Anda di halaman 1dari 6

Nama : Abd.

Gufran Lento
Nim : 211020026
Kelas : PBA 1/ 3

Jawaban Soal Ujian Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam


1. Filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia, kata berangkai
dari kata philein yang berarti mencintai, dan shopia berarti kebijaksanaan.1Berikut adalah
pengertian filsafat menurut beberapa para ahli :
a. Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
b. Al-Farabi
Filsafat adalah ilmu tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.
c. Immanuel Kant
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan
yang di dalamnya tercakup masalah epistemolog yang menjawab persoalan apa
yang dapat kita ketahui.2
Adapun kegunaan mempelajari filsafat pendidikan Islam 3:
Paertama : Filsafat di jadikan oleh para pakar pendidikan sebagai bahan atau media analisis.
Hal ini berarti bahwa filsafat merupakan salah satu cara pendekatan yang di gunakan oleh para
ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori
pendidikan
Kedua : Filsafat juga brfungsi memberikan arah dan tujuan agar teori pendidikan yang telah di
kembangkan oleh ahlinya yang di dasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu
mempunyai relevansi dengan kehidupan yang nyata.
Ketiga : Memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi
ilmu atau peadagogik

1
Surajio, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakata:PT Bumi Aksara, 2005) 1
2
Surajio, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Jakata:PT Bumi Aksara, 2005) 1-2
3
A.Haris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam (Departemen Agama Republik Indonesia,2009)27-28
2. Istilah manusia menurut al-Qur’an
M.Quraish Shihab menunjukkan ada tiga kata yang digunakan Al-Qur`an dalam
menyebut “manusia”.
a. Basyar Penggunaan istilah “basyar” dalam al-qur`an lebih cenderung digunakan
pada hal-hal yang berkaitan dengan aspek fisik yang tampak pada manusia
secara umum (seperti : kulit, rambut, bentuk fisik secara umum, dan kebutuhan
biologis) yang tidak berbeda diantara manusia satu dengan yang lainnya. Dalam
beberapa kasus istilah basyar juga digunakan untuk menggambarkan aspek-aspek
psikis seperti kebutuhan, batas-batas kemampuan mengindera (melihat hal-hal
yang ghaib), aktivitas belajar (mendapatkan ilmu yang hanya diajarkan oleh
Allah), dan tahap-tahap perkembangkan manusia hingga mencapai kedewasaan.
Dengan kata lain istilah basyar lebih banyak menggambarkan persamaan yang
ada pada semua manusia, baik dalam aspek fisik maupun psikis.
Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Ruum ayat 20:
‫ﻥﻭﺮﺸﺘﻨﺗ ﺮﺸﺑ ﻢﺘﻧﺍ ﺍﺫﺍ ﻢﺛ ﺏﺍﺮﺗ ﻦﻣ ﻢﻜﻘﻠﺧ ﻥﺍ ﻪﺘﻳﺍ ﻦﻣﻭ‬
Yang artinya, dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang
biak.4
b. Kata-kata yang terdiri dari alif, nun, dan, sin Semacam Insan, Ins, Nas atau
Unas, Kata Insan menurut Ibnu Manzhur, berasal dari kata “Insiyan”.
Yang berarti manusia (kecil), sedangkan menurut M.Quraish Shihab, istilah Insan
terambil dari kata “Uns” yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Jinaknya
manusia (normal) ini lebih tampak manakala dibandingkan dengan binatang
seperti harimau, serigala, ular, dan binatang buas lainnya. Kata Insan dalam al-
qur`an digunakan untuk menunjuk manusia dengan seluruh totalitasnya, yaitu
jiwa dan raganya. Perbedaan manusia antara satu dengan yang lainnya adalah
karena perbedaan fisik, dan kecerdasan, menggambarkan perbedaan-perbedaan
dalam aspek kerohanian, keimanan, dan akhlak. Dengan kata lain Insan

4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PTSygma Examedia
Arkanleema)Hal..385
disamping digunakan untuk menunjuk”manusia secara utuh, juga
menggambarkan perbedaan antara seseorang dengan lainnya.
c. Yang berarti manusia (kecil), sedangkan menurut M.Quraish Shihab, istilah
Insan terambil dari kata “Uns” yang berarti jinak, harmonis, dan tampak.
Jinaknya manusia (normal) ini lebih tampak manakala dibandingkan dengan
binatang seperti harimau, serigala, ular, dan binatang buas lainnya. Kata Insan
dalam al-qur`an digunakan untuk menunjuk manusia dengan seluruh
totalitasnya, yaitu jiwa dan raganya. Perbedaan manusia antara satu dengan yang
lainnya adalah karena perbedaan fisik, dan kecerdasan, menggambarkan
perbedaan-perbedaan dalam aspek kerohanian, keimanan, dan akhlak. Dengan
kata lain Insan disamping digunakan untuk menunjuk”manusia secara utuh, juga
menggambarkan perbedaan antara seseorang dengan lainnya.
Manusia”dalam pandangan Al-Qur`an, manusia sebagai makhluk yang
berdimensional memiliki kedudukan yang sangat mulia. Tetapi sebelum membahas
tentang kedudukan perlu diketahui tentang esensi dan eksistensi manusia. Manusia
memiliki eksistensi dalam hidupnya sebagai khalifah yang menjadi utusan Allah
dimuka bumi, disini harus bersentuhan dengan sejarah dengan mengembangkan esensi
ingin tahu menjadikan ia bersifat kreatif dengan disemangati dengan nilai-nilai
trasendensi. Manusia dengan tuhan memiliki kedudukan sebagai hamba, yang memiliki
inspirasi nilai-nilai ketuhanan yang tertanam sebagai pejalan amanah tuhan dimuka bumi.
Manusia dengan manusia lainnya memiliki korelasi yang seimbang dan saling bekerja
sama dalam rangka memakmurkan bumi. Manusia dengan alam sekitar merupakan sarana
untuk meningkatkan”pengetahuan dan rasa syukur kita terhadap Allah dan bertugas
menjadikan alam sebagai subjek dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Manusia sebagai khalifah Allah di bumi dan sekaligus beribadah kepadanya, dan
bukan untuk Allah, melainkan untuk diri sendiri, artinya jika amanah yang dibebankan
kepada manusia dan atau ibadah yang harus dilaksanakan manusia itu dilaksanakan sesuai
tuntunan Allah, niscaya manfaatnya untuk diri sendiri bukan untuk Allah, seperti manusia
dilarang minum minuman yang memabukkan. Keuntungan dari mematuhi larangan
tersebut adalah untuk manusia itu sendiri bukan untuk Allah.
3. Tujuan adalah penjabaran visi dan misi, dan merupakan hal yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh lembaga atau perusahaan. Tujuan usaha berupa target yang bersifat
kuantitatif dan merupakan pencapaian ukuran keberhasilan kinerja perusahaan.
Adapun cara perumusan tujuan dari pendidikan Islam kita bisa bercermin pada perumusan
tujuan pendidikan Islam yang telah di kemukakan oleh Al-Jamali yaitu sebagai berikut5 :
a. Mengenalkan peserta didik tentang bagaimana posisinya di antara makhluk ciptaan
Tuhan serta tanggung jawabnya dalam hidup.
b. Mengenalkan peserta didik tentang bagaimana tanggug jawabnya dalam masyarakat
dalam kondisi dan sistem yang berlaku.
c. Mengenalkan peserta didik tentang alam semesta dan segala isinya, serta
memberikan pemahaman tentang pencipta dan bagaimana cara mengelola dan
memanfaatkan alam tersebut.
d. Mengenalkan peserta didik tentang keberadaan alam ghaib
Tujuan umum dari pendidikan Islam itu sendiri yaitu :
 Membentuk yang mulia,sebagaimana misi kerasulan Muhammad saw.
Sebagaimana firman Allah swt.: “dan tidaklah kami mengutus kamu Muhammad
melainkan menjadi rahmat bagi seluruh alam” (QS.Al-Anbiya : 107)
 Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat.
 Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rezki) yang profesional
Allah berfirman : “apabila shalat telah di laksanakan, maka bertebarlah kamu di muka
bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”
 Menumbuhkan semangat peseta didik untuk selalu belajar dan mengkaji ilmu.
Rasulullah saw. Bersabda : “barang siapa di antara kamu keluar untuk mencari
ilmu,maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju syurga”(HR.Muslim)
4. Dalam Islam pendidik memiliki beberapa istilah 6:
- Muallim : istilah ini lebih menekankan posisi pendidik sebagai pengajardan
penyampai pengetahuan dan ilmu.
- Muaddib : istilah ini lebih menekankan pendidik sebagai pembina moralitas dan
akhlak peserta didik dengan keteladanan.

5
Al-Tadzkiyyah:Jurnal Pendidikan Islam: Tujuan Pendidikan Islam vol 6 (November 2015 ),6
6
Ismail, Jurnal pendidikan islam : Pendidik dalam Perspektif Islam hlm 147
- Murabbi : merupakan istilah yng menekankan pengembangan dan pemeliharaan
aspek jasmaniah maupun rohaniah.
- Ustadz : merupakan istiah umum yang sering di pakai dan memiliki cakupan
makna yang luas yang sering di sebut sebagai guru
Hakikat pendidikan :
1. Hakikat pendidik yang pertama adalah Allah swt ( Al-Fatihah: 2)
2. Hakikat pendidik yang kedua adalah para nabi dan rasul ( Al-Baqarah : 151 )
3. Para ulama ( Fathir : 58 )
4. Orang tua ( Luqman : 12-19 )

5. Hakikat peserta didik

Mengapa anak/ peserta didik memerlukan pendidikan? Sebaliknya mengapa pendidikan


Islam perlu diberikan kepada anak/ peserta didik?,Ada sejumlah argumentasi yang dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan di atas.Dalam hadits Rasulullah SAW digambarkan
bahwa walaupun seorang anak sebagai sumber daya manusia yang dilahirkan tidak membawa
pengetahuan dan keterampilan, tetapi mereka sebenarnya membawa fitrah (potensi), modal
dasar yang siap dikembangkan melalui proses pendidikan Islam. Hal ini sesuai dengan hadits
sebagai berikut:
“Setiap anak yang lahir di atas fitrah hingga ia fashih (berbicara). Kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi” (H.R. AL-Baihaqi dan ath-
Thabarani dalam alMu’jamul Kabir)”.
Hadits di atas mengisyaratkan bahwa :
* Hakikat peserta didik adalah sumber daya manusia yang lahir membawa/ memiliki
fitrah (potensi). Seandainya seorang anak atau siapa pun, tidak memiliki potensi, maka sudah
pasti tidak diperlukan pendidik, mengapa? Karena fungsi pendidik adalah mengembangkan
potensi yang dimiliki seseorang atau peserta didik. Jika potensi dimaksud tidak dimiliki oleh
seorang anak atau peserta didik, apa yang akan dikembangkan melalui proses pendidikan dan
pembelajaran Islam.
* Anak /peserta didik adalah amanat Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam
Islam, anak bukan hanya sekedar konsekuensi dari pemenuhan kebutuhan biologis orang tua
(ayah dan ibu), tetapi anak merupakan titipan Allah yang harus dipertanggungjawabakan
kepada- Nya. Di antaranya adalah tanggung jawab mendidik, tugas memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membina kepribadian kepada anak yang bersangkutan
*Hakikat peserta didik adalah manusia muda, baik dari segi biologis maupun
psikologis yang memiliki fitrah (potensi) untuk berkembang atau dikembangkan melalui
proses pendidikan dan pembelajaran.
*Hakikat peserta didik juga manusia dewasa, baik dari segi biologis maupun
psikologis pada aspek/ bidang tertentu, yang masih memerlukan dan/atau sedang mempelajari
atau mengembangkan bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu guna memenuhi
kebutuhan kehidupan umat manusia. Dalilnya antara lain: surah Hud[11] ayat 61.
Sifat-sifat peserta didik
Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam yaitu;  (1) belajar dengan niat
ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT (2) mengurangi kecenderungan pada duniawi
dibandingkan masalah ukhrawi (3) bersikap tawadlu’ (rendah hati) (4) menjaga pikiran dan
pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.(5) mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji
(mahmudah) (6) belajar dengan bertahap (7) belajar ilmu sampai tuntas. (8) mengenal nilai-nilai
ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari. (9) memprioritaskan ilmu diniyah. (10) mengenal
nilai-nilai pragmatis (11) peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik

Anda mungkin juga menyukai