2013-2014
Penjelasan Umum
Program/Program studi :S1/Ekonomi dan Perbankan Islam
Mata kuliah : Manajemen ZIS & Wakaf
Kode MK : EPI-8362
SKS/Semester : 5/V
Tahun Akademik : Smst Genap 2013/2014
Dosen : Hilman Latief, Ph.D.
Email : hilman.latief@gmail.com
Phone : 0821 26 010203
Mata kuliah ini memotret dasar-dasar tata kelola ZIS & Wakaf/Filantropi Islam
(zakat, infak, sadaqah dan wakaf) di Indonesia, Asia Tenggara serta lembaga
filantropi Islam Internasional. Memotret peran dan pengalaman lembaga-
lembaga filantropi Islam dalam mengelola dana-dana masyarakat.
Pembahasan akan difokuskan pada manjemen pengelolaan zakat di dalam
masyarakat secara luas, mencakup aspek-aspek legal dalam pengelolaan
lembaga filantropi Islam (perundang-undangan), perkembangan dan inovasi
konsep-konsep baru dalam filantropi Islam (misalnya zakat profesi, wakaf
uang, dll), hubungan lembaga filantropi Islam dan negara, dengan
perkembangan lembaga keuangan Islam, serta hubungan antara media
sosial dengan institusi ZIS & Wakaf. Secara spesifik juga mata kuliuah ini
membahasan manejemen sumber daya manusia, organisasi, fundraising,
dan manajemen distribusi serta pembuatan jenis-jenis program dan
kegiatan.
Tim Pengajar
Persyaratan Perkuliahan
Tujuan dari pembahasan ini adalah agar mahasiswa memahami makna dasar
dan perkembangan sejarah pengelolaan ZIS & wakaf, baik secara konseptual
maupum historis.
Literatur
1 Berderma Untuk Semua bab 2, halaman 111-151
2 Hilman Latief, Politik Filantropi Islam di Indonesia bab 1, halaman 1-
29.
3 Hilman Latief, Melayani Umat bab 2, halaman 33-65.
Pertemuan ke-2
Institutionalisasi pengelolaan ZIS & Wakaf
Literatur
1 Berderma untuk Semua, bab 3, halaman 157-263.
2 Politik Filantropi Islam di Indonesia, bab 2, halaman 30-57.
3 LSM vs LAZ Bermitra atau Berkompetisi, Adi Candra Utama, 2006,
Piramedia, halaman 24-43
4 Southeast Asia Zakat Movement, bab 2 halaman 35-39 dan bab 7
halaman 153-202.
5 Development Report 2012, Indonesia Zakat, bab 5, halaman 205-233
6 Qanun Zakat Aceh
7 Undang-undang Pengelolaan Zakat 1999 dan 2011
Pertemuan ke-3
Manejemen ZIS & Wakaf di Asia Tenggara
Literatur
Mulai pada tahun 2004, Indonesia menjadi salah satu negara yang aktif
dikunjungi oleh lembaga-lembaga filantropi internasional, yang beberapa
diantaranya merupakan lembaga filantropi yang berbasis keagamaan.
Lembaga-lembaga filantropi berbasis keagamaan tersebut diantaranya
adalah Islamic Relief Worldwide (IR), Muslim Aid (AA), Asian Muslim Charity
Foundation (AMCF), serta Qatar Charity. Islamci Relief merupakan salah satu
lembaga filantropi Islam terbesar di dunia yang dibentuk pada tahun 1984.
Kemanusiaan dan pembangunan menjadi fokus utama dari lembaga ini.
Sementara itu Muslim Aid merupakan lembaga filantropi yang fokus pada
penanganan bencana dan program pembangunan. Lembaga ini didirikan
pada tahun 1985 yang berbasis di London. Di Indonesia sendiri, pada tahun
2005 telah didirikan Muslim Aid Indonesia. Sedangkan AMCF merupakan
lembaga yang bergerak pada bidang dakwah, kesejahteraan dan
kemanusiaan yang berasal dari Uni Emirat Arab. Terakhir, Qatar Charity
adalah lembaga filantropi yang fokus pada program pembangunan
berkelanjutan, program siaga dan tanggap bencana, serta program reguler
lainnya.
Contoh lain dari lembaga filantropi Islam yang bergerak dalam skala
internasional adalah Mer-C. Mer-C merupakan lembaga filantropi yang
bergerak pada urusan kemanusiaan, khususnya dalam hal medis. Mer-C
bertujuan untuk memberikan pelayanan medis kepada korban perang,
konflik, kerusuhan, kejadian luar biasa, maupun bencana alam. Dalam
beberapa kesempatan Mer-C telah memberikan pelayan medis kepada
korban perang/konflik yang terjadi di Timur Tengah, seperti di Afghanistan,
Iraq, Palestina, dan lainnya. Selain itu, Mer C juga memberikan pelayanan
medis kepada korban bencana alam, baik yang terjadi di Indonesia maupun
negara lain, seperti misalnya di Pakistan saat terjadi gempa bumi pada tahun
2005. Korban-korban konflik sosial-pun tidak luput dari perhatian Mer C,
seperti misalnya konflik di Rakhine dan Rohingnya.
Literatur
1 Hilman Latief, Islamic Charities and Dakwah Movements in a Muslim
Minority Island: The Experience of Niasan Muslims. Journal of
Indonesia Islam Volume 06, No. 02, Desember 2012.
Pertemuan ke-5
Inovasi Ziswaf, Zakat Profesi
Kemiskinan dan keadilan sosial selalu menjadi issu yang hangat disetiap
negara dan setiap zaman. Kemajuan zaman yang sangat pesat ini-pun masih
tetap menyisakan permasalahan kemiskinan, tidak terkecuali di Indonesia.
Realitasnya jarak antara yang kaya dan miskin tetap lebar, atau bahkan
semakin lebar. Disisi lain, Islam sebagai agama Rahmatan lilalamin, diyakini
memiliki ajaran yang selalu dinamis terhadap tuntutan zaman. Dalam kondisi
yang demikian, beberapa cendikiawan muslim mencoba untuk menafsirkan
kembali ajaran-ajaran Islam yang sejalan dengan kebutuhan zaman. Diantara
gagasan tersebut adalah Zakat Profesi.
Literarur
1 Tauhid Sosial: Formula Menggempur Kesenjangan, Bab 2.
2 Politik Filantropi Islam di Indonesia Bab 3.
Pertemuan ke-6
Wakaf Tunai dan Wakaf Produktif
Tidak diragukan lagi, bahwa pada masa awal Islam wakaf memiliki
peran penting bagi penyebaran agama Islam. wakaf pada saat itu digunakan
untuk menyediakan fasilitas-fasilitas keagamaan dan peralatan militer,
meskipun juga digunakan untuk kegiatan yang bersifat karikatif. Pada
periode berikutnya peran wakaf mengalami perkembangan, sehingga sektor
pendidikan, ekonomi, kesehatan dan kebudayaan tersentuh oleh aktifitas ini.
Di Indonesia sendiri, perkembangan wakaf tidak bisa dilepaskan dari
masuknya Islam ke Nusantara. Dengan kata lain, perkembangan Islam di
Nusantara juga tidak terlepas dari peran aktifitas perwakafan.
Secara umum, model pengelolaan wakaf di Indonesia dapat dibagi
menjadi tiga periode: Pertama periode tradisional, yaitu pengelolaan wakaf
yang digunakan untuk pembangunan fisik yang berkaitan dengan aktifitas
peribadatan, sepeti pembangunan Musholla, Majid, Panti Asuhan, dll.
Kedua periode semi-profesional, yaitu model pengelolaan yang tidak
jauh berbeda dengan periode tradisional, namun pembangunan gedung-
gedung peribadatan tersebut juga dilengkapi dengan gedung yang dapat
digunakan untuk pertemuan, pernikahan, rapat, dll.
Ketiga periode profesional, berbeda dengan kedua periode sebelumnya
yang lebih berbentuk harta tidak bergerak, pada periode ini jenis harta
bergerak juga digunakan untuk wakaf, seperti misalnya uang, saham, dan
surat berharga lainnya. Wakaf yang berbentuk harta bergerak diyakini akan
lebih luas jangkauannya sehingga berpotensi untuk mengingkatkan
kesejahteraan masyarakat. Wakaf harta bergerak ini kemudian lebih dikenal
dengan wakaf uang atau tunai, yang mana perkembangannya di Indonesia
juga tidak terlepas dari peran pemerintah yang dalam hal ini telah
mengeluarkan UU No. 41 Tahun 2004.
Literatur
1 Melayani Ummat, bab 5, halaman 153-188.
Pertemuan ke-9
Ziswaf dan Perkembangan Lembaga Keuangan Islam
(BMT,Bank Syariah)
Literatur
Politik Filantropi Islam, bab 4, halaman 106-142.
Pertemuan ke-10
Filantropi Islam dan Media Sosial
Literatur:
Dibagikan kemudian
Pertemuan ke-11-14
Workshop Perencanaan Pembuatan Lembaga Filantropi Islam
Tujuan dari pembahasan ini adalah agar mahasiswa memahami dan memiliki
keterampilan untuk mengelola lembaga ZIS dan Wakaf, baik dalam hal
manajemen SDM, Fundraising, pembuatan program, serta pendistribusian
dana sosial dari ZIS dan Wakaf.
1 Pembuatan Nama
Nama merupakan sebuah identitas bagi suatu lembaga. Oleh karena
itu nama hendaknya unik dan menarik, mudah diingat serta
mencerminkan dari visi dan misi.
2 Visi dan Misi
Visi adalah pandangan jauh kedepan tentang lembaga, atau dapat
disebut juga sebagai tujuan dari lembaga tersebut dimasa yang akan
datang. Dengan demikian visi lebih bersifat ke dalam (internal), dan
berorientasi ke depan. Sedangkan Misi adalah pernyataan tentang apa
yang akan dilakukan oleh lembaga tersebut untuk mewujudkan misi
yang dibuat.
Contoh: Visi dan Misi Rumah Zakat
Visi
Lembaga Filantropi Internasional Berbasis Pemberdayaan yang
Profesional
Misi
1 Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi internasional
2 Memfasilitasi kemandirian masyarakat
3 Mengoptimalkan seluruh aspek sumber daya melalui keunggulan
insani.
Dari visi misi diatas terlihat bahwa, untuk dapat mewujudkan lembaga
filantropi internasional, maka Rumah Zakat akan berperan aktif dalam
membangun jaringan filantropi ditingkat internasional. Sementara itu,
agar berbasis pemberdayaan dapat terwujud maka Rumah Zakat akan
melakukan program kegiatan yang mengarah pada kemandirian
masyarakat, dalam hal ini tentu Rumah Zakat tidak akan
memprioritaskan program kegiatan yang bersifat konsumtif.
Sedangkan untuk mewujudkan lembaga yang profesional, Rumah
Zakat akan berusaha untuk mengoptimalkan seluruh aspek sumber
daya melalui keunggulan insani, dengan mengoptimalkan sumber daya
insani yang dimiliki tentu akan terwujud profesionalitas dalam
pengelolaannya.
3 Penyusunan Program & Kegiatan
Program merupakan kumpulan dari kegiatan-kegiatan yang tersusun
secara sistematis, terpadu dan terarah untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Setidaknya terdapat tiga jenis program, yaitu:
a Program yang disusun berdasarkan waktu perencanaan.
- Berdasarkan periode kepengurusan
- Berdasarkan jangka waktu tertentu
Misalnya program selama bulan Ramadhan.
4 Kebutuhan SDM
Untuk menjalankan program dan kegiatan tentu memerlukan sumber
daya manusia. Kebutuhan SDM ini disesuaikan dengan program dan
kegiatan, sehingga apa yang direncanakan dapat berjalan efektif dan
efisien.
5 Kerjasama
Untuk menjalankan program kegiatan, suatu lembaga dapat menjalin
kerjasama dengan pihak lain. Hal ini dilakukan apabila lembaga
tersebut tidak memungkinkan untuk mengadakan kegiatan sendiri.
Kerja sama ini juga dapat dilakukan guna mencapai hasil yang lebih
optimal.
6 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan ini setidaknya memuat kapan program kegiatan
tersebut akan mulai dilaksanakan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan, serta kapan program kegiatan tersebut akan berakhir.
8 Perencanaan Fundraising
Fundraising adalah proses dimana suatu lembaga berusaha untuk
mempengaruhi masyarakat umum, baik secara individu maupun
instansi agar bersedia menyalurkan dananya kepada lembaga
tersebut.