Anda di halaman 1dari 2

Yang sangat pokok dan substansial dari kelima komponen keilmuan pendidikan ini

adalah konsep tentang manusia, karena manusia adalah makhluk yang dapat dididik
(peserta didik) dan bisa mendidik (pendidik) serta kepadanya proses pembelajaran
dan tujuan pendidikan dimaksudkan dan ditujukan, sedangkan makhluk lain selain
manusia tidak bisa melakukannya, sehingga dengan itu manusia dijuluki dengan sebutan
homo educabile,.1

pendidikan itu bermacam-macam tetapi hakikatnya satu, yaitu usaha memuliakan


kemanusiaan manusia. 2

Manusia sebagai makhluk Allah SWT dianugerahkan-Nya potensi yang banyak sekali
jumlahnya. Fitrah atau potensi baik itu adalah dalam bentuk akhlak dan sifat-sifat Allah
yang agung sebagai yang terkandung dalam asmaaul husnaa. Asmaaul husnaa
merupakan potensi yang dikaruniakan Allah kepada manusia yang wajib
ditumbuhkembangkan melalui kegiatan pendidikan Islam. (Hasan
Langgulung,
1991:361-363).3

Al-Qur`an menyebut manusia dengan bermacam-macam istilah yang masing-masing


punya penekanan makna tertentu terhadap as- pek kemanusiaannya. Menurut M.
Qurays Shihab, ada tiga istilah po- kok yang biasa digunakan oleh al-Qur`an ketika
membicarakan tentang manusia, yaitu: (1) menggunakan kata-kata dengan huruf, alif,
nun dan sin. Seperti kata unas, nas dan ins, (2) menggunakan kata basyar dan (3)
menggunakan kata bani Adam dan Dzuriyyatul adam.4

fitrah dari segala sesuatu adalah tatanan dari seluruh unsur atau komponen yang
membentuk suatu wujud tertentu, dan fitrah manusia adalah apa yang di ciptakan
Allah dalam diri ma- nusia yang terdiri dari jasmani dan akal. Gambarannya, fitrah

1
Abd. Rahaman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), 164
2
Prayitno, Dasar, Teori dan Praksis Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2009), 1.
3
Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1991),
361-363.
4
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur`an: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Per- soalan Umat (Bandung: Mizan,
2007), hlm. 367.
jasmani- yah manusia berjalan dengan kakinya. Fitrah aqliyah manusia adalah
mengembil kesimpulan dengan mengaitkan premis-premis.5

5
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 10 ( Jakarta: Lentera Hati, 2011), hlm. 209

Anda mungkin juga menyukai