Anda di halaman 1dari 4

RESUME

BAB II
BUKU FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Membangun Konsep Pendidikan yang Islami
Penulis: Salminawati, SS., MA.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam


Dosen Pengampu: DR. H. Yusuf, M.Pd.

Andi Rosyid Oktavianto


NIM. 2281130968

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2023
BAB II
KONSEP MANUSIA DALAM PERSPEKTIF FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM

A. Makna Al-Nas, Al-Basyar, dan Bani Adam


1. Al-Basyar
Al-Basyar adalah pengertian manusia pada umumnya, yaitu manusia
dalamkehiduoan sehari-hari yang sangat bergantung pada kodrat alamiah. Al-Basyar
secara bahasa berarti fisik manusia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
manusia yang dijelaskan dengan istilah Al-Basyar menekankan kepada gejala umum
yang melekat pada fisik manusia, yang secara umum relatif sama antara semua
manusia.
2. Al-Ins
Al-Ins adalah makhuk yang diciptakan oleh Allah agar senantiasa mengabdi
kepadaAllah sepanjang hidupnya. Kata Al-ins dipakai al-Quran dalam kaitannya
dengan berbagai potensi jiwa manusia, antara lain sebagai hamba Allah yang selalu
berbuat baik sehingga menjadi penghuni surga, tetapi juga potensial menjadi
pembangkang Allah, sehingga membawanya menjadi penghuni neraka. Selain itu,
juga diberi peluang untuk mengembangkan potensinya untuk dapat menguasi alam.
3. Al-Insan
Al-Insan pada umumnya digunakan menggambarkan pada keistimewaan
manusia peyandang predikat khalifah di muka bumi, sekaligus dihubungkan dengan
proses penciptaanya. Al-Insan berasal dari kata anasa yang berarti melihat,
mengetahui, dan meminta izin, maka ia memiliki sifat-sifat potensial dan aktual untuk
mampu berpikir dan bernalar. Penggunaan kata al-insan mengandung dua dimensi,
yaitu: dimensi tubuh (dengan berbagai unsurnya) dan dimensi spritual (ditiupkan-Nya
kepada manusia).

B. Penciptaan Manusia dari Unsur Materi dan Non-Materi


Alquran telah menceritakan bagaimana Allah swt,.menciptakan manusia dari
unsur materi dan materi, setelah melewati beberapa tahap pembentukan: dari debu
menjadi tanah, lalu menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk, kemudian menjadi
tanah liat kering, setelah itu Allah meniupkan roh-Nya, maka terciptalah Adam AS.
Dalam alquran dijelaskan beberapa fungsi aspek jismiyah yang membantu
cara kerja aspek psikis lainnya, diantaranya adalah:
1. Kulit sebagai alat peraba (Q.S. al-An’am/6: 7)
2. Hidung, sebagai alat penciuman (Q.S.Yusuf/12: 94)
3. Telinga, sebaai alat pendengaran (Q.S. al-Mu’minun/23: 78)
4. Mata, Sebagai alat penglihatan (Q.S. al-A’raf/7: 185)
5. Lidah, dan kedua bibir serta mulut berguna sebagai alat pengucapan (Q.S. Al-
Balad/90: 9-10)

C. Tujuan Penciptaan Manusia: Khalifah dan Abdullah


Pendidikan Islam berfungsi untuk menghasilkan manusia yang dapat
menempuh kehidupan yang indah di dunia dan akhirat serta terhindar dari siksaan
Allah yang amat pedih. Hal ini bersifat mutlak, karena sesuai dengan konsep
ketuhanan yang mengandung kebenaran mutlak dan universal. Tujuan ini dirumuskan
dalam satu istilah yang disebut dengan “insan kamil”.
Dengan demikian indikator dari insan kamil tersebut adalah:
a. Menjadi hamba Allah. Hal ini sejalan dengan tujuan hidup dan penciptaaan
manusia, yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana firman
Allah dalam surah Adz-Dzariyat: 56.
b. Menjadi khalifah Allah dimuka bumi, yang mampu memakmurkan bumi dan
melestarikannya. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah: 20.
c. Memperoleh kesejahteraan daan kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat, baik
individu maupun masyarakat. Hal tersebut terdapat dalam alquran surah al-
Qashash : 77.

D. Potensi Manusia: (A) Jismiyah: Daya Gerak dan Daya Berpindah, (B) Ruhiyah;
Daya-Daya Al-‘Aql, Al-Nafs, dan Al-Qalb.
Manusia diciptakan Allah memiliki potensi diantaranya: potensi jasmani dan
potensi rohani. Pada dasarnya potensi dasar manusia menurut Islam adalah baik dan
sekaligus buruk. Potensi itu berkembang sangat cepat bergantung kepada pengaruh
lingkungan.
Untuk mengetahui tentang konsep manusia, watak dasar dan karakteristiknya
tidak dilakukan dengan keilmuan yang empirik maupun pendekatan rasional falsafi
saja, sebab pendekatan seperti itu tidak menyentuh esensi dan hakikat manusia yang
sebenarnya. Oleh karena itu di perlukan pendekatan Qur’ani yang kebenaranya
absolut.
Haidar Putra Daulay dalam bukunya “Qalbun Salim” membagi potensi
manusia kepada dua macam yaitu :
1. Potensi Jasmini
Potensi jasmani manusia adalah seluruh organ tubuh manusia yang berwujud
nyata bersifat material seperti panca indera, jantung, paru-paru, ginjal, daging, darah,
dan sebagainya.
2. Potensi Rohani
a. Akal
Akal merupakan daya pikir yang ada pada diri manusia dan merupakan salah
satu daya dari jiwa manusia.
b. Qalb
Kata qalb terambil dari kata yang bermakna membalik karena sering kali ia
berbolak-balik, sekali senang sekali susah, sekali setuju dan sekali menolak
c. Nafs
Kata nafs didalam alquran mengandung berbagai makna diantaranya:
1. Manusia sebagai makhluk hidup (al-Baqarah: 48)
2. Yang memiliki arti zat ilahiyah (Thaha: 41)

E. Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam


Pendidikan adalah proses atau usaha menumbuhkembangkan potensi diri
manusia agar aktual semaksimal mungkin. Secara umum mausia memperoleh ilmu
pengetahuan melalui lima cara. Masing-masing dasarnya melalui lima potensi
manusia:
1. Potensi al-Jism berupa alat indera.
2. Potensi akal berupa pemikiran rasional
3. Potensi qalb
4. Potensi al-ruh berupa potensi spritual
5. Potensi fitrah
Manusia sebagai makhluk berfikir, dengan kemampuannya dapat menangkap
dan memahami hal-hal yang berada di luar dirinya. Pada asal mulanya, kemampuan
itu masih berbentuk potensi. Dia menjadi aktual melalui al-ta’lim (pendidikan) dan al-
riyadhah (latihan) yang sesuai dengan irama perkembangan fisik dan mentalnya.

Anda mungkin juga menyukai