Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdirinya AJB BumiPutera di pelopori oleh tiga guru sederhana bernama M. Ng.
Dwidjosewojo sebagai sekretaris persatuan guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus
sebagai sekretaris I pengurus besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian
perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para
guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasannya pertama kali di kongres Budi
Utomo, Tahun 1910, dan kemudian terealisasi menjadi bdan usaha sebagai salah satu
keputusan kongres pertama PGHB di Magelang, 12 Februari 1912. Sebagai pengurus,
selain M. Ng, Dwidjosewojo yang bertidak sebagai presiden komisaris, juga ditunjuk
M.K.H Soeharto sebagai direktur, dan M. Admidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang
inilah yang kemudian dikenal sebagai Tiga Serangkai pendiri BumiPutera, sekaligus
peletak batu pertama industry asuransi nasional Indonesia.
Perjalanan BumiPutera yang semula bernama Onderlinge Levensverkering
Maataschppij PGHB (O.L Mij. PGHB) kini mencapai 9 desawarsa. Sepanjang itu, tentu
saja, tidak lepas dari lepas dari pasang surut, sejarah BumiPutera sekaligus mencatat
perjalanan bangsa Indonesia. Termasuk, misalnya, peristiwa mata uang rupiah di tahun
1965 yang memangkas asset perusahaan ini, dan bencana paling sangat multikrisis di
penghujung millennium kedua. Di luar itu, BumiPutera jaga menyaksikan tumbuh
berkembang dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian
zaman mungkin karena persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga
dan lingkungan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk upaya
mempertahankan kelangsungan.
Bagi BumiPutera, sebagai kompetisi ini meniupkan semangat baru, karena makin
menegaskan perlunya komitmen, kerja keras dan profesionalisme. Namun berbekal
pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi, menjadikan BumiPutera
bertekad menjadi tuan rumah di negri sendiri, menjadi Asuransi Bangsa Indonesia
sebagaimana visi awal pendiriannya BumiPutera ingin senantiasa berada di benak dan
hati Rakyat Indonesia.
Praktikum Profesi Asuransi Syariah disebut juga praktik Lapangan bertujuan untuk
mempelajari dan berlatih praktis para mahasiswa tingkat akhir di jurusan Asuransi
Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten.
Embrio dari PT AJSB adalah Unit Usaha Syariah AJB Bumiputera 1912, yang
mendapat Izin dari DSN MUI Nomor-135/DSN-MUI/VI/2002, tgl 26 Juni 2002 dimana
DR.KH. Sahal Mahfud sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah dan dikuatkan dengan
Kep.Menkeu RI. No.Kep-268/KM.6/2002 tanggal 7 Nof. 2002.
Pada awal tahun 2002 UUS baru ada satu Cabang Syariah yang berlokasi di Jl.
Woltermonginsidi Jakarta Selatan, dan memiliki 11 Kantor Operasional di
JABODETABEK dan satu Cabang di Jogjakarta Jawa Tengah . Dan akhirnya
berkembang menjadi 49 Kantor Cabang yang ada di seluruh Provinsi dan Kota Besar di
seluruh Indonesia
Setelah 14 tahun beroperasi Unit Usaha Syariah Bumiputera akhirnya
mendapatkan Izin dari OJK untuk Spin Off dengan no. Kep-74/D.05/2006 tanggal 5
September 2016 untuk berdiri sendiri dengan nama PT Asuransi Jiwa Syariah
Bumiputera.

B. Tujuan Praktikum Profesi Asuransi Syariah (PPASy)


Tujuan Praktikum Profesi Asuransi Syariah (PPASy) adalah:
1. Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian program perkuliahan jenjang strata 1
(S1) di UIN Sultan Maulana Hasanuddi Banten pada Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam.
2. Meningkatkan pengetahuan, menjadi praktisi yang ahli manajemen resiko dan
investasi dalam bidang industry asuransi dan reasuransi syariah
3. Merupakan pengaplikasian dari ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan
dalam dunia kerja
4. Menjalin tali silaturahim dan ukhuwah islamiah dengan para praktisi asuransi
syariah

C. Manfaat Praktikum Profesi Asuransi Syariah (PPASy)


Manfaat Praktikum Profesi Asuransi Syariah adalah:
1. Mahasiswa memperoleh pengalaman dalam dunia kerja yamg sesungguhnya di
dunia Asuransi Syariah khususnya di AJSB BumiPutera 1912
2. Mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang operasional Asuransi Syariah,
sehingga mahsiswa mampu membandingkan teori-teori yang telah di pelajari dalam
bangku perkuliahan dengan praktik di dunia kerja
3. Dapat menjalin relationhip dengan para praktisi Asuransi Syariah

D. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Tempat PPASy : Kantor Cabang AJSB BumiPutera 1912 Syariah Jl. A. Yani No:
140 Kota Serang-Banten
Bidang Kerja : Analisis Risiko
Waktu Kegiatan : 10 Juli-31 Agustus 2017
Dosen Pamong : Dr. Drs.H. Ade Jaya S. SH.MBA.MM
Pembimbing : Rustamunadi, S.H., M.H.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan laporan praktikum yang saya buat berisi uraian
singkat tentang isi bab demi bab yang akan ditulis dalam laporan praktikum profesi
Asuransi Syariah, yaitu mencakup:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, waktu dan
tempat pelaksanaan praktikum, dan sistematika penulisan laporan praktikum profesi
Asuransi Syariah (PPASy)

BAB II DESKRIPSI OBYEK PELAPORAN DAN ANALISA


Mendeskripsikan secara umum mengenai perusahaan, mendeskripsikan teoritik
mengenai landasan kerja, tugas, fungsi, dan tanggung jawab, menganalisa produk-
produk yang ada dan dijelaskan di perusahaan selam kegiatan praktikum profesi
Asuransi Syariah

BAB III PENUTUP


Dalam bab ini mengungkapkan kesimpulan dan laporan kegiatan praktikum
profesi Asuransi Syariah dan saran-saran yang dihasilkan sebagai implikasi dari
kesimpulan tersebut
BAB II
DESKRIPSI OBYEK PELAPORAN DAN ANALISIS

A. Deskripsi Umum Mengenai Perusahaan


Definisi Asuransi Syariah adalah sebuah akad yang mengharuskan perusahaan
Asuransi (muammin) untuk memberikan kepada nasabah/klien-nya (muamman)
sejumlah harta sebagai konsekuensi dari pada akad itu, baik itu berbentuk imbalan. Gaji
atau ganti rugi barang dalam bentuk apapun ketika terjadi bencana apapun kecelakaan
atau terbuktinya sebuah bahaya sebagaimana tertera dalam akad (transaksi). Sebagai
uang imbalan (premi) yang dibayarkan secara rutin dan berkala atau secara kontan dari
klien/nasabah tersebut (muamman) kepada perusahaan Asuransi (muammin) disaat
hidupnya
Embrio dari PT AJSB adalah Unit Usaha Syariah AJB Bumiputera 1912, yang
mendapat Izin dari DSN MUI Nomor-135/DSN-MUI/VI/2002, tgl 26 Juni 2002 dimana
DR.KH. Sahal Mahfud sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah dan dikuatkan dengan
Kep.Menkeu RI. No.Kep-268/KM.6/2002 tanggal 7 Nof. 2002.
Pada awal tahun 2002 UUS baru ada satu Cabang Syariah yang berlokasi di Jl.
Woltermonginsidi Jakarta Selatan, dan memiliki 11 Kantor Operasional di
JABODETABEK dan satu Cabang di Jogjakarta Jawa Tengah . Dan akhirnya
berkembang menjadi 49 Kantor Cabang yang ada di seluruh Provinsi dan Kota Besar di
seluruh Indonesia
Setelah 14 tahun beroperasi Unit Usaha Syariah Bumiputera akhirnya
mendapatkan Izin dari OJK untuk Spin Off dengan no. Kep-74/D.05/2006 tanggal 5
September 2016 untuk berdiri sendiri dengan nama PT Asuransi Jiwa Syariah
Bumiputera.
Suatu Asuransi diperbolehkan secara SyarI, jika tidak menyimpang dari prinsip-
prinsip dan aturan-aturan syariat Islam lainnya. Untuk itu dalam muamalah tersebut harus
memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Asuransi Syariah harus dibangun dengan dasar taawun (kerja sama), tolong
menolong, saling menjamin, tidak berorientasi bisnis atau keuntungan materi semata
2. Asuransi Syariah tidak bersifat muawadhoh, tetapi tabarru atau mudhorobah
3. Sumbangan (tabarru) sama dengan hibah (pemberian), oleh karena itu haram
hukumnya ditarik kembali. Kalau terjadi peristiwa, maka diselesaikan menurut
syariat islam
4. Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah yang telah ditentukan, harus
disertai dengan niat membantu demi menerangkan prinsip ukhuwah. Kemudian dari
uang yang terkumpul itu diambilah sejumlah uang guna membantu orang yang
sangat memerlukan
5. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil uang nya dengan tujuan
supaya ia mendapat imbalan yang berlipat bila terkena suatu musibah. Akan tetapi
ia diberi uang jamaah sebagai ganti rugi atas kerugian itu menurut izin yang
diberikan oleh jamaah
Surat Al-Maidah (QS 5:2) Dan tolong menolonglah kamu dalam
mengerjakan kebajikan dan taqwa, Dan jangan tolong menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran
Dengan demikian jelas bahwa program Asuransi Syariah khususnya yang
didisain khusus untuk niat tolong menolong melalui Premi Tabarru merupakan
perwujudan dari pengamalan surat Surat Al-Maidah (QS 5:2)
1. Ide Untuk Membentuk Takaful
a. Adanya keinginan untuk melaksanakan kegiatan bermuamalah, Berdasarkan
prinsip-prinsip menurut hukum islam.
b. Para ulama tidak dalam kesepakatan dimana asuransi diijinkan (halal) atau
dilarang (haram).
c. Ulama yang mengatakan asuransi itu haram, Mereka menyarankan bahwa
asuransi yang berdasarkan prinsip syariah, Harus berdasarkan prinsip takaful.
d. Pada dasarnya budaya yang sudah mengakar di Bangsa indonesia khususnya
saat terjadi warganya meninggal dunia maka secara spontan seluruh warga
yang lain, Gotong Royong dari mulai menggali liang lahat (bedah bumi)
memandikan, mengkafani, mensholati dan mengubur dengan jalan iuran
sukarela guna memperingan beban ahli waris
e. Berdasarkan sejarah Islam pada zaman Rasulullah telah terjadi pembunuhan di
mana, siapa pembunuhnya tidak diketahui atau disebut Al Aqilah serta satu
peristiwa bahwa peristiwa pembunuhan tersebut diketahui pembunuhnya atau
disebut Al Qosamah, maka atas kasus pertama tersebut Nabi Muhammad
SAW memerintahkan kepada para Sahabat agar melakukan iuran guna
memperingan beban tanggungan ahli waris, sementara kasus kedua sang
Pembunuh dikenai Diyat (Denda) untuk menebus dosa dan kesalahannya,
maka apa yang sudah Rasulullah ajarkan tersebut Jumhur Ulama
mengqiyaskan dengan Kontribusi (Premi) Asuransi.
2. Dasar Pemikiran
Dalam kehidupan manusia di dunia dipastikan akan mengalami 4 (empat)
kemungkinan risiko (musibah) secara ekonomi terhadap diri / keluarga kita (Four of
Human Risk)
A. Live too Long (Hidup dengan usia panjang)
a) Risiko secara fisik jika kita diberikan anugerah hidup terlalu lama adalah
menjadi tidak produktif pada usia lanjut / tidak ada penghasilan
b) Risiko secara ekonomi yang akan dihadapi dalam usia lanjut
1) Masih mempunyai kebutuhan hidup, bahkan lebih besar.
2) Biaya pendidikan anak tidak tersedia dengan pasti karena tidak
direncanakan sejak dini.
3) Pelaksanaan ibadah Haji tidak dapat terwujud karena tidak
direncanakan dengan pasti sejak usia dini.
4) Tabungan hari tua untuk meringankan resiko hari tua tidak terwujud
karena tidak diprogram dengan terencana (menabung yang pasti)
sejak usia produktif (muda, sehat, sempat, kaya)
B. Die to Soon (Meninggal dalam Usia Dini / Usia Produktif)
Lima kebutuhan timbul akibat meninggalnya pencari nafkah pada usia
produktif:
a) Dana Pensiun,
b) Dana Keluarga,
c) Dana Pemutihan ( Melunasi Pinjaman ,
d) Dana Pendidikan,
e) Biaya Hidup Janda / duda.
Resiko Lain :
a) Hilangnya penghasilan yang semestinya diterima
b) Adanya tanggungan biaya perawatan.
c) Adanya tanggungan biaya pemakaman
d) Biaya lanjutan pendidikan Anak
e) Adanya tanggungan biaya memenuhi hidup bagi keluarga .
C. Health (Kesehatan)
Umumnya Jarang diantisipasi pada saat sehat, begitu sakit sering terjadi
malah seluruh harta bendanya habis untuk biaya berobat [Hadits : Jaga 5
(lima) Sebelum 5 (lima)]
D. Accident (Kecelakaan)
Resiko kecelakaan adalah suatu resiko yang masih bisa diminimalisir
(diikhtiari) agar resiko yang ditimbulkan bisa kita antisipasi .
Jika ke 4 (empat) resiko tersebut menimpa pada manusia akan berdampak
pada Resiko Ketahanan Ekonomi dalam Keluarga.
Asuransi Syariah melalui Premi Tabarru (Tolong-menolong) akan
membantu meringankan beban atau dampak yang akan ditimbulkan oleh
resiko-risiko tersebut, yang ditegaskan dalam QS At-Taghabun (64) : 11 :
Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin
Allah...
Berasarkan ayat Al Quran di atas, dapat diketahui bahwa kecelakaan,
musibah dan kematian merupakan qadha dan qadar Allah yang tidak dapat
ditolak. Namun manusia diminta oleh Allah SWT untuk membuat perencanaan
hari depan sebagimana Ffirman Allah dalam QS Al Hasyr (59 : 18)
Demikian juga jika Allah memberikan panjang usia, maka Kontribusi
(premi) saving dan pengembangan investasinya akan diberikan sebagai
Jaminan Hari Tua ataupun kebutuhan lain yang masih diperlukan.

Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al Hasyr : 18 :


Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (Akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah , sesungguhnya Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan
E. Prinsip-prinsip Asuransi Syariah
Dalam kontrak atau perjanjian asuransi syariah, para pihak yang membuat
perjanjian harus tunduk pada prinsip asuransi syariah yang mendasarinya.
Prinsip-Prinsip asuransi tersebut harus dimengerti, dipahami dan diterapkan
dalam perjanjian asuransi syariah, Oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
perjanjian asuransi.
Sebagaimana inti dari asuransi syariah adalah prinsip Taawun (tolong
menolong) maka peran dan fungsi asuransi syariah sangat bermanfaat bagi
sesama karena adanya prinsip-prinsip :
1) Prinsip-prinsip bermuamalah ( Maidah ayat 1)
Hai orang orang yang beriman, penuhilah aqad aqad itu,
dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu, dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan Haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum hukum
menurut yang dikehendaki-Nya (Al Maidah : 1)
Aqad ( Perjanjian ) mencakup janji prasetia hamba kepada Allah dan
perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya .
2) Mempersiapkan hari depan .
Hai orang orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok.... ( Al Hasyer :18 )
3) Berserah diri dan Ikhtiar
Allah adalah pemilik mutlak atau pemilik sebenarnya seluruh harta
kekayaan, Ia adalah pencipta alam semesta dan ia pula yang maha
memikirkan Nya. Maka menjadi hak Allah pula memberikan kepada siapa
saja menurut yang dikehendakinya, Allah lah yang menentukan seseorang
menjadi kaya, dan Allah pula yang menentukan seseorang menjadi
miskin.
...Kepunyaan Allah lah segala yang ada dilangit dan apa yang ada
dibumi, Dan jika kamu melahirkan apa yang ada dalam hatimu atau
kamu menyembunyikannya, Niscaya Allah akan membuat perhitungan
dengan kamu tentang perbuatan kamu itu, Maka Allah mengampuni siapa
saja yang dikehendakiNya, Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu
[QS.Al-Baqoroh (2):84]
4) Melaksanakan Perintah Allah Swt , dan Sunnah Rosulullah SAW :
1. FIRMAN ALLAH :
Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah Swt. orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah
yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan yang benar (QS. An-Nisa : 9)
Tentang penggambaran kepada manusia yang berfikir tentang
pentingnya perencanaan yang matang dalam mempersiapkan hari
depan di dalam Surat Yusuf : 43 49.

Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan


kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran (QS. Al Maidah : 5)

Artinya : Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk


menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (QS.
Quraisy : 4)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepadaAllah


Swt. dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok dan bertaqwalah kepada Allah Swt
sesungguhnya Allah Swt Maha Mengetahui apa yang kamu (QS. Al
Hasyr : 18)

Artinya : Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang


kecuali dengan seizin Allah Swt (QS. At-Taghabun : 11)

2. AL-HADITS
Diriwayatkan dari Abu Musa ra. katanya : Rasullullah bersabda :
seorang mukmin dengan mukmin yang lain adalah seperti sebuah
bangunan di mana sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.

Diriwayatkan dari An-Numan bin Basyir ra katanya: Rasulullah


bersabda : Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal berkasih
sayang dan saling cinta mencintai adalah seperti batang tubuh.
Apabila satu anggotanya mengadu kesakitan maka seluruh tubuh
yang lain ikut sakit.
Artinya : Sesungguhnya orang yang beriman adalah orang yang dapat
memberikan keselamatan dan perlindungan terhadap harta benda dan
jiwa raga manusia (HR.Ibnu Majah)
Artinya : Demi diriku dalam kekuasaannya, siapapun tidak akan
masuk surga kalau tidak memberikan perlindungan kepada
tetangganya yang terhimpit ( HR. Al Bazar )
Tidak sah iman seseorang kalau ia tidur nyenyak dengan perut
kenyang sedangkan tetangganya meratap kelaparan. (HR. Al-Bazar)
Artinya : Hadist Ibnu Umar ra : Diriwayatkan daripada Nabi
saw. katanya : Baginda bersabda : Kamu semua adalah pemimpin dan
kamu semua akan bertanggung jawab terhadap apa yang kamu
pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin manusia dan dia akan
bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Seorang suami adalah
pemimpin bagi keluarganya dan dia akan bertanggung jawab terhadap
mereka. Manakala seorang istri adalah pemimpin rumah tangga,
suami dan anak-anaknya dia akan bertanggung jawab terhadap
mereka. Seorang hamba adalah penjaga harta tuannya dan dia juga
akan bertanggung jawab terhadap jagaannya. Ingatlah kamu semua
adalah pemimpin dan akan bertanggung jawab terhadap apa yang
kamu pimpin (HR.Bukhori Muslim)
Artinya : Barang siapa yang tidak mempunyai perasaan belas kasihan,
maka ia tidak akan mendapatkan belas kasihan dari Allah SWT ( HR.
Bukhori Muslim )

Artinya : Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah


SWT akan memenuhi kebutuhannya ( HR. Bukhori Muslim & Abu
Daud )
Jaga 5 (lima) sebelum datangnya 5 (Lima) :
o Jaga Muda sebelum Tuamu
o Jaga Sempat sebelum Sempitmu
o Jaga Sehat sebelum Sakitmu
o Jaga Kaya sebelum Miskin
o Jaga Hidup sebelum Mati
Saling Menjaga Keselamatan dan Keamanan
Asuransi Syariah memberikan suatu perlindungan atas harta benda atau
jiwa dan kesehatan seseorang, Agar dalam kehidupannya tetap berjalan lancer
walaupun terjadi kerugian atau kehilangan, Oleh karena itu para peserta juga
harus menjaga keselamatan dan keamanan, Tidak seenaknya atas harta benda
dikarenakan sudah memperoleh perlindungan dari perusahaan asuransi

Saling Bertanggung Jawab


Para peserta asuransi setuju untuk saling bertanggungjawab, Antara satu
sama lainnya, Memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas ibadah. Kedudukan
hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang beriman, Antara satu dengan
yang lain seperti tubuh (jasad) apabila satu dari anggotanya tidak sehat, Maka
akan berpengaruh kepada seluruh tubuh (HR.Bukhori Muslim)

Saling Kerjasama dan Saling Membantu


Asuransi Syariah dibangun atas dasar saling tolong menolong, Saling
menjamin dan tidak semata-mata berorientasi bisnis atau keuntungan, Setiap
anggota menyetor premi menurut jumlah yang telah ditentukan, Harus disertai
dengan niat membantu, Apabila ada peserta yang mengalami musibah, Maka
diambillah uang guna membantu peserta yang mengalami musibah tersebut,
Dengan prinsip ini para peserta bekerja sama untuk saling tolong menolong
kepada peserta yang mengalami musibah yang diambil dari dana premi yang
dikelola oleh perusahaan Asuransi.

B. Visi Dan Misi Perusahaan


Visi
Menjadi Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah Berkualitas Kelas Dunia (World Class
Business) Berbasis Sharia Framework Governance (SFG) dan Good Corporate
Governance (GCG) .
Misi
1. Menyediakan produk asuransi jiwa syariah yang berkualitas berdasarkan kebutuhan
masyarakat.
2. Menyediakan pelayanan yang unggul terhadap pelanggan internal dan pelanggan
eksternal melalui program kualitas kehidupan kerja guna meningkatkan moral,
produktivitas, retensi Sumber Daya Insani dan profitabilitas.

C. Deskripsi Teoritik Mengenai Landasan Kerja, Tugas, Fungsi, dan Tanggung Jawab
(Sesuai Dengan Profil Lulusan)
a) Pengertian Analisis Risiko
Analisis Risiko disebut juga seleksi risiko, adalah suatu proses penaksiran dan
penggolongan tingkat risiko yang ada pada seseorang calon tertanggung.
Berdasarkan tingkat risiko yang ada pada calon tertanggung suatu permohonan
asuransi dapat ditolak atau diterima. Underwriting menjadi suatu unit dalam asuransi
yang menilai seberapa besar risiko yang ada dalam suatu organisasi ditanggung oleh
sebuah perushaan asuransi. Tidak hanya memberikan akseptasi untuk penutupan
suatu risiko, perusahaan asuransi berkewajiban memberikan masukan bagi
organisasi agar dapat melakukan manajemen risiko dengan baik, konsep ini terdiri
atas tiga risiko.
Terlaksanaya atau tidaknya suatu akad kontrak oleh perusahaan amat tergantung
pada proses underwriting yang mengidentifikasi kelayakan calon tertanggung.
Memahami sebuah konsep underwriting dengan baik merupakan hal yang amat
esensial untuk dapat melakukan identifikasi risiko secara baik, tepat dan akurat,
mengingat tanggung jawab utama dari underwriter dalam seleksi risiko adalah
memastikan bahwa tidak ada risiko yang bias menimbulkan masalah besar yang
memberatkan bagi perusahaan di kemudian hari, sehingga proses seleksi risiko yang
dilakukan oleh underwriter berkolerasi dengan tujuan perusahaan yakni
maksimalisasi laba.
Analisis Risiko menurut asuransi jiwa adalah proses penaksiran dan klasifikasi
mortalitas atau morbiditas calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan
menerima atau menolak calon peserta. Mortalitas adalah jumlah kejadian meninggal
relative diantara sekelompok orang tertentu, sedangkan morbiditas adalah jumlah
kejadian relative sakit atau penyakit diantara sekelompok orang tertentu. Dalam
asuransi syariah prinsip underwriting sama dengan asuransi konvwnsional. Namun
dalam asuransi syariah, untuk menyeleksi risiko secara implisit tergabung dua
elemen penting yaitu, seleksi dan pengklasifikasian. Namun penekanan utama
underwriting syariah adalah harus bersifat wasathon (tengah-tengah) yaitu
penekanan pada rasa keadilan bagi nasabah dan perusahaan.
Ada berbagai cara manusia menangani risiko terjadinya musibah. Cara pertama
adalah dengan menanggungnya sendiri (risk retetion). Kedua, mengalihkan risiko
kepada pihak lain (risk trasfer) dan ketiga, mengelolanya bersama-sama (risk
sharing). Cara yang ketiga inilah filosofi dan dasar dalam asuransi syariah. Jadi, risk
sharing inilah sesungguhnya esensi asuransi dalam islam, dimana didalamnya
diterapkan prinsip-prinsip kerjasama, proteksi dan saling bertanggung jawab.
Analisis Risiko menjadi satu unit dalam asuransi yang menilai seberapa besar
risiko yang ada dalam suatu organisasi ditanggung oleh sebuah perusahaan asuransi.
Tidak hanya memberikan akseptasi untuk penutupan suatu risiko, perusahaan
asuransi berkewajiban memberikan masukan bagi organisasi agar dapat melakukan
manajemen risiko dengan baik, konsep ini terdiri atas tiga risiko. risiko yang pertama
adalah risiko atas premi yang berhubungan dengan klaim masa depan yang timbul
selama dan setelah penilaian risiko yang dipertanggungkan. Risiko yang kedua
adalah risiko cadangan yang bersumber dari dua hal yakni risiko kesalahan atas
perkiraan secara teknis atas variasi pergerakan nilai klaim pembayaran masa depan.
Risiko yang ketiga adalah risiko yang berasal dari peristiwa-peristiwa di luar
ketentuan mengenai modal berbasis risiko. secara umum risiko dibagi menjadi empat
macam, pertama risiko yang ditimbulkan karena umur panjang, kedua risiko usia
pendek, ketiga risiko karena menurunnya kesehatan, keempat risiko kecelakaan.
Sesuai denga jenis pekerjaannya pihak yang di asuransikan dapat digolongkan
empat kelas.
1. Kelas I yaitu jenis pekerjaan yang bersifat administrasi, seperti bank, asuransi,
hotel, dosen, guru, dokter.
2. Kelas II yaitu jenis pekerjaan yang hamper sama dengan kelas I, seperti
salesman, penagih rekening, debt, kolektor. Kontraktor, konsultan, bidan,
petugas rumah sakit.
3. Kelas III yaitu pekerjaan lapangan, seperti buruh, insyinyur, sopir, pekerja
pabrik.
4. Kelas IV yaitu pekerjaan kasar yang sifatnya berbahaya, seperti pekerja-pekerja
pada galangan kapal, pekerja-pekerja pada tambang, pekerja pada pergudangan.
Ruang lingkup manajemen risiko dalam perusahaan asuransi syariah meliputi
divisi underwriting, divisi administrasi polis, divisi administrasi klaim, dan divisi
investasi. Semua divisi ini harus saling bekerjasama untuk mengelola risiko-risiko
yang mungkin terjadi agar perusahaan asuransi syariah terhindar dari kerugian. Jika
pengelolaan dan penanggulangan risiko ini dilakukan tidak dengan baik, maka
perusahaan asuransi syariah tidak dapat mengelola risiko dengan baik, maka
perusahaan asuransi syariah akan menderita kerugian sehingga profit yang
didapatkan pun tidak sesuai yang diharapkan.
b) Prisnsip-prinsip underwriting syariah
Underwriting syariah dalam asuransi syariah sama dengan asuransi
konvensional. Namun, dalam asuransu syariah untuk menyeleksi risiko ada dua
elemen penting yaitu seleksi dan pengklasifikasian. Seleksi adalah proses
perusahaan dalam mengevaluasi permintaan asuransi olen calon peserta untuk
menentukan batas risiko yang dimiliki calon. Pengklasifikasian adalah proses
penetapan individu ke dalam kelompok individu yang sekiranya mempunyai
kemungkinan kerugian sama, namun penekanan utama underwriting adalah harus
bersifat wasathon (tengan-tengah) yaitu penekanan pada rasa keadilan bagi nasabah
dan perusahaan.
Pada prinsipnya cara mendesain produk-produk asuransi syariah tidak
terlampau jauh berbeda dengan, cara mendesain produk-produk konvensional.
Walaupun demikian, perbedaan yang ada diantara keduanya dapat menentukan
halal-haram nya suatu produk, misalnya ketika menentukan kontribusi premi,
cadangan premi, di asuransi konvensional didasarkan pada perhitungan bunga
(secara teknik), sementara pada asuransi syariah mendasarkan pada konsep bagi
hasil dan scheme bagi hasil. Dan juga perbedaan dalam menentukan biaya-biaya
asuransi, untuk di asuransi syariah tidak dibebankan kepada dana peserta, tetapi dari
perusahaan.
c) Underwriting Syariah
Underwriting menurut asuransi jiwa adalah proses penaksiran mortalitas
(tingkat kematian) atau morbiditas (tingkat kesehatan) calon tertanggung untuk
menetapkan apakah akan menerima atau menolak calon peserta dan menetapkan
klasifikasi peserta
Underwriting adalah proses penilaian dan penggolongan tingkat risiko yang
dimiliki oleh seorang calon tertanggung atau sekumpulan calon tertanggung, atau
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut.
Jadi dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa underwriting adalah
proses penilaian dan pengklasifikasian risiko seseorang atau sekelompok calon
tertanggung, yang bertujuan untuk melindungi perusahaan asuransi dan kerugian
Tujuan utama underwriting adalah melindungi perusahaan terhadap seleksi
kerugian. Namun, proses underwriting perusahaan asuransi tetap berfokus pada
pemberian persetujuan dan penerbitan pertanggungan yang:
1. Bertanggung jawab dalam risk assessment (penilain risiko yaitu proses
penetuan tingkat risiko setiap/group calon tertanggung dimana setiap
tertanggung membayar premi yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki
dan sesuai dengan produk asuransi yang diminta).
2. Wajar dan adil bagi para tertanggung dan perusahaan
3. Delivery by the agent (dapat disampaikan oleh agen)
Seorang pemohon asuransi perorangan membuat keputusan akhir yaitu
akan menerima polis asuransi pada saat diserahkan. Jika si pembeli memilih
untuk tidak merima polis asuransi pada saat agen asuransi berusaha untuk
menyerahkan polisnya, maka polis tersebut dikatakan undeliverable (tidak
dapat disampaikan) atau not taken
4. Memberikan profit pada perusahaan
Seorang underwriter adalah bagian penting dari perusahaan asuransi.
Untuk itu tugas dan fungsi underwriter harus dijalankan dengan prinsip
keadilan, baik untuk peserta atau perusahaan asuransi. Adapun tugas dan
fungsi underwriter adalah sebagai berikut:
a. Tugas Underwriter
Tugas underwriter antara lain mengatur penggunaan dan efektif
mungkin dan seefesien mungkin untuk menghasilkan laba yang
maksimal. Peranan lain underwriter, yaitu:
1. Mempertimbangkan risiko yang diajukan
2. Memutuskan untuk menerima atau menolak yang diajukan
3. Menentukan syarat dan beberapa ketentuan serta lingkup ganti rugi
4. Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta
5. Mempertahankan, menungkatkan, dan mengamankan margin profil
b. Fungsi Underwriter
Adalah sebagai berikut:
1. Menilai dan menggolongkan tingkat risiko yang dimiliki oleh
seorang calon tertanggung atau sekelompok orang dalam
pertanggungan sehubungan dengan produk asuransi tertentu
2. Mengambil keputusan untuk menerima atau menolak risiko
d) Tinjauan Umum Tentang Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Dalam bahasa arab asuransi disebut at-tamin, kata at-tamin diambil dari kata
amana yang memiliki arti memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan
bebas dari rasa takut. Secara terminology, asuransi adalah akad pertanggungan
anatara kedua belah pihak dimana pihak tertanggung memberikan sejumlah
dana kepada pihak penanggung sebagai kompensasi atas manfaat yang
diterimanya. Dalam literature fiqih klasik terdapat beberapa konsep yang
mengarah pada konsep at-tamin atau asuransi yang menurut pada pakar
perundang-undangan islam dapat dijadikan dasar dalam mengakomodir konsep
asuransi yang berdasarkan syariat islam, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Al-aqilah, saling memikul atau bertanggung jawab untuk keluarganya. Jika
salah satu anggota suku terbunuh oleh anggota suku lain, pewaris korban
akan dibayar dengan uang darah (diyat) sebagai konpensasi saudara terdekat
dari pembunuh. Saudara terdekat dari pembunuh disebut aqilah. Lalu
mereka pengumpul dana (al-kanzu) yang mana dana tersebut untuk
membantu keluarga yang terlibat dalam pembunuhan tidak disengaja.
b. Al-muwalat perjanjian jaminan penjamin menjamin seseorang yang tidak
memiliki waris dan tidak diketahui ahli warisnya. Penjamin setuju untuk
menanggung bayaran dia, jika orang yang dijamin tersebut melakukan
jinayah. Apabila yang dijamin mati, penjamin boleh mewarisi hartanya
sepanjang tidak ada ahli warisnya. Al-qosamah konsep perjanjian ini juga
berhubungan dengan jiwa manusia. System ini melibatkan usaha
pengumpulan uang iuran dari peserta atau majelis. Manfaatnya akan
dibayarkan kepada ahli waris yang dibunuh jika kasus pembunuhan itu tidak
diketahui siapa pembunuhnya atau tidak ada keterangan saksi yang layak
untuk benar-benar secara pasti mengetahui siapa pembunuhnya. At-
tanahud, makanan yang dikumpulkan dari para peserta safar kemudian
dicampur jadi satu. Makanan tersebut dibagikan pada saatnya kepada
mereka, kendati mereka mendapatkan porsi yang berbeda-beda. Al-umra
(Donation for life) Al-baji (494 H) bermazhab maliki ketika mendiskusikan
masalah jual beli gharar mengatakan, jika A menyerahkan rumahnya
kepada pihak B dengan kompensasi B memberikan biaya hidup kepada A
sampai ia meninggal. Al-baji berkomentar. saya tidak setuju dengan
model transaksi seperti itu. Tapi jika terjadi, saya tidak membatalkannya.

Anda mungkin juga menyukai