Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP

Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124


Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GASAL TAHUN AKADEMIK 2020/2021


Mata Kuliah(Kode/Kls) : Operasional Bank Syariah (SMN 704/A) Semester : VII (Tujuh)
SKS : 2 (dua) Sks Hari/tanggal : Selasa, 17 November 2020
Dosen Pembina : H. Dadang Saeful Hidayat,SE,MM Waktu : 110 (Seratus Sepuluh) menit
Program Studi : Manajemen S.1 Pukul : .12.50 s.d. 14.40
Fakultas : Fakultas Ekonomi Sifat : Tutup / Buku *)

I. INFORMASI AKADEMIK DAN PETUNJUK UJIAN :


1. Ujian Akhir Semester (UAS) Semester Gasal 2020/2021 dilaksanakan pada Tanggal 11– 23 Januari 2021!
2. Diinformasikan, Perwalian Semester Genap TA 2020/2021 dilaksanakan pada Tanggal 27 - 30 Januari 2021
untuk Semua Fakultas dan Direktorat. Perwalian Semester Genap diwajibkan bagi seluruh Mahasiswa USB
YPKP s.d. mahasiswa dinyatakan lulus dari hasil Yudisium Sidang Akhir Studi !
Selesaikan kewajiban keuangan sebelum perwalian dilaksanakan dan pastikan ikut perwalian mulai dari
Pertemuan dengan Dosen Wali s.d Print Out KRS untuk divalidasi Dosen Wali.
3. Yang belum menyelesaikan kewajiban keuangan, tidak bisa mengikuti Perkuliahan, Ujian, dan tidak bisa
melihat Nilai di web http://sia.usbypkp.ac.id/.
4. Berdoalah sebelum Ujian dimulai !

Nama : Bunga Suci Romadhona


NPM : 1111171078
Kelas : Regular Pagi S1 Manajemen A

II. SOAL :

1. Coba saudara jelaskan tentang {


a. Bank Syariah, Visi,Misi, Tujuan dan Fungsi Bank Syari’ah menurut UU N0. 21 Tahun
2018
b. Kemukakan Definisi Bank Syari’ah menurut Undang-Undang dan Para Ahli
c. Apa Itu Akar Ekonomi Syariah dan apa perbedaannya dengan akar Ekonomi
konvensiaonal
2. Ada Berapa Akad Transaksi Syariah, Jelaskan masing-masing ? !
3. Coba saudara kemukakan dimana letak perbedaan antara Organisasi Bank Syariah
dengan Organisasi Bank Konvensional !
4. Apa Itu Riba, Apa landasan syariahnya dan ada berapa jenis Riba secara konsional ?
5. Jelaskan tentang Prinsip Wadi’ah dan Apa saja jenis-jenisnya berikut perbedaannya
masing-masing ? !.
6. Kemukakan Perbedaan operasional Bank Syariah dan Bank Konvensional !

(JAWABAN DI HALAMAN SELANJUTNYA)


JAWABAN SOAL MATA KULIAH/KODE/KLS : OPERASIONAL BANK SYARIAH/SMN 704/A

NAMA DOSEN PENGAMPU MATA UJIAN : Dadang Saeful Hidayat,SE,MM

NAMA/NPM/KLS : BUNGA SUCI ROMADHONA/1111171078/REGULAR PAGI S1 MANAJEMEN (A)

WAKTU PELAKSANAAN UJIAN : Selasa, 17 November 2020 SELAMA 110 Menit

PERNYATAAN : “SAYA MENGERJAKAN SOAL UTS MATA KULIAH INI SECARA MANDIRI”

BANDUNG, 17 NOVEMBER 2020


TANDA TANGAN DAN NAMA JELAS ;
Wajib ditandatangani untuk dinilai

BUNGA SUCI ROMADHONA


(...............................................................)

JAWABAN :
1. Coba saudara jelaskan tentang :
a. Bank Syariah, Visi,Misi, Tujuan dan Fungsi Bank Syari’ah menurut UU N0. 21 Tahun 2018
 Bank Syariah
Bank Syariah adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah atau hukum
Islam. Bank Syariah juga merupakan bank yang dalam menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah Islam dan menurut jenisnya terdiri dari bank umum syariah serta Bank Pembiayaan
Rakyat (BPR) Syariah.
 Visi
Terwujudnya sistem perbankan syariah yang sehat, kuat, dan Istiqomah terhadap prinsip syariah
dalam kerangka keadilan, kemaslahatan, dan keseimbangan guna mencapai masyarakat yang
sejahtera secara material dan spiritual (falah).
 Misi
Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan perbankan syariah yang kompetitif, efisien,
dan memenuhi prinsip syariah serta prinsip kehati-hatian berbasis Bagi Hasil dan transaksi riil dalam
rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
 Tujuan
Menurut Heri Sudarsono, Tujuan Perbankan Syariah ialah sebagai berikut:
1. Mengarahkan kegiatan ekonomi umat bermu’amalat Islam, khususnya mu’amalah yang
berhubungan dengan perbankan agar terhindar dari praktek Riba atau jenis usaha lain yang
mengandung gharar (tipuan).
2. Menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui
kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan
pihak yang membutuhkan modal.
3. Meningkatkan kualitas hidup dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar
terutama kelompok miskin yang diarahkan kpd kegiatan usaha produktif.
4. Menanggulagi masalah kemiskinan yang umumnya merupakan program utama negara
berkembang.
5. Menjaga stabilitas ekonomi dan moneter dengan aktifitas syari’ah yang mampu menghindari
pemanasan ekonomi yang diakibatkan adanya inflasi.
6. Menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non syariah/Bank Konvensional.
 Fungsi Bank Syariah menurut UU No. 21 Tahun 2008
Menurut UU No. 21 Tahun 2008, Fungsi Perbankan Syariah ialah sebagai berikut:
1. Bank Syari’ah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat.
2. Bank Syari’ah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul ma’al, yaitu
menerima dana yang berasal dari Zakat, Infaq, Shadakah, hibah atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola Zakat.
3. Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari Waqaf dan
menyalurkannya kepada Pengelola Waqaf (nazhir) sesuai dengan kehendak Pemberi Waqaf
(wakif).
4. Pelaksanaan fungsi sosial (2 & 3) sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku..

b. Kemukakan Definisi Bank Syari’ah menurut Undang-Undang dan Para Ahli


Jawab:
 Menurut UU RI No. 21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Syariah.
 Menurut Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga keuangan negara yang memberikan kredit dan jasa-
jasa lainnya di dalam lalu lintas pembayaran dan juga peredaran uang yang beroperasi dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam.
 Menurut Heri Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
 Menurut Purwaatmadja, Bank Syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah
(Islam) dan tata caranya didasarkan pada ketentuan Al-Quran dan Hadits.
  Sedangkan pengertian Perbankan Syariah ialah segala sesuatu yang menyangkut Bank Syariah dan
UUS, kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha.

c. Apa Itu Akar Ekonomi Syariah dan apa perbedaannya dengan akar Ekonomi konvensional
Jawab:
Akar ekonomi syariah adalah landasan, prinsip, pegangan, yang menjadi pedoman dalam ekonomi
syariah. Akar Ekonomi Syariah diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Tauhid
2. Maslahah (Materi dan Amal Shaleh)
3. Abdillah (Manusia adalah hamba Allah)
4. Khalifatullah (Manusia merupakan Khalifah fil ardl/Pemimpin di dunia yang ditunjuk oleh Allah)
5. Tujuan Hidup Manusia adalah Aatina Fidunya hasanah wafil aahirati hasanah waqina adzabannar
(kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat)
6. Instrumen pengatur ekonomi meliputi ; Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf, Waris, ANTI RIBA.
Akar Ekonomi Syariah berbeda dengan Akar Ekonomi Konvensional. Berikut ini adalah akar-akar dari
Ekonomi Konvensional sebagai berikut:
Akar Ekonomi Konvensional:
1. Secularism (memisahkan antara dunia dan akhirat)
2. Individualism (kebebasan yg tidak terbatas)
3. Materialism (ukuran kesuksesan manusia adalah materi/kekayaan)
4. Interest Base Economy (eksploitasi pemilik dana/modal)
5. Scarcity (Kepemilikan vs distribusi)
Perbedaannya sangat jelas, Ekonomi syariah lebih mengedepankan TAUHID, prinsip Syariat Islam,
tujuannya berlandaskan kebaikan di dunia dan akhirat, instrumen pengatur ekonominya berupa zakat,
infaq, dll., serta ANTI RIBA. Sedangkan Ekonomi Konvensional bersifat Secularism/Sekular, individualis,
materialis, dan ada bunga yang merupakan riba.

2. Ada Berapa Akad Transaksi Syariah, Jelaskan masing-masing ? !


Jawab:
Menurut Adiwarman A. A karim, ada 2 Jenis akad transaksi Syari’ah, diantaranya ialah:
1. Akad Transaksi Tabarru
Akad Transaksi Tabarru yaitu akad transaksi yang tujuannya untuk tolong menolong / bukan untuk
usaha, dan hanya mengharapkan balasan dari Allah SWT. Yang termasuk Akad Transaksi Tabarru
diantaranya:
 Meminjamkan harta/uang : Meminjamkan tanpa syarat (Al-Qard), Meminjamkan dengan syarat
Agunan (Ar-Rahn), dan Pinjaman untuk mengambil alih piutang dari pihak lain (Hiwalah).
 Meminjamkan Jasa: Meminjamkan jasa untuk melakukan sesuatu atas nama orang lain
(Wakalah), Wakalah dengan tugas tertentu, yaitu memberi jasa pemeliharaan (Wadi’ah), dan
Wakalah kontinjensi, yaitu mempersiapkan jasa untuk melakukan sesuatu apabila terjadi sesuatu
(Kafalah).
 Memberikan sesuatu: Memberikan sesuatu kepada pihak lain atas perintah Allah SWT untuk
kepentingan umum dan agama (Waqaf), Memberikan sesuatu kepada pihak lain atas perintah
Allah  SWT secara sukarela: Hibah, Shadaqah, Hadiah, dan Waqaf.
2. Akad transaksi Tijarah
Akad Transaksi Tijarah, yaitu akad transaksi dengan tujuan untuk usaha, motifnya adalah profit
oriented atau untuk mencari keuntungan. Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang
diperolehnya akad Transaksi Tijarah ini dibagi 2, diantaranya:
 Natural Centainty Contracts (NCC), dalam NCC kedua belah pihak mempertukarkan aset yang
dimiliki, karenanya objek pertukarannya harus ditetapkan dari awal akan dengan pasti, baik
jumlah, mutu, harga dan waktu penyerahannya. Kontrak ini secara sunatullah menawarkan return
yang relatif pasti, seperti: Akad Jual Beli (Murabahah, Salam, Istisna), dan Akad Sewa menyewa
(Ijarah, Ijarah Muntahia bittamlik).
 Natural Uncertainty Contracts (NUC), Dalam NUC pihak2 yang bertransaksi saling mencampurkan
aset yang dimilikinya (real Assets/financial asset) menjadi satu kesatuan dan kemudian
menanggung suatu risiko bersama untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian. Yang termasuk
kontrak ini diantaranya: Musyarakah, Mudharabah, Muzara’ah, dan Musaqqah

3. Coba saudara kemukakan dimana letak perbedaan antara Organisasi Bank Syariah dengan Organisasi
Bank Konvensional !
Jawab:
 Jika dilihat dari contoh bagan organisasi lembaga keuangan syariah, lembaga keuangan syariah selain
diawasi oleh dewan komisaris, juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).
 Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional misalnya dalam hal
komisaris dan direksi namun unsur yang sangat berbeda antara bank syariah dengan bank
konvensional ialah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi
operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah.
 Peran utama ulama dalam DPS adalah mengawasi jalannya operasional bank sehari-hari agar selalu
sesuai dengan ketentuan-ketentuansyariah. Adapun Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan
lembaga di bawah MUI yang bertugas mengawasi produk-produk lembaga keuangan syariah agar
sesuai dengan syariah Islam.

4. Apa Itu Riba, Apa landasan syariahnya dan ada berapa jenis Riba secara konsional ?
Jawab:
 Riba (Ar-Riba) berarti Ziyadah/tambahan, berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal secara batil atau pengambilan tambahan baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam
meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip mu’amalah dalam Islam. Dalam pengertian
ini riba memiliki persamaan makna dengan bunga (interest) menurut ijma para fuqaha/ahli fiqih.
 Menurut Syeikh Muhammad Abduh, Riba adalah penambahan-penambahan yang disyaratkan oleh
orang yang memilii harta kepada orang yang meminjam hartanya (bisa berupa uang, dll) Hal ini bisa
terjadi karena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari tenggat waktu yang telah
ditentukan bersama.
 Landasan Syariah mengenai Riba:
 Surat Al-Baqarah ayat 276 artinya “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.”
 Surat Ali Imran ayat 130 artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memakan
riba dengan belipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
 Surat Ar-Ruum ayat 39 artinya “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta
manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridlaan Allah, maka itulah orang-orang
yang melipatgandakan (pahalanya).”
 Surat An-Nisa ayat 161 artinya “dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka
telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil).
Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih.”
 Larangan Riba dalam Hadits:
 Jabir berkata bahwa Rasulluh SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang
membayarnya dan orang yang mencatatnya dan dua orang saksinya, kemudian beliau bersabda,
“Mereka itu semua sama” (HR Muslim No 2995)
 Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mas‘ud bahwa Nabi SAW bersabda “ Riba itu mempunyai 73
pintu (tingkatan); yang paling rendah (dosanya) sama dengan seseorang yang melakukan zina
dengan ibunya”.
 Jenis-Jenis Riba diantaranya:
 Riba Qardh: Suatu Manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berutang (Muqtaridh);
 Riba Jahiliyyah: Utang dibayar lebih dari pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar
utangnya pada waktu yang telah ditetapkan
 Riba Fadh: Pertukaran antar barang sejenis lainnya dengan kadar/takaran yang berbeda,
sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi;
 Riba Nasiah: Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan
dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba nasiah muncul karena adanya perbedaan, perubahan,
atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian”.

5. Jelaskan tentang Prinsip Wadi’ah dan Apa saja jenis-jenisnya berikut perbedaannya masing-masing ? !.
Jawab:
 Prinsip titipan/simpanan (depository) atau Prinsip Wadi’ah, yakni titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si
penitip menghendaki. Landasan utamanya ialah QS. An-Nisa : 58, QS. Al-Baqarah :283, dan beberapa
Al-Hadits. Quran Surat An-Nisa ayat 58: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan
amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya...”
 Perbedaan dari jenis-jenis Al-Wadiah diantaranya sebagai berikut:
 Wadi’ah Yad Al-Amanah, pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar menjaganya sesuai
kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebankan biaya kepada penitip sebagai biaya
penitipan. Aplikasi Perbankannya ialah Giro Wadiah Yad Al-Amanah dan Safe Deposit Box (SDD).
 Dalam Skema Al-Wadia’ah Yad Al-Amanah, terdapat istilah Nasabah Muwaddi/Penitip dan Bank
Mustawada/Pihak penyimpan dengan adanya beban biaya penitipan. Sedangkan dalam Skema
Al’Wadiah Yad adh Dhamanah, Nasabah Muwaddi/penitip diberikan bonus oleh bank
mustawda/penyimpan dengan adanya bagi hasil dan pemanfaatan dana.
 Wadi’ah Yad Adh-Dhamanah, pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil
dari pengguna dana. Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.
Aplikasi perbankannya ialah Giro Wadiah Yad Dhamanah dan Tabungan Wadiah Yad Dhamanah.
 Dalam konsep Al-Wadi’ah Yad Dhamanah, penerima titipan boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang/barang yang dititipkan dan atas penggunaan dana dan hasil yang
diperolehnya dapat memberikan bonus kepada penitipnya.

6. Kemukakan Perbedaan operasional Bank Syariah dan Bank Konvensional !


Jawab:
 Bank Syariah melakukan investasi yang halal-halal saja, berdasarkan prinsip Bagi Hasil/Imbalan, jual
beli dan sewa, Profit dan Falah Oriented, hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan,
penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dnegan fatwa Dewan Pengawas Syariah dan Dewan
Syariah Nasional. Sedangkan Bank Konvensional melakukan investasi yang halal dan haram, memakai
perangkat bunga dan jasa, profit oriented, hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur,
tidak terdapat Dewan Pengawas Syariah.
 Landasan Operasional Bank Syariah ialah tidak bebas nilai (berdasarkan prinsip syariah Islam), uang
sebagai alat tuar bukan komoditi, bunga dalam berbagai bentuknya dilarang, menggunakan prinsip
Bagi Hasil dan keuntungan atas transaksi riil. Sedangkan Landasan Operasional Bank Konvensional ialah
bebas nilai (berdasarkan prinsip materialistis), uang sebagai komoditi yang dipertahankan, bunga
sebagai instrumen imbalan terhadap pemilik uang yang ditetapkan di muka.
 Risiko Usaha Bank Syariah dihadapi secara bersama antara lembaga keunagan syariah dnegan nasabah
dengan prinsip keadilan dan kejujuran, tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih negatif (negatif
spread) karena sistem yang digunakan. Sedangkan Risiko Usaha bank konvensional tidak terkait
langsung dengan debitur, risiko debitur tidak terkait langsung dengan lembaga keuangan,
kemungkinan terjadinya selisih negatif antara pendapatan bunga dan beban bunga.
 Fungsi dan peran bank syariah ialah sebagai lembaga intermediari, agen investasi/manager investasi,
investor, penyedia jasa lalu lintas pembayaran (asal tidak bertentangan dengan syariah), pengelola
dana kebajikan, ZIS (fungsi operasional sosial), hubungan dengan nasabah adalah hubungan kemitraan
(investor timbal balik pengelola investasi). Sedangkan fungsi dan peran Bank Konvensional ialah
lembaga intermediari, penghimpun dana masyarakat dan meminjamkan kembali kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dengan imbalan berupa Bunga, penyedia jasa/lalu lintas pembayaran, hubungan
lembaga keuangan dengan nasabah adalah hubungan debitur-kreditur.
 Sistem Pengawasan Bank Konvensional ialah adanya Dewan Pengawas Syariah untuk memastikan
operasional lembaga keuangan tidak menyimpang dari syariah di samping tuntunan moralitas
pengelola lembaga keuangan dan nasabah sesuai dengan akhlakul karimah. Sedangkan Sistem
pengawasan bank konvensional, sistem moralitas sering kali terlanggar karena tidak adanya nilai-nilai
religius yang mendasari operasional.

“ Selamat Mengerjakan Soal dan Semoga Sukses ”

Anda mungkin juga menyukai