Abstract
Collaborative problem solving mathematics learning model aim for add new variation releated
mathematics learning model which has been done by teachers. This learning model is new learning model
which comes from a combination collaborative learning model and problem solving learning method.
Based on the collaborative learning model supported by cognitive theory, social constructivism theory,
and motivation theory. While the problem solving learning method supported by theory that refers to
Polya steps. In addition to theories that support this learning model, a learning model includes approach,
strategy, method, technique, and learning tactics. Collaborative problem solving learning model includes
the following: (1) student centered approach; (2) discovery learning strategy and deductive learning
strategy; (3) problem solving learning method; (4) study group technique; and (5) task LKPD tactics.
After the collaborative problem solving learning model is formed, then the next step is making learning
model syntax. Syntax of collaborative problem solving learning model is: (1) engagement; (2)
exploration; (3) transformation; (4) solution; (5) presentation; and (6) reflection.
Keywords: pore number, maccormack, stabilization of peat soil
PENDAHULUAN
65
Mar’ah Rohmatul Ummah1, Abdul Halim Fathani2: Sintaks Model Pembelajaran Matematika Collaborative Problem
Solving pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar dan peserta pembelajaran. Hal yang terpenting dalam suatu model
didik diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang pembelajaran yaitu sintaks/tahapan. Sintaks merupakan
peran utama sehingga dalam proses pembelajaran peserta deskripsi implementasi model pembelajaran di lapangan
didik dituntut aktif untuk mempelajari bahan pelajaran. yang sistematis. Setiap model pembelajaran, mempunyai
Peserta didik sebagai subjek belajar harus aktif mencari, sintaks berbeda-beda sesuai model pembelajaran yang
menemukan, memecahkan, dan menyimpulkan suatu digunakan oleh guru. Selain sintaks, model pembelajaran
masalah. Hal tersebut sesuai dengan Siregar (2014:14) mempunyai komponen-komponen yaitu sistem sosial,
mengemukakan bahwa pembelajaran harus menghasilkan prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak instruksional,
belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu dan dampak pengiring (Joyce, 2009:104). Akan tetapi
perencanaan yang sistematis, sedangkan pengajaran dalam hal ini yang dibahas tentang sintaks model
hanya salah satu penerapan strategi pembelajaran dengan pembelajaran, dikarenakan sintaks termasuk hal utama
tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada dalam model pembelajaran.
peserta didik. Sehingga, pembelajaran dan pengajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika selama
merupakan dua hal yang berbeda. Pembelajaran lebih ini, kebanyakan guru masih menggunakan model
bersifat student centered (berpusat pada peserta didik), pembelajaran konvensional. Sehingga peserta didik
sedangkan pengajaran bersifat teacher centered (berpusat hanya menyerap informasi, menghafal, dan mencatat dari
pada guru). penjelasan materi yang dilakukan oleh guru. Hal ini
Pembelajaran tidak terlepas dari model pembelajaran. peserta didik tidak dituntut memahami materi,
Model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di mengungkapkan ide, dan memecahkan masalah
dalamnya menggambarkan sebuah proses pembelajaran matematika. Selain itu, guru masih menggunakan model
yang dapat dilaksanakan oleh guru dalam menstransfer pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran
pengetahuan maupun nilai-nilai kepada peserta didik matematika. Menurut Majid (2016:174) model
(Suprihatiningrum, 2016:145). Model pembelajaran juga pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
dapat membantu guru dalam mencapai tujuan yang mengutamakan kerja sama kelompok heterogen
pembelajaran dengan cara menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran yang sistematis. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
pendapat Trianto (2011:52) menjelaskan bahwa model yang melibatkan peserta didik bekerjasama dalam
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang kelompok untuk mencapai tujuan tertentu (Lee dalam
menggambarkan prosedur sistematis dalam Khoiriyah, 2016:15). Dalam hal ini, dikhawatirkan
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai sebagian anggota kelompok (individu) tidak aktif dalam
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman proses pembelajaran.
bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran. Sedangkan, PERSPEKTIF TEORI
Joyce (2009:6) menyatakan bahwa model pembelajaran Salah satu solusi yang dapat dilakukan terkait hal
merupakan suatu rancangan pembelajaran yang tersebut yaitu dengan menggunakan model collaborative
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran learning. Kata kolaborasi dalam bahasa Inggris yaitu
agar guru dapat berinteraksi dengan peserta didik. “collaborate” atau “collaboration” berarti kerja sama
Dengan demikian, model pembelajaran merupakan suatu (Husain, 2012:107). Berkolaborasi berarti bekerja
perencanaan yang menggambarkan sebuah proses bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
pembelajaran daria awal sampai akhir yang digunakan tertentu. Dalam bekerja sama, setiap individu harus
sebagai pedoman guru dalam melaksanakan mempunyai kontribusi yang setara dalam melaksanakan
66
Buana Matematika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika
Volume 8, Nomor 2, Tahun 2018
p-ISSN 2088-3021
e-ISSN 2598-8077
suatu kegiatan. Hal ini sesuai dengan Barkley (2005:6) keterampilan berkomunikasi, keefektifan proses
menyatakan bahwa model collaborative learning kelompok. Saling ketergantungan positif yang artinya
merupakan model pembelajaran yang melibatkan dua setiap peserta didik merasa bergantung secara positif dan
atau lebih peserta didik yang bekerja bersama-sama dan terikat dengan anggota kelompoknya dengan tanggung
berbagi beban kerja secara setara sembari, secara jawab menguasai materi, memastikan seluruh anggota
perlahan, dan dapat mewujudkan hasil-hasil kelompok dapat menguasai materi. Interaksi langsung
pembelajaran yang diinginkan. Menurut Brodie (dalam antar peserta didik dengan adanya komunikasi yang baik
Damayanti, 2017:35) model collaborative learning maka akan berdampak pada hasil belajar yang baik.
sebagai proses komunikatif dapat memfasilitasi Pertanggungjawaban individu yang berarti setiap anggota
terjadinya penggabungan antara pengetahuan- kelompok dapat menyumbang, membantu, dan
pengetahuan sebagai hasil interaksi antara dua atau lebih mendukung satu sama lain. Selain itu harus bertanggung
peserta didik. Sehingga, adanya interaksi tersebut dapat jawab untuk mempelajari materi. Keterampilan
membangun pemahaman setiap individu dan kelompok. berkolaborasi juga sangat penting dalam pembelajaran.
Dengan demikian, model collaborative learning Peserta didik dituntut untuk mempunyai keterampilan
merupakan model pembelajaran yang melibatkan dua kolaborasi, sehingga dalam kelompok tercipta interaksi
atau lebih peserta didik yang memiliki kontribusi setara yang baik untuk saling belajar. Sedangkan, keefektifan
dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. proses kelompok berarti peserta didik memproses
Menurut Piaget dan Vigotsky (dalam Sunismi, keefektifan kelompok dengan cara mengevaluasi belajar
2017:180) pembelajaran kolaboratif didukung oleh 3 kelompok.
teori yaitu teori kognitif, teori kontruktivisme sosial, dan Selain model pembelajaran, proses pembelajaran juga
teori motivasi. Teori kognitif berkaitan dengan terjadinya diimbangi dengan metode pembelajaran. Metode
pertukaran konsep antar anggota kelompok pada pembelajaran yang sesuai dengan model collaborative
pembelajaran kolaboratif sehingga dalam suatu kelompok learning yaitu metode pembelajaran problem solving.
akan terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan pada Masalah sebagai dasar dalam metode pembelajaran
setiap anggota. Teori konstruktivisme sosial berkaitan problem solving. Masalah merupakan keadaan atau
dengan interaksi sosial antar anggota yang akan kesenjangan antara harapan dan kenyataan (Setyosari,
membantu perkembangan individu dan meningkatkan 2015:94). Ketika peserta didik menghadapi suatu masalah
sikap saling menghormati pendapat semua anggota dan mereka dapat menemukan cara untuk mengatasi
kelompok. Sedangkan, teori motivasi berkaitan dengan masalah, maka peserta didik tersebut dikatakan dapat
teraplikasi dalam struktur pembelajaran kolaboratif menyelesaikan masalah atau juga disebut sudah
karena pembelajaran tersebut akan memberikan mendapatkan pemecahan masalah. Pemecahan masalah
lingkungan yang kondusif bagi peserta didik untuk (problem solving) merupakan proses penerimaan masalah
belajar, menambah keberanian anggota kolompok untuk sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah
memberi pendapat dan menciptakan situasi saling (Yuwono, 2016:147). Ketika peserta didik dihadapkan
membutuhkan bantuan pada seluruh anggota dalam suatu masalah, maka peserta didik tersebut harus bisa
kelompok. memecahkan suatu masalah dengan cara mengetahui
Johnson dan Johnson (dalam Husain, 2012:14) pengetahuan yang sudah didapat sebelumnya yang
menyatakan unsur-unsur pembelajaran kolaboratif yaitu berkaitannya dengan masalah tersebut. Hal ini sesuai
saling ketergantungan positif, interaksi langsung antar dengan Krulik dan Rudnik (dalam Hendriana, 2017:44)
peserta didik, pertanggungjawaban individu, menjelaskan bahwa problem solving yaitu proses dimana
67
Mar’ah Rohmatul Ummah1, Abdul Halim Fathani2: Sintaks Model Pembelajaran Matematika Collaborative Problem
Solving pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
peserta didik menggunakan pengetahuan, keterampilan, Sedangkan, menurut Suprihatiningrum (2016:159) model
dan pemahaman yang telah diperoleh untuk pembelajaran mencakup pendekatan pembelajaran,
menyelesaikan masalah pada situasi yang belum dikenal. strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik
Metode pembelajaran problem solving merupakan pembelajaran. Selain itu, terdapat juga taktik
metode dalam proses pembelajaran yang melatih peserta pembelajaran, karena pada teknik pembelajaran tidak
didik menghadapi suatu masalah, baik masalah kelompok terlepas dari taktik pembelajaran. oleh karena itu, untuk
maupun individu untuk dipecahkan bersama-sama atau mengetahui hubungan antara model, pendekatan, strategi,
sendiri (Hamdani, 2011:84). Metode pembelajaran metode, teknik, dan taktik pembelajaran dapat dilihat
problem solving juga merupakan metode berpikir dimulai pada Gambar 1 berikut.
dari mencari data sampai kesimpulan (Syaiful dalam
Karmawati, 2015:88). Sehingga, peserta didik yang telah
menghadapi suatu masalah maka selanjutnya peserta
didik harus bisa memecahkan masalah dan menemukan
kesimpulan dari masalah tersebut. Dengan demikian,
maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
problem solving merupakan metode pembelajaran yang
menekankan peserta didik dalam menyelesaikan masalah
diawali dari memahami masalah sampai pemberian
kesimpulan dari masalah tersebut. Metode pembelajaran
problem solving merujuk pada Polya (dalam Yuwono,
2016:149) menyebutkan bahwa terdapat 4 tahapan yaitu
understand the problem (memahami masalah), make a
plan (membuat rencana pemecahan masalah), carry out Gambar 1. Hubungan Model, Pendekatan, Strategi,
our plan (melaksanakan rencana), look back at the Metode, dan Teknik Pembelajaran
completed solution (memeriksa kembali jawaban).
Agar peserta didik aktif dalam proses pembelajaran Berikut ini penjelasan terkait Gambar 1 yaitu: 1)
matematika dan guru mempunyai berbagai variasi model model pembelajaran merupakan suatu perencanaan yang
pembelajaran yang akan diterapkan, maka penulis menggambarkan sebuah proses pembelajaran dari awal
termotivasi untuk membuat sintaks model pembelajaran sampai akhir yang digunakan sebagai pedoman guru
matematika collaborative problem solving. Model dalam melaksanaan pembelajaran.; 2) pendekatan
pembelajaran matematika collaborative problem solving pembelajaran merupakan cara yang ditempuh oleh guru
merupakan model pembelajaran yang berasal dari dan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran agar
kombinasi model collaborative learning dan metode materi yang disajikan dapat mencapai tujuan
pembelajaran problem solving. Sintaks pada artikel ini pembelajaran; 3) strategi pembelajaran merupakan
difokuskan pada materi sistem persamaan linear tiga rencana tindakan guru untuk mencapai tujuan
variabel (SPLTV). pembelajaran yang baik; 4) metode pembelajaran
merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran agar
Arends (dalam Majid, 2016:13) menjelaskan bahwa mencapai pembelajaran yang optimal; 5) teknik
model pembelajaran mempunyai makna lebih luas pembelajaran marupakan cara yang dilakukan guru dalam
daripada pendekatan, strategi, metode atau prosedur.
68
Buana Matematika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika
Volume 8, Nomor 2, Tahun 2018
p-ISSN 2088-3021
e-ISSN 2598-8077
69
Mar’ah Rohmatul Ummah1, Abdul Halim Fathani2: Sintaks Model Pembelajaran Matematika Collaborative Problem
Solving pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
Penggunaan Model oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran
Aspek Pembelajaran Matematika agar pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Collaborative problem solving
Sintaks model pembelajaran matematika collaborative
pembelajaran pembelajaran ini yaitu guru
membagikan LKPD (Lembar Kerja problem solving sebagai berikut.
Peserta Didik) yang memuat 1) Engagement (Pengelompokan)
berbagai masalah kontektual
Pada tahapan pertama, guru membagikan kelompok
tentang Sistem Persamaan Linear
Tiga Variabel (SPLTV) kepada tiap berdasarkan kemampuan yang berbeda-beda dengan
kelompok dan selanjutnya tiap cara melihat hasil pretest peserta didik pada materi
kelompok harus mengerjakan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
LKPD tersebut.
2) Exploration (Pemberian Masalah)
Dari uraian di atas, diperoleh bahwa model Pada tahapan kedua, guru memberikan masalah
pembelajaran matematika collaborative problem solving kontekstual tentang Sistem Persamaan Linear Tiga
dapat mencakup sebagai berikut: (1) pendekatan student Variabel (SPLTV) kepada tiap kelompok. Semua
centered; (2) strategi discovery learning dan strategi anggota kelompok memahami permasalahan
pembelajaran deduktif; (3) metode pembelajaran problem kontekstual tersebut untuk membedakan antara apa
solving; (4) teknik belajar kelompok; dan (5) taktik yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Setelah
pengerjaan LKPD. Sehingga, konsep model itu, peserta didik dalam tiap kelompok terdapat
pembelajaran matematika collaborative problem solving peran atau tugas masing-masing yang dikoordinasi
diperoleh hubungan yang dapat dilihat pada Gambar 2 oleh ketua kelompok untuk membuat rencana
berikut. pemecahan masalah kontekstual tentang Sistem
Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV).
3) Transformation (Diskusi Kolaboratif)
Pada tahapan ketiga, peserta didik dalam tiap
kelompok saling tukar pendapat/ide dalam diskusi
untuk melaksanakan rencana pemecahan masalah
kontekstual tentang Sistem Persamaan Linear Tiga
Variabel (SPLTV) yang telah disusun. Dalam
melaksanakan suatu rencana pemecahan masalah
kontekstual tersebut harus dibutuhkan latihan dan
konsentrasi yang baik. Ketika gagal dalam
melaksanakan rencana pemecahan masalah
kontekstual SPLTV, maka harus dilakukan revisi
dan mengubah rencana pemecahan masalah
kontekstual tersebut sehingga diperoleh suatu
Gambar 2. Model Pembelajaran Matematika
Collaborative Problem Solving jawaban.
4) Solution (Pengecekan Hasil Diskusi Kelompok)
Selain hal-hal yang mencakup model pembelajaran
Pada tahapan keempat, peserta didik dalam tiap
matematika collaborative problem solving, salah satu hal
kelompok yang memperoleh jawaban dari masalah
terpenting dalam model pembelajaran ini yaitu tahapan
kontekstual tentang Sistem Persamaan Linear Tiga
kegiatan pembelajaran atau sintaks (Suprihatiningrum,
Variabel (SPLTV), selanjutnya peserta didik harus
2016:44). Sintaks model pembelajaran harus dilakukan
memeriksa kembali jawaban tersebut. Hal ini
70
Buana Matematika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika
Volume 8, Nomor 2, Tahun 2018
p-ISSN 2088-3021
e-ISSN 2598-8077
71
Mar’ah Rohmatul Ummah1, Abdul Halim Fathani2: Sintaks Model Pembelajaran Matematika Collaborative Problem
Solving pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
selanjutnya terdapat sintaks/tahapan model pembelajaran diskusi kelompok); dan (6) reflection (umpan balik dan
matematika collaborative problem solving sebagai penilaian). Sintaks model pembelajaran matematika
berikut: (1) engagement (pengelompokkan); (2) collaborative problem solving dapat diimplementasikan
exploration (pemberian masalah); (3) transformation kepada peserta didik pada materi Sistem Persamaan
(diskusi kolaboratif); (4) solution (pengecekan hasil Linear Tiga Variabel (SPLTV) khususnya menyelesaikan
diskusi kelompok); (5) presentation (presentasi hasil masalah konstektual melalui SPLTV.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal., dkk. (2016). Pengembangan Model Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palu. Jurnal
Pembelajaran Matematika Berbasis Portofolio Penelitian Ilmiah (ISTIQRA), Vol. 3, No. 1, Juni
(PMBP) pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. 2015.
Jurnal Pendidikan Matematika (JPM), Vol. 2, No. Khoiriyah, Annisatul. (2016). Pembelajaran Kolaboratif
1, Februari 2016. pada Matematika untuk Membentuk Karakter
Barkley, Elizabert E. (2005). Collaborative Learning Generasi. Jurnal Matematika dan Pendidikan
Techniques. Terjemahan oleh Narulita Yusron. Matematika, Vol. 1, No. 1, Maret 2016.
2014. Bandung: Nusa Media. Majid, Abdul. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung:
Damayanti, Ni Komang Ari. (2017). Peningkatan PT. Remaja Rosdakarya.
Kemampuan Literasi Matematika Siswa melalui Setyosari, Punaji. (2015). Metode Penelitian Pendidikan
Penerapan Collaborative Learning Model. Jurnal dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Siregar, Eveline., & Nara, Hartini. (2014). Teori Belajar
(Wahana Matematika dan Sains), Vol. 11, No. 1, dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
April 2017. Sunismi., & Fathani, Abdul Halim. (2017).
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pengembangan Model Collaborative Learning
Pustaka Setia. Matematika Berbasis Media Blog Matakuliah
Hendriana, Heris., dkk. (2017). Hard Skills dan Soft Kalkulus II. Makalah disajikan dalam rangka
Skills Matematik Siswa. Bandung: PT. Refika Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya,
Aditama. Universitas Airlangga Surabaya, 21 Oktober 2017.
Husain, Rusmin. (2012). Pengembangan Model Suprihatiningrum, Jamil. (2016). Strategi Pembelajaran
Pembelajaran Kolaboratif dalam Meningkatkan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hasil Belajar Warga Belajar Paket C. Disertasi Thobroni, Muhammad., & Mustofa, Arif. (2013). Belajar
tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana & Pembelajaran Teori Pengembangan Wacana
Universitas Pendidikan Indonesia. dan Praktik Pembelajaran dalam Membangun
Joyce, Bruce., dkk. (2009). Models of Teaching. Nasional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Terjemahan oleh Ahmad Fawaid dan Ateilla Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
Mirzani. 2011. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bumi Aksara.
Karmawati. (2015). Penerapan Metode Pembelajaran Yuwono, Aries. (2016). Problem Solving dalam
Problem Solving dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan
Belajar Statistika Mahasiswa pada Fakultas Matematika (UNION), Vol. 4, No. 1, Maret 2016.
72