secara potensial atau aktual diberi tugas mengelola bumi keseluruhannya pada awal masa
sejarah kemanusiaan. b) Bahwa seorang Khalifah berpotensi, bahkan secara aktual, dapat
melakukan kekeliruan dan kesalahan akibat mengikuti hawa nafsu. Karena itu baik Adam
maupun Daud diberi peringatan agar tidak mengikuti hawa nafsu.

Menurut Quraish Shihab bahwasanya konsep khalifatullah juga harus mendasarkan dan
melaksanakan pendidikan menurut Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
guna mewujudkan pribadi muslim seutuhnya. Yang pada hakikatnya tujuan akhir dari
pendidikan Islam itu adalah membentuk kepribadian muslim atau Insan Kamil dengan pola
takwa. Konsep khalifatullah mempunyai implikasi terhadap pendidikan Islam yaitu yang
melibatkan pendidikan Islam dalam menekankan kurikulum pendidikan lebih kepada nilai-nilai
Ilahiah.

Ada lima sifat Khalifah terpuji yang di muatkan dalam konsep khalifatullah:

1. Yahduna bi Amrina, mengantar masyarakat ke tujuan yang sesuai dengan petunjuk kami
(Allah).

2. Wa awhayna ilayhim fi’la al-khairat (telah membudaya pada diri mereka kebajikan).

3. Aabidin (termasuk Iqam Al-shalat dan Ita’ Al-Zakat)

4. Yuqinun (penuh keyakinan)


5. Shabaru (kesabaran dan ketabahan), kami jadikan mereka pemimpinpemimpin ketika
mereka tabah dan sabar.

Tugas-Tugas Khalifah

Tugas manusia adalah memelihara amanah yang Allah pikulkan kepadanya, setelah langit, bumi
dan gunung enggan memikulnya. Sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al Ahzab ayat 72.
Maka setidaknya ada beberapa perilaku positif yang harus dimiliki seorang khalifah yaitu tidak
membuat kerusakan di muka bumi.

Peran khalifah dalam Pendidikan Islam

Peran atau fungsi yang dijalankan khalifah dalam menjalankan sistem pendidikan Islam:

a. Menentukan kurikulum pendidikan


Khalifah akan menentukan kurikulum pendidikan yang memudahkan dan tak membebani
peserta didik, seperti halnya yang banyak ditemukan saat ini. Kurikulum pendidikan ini
dibagi menjadi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tingkat atas.
Kurikulum pendidikan dasar dijalankan dengan mengutamakan pembentukan aqidah yang
kokoh dari seorang anak muslim. Sedangkan pendidikan menengah untuk pengokohan
aqidah yang sudah ada serta pengenalan akan syariat yang ada di dalam Islam.
b. Menentukan Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan yang mencakup
tiga dimensi yaitu dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Secara hierarkis tujuan
pendidikan tersebut dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah yaitu dapat
diurutkan sebagai berikut: (1) Tingkat pendidikan nasional, (2) Tingkat institusional, tujuan
kelembagaan, (3) Tujuan kurikuler (tujuan mata pelajaran atau bidang studi), (4) Tujuan
instruksional (tujuan pembelajaran) yang terdiri dari (a) Tujuan pembelajaran umum (TPU),
(b) Tujuan pembelajaran khusus (TPK)
Konsep manusia sebagai khalifah mempunyai empat sisi yang saling berkaitan
1. Sebagai pemberi tugas
2. sebagai penerima tugas
3. Tempat atau lingkungan di mana manusia berada
4. Materi-materi penugasan yang harus mereka laksanakan. Tugas kekhalifahan tersebut
tidak akan dinilai berhasil apabila materi penugasan tidak dilaksanakan
Implikasi konsep khalifatullah menurut M. Quraish Shihab terhadap pendidikan Islam

menganalisis pemikiran M. Quraish Shihab bahwa seorang khalifah harus menyusun pendidikan
dengan berpedoman pada ruang lingkup pendidikan Islam yang ingin dicapai, maka kurikulum
pendidikan Islam itu berorientasi kepada tiga hal yaitu:

1. Tercapainya tujuan Hablum minallah (hubungan dengan Allah), karena pendidikan Islam
berkepentingan untuk mengarahkan manusia (anak didik), agar memiliki kesadaran
ketuhanan dan kedekatan hubungan Allah, ranah efektif yang selama ini kurang
mendapat perhatian dalam pengajaran agama. Suatu hubungan yang akan berakhir
dengan kesadaran bahwa Allahlah satu-satunya referensi pokok dan dasar dari segala
yang ada, sumber ini, sumber nilai, sumber energi dan pusat seluruh orientasi. untuk
bisa mencapai kesadaran ini, jelas pengajaran agama yang hanya menekankan materi
yang bersifat verbal, kognitif, ritualistik dan terbatas di kelas tidak bisa dipertahankan.
Kesadaran ketuhanan sebagai buah dari praktek keberagaman mensyaratkan adanya
pengalaman, pengalaman dan penghayatan akan ke dalam makna yang secara terus
menerus perlu dilatih dan dibiasakan.(Riyadlah)
2. Tercapainya tujuan Hablum minannas (hubungan dengan manusia)
Pendidikan Islam sangat berkepentingan mengarahkan manusia, melalui proses
pendidikan seumur hidup, agar memiliki kesadaran manusia sejati dengan
menyeimbangkan porsi antara keberagaman dan kebersamaan. Caranya dengan
memberikan perspektif dan pengayaan materi-materi agama dengan realitas kehidupan
sosial yang perlu dibangun, dijaga, dan dilestarikan bersama manusiamanusia lain.
Kesadaran yang akan membawanya memiliki apresiasi dan empati yang tinggi terhadap
nilai hidup manusia. Logikanya kalau sikap mengingkari kehidupan binatang saja
membawa kesengsaraan, apalagi pengingkaran terhadap hak-hak asasi manusia yang
merupakan”puncak penciptaan” Allah. Pada titik ini perlu upaya-upaya serius
mengembangkan pendidikan yang berwawasan kemanusiaan
3. Tercapainya tujuan Hablum minal ‘alam (hubungan dengan alam)
Hubungan manusia dengan alam pada hakikatnya adalah hubungan sebagai sesama
ciptaan(kemitraan). Antara alam dan manusia ada dalam posisi yang sama sebagai
ciptaan (makhluk) Allah. Konsep yang terkenal mengenai pola hubungan ini adalah
takhsir, yaitu alam disediakan dan ditundukkan untuk manusia. dan hubungan manusia
dengan alam adalah hubungan mengelola, memakmurkan, melestarikan, dan
memanfaatkan sebaik-baiknya. Hubungan ini mengharuskan pengetahuan yang
memadai sehingga alam ini memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan
manusia. Dalam konteks inilah, manusia diperintahkan untuk bertindak sesuai dengan
aturan moral, bahwa alam ini bukan sesuatu yang siap pakai, suatu yang terlebih dahulu
dipersiapkan untuk manusia. Sebaliknya, pemanfaatan alam di samping untuk
kepentingan jangka panjang juga membutuhkan pengetahuan mengenai cara kerja dan
aturan-aturan yang ada di dalamnya. Di sinilah peran sains menjadi penting. Mengambil
ide kesatuan penciptaan ini, sains Islam telah meletakkan suatu landasan yang kokoh.

Implikasi konsep Khalifatullah menurut M. Quraish Shihab terhadap Dasar-dasar pendidikan


Islam

Tujuan akhir pendidikan Islam tersebut akan dicapai secara bertahap melalui pencapaian tujuan
sementara, tujuan perantara dan tujuan khusus yang diupayakan di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Sehingga pendidikan dan AsSunnah akan keagamaan yang
berlandaskan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah akan membentuk manusia kepada tujuan akhir
pendidikan Islam yaitu manusia yang sempurna (Insan Kamil), Dengan begitu, manusia yang
telah diamanatkan oleh Allah sebagai khalifah dalam memakmurkan bumi dapat berjalan
dengan baik. Dengan pemahaman tujuan pendidikan Islam itu adalah manusia yang sempurna
(Insan Kamil), di mana manusia yang berfungsi sebagai khalifah adalah manusia yang mampu
menjalankan tugasnya dalam mengelola bumi, serta beribadah kepada Allah dan menjaga
keharmonisan terhadap sesama makhluk Allah di bumi. Sehingga kekhalifahan menuntut
adanya interaksi antara manusia dan sesamanya dengan manusia sesuai dengan petunjuk-
petunjuk Ilahi yang tertera dalam wahyu-wahyunya. Semua itu harus ditemukan kandungannya
oleh manusia sambil memperhatikan perkembangan dan situasi lingkungannya.

Implikasi konsep Khalifatullah Terhadap Tujuan Pendidikan Islam

Konsep Khalifatullah mempunyai implikasi terhadap pendidikan Islam dalam menekankan


kurikulum pendidikan lebih-lebih pada nilai-nilai Ilahiah. Karena manusia mempunyai tugas dan
kewajiban untuk melestarikan dan menjaga alam dan mengembangkan manusianya menjadi
umat Islami/manusia yang menghamba kepada Allah Swt.

Ibadah Mahdhah
Menurut bahasa, mahdhah memiliki arti 'murni' atau 'tak bercampur”, Secara istilah Ibadah
mahdhah adalah ibadah yang tidak memiliki perubahan apapun dari apa yang telah digariskan,
baik berupa penambahan atau pengurangan.

Contoh Seperti Sholat, dzikir. Puas

Ibadah Ghaira Mahdhah

ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah dalam bentuk sikap, ucapan, dan tindakan seseorang
yang dilakukan atas dasar: (1) niat yang ikhlas; (2) dalam rangka mencapai „mardhatillah‟ rida
Allah; dan (3) dalam bentuk amal saleh, yang pelaksanaannya diserahkan kepada pelakunya
sesuai dengan situasi dan kondisi.

Contoh Seperti Shodaqoh, Infaq

Anda mungkin juga menyukai