Anda di halaman 1dari 11

Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017

Surabaya, Universitas Airlangga

PENGEMBANGAN MODEL COLLABORATIVE


LEARNING MATEMATIKA BERBASIS MEDIA
BLOG MATAKULIAH KALKULUS II
Sunismi1), Abdul Halim Fathani i2)
1)2)
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unisma
1)
sunismiunisma@yahoo.com
2)
ah.fathani@gmail.com

Abstract— Tujuan penelitian ini tersusunnyamodel 2001), bahwa matematika adalah ilmu yang
collaborative learning matematika berbasis media diperoleh dengan bernalar, artinya dalam
blog matakuliah kalkulus II. Penelitian ini pembelajaran matematika lebih ditekankan pada
menggunakan metode penelitian pengembangan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran). Pada
(development research). Model yang digunakan
Four-D, meliputi tahap define, design, develop, dan
kenyataannya, dalam pembelajaran matematika
disseminate. Tahapan tersebut dilaksanakan saat ini siswa kurang didorong untuk
sebanyak dua tahap (dua tahun). Tahapan model mengembangkan kemampuan berpikir mereka.
Four-D yang dikerjakan tahap I, yaitu tahapdefine, Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
design, dan develop (prototype produk). Deskripsi kepada kemampuan peserta didik untuk
hasil pengembangan tahap I, sebagai berikut: menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk
Tahap Define, berdasarkan hasil analisis mengingat dan menimbun berbagai informasi
kebutuhan mahasiswa dan dosen bahwa, sebagian tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
besar mahasiswa merasa sulit mempelajari diingat untuk menghubungkan dengan
matakuliah kalkulus II, dikarenakan dosen
menggunakan model pembelajaran konvensional,
kehidupan sehari-hari.
sehingga kurang mengaktifkan mahasiswa. Dan Melalui matematika, peserta didik dapat
belum menggunakan media yang tepat untuk dibiasakan bekerja efisien, selalu berusaha
pembelajaran kalkulus II. Sehingga perlu mencari jalan yang efektif, cermat dan tidak
dikembangkan model pembelajaran dan media ceroboh, serta memiliki kemampuan bekerja
yang sesuai, yaitu model collaborative learning sama yang baik. Sehingga dapat menjawab
berbasis media blog. Tahap Design, dihasilkan: 1) tantangan era globalisasi yang sangat pesat
rancangan model collaborative learning dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
matematika berbasis media blog, dan 2) format teknologi saat ini dan masa yang akan
media pembelajaran berbasis blog. Tahap Develop,
telah dihasilkan prototipemodel collaborative
datang.Salah satu mata pelajaran matematika
learning matematika berbasis media blog, dan yang diajarkan pada tingkat perguruan tinggi
prototipemedia pembelelajaran berbasis blog. Juga adalah kalkulus II. Mata kuliah kalkulus II
diperoleh hasil validasiawal prototype produk oleh merupakan bidang matematika yang banyak
ahli desain & media pembelajaran, sertaahli mengembangkan pemahaman mahasiswa
matematika. Berdasarkan hasil validasiawal tentang konsep, teorema, dan algoritma secara
diperoleh hasil bahwa model collaborative learning intuitif.Dengan demikian, kalkulus II tidak lepas
matematika berbasis media blog kalkulus II valid dari kegiatan penurunan konsep, teorema, dan
atau layak digunakan untuk melakukan validasi algoritma secara deduktif. Pembelajaran
berikutnya.
tradisional melalui penurunan secara deduktif
Kata Kunci— collaborative learning, media blog, konsep-konsep kalkulus II menjadikan pelajaran
kalkulus II. ini sulit dan membosankan.
Selama ini pembelajaran yang masih
I. PENDAHULUAN dominan dilakukan di perguruan tinggi masing
Mata pelajaran matematika perlu diberikan banyak yang berorientasi teacher centered,
kepada semua peserta didik mulai dari sekolah termasuk pembelajaran matakuliah kalkulus II.
dasar untuk membekali peserta didik dengan Dimana dosen merupakan tokoh sentral dalam
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, proses pembelajaran, karena dosen lebih banyak
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja memindahkan (transfer) ilmunya secara
sama (Permendiknas, 2006). Dalam konvensional, sementara mahasiswa hanya
pembelajaran matematika, peserta didik harus mendengarkan ceramah dosen tanpa
dilibatkan secara aktif dalam proses mengaktifkan prior knowledge mahasiswa
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan definisi dengan materi yang dibahas (Priyatmojo, 2010).
matematika menurut Tinggih (dalam Suherman, Dikarenakan selama ini masih banyak dosen
178
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

yang masih menggunakan model pembelajaran mahasiswa.


langsung, sehingga mahasiswa selalu dihadapkan Pelaksanaan model collaborative learning
pada rutinitas pembelajaran yang tradisional. dapat terealisasi dengan baik diperlukan media
Dimana pembelajaran selalu diawali dengan pendukung yang memadai yang dapat
mendengarkan ceramah dosen, kemudian memudahkan dosen untuk
memperhatikan dosen mengerjakan contoh soal, mengimplementasikan model pembelajaran
yang pada akhirnya mahasiswa mengerjakan tersebut.Pembelajaran melalui media internet
latihan soal seperti yang dicontohkan oleh dosen merupakan media pembelajaran yang dianggap
tersebut. Sehingga banyak mahasiswa kurang tepat untuk mendukung implementasi model
memahami dan kurang kreatif dalam collaborative learning. Dimana media belajar
menyelesaikan soal yang berbeda. Hal tersebut melalui media internet termasuk salah satu
berakibat mahasiswa kurang memahami makna bagian dari pembelajaran e-learning.Perubahan
dari materi yang dipelajari. Dikarenakan konsep pembelajaran dari konvensional menjadi
pembelajaran yang dilakukan selalu ditarik dari e-learning sudah seharusnya dilakukan berkaitan
suatu konsep, teorema, dan algoritma yang tidak dengan melibatkan strategi pengembangan
berujung pada pemecahan masalah sehari-hari. akademik (Brown, 2001). Menurut Brown
Dengan demikian, apa yang diperoleh mahasiswa pembelajaran dengan e-learning ada beberapa
adalah sesuatu yang masih abstrak yang mereka keuntungan, antara lain: (a) membuat mahasiswa
sendiri tidak tahu untuk apa materi itu dipelajari. apat meningkatkan kemampuan, (b) membuat
Hal ini menjadikan mahasiswa tidak dapat mahasiswa melakukan pembelajaran secara
mencapai hasil belajar secara maksimal. interaktif, dan (c) membuat tugas semakin
Agar hasil belajar mahasiswa meningkat beragam dan cepat dalam
dengan optimal dan mendapat respon yang baik, penyelesaiannya.Pembelajaran melalui media
maka diperlukan model pembelajaran yang internet, akan menjadikan kegiatan belajar dapat
tepat. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan dilakukan kapan saja dan dimana saja. Maka dari
Syukur (2004) menyatakan bahwa untuk itu, internet dapat dimanfaatkan sebagai media
meningkatkan hasil belajar mahasiswa, belajar, sehingga internet menjadi populer karena
diperlukan pembelajaran yang memberikan merupakan media yang tepat untuk memperoleh
keleluasaan berpikir padamahasiswa. Sebaiknya informasi terkini dengan berbagai variasinya
dosen berupaya agar mampu menciptakan secara cepat dan mudah (Oetomo, 2002).
pembelajaran yang menantang untuk memotivasi Salah satu pembelajaran melalui media
mahasiswa dalam belajar akan berdampak internet adalah pembelajaran dengan media blog.
positif dalam pencapaian hasil belajarsecara Dimana blog adalah jenis situs web yang
maksimal. Salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dan dikelola oleh individu dengan
dapat digunakan adalah model pembelajaran menggunakan perangkat lunak (software) online
collaborative learning. atau platform host yang sangat mudah bagi
Model Collaborative learning merupakan pengguna, dengan ruang untuk menulis. Blog
model pembelajaran yang menitikberatkan pada menampilkan publikasi online instan dan
kerjasama antar mahasiswa yang didasarkan pada mengajak publik untuk membaca dan
konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota memberikan umpan balik sebagai komentar
kelompok. Hal ini didukung oleh pendapat yang (Herutomo, 2010). Dalam definisi yang lebih
disampaikan oleh Marjan Laal (2012), yang formal, blog adalah website yang mengandung
menyatakan bahwa collaborative learning is an isi dalam urutan waktu terbalik dan terdiri atas
educational approach to teaching and learning postingan-postingan. Selain itu pengunjung blog
that involves groups of learners working juga bisa memberikan komentarnya pada tulisan
together to solve a problem, complete a task, or pemilik blog. Jadi media pembelajaran berbasis
create a product. Melalui model collaborative blog adalah seluruh alat (perangkat lunak) online
learning, mahasiswa memiliki peluang untuk atau platform host yang sangat mudah bagi
bersosialisasi dengan teman sebaya, menyatakan pengguna, dengan ruang untuk menulis yang
dan mempertahankan gagasan, bertukar gagasan, dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
pertanyaan, dan kerangka berpikir yang lain, dan mahasiswa untuk menerima pengetahuan,
terlibat secara aktif. Dimana dosen mendudukkan keterampilan, dan sikap, untuk mencapai tujuan
diri sebagai pembimbing atau fasilitator ketika pembelajaran. Melalui media blog dapat
mahasiswa menemukan konsep atau prinsip membantu proses pembelajaran dan dapat
(rumus, sifat). Dengan pembelajaran yang dimanfaatkan sebagai salah satu media belajar
demikian, akhirnya bisa menimbulkan yang menarik bagi mahasiswa. Penggunaan
antusiasme; kemampuan berpikir kritis; media blog menuntut konsekuensi dari para
keterampilan eksplorasi; dan kemandirian dosen untuk mampu mengoperasikannya dalam
memecahkan masalah yang baik pada diri proses pembelajaran.
179
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Berdasarkan uraian di atas, bila model Berdasarkan uraian di atas, dapat


pembelajaran collaborative learning disimpulkan yang dimaksud pengembangan
matematika tersebut tersusun, maka akan model pembelajaran adalah proses kegiatan
menjadi model pembelajaran matematika yang untuk mengembangkan, dan menyempurnakan
sistematis, efektif, efisien, dan produk (model pembelajaran) yang telah ada
menyenangkandengan harapan dapat sebelumnya menjadi lebih baik lagi.
memaksimalkan pencapaian hasil belajar 2.2 Model Collaborative Learning
mahasiswa. Oleh karena itu, maka penulis Model collaborative learning adalah
bermaksud melakukan penelitian dan proses belajar kelompok yang setiap anggota
pengembangan yang terkait dengan model menyumbangkan informasi, pengalaman, ide,
pembelajaran, dengan judul sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan
pengembanganmodel collaborative yang dimilikinya untuk secara bersama-sama
learningmatematikaberbasis media saling meningkatkan pemahaman seluruh
blogpadamatakuliah kalkulus II. Berdasarkan anggota. Sedangkan menurut Marjan Laal
uraian latar belakang masalah di atas, maka (2012), Collaborative learning is an educational
tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian approach to teaching and learning that involves
ini adalah tersusunnya model collaborative groups of learners working together to solve a
learning matematika berbasismedia blog problem, complete a task, or create a product.
matakuliah kalkulus II yang valid,sehingga Menurut Piaget dan Vigotsky (Smith, B.L.
mahasiswa dapat belajar secara kolaborasi and Mac Gregor, 2004), pembelajaran
dengan yang teman lain secara interaktif, kolaboratif didukung oleh adanya tiga teori,
belajar dengan mudah dan menyenangkan. yaitu: 1) Teori Kognitif, teori ini berkaitan
dengan terjadinya pertukaran konsep antar
II. TINJAUAN PUSTAKA anggota kelompok pada pembelajaran kolaboratif
2.1 Pengembangan Model Pembelajaran sehingga dalam suatu kelompok akan terjadi
Pengertian pengembangan menurut Borg proses transformasi ilmu pengetahuan pada
and Gall (dalam Setyosari,2013) adalah suatu setiap anggota; 2) Teori Konstruktivisme Sosial,
proses yang dipakai untuk mengembangkan dan pada teori ini terlihat adanya interaksi sosial
memvalidasi produk pendidikan. Langkah- antar anggota yang akan membantu
langkah proses pengembangan ini terdiri atas perkembangan individu dan meningkatkan sikap
kajian tentang temuan penelitian produk yang saling menghormati pendapat semua anggota
akan dikembangkan, mengembangkan produk kelompok.; dan 3) Teori Motivasi, teori ini
berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan teraplikasi dalam struktur pembelajaran
ujicoba lapangan sesuai dengan latar di mana kolaboratif karena pembelajaran tersebut akan
produk tersebut akan dipakai, dan melakukan memberikan lingkungan yang kondusif bagi
revisi terhadap hasil uji coba. siswa untuk belajar, menambah keberanian
Sedangkan model pembelajaran adalah anggota untuk memberi pendapat dan
suatu perencanaan atau suatu pola yang menciptakan situasi saling memerlukan pada
digunakan sebagai pedoman dalam seluruh anggota dalam kelompok.
merencanakan pembelajaran di kelas atau Model collaborative learning memiliki
pembelajaran dalam tutorial dan untuk karakteristik sebagai berikut: a) siswa belajar
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran dalam satu kelompok dan memiliki rasa
termasuk di dalamnya buku-buku, film, ketergantungan dalam proses belajar,
komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, penyelesaian tugas kelompok mengharuskan
2000). Menurut Arends (dalam Trianto, 2012) semua anggota bekerja bersama; b) interaksi
mengemukakan bahwa model pembelajaran intensif secara tatap muka antar anggota
mengacu pada pendekatan pembelajaran yang kelompok; c) masing-masing siswa bertanggung
akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan- jawab terhadap tugas yang telah disepakati; d)
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan siswa harus belajar dan memiliki ketrampilan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan komunikasi interpesonal; e) peran pendidik
pengelolaan kelas. Sehingga dapat disimpulkan sebagai mediator; f) adanya sharing pengetahuan
bahwa model pembelajaran adalah kerangka dan interaksi antara pendidik dan peserta didik,
konseptualmenggambarkan prosedur sistematis atau peserta didik dan peserta didik; dan g)
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar pengelompokkan secara heterogen.
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan Berdasarkan uraian di atas dapat
model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh disimpulkan bahwa model collaborative
sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang learning adalah suatu proses belajar kelompok
akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta yang setiap anggota menyumbangkan informasi,
tingkat kemampuan peserta didik. pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan
180
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

dan keterampilan yang dimilikinya untuk secara selama dua tahun. Pengembangan tahun 1
bersama-sama saling meningkatkan pemahaman meliputi: tahap define (analisis awal akhir,
seluruh anggota. analisis pembelajar, analisis tugas, analisis
2.3 Media Pembelajaran Blog konsep, dan perumusan indikator), dan
Blog adalah singkatan dari weblog. Blog tahapDesign (pemilihan media, pemilihan
adalah jenis situs web yang dikembangkan dan format, dan pembuatan desain awal)sampai
dikelola oleh individu dengan mengunakan tersusunnya prototipe produk awal, meliputi: (a)
perangkat lunak (software) online atau Platform prototipe model collaborative
host yang sangat mudah pengguna, dengan ruang learningmatematika mata kuliah kalkulus II,
untuk menulis. Blog menampilkan publikasi (b)prototipe media pembelajaran berbasis media
online instan dan mengajak publik untuk blog, serta (c) prototipe bahan ajarinteractive
membaca dan memberikan umpan balik sebagai digital book matakuliah kalkulus II. Sedangkan
komentar (Solomon, 2011). Blog menampilkan tahap Develop (validasihasil pengembangan
publikasi online instan dan mengajak publik untuk tahap 1 ini hanya dilakukan validasi awal
untuk membaca dan memberikan umpan balik yang dilakukan oleh 2 ahli saja, yaitu validasi
sebagai komentar. Dalam definisi yang lebih oleh ahli desain dan media pembelajaran, dan
formal, blog adalah website yang mengandung ahli konten matematika).
isi dalam urutan waktu terbalik dan terdiri atas Lokas penelitian yang digunakan
postingan-postingan. Posting terdahulu akan melibatkan enam Perguruan Tinggi di kota
ditampilkan terlebih dahulu, baru kemudian Malang yaitu 1) Universitas Islam Malang, 2)
posting lama (Herutomo, 2010). Selain itu IKIP Budi Utomo Malang, 3) Universitas
pengunjung blog juga bisa memberikan Kanjuruhan Malang, 4) Universitas
komentarnya pada tulisan pemilik blog. selain Wisnuwardhana Malang, 5) Universitas
tulisan dapat pula ditambahkan gambar, video, Muhammadiyah Malang, dan 6) Universitas
bahkan bisa pula mengupload file, sehingga Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang).
pengunjung dapat mendonwload file yang kita Dengan responden yang dijadikan subjek dalam
masukkan. penelitian ini sebanyak 300
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan responsed/mahasiswa dan 7 dosen matakuliah
bahwa media pembelajaran berbasis blog adalah kalkulus II dari enam Universitas tersebut.
seluruh alat (perangkat lunak) online atau Uji coba produk bertujuan untuk
platform host yang sangat mudah bagi pengguna, mengumpulkan data yang dapat digunakan untuk
dengan ruang untuk menulis yang dapat model collaborative learning matematika
menciptakan kondisi yang memungkinkan melalui media blogdengan bahan ajar interactive
mahasiswa untuk menerima pengetahuan, digital book matakuliah kalkulus II yang
keterampilan, dan sikap, untuk mencapai tujuan dikembangkan valid atau tidak. Pada bagian ini
pembelajaran. akan diuraikan tentang desain uji coba, subjek uji
coba, jenis data, instrumen pengumpulan data,
III. METODE PENGEMBANGAN dan teknik analisis data.
Penelitian ini menggunakan model Desain uji coba awal dalam bagian ini
penelitian pengembangan (development dibagi menjadi dua tahap. Uji coba awal tahap
research)yang berorientasi pada produk dalam pertama dilakukan oleh 2 validator yang meliputi
bidang pendidikan.Adapun kegunaannya untuk validator ahli matematika dan ahli desain dan
menjembatani kesenjangan antara peneliti yang media pembelajaran. Validasi ahli desain dan
menghasilkan teori pendidikan dan praktisi media pembelajarn untuk melakukan penilaian
sebagai pengguna produk. Penelitian terkait desain dan media yang dikembangkan
pengembangan adalah penelitian yang digunakan dalam model collaborative learning matematika
untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji melalui media blog. Sedangkan ahli matematika
keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013). untuk melakukan penilaian terkait dengan materi
Sehingga penelitian pengembangan dalam atau konten pada bahan ajar interactive digital
pembelajaran adalah pengembangan yang book matakuliah kalkulus II.
digunakan untuk mengembangkan dan Instrumen yang digunakan untuk
memvalidasi produk-produk dalam proses mengumpulkan data dalam pengembangan ini
pembelajaran. berupa angket. Angket merupakan teknik
Model penelitian yang digunakan Four-D pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
yang dikemukakan oleh Thiagarajan, memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
Semmel,dan Semmel (1974), meliputi tahapan- tertulis kepada responden untuk dijawabnya
tahapan sebagai berikut: tahap define, tahap (Sugiyono, 2013). Angket yang digunakan dalam
design, tahap develop, dan tahap disseminate. pengembangan model collaborative learning
Tahapan-tahapan tersebut akan dikerjakan matematika berbasis media blogberbantuan
181
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

bahan ajar interactive digital book pada ini telah diisi oleh 7 dosen mata kuliah Kalkulus
matakuliah kalkulus II ini adalah angket untuk II dari enam Universitas di kota Malang. Hasil
menentukan analisis kebutuhan mahasiswa, analisis data kebutuhan dosen, sebanyak 85,71%,
angket untuk menentukan kebutuhan dosen, dan menyatakan dosen dalam proses pembelajaran
angket yang digunakan untuk mengukur kalkulus II, masih menggunakan metode
kevalidan hasil pengembangan prototipe model ceramah dan buku teks yang dijual di toko-toko.
pembelajaran. Hal ini menyulitkan mahasiswa dalam
Teknik analisis data disesuaikan dengan memahami dan mahasiswa tidak akan pernah
data yang ada. Data kuantitatif diperoleh dari tahu asal usul rumus tersebut.Oleh karena itu
penghitungan skor pada angket analisis pengembang menawarkan suatu pernyataan
kebutuhan mahasiswa dan dosen, validasi ahli dalam angket, yaitujika dalam pembelajaran
materi matematika, dan ahli desain & media matakuliah kalkulus II menggunakan model
pembelajaran matematika. Sedangkan data collaborative learningmelalui blog dengan media
kualitatif berupa respon dari dosen dan bahan ajar interactive digital book kalkulus II,
mahasiswa serta kritik dan saran yang ditulis agar dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa
oleh ahli pada lembar validasi. secara aktif dalam proses pembelajaran mata
kuliah kalkulus II.
IV. HASIL PENGEMBANGAN DAN Berdasarkan hasil analisis angket
PEMBAHASAN kebutuhan mahasiswa dan dosen dapat
4.1 HasilPengembangan Produk disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa
Hasil pengembangan pada tahun I adalah dan dosen menyatakan setuju bila dikembangkan
sesuai dengan model pengembangan Four-D model pembelajaran collaborative learning
yang digunakan, yaitu Tahap Define,pada berbasis media blog dengan bahan ajar
penelitian dan pengembangan ini melibatkan 300 interactive digital book mata kuliah kalkulus II.
mahasiswa dan 6 dosen mata kuliah kalkulus I Bila pengembangan produk tersebut terwujud,
dari 6 Perguruan Tinggi di kota Malang, yaitu 1) maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan
Universitas Islam Malang, 2) IKIP Budi Utomo kreativitas mahasiswa dalam mempelajari mata
Malang, 3) Universitas Kanjuruhan Malang, 4) kuliah kalkulus II.
Universitas Wisnuwardhana Malang, 5) Tahap Design, membuat desain dan format
Universitas Muhammadiyah Malang, dan 6) untuk pengembangan prototipe model
Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang pembelajaran collaborative learningmatematika,
(UIN Malang). yang diwujudkan dalam bentuk buku yang
Berdasarkan hasil analisis angket memuat model collaborative learning
kebutuhan mahasiswaterhadap model matematika, beserta komponen-komponen
collaborative learning matematika berbasis pendukungnya, yaitu: sintaks, sistem sosial,
media matakuliah kalkulus II yang terdiri dari 12 prinsip reaksi, sistem pendukung, dampak
pertanyaan, diperoleh hasil bahwa sebagian instruksional, dan dampak pengiring harus
besar mahasiswa belum memahami materi dikembangkan menjadi satu kesatuan yang utuh,
kalkulus II, karena kesulitan mempelajarinya. sesuai dengan kajian teori yang mendukung
Dikarenakan dosen menggunakan model pengembangan model collaborative learning
pembelajaran langsung dan tanpa media, matematika tersebut.Dimana rancangan
sehingga mahasiswa kurang aktivitas dalam pengembangan sintaks model pembelajaran
kelas, hal ini ditunjukkan sebanyak 157 collaborative learning matematika, yaitu
mahasiswa (57,33%), menyatakan dalam meliputi tahap-tahap sebagai berikut: (1)
pembelajaran mata kuliah kalkulus II yang engagment (pengelompokan), (2) exploration
dilakukan dosen selama ini tidak bervariasi (pemberian masalah), (3) transformation (diskusi
karena dosen hanya menggunakan model kolaborasi kelompok),(4)online discussion
pembelajaran langsung (dosen menjelaskan dan (diskusi kolaborasi online melalui media blog),
mahasiswa mendengarkan), sehingga mahasiswa (5)presentation (presentasi hasil diskusi), dan (6)
hanya pasif mendengarkan saja tanpa ada reflection (umpan balik dan penilaian).
aktivitas yang dilakukan mahasiswa dalam Sedangkan desain dan format untuk
pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran pengembangan prototipe media blog, merupakan
yang sering digunakan adalah metode ceramah, media pendukung model collaborative learning
dan metode pemberian tugas, serta media yang matematika. Media blog telah dibuat dengan
sering digunakan media Power point saja. alamat media blog yang dapat diakses melalui
Sedangkan berdasarkan hasil angket https://sunismikalkulus.blogspot.co.id/?m=0.Med
analisis kebutuhan dosen ini didapat dari 9 ia blog ini merupakan suatu situs internet yang
pertanyaan untuk mengetahui kebutuhan dosen digunakan sebagai media pendukung dalam
sebelum dikembangkan produk. Angket analisis kegiatan pembelajaran saat
182
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

mengimplementasikan model collaborative prototipe buku model collaborative learning


learning matakuliah kalkulus II. Dimana media melalui blog, dan prototipe media blog untuk
blog ini digunakan untuk memposting bahan ajar mata kuliah kalkulus II.
matakuliah kalkulus II, ruang diskusi kelompok Hasil prototipe model collaborative
online (tersedianya kolom komentar), pretes dan learning melalui berbasis media blog mata kuliah
postes interaktif, serta uji kompetensi interaktif. kalkulus II, selengkanya dapat dilihat pada
Berdasarkan desain tersebut, dibuatlah Gambar-gambar (Gambar: 1-11) berikut ini.
prototipe model collaborative learningberbasis
media blogmata kuliah kalkulus II, yaitu berupa

Tampilan Prototipe Media Blog, sebagai berikut.

Gambar 1: Tampilan Awal Blog, Gambar 2: Ruang Diskusi Online Setiap


https://sunismikalkulus.blogspot.co.id/?m=0 Kelompok

Gambar 3: Menu Pretes secara online dan Gambar 4: Menu Materi, kalkulus II sebagai
petunjuk melakukan pretes bahan diskusi

183
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Gambar 6:: Menu Uji Kompetensi interaktif,


Gambar 5:: Menu Materi Diskusi, setiap untuk mengukur kompetensi mahasiswa
pertemuan

Tampilan prototipe model collaborative learning matematika berbasis media blog matakuliah
matakuli
kalkulus II, sebagai berikut

9 Bab II, Model


Gambar 9:
Gambar 7: Cover Buku Model Gambar 8: Bab I, Pendahuluan Collaborative Learning
Collaborative Learning

1 Bab III, Pembelajaran


Gambar 10: 11 Bab IV, Hasil
Gambar 11:
E-Learning
Learning,, Media Blog, dan Pengembangan Model
Interactive Digital Book Collaborative Learning

184
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Ahli Materi Matematika


4
3.57 Asepk Materi
4 3.4
3.25

3 Aspek Evaluasi

2 Aspek Uji
Kompetensi
1
Aspek Kebahasaan

Gambar 12: Hasil Analisis Validasi Ahli Materi Matematika

Ahli Desain dan Media Pembelajaran


4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Kelayakan…

Bahasa dan…
Isi Alat Penilaian…

Isi Alat Penilaian…


Penulisan dan…
Kelengkapan…

Penyajian Isi…
Bahasan dan…
Kelengkapan…
Kelayakan Isi…
Penyajian Isi…
Isi

Bahasa
Format

Layout

Kelengkapan APTT

Pemrograman
Bahasa dan Tulisan

Tampilan

Gambar 13: Hasil Analisis Validasi Ahli Desain dan Media Pembelajaran

Develop pada tahap ini dilakukan


Tahap Develop, learning matematika berbasis media blog
telaah ahli terhadap prototipe model matakuliah kalkulus II dinyatakan layak/valid.
layak/valid.
collaborative learning matematika. Untuk Revisi Produk
melakukan validasi awal terhadap prototipe Untuk mencapai produk yang mendekati
produk dilakukan uji validasi oleh 2 validator sempurna dan memenuhi target ketepatan,
yaitu ahli matematika, dan ahli desain & media kelayakan, dan kegunaan produk, maka hasil
pembelajaran. HaHasil
sil validasi awal diperoleh hasil pengembangan prototipe model collaborative
bahwa prototipe model collaborative learning learning matematika berbasis media blog
matematika berbasis media blog matakuliah matakuliah kalkulus II,
II, setelah dilakukan validasi
kalkulus II dinyatakan layak/valid. Hasil awal oleh 2 orang ahli, maka ada beberapa revisi
awal
selengkapnya penilaian prototipe model yang dilakukan antara lain: (1) Saat menuliskan
collaborative learning matematika oleh 2 orang soal, jangan gunakan simbol “!” di samping
ahli dapat dilihat pada Gambar 12 dab 13 berikut
erikut angka diakhir kalimat karena ambigu dengan
ini. simbol factorial, (2) Bedakan simbol untuk alas
Berdasarkan Gambar 12 dan 13, hasil Gunakan equation terlebih
dan Luas alas, dan (3) Gunakan
validasi awal dari ahli matematika dan ahli dahulu untuk simbol matematika.
matematika
desain & media pembelajaran, telah diperoleh
diperoleh
nilai rata
rata-rata dari validator adalah 3,48, maka 4.2 Pembahasan Hasil Pengembangan
dapat ditarik kesimpulan bahwa ha hasil Pengembangan
engembangan ini menghasilkan suatu
pengembangan prototipe model collaborative prototipe model collaborative learning
185
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

matematika berbasismedia blog matakuliah ditemui pada metode ceramah. Hal ini sesuai
kalkulus II, yang merupakan model pembelajaran dengan pendapat Roberts (2004), Collaborative
yang menitikberatkan pada kerjasama untuk is an adjective that implies working in a group of
kolaborasi antar mahasiswa. Kerjasama secara two or more to achieve a common goal, while
kolaborasi dapat dilakukan baik diskusi secara respecting each individual’s contribution to the
tatap muka maupun diskusi secara online whole.
melalui media blog, sehingga terjadi bimbingan Dari proses pengembangan prototipe model
tutor sebaya.Penelitian ini menggunakan collaborative learning matematika berbasis
penelitian pengembangan, menurut Setyosari media blog matakuliah kalkulus II, didukung
(2013) pengembangan adalah suatu proses yang oleh teori belajar konstruktivistik, yang
dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi menyatakan bahwa pengetahuan dibangun
produk pendidikan. Pengembangan dapat berupa sendiri oleh mahasiswa sedikit demi sedikit, serta
proses, produk, dan rancangan. pendidik memberikan kebebasan kepada
Model pengembangan yang digunakan mahasiswa yang ingin belajar atau mencari
adalahmodel pengembangan 4-D. Analisis data kebutuhannya dengan pendidik (Thobroni,
validasi oleh validator ahli matematika dan ahli 2015). Dalam aplikasiproses pembelajaran untuk
desain & media pembelajaran masuk dalam mempelajari bahan pelajaran, mahasiswa harus
kategori valid dan siap digunakan. Rinciannya terlibat secara aktif dengan bahan itu. Mahasiswa
adalah sebagai berikut: (a) validasi ahli materi perlu mengintegrasikan bahan baru ini dengan
matematika dengan skor rata-ratanya adalah 3,37 pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
masuk dalam kategori valid dan siap digunakan, Mahasiswa membangun makna atau mencipta
dan (d) validasi ahli desain dan media sesuatu yang baru yang terkait dengan bahan
pembelajaran matematika dengan skor rata- pelajaran yang telah dipelajari (Smith &
ratanya adalah 3,19 masuk dalam kategori valid MacGregor, 1992).Prototipe model collaborative
dan siap digunakan. Dari dua validator tersebut learning, juga terkait oleh teori motivasi belajar
diperoleh skor kelompok validator yaitu 3,37 yakni suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan
yang masuk dalam kategori valid dan siap mendorong seseorang untuk melakukan
digunakan. Berdasarkan hasil yang diperoleh serangkaian kegiatan yang mengarah
tersebut, maka prototipemodel collaborative ketercapaiannya tujuan tertentu. Individu yang
learning matematika berbasis media blog berhasil mencapai tujuannya tersebut maka
matakuliah kalkulus IIdinyatakan valid dan siap berarti kebutuhan-kebutuhannya dapat terpenuhi
dilakukan validasi selanjutnya. atau terpuaskan (Munadar dalam
Prototipe model collaborative learning Wiranatakusumah, 2010).
matematika melalui media blog matakuliah Menurut Piaget dan Vigotsky, (dalam
kalkulus II, berdasarkan hasil validasi awal oleh Slavin, 2000 dan Thobroni, 2015), yang
ahli desain dan media pembelajaran dan ahli menyatakanbahwa model collaborative learning,
matemtaika telah dinyatakan valid, oleh karena didukung oleh tiga teori, belajar, yaitu: (1) Teori
itu ptototipe layak dari segi desain model, dan Kognitif, teori ini berkaitan dengan terjadinya
layak dari materi/konten materi kalkulus II. pertukaran konsep antar anggota kelompok pada
Sehinggamasih harus dilakukan validasi-validasi model collaborative learningsehingga dalam
selanjutnya. Meskipun demikian berarti prototipe suatu kelompok akan terjadi proses transformasi
model collaborative learning matematika ilmu pengetahuan pada setiap anggota. (2) Teori
berbasis media blog matakuliah kalkulus II sudah Konstruktivisme Sosial, teori ini terlihat adanya
layak digunakan untuk diimplementasikan dalam interaksi sosial antar anggota yang akan
proses pembelajaran. membantu perkembangan individu dan
Dalam model collaborative learning meningkatkan sikap saling menghormati
matematika perlu diterapkan strategi belajar pendapat semua anggota kelompok. Dan (3)
dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota Teori Motivasi, teori ini teraplikasi dalam
kelompok belajar dan setiap anggota kelompok struktur model collaborative learning, karena
harus bekerja sama secara aktif untuk meraih pembelajaran tersebut akan memberikan
tujuan yang telah ditentukan bersama (Barkley, lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk
Cross dan Major, 2012). Pada proses belajar, menambah keberanian anggota untuk
pembelajaran tersebut, peserta didik belajar memberi pendapat, dan menciptakan situasi
bersama dan berbagibeban secara setara serta saling memerlukan pada seluruh anggota dalam
perlahan mewujudkan hasil pembelajaran yang kelompok.
diinginkan. Proses belajar dalam Pengembangan model collaborative
kelompok tersebut akan membantu peserta didik learning matematika dikombinasikan dengan
menemukan dan membangun sendiri pemahaman penggunaan media blog, dimana media blog
merekatentang materi pelajaran yang tidak dapat merupakan salah satu fasilitas web yang bersifat
186
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

umum dan memiliki potensi besar sebagai sarana collaborative learning berbasis media blog mata
untuk interaksi sosial adalah web log atau blog kuliah kalkulus II tersebut.Bila pengembangan
(Tamin, 2007). Oleh karena itu media blog ini produk tersebut terwujud, maka akan dapat
digunakan sebagai media dalam kegiatan meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam
pembelajaran saat mengimplementasikan model mempelajari mata kuliah kalkulus II.
collaborative learning matematika matakuliah Tahap Design, hasil
kalkulus II, sehingga media blog dirancang untuk pengembanganprototipe model pembelajaran
memposting bahan ajar mata kuliah kalkulus II, collaborative learning matematika, yang
ruang diskusi kelompok online (tersedianya diwujudkan dalam bentuk buku model
kolom komentar), pretes dan postes interaktif, collaborative learning matematika, beserta
serta uji kompetensi interaktif. Dengan deain komponen-komponen pendukungnya, yaitu:
media blog seperti itu agar dapat sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem
memaksimalkan proses model pembelajaran pendukung, dampak instruksional, dan dampak
collaborative learning matematika. pengiring dikembangkan menjadi satu kesatuan
Secara umum prototipe model collaborative yang utuh. Dimana sintaks model pembelajaran
learning matematika berbasis media blog collaborative learning matematika, yaitu
matakuliah kalkulus II, dikembangkan dengan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: (1)
kajian konsep belajar berkolaborasi, pemanfaatan engagment (pengelompokan), (2) exploration
media blog untuk pembelajaran dan interaksi (pemberian masalah), (3) transformation (diskusi
sosial pada pembelajaran e-learning. Model kolaborasi kelompok),(4) online discussion
collaborative learning matematika terdiri dari (diskusi kolaborasi online melalui media blog),
enam tahapan yakni: (1) engagment (5) presentation (presentasi hasil diskusi), dan
(pengelompokan), (2) exploration (pemberian (6) reflection (umpan balik dan penilaian).
masalah), (3) transformation (diskusi kolaborasi Sedangkan prototipe media blog,
kelompok),(4) online discussion (diskusi merupakan media pendukung model
kolaborasi online melalui media blog), (5) collaborative learning matematika. Media blog
presentation (presentasi hasil diskusi), dan (6) telah dibuat dengan alamat media blog yang
reflection (umpan balik dan penilaian).Oleh dapat diakses melalui
karena itu prototipe model collaborative learning https://sunismikalkulus.blogspot.co.id/?m=0.
tersebut diharapkan menjadi model pembelajaran Media blog ini digunakan untuk memposting
yang dapat membantu mahasiswa untuk bahan ajar, ruang diskusi kelompok online
meningkatkan pemahaman konsep dan aktivitas (tersedianya kolom komentar), pretes dan postes
mahasiswa selama proses pembelajaran. interaktif, serta uji kompetensi interaktif. Dengan
deain media blog seperti itu agar dapat
V. PENUTUP memaksimalkan proses model pembelajaran
Hasil pengembangan prototipe model collaborative learning matematika.
collaborative learning, dapat disimpulkan Tahap Develop, pada tahap ini dilakukan
sebagai berikut. Pada tahap Define, hasil angket telaah ahli terhadap prototipe model
analisis kebutuhan mahasiswa dan analisis collaborative learning matematika. Untuk
kebutuhan dosen, diperoleh hasil bahwa sebagian melakukan validasi awal terhadap prototipe
besar mahasiswa belum memahami materi produk dilakukan uji validasi oleh 2 validator
kalkulus II, dan kesulitan mempelajarinya. yaitu ahli matematika, dan ahli desain & media
Dikarenakan dalam pembelajaran mata kuliah pembelajaran. Hasil validasi awal diperoleh
kalkulus II yang dilakukan dosen selama ini bahwa prototipe model collaborative learning
tidak bervariasi karena dosen hanya matematika melalui media blog dengan bahan
menggunakan model pembelajaran langsung ajar interactive digital book matakuliah kalkulus
(dosen menjelaskan dan mahasiswa II dinyatakan layak/valid.
mendengarkan), sehingga mahasiswa hanya pasif
mendengarkan saja tanpa ada aktivitas yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan mahasiswa dalam Barkley, Elizabert E., Cross, K. Patricia & Major,
pembelajaran.Sedangkan metode pembelajaran Clair Howell. (2012). Collaborative Learning
yang sering digunakan adalah metode ceramah, Techniques: Teknik-teknik Pembelajaran
dan metode pemberian tugas saja. Bila Kolaboratif. Penerjemah: Narulita Yusron.
mahasiswa dihadapkan dengan rutinitas seperti Bandung: Penerbit Nusa Media.
itu, tanpa ada aktivitas yang lain, maka aktivitas Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles an
dan kreativitas berpikir mahasiswa tidak bisan Interactive Approach to Language Pedagogy.
berkembang.Oleh karena itu sebagian besar New York: Pearson Education.
mahasiswa dan dosen menyatakan setuju bila
dikembangkan model pembelajaran
187
Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 2017
Surabaya, Universitas Airlangga

Solomon, Gween lynne Scrum, 2011 Web 2.0 Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Panduan bagi para pendidik ,Jakarta : PT (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Indekx,. Bandung: Alfabeta.
Hidayatullah, Muhammad, S., dan Rakhmawati, Lusia. Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran
2016. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-
Berbasis Flip Book Maker pada Mata Pelajaran Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Elektronika. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro.
Volume 05 Nomor 01 (Pebruari 2016), h. 84 Syukur, M. 2004. Pengembangan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa SMU Melalui
Henke, H.2001. Electronic books and e-publishing: a Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
practical guide forauthors. Springer-Verlaag. Open Ended. Tesis Magister PPS UPI Bandung:
London. PPS UPI
Herutomo, Agung. 2010. Conquering Web 2.0. Tamim, M. 2007. Blog dan Pendidikan.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo http://mtamim.wordpress.com/2010/03/22/blog-
dan-pendidikan/. Diakses 22 Maret 2017
Joyce, Bruce and Weil, Marsha. 2000. Models of
Teaching. New Jersey: Prentice Hall, Inc, Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran.
Engelwoods Cliff. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Maarjan, Laal 2012. Benefit of Collaborative Trianto. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif
larning. (Procedia-social and behavioral Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi
ciences 2012, Vol. 31: 486-490). (diakses dari Pustaka Publisher.
http://www.sciencedirect.com/science/article/p
ii/S1877042811030205 pada tanggal 18 Mei Wiranatakusumah, Rangga. 2010. Pengaruh Motivasi
2017) Diri Terhadap Kinerja Belajar Mahasiswa.
Skripsi. Jakarta: Universitas Paramadina.
Nelson, M. R. 2008. E-books in higher education: (Online),
nearing the end of the era of hype? Educase (http://jurnal.upi.edu/file/M._Rangga_.pdf,
Review. 43(2):40-56. diakses 15 Mei 2017).
Oetomo Dharma Sutedjo, Budi. 2002. e-Education
Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet
Pendidikan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Pearson-Labs.2014. 10 ways eBooks enhance
learning. (Online) (http://labs.pearson.com/10-
ways-ebooks-enhance-learning/ diakses tanggal
18 Juni 2017
Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi.
Jakarta : Depdiknas.
Priyatmojo, Achmad., dkk. 2010. Student Centered
Learning (SCL) dan Student Teacher Aesthethic
Role-Sharing (STAR): Pusat Pengembangan
Pendidikan Universitas Gadjah Mada
Roberts, Timothy S. 2004. Online Collaborative
Learning: Theory and Practice. London: Idea
Group Inc.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Smith, B. L. & MacGregor, J. T. 1992. What is
Collaborative Learning?. Washington:
Washington Center for Improving the Quality of
Yndergraduate Education, (Online),
(http://www.
learningcommons.evergreen.edu/pdf/collab.pdf,
diakses 1 April 2017).
Stahl, G. 2009. Yes We Can!.JournalComputer
Supported Collaborative Learning, (Online),
Vol 4, ISSUE 1, Maret 2009. (http://www.
http://ijcscl.org/?go=contents&article=72#article
72, diakses 1 April 2017).

188

Anda mungkin juga menyukai