Anda di halaman 1dari 4

Tingkatkan Kinerja Optimalkan Usaha

PKPU Online Jajaran pimpinan amil zakat PKPU mengadakan rapat evaluasi akhir
tahun/2001 selama 5 hari, sejak Rabu (25/12) s.d Ahad (29/12) di PPSDP Cibubur,
Jakarta Timur. Berikut mengenai jalannya rapat evaluasi dirangkum Tim PKPU Online:

Rabu, 25 Desember (acara pembukaan). Acara yang dibuka langsung oleh Direktur
PKPU, dr. H. Naharus Surur, MKes dilanjutkan dengan sambutan beliau. Dalam
sambutannya, beliau memaparkan perkembangan sejarah PKPU dari struktur yang
sederhana. Melihat perkembangan saat ini keberadaan kantor cabang dan perwakilan
PKPU. Kemudian acara dilanjutkan dengan mendengarkan Taujih yang langsung
disampaikan oleh Dewan Syari'ah PKPU, DR. Surahman Hidayat, MA.

Dalam taujih yang disampaikan beliau dengan tema yang cukup kontemporer untuk
kondisi saat ini, yaitu tentang Profesi Amil Zakat 'Bangga Menjadi Amilin'. Beliau
menegaskan bahwa peran amilin sangat vital dalam pengelolaan zakat. Hal ini karena
zakat merupakan salah satu tiang agama. Amilin mengemban amanah untuk
mengorganisasikan zakat ini dengan baik. Beliau juga memaparkan secara interaktif
mengungkap koridor-koridor syariah dalam praktek amilin yang kerap dijumpai.

Masih menurut paparannya, beliau menegaskan disini yang terpenting adalah bagaimana
menumbuhkan ketaqwaan seseorang sehingga yang dibangkitkan adalah semangat untuk
berzakatnya, bukan pada persoalan hitung menghitung yang dapat mengaburkan niat
buruk seseorang dan kewajiban membayar zakat. Oleh karena itu, tuntunan perhitungan
zakat perlu diserahkan sehingga tidak membawa kepada muzakki terjebak pada pola
hidup yang konsumtif.

Oleh karenanya ada yang perlu diperhatikan oleh para amilin, yaitu poros segala amal
yang dilakukannya adalah dalam konteks kerja 'ikhlas' untuk memberikan pelayanan
yang terdepan, agar mereka para aghniya mempunyai keterikatan yang dalam terhadap
permasalahan-permasalahan ummat," lanjutnya.

Setelah istirahat , sholat dan makan, acara dilanjutkan kembali dengan laporan dan
evaluasi yang disampaikan oleh PKPU daerah. Penyampaian laporan dan evaluasi yang
pertama, dari PKPU Sumatra Barat, langsung disampaikan Manajer PKPU Sumbar,
Ustadz Drs. H.A. Shafwan Nawawi, MA. Laporan kedua dan seterusnya berturut-turut
dari PKPU Jawa Timur oleh Yudi Evriyanto, PKPU Bengkulu oleh Imanuddin, PKPU
Jawa Barat oleh Wildan Dewayana, PKPU Jawa Tengah oleh Tommy Hendrajati, PKPU
Jogyakarta oleh Nana Sudiana, PKPU Sulawesi Selatan oleh Edi Nursantio, PKPU
Sulawesi Tenggara oleh Heri Sufriana, PKPU Sulawesi Tengah oleh Indra, PKPU
Maluku Utara oleh Suharyanto, PKPU Maluku oleh Totok. S dan terakhir dari PKPU
Jakarta oleh Boy Muslim. Acara selesai hingga pukul 22.30 wib serta ditutup dengan
tanya jawab.

Kamis, 26 Desember (sesi 1 hingga 4) pagi hingga sore, RB. Suryama, Sekretaris
Yayasan PKPU membeberkan tentang Balance Scorecard (alat manajemen kontemporer
untuk pengukur kinerja dan prestasi). Secara umum beliau memandang perlu segera
diadakan alat pengukur kinerja baik itu SDM ataupun PKPU secara keseluruhan serta
perbaikan-perbaikan di bidang manajemen. Sementara itu, disinggung pula mengenai
'Mimpi' kedepan yang harus juga terealisasi dengan kefahaman yang menyeluruh serta
komitmen yang kuat dan mengena kepada seluruh aspek.

Diungkapkan juga bahwa ada dua sasaran strategik yang ingin dicapai dalam persfektif
pembelajaran dan pertumbuhan yang perlu diwujudkan berupa: kapabilitas karyawan dan
komitmen karyawan. Untuk mengukur hasil pencapaian dua sasaran strategik tersebut
dibutuhkan ukuran-ukuran keberhasilan, yaitu: ukuran hasil sasaran strategik kapabilitas
karyawan dan ukuran hasil sasaran strategik komitmen karyawan.

Sesi sore hari pukul 16.15 wib, diisi oleh Eri Sudewo, MDM. CEO Dompet Dhuafa.
Dimoderatori Naharus Surur, Mas Eri memaparkan dengan bahasa pertanyaan Apakah
kita menyadari betul hidup kita?..Setiap jalan persimpangan menghadang kita, Tiba-tiba
kita terperosok di LPUAZ. Apakah pengelolaan zakat dan pajak itu sama? Jika kita
mengasumsikan sama maka pengelolaan zakat menjadi setback 25 tahun lampau,"
ujarnya dengan gaya bercerita.

Beliau juga memaparkan tentang zakat dari aspek teologis dan historis. Sekarang kita
harus memandang zakat bagian rukun Islam. Rukun Islam secara fungsional kita bagi 2.
Fungsi Ibadah, Shalat, Puasa, Haji. Fungsi Sosial kemasyarakatannya, adalah zakat.
Mengacu pada Muadz bin Jabal ketika diutus ke satu negeri oleh Rasulullah saw.
Diantarantanya mengumpulkan zakat masyarakat setempat.

Selanjutnya, Eri mengisahkan tentang zakat dalam konteks: pertama Rukun Pribadi, yaitu
yang berhubungan dengan ibadah ritual, yaitu manfaat total pribadi dan tidak
berpengaruh secara total ke masyarakat. kedua, Rukun Masyarakat, yaitu bukan ibadah
ritual (Manfaat tertuju kepada orang lain, Tidak dijalankan merugikan orang lain, berhasil
tidaknya tergantung pada pihak lain, Syi'ar menjadi cermin sistem masyarakat) dan
kesalehan sosial (Terjalinnya kerjasama komunitas, Praktek saling menolong) Saat ini
Amil bukan sekedar amanah dan jujur, tetapi juga harus pandai mengelola zakatnya )

Mari kita pelajari jatuh bangunnya satu organisasi, " ujarnya. Organisasi ummat biasanya
dihadang oleh 2 K. Yaitu Konflik dan Korupsi. Menariknya, jika 5 tahun ke depan satu
organisasi tidak ada konflik dan korupsi, maka kita bisa melewati tahap krisis. Setelah
itu, baru kita bangun namanya "kreatifitas". Perusahaan boleh memonopoli, tetapi tidak
boleh menghambat kreatifitas. Ummat saat ini jika digambarkan sebuah gelas, maka hal
ini rentan sekali. Sekali jatuh maka akan terjadi perpecahan. Kenapa, ini terkait dengan
masalah zakat.

Selanjutnya, beliau menegaskan tentang hakikat zakat, harta dan muzakki. Hakikat zakat
adalah dari muzakki dan hakikat harta dan muzaki adalah kekayaan merupakan cobaan,
ada hak sebagian harta bagi Dhu'afa serta harta yang dizakati akan diberkahi oleh Allah
swt.
Hakikat Kemiskinan
Kemiskinan di Indonesia tidak berdiri sendiri. Saat ini kemiskinan strutural akan
menimbulkan kemiskinan lainnya. Kemiskinan menjadi penghalang segalanya. Selain itu
Kemiskinan adalah cobaan. Soal divestasi, adalah gambaran hegemoni Kapitalisme.
Dimana lembaga-lembaga donor, IMF, World Bank adalah organ2 Kapitalis yang
memberikan sistem pinjaman. Sehingga peminjam merasa ketergantungan kepada organ-
organ Kapitalisme. Muslim Produk selama ini kurang produktif dan kreatif. Sehingga
upaya perlawnan atas Kapitalisme sangat lemah.

Hakikat Kemiskinan, dari jenis mustahik yang 8 asnaf, status mustahik sebagian besar
adalah fakir dan miskin. 6 mustahik lain tidak dinyatakan secara tegas dan status 6
mustahik lain terkandung situasi dan kondisi. Selanjutnya kedudukan mustahik
berdasarkan Situasi Kondisi;

a. Kritis-Darurat ; Fakir dan Miskin


b. Strategis ; Amil
c. Penting ; Gharimin, Muallaf dan Fi Sabilillah
d. Tidak Mendesak ; Budak dan Ibnu Sabil

Acara sessi sore ini berakhir dengan pertanyaan dari teman-teman PKPU daerah berturut-
turut tentang zakat untuk usaha produktif, bagaimana kita menyiasati pemberian pad
dhu'afa? Bagaimana jika zakat di buat untuk Industri yang bermanfaat bagi orang lain?
Bisa diceritakan pengalaman dalam mengelola zakat ? yang dijawab oleh mas Eri dengan
serius tapi santai. Beliau juga mengisahkan tentang jurnalisme air mata.

Sessi malam giliran Divisi Keuangan, Kang Sahab memaparkan tentang masalah
keuangan dan penggunaan penyeragaman Software Akutansi LAZ. Paparnya bahwa
organisasi pengelola zakat, adalah non profit organisasi dengan jenis akuntansi profit
(akutansi rugi/laba) serta non profit (akutansi dana)

Selanjutnya, sahabuddin menegaskan tentang laporan keuangan OPZ, yaitu berupa:


neraca, laporan sumber penggunaan dana, laporan arus kas, laporan perubahan dana
termanfaatkan dan catatan atas laporan keuangan hingga selesai. Giliran sessi tanya
jawab, tidak banyak yang komentar dan mengajukan pertanyaan.

Dilanjutkan dengan sedikit paparan dari Pak Dedi Sularso tentang Sosialisasi
Pelaksanaan Sistem Mutu ISO 9001 : 2000. Beliau menegaskan bahwa Organisasi ada 3
jenis: Klasik, Neo Klasik dan Modern dengan acuan PKPU untuk menggunakan sistem
mutu.

Lanjut Dedi prosedur sistem mutu yang diterapkan di PKPU Pusat ada 7: humas : layanan
tamu dan media komunikasi. penghimpunan : pelayanan donatur, penanganan keluhan.
program/PRD: Rescue, pengajuan anggaran, pengeluaran. umum sebanyak 14 prosedur
mutu dan baru selesai 13 prosedur
Menurut catatan beliau: akan ada tambahan sistem prosedur mutu tergantung kebutuhan,
prosedur sistem mutu akan diberikan ke daerah setelah rakernas, audit Pusat dalam
Rakernas, audit (akreditasi) daerah ditunda

Sessi terakhir di hari kedua disampaikan Naharus Surur tentang bagaimana PKPU Ke
Depan! Ada 3 hal kebijakan yang dilakukan oleh PKPU. Ujar beliau atas masukan dari
panelis DR. Surahman, Eri Sudewo maka hal ini adalah prinsip: Kebijakan alokasi dana
PKPU adalah 75% Pemberdayaan : 25% Rescue Program.

Catatan penting yang beliau paparkan adalah tentang kebijakan yang diambil oleh PKPU,
yaitu: pertama, desentralisasi pengelolaan zakat, financing (pembiayaan proyek), sistem
akreditasi, yaitu akreditasi PKPU daerah. Sessi ini diakhiri dengan pertanyaan dari PKPU
Jawa Barat tentang fundraising PKPU Jabar dengan sistem proyek memungkinkan
kedepan untuk dikedepankan program desentralisasi.(cyp/pkpu)

Anda mungkin juga menyukai