Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh

            Pertama- tama kami inginmengucapkan terimakasih kepada Allah Yang Maha Esa,
karena atasberkah dan rahmat-Nya kami dapat membuat makalah ini dengan matakuliahdan
juga tidaklupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada rekan-rekan, baikdari keluarga
maupun dari teman-teman yang selama ini membantu kami.

            Dalam makalah ini kami selakupenulis ingin memaparkan atau menjelaskan tentang
“BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH” yang sekiranyadapatm emberi sedikitilmu
pengetahuan tentang Pemikiran ekonomi islam yang sesuai syariah islam.

            Olehkarenaitukami mengambil tema ini denganharapan makalahini dapat digunakan


dan bermanfaa tbagisemua orang. kami pun menerima kritik ataupun saran dari Saudara/I
yang mungkindapatm embantu kami memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru, 13 April 2015


Penyusun

HERMAN FAHRIZAL

)1 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakangMasalah

1.2. PerumusanMasalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Profil BMT Marwah


B. LambangBMT Marwah
C. Pendahuluan
D. Pengertian BMT
E. Tujuan kerjasama
F. Bentuk kerjasama
G. Prosedur pembentukan
H. Tugas Pokok mitra
I. Hak dan kewajiban

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………….........12

DaftarPustaka……………………………………………………………...13

)2 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


BAB I

BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH

KANTOR PUSAT : JL. RAYA PEKANBARU – BANGKINANG KM. 34 PASAR


DANAU BINGKUANG KAB. KAMPAR

Telephone : (0761) 565059 Fax. : (0761) 565059

Arti dan Filosofi

1. Segi Delapan : menyiratkan asma Allah dibalik setiap kegiatan BMT serta menjadikan
Allah sebagai tujuan utama

2. Tulisan marwah dengan tulisan arab melayu : menunjukkan marwah, kewibawaan ,


profesionalitas dan kreadibilitas BMT sebagai Lembaga Dakwah dan Lembaga Keuangan
Islam

3. Warna merah : memberikan rasa cinta untuk mencintai umat, memberi energi, kuasa,dan
kekuatan untuk berbuat untuk ummat.

4. Warna hijau : melambangkan kesuburan alam, ekonomi dan keimanan sehingga


memberikan ketenangan dalam bermuamalah.

)3 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


DASAR HUKUM

BMT MARWAH

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian

Keputusan Menteri Koperasi dan UKM no 91 tahun 2004 tentang petunjuk pelaksanaan
kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah

VISI:

Menjadi LKMS yang kokoh, peduli dan terpercaya menuju kesejahteraan bersama dunia dan
akhirat.

MISI:

 Menerapkan system Syariah secara konsisten dan menyeluruh


 Mewujudkan kualitas asset yang sehat, SDM yang Cakap dan system oprasional yang
handal
 Mewujudkan kepedulian kepada seluruh masyarakat ekonomi lemah dengan program
pemberdayaan dan pendampingan.

SUSUNAN PENGURUS
BMT MARWAH
DEWAN PENGAWAS
Ketua:Yusrialis, SE. M.Si
Anggota : Drs. H. M. Amin
Anggota :Syarbani
DEWAN PENGAWAS

Ketua:Yusrialis, SE. M.Si


Anggota : Drs. H. M. Amin
Anggota :Syarbani

DewanPengurus

KETUA: M. WaliFahimi, S.Ag


SEKRETARIS: Nur Akbar, A.Md
BENDAHARA: Shapyani, A.Md
)4 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH
BAB II

SEJARAH BERDIRINYA BMT MARWAH

BMT marwah didirikan pada 05 November 2006 dengan nama awal yakni BMT
Syariah Tambang yang didirikan di desa Tambang sebagai langkah awal untuk mewujudkan
ekonomi syariah yang madani.

mengingat sistem undang-undang Negara Indonesia tidak memberi tempat kepada


lembaga dengan nama BMT, maka BMT dititipkan dibawah payung koperasi, padahal sistem
pengelolaan BMT jauh lebih kompleks dibanding koperasi bahkan dibandingkan Bank atau
Lembaga keuangan lainnya.

Setelah berjalan lancar selama 6 tahun, tepatnya pada tahun 2012 BMT Syariah
Tambang membuka cabang di desa Bina Baru kecamatan Kampar kiri tengah dan secara
resmi mengganti nama menjadi BMT Bina Umat Mandiri. Penggantian Nama tersebut
didasari ruang lingkup oprasional BMT yang semakin luas juga sebagai semangat baru untuk
terus membina umat menjadi lebih mandiri.

Namun pada tahun 2012 setelah BMT Bina Umat Mandiri aktif menjadi anggota
perhimpunan BMT Indonesia terdapat 3 (tiga) BMT yang memiliki kesamaan nama di
Indonesia, sehingga melalui musyawarah Rapat Anggota Tahunan (RAT) maka nama BMT
kembali dirubah dengan nama BMT Marwah.

BMT Marwah merupakan Lembaga Keuangan yang menjalankan kegiatannya


berdasarkan prinsip Syariah Islam dengan menghimpun dana (Harta) dari masyarakat
(tabungan, deposito, penyertaan modal, penyaluran Zakat, Infak, Shodaqoh dan Wakaf) dan
kemudian akan menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan pola
Musyarokah (kerjasama/bagi hasil) atau Murobahah (Jual beli) kemudian Qordul Hasan
(pinjaman kebajikan) yang tujuan utama dari penyalurannya merupakan memajukan ekonomi
masyarakat dan diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

)5 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Perkembangan BMT (Baitul Maal Wat tamwil) dari waktu ke waktu menunjukkan
tren yang positif. Saat ini jumlah BMT di Indonesia ada sekitar 3.307. Jumlah tersebut akan
terus bertambah seiring dengan bertambahnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan
terhadap BMT.

Ada dua bagian dari BMT yang keduanya memiliki fungsi dan pengertian yang berbeda.
Pertama, baitul maal merupakan lembaga penerima zakat, infak, sadaqoh dan sekaligus
menjalankannya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Kedua Baitut Tamwil yang
merupakan lembaga keuangan yang berorientasi bisnis dengan mengembangkan usaha-usaha
produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat
terutama masyarakat dengan usaha skala kecil.

sekolah, madrasah dan masjid merupakan tempat berpotensi tinggi untuk


mengembangkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh di sekitarnya, masjid, sekolah dan madrasah ini
akan sangat membantu pembiayaan terhadap kaum dhuafa yang tidak mampu meminjam
dengan sistem bagi hasil. Adanya kerjasama ini juga akan semakin memperkuat citra sekolah
dan masjid sebagai penolong masyarakat bawah.

BMT Marwah sebagai Lembaga Baitul Maal ingin menghidupkan dan


mengembangkan Zakat, Infaq Shodaqoh di setiap masjid dan sekolah melalui program MPIT
(Mitra Pengelola Infaq dan Tabungan). Bersama dengan siswa, santri dan jamaah masjid
BMT Marwah akan bersinergi dengan masyarakat membentuk MPIT untuk menghimpun dan
menyalurkan dana Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) demi memaksimalkan potensi zakat yang ada.

Pengertian BMT

Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul mal dan baitut
tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana
yang non profit, seperti zakat, infak dan shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan dan penyaluran dana komersial (Prof. H A. Djazuli:2002).

)6 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Sejarah BMT

Di Indonesia sendiri setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul


peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasinalisasi BMI kurang
menjangkau usaha masyakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan
bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk
mengatasi hambatan operasioanal daerah.

Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba


berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini
bukan hanya dipengaruhi oleh aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya
ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu peran BMT agar mampu lebih aktif dalam memperbaiki
kondisi tersebut.

Propinsi Lampung BMT mulai ada dengan dirintisnya Pusat Inkubasi Bisnis Usaha
Kecil (PINBUK), maka pada Tahun 1996 Lahirlah BMT Swadaya dengan berdiri 30 BMT.
Sedang pada tahun 1998 dengan bantuan Pemerintah propinsi ketika itu membantu berdirinya
17 BMT, berkembang kembali pada tahun 1999 dengan melahirkan 60 BMT serta diberi
modal lima ratus ribu per BMT. Di tahun yang sama muncul 75 BMT dengan pemberian
modal sebesar satu koma lima juta rupiah tiap BMT. Pada Tahun selanjutnya Pemerintah juga
memberi bantuan modal terhadap 60 BMT yang baru berdiri dengan kisaran modal yang
sama. Pada tahun 2002 lahir lagi 60 BMT di Propinsi Lampung dengan pemberian modal
awal dua juta rupiah tiap BMT. Dengan berjalannya waktu lahirlah BMT-BMT baru dan
berkembang dengan baik seperti BMT As Syifa di Metro, BMT Mentari di Kota Gajah, BMT
Pringsewu, BMT Bagas di Lampung Timur, dan BMT Fajar di Metro.

Sedangkan di Kota Metro sendiri sejarah berdirinya BMT di mulai dengan berdirinya
BMT Al Ihsan pada bulan Oktober 1994, Lalu berdiri BMT Bina Rahmat oleh Bapak
Yulianto pada tahun 1995. Di tahun yang sama berdiri BMT Fajar. Lalu pada Desember 1998
berdiri BMT diantaranya adalah BMT At Taufik, BMT Al Hikmah, BMT Al Mukhsin yang
mendapat modal melalui dana bergilir. Pada tahun 2000 berdiri BMT diantaranya Al
Muttaqin, BMT Westra.

Peran Lembaga Keuangan syariah non Bank

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan efisien, maka setiap tipe dan lapisan
masyarakat harus terwadahi, namun perbankan belum bisa menyentuh semua lapisan
masyarakat, sehingga masih terdapat kelompok masyarakat yang tidak terfasilitasi yakni:

1. Masyarakat yang secara legal dan administrative tidak memenuhi kriteria perbankan.
Prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh bank menyebabkan sebagian masyarakat tidak
mampu terlayani. Mereka yang bermodal kecil dan penghindar resiko tersebut, jumlahnya
cukup signifikan dalam Negara-negara muslim seperti Indonesia, yang sebenarnya secara
agregat memegang dana yang cukup besar.

)7 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


2. Masyarakat yang bermodal kecil namun memiliki keberanian dalam mengambil resiko
usaha. Biasanya kelompok masyarakat ini akan memilih reksa dana atau mutual fund sebagai
jalan investasinya.

3. Masyarakat yang memiliki modal besar dan keberanian dalam mengambil resiko usaha.
Biasanya kelompok ini akan memilih pasar modal atau investasi langsung sebagai media
investasinya.

4. Masyarakat yang menginginkan jasa keuangan non-investasi, misalnya pertanggungan


terhadap resiko kekurangan likuiditas dalam kasus darurat, kebutuhan dana konsumtif jangka
pendek, tabungan hari tua, dan sebagainya. Kesemua produk tersebut tidaklah ditawarkan
oleh perbankan (karena regulasi perbankan yang juga membatasinya). Sebagai alternatifnya,
kelompok masyarakat tersebut akan menggunakan jasa asuransi, pegadaian dan dana pension
sebagai pilihan investasinya.

Beberapa Fungsi BMT

1. Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat
ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih)
dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

2. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang
mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.

3. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan
kepada para pegawainya.

4. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai risiko keuntungan


dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.

Teori Dana BMT

1. Pengertian Dana BMT

Dana BMT atau Financeable Fund adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu
BMT dalam kegiatan operasionalnya. Dana BMT ini terdiri dari :

1. Dana Pihak Pertama

Yaitu dana yang berasal dari pemilik berupa modal dan hasil usaha BMT.

2. Dana Pihak Kedua

Yaitu dana yang berasal dari instrumen pasar uang dan instrumen pasar modal.

)8 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


3. Dana Pihak Ketiga

Yaitu dana yang berasal dari penghimpunan dana BMT berupa giro (nasabah), tabungan,
deposito berjangka, sertifikat deposito berjangka, kewajiban segera lainnya.

2. Fungsi Dana BMT

Dana BMT memiliki fungsi yakni:

1. Sebagai sumber dana biaya operasional BMT

2. Sumber dana untuk investasi primer dan sekunder BMT

3. Sebagai penyangga (cushion) dan penyerap kerugian BMT bersangkutan

4. Sebagai tolok ukur besar kecilnya suatu BMT

5. Untuk menarik masyarakat yang kelebihan dana agar menabungkan uangnya di BMT
bersangkutan

6. Untuk memperbesar solidaritas masyarakat terhadap BMT bersangkutan

7. Untuk memperbesar daya saing BMT bersangkutan

8. Untuk mempermudah penarikan dan peningkatan sumber daya manusia

9. Untuk memperbanyak pembukaan kantor cabang

10. Sebagai tool of management bagi manajer BMT

Produk Penghimpunan Dana

Pada sistem operasional BMT syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di BMT
tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi
hasil. Produk penghimpunan dana lembaga keuangan syariah adalah (Himpunan Fatwa DSN-
MUI, 2003):

1. Giro Wadiah

Giro Wadiah adalah produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja. Dana nasabah
dititipkan di BMT dan boleh dikelola. Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak
mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh BMT. Besarnya bonus tidak
ditetapkan di muka tetapi benar-benar merupakan kebijaksanaan BMT. Sungguhpun
demikian nominalnya diupayakan sedemikian rupa untuk senantiasa kompetitif (Fatwa DSN-
MUI No. 01/DSN-MUI/IV/2000).

)9 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


2. Tabungan Mudharabah

Dana yang disimpan nasabah akan dikelola BMT, untuk memperoleh keuntungan.
Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan nasabah. Nasabah
bertindak sebagai shahibul mal dan lembaga keuangan syariah bertindak sebagai mudharib
(Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000).

3. Deposito Mudharabah

BMT bebas melakukan berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan syariah dan
mengembangkannya. BMT bebas mengeola dana (Mudharabah Mutaqah). BMT berfungsi
sebagai mudharib sedangkan nasabah juga shahibul maal. Ada juga dana nasabah yang
dititipkan untuk usaha tertentu. Nasabah memberi batasan penggunn dana untuk jenis dan
tempat tertentu. Jenis ini disebut Mudharabah Muqayyadah.

J. Produk Pembiayaan

Dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan, BMT syariah menempuh mekanisme bagi


hasil sebagai pemenuhan kebutuhan permodalan (equity financing) dan investasi berdasarkan
imbalan melalui mekanisme jual-beli (bai’) sebagai pemenuhan kebutuhan pembiayaan (debt
financing) (Zainul arifin ,1999)

1. Equity Financing

Ada dua macam dalam kategori ini, yaitu :

a) Pembiayaan Musyarakah (Join Venture Profit Sharing)

Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan
kesepakatan (Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 50).

Dari pengertian di atas, dapat dilihat ciri-ciri dari perjanjian/akad musyarakah, yaitu
kontribusi dana berasal dari dua pihak (BMT dan nasabah) dan bagi hasil berdasarkan
kontribusi modal. Dalam musyarakah, kepemilikan dua orang atau lebih terbagi dalam
sebuah aset nyata. Dalam hal pengelolaan usaha, pihak BMT diikutsertakan atau dilibatkan
dalam proses manajemen.

Aplikasi BMT untuk akad musyarakah adalah (M. Syafi’i Antonio, 1999:197):

1. Pembiayaan Proyek. Nasabah dan BMT sama-sama menyediakan dana untuk membiayai
proyek. Setelah proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil
yang telah disepakati bersama.

)10 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


2. Modal Ventura. Pada BMT-BMT yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan
perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal
dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu BMT melakukan divestasi, baik secara
singkat maupun bertahap.

b) Pembiayaan Mudharabah (Trustee Profit Sharing)

Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola dan keuntungan usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak (Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 40). Di dalam mudharabah hubungan kontrak
bukan antara pemberi modal, melainkan antara penyedia dana (shahibul maal) dengan
enterpreneur (mudharib)( Zainul Arifin, 1999 ).

Dari kedua pengertian diatas dapat dilihat bahwa BMT menanggung seluruh modal
sedangkan nasabah hanya memiliki modal keahlian (tetapi tidak mempunyai dana).
Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan sedangkan kerugian seluruhnya ditanggung
oleh pemilik modal (BMT) selam bukan akibat kelalaian si pengelola.

Aplikasi dalam BMT untuk mudharabah dari sisi pembiayaan adalah:

1. Pembiayaan Modal Kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.

2. Investasi khusus (mudharabah muqayyadah), dimana sumber dana khusus dengan


penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang tetapkan oleh shahibul mal.

2. Debt Financing

Debt Financing dilakukan dengan teknik jual-beli. Pengertian bai’ meliputi berbagai kontrak
pertukaran barang dan jasa dalam jumlah tetentu atas barang dan jasa bersangkutan (Zainul
arifin, 1999 ).

Penyerahan jumlah barang atau jasa dapat dilakukan dengan segera (cash) atau dengan
tangguh (deferred).

Bentuk dari Debt Financing adalah sebagi berikut :

a) Murabahah

BMT membeli barang kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga jual
senilai harga beli plus keuntungannya. BMT harus member tahu secara jujur harga pokok
barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Nasabah membayar harga barang yang
telah disepakati dalam jangka waktu tertentu (Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000).

Dalam hal ini BMT bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli.
Dalam murabahah penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan
suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

)11 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Sistem ini diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang
investasi, baik domestik maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Skema ini
paling banyak digunakan karena sederhana dan tidak terlalu asing bagi yang sudah biasa
bertransaksi dengan dunia BMT pada umumnya.

b) Bai’ as-salam

Bai’ as-salam jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih
dahulu dengan syarat-syarat tertentu. Pembayaran hrus dilakukan pada saat kontrak
disepakati. Waktu penyerahan barang ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan kualitas
dan jumlah yang telah disepakati pula (Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 30).

Dalam aplikasi BMT, transaksi ini biasanya dipergunakan untuk pembiayaan


pertanian jangka pendek seperti padi, jagung, dan cabai serta untuk pembiayaan barang
industri seperti produk garmen (pakaian jadi).

c) Bai’ al-istishna’

Bai’ al-istishna merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli,
mustashni’) dan penjual (pembuat, shani)(Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 36).

Transaksi Bai’ al-istishna biasanya dipakai untuk pembiayaan konstruksi dan barang-
barang manufaktur jangka pendek. Kontrak Bai’ al-istishna walaupun kelihatan sama dengan
bai’ as-salam tetapi berbeda.

e) Al Ijarah

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa dalam waktu tertentu
melalui pembayaran upah atau sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri (Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 58).

Dalam transaksi ijarah , BMT menyewakan suatu aset yang sebelumnya telah dibeli
oleh BMT kepada nasabahnya untuk jangka waktu tertentu dengan jumlah sewa yang telah
disetujui di muka.

Aplikasi dalam BMT untuk sistem ini adalah Leasing, baik dalam bentuk operating
lease maupun financial finance.

Pemberian suatu fasilitas Pembiayaan mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian


Pembiayaan tersebut tidak akan terlepas dari misi BMT tersebut didirikan. Adapun tujuan
utama pemberian suatu Pembiayaan antara lain :

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk meperoleh hasil dari pemberian Pembiayaan tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh BMT sebagai balas jasa dan biaya
administrasi Pembiayaan yang dibeBMTan kepada nasabah.

)12 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


2. Membantu usaha nasabah

Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi
maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak pembiayaan yang disalurkan oleh pihak BMT, maka
semakin baik, mengingat semakin banyak Pembiayaan berarti adanya peningkatan
pembangunan di berbagai sektor. Disamping tujuan di atas, suatu fasilitas Pembiayaan
memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Untuk meningkatkan daya guna uang.

Dengan adanya Pembiayaan dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika
hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.

b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini uang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga, suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh
Pembiayaan maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

c. Untuk meningkatkan daya guna barang.

Pembiayaan yang diberikan oleh BMT akan dapat digunakan oleh debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang berguna atau bermanfaat.

d. Meningkatkan peredaran barang.

Pembiayaan dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah
ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lain
bertambah atau Pembiayaan dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Sebagai alat stabilitas ekonomi.

Dengan memberikan Pembiayaan dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena


dengan adanya Pembiayaan yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan
oleh masyarakat.

f. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.

Bagi penerima Pembiayaan tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,


apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.

g. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

Semakin banyak Pembiayaan yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.

)13 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


h. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan


antara si penerima pembiayaan dengan si pemberi Pembiayaan.

K. Produk Jasa

Di samping produk pembiayaan, BMT syariah juga mempunyai produk-produk jasa


atau pelayanan. Produk ini juga merupakan penerapan dari akad-akad syariah. Produk jasa
yang lazim diterapkan BMT syariah diantaranya adalah (Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003) :

a) Wakalah

Wakalah berarti pelimpahan kekuasan dari satu pihak ke pihak lain dalam hal-hal
yang boleh diwakilkan (Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 66). Prinsip perwakilan
diterapkan dalam BMT syariah dimana BMT bertindak sebagai wakil dan nasabah sebagai
pemberi wakil (muwakil).(M. Syafi’i Antonio, 1999:252).

Prinsip ini diterapkan untuk pengiriman uang atau transfer, penagihan


(collection/inkasso), dan letter of credit (L/C). Sebagai imbalan, BMT mengenakan fee atau
biaya atas jasanya terhadap nasabah.

b) Kafalah

Kafalah berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan


berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin (M. Syafi’i Antonio, 1999:231).

Dalam pengertian lain, kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

Prinsip penjaminan yang diterapkan oleh BMT syariah di mana BMT bertindak
sebagai penjamin sedangkan nasabah sebagai pihak yang dijamin. Seperti halnya dalam
wakalah, untuk jasa al kafalah BMT syariah pun mendapat bayaran dari nasabahnya.

c) Hawalah

Hawalah adalah pengalihan hutang dari orang yang berhutang kepada orang lain yang
wajib menanggungnya(M. Syafi’i Antonio, 1999:201).

Prinsip ini diterapkan oleh BMT syariah di mana BMT bertindak sebagai penerima
pengalihan piutang dan nasabah bertindak sebagai pengalih piutang. Untuk jasa ini BMT
syariah mendapatkan upah pengalihan dari nasabah.

Aplikasi dalam BMT untuk jasa ini adalah factoring atau anjak piutang, post-date
check, bill discounting.

d) Rahn

)14 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Rahn adalah menahan harta milik si peminjam sebagi jaminan atas pinjama yang
diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis (M. Syafi’i Antonio,
1999:213 ).

Dalam jasa ini pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah
semacam jaminan hutang atau gadai.

e) Qardh

Qardh adalah pinjamam yang diberikan kepada nasabah yang memerlukan. Nasabah
wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama
(Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003 : 111).

Penerapannya produk ini adalah :

1. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya
yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut
akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamkannya itu

2. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat sedangkan ia tidak bisa menarik
dananya karena, misalnya tersimpan dalam bentuk deposito.

3. Sebagai produk untuk menyumbang usaha sangat kecil atau membantu sektor sosial. Guna
pemenuhan skema khusus ini telah dikenal suatu produk khusus yaitu qardhu hasan.

f) Sharf

Sharf adalah transaksi pertukaran antara emas dan perak atau pertukaran valuta asing,
dimana mata uang asing dipertukarkan dengan mata uang domestik atau dengan mata uang
asing lainnya.

Teori Non-Performing Finance

1. Pengertian Non-Performing Finance

Non-Performing Finance atau Pembiayaan macet secara umum adalah Pembiayaan


yang tidak lancar atau Pembiayaan dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang
diperjanjikan, misalnya persyaratan mengenai pengembalian pokok pinjaman, peningkatan
margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan dan sebagainya. Dalam pengertian
khusus atau menurut BMT, BMT yang konservatif melihat Pembiayaan atau pinjamanan
yang diberikannya sebagai aset yang berisiko (risk asset) dan karenanya BMT harus
mengelola risiko yang melekat pada proses pemberian pinjaman. BMT semacam ini
mengganggap bahwa laporan keuangan yang seharusnya dihasilkan oleh debitur untuk
disampaikan kepada BMTnya, sebagai salah satu pengelola berisiko. Sarana untuk risk
management ini tidak ada, maka Pembiayaannya menjadi bermasalah.

)15 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Pendirian BMT

Syarat-syarat Pengesahan Akte Pendirian BMT :

Pengajuan permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah wajib
melampirkan :

Berita acara rapat pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah, disertai dengan daftar
hadir, dan bukti fotocopy KTP seluruh anggota.
Surat bukti penyetoran modal pada awal pendirian Koperasi jasa Keuangan Syariah primer
sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah), dan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah Sekunder sekurang-kurangnya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Setoran sebagaimana dmaksud pada huruf b dilakukan dalam bentuk deposito pada bank
syariah yang disetorkan atas nama Menteri cq Ketua Koperasi yang bersangkutan yang dapat
dicairkan sebagai modal awal Koperasi Jasa Keuangan Syariah atas dasar persetujuan
pencairan oleh Menteri atau pejabat, yang dilaksanakan bersamaan dengan pengesahan dan
atau perubahan anggaran dasar koperasi;
Rencana kerja sekukrang-kurangnya 1 (satu) tahun, yang menjelaskan antara lain :
Rencana penghimpunan dana dan pengalokasian pembiayaannya beserta jenis akad yang
melandasinya;
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memuat peraturan dan prosedur transaksi
sumber dana dan pembiayaan lengkap dengan teknis penerapan akad Syariah dan perhitungan
bagi hasil/marjin masing-masing prosuk simpanan maupun pembiayaan, dan telah dimintakan
fatwa atau rekomendasi dari Dewan Syariah yang bersangkutan;
Rencana penghimpunana modal sendiri berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, modal
penyertaan, hibah maupun cadangan;
Rencana modal pebiayaan yang diterima, yang dilengkapi dengan penjelasan status akad dan
manfaat serta keuntungan untuk pemilik dana dan koperasi;
Rencana pendapatan dan beban, harus dijelaskan sesuai dengan Pola Syariah dan tidak
bertentangan dengan fatwa dari Dewan Syariah yang bersangkutan;
Rencana dibidang organisasi yang meliputi rencana struktur organisasi, uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang, jumlah karyawan, serta rencana pembentukan dewan
syariah, bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah yang telah
mampu mengangkat ahli atau dewan syariah.

Nama dan riwayat hidup calon pengelola dangan melampirkan :


Surat Keterangan Pengalaman pernah mengikuti pelatihan dan atau magang/kerja di
Lembaga Keuangan Syariah;
Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari pihak yang berwajib yang menyatakan
bahwa yang bersangkutan tidak pernah melakukan tindak pidana;
Surat Pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga dengan pengurus sampai
dengan derajat kesatu.

)16 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Keterangan pokok-pokok administrasi dan opembukuan yang didesain sesuai
karakteristik lembaga keuangan syariah, meliputi :
Blanko permohonan menjadi anggota;
Blanko permohonan pengunduran diri sebagai anggota;
Buku daftar anggota;
Buku daftar simpanan pokok dan simpanan wajib anggota;
Blanko Tabungan dan atau Simpanan Berjangka;
Blanko administrasi Pembiayaan/Tagihan (Piutang) yang diberikan;
Blanko administrasi hutang yang diterima;
Blanko administrasi modal sendiri;
formulir akad Pembiayaan dan Piutang Jual Beli.
Daftar Sarana Kerja yang memuat catatan daftar :
Kantor, meja dan kursi;
Komputer dan alat hitung;
Tempat menyimpan uang atau brankas;
Tempat menyimpan buku administrasi dan pembukuan.

Pengesahan atas permohonan pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah diatur sesuai
dengan lokasi dan jangkauan keanggotaan koperasi yang bersangkutan, dengan ketentuan :

Permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer dan
Sekunder yang anggotanya berdomisili di dua atau lebih propinsi, diajukan kepada Menteri
c.q Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, setelah terlebih
dahulu mendapatkan rekomendasi Pejabat pada tingkat kabupaten/kota tempat domisili
koperasi yang bersangkutan dan selanjutnya Menteri mengeluarkan surat keputusan
pengesahan akta pendiriannya;
permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah, baik Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Primer maupun Sekunder yang anggotanya berdomisili di beberapa
kabupaten dan atau kota dalam satu propinsi, diajukan kepada instansi yang membidangi
koperasi tingkat propinsi yang membawahi bidang koperasi, dengan terlebih dahulu
mendapatkan rekomendasi dari Pejabat yang membawahi bidang koperasi pada kabupaten
dan atau kota tempat domisili koperasi yang bersangkutan. Selanjutnya Pejabat tingkat
propinsi mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta pendiriannya;
permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer dan
Sekunder yang anggotanya berdomisili dalam satu wilayah kabupaten dan atau kota diajukan
kepada Instansi yang membawahi bidang koperasi pada kabupaten dan atau kota setempat
dan selanjutnya Pejabat setempat mengeluarkan surat keputusan pengesahan akta
pendiriannya;
jawaban terhadap permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi Jasa Keuangan Syariah
dikeluarkan paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak diterimanya
permohonan pengesahan secara lengkap oleh Pejabat;
bagi instansi yang memberikan pengesahan akta pendirian diharuskan membuat catatan dan
atau data registrasi koperasi di wilayah masing-masing;
pejabat mencatat pengesahan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b,dan c ke dalam Buku
Daftar Umum Koperasi;
tembusan surat keputusan pengesahan akta pendirian yang dikeluarkan oleh instansi tingkat
Kabupaten/Kota dan tingkat Propinsi/DI yang membawahi koperasi, dikirimkan kepada
Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk diumumkan
dalam Berita Negara RI;

)17 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


pengesahan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b, dan c berlaku sebagai ijin usaha dan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang bersangkutan dapat melakukan kegiatan usaha
pembiayaan.

Peranan BMT di Indonesia

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat
yang tak terhitung. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasul akhirMu,
Muhammad SAW, serta kepada keluarga beliau, sahabat, dan orang yang berjalan dalam
ajaran beliau.

Resensi buku ini saya buat untuk menunaikan tugas mata kuliah kewarganegaraan.
Dan alasan saya memilih buku ini ( Tata cara pendirian BMT, red ) karena saya begitu
tertarik terhadap BMT sebagai fungsinya yang unik, yaitu sebagai tempat menyimpan harta
dan menyalurkannya untuk usaha mikro. Fungsi unik ini sebenarnya juga mirip dengan
fungsi dari bank konvensional yang telah terlebih dahulu berkembang di Indonesia. Namun
terdapat perbedaan yang mencolok dari kedua lembaga keungan tersebut. Bank konvensional
adalah tempat untuk menabung dan menyalurkan harta yang didapat dari masyarakat kepada
pengusaha – pengusaha yang relative besar ( nilai peminjaman lebih dari Rp. 5.000.000,- ),
dan juga menetapkan dengan bunga sebagai ‘imbalan’ untuk peminjaman tersebut tanpa
mempedulikan pengusaha tersebut mendapatkan laba atau rugi dari usahanya.

Sedangkan BMT, menghimpun harta dari anggotanya dan menyalurkan kepada para
anggot atau kepada pengusaha – pengusaha yang relative lebih kecil ( nilai peminjaman Rp.
100.000 – Rp. 5.000.000,- ) dan mendapatkan penghasilan dari pengusaha atau peminjam
dengan cara bagi hasil yang sesuai dengan ketentuan syariat islam.

Dengan pengertian diatas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa BMT
adalah solusi yang sangat tepat untuk mengatasi permasalahan keuangan yang dialami oleh
kebanyakan pengusaha – pengusaha kecil di Indonesia. Adanya BMT adalah angin segar
yang datang kepada para pengusaha mikro untuk mendapatkan modal dengan mudah dan
lunak. Selain itu, adanya BMT bisa digunakan sebagai benteng yang kokoh untuk
perekonomian Indonesia. Mengingat hampir 98% dari perusahaan di Indonesia adalah
perusahaan menengah atau mikro.

Tapi bukan mudah untuk mengembangbiakkan BMT di Indonesia. Masyarakat


kebanyakan malah menyanksikan kredibelitas BMT sebagai lembaga pendanaan yang
kompeten di bidang ini. Selain itu, jumlah BMT yang masih bisa dihitung dengan jari
semakin membuat BMT seperti jarum di tumpukan jerami lembaga pendanaan yang berbasis
bunga. Padahal dalam agama Islam sudah jelas bahwa riba adalah haram hukumnya.
Sedangkan bunga adalah bentuk lain dari riba, yaitu riba jahiliyah.

)18 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Dengan cita – cita untuk memudahkan masyarakat dalam mencari informasi yang
akurat tentang BMT, sejarah pendirian BMT, bagaimana mendirikannya dan bagaimana
bentuk pendanaannya, maka dibuatlah buku ini sebagai resensi yang bisa digunakan oleh para
mujahid ekonomi islam di masyarakat. Buku yang cukup baik menurut dihadapi oleh saya
dalam hal isi, dan langkah – langkah yang konkrit dalam pembentukan BMT.

Tentu dengan adanya buku ini bukan lantas membuat mudah perjuangan untuk
membumikan Ekonomi Islam. Jika kita hubungkan BMT dengan Ekonomi Islam, maka
sebenarnya BMT adalah produk dari system Ekonomi Islam itu sendiri. Dari fakta ini,
membuktikan bahwa system ekonomi Islam mempunyai banyak solusi untuk perbaikan
ekonomi dalam suatu Negara.

Jadi keismpulannya, BMT adalah solusi yang sangat tepat untuk menghadapi masalah
pendanaan yang sering dihadapi oleh Pengusaha UMKM di Indonesia. Dan dengan diatasinya
pendanaan yang dialami oleh UMKM maka ekonomi Indonesia akan tahan terhadap ancaman
krisis ekonomi dunia. Mengingat. 98% dari perusahaan yang ada di Indonesia adalah
UMKM.

Tujuan

Tujuan dari proposal penawaran MPIT ini antara lain :

Mengajak Sekolah, Madrasah dan Masjid untuk menjalin kemitraan sebagai MPIT BMT
Marwah

Menghidupkan minat berinfaq dan menabung yang saat ini belum banyak digarap
potensinya

Menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai zakat ke masyarakat yang lebih luas

Pembentukan MPIT Sekolah dan Masjid

Dasar Pembentukan

Sekolah, Madrasah dan Masjid selain menjalankan kegiatan seperti biasanya, dapat
menjalankan kegiatan kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq, sodaqoh, dan
wakaf. Sebagai bentuk pembelajaran bagi siswa dan masyarakat umum.

)19 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Prinsip Pembentukan

Sinergisitas

Kemitraan yang dibangun berdasarkan kesamaan kepentingan dalam mengangkat ekonomi


umat yang harus dikerjakan bersama-sama baik di tingkat pusat maupun daerah. Diharapkan
memberikan efek penguatan kepada kedua belah pihak maupun kepada kemitraan ini, baik
dari segi pencitraan, sisi fundraising, dan program penyalurannya.

Kepercayaan

Kemitraan MPIT dengan BMT Marwah dibangun dari fondasi kepercayaan sehingga
hubungan kemitraan dapat berjalan dengan baik dan langgeng. Oleh karena itu, kemitraan
MPIT akan dikawal dengan profesionalisme sehingga dapat dibangun mekanisme kerjasama.

 Transparansi

Penguatan akan lebih efektif jika dikembangkan dengan transparansi/keterbukaan karena


transparansi menjadi awal dari proses akuntabilitas MPIT Saling menguntungkan

 Optimalisasi pelayanan

Pelayanan yang diberikan oleh BMT Marwah kepada mustahiq maupun muzakki ke
depannya akan lebih optimal dengan adanya kerjasama BMT dengan sekolah, masyarakat
dan masjid

 Persyaratan Pembentukan

• memiliki Visi yang sama yakni mengoptimalkan manfaat Zakat, Infaq, Shodaqoh dan
tabungan guna optimalisasi ekonomi dan pendidikan masyarakat.

• Sekolah, Madrasah dan Masjid mengembalikan kembali formulir kesediaan menjadi


mitra.

• Menyiapkan tenaga pengelola MPIT yang di SK kan oleh Masjid, Sekolah dan
Madrasah.

)20 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


 

 Penetapan Pembentukan

Setelah persyaratan tersebut di atas dilengkapi, maka selanjutnya akan dilakukan beberapa
proses penetapan MPIT oleh BMT Marwah sebagai berikut :

1. BMTMarwah menindaklanjuti formulir kebersediaan menjadi mitra tersebut dengan


melakukan evaluasi dan pembahasan lingkungan yang dapat dilakukan baik
berdasarkan data maupun kunjungan untuk melakukan pengamatan di lapangan.

1. Berdasarkan hasil evaluasi, apabila MPIT sesuai dengan kriteria maka BMT Marwah
akan memberikan surat pengukuhan pembentukan MPIT.

2. Untuk mengatur teknis operasional, dilakukan Workshop dan penandatanganan


perjanjian kerjasama operasional antara BMT Marwah dan MPIT.

 Tugas dan Tanggung Jawab MPIT dan BMT Marwah

o Tugas dan Tanggung Jawab BMT Marwah

 Mengesahkan MPIT

 Menjaga dan melestarikan keberlangsungan MPIT

 Membantu mensosialisasikan masyarakat untuk menunaikan zakat, infaq, sedekah,


dan tabungan

 Menyetujui atau menolak program-program pendayagunaan yang diusulkan MPIT

 Menyelenggarakan pelatihan pengelolaan ZIS

 Menerima laporan pelaksanaan MPIT

 Melakukan audit pelaksanaan MPIT

o Tugas dan Tanggung Jawab MPIT

 Bertanggung jawab akan keberlangsungan MPIT Mensosialisasikan, menghimpun,


dan mengajak masyarakat untuk menunaikan zakat, infaq, sedekah, dan tabungan

)21 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


 Menyusun program pendayagunaan yang kemudian diusulkan kepada BMT Marwah
untuk mendapatkan persetujuan

 Mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh BMT Marwah dalam rangka peningkatan
kemampuan MPIT

 Melakukan penghimpunan dan penyaluran dana ZIS

 Memberikan laporan penghimpunan dan pendayagunaan secara menyeluruh kepada


BMT Marwah

 Hak dan kewajiban BMT Marwah dan MPIT

Hak dan kewajiban MPIT

 Mengajukan formulir kerjasama pendirian MPITkepada BMT Marwah secara


tertulis

 Menyepakati dan menandatangani kerjasama pendirian MPIT dengan BMT Marwah

 Menentukan dan mengangkat petugas MPIT dan membentuk struktur organisasi


MPIT

 Menyediakan tempat, perlengkapan, dan peralatan kantor untuk operasional MPIT

 Menerima hak amil atas dana zakat yang dihimpun yang dipergunakan untuk gaji
petugas MPIT, cetak tools marketing, dan biaya operasional

 Hak dan kewajiban BMT Marwah

 Memberikan dan mensosialisasikan konsep MPIT

 Melakukan verifikasi berkas pengajuan kerjasama MPIT

Menunjuk, mengangkat, dan memberhentikan petugas MPIT dengan terlebih dahulu


memberikan surat pemberitahuan

)22 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


 Memberikan pendidikan, pelatihan, dan pembinaan petugas MPIT

 Memberikan sertifikasi kemitraan bagi MPIT yang telah memenuhi ketentuan BMT
Marwah

 Berhak mensosialisasikan perihal zakat, infaq, wakaf, dan program-program


pemberdayaan yang dilakukan MPIT

 Menyetujui dan memberikan masukan atas program pendayagunaan yang diusulkan


oleh MPIT

 Melakukan monitoring atas penghimpunan dan penyaluran MPIT

 Berhak mengakui hasil penghimpunan dan penyaluran ZIS oleh MPITsebagai


portofolio BMT Marwah

Dalam kemitraan antara BMT Marwah dengan Sekolah, Madrasah dan masjid sebagai MPIT,
maka diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Mewujudkan pengelolaan ZIS oleh BMT yang baik, benar, dan berkembang sesuai
dengan ketentuan syariat islam

2. Meningkatkan peranan dan posisi madrasah, sekolah dan masjid dalam


mensejahterakan umat melalui pemberdayaan.

3. Menggali optimalisasi potensi ZIS untuk pemanfaatan dan pendayagunaan dalam


pemberdayaan usaha mikro di lingkungan BMT

4. Meningkatkan kepercayaan anggota dan calon anggota dalam pengelolaan zakat oleh
BMT

)23 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Penutup

Kesimpulan

)24 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


Manfaat

BMT Marwah dan MPIT

Bagi Sekolah:

1. Memberi pembelajaran kepada siswa untuk berinfaq dan menabung

2. Menumbuhkan citra baik dimata masyarakat terhadap sekolah

3. Membantu siswa-siswi untuk belajar di luar sekolah (pengajian dan tahfidz)

Bagi Masyarakat :

1. Bermanfaat bagi usaha kaum dhua’fa

2. Menumbuhkan rasa simpati terhadap mitra

Bagi BMT Marwah :

1. Sebagai pusat ekonomi masyarakat khususnya dibidang ZISWAF

2. Meningkatkan citra BMT sebagai Lembaga Dakwah dan Lembaga Keuangan Islam

Bagi Masjid :

1. Menambah semangat Program Magrib Mengaji di masjid

2. Menambah kualitas dan kuantitas Da’i muda setempat

3. Menambah keyakinan jamaah terhadap ibadah sosial

Bagi Pemerintah:

1. Mengembangkan Ekonomi Islam

2. Memberdayakan Ekonomi Umat

3. Mendukung Program Magrib Mengaji

)25 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH


)26 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH
)27 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH
)28 Page BAITUL MAAL WAT TAMWIL MARWAH

Anda mungkin juga menyukai