Anda di halaman 1dari 36

1

MAKALAH PERBAIKAN
DASAR-DASAR PENDIDIKAN DALAM HADIS
Tentang
MATERI PENDIDIKAN JASMANI DALAM HADIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Perkuliahan Pada Mata Kuliah
Dasar-Dasar Pendidikan Dalam Hadis

Oleh:

Oleh:
Afrizal
Nim: 88315311

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA

KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM DOKTOR (S.3) PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1437 H/2016 M
1

A; Dasar Pemikiran

Manusia diciptakan dalam bentuk yang sempurna,yang memiliki


berbagai potensi cukup besar pada kondisi manusia yang memiliki banyak
dimensi,

yaitu

dimensi

jasmani,

akal,

iman,

akhlak,

serta

sosial

kemasyarakatan. Akan tetapi manusia yang multimensi tersebut masih dalam


kondisi belum siap pakai, agar manusia dapat mencapai kesempurnaan
kemanusiaannya, mencapai derajat taqwa, serta meperoleh kebahagian dunia
dan akhirat, dan dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di bumi dan
sebagai hamba Allah SWT, semua itu memerlukan ilmu pengetahuan dan
masih perlu dibantu, dibimbing serta dikembangkan berbagai potensi yang
dimiliki manusia, ini semua menjadi ruang lingkup pendidikan untuk
mengembangkan fisik, akal, afeksi, dan psikomotornya.1
Pengembangan dimensi jasmani bagi manusia merupakan sebuah
keniscayaan agar jasmaninya sehat dan kuat dan untuk itu diperlukan
pendidikan jasmani dan perbaikan ekonominya. Pengembangan fisik atau
jasmani diisyaratkan dalam al-Quran dan hadis bahwa Allah SWT
memberikan manusia rezeki dan memerintahkan manusia supaya memakan
makanan dan minuman yang bergizi, serta hadis nabi yang menyatakan bahwa
Allah SWT lebih mencintai mukmin yang kuat dari pada mukmin yang lemah.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total
yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani,
mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas
jasmani. Dalam pengertian ini terlihat bahwa pendidikan jasmani menekankan
pada proses pendidikan yang menggunakan aktivitas jasmani untuk
mendapatkan kebugaran dalam berbagai hal.
Berdasarkan pemaparan di atas, menimbulkan beberapa persoalan yang
harus direspon untuk mencarikan solusinya, permasalahan tersebut antara lain:
1) bagaimana pengertian pendidikan jasmani, 2) term jasmani dalam al-hadis,

1 J suyuti Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002), h, 98


2

3) urgensi pendidikan jasmani, 2) apa saja materi pendidikan jasmani dalam


prespektif hadis.
Pembahasan

ini,

penulis

awali

dengan

mengkaji

teori

yang

dikemukakan oleh para ahli pendidikan atau literatur-literatur yang berkaitan


dengan pendidikan jasmani, kemudian melakukan analisis menjadikan hadis
sebagai pisau analisisnya.
B; Pembahasan
1; Terminologi Pendidikan Jasmani

Memahami maksud pendidikan jasmani, harus dilihat dari dua


terminologi kata yaitu pendidikan dan jasmani. Pendidikan berasal dari
bahasa Yunani yaitu paedagogie yang berarti bimbingan yang diberikan
kepada anak. Dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah education yang
berarti pengembangan dan bimbingan.2 Dalam Islam dikenal dengan
beragam term, tarbiyah, talim,dan tadib. Namun istilah yang menampung
makna yang luas tentang pendidikan adalah tarbiyah3. Tarbiyah terambil
dari kata rabb yang memiliki arti tumbuh, berkembang, memilihara,
merawat, mengatur dan menjaga kelesetarian dan eksistensinya. Menurut
Abdurrahman An Nahlawi, kata tarbiyah itu berasal dari tiga kata. Pertama,
rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh, dan berkembang (Qs. AlRum:39). Kedua, rabiya-yarba berarti menjadi besar. Ketiga, rabbayarubbu, berarti memperbaiki, menguasai urusan dan memelihara.4 Seiring
dengan kata rabb di atas, maka kata rabb pada surat al-Fatihah ayat 1 dapat
dimaknai bahwa Allah swt sebagai sang Maha Pendidik.
Menurut Ramayulis (w. 2015) dan Samsul Nizar, kata rabb sebagai
asal kata tarbiyah memberikan filosofi yang berharga, dimana proses
pendidikan Islam harus bersumber pada pendidikan yang diberikan oleh
2 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Telah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 83.
3 Tarbiyah dianggap memiliki makna pendidikan secara luas ada transfer of knowledge, of value
dan transfer of motoric. Sementara talim hanya bersifat transfer of knowledge dan tadib lebih
bermakna transfer of motoric sehingga menjadi anak terampil
4 Abdur Rahman An Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung: CV
Dipenogoro, 1992), h.31.

Allah swt sebagai pendidik seluruh ciptaanny termasuk manusia. Adapun


makna yang terkandung dalam term tarbiyah adalah 1) menjaga fitrah anak
didik menjelang dewasa, 2) mengembang seluruh potensi kearah
kesempurnaan, 3) melaksanakan pendidikan secara bertahap.5
Sedangkan Abdul Mujib dan Yusuf Mudjakkir memberikan lima kata
kunci pada term tarbiyah yaitu 1) menyampaikan, pendidikan sebagau
upaya penyampaian, 2) sesuatu (as-syay), kebudayaan baik materi maupun
non materil, 3) sampai batas kesempurnaan, proses pendidikan tanpa henti,
sehingga peserta didik memperoleh kesempurnaan., 4) tahap demi tahap,
proses

pendidikan

disesuaikan

dengan

tahap

pertumbuhan

dan

perkembangan, 5) sesuai batas kesanggupan peserta didik.6


Pendidikan

merupakan

proses

yang

terencana

untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang


seutuhnya, yaitu manusia yang dikehendaki Allah swt, beriman dan
bertaqwa kepadaNya. Untuk bisa menjadi manusia yang seutuhnya, maka
pengembangan potensinya harus bersifat keseluruhan bukan sebahagian,
tentunya potensi yang menjadi pilihan adalah potensi yang penggunaanya
mengarah pada terbentuknya sikap beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
Adapun potensi manusia itu dapat dibagi dalam tiga strata besar yaitu 1)
jismiah yaitu seluruh potensi yang berhubungan dengan keterampilan dan
indra manusia, 2) nafsiah terdiri dari potensi al-aql, al-qalb dan al-nafs
serta 3) ruhaniyah yang terdiri dari potensi al-ruh dan al-fitrah.7 Dalam
perkembangan pendidikan sekarang, definisi pendidikan lebih dipengaruhi
oleh tiga teori pendidikan yaitu nativisme, empirisme dan konfergensikonfergensi plus.8
Jadi pendidikan tidak semata-mata sebagai transfer of value seperti
defenisi yang ditawarkan Buya Hamka (w. 1981 M) bahwa pendidikan
5 Ramayulis dan Samul Nizar, Filsfaat Pendidikan...., h. 84
6 Abdul Mujib dan Yusuf Mudjakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 14.
7 Ibrahim, Metode Sufistik dalam Pembinaan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam (tesis),
(Padang: PPs IAIN IB Padang, 2013), h. 136.
8 Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 3035.

adalah upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu membetuk watak,


budi, akhlak dan kepribadian peserta didik, sehinga ia tahu membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. 9 Melainkan melingkupi seluruh
aspek atau dimensi potensi manusia. Ini juga dianulir dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tantang Sisdiknas yang menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 10 Jadi
nuansa transfer of value, of motoric dan transfer of knowledge menyatu
dalam makna pendidikan, ini tentunya dalam perspektif pendidikan Islam.
Selanjutnya Jasmani dalam term Inggris adalah psyqiue yang
berarti susunan tubuh atau badan dan bentuk tubuh atau badan. 11 Kemudian
jasmani dalam term Arab adalah jism yang berarti tubuh atau badan.12
Dengan demikian secara sederhana pendidikan jasmani memiliki makna
suatu proses yang menumbuhkembangkan potensi dengan cara melakukan
aktivitas-aktivitas fisik yang bermanfaat, seperti melakukan olah raga
sebagai wahana dan sekaligus cara untuk membangun manusia yang
utuh baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan
dalam kehidupannya.
2; Term Jasmani dalam al-Hadis

Ada beberapa term jasmani yang ditemukan dalam hadis


diantaranya: al-jism, al-jasad, ash-shura, dan khlaqa. Kata jism dengan
arti tubuh, badan, jism, yaitu, benda atau subtansi yang membentuk
benda-benda fisik. Seperti terdiri dari tangan, kaki, kepala, perut dan
lain-lain. Abdul Mujib menjelaskan, bahwa term al-jism sama artinya

9 Buya Hamka, Lembaga Hidup, (Jakarta: Djajamurni, 1962), h.202.


10 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1
11 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV Ruhama,
1995), h. 1-8.
12 M. Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), h. 88.

dengan al-jasad, hanya saja jism lebih umum ketimbang jasad.13


Selanjutnya Baharuddin mengartikan aspek merupakan keseleruhan
organ fisik-bilogis yang mencakup sistem syaraf, kelenjer, sel dan
seluruh organ dalam dan luar fisik. 14 Kata jasad dalam Tesaurus Bahasa
Indonesia, bahwa jasad adalah sesuatu yang mengenai yang berupa
badan (benda, materi).15 Jadi, jasad ini merupakan bersifat kebendaan
atau sesuatu subtansi, materi dan zat, yang berbentuk daging yang
membungkus tulang-tulang. Selanjutnya term jasmani dalam hadis
ditemui kata shuura yang berarti bentuk.16 Selanjutnya term jasmani
dalam hadis ditemui kata khlaqa yang berarti ciptaan. Kemudian dalam
al-mawrid ciptan tersebut adalah being, yaitu meliputi people, mankind,
human being, yaitu orang, manusia dan keadaan manusia.17
Adapun term jasmani tersebut terdapat dalam beberapa hadis
dalam beberapa hadis berikut:



Artinya:Ingatlah sesungguhnya dalam jasad manusia ada segumpal darah,
jika ia baik maka seluruh anggota tubuh lainnya pun akan menjadi baik dan
jika ia rusak, maka rusak pula seluruh anggota tubuh lainnya. Ingat ia itu
adalah hati.

Artinya: "Perumpamaan orang mukmin dalam mencintai, menyayangi dan


saling menaruh simpati diantara mereka seperti satu jasad, jika ada
anggota tubuh yang merasa sakit maka akan menjadikan seluruh tubuhnya
ikut terjaga dan merasa sakit". (HR Bukhari no: 6011. Muslim no: 2586).

13 Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006),
h. 60-61.
14 Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami: Studi Tentang Elemen Psikologi dari Alquran,
(Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 230.
15 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),
h. 682.
16 Ahmad Warsun Munawir, Kamus Arab-Indonesia Almunawir, (Jakarta: Pustaka Progresif,
2007), h. 858.
17 Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Prespektif Hadis, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 288.

Artinya: "Satu mukmin dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan yang
saling menguatkan satu sama lainnya". (HR Bukhari no: 481. Muslim no:
2585).
Dengan demikian, term jasmani yang terdapat dalam hadis-hadis di
atas, terfokus pada bentuk jasmani manusia, yaitu ciptaan Allah SWT
berbentuk manusia dalam dimensi jasmaniah. Dalam Islam jasmani bukan
berarti tanpa berkomplemen dengan ruh. Hubungan jasmani dan ruh
memiliki hubungan yang timbal balik.
3; Uegensi Pendidikan Jasmani dalam Hadis
Pendidikan jasmani mempunyai andil yang sangat besar dalam
kehidupan sehari-hari, karena dengan memahami dan melaksanakan contohcontoh dari pendidikan jasmani yang telah diterapkan Rasulullah SAW akan
memberikan dampak yang baik bagi tubuh dan memberikan tenaga kuat
dalam beraktifitas, karena untuk beramal dan beribadah dengan baik
dibutuhkan adanya fisik dan mental yang sehat dan kuat sehingga pekerjaan
ataupun aktifitas manusia akan terhambat dan juga terganggu serta hasilnya
pun tidak bisa maksimal dan juga optimal. Urgensi pendidikan jasmani
dapat dilihat dalam hadis berikut ini:

Artinya : Orang mukmin yang kuat lebih disukai oleh Allah Swt dari pada
orang mukmin yang lemah. Namun begitu, kedua-duanya sama-sama
mempunyai kelebihan. Jagalah agar kamu dalam keadaan (situasi) yang
bermanfaat bagi dirimu dan mohonlah selalu pertolongan kepada Allah
Taala, dan jangan bosan. Jika engkau mendapat cobaan, jangan berkata:
seandainya (tadi) aku perbuat begini dan begitu (tentu tidak akan
begini jadinya). Tetapi ucapkanlah Allah Maha Kuasa berbuat

sekehendak-Nya. Karena kata-kata law (seandainya) memberi peluang


bagi syaitan.18
Hadis di atas, memberikan pemahaman tentang begitu pentingnya dan
istimewanya tubuh, maka segala aktivitas yang berguna dan dapat
memperkuat tubuh melalui pendidikan jasmani merupakan aktivitas yang
diperlukan dan dipandang baik. Makna kuat dapat diartikan mampu
melakukan suatu aktivitas, baik berkaitan dengan ibadah, pekerjaan, atau
mampu melaksanakan sebagai seorang pemimpin. Dengan demikian, dapat
dipahami pendidikan jasmani yaitu suatu upaya atau proses menata dan
membangkitkan kekuatan-kekuatan (potensi-potensi) yang terpendam.
Dengan harapan mampu merealisasikan dalam kehidupan dan mampu
menghadapi berbagai macam beban yang besar. Sejalan dengan itu,
pendidikan jasmani merupakan bentuk aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan gerakan tubuh yang teratur dengan tujuan meningkatkan berbagai
kemampuan tubuh yang bermacam-macam dan menambah kecekatan
gerakannya.19 Hal ini dilakukan untuk menjaga tubuh agar kuat, aktif, dan
energik.
Islam menegaskan pentingnya pendidikan jasmani untuk menciptakan
generasi Rabbani yang kuat dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan
setiap muslim untuk mengajarkan anak-anaknya bagaimana cara memanah,
berenang, berkuda, dan jenis olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan
individu. Tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun non muslim
yang meragukan manfaat pendidikan jasmani bagi kesehatan manusia.
Dalam buku yang berjudul Pemeliharaan Kesehatan Dalam Islam oleh
dr. Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas
Ain-Syams Mesir), ditegaskan bahwa pendidikan jasmani (olahraga) sangat
berguna bagi kesehatan manusia jika dia mau sehat. Karena dengan
berolahraga mampu menyembuhkan penyakit dan membantu manusia
menuju kesehatan fisik dan batin. Selain itu juga bisa merilekskan jiwa
dan raga kita serta mengeluarkan zat-zat jahat ditubuh.20
18 Mamur Daud, terjemah Hadis Shahih Muslim, (Malaysia: Klang Book Centre, 1995), Cet ke2, Jilid VIII, hadis 6945, h. 56.
19 Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, Hadis-Hadis Tarbawi:Membangun Kerangka
Pendidikan Ideal Prespektif Rasulullah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 40.
20 Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari`at Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), Cet. I h. 83.

Pendidikan jasmani merupakan kebutuhan hidup manusia, apabila


seseorang melakukan dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik
terhadap perkembangan jasmaninya. Selain olahraga berguna bagi
pertumbuhan dan perkembangan jasmani manusia, juga memberikan
pengaruh terhadap alat-alat tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan
dan pencernaan menjadi teratur.21
Selanjutnya Asnelly Ilyas menyebutkan, bahwa pendidikan
jasmani di samping bertujuan untuk membentuk kepribadian, juga
mempunya tujuan lain yaitu: 1) Untuk menjaga dan memelihara
kesehatan badan, seperti alat-alat pernapasan, peredaran darah,
pencernaan makanan, melatih otot dan urat-urat saraf, dan melatih
kecekatan dan ketangkasan, 2) Memupuk perasaan sosial seperti tolong
menolong dan setia kawan, yang umumnya dapat dicapai dengan
permainan-permainan, rombongan dan bekerja kelompok, dan 3)
Memupuk perkembangan fungsi-fungsi jiwa seperti kecerdasan, ingatan,
kemauan, dan lain-lain.22
4; Materi Pendidikan Jasmani dalam Hadis
a; Ibadah
Pendidikan keruhanian dan kejasmanian dalam Islam mendapatkan
tempat yang proporsional, ini bisa dilihat dalam beragam perintah Allah swt
dan rasulnya, baik dalam ibadah mahdhah mupun gahiru mahdhah. Sebagai
contoh, pandangan Hasan Asari memasukan materi ibadah shalat, puasa,
haji sebagai salah satu pendidikan jasmani.23 ini tidak dapat dipungkiri
karena memang gerakan shalat termasuk puasa mengandung nilai-nilai
kesehatan jasmani dan ibadah-ibadah lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihiat urain berikut ini:
1; Wudhu

21 Jhon Huocks, (terj), Teori Olah Tubuh dan Efektifitasnya, (Jakarta:Media Pustaka, 1990), cet.
II, h. 55.
22 Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak dalam Islam,
(Bandung: Al-Bayan, 1995), h. 79.
23 Hasan Asari, Hadis-Hadis Pendidikan; Sebuah Penelusuran Akar-Akar Ilmu Pendidikan
Islam, (Bandung: Citapustaka Mediaperintis, 2008), h. 206-207.

10

Wudhu merupakan salah satu prasyarat diterimanya ibadah shalat


seseorang sebagai mana hadits Nabi:




:









24

Artinya: Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW. bersabda, Tidak


diterima shalat seseorang diantara kamu ketika mempunyai hadats
sampai dia melaksanakan wudhu terlebih dahulu.
Ketika berwudhu, berbagai aktivitas jasmani yang dilakukan
secara teratur dan tertib, sebagaimana hadis Nabi shallallahu alaihi was
sallam yang diriwayatkan dari Humraan, budak sahabat Utsman bin
Affan rodhiyallahu anhu,









Artinya: Dari Humraan -bekas budak Utsman bin Affan-, suatu ketika
Utsman memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan
wadahpent.), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua
tangannya. Maka ia membasuh kedua tangannya sebanyak tiga kali, lalu
ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhu kemudian
berkumur-kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar. Lalu beliau
membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, (kemudian) membasuh kedua
tangannya sampai siku sebanyak tiga kali kemudian menyapu kepalanya
(sekali sajapent.) kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali,
kemudian beliau mengatakan, Aku melihat Nabi shallallahu alaihi was
sallam berwudhu dengan wudhu yang semisal ini dan beliau
shallallahu alaihi was sallam mengatakan, Barangsiapa yang
berwudhu dengan wudhu semisal ini kemudian sholat 2 rokaat (dengan

24 Muhammad Ibn Isa Abu At-Tirmdzi al-Silmi, Al-Jami al- Shahih Sunan Al-Tirmidzi Jilid I,
(Beirut: Dr Ihy al-Tirots Al-Arabi, t.t.), h. 110.

10

11

khusyuked.) dan ia tidak berbicara di antara wudhu dan sholatnya maka


Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu(HR. Bukhari Muslim).
Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa whudu merupakan aktivitas
jasmani yang dilakukan seseorang dalam beribadah, yang termasuk materi
pendidikan jasmani yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Sebagaimana
pernyataan Sholeh Gisymar, ahli terapi alternatif, mengatakan bahwa:
ketika air wudhu membasuh anggota wudhu, secara langsung akan
membuat darah bereaksi sehingga bisa bekerja lebih cepat dan gesit
mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Hal ini bisa terjadi karena ketika air
wudhu mengenai tubuh akan menyebabkan normalisasi suhu tubuh
sebagai akibat bertemunya suhu panas dalam tubuh dengan dinginnya
guyuran air wudhu. Saat itu juga darah mengalir ke daerah seputar wajah,
kedua tangan dan telapak kaki dengan sangat lancar.25 Adapun manfaat
wudhu bagi kesehatan jasmani adalah:
a; Wudhu dapat mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih banyak

disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiap hari menempel dan


terserap kulit. Cara yang paling efektif untuk mengenyahkan resiko
kanker ini adalah membersihkannya secara rutin dan setiap saat, yakni
dengan berwudhu.26
b; Berkumur dapat mencegah berbagai macam penyakit yang berasal dari
bakteri di dalam mulut, misalnya gigi berlubang, penyakit jantung,
dipteri, bronkitis, radang paru, dan lain-lain. Pada bekas air cuci mulut
atau berkumur itu terdapat bibit penyakit yang tidak kurang dari 40
milliar, yang terdiri dari bermacam-macam bibit penyakit, seperti baksil
vibrio, spiril, coccus, dan diantaranya terdiri dari penyakit diploccus,
steptococcus, staphyococcus, protozoa, spitochaeta, dan virus.
Disamping itu berbagai penyakit yang melewati selaput lendir, mulut
dan hidung adalah salesma atau pilek, Agina, Dypteria, Bronchitis,
25 Sholeh Gisymar, Terapi Wudhu: Kiat Sehat, Murah dan Berkah melalui Hidroterapi dan Pijat
Refeleksi. (Surakarta: NUUN, 2008), h. 53
26 Muhammad Akrom, Terapi Wudhu; Sempurna Shalat, Bersihkan Penyakit, (Yogyakarta:
Mutiara Media,2010), h. 106-107.

11

12

pneomonia (radang Paru), tubercolose, pertussis (batuk rajang),


Tussisconsulviva, dan influenza.27
c; Istinsyaq dan istintsar ini bertujuan untuk membersihkan hidung dari
berbagai kotoran, virus, dan bakteri yang berada dalam lubang hidung.
Hal ini dkarenakan hidung merupakan alat pernafasan yang digunakan
untuk menghirup udara dari luar. Wudhu dapat membersihkan hidung,
tenggorokan, dan pintu tuba eustachius, jalan ke telinga. Ia merupakan
penangkal utama Infeksi Saluran Napas Atas (ISPA), penyakit yang
terbanyak di Indonesia; Tubercolosa (TBC) paru yang masih sering
ditemukan; dan berbagai infeksi daerah telinga, hidung, dan
tenggorokan. Selain itu, ia dapat mengenal kanker nofasaring secara
dini.28
d; Wudhu bisa dijadikan sarana untuk pijat refleksi, membasuh wajah,

membasuh telapak tangan sampai siku, mengusap kepala, mengusap


telinga, dan membash kaki. Dalam kaitannya dengan sistem syaraf,
sebagian besar titik syaraf manusia berada pada anggota wudhu
tersebut. Titik syaraf ini berhubungan dengan organ-organ lain dalam
tubuh manusia. Apabila titik syaraf ini dipijat, maka organ-organ
tersebut akan terefleksi. Ahmad Fathoni El-Kaysi mengatakan bahwa,
Jika wudhu dilakukan dengan benar, maka 182 titik-titik daerah terapi
terefleksi.29 Kus D. Hadiprayitno, dalam bukunya Refleksiologi,
mengatakan bahwa, Titik refleksi pada bagian tangan dan kaki itu
mencapai 67 buah.30
e; Mengusap telinga setiap berwudhu akan menghasilkan rasa lebih
sensitif terhadap getaran suara yang ditangkap oleh sel-sel pendengaran
yang berbentuk rambut-rambut halus.31 Mengusap telinga berguna
untuk menghilangkan debu yang menempel atau kotoran dari udara
yang menumpuk dan menempel pada zat lilin yang dikeluarkan oleh
telinga. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan lemahnya
27 Ahsin W. Al-Hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 84.
28 Azwar Bahar, Ketika Dokter Memaknai Shalat; Manfaat Mendirikannya Dipandang dari
Sudut Ilmu Kesehatan, (t.t.p.: Kawan Pustaka, 2004), h. 32.
29 Ahmad Fathoni El-Kaysi, Berobat dengan Wudlu; Mencegah dan Mengobati Berbagai
Penyakit dengan Wudlu, (Yogyakarta: Cakrawala, 2010), h. 66.
30 Mutia Purwanti, Pengobatan Timur, SEFT dan Terapy Hati, dalam
http://terapyhati.com/artikel-kesehatan/, diakses tanggal 8 Januari April 2016.
31 Muhammad Syafiie El-Bantanie, Dahsyatnya Terapi Wudhu, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2010), h. 69.

12

13

pendengaran, bahkan peradangan telinga yang bila menyebar ke bagian


dalam dapat mengacaukan keseimbangan tubuh karena telinga bagian
dalam menjadi pusat keseimbangan tubuh.32
2; Shalat
Shalat merupakan ibadah yang memerlukan gerakangerakan jasmani tertentu yang dilakukan secara tertib dan
disiplin. Secara kasat mata dapat kita lihat dalam
pelaksanaan shalat secara fisik tak ubahnya seperti
pelaksanaan
senam.
Gerakannya
teratur
dan
pengulangannya minimal 5 kali sehari samalam, hal ini
menunjukan betapa pentingnya aspek jasmani yang sehat
dalam ibadah. Sebagaimana hadis berikut ini:

Artinya: Saya lebih cermat (hafal) dari padamu tentang shalat


Rasulullah saw. kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua
tangannya sejajar dengan bahunya dan apabila ruku meletakkan kedua
tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu
apabila mengangkat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap
tulang-tulang punggungnya seperti semula; lalu apabila sujud, ia
letakkan kedua telapak tangannya pada tanah dengan tak meletakkan
lengan dan tidak merapatkannya pada lambung, dan ujung jari-jari
kakinya dihadapkan ke arah qiblat. Kemudian apabila duduk pada
rakaat kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukan kaki yang
kanan. Kemudian apabila duduk pada rakaat yang terakhir ia majukkan
kaki kirinya dan menumpukan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada
pantatnya. (HR. Bukhari)

32 Hilmi Al-Khuli, Menyingkap Rahasia Gerakan-Gerakan Sholat; Keajaiban Gerakan-Gerakan


Sholat terhadap Kesehatan Psikologis dan Fisik Manusia, (Yogyakarta: DIVA Press, 2008), h.78.

13

14


Artinya: Bahwasanya Nabi saw. Jika shalat merenggangkan antara
kedua tangannya sehingga kelihatan putih ketiaknya.(HR. Bukhari)

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa ibadah shalat merupakan


aktivitas jasmani yang dilakukan seseorang dalam beribadah sebagai
bentuk pendidikan jasmani yang memiliki manfaat seperti yang
dijelaskan oleh Jamaluddin Ancok dan Suroso, beberapa aspek terapi
yang terdapat dalam ibadah shalat, antara lain: aspek olahraga, aspek
meditasi, dan aspek pembinaan sosial kemasyarakatan. Di samping itu,
shalat juga mengandung aspek relaksasi otot, dan aspek relaksasi
kesadaran indra.33 Dokter Mahmud Ahmad Najib mengatakan bahwa
gerakan-gerakan shalat yang dilakukan secara teratur dan terus menerus
akan membuat persendian menajdi lentur, tidak kaku, dan tulang menjadi
kokoh, serta tulang punggung menjadi kokoh, serta tulang punggung
tidak bengkok. Di samping itu, gerakan-gerakan shalat yang dilakukan
secara teratur itu akan dapat melancarkan peredaran darah yang akan
dapat mencegah kekakuan dan penyumbatan pembuluh darah. Hal ini
akan menghindarkan adanya gangguan peredaran darah ke jantung yang
sering mengakibatkan kematian.34
Adapun Aspek-aspek terapeutik yang terdapat dalam shalat akan
dicoba untuk dijelaskan dalam uraian berikut ini:35
a; Aspek Olahraga, Olahraga secara fisik untuk menyehatkan tubuh.

Seperti gerakan-gerakan dalam shalat mengandung unsur-unsur


gerakan olahraga, mulai dari takbir, berdiri, ruku, sujud, duduk
diantara dua sujud, tahiyat sampai mengucap salam. Saboe (1986)
dalam bukunya Hikmah Kesehatan Dalam Shalat berpendapat bahwa
hikmah yang diperoleh dari gerakan-gerakan shalat tidak sedikit
artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya akan
33 Ahsin W. Al-hafidz, Fikih Kesehatan,....., h. 104-105.
34 Ahsin W. Alh-Hafiszh, fikih Kesehatan......., h. 105-106.
35 Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007), h. 61-91.
14

15

membawa efek pula pada kesehatan ruhaniyah atau kesehatan mental


(jiwa) seseorang. Bila ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap
gerakan, setiap sikap, serta setiap perubahan dan gerak sikap tubuh
pada waktu melaksanakan shalat adalah yang paling sempurna
memelihara kondisi kesehatan tubuh. Kemudian beberapa penelitian
mengenai pengaruh olahraga terhadap prestasi belajar, salah satunya
dikemukakan oleh Ancok (1985). Gerakan-gerakan shalat merupakan
cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti dan pengertian yang
sangat luas, mencakup gerakan dengan tujuan untuk memprtinggi
daya prestasi tubuh, menjadi lincah, mudah bergerak, dan menambah
kekuatan, serta daya tahan. Selain itu, shalat juga mempunyai sifat
isotorik, yang mengandung unsur badan dan jiwa, serta menghasilkan
bio-energi. Di samping itu shalat juga akan mengurangi kecemasan
yang lebih nyata dan lebih besar bila dibandingkan dengan olahraga
biasa yang sifatnya isometric, karena olahraga ini (selain shalat)
hanya menyangkut unsur badan saja dan mengeluarkan energi.
b; Aspek Relaksasi Otot, Ibadah shalat juga mempunyai efek seperti
relaksasi otot, yaitu kontraksi otot, pijatan dan tekanan pada bagianbagian tubuh tertentu selama menjalankan shalat. Walker (1981)
mengutip beberapa hasil penelitian bahwa relaksasi otot ini juga
dapat mengurangi kecemasan, tidak dapat tidur (insomnia),
mengurangi hiperaktivitas pada anak, mengurangi toleransi sakit dan
membantu mengurangi merokok bagi para perokok yang ingin
sembuh atau berhenti merokok. Dengan menggunakan teknik
relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, dan yoga, hasilnya
menunjukkan bahwa teknik-teknik tersebut ternyata efektif untuk
mengurangi keluhan berbagai penyakit terutama psikosomatis.
c; Aspek Relaksasi Kesadaran Indera, Ada dua macam relaksasi, yaitu
relaksasi otot dan relaksasi kesadaran indera. Relaksasi kesadaran
indera ini seseorang biasanya diminta untuk membayangkan pada
tempat-tempat yang mengenakkan. Pada saat shalat seseorang seolaholah terbang ke atas (ruh) menghadap kepada Allah SWT secara
langsung tanpa ada perantara. Setiap bacaan dan gerakan senantiasa
dihayati dan dimengerti dan ingatannya senantiasa kepada Allah
SWT. Gambaran ini menunjukkan bahwa dalam shalat memang
15

16

benar-benar terjadi dialog antara hamba dan Khalik. Proses inilah


yang mirip dengan relaksasi kesadaran indera dan relaksasi ini
banyak dipergunakan untuk mengatasi kecemasan, stress, depresi,
tidak dapat tidur, atau gangguan kejiwaan yang lain.
d; Aspek Meditasi, Meditasi saat sekarang merupakan alternative untuk
mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi orang-orang yang sibuk,
terutama stres. Shalat juga memiliki efek seperti meditasi atau yoga
bahkan merupakan meditasi atau yoga tingkat tinggi bila dijalankan
dengan benar dan khusyu. Dalam kondisi khusyu, seseorang hanya
akan mengingat Allah SWT (dzikrullah) bukan mengingat yang lain.
Menurut Arif Wibison Adi (1985), shalat akan mempengaruhi pada
seluruh sistem yang ada dalam tubuh kita, seperti syaraf, peredaran
darah, pernafasan, pencernaan, otot-otot, kelenjar, reproduksi, dan
sebagainya.
e; Aspek Auto-Sugesti/Self-Hipnosis, Bacaan-bacaan dalam shalat
berisi hal-hal yang baik, berupa pujian, mohon ampun, doa maupun
permohonan yang lain. Hal ini sesuai dengan shalat itu sendiri, yaitu
shalat berasal dari Bahasa Arab berarti doa mohon kebajikan dan
pujian. Ditinjau dari teori hipnosis, pengucapan kata-kata tersebut
memberikan efeksugesti atau menghipnosis pada yang bersangkutan.
Menurut Thoules (1992), auto-sugesti adalah suatu upaya untuk
membimbing diri pribadi melalui proses pengulangan suatu rangkaian
ucapan secara rahasia kepada diri sendiri yang menyatakan suatu
keyakinan atau suatu perbuatan.

f;

Aspek Pengakuan dan Penyaluran (Katarsis)


Setiap orang membutuhkan sarana untuk berkomukasi, baik dengan
diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam, maupun dengan
Tuhannya. Komunikasi akan lebih dibutuhkan tatkala seseorang
mengalami masalah atau gangguan kejiwaan. Shalat dapat dipandang
sebagai proses pengakuan dan penyaluran, proses katarsis atau
kanalisasi terhadap hal-hal yang tersimpan dalam dirinya. Shalat
merupakan sarana hubungan manusia dengan Tuhan. Dengannya
16

17

manusia dapat berdialog langsung tanpa perantara dengan Sang


Pencipta.
Selanjutnya faedah shalat bagi kesehatan diantaranya:
a; Shalat (malam) dapat megurangi resiko penyakit pembekuan darah
b;

c;
d;

e;
f;
g;
h;

(blood coagulation atau penyakit penyumbatan pembulu darah.


Shalat menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, karena shalat
malam dapat menurunkan produksi hormon kortisol yang bertambah
selama beberapa jam periode tidur.
Shalat (malam) juga dapat mengurangi kadar lemak dalam tubuh
yang meyerang darah
Shalat berfungsi menjaga kesehatan tulang besar maupun kecil
karena serta meredakan kegelisahan jiwa akibat tekanan persoalan
hidup, karenan shalat merupakan pergerakkan sederhana tanpa
membutuhkan energi yang besar.
Shalat dapat mencegah berbagai penyakit tulang, seperti penyakit
tulang rawan kanker tulang, keseleo.
Shalat dapat menyembuhkan penyakit varises
Shalat dapat mengusir berbagai penyakit paru-paru
Shalat dapat memperlancar peredaran darah ke otak.36

3; Puasa

Puasa ibadah yang memberikan banyak manfaat bagi manusia,


dengan berpuasa seseorang akan terdidik untuk memasukkan makanan,
minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Orang yang berpuasa tidak
akan sembarangan memasukkan makanan, minuman ke dalam tubuh baik
dalam segi jenis makanan, waktu memakan, cara memakan dan lain
sebagainya yang akan masuk ke dalam tubuh, sehingga tubuh akan
terjaga dan tetap sehat. Perintah ibadah puasa dalam firman Allah SWT
dan hadis Nabi SAW, sebagai berikut:

36 Jamal Muhammad Elzaky, Fhusul fi Thibb al-Rasul., (penj) Dedi Slamet Riyadi, (Kairo:
Syuruq, 2010), h, 173-213.

17

18

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu


berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa,(Qs. Al-Baqarah: 183).

)) :



( (( )
Artinya: "Agama Islam di bangun di atas lima perkara (mengucapkan
dua kalimat) syahadat (yaitu mempersaksikan) bahwa tidak ada Ilah
yang berhak untuk di sembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa
Ramadhan dan menunaikan haji ke Baitulharam". (HR Bukhari dan
Muslim).
Ayat dan hadis di atas, secara jelas memerintahkan orang-orang
yang beriman untuk berpuasa, puasa yang diperintahkan Allah SWT
mendatangkan banyak manfaat bagi pelakunya. Menurut Hembing
Wijaya Kusuma dalam bukunya Puasa itu Sehat, kegunaan puasa
terhadap kesehatan meliputi berbagai aspek, yaitu aspek
perlindungan, pencegahan, dan pengobatan diantaranya:37
a; Memberikan istirahat kepada alat pencernaan, sebagaian besar ahliahli kesehatan sepakat mengatakan, bahwa? Alat pencernaan (perut)
merupakan sumber dari berbagai macam penyakit. Perut merupakan
terminal dalam tubuh, tempat berlabuh dan berhenti segala
makanan dan minuman. Ikan, daging, nasi, sayuran dan segala
macam yang tertumpuk di sana dan tersimpan dalam beberapa waktu.
Maka justru itulah perut perlu dibersihkan setidaknya sekali dalam
setahun dengan cara menjalankan puasa.
b; Membebaskan tubuh dari racun, kotoran dan ampas, pada tubuh
manusia terdapat sampah berbahaya, seperti fases (tinja), urine, CO
dan keringat. Oleh karena itu tubuh akan terancam bahaya bila
mengalami sembelit yang disebabkan menumpuknya sisa-sisa sari
makanan (tinja) di usus, yang pada akhirnya menyebabkan tinja
tersebut terserap oleh tubuh. Dengan berpuasa berarti mengatasi

37 Hembing Wijayakusuma, Puasa itu Sehat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), Cet. ke1, h. 2.

18

19

suplai makanan yang masuk ke dalam tubuh, penumpukan racun,


tubuh bersih dari racun, kotoran dan ampas.
c; Puasa mencegah dan menyembuhkan penyakit mag, penyakit mag
disebabkan oleh karena asam dikeluarkan oleh lambung sedangkan
di lambung tidak ada makanan yang bisa dicerna oleh asam
sehingga lambung merasa perih yang disebut dengan penyakit mag
(lambung). Dengan puasa seseorang disetting seluruh tubuhnya
untuk puasa pada esok harinya untuk tidak ada makanan yang
masuk ke lambung, sehingga lambungpun terperintah untuk tidak
mengeluarkan asamnya ketika tidak ada makan itu, sehingga orang
yang berpuasa terhindarlah dari penyakit mag.
d; Memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker, dalam
tubuh manusia terdapat parasit-parasit yang menumpang makanan
dan minuman. Dengan menghentikan memasukkan makanan, kumankuman penyakit, bakteri-bakteri dan sel-sel kanker tidak akan
bertahan hidup.
Dengan demikian ibadah puasa, memberikan isyarat pada
manusia untuk terus berupaya memperdalam ilmu pengetahuan khsus
kedokteran tentang organ tubuh manusia baik pencernaan, lambung, selsel dalam tubuh manusia, sehingga manusia dapat mengatasi dan
mengobati berbagai macam penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh,
disamping itu, juga dapat mengarahkan pengembangan ilmu kesehatan ke
arah yang lebih sfesifik terhadap organ tubuh. Hal ini, membuka peluang
bagi manusia dalam hidup untuk terus berupaya melakukan ijtihad-ijtihad
di bidang kesehatan untuk kemaslahatan manusia.
4; Haji
Haji merupakan ibadah yang dilakukan dengan cara menyengaja
mengunjungi Baitullah untuk beribadah kepada Allah dengan syarat atau
rukun tertentu, serta pada waktu tertentu pula. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan selama berhaji meliputi amalan-amalan yang dikelompokkan
dan rukun, wajib dan sunnah haji. Ibadah haji memiliki hubungan yang
erat sekali dengan kesehatan dan kebugaran jasmani bagi pelakunya,
karena ibadah haji terdiri dari berbagai aktivitas jasmani yang
dilaksanakan secara teratur, disiplin. Perintah melaksanakan ibadah haji,
sebagai berikut:
19

20








*





Artinya : Bersegeralah kamu menunaikan ibadah haji, yakni
menunaikan kewajiban, maka sesungguhnya kamu tidak mengetahui
sesuatu yang akan datang (yang akan terjadi). (HR. Ahmad).
Lebih dari itu, bagi orang yang sudah mampu tapi enggan berangkat
menunaikan ibadah haji, maka baginya mati Yahudi atau Nasrani, sabda
nabi.


*
Artinya : Barang siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan
(sudah mampu), dan ia belum haji ke Baitullah maka tidak ada yang
menghalangi baginya mati Yahudi atau Nasrani. (HR. Tirmidzi).
Hadis di atas, dapat dipahami makna ekstra ordinory yang
terkandung di dalamnya yaitu memberikan isyarat pada manusia
khususnya umat Islam adanya peluang bisnis dalam pelaksanaan haji
yang perlu dilakukan oleh umat Islam, baik yang berkaitan dengan
transportasi, kesehatan dan obat-obatan, pelatihan dan pembinaan
jemaah haji, pengelolaan tabungan ibadah haji, serta alat atau bahan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk keperluan ibadah haji maupun yang
lainnya. Namun perlu digaris bawahi bisnis yang dilakukan tentunya
sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
b; Olahraga
Materi pendidikan jasmani dalam hadis dalam bentuk olahraga
terdiri dari dari jalan kaki, lari, berenang, memanah, berkuda, gulat dan lainlain. Pendidikan jasmani sangat penting bagi manusia, apalagi kalau dilihat
dari unsur tujuan dan manfaatnya, dari segi pendidikan anak usia dini atau
balita pendidikan jasmani memberikan efek positif terhadap anak, seperti
penyembuhan terhadap penyakit dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa
pentingnya pendidikan jasamani dalam mewujudkan generasi yang kuat
jasmaninya.
1; Memanah

20

21

38
( .



(

Artinya: Uqbah ibn Amir berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW.


bersabda ketika beliau sedang berada di atas minabar: Dan siapkanlah
untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah!
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah!
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah memanah!
(HR.Muslim).
Dari hadis di atas, memberikan penjelasan tentang materi
pendidikan jasmani yaitu memanah, memanah identik dengan sasaran,
keteguhan tangan, kekuatan menarik anak panahnya dan perkiraan angin.
Memanah

juga

memerlukan

konsentrasi

dan

latihan

yang

berkesinambungan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa kita belajar


fokus atau konsentrasi, artinya kita memfokuskan tenaga suatu
titik. Untuk bisa konsentrasi kita harus bisa Ikhlas dan menyukai latihan,
sehingga kita bisa mensinergikan antara pikiran dan perasaan, Dalam
latihan konsentrasi inipun bisa diaplikasikan pada hal yg lain, intinya
pesan yg disampaikan oleh Rasullah adalah bahwa setiap anak muslim
harus belajar atau melatih konsentrasi agar kita bisa fokus pada sesuatu
hal. Pikiran fokus pada target, akan tercapai bila kita bisa mensinergikan
antara kekuatan dan Tubuh dengan Pikiran dan perasaan. Memanah
pada dasarnya adalah menggunakan senjata. Senjata dapat berkembang
sesuai dengan perubahan zaman. Karena pada saat ini senjata sudah
beraneka ragam, maka anjuran memanah itu dapat pula berarti anjuran
menggunakan senjata yang modern.
Kata ramay yang artinya melemparkan (memanah).39 Secara
substantif kata ramay ini juga tidak bisa hanya berhenti pada memanah
an sich tapi bisa meluas pada ranah cita-cita masa depan ataupun
38Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwiniy (Al-Qazwiniy), Sunan Ibn
Mjah, Juz II, (t.t.: Dar al-Ihya al-Kutub al-Arabiyah, t.th), h. 940.
39 Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwr........, h. 536.

21

22

ketrampilan. Untuk menumbuhkan minat belajar, anak harus diberikan


gambaran tentang kehidupan masa depan, diakui atau tidak, cita-cita akan
memotivasi anak untuk terus mengejar apa yang akan dicapai. Tujuan
hidup yang layak baik di dunia maupun di akhirat harus mampu dibidik
oleh anak sejak dini. Sehingga arah dan orientasi hidupnya mulai
terbayang. Pendidikan semacam ini begitu sangat penting mengingat
sampai saat ini pendidikan hanya berupa pengulangan bahasa dan kata
bukan menumbuhkan ide. Berani untuk bercita-cita merupakan petunjuk
awal bagi cerahnya masa depan anak. Hal inilah yang perlu dikembang
suburkan dalam diri anak. Maka membiarkan anak hanyut dalam retorika
dan transfer ide merupakan penindasan terselubung atas nama
pendidikan. Sebaliknya, membiarkan anak didik melesat bagai anak
panah menuju masa depan yang dicita-citakannya harus terus
dikembangkan. Atau dengan kata lain, tidak boleh ada pembelengguan
potensi dari orang tua lebih-lebih dari guru terhadap anak. Karena dalam
hadis lain Nabi bersabda bahwa anak diciptakan pada suatu zaman yang
sangat mungkin berbeda jauh dengan zaman yang ditemui oleh orang
tuanya.40 Ia akan terus berjalan seiring dengan berputarnya waktu dan
perjalanan zaman melewati berbagai tikungan dan rintangan yang
berbeda pula.
2; Berkuda






...








41
....

.(

Artinya: Memanahlah dan kenderailah olehmu (kuda). Namun,


memanah lebih saya sukaidaripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal
yang menjadi permainan seseorang adalah batil kecuali yang memanah

40 Adnan Hasan Shalih Baharits, Mendidik Anak Laki-laki, (Jakarta : Gema Insani, 2007), h. 232.
41 Adnan Hasan Shalih Baharits, Mendidik Anak Laki-laki ...., h. 232.
22

23

dengan busurnya, mendidik/melatih kudanya dan bersenang-senang


dengan istrinya.
Dari hadis di atas dipahami bahwa berkuda dan memanah termasuk
olahraga yang disukai oleh Rasulullah SAW. Mengendarai kuda
dianjurkan bagi umat Islam. Pendidikan menunggang kuda, hal ini
Umar bin Khattab pernah memerintahkan gubenur-gubenurnya agar
melatih anak-anaknya mereka menunggang kuda.42 Latihan tersebut
sebagai persiapan jasmani. Persiapan itu diselenggaran antara lain
berupa pendidikan jasmani, yang mengarah pada keterampilan
memanah dimiliki oleh orang Islam.
Menurut Muhammad Thalib dalam bukunya Di Bawah Asuhan
Nabi Saw. menyebutkan bahwa di antara makna yang terkandung dari
pendidikan permainan menunggang kuda merupakan cara melatih
keberanian dan ketangkasan anak. Sebagaimana Rasulullah Saw
dengan cara praktis menyuruh Abdullah bin Umar dan seorang anak
lainnya untuk meradu kecepatan dalam melarikan kuda dari tempat
berbeda dengan jarak yang sama. Ternyata Abdullah bin Umar dapat
mengendalikan kuda yang ditungganginya sehingga ia lebih cepat di
tempat

yang

ditentukan

oleh

Rasulullah

Saw

sebagai

finis

perlombaan.43 Cara seperti ini dapat memupuk keberanian dan


kerangkasan pada diri anak sehingga mereka terbina memiliki
kemampuan mengendalikan perasaan. Demikianlah karena dalam
berlomba memacu kuda diperlukan kemampuan mengendalikan
perasaan, sekaligus kecerdasan dalam melarikan kuda tidak berlari di
luar kendali atau bahkan tidak mau lari. Jadi, si joki harus benarbenar cepat tanggap dan pandai memilih cara tertentu agar kudanya
mau

berlari

cepat

tampa

membahayakan

keselamatan

penunggangnya.
Secara substantif kemampuan berkuda dalam hadis di atas, dapat
ditafsirkan 1) sebagai kemampun menjalin kerjasama, pengendalian diri
42 Muhammad Samsul Ulum dan Triyo Supriyatno, loc. cit., h. 41-42.
43 Muhammad Thalib, loc. cit., h. 224.
23

24

dan saling menguntungkan dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan.


Secara fisik kuda tentu lebih kuat dari penunggannya, namun sang
penunggang tetap harus menguasai kuda tersebut agar dia bisa sampai ke
tujuannya. Demikian pula dalam kehidupan manusia. Kita sering kali
harus memimpin orang-orang yang lebih pintar, lebih kuat dan lebih
banyak memiliki kelebihan dibanding kita. Berkuda dalam hal ini adalah
simbol dari hidup saling bekerjasama, pengendalian diri serta saling
menguntungkan. 2) dalam konteks zaman sekarang, anjuran mengenderai
kuda dapat pula diterjemahkan sebagai anjuran menguasai penggunaan
teknologi transportasi. Hal ini sangat dibutuhkan oleh umat Islam.
3; Berenang

.
Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Abu Bakar Ahmad bin
Husain al-Qadli telah mengabarkan kepaada kami Abu Jafar
Muhammad bin Ali bin Dahim as-Syaibani saya Ahmad bin Ubaid bin
Ishak bin Mubarrak al-Athar, mengabarkan kepada kami Ayahku,
meriwayatkan kepada kami Qais dari Lais dari Mujahid dari Ibn Umar
berkata: bersabda Rasulullah Saw: ajarilah anak-anak kalian berenang,
memanah, menenun bagi anak perempuan. (HR Imam al-Baihaqi).44
Secara umum hadis di atas, menceritakan tentang bentuk dari
kontinuitas tradisi bangsa Arab (Arab pra-Islam) yang dinilai tidak
bertentangan dengan agama bahkan menjadi alat pemicu dakwah. Materi
pendidikan jasmani yang bersifat ketangkasan telah menjadi tradisi
bangsa Arab adapun jenis materi pendidikan jasmani pada waktu itu
didominasi dengan kegiatan memanah, berkuda, dan bermain pedang.
Pada waktu itu orang-orang tangguh diperlukan dalam berperang
melawan musuhnya, maka harus memiliki keahlian dan ketangkasan
serta fisik yang kuat, olahraga yang bisa dicapai yaitu dengan berkuda
dan bermain pedang, berenang, demikian juga dengan memanah. Barang
44 Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syubal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal Auladina wa
Ahlina wa Hiya Qiyam, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah, 1989), juz VI, Cet. I, hadis 8664.

24

25

siapa yang pandai bermain kuda, bermain pedang, ataupun memanah


maka ia dapat direkrut menjadi pasukan perang.45
Makna kata as-Sibhah sama dengan kata as-Sibhu yaitu
berenang.46 Berenang dalam hadis di atas, dapat ditafsirkan sebagai
berikut:
Pertama, penjelajahan lautan, bahwa hidup bukan hanya di darat
semata, itu adalah hal yang pasti. Karena itu, pemahaman tentang
kelautan sekaligus kaitannya dengan ilmu pengetahuan tidaklah sedikit.
Bahari sebagai dunia (unsur bumi) lain dari daratan ini memiliki banyak
fungsi yang harus dikuak lewat pendidikan. Lahirnya ilmu kelautan bisa
dijadikan contoh tentang pentingnya laut. Dengan kata lain, pendidikan
bukan hanya berlangsung di satu tempat (daratan) saja melainkan harus
mampu menyebrangi samudra yang luas. Oleh Karena itu, memaknai
"berenang" bukan hanya mengajar terapung di air tapi bagaimana
seorang anak mempunyai keinginan untuk menyeberangi lautan sehingga
menemukan kekuasaan Allah yang tak terhingga ini.
Kedua, kemampuan mengambil hikmah. Dalam banyak literatur
tasawuf disebutkan syari'at adalah perahu. Maka menyelam menemukan
hakekat (ma'rifat) merupakan kelanjutan jalan menuju Allah (thariqah
dan bahkan hakikat). Jalan- jalan ini bisa ditemukan dengan kecerdasan
mencari hikmah di balik dunia ini. Kontemplasi atau 'uzlah dari
kehidupan duniawi untuk mencari kesempurnaan hidup akhirati
kemudian menjadi sangat penting.
Ketiga, berenang dalam berbagai pemikiran manusia. Pada zaman
sekarang berkembang berbagai ideologi atau isme yang hampir sama
banyaknya dengan jumlah kepala manusia, apalagi zaman teknologi yang
super canggih, apabila kita tidak sanggup berenang dalam lautan
pemikiran manusia tersebut, maka akan tanpa sadar kita akan tenggelam
45 Khamdan, dkk. Studi Hadis: Teori dan Metodologi (kritik terhadap hadis-hadis pendidikan),
(Yogyakarta: Idea Press, 2012). h.241.
46 Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwr ......., h. 603.

25

26

keimanan yang dimiliki akan mudah terkikis yang seharusnya menjadi


pegangan. Oleh karena itu, agar kita memiliki kemampuan berenang pada
lautan pemikiran tersebut, sebuah keniscayaan penguasaan ilmu
pengetahuan melalui banyak membaca serta belajar pada siapa saja dan
dimana saja yang bisa mendatangkan ilmu yang bermanfaat.
4; Gulat Atau Adu Kekuatan

Pada masa Rasulullah ada seorang laki-laki bernama Rukanah.


Ia dikenal sebagai orang yang mempunyai kekuatan luar biasa dan ia
selalu mengalahkan setiap orang yang menantangnya bergulat. Ketika
Rasulullah mengetahuinya sebagai seorang jago gulat, maka beliau
mengajaknya masuk Islam. Maka orang itu menjawabnya: Apa
gunanya

engkau

mengajakku

untuk membenarkan bahwa engkau

Rasulullah?. Maka Rasul berkata: Jika engkau menantangku bergulat,


maka sungguh aku akan mengalahkanmu dengan izin Allah. Maka
mereka berduapun bergulat dengan kemenangan di pihak

Rasulullah.

Rukunah berkata dengan heran: Engkau hebat Wahai Muhammad.


Apakah mau sekali lagi bergulat denganku?. Rasulullah menjawab:
Jika engkau menghendaki demikian bolehlah. Maka mereka berdua
pun kembali bergulat, dan Rasulullah pula yang memenangkannya.
Kemudian mereka berjanji lagi untuk ketiga kalinya. Kali ini pun
kembali Rasulullah yang memenangkannya. Laki-laki ini pun tidak
mempunyai

sesuatu

apa

pun

untuk

mengingkari

melainkan

mengucapkan kalimat syahadat Aku bersaksi bahwa engkau


sesungguhnya adalah Rasulullah.
c; Menjaga Pola Makan
1; Adab Makan

Al-Ghazali menjelaskan bahwa perasaan yang pertama kali


tumbuh pada anak adalah keinginan makan.47 Untuk anak harus didik
cara makan yang baik dan benar, ketika makan dianjurkan cuci tangan
47 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Prespektif ....., h. 309.
26

27

dan membaca basmallah, sebagaiman hadis berikut ini:


-

Artinya: Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan
tangan kananmu dan makanlah apa-apa yang dekat dengan dirimu.
(HR. Bukhari).

Artinya: Barangsiapa yang tidur sementara tangannya dipenuhi bau


daging dan dia belum mencucinya lalu ditimpa oleh sesuatu maka
janganlah dia mencela kecuali dirinya sendiri.(HR. Ahmad).

Artinya: Ya Allah Engkaulah yang telah memberikan makan,


memberikan minum, memberikan kecukupan, memberikan petunjuk, dan
menghidupkan, segala puji bagi Mu atas semua yang telah Engkau
berikan.(HR. Ahmad).
2; Kapasitas makan

 .









( .
(

48

Artinya: Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:


Orang yang beriman itu makan dengan satu usus (perut), sedang orang
kafir makan dengan tujuh usus. (HR. Bukhori).
Dari hadis di atas, dapat dipahami bahwa salah aktivitas atau
materi pendidikan jasmani adalah mengatur pola makan, pola makan
seseorang akan berpengaruh kepada kesehatan jasmaninya. Oleh sebab
itu, selain bahan makanan yang memenuhi persyaratan, polanya harus
baik, yaitu tidak berlebihan. Hal ini sesuai dengan firman Allah Surat alA'raf/7: 31.

48 http://bukhariumar59.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false_5392.html
27

28

Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah


di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
Secara tekstual hadis tersebut menjelaskan bahwa usus orang yang
beriman berbeda dari usus orang kafir. Padahal dalam kenyataan yang
lazim, perbedaan anatomi tubuh manusia tidak disebabkan oleh
perbedaan iman. Dengan demikian, pernyataan hadis diatas merupakan
ungkapan

simbolik.

Itu

berarti

harus

dipahami

secara

kontekstual. Perbedaan usus dalam matan hadis tersebut menunjukkan


perbedaan sikap atau pandangan dalam menghadapi nikmat Allah,
termasuk tatkala makan. Orang yang beriman memandang makan bukan
sebagai tujuan hidup, sedangkan orang kafir menempatkan makan
sebagai bagian dari tujuan hidupnya. Karenanya, orang yang beriman
mestinya tidak banyak menuntut dalam kelezatan makan. Itu berarti juga
bahwa orang yang beriman itu harus membatasi makannya. Makan harus
didasarkan pada kebutuhan tubuh bukan pada selera nafsu belaka.
d; Menjaga Kesersihan

Artinya: Abi Malik bercerita bahwa Rasulullah SAW. bersabda,


kebersihan itu sebagian dari iman (HR Muslim dari Abi malik alAsyariy.)
Pentingnya menjaga kebersihan dapat dilihat dalam hadis-hadis
baik filiyah maupun qauliyah. Di antaranya, beliau telah memberikan
keteladanan dalam hal menjaga kebersihan. Beliau senatiasa menggosok
gigi, mandi dan beristinjak sehabis buang hajat. Aisyah meriwayatkan
bahwa Nabi SAW. menggosok gigi ketika masuk (datang) ke rumahnya.
Huzaifah berkata, Nabi SAW. ketika bangun pada malam hari untuk salat,
beliau membersihkan mulutnya dengan siwak (menggosok gigi).

28

29

Menjaga kebersihan mulut dan gigi sangat besar manfaatnya bagi


kesehatan. Membiarkannya dalam keadaan kotor dapat mengundang
berbagai penyakit, bahkan bila berlangsung lama, kotoran mulut dan gigi
dapat membawa malapetaka bagi kesehatan seseorang. Perhatian dan
kesungguhan Nabi menjaga kebersihan tersebut perlu dicontoh walaupun
teknik

dan

alat

yang

dipergunakan

dapat

disesuaikan

dengan

perkembangan zaman.
Perhatian Rasulullah SAW. yang lebih serius lagi terhadap
masalah kebersihan gigi dan mulut ini dapat dilihat dalam hadis riwayat
Muslim dari Abi Hurairah:



)
:



.




(


Sekiranya tidak akan memberatkan bagi orang-orang yang beriman


(dalam riwayat Zuhayr, bagi umatku) tentu aku menyuruh mereka
menggosok gigi ketika mendirikan setiap salat.
Hadis-hadis di atas, merupakan hadis yang sangat agung dan
merupakan dasar dari agama Islam. Sungguh hadis tersebut memuat
hal-hal yang amat penting berkaitan dengan kaidah agama Islam. Para
ulama berbeda pendapat dalam Rasulullah SAW. memaknai hadis atTahuru Syatru al-Iman. Ada yang memaknai menuju ke ranah kebersihan
itu pahalanya akan dilipatgandakan menyamai pahala dari sebagian iman.
sedangkan ulama yang lain iman adalah sesuatu yang harus atau wajib
didahulukan terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas yang lainnya.49
Yang mengatakan senang kepada keteraturan, kebersihan, pemandangan
yang indah dan yang baik-baik. Beliau benci kepada ketidak-teraturan,
kekotoran, pemandangan yang jelek dan bau busuk. Wuduk sebelum salat
itu adalah kebersihan dan ibadah. Mandi adalah kebersihan. Islam
mengajak kepada kebersihan tubuh, hati, pakaian, rumah dan jalan.50
49 Al-Imam Yahya bin Syarf al-Nawawi al-Dimasyqi, Syarh al-Nawawi, (Beirut: Dar al-Kutub
al-Ilmiyyah, 1995), juz III, h. 85.
50Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Azhamat al-Rasl Shall Allh Alayh wa Sallam, (t.tp. Dar

29

30

Yusuf Qardhawi menjelaskan bahwa

kebersihan itu harus

mendapatkan perhatian yang lebih, hal ini didasarkan atas beberapa


pertimbangan penting.
1; Kebersihan merupakan hal yang disukai Allah.
2; Kebersihan merupakan pangkal kesehatan

dan kekuatan. Islam


senantiasa mendorong untuk selalu menjaga kesehatan badan dan
kekuatan jasmani. Kesehatan adalah sumber kekuatan bagi individu
dan jamaah. Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai
Allah dari seorang mukmin yang lemah. Badan dalam pandangan
Islam merupakan amanat bagi seorang muslim, maka ia tidak boleh
melalaikan menelantarkannya serta membiarkannya menjadi sarang
penyakit.
3; Kebersihan merupakan syarat bagi keindahan atau untuk tampil indah
yang disukai Allah dan Rasul-Nya.
4; Kebersihan dan penampilan dhahir yang baik merupakan faktor
penguat ikatan antar sesama manusia. Manusia yang waras-sesuai
fitrahnya-pasti tidak menyukai hal-hal yang menjijikkan dan akan
menghindari orang-orang yang menjijikkan. Inilah rahasia mandi
sebelum jumat, rahasia larangan memakan bawang putih, bawang
merah, daun kucai dan sejenisnya, bagi orang yang hendak pergi ke
masjid, agar ia tidak membuat orang lain merasa terganggu dengan
bau yang tidak sedap.51
Hadis di atas, dapat dipahami makna ekstra ordinary bahwa hadis
ini memberikan isyarat kepada manusia tentang pengembangan
pengelolaan sampah dalam kehidupan serta dapat dijadikan sebagai
lapangan pekerjaan, sebagai dikaetahui dalam pengelolaan kebersihan,
membutuhkan 1) SDM yang berkualitas, 2) pelatihan dan pembinaan
SDM pengelola kebersihan, 3) membutuhkan sarana dan prasanan, 4)
membutuhkan pengawasan yang kontinyu, 5) membutuhkan biaya. Jika
semua ini dikelola secara baik, maka melalui perintah menjaga
kebersihan ini akan diperoleh manfaat yang luar biasa bagi kehidupan
al-Qalam, 1966), h. 317.
51 Yusuf Qardhawi, Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 2001), h. 424-426.

30

31

manusia, umat islam akan terhindar dari pengangguran, serta dapat


memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menjaga kebersihan merupakan salah satu sarana dari berbagai
sarana yang dianjurkan Islam dalam rangka memelihara kesehatan. Sikap
Islam terhadap kebersihan sangat jelas dan di dalamnya terdapat ibadah
kepada Allah Swt. Sesungguhnya kitab-kitab syariat Islam selalu diawali
dengan bab taharah yang merupakan kunci ibadah sehari-hari.

Ini

menunjukkan bahwa menjaga kebersihan merupakan hal yang tidak


boleh diabaikan begitu saja.52
Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi saat manusia
berinteraksi dengan lingkungan hidup dalam menjaga kebersihan.
Prinsip-prinsip ini terbuka untuk dikembangkan lebih lanjut. Berikut
adalah prinsip-prinsip yang dapat menjadi pegangan dan tuntunan bagi
perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam, baik perilaku terhadap
alam secara langsung maupun perilaku terhadap sesama manusia yang
berakibat tertentu terhadap alam:
1; Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature), Hormat terhadap

alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari
alam semesta seluruhnya. Seperti halnya, setiap anggota komunitas
sosial mempunyai kewajiban untuk menghargai kehidupan bersama
(kohesivitas sosial), demikian pula setiap anggota komunitas ekologis
harus menghargai dan menghormati setiap kehidupan dan spesies
dalam komunitas ekologis itu, serta mempunyai kewajiban moral
untuk menjaga kohesivitas dan integritas komunitas ekologis, alam
tempat hidup manusia ini. Sama halnya dengan setiap anggota
keluarga mempunyai kewajiban untuk menjaga keberadaan,
kesejahteraan, dan kebersihan keluarga, setiap anggota komunitas
ekologis juga mempunyai kewajiban untuk menghargai dan menjaga
alam ini sebagai sebuah rumah tangga.
2; Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility For Nature),
Kenyataan ini saja melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia
52 Departemen Agama, Tafsir Al-quran tematik; Pelestarian Lingkungan Hidup, (Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf Al-quran, 2009), h. 244.

31

32

mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya


dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestariannya
Setiap bagian dan benda di alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan
dengan tujuannya masing-masing, terlepas dari apakah tujuan itu
untuk kepentingan manusia atau tidak. Oleh karena itu, manusia
sebagai bagian dari alam semesta, bertanggung jawab pula untuk
menjaganya.
3; Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity), prinsip solidaritas muncul
dari kenyataan bahwa manusia adalah bagian integral dari alam
semesta. Lebih dari itu, dalam perspektif ekofeminisme, manusia
mempunyai kedudukan sederajat dan setara dengan alam dan semua
makhluk lain di alam ini. Kenyataan ini membangkitkan dalam diri
manusia perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan
dengan sesama makhluk hidup lain.
4; Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam (Caring For
Nature), Sebagai sesama anggota komunitas ekologis yang setara,
manusia digugah untuk mencintai, menyayangi, dan melestarikan
alam semesta dan seluruh isinya, tanpa diskriminasi dan tanpa
dominasi. Kasih sayang dan kepedulian ini juga muncul dari
kenyataan bahwa sebagai sesama anggota komunitas ekologis, semua
makhluk hidup mempunyai hak untuk dilindungi, dipelihara, tidak
disakiti, dan dirawat.
C; Kesimpulan

Dilihat dari perspektif pendidikan Jasmani, maka Hadis menjadi


sumber dan inspirasi serta sarana fungsionalis untuk menggali konsep
pendidikan jasmani. Pendidkan Jasmani merupakan proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Materi
pendidikan jasmani dalam prespektif hadis menganjurkan kepada umatnya agar
senantiasa menjaga kesehatan jasmaninya melalui hadis-hadis rasulnya.
diantaranya pendidikan jasmani melalui ibadah, olahraga, menjaga kebersihan,
dan menjaga pola makan. Maka konstruksi pendidikan jasmani harus
32

33

bersumberkan pada sesuatu yang capatible, salah satu sumber itu adalah hadis
rasulullah saw.
Namun harus disadari bahwa penelusuran hadis melalui tulisan ini,
belum mampu menghasilkan konsep pendidikan jasmani yang sempurna
sebagai sebuah sintesis terhadap hadis-hadis yang bermuatan pendidikan
jasmani. Perlu kiranya untuk ditindak lanjuti dalam penelitian, sehingga
pemenuhan waktu, pengumpulan data, analisis perbandingan dapat terpenuhi.
Semoga tulisan ini mampu memberikan inspirasi untuk penulusuran lebih
mendalam tentang pendidikan jasmani dalam hadis.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar bin Husain al-Baihaqi, Syubal Iman al-Baihaqi, Bab fi Huquqi wal
Auladina wa Ahlina wa Hiya Qiyam, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah,
1989), juz VI, Cet. I.
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Prespektif Hadis, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005).
-----------, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat, (Jakarta: Rajawali Press,
2012).
Abdul Mujib dan Yusuf Mudjakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana,
2006).
-----------, Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2006).
Abdur Rahman An Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam,
(Bandung: CV Dipenogoro, 1992).
Achmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwr versi Indonesia-arab,
(Surabaya : Pustaka Progressif, 2007), cet I.
Adnan Hasan Shalih Baharits, Mendidik Anak Laki-laki, (Jakarta : Gema Insani,
2007).
Ahmad Fathoni El-Kaysi, Berobat dengan Wudlu; Mencegah dan Mengobati
Berbagai Penyakit dengan Wudlu, (Yogyakarta: Cakrawala, 2010).
Ahmad Syauqi al-Fanjari, Nilai Kesehatan Dalam Syari`at Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), Cet. I.
33

34

Ahsin W. Al-hafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2010).


Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwiniy (AlQazwiniy), Sunan Ibn Mjah, Juz II, (t.t.: Dar al-Ihya al-Kutub
al-Arabiyah, t.th).
Al-Imam Yahya bin Syarf al-Nawawi al-Dimasyqi, Syarh al-Nawawi, (Beirut:
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), juz III.
Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak
dalam Islam, (Bandung: Al-Bayan, 1995).
Azwar Bahar, Ketika Dokter Memaknai Shalat; Manfaat Mendirikannya
Dipandang dari Sudut Ilmu Kesehatan, (t.t.p.: Kawan Pustaka, 2004).
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islami: Studi Tentang Elemen Psikologi dari
Alquran, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).
Buya Hamka, Lembaga Hidup, (Jakarta: Djajamurni, 1962).
Departemen Agama, Tafsir Al-quran tematik; Pelestarian Lingkungan Hidup,
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-quran, 2009).
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2007).
Hasan Asari, Hadis-Hadis Pendidikan; Sebuah Penelusuran Akar-Akar Ilmu
Pendidikan Islam, (Bandung: Citapustaka Mediaperintis, 2008).
Hembing Wijayakusuma, Puasa itu Sehat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1997), Cet. ke-1.
Hilmi Al-Khuli, Menyingkap Rahasia Gerakan-Gerakan Sholat; Keajaiban
Gerakan-Gerakan Sholat terhadap Kesehatan Psikologis dan Fisik
Manusia, (Yogyakarta: DIVA Press, 2008).
http://bukhariumar59.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false_5392.html
Ibrahim, Metode Sufistik dalam Pembinaan Karakter dalam Perspektif
Pendidikan Islam (tesis), (Padang: PPs IAIN IB Padang, 2013).
Jamal Muhammad Elzaky, Fhusul fi Thibb al-Rasul., (penj) Dedi Slamet Riyadi,
(Kairo: Syuruq, 2010).
Jhon Huocks, (terj), Teori Olah Tubuh dan Efektifitasnya, (Jakarta:Media Pustaka,
1990), cet. II.
34

35

J suyuti Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta: Moyo Segoro Agung, 2002).


Khamdan, dkk. Studi Hadis: Teori dan Metodologi (kritik terhadap hadis-hadis
pendidikan), (Yogyakarta: Idea Press, 2012).
Mamur Daud, terjemah Hadis Shahih Muslim, (Malaysia: Klang Book Centre,
1995), Cet ke-2, Jilid VIII.
Muhammad Akrom, Terapi Wudhu; Sempurna Shalat, Bersihkan Penyakit,
(Yogyakarta: Mutiara Media,2010).
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Azhamat al-Rasl Shall Allh Alayh wa
Sallam, (t.tp. Dar al-Qalam, 1966).
Muhammad Ibn Isa Abu At-Tirmdzi al-Silmi, Al-Jami al- Shahih Sunan AlTirmidzi Jilid I, (Beirut: Dr Ihy al-Tirots Al-Arabi, t.t.).
Muhammad Syafiie El-Bantanie, Dahsyatnya Terapi Wudhu, (Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2010).
Muhammad Thohir , Kesehatan Dalam Pandangan Islam, Surabaya: PT Bina
Ilmu, t.t.
Mutia Purwanti, Pengobatan Timur, SEFT dan Terapy Hati, dalam
http://terapyhati.com/artikel-kesehatan/, diakses tanggal 8 Januari April
2016.
M. Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990).
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Telah Sistem Pendidikan
dan Pemikiran Para Tokohnya, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009).
Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, Hadis-Hadis Tarbawi (Membangun
Kerangka Pendidikan Ideal Prespektif Rasulullah), (Jakarta: Kalam
Mulia, 2011).
Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2007).
Sholeh Gisymar, Terapi Wudhu: Kiat Sehat, Murah dan Berkah melalui
Hidroterapi dan Pijat Refeleksi. (Surakarta: NUUN, 2008).
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal
1 ayat 1.
Yusuf Qardhawi, Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban, (Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya, 2001).
35

36

Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV


Ruhama, 1995).

36

Anda mungkin juga menyukai