Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENGABDIAN MASYARAKAT DESA BINAAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

JUDUL PENGABDIAN

OPTIMALISASI SUMBER DAYA MASYARAKAT DESA TANJUNG


AGUNG

TIM PENGUSUL

Dr. Pujiati, M.Pd

Dr. Erlina Rufaidah, M.Si

Drs. Nurdin, M.Si

Widya Hestiningtyas, M.Pd

Ahmad Ilham

Bila Anggraini

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
HALAMAN PENGESAHAN

PENGABDIAN MASYARAKAT DESA BINAAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

Judul Pengabdian

Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap
b. NIDN
c. SSINTA ID
d. Jabatan Fungsional
e. Program Studi
f. Nomor HP
g. Alamat Surel (e-mail)

Anggota (1)

a. Nama Lengkap
b. NIDN
c. SINTA ID
d. Program Studi

Anggota (2)

a. Nama Lengkap
b. NIDN
c. SINTA ID
d. Program Studi

Jumlah mahasiswa yang terlibat

Jumlah alumni yang terlibat

Jumlah staf/teknisi yang terlibat

Lama Kegiatan

Biaya Kegiatan

Sumber Dana

a. Sumber dana PKM Desa Binaan


b. Sumber dana lain
1. Instansi
2. Jumlah dana
Bandar Lampung,
Mengetahui
Dekan FKIP Unila Ketua Peneliti

Dr. Patuan Raja, M.Pd Dr. Pujiati, M.Pd


NIP

Menyetujui
Ketua LPPM Universitas Lampung
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
B. Permasalahan Mitra
Terdapat banyak masyarakat desa tanjung agung yang belum bisa
mengoptimalkan hasil perkebunannya.
Kurangnya pemahaman mengenai literasi keuangan

C. Tujuan Kegiatan
D. Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan Desa Binaan
Program Studi Pendidikan Ekonomi adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat desa tanjung agung
terhadap pengetahuan perekonomian penduduk.
2. Meningkatakan pengetahuan dan wawasan mahasiswa masyarakat
terhadap pengetahuan sumber potensi penghasilan masyarakat
3. Menambah wawasan dan pemikiran-pemikiran kritis dan konstruktif pada
kondisi ekonomi.
4. Meningkatnya pengetahuan dan ilmu pengetahuan masyarakat dengan
adanya optimalisasi SDM.
BAB II SOLUSI DAN TARGET LUARAN
BAB III Metode Pelaksanaan
BAB IV Personalia Pengusul dan Keahlian
BAB V Rencana Anggaran Belanja dan Jadwal Pelaksanaan
Daftar Pustaka

Tema Tahun Program


Implementasikan Jiwa 2016 Ekonomi Kreatif
Kewirausahaan Melalui Desa Rumah Baca
Binaan Berlandaskan Ilmu Rumah Minat Bakat
Ekonomi One Hour One Juz
Cek Kesehatan
Malam Seribu Cahaya

Pemberdayaan Masyarakat 2017 Ekonomi Kreatif


Tanjung Agung Menuju Ekonomi Baper
Masyarakat Cerdas, Ekonomi Sehat
Kompetitif Dan Mandiri Ekonomi Religi
Dalam Bidang Ekonomi Ekonomi Cerdas
Berbasis Sistem Ekonomi Malam Beribu Kenangan
Kerakyatan
Pemberdayaan Masyarakat 2018 Jari Jemari Ekonomi
Desa Tanjung Agung Dalam Ekonomi Mabar
Pengelolaan Sumber Daya Ekonomi Tagar
Ekonomi Serta Pendidikan ARAHMAN
Yang Kreatif, Inovatif, Ekonomi Cerdas
Religius, Dan Bersinergi Malam Beribu Kenangan
Pemberdayaan Sumber Daya 2019 Ekonomi Kreatif
Manusia Dengan Ekonomi Lombar
Mengoptimalkan Potensi TAGAR
Alam Di Desa Tanjung Pendidikan Dan Seni
Agung Melalui Ekonomi NGAJI
Kreatif Dan Pendidikan Malam Beribu Kenangan
Berkarakter

https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-tingkat-aspek-dan-
pengukuran-literasi-keuangan.html

Berikut ini beberapa pengertian literasi keuangan dari beberapa sumber buku:

 Menurut Manurung (2009:24), literasi keuangan adalah seperangkat


keterampilan dan pengetahuan yang memungkinkan seorang individu
untuk membuat keputusan dan efektif dengan semua sumber daya
keuangan mereka.
 Menurut Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (2013:80), literasi
keuangan adalah rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan
pengetahuan (knowledge), keyakinan (convidence) dan keterampilan
(skill) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola
keuangan yang lebih baik.
 Menurut Mitchell, literasi keuangan adalah bagaimana kemampuan
seseorang untuk memproses informasi ekonomi yang diperoleh dan
membuat keputusan untuk membuat perencanaan keuangan, akumulasi
keuangan, pensiun, dan hutang (Farah dan Sari, 2015:134).
 Menurut OJK (2014), literasi Keuangan adalah pengetahuan,
keterampilan, dan keyakinan, yang mempengaruhi sikap dan perilaku
untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan
keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
 Menurut Kaly, hudson dan Vush (2008), literasi keuangan adalah
kemampuan untuk memahami kondisi keuangan serta konsep-konsep
keuangan dan untuk merubah pengetahuan itu secara tepat ke dalam
prilaku (Widyawati, 2012).

Tingkat Literasi Keuangan

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2014), tingkatan literasi keuangan seseorang


dibedakan menjadi empat jenis tingkat, yaitu:
1. Well Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan
keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan,
termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan
jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk
dan jasa keuangan.
2. Suff Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan
keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan,
termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan
jasa keuangan.
3. Less Literate. Pada tahap ini, seseorang hanya memiliki pengetahuan
tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.
4. Not Literate. Pada tahap ini, seseorang tidak memiliki pengetahuan dan
keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan,
serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa
keuangan.

Aspek-aspek Literasi Keuangan

Menurut Chen dan Volpe, literasi keuangan terbagi menjadi empat aspek, yaitu
sebagai berikut (Ulfatun et al, 2016:4):

1. Pemahaman beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan dasar


tentang keuangan pribadi.
2. Savings and borrowing (tabungan dan pinjaman), bagian ini meliputi
pengetahuan yang berkaitan dengan tabungan dan pinjaman seperti
penggunaan kartu kredit.
3. Insurance (asuransi), bagian ini meliputi pengetahuan dasar asuransi, dan
produk-produk asuransi seperti asuransi jiwa dan asuransi kendaraan
bermotor.
4. Investment (investasi), bagian ini meliputi pengetahuan tentang suku
bunga pasar, reksadana, dan risiko investasi.

Sedangkan menurut Nababan dan Sadalia (Budiono, 2012:11), literasi keuangan


terbagi menjadi lima aspek pemahaman, yaitu:

1. Basic Personal Finance. Basic Personal Finance mencakup berbagai


pemahaman dasar seseorang dalam suatu sistem keuangan seperti
perhitungan bunga sederhana, bunga majemuk, inflasi, opportunity cost,
nilai waktu, likuiditas aset, dan lain-lain.
2. Money Management (pengelolaan uang). Money management
mempelajari bagaimana seorang individu mengelola uang pribadi mereka.
Semakin banyak pemahaman mengenai financial literacy maka semakin
baik pula individu tersebut mengelola uang pribadi mereka.
3. Credit and debt management. Manajemen perkreditan adalah suatu
rangkaian kegiatan dan komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lain secara sistematis dalam proses pengumpulan dan penyajian
informasi perkreditan suatu bank.
4. Saving and investment. Tabungan (saving) merupakan bagian dari
pendapatan masyarakat yang tidak dipergunakan untuk kegiatan konsumsi,
sedangkan bagian dari tabungan yang dipergunakan untuk kegiatan
ekonomi (menghasilkan barang dan jasa) yang menguntungkan disebut
dengan investasi (investment).
5. Risk management. Risiko adalah sesuatu yang muncul akibat adanya suatu
ketidakpastian. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko
sehingga kerugian yang dialami dapat diminimalisir atau keuntungan yang
akan diperoleh dapat dioptimalkan.

Pengukuran Literasi Keuangan

Literasi keuangan dicerminkan oleh pengetahuan dan kemampuan seseorang


secara kognitif mengenai keuangan. Menurut Remund (2010:45), terdapat empat
hal yang paling umum dalam literasi keuangan, yaitu pengetahuan dan
kemampuan mengenai penganggaran, tabungan, pinjaman dan investasi.

Baca Juga
 Modal Intelektual (Intellectual Capital)
 Visi, Tujuan dan Strategi Keuangan Inklusif
 Pendekatan, Strategi dan Bentuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Variabel Literasi keuangan secara lebih luas mengukur kemampuan seseorang


berkaitan dengan pemahaman mengenai nilai tukar uang, fitur jasa layanan
keuangan, pencatatan keuangan, sikap dalam mengeluarkan keuangan. Menurut
Widayat (2010:76), terdapat beberapa hal dalam pengukuran literasi keuangan,
yaitu:

1. Menyusun/merencanakan anggaran penghasilan yang akan diterima.


2. Menyusun/merencanakan anggaran biaya yang akan dikeluarkan.
3. Kepatuhan terhadap rencana anggaran pengeluaran.
4. Pemahaman atas nilai riil uang.
5. Pemahaman nilai nominal uang.
6. Pemahaman tentang inflasi.

Menurut Australian Securities & Investment Commission, untuk mengetahui


seberapa besar tingkat literasi keuangan seseorang dapat digunakan tolok ukur
pengetahuan sebagai berikut (Yunikawati, 2012:61):

1. Pengetahuan seseorang atas nilai suatu barang dan skala prioritas dalam
hidupnya.
2. Penganggaran, tabungan dan bagaimana mengelola uang.
3. Pengelolaan kredit.
4. Pentingnya asuransi dan melindungi terhadap resiko.
5. Dasar-dasar investasi.
6. Perencanaan pensiun.
7. Pemanfaatan dari belanja dan membandingkan produk dimana harus pergi
mencari saran dan informasi bimbingan, dan dukungan tambahan.
8. Bagaimana mengenali potensi konflik atas kegunaan (prioritasi).

Daftar Pustaka

 Budiono, Tania. 2014. Keterkaitan Financial Attitude, Financial


Behaviour & Financial Knowledge pada Mahasiswa Strata 1 Universitas
Atmajaya Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Atmajaya.
 Widayati, Irin. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi
Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya. Jurnal Akuntansi dan Pendidikan Vol 1. Madiun: IKIP PGRI
Madiun.
 Ulfatun, Titik, dkk. 2016. Analisis Tingkat Literasi Keuangan
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta Tahun
Angkatan 2012-2014. Jurnal Pelita Vol.XI No.2.
 Manurung, Adler H dan Rizky, Lutfi T. 2009. Succesful Financial
Planner: A Complete Guide. Jakarta : Grasindo.
 Remund, David L. 2010. Financial Literacy Explicated: The Case for a
Clearer Definition in an Increasingly Complex Economy. The Journal of
ConsumerAffairs Vol.44 No.2.

Kewirausahaan http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/01/kewirausahaan.html

Pengertian kewirausahaan
Wirausaha (enterpreuneur) adalah seorang yang memiliki
kepribadian unggul yang pantas untuk diteladani, karena atas
kemampuan sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih karya
untuk kemajuan kemanusiaan, yang berlandaskan pada
kebenaran dan kebaikan. Adapun kewirausahaan
(enterpreuneur) adalah suatu profesi yang timbul karena
interaksi antara ilmu pengetahuan, yang dapat diperoleh dari
pendidikan formal, dengan seni yang hanya dapat digaji dari
rangkaian kerja yang diberikan dalam praktik. Oleh karena itu,
seorang wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan
berbagai faktor produksi, sehingga menjadi suatu kegiatan
ekonomi yang mengahasilakan laba, yang merupakan balas jasa
atas ketersediaan memiliki risiko.

Dengan demikian, fungsi yang dilakukan oleh seorang wirausaha


dalam hal ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi kesempatan.
2. Mengumpulkan sumber daya menusia dan sumber daya
lain.
3. Menarik investasi atau dana dari perorangan atau lembaga
keuangan.
4. Melaksanakan proses produksi atau perdagangan.
5. Menanggung resiko.

Wirausaha berbeda dengan manajer, meskipun keduanya juga


mempunyai persamaan. Kindleberger dalam bukunya Economic
Development menyatakan, bahwa wirausaha dan manajer sama-
sama menyatukan dan mengorganisasikan faktor produksi,
menetapkan sasaran dan mengusahakan hasil akhirnya.
Perbedaannya adalah bahwa manajer mengerjakan tugas-tugas
pengambilan keputusan dan pengawasan yang bersifat rutin
dibandingkan wirausaha.

Menurut Geoffrey G.Meredith, wirausaha adalah orang yang


mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan sumber-sumber
daya yang dibutuhkan guna memastikan sukses.

Para wirausaha merupakan pemimpin, dan mereka harus


menunjukkan sifat kepemimpinan dalam pelaksaaan sebagian
besar kegiatan-kegiatan mereka. Seorang wirausaha percaya
penuh pada dirinya dan kemampuannya dalam mengambil
keputusan yang tepat. Kemampuan mengambil keputusan inilah
yang merupakan ciri khas seorang wirausaha.

Wirausaha harus meluangkan sebagian besar waktunya untuk


merencanakan kegiatan-kegiatan bisnis. Dengan semakin
berkembangnya suatu perusahaan, kebutuhan akan
perencanaan menjadi semakin besar. Seorang wirausaha harus
dapat mengelola waktu dengan efektif, dan kunci penggunaan
waktu secara efektif terletak dalam manajemen yang lebih baik.

Peranan kewirausahaan dalam perekonomian


Kegiatan kewirausahaan dapat dilakukan dalam bidang
pendidikan, bidang karier, jabatan, dan bidang perekonomian.
Kewirausahaan dalam bidang perekonomian, merupakan setiap
usaha yang berhubungan langsung dengan pemenuhan
kebutuhan manusia. Usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi ini
memerlukan aktivitas dalam manusia. Usaha pemenuhan
kebutuhan ekonomi ini memerlukan aktivitas dalam bidang
perekonomian, seperti peningkatan pengetahuan berusaha dan
pengembangan modal. Aktivitas ekonomi diarahakan pada usaha
menambahkan penghasilan, untuk memerlukan kebutuhan
konsumtif pengusaha dengan keluarganya ataupun denga orang-
orang lain, misalnya karyawannya, dan masyarakat sekitarnya.

Usaha untuk mencapai keberhasilan dalam aktivitas ekonomi,


diperlukan kualitas pribadi yang kuat dan mantap dalam
berusaha. Para pengusaha perlu memiliki sikap dan kemauan
yang kuat untuk bekerja, demi terwujudnya pertumbuhan
ekonomi pribadi dan masyarakat. Disamping itu, harus memiliki
semangat berpetualang, berani berspekulasi, dan mengahadapi
persaingan, serta mampu mendayagunakan setiap sumber yang
ada, baik material, personal maupun finansial.

Kegiatan ekonomi dalam bidang ekonomi, bergerak dan


bernaung dalam lembaga-lembaga ekonomi yang berupa
perusahaan atau pereseroan, yang bergerak dalam produksi,
jasa, dan pelayanan. Dalam memiliki bidang usaha, hendaknya
kiita mengadakan pertimbangan yang matang. Beberapa
pertimbangan antara lain sebagai berikut.

1. Kecakapan berusaha yang kita miliki belum tentu berguna


bagi masyarakat disekitar kita.
2. Kesulitan dalam suatu bidang usaha dimasa lamau belum
tentu berulang dimasa depan.
3. Keberhasilan orang lain dalam suatu bidang usaha, belum
tentu mampu kita tangani.
4. Bidang usaha yang dapat berkembang di suatu tempat,
belum tentu dapat berkembang di tempat lain.

Pertimbangan lain yang kita gunakan dalam memilih bidang


usaha adalah faktor kesempatan dalam lingkungan. Adapun
kesempatan memilki bidang usaha ini dapat tersedia, karena
hal-hal berikut.

1. Membanjirkan permintaan masyarakat dalam bidang


tertentu, baik berupa barang maupun jasa.
2. Kurang saingan dalam bidang yang kita jalankan.
3. Adanya kemampuan yang menyakinkan untuk menyaingi
usaha yang telah dilakukanorang lain.
4. Teridentifikasinya permintaan masyarakat terhadap suatu
produk, terutama dalam menghadapi hal-hal tertentu,
seperti lebaran, natal atau tahun baru.

Disamping hal-hal diatas, perlu juga dipertimbangkan hal-hal


sebagai barikut.
1. Keuntunga yang akan diperoleh.
2. Perkintaan konsumen.
3. Modal keuangan.
4. Risiko yang mungkin terjadi.
5. Jumlah tenaga kerja.
6. Bahan dan bahan mentah.
7. Kemampuan mengelola.
8. Persaingan.
9. Peralatan dan fasilitas produksi.
10. Prospek usaha di masa yang akan datang.
11. Peraturan pemerintahan.
12. Pemasaran.
13. Transportasi dan sebagainya.

Ciri-ciri kewirausahaan
Tidak semua dapat dan mampu menjadi wirausaha, karena
persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi wirausaha, bukan
sekedar berapa besar modal yang harus dimiliki, melainkan ada
aspek lain yang perlu diperhatikan, khususnya aspek mental dan
kepribadian.

Secara umum wirausaha adalah orang yang memiliki potensi


untuk berprestasi dan berkepribadian kuat. Dalam kondisi dan
situasi apapun untuk berprestasi dan berkepribadian kuat. Dalam
kondisi dan situasi apapun, sesorang wirausaha mampu
menolong dirinya sendiri, tanpa menunggu uluran tangan dari
orang lain. Bahkan tidak mau bergantung pada faktor alam,
misalnya cuaca, panas, dingin, dan hujan. Mereka pantang
menyerah dan selalu berusaha, bertahan dari tekanan alam,
bahkan jika perlu berusaha mendudukkan alam tempat ia hidup
dan berpijak.

Dari hasil pengamatan terhadap beberapa pengusaha pengusaha


Indonesia yang tangguh, unggul dan sukses, sebagian besar dari
mereka memiliki dan melakukan tindakan sebagai berikut.

Kualifikasi dasar pengusaha yang baik atau wirausaha


yang andal.
Seorang wirausaha yang handal memiliki karakteristik sebagai
berikut.

1. Memiliki rasa percaya diri dan sikap mandiri yang tinggi


untuk berusaha mencari penghasilan dan keuntungan
melalui perusahaan.
2. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha
yang menguntungkan, serta melakukan apa saja yang
perlu untuk memanfaatkannya.
3. Mau dan mampu untuk bekerja keras dan tekun dalam
menghasilkan barang dan jasa, serta mencoba cara kerja
yang lebih tepat dan efisien.
4. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar-menawar dan
musyawarah dengan berbagai pihak yang besar
pengaruhnya pada kemajuan usaha, terutama para
pembeli atau pelanggan.
5. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan
terencana, jujur, hemat, dan disiplin.
6. Mencintai kegiatan usaha dan perusahaannya, serta lugas
dan tangguh, tetapi cukup luwes dalam melindunginya.
7. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan
kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan
memotivasi orang lain, serta melakukan perluasan dan
pengembangan usaha dengan risiko yang tidak terlalu
besar.
8. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta
menggalang kerja sama yang saling menguntungkan
dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan.

Ciri dan cara wirausaha tangguh


Adapun ciri-ciri dan cara-cara wirausaha yang tangguh antara
lain sebagai berikut.

1. Berfikir dan bertindak secara strategis dan adaptif


terhadap perubahan yang terjadi dalam upaya mencari
peluang keuntungan, termasuk yang mengandung risiko
yang agak besar dan dalam mengatasi berbagai masalah.
2. Selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan melalui
berbagai keunggulan dalam memuaskan pelanggan.
3. Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan
kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta
meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian
intern.
4. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan
ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan,
motivasi, dan semangat kerja, serta pemupukan
pemodalan.
Ciri dan cara wirausaha unggul
Adapun ciri-ciri dan tindakan yang dilakukan oleh wirausaha
unggul sebagai berukut.

1. Berani mengambil risiko yang ditunjang oleh kemampuan


untuk memperhitungkan akibatnya dan berusaha
menghindarinya.
2. Selalu berusaha mencapai dan menghasilkan karya bakti
yang lebih baik untuk pelanggan, pemilik, pemasok,
tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Antisipasi terhadap perubahan dan akomodasi terhadap
lingkungan.
4. Kreatif dalam mencari dan menciptakan peluang pasar,
serta dalam meningkatkan produktifitas dan efisiensi.
5. Selalu meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan
melalui investasi baru di berbagai bidang.

Disamping ciri dan cara tersebut, terdapat bebrapa kiat pengusaha sukses yang
perlu diamati dan ditiru. Apabila kita ingin mengikuti jejak mereka yang telah
berhasi dalam membangun bisnisnya, antara lain sebagai berikut.

1. Proses panjang dan penuh perjuangan yang


ditempuh, serta kiat yang digunakan oleh
wirausahawan dalam menagkap, mancari,
mencitakan, dan memanfaatkan peluang-peluang
usaha.
2. Menjalin kerja sama usaha dan kemitraan.
3. Konsep perencanaan bisnis dan kiat pengendalian
yang diterapkan.
4. Sistem manajemen yang diterapkan dalam
menghadapi para pesaing, perubahan yang terjadi
dan perkembangan lingkungan.
5. Indikator keberhasilan kinerja bisnis dan keuangan
perusahaan.
6. Hal-hal lain yang meliputi kiat-kiat khusu dalam
menglola perusahaan.

d) Prasarat menjadi wirausaha


Seorang yang telah berhasil membuka suatu bidang usaha, pasti
berkeinginan untuk mengembangkan usahanya agar menjadi lebih besar lagi,
sehingga keuntungan yang diperoleh dapat terus meningkat dari waktu ke waktu.
Dengan demikian pandapatan perusahaan, maka kesejahteraan wirausahawan
sebagai pemilik perusahaan juga akan meningkat.
Ada bebrapa hal pokok yang harus dimiliki atau dikuasai oleh seorang
wirausahawan, agar perusahaan yang dipimpinnya dapat berjalan dengan
langgeng dan berhasil.
1. Memiliki modal
Seorang wirausahawan untuk melakukan kegiatan harus didukung denga
sejumlah modal. Dalam pengertian ekonomi yang dimaksud dengan modal adalah
semua barang hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang
atau jasa-jasa lebih lanjut. Barang modal mencakup semua sarana maupun
prasarana yang diperhunakan untuk proses produksi.
2. Memiliki kemampuan
Memiliki kemampuan untuk menemukan peluang dan mengevaluasi
peluang-peluang yang ada, termasuk mengumpulkan sumber-sumber daya yang
digunakan serta dapat bertindak secara efektif dan efisien untuk mempengaruhi
keuntungan dari peluang-peluang tesebut.
3. Memiliki jiwa kepemimpinan
Wirausaha adalah pemimpin yang mengorganisasi sumber daya yang
diperlukan, disamping itu harus juga mempunyai sifat kepemimpinan dalam
pelasanaan kegiatan sehari-hari.
4. Berani mengambil risiko
Berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan sebelumnya, sehingga
wirausahawan juga harus mampu merencanakan atau mengambil keputusan-
keputusan yang tepat untuk perusahaanya agar dapat agar dapat mencapai tujuan
akhir yang berguna.
5. Mampu membuat rencana bisnis
Mampu merencanakan kegiatan-kegiatan bisnis dan dapat mengelola waktu
dengan efektif sehingga dapat mengembangkan usahanya.
6. Dapat bekerja sama
Seorang wirausaha harus mampu bekerja sama dalam keadaan apapun,
mengantisipasi setiap perubahan, dan tanpa ragu-ragu mengambil keputusan yang
tepat.
e) Bidang usaha kegiatan wirausaha
Seseorang yang berinisiatif untuk memulai mendirikan perusahaan, dapat
memulainya dari usaha yang bersifat formal dan informal sebagai berikut.
1) Bidang usaha formal
Bidang usaha formal adalah kegiatan usaha yang secara resmi telah
terdaftar pada pemerintahan, yaitu seluruh kegiatan usaha yang telah memiliki
badan hukum, seperti PT, CV,Fa atau koperasi.
Pada umumnya usaha yang bersifat formal membutuhkan persiapan yang
benar-benar matang. Selain itu, pendirian suatu bidang usaha formal harus
memenuhi suatu syarat-syarat tertentu , prosedur administratif, dan pengesahan
notaris, agar prusahaan tersebut dapat memiliki status badan hukum. Disamping
itu, pendirian, suatu usaha bidang formal selalu menyertakan risiko yang tidak
kecil, khusunya dari sudut besarnya dana yang akan diinvestasikan.
Sebelum sejumlah dana akan ditanamkan dalam suatu bidang usaha
tertentu, bidang usaha tersebut harus terlebih dahulu diukur kemampuannya dalam
mengahasilkan laba. Oleh karena itu, agar dana yang dimiliki benar-benar akan
menghasilkan laba yang optimal, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Apakah ada peluang yang terbuka di bidang
yang direncanakan.
2. Apakah benaar-benar memahami dengan baik
bidang usaha yang akan digeluti, dan bukan
hanya sekedar ikut-ikutan.
3. Apakah mengetahui dengan jelas siapa saja yang
menjadi pesaing dan calon pesaing dalam
bidang usaha tersebut.
4. Apakah mengetahui dengan benar dan ciri-ciri
pasar yang akan dimasuki.
5. Apakah telah mengenal dengan jelas siapa saja
yang akan menjadi pemasok bahan baku.
6. Apakah mengetahui dengan jelas, darimana
tenaga kerja yang akan dibuthkan akan
diperoleh.
7. Apakah sudah diperhitungkan dimana lokasi
yang tepat.
8. Apakah sudah memahami seluk-beluk peraturan
yang menyangkut bidang usaha yang akan
digeluti.

2) Bidang usaha informal


Pedangang kaki lima, pedangang eceran, pedangang asongan dan usaha
lain yang bermodal sangat kecil merupakan usaha informal. Dengan demikian
bidang usaha informal merupakan kegiatan usaha yang tidak menentu jangka
waktunya, tidak terdaftar secara resmi.
Bidang usaha informal, sampai sejauh ini masih belum dapat dijadikan
sebagai produk unggulan bangsa, karena sifatnya masih serba kecil. Sumber daya
manusianya rata-tara adalah mereka yang berpendidikan rendah, sehingga
pengembangan usaha dan kualitas produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha
infomal ini masih sulit untuk diharapkan.

Ekonomi Kreatif

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/06/pengertian-ekonomi-kreatif-ciri-
ciri-jenis-sektor.html

Pengertian Ekonomi Kreatif/Industri Kreatif Menurut Para Ahli

Berikut ini dalaaah definisi dari ekonomi kreatif menurut ahlinya.

1. Simatupang (2007)

Pengertian industri kreatif menurut Simatupang adalah industri yang berfokus


pada kreasi dan ekploitasi karya kepemilikan intelektual seperti seni, film,
permainan atau desain fashion, dan termasuk layanan kreatif antar perusahan
seperti iklan.
2. Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008)

Pengertian industri kreatif menurut Departemen Perdagangan adalah industri yang


berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

3. Howkins (2001)

Pengertian ekonomi kreatif menurut Howkins adalah terdiri dari periklanan,


arsitektur, seni, kerajinan, desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan,
penerbitan, penelitian dan pengembangan (R and D), perangkat lunak, mainan dan
permainan, televisi dan radio, dan permainan video.

4. Institute For Development Economy and Finance (2005)

Pengertian ekonomi kreatif menurut Institute For Development Economy and


Finance adalah proses peningkatan nilai tambah hasil dari eksplorasi kekayaan
intelektual berupa kreativitas, keahlian, dan bakat individu menjadi suatu produk
yang dapat dijual.

Baca Juga: √ Pengertian Kargo, Jenis dan Syaratnya (Pembahasan Lengkap)

Ciri-ciri Ekonomi Kreatif

Ciri utama ekonomi atau industri kreatif adalah menunjukkan keunggulan


kreativitas dalam memperoleh desain kreatif yang melekat di produk barang/jasa
yang dihasilkan.

Ciri-ciri ekonomi kreatif, antara lain:

 Mempunyai unsur utama yaitu kreativitas, keahlian dan talenta yang


mempunyai potensi sebagai peningkatan kesejahteraan melalui penawaran
kreasi intelektual.
 Tersusun atas penyediaan produk kreatif langsung pada pelanggan dan
pendukung penciptaan nilai kreatif di sektor lain yang secara tidak langsung
berkaitan dengan pelanggan
 Siklus hidup singkat, margin tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi,
dan mudah ditiru
 Dibutuhkan kolaborasi antara berbagai aktor yang memiliki peran pada industri
kreatif, yakni cendekiawan (kaum intelektual), dunia usaha, dan pemerintah
yang merupakan prasyarakat mendasar.
 Berbasis pada ide atau gagasan
 Pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha
 Konsep yang dibangun mempunyai sifat relatif.

Jenis dan Sektor Ekonomi Kreatif

Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) dalam buku Pengembangan


Industri Kreatif 2025, membagi jenis ekonomi kreatif ke dalam 14 sektor industri
atau ekonomi kreatif, berikut penjelasan lengkapnya.

Periklanan

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan jasa periklanan (komunikasi satu arah
dengan memanfaatkan medium tertentu), mencakup proses kreasi, produksi dan
distribusi dari iklan yang dihasilkan, seperti: riset pasar, perencanaan komunikasi
iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi kampanye relasi publik,
tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah), dan elektronik (televisi dan
radio), pemasangan beberapa poster dan gambar, menyebar selebaran, pamflet,
edaran, brosur, reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materialis atau
sampel, dan juga penyewaan kolom untuk iklan.

Arsitektur

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan jasa desain bangunan, perencanaan


biaya, konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi dengan
keseluruhan dari level makro (town planning, urban design, landscape
architecture) hingga level mikro (detail konstruksi, seperti: arsitektur taman,
desain interior).

Pasang Barang Seni

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan perdagangan barang-barang asli, unik


dan langka dan juga mempunyai nilai estetika seni yang tinggi dengan cara lelang,
galeri, toko, pasar swalayan, dan internet. Seperti: alat musik, percetakan,
kerajinan, automobile, film indie-dokumenter, seni rupa dan lukisan.

Kerajinan (Handicraft)

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk
yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang bersumber dari desain awal
hingga dengan proses penyelesaina produknya, diantaranya mencakup barang
kerajinan yang dibuat dari batu berharga, serat alam ataupun buatan, kulit rotan,
bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi), kaca, porselin, kain,
marmer, tanah liat, dan dapur. Produk kerajinan pada umumnya hanya dibuat
dalam jumlah yang relatif kecil (tidak untuk produksi massal).
Desain

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset
pemasaran dan juga produksi kemasan dan jasa pengepakan.

Fashion

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan kreasi desain pakaian, desain alas
kaki, serta desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan
aksesorisnya, konsultasi lini produk fesyen, dan juga distribusi produk fesyen.

Baca Juga: √ Pengertian Perusahaan Jasa, Tahapan Siklus Akuntansi & Penjelasannya

Film, Video dan Fotografi

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan kreasi produksi video, film dan jasa
fotograsi, dan juga distribusi rekaman video dan film. Termasuk didalamnya
penulisan skrip, dubbing film, sinamatografi, sinetron, eksibisi film.

Permainan Interaktif

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan kreasi produksi dan distribusi


permainan komputer dan video yang sifatnya hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
Subsektor permainan interaktif sebagai hiburan semata-mata namun juga sebagai
alat bantu pembelajaran atau edukasi.

Musik

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan kreasi atau komposisi, pertunjukan,


reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara atau lagu.

Seni Pertunjukan

Aktivitas kratif yang berhubungan dengan usaha mengembangkan konten,


produksi pertunjukan (seperti: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, dan juga tur musik
etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata
pencahayaan
Penerbitan dan Percetakan

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan penulisan konten dan penerbitan buku,
jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital dan juga kegiatan kantor berita
dan pencari berita.

Subsektor juga meliputi penerbitan perangko, material, uang kertas, blanko cek,
giro, surat andil, obligasi, surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket
pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya.

Juga meliputi penerbitan foto, grafis (engraving), dan kartu pos, formulir, poster,
reproduksi, percetakan lukisan dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman
mikro film.

Layanan Komputer dan Piranti Lunak

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan pengembangan teknologi informasi


didalamnya juga jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan
database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis
sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti
keras dan juga desain portal yang juga cara merawatnya.
Radio dan Televisi

Aktivitas kreatif yang berhubungan dengan usaha kreasi, produksi dan


pengemasan. Acara televisi (misalnya games, kuis, reality show, infotainment,
dan lain sebagainya), penyiaran dan transmisi konten acara televisi dan radio, dan
juga aktivitas station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.

Riset dan Pengembangan

Aktitivas kreatif yang berhubungan dengan usaha inovatif yang menyajikan


penemuan ilmu dan teknologi serta penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut
dalam memperbaiki produk dan kreasi produk baru. Proses baru, material baru,
alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang bisa memenuhi kebutuhan pasar
yang didalamnya juga berhubungan dengan humaniora seperti penelitian dan
pengembangan bahasa, sastra, dan seni, serta jasa konsultasi bisnis dan
manajemen.

Anda mungkin juga menyukai