Anda di halaman 1dari 67

Pilar Pertama: Pembagian Kerja (Division of Work)

Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan


tentunya telah ditentukan. Keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang telah
di¬rencanakan tersebut tentunya perlu disederhanakan guna mempermudah
bagaimana pengimplementasiannya. Upaya untuk menyederhanakan dari
keseluruhan kegiatan dan pekerjaan-yang mungkin saja bersifat kompleks-
menjadi lebih sederhana dan spesifik di mana setiap orang akan ditempatkan dan
ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut dinamakan
sebagai pembagian kerja (division of work).

Pilar Kedua: Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)

Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut


dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis. Sebagai contoh, untuk
bisnis restoran, pencatatan menu, pemberitahuan menu kepada bagian dapur,
hingga pe¬ngiriman makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di meja makan
bisa dikelompok¬kan menjadi satu departemen tertentu, katakanlah bagian
Pelayan. Adapun penerimaan bon pembayaran, pencatatan dalam mesin kasir,
pencatatan penerimaan dan pengeluar¬an uang, dapat dikelompokkan menjadi
departemen atau bagian keuangan misalnya.

Piliar Ketiga: Penentuan Relasi Antarbagian dalam Organisasi (Hierarchy)

Dalam hierarki vertikal, di mana setiap bagian memiliki kewenangan dan


tanggung jawab yang relatif terbatas pada bagian tertentu yang telah ditentukan,
dan tanggung jawab yang banyak dalam suatu organisasi cenderung untuk
didelegasikan pada bagian di bawahnya. Demikian juga untuk setiap bagian di
bawahnya.

Dalam hierarki horizontal, di mana subbagian dari organisasi bersifat melebar ke


samping secara horizontal, artinya untuk suatu organisasi sub-subbagian yang
bersifat vertikal dibuat tidak terlalu banyak. Kelebihan dari bentuk ini menutupi
keterbatasan atau kelemahan pada hierarki vertikal.

Pilar Keempat: Koordinasi (Coordination)

Pilar terakhir dari proses pengorganisasian adalah Koordinasi. Setelah pekerjaan


dibagi, ditentukan bagian-bagiannya, hingga ditentukan hierarki organisasinya,
maka langkah berikutnya adalah bagaimana agar pembagian kerja yang telah
dilakukan beserta penentuan desain organisasinya berjalan secara efektif dan
efisien? Di sinilah peran dari koordinasi diperlukan sebagai pilar terakhir dari
pengorganisasian.

Label: Manajemen Umum

http://ngopek.blogspot.co.id/2010/02/4-pilar-pengorganisasian.html

diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.15 WIB

PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pengorganisasian è proses penyusunan struktur organisasi yg sesuai dengan tujuan
organisasi, sumberdaya-sumberdaya yg dimiliki dan lingkungan yg
melingkupinya 
     Aspek utama proses proses penyusunan struktur organisasi ada 2 (dua) yaitu:
        *     Departementalisasi àpengelompokkan   
                                                                  kerja 
        *     Pembagian kerja à pemerincian tugas                               pekerjaan 
Contoh dari Bagan Organisasi 
Empat Pilar Pengorganisasian
(Four Building Blocks of Organizing)
-    Pilar Pertama : pembagian kerja (division of work)
-    Pilar Kedua : Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization) 
-    Pilar Ketiga : penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)
-    Pilar Keempat : penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar
bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination) 
Pilar Pertama : 
Pembagian Kerja (division of work)
Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan
kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan)  --yang
mungkin saja bersifat kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana
setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang
sederhana dan spesifik tersebut
Kadangkala Pembagian Kerja dinamakan dengan Pembagian Tenaga Kerja,
namun lebih sering digunakan Pembagian Kerja karena yang dibagi-bagi adalah
pekerjaannya, bukan orangnya.
Contoh dari Pembagian Kerja misalnya Pembagian Kerja dalam Bisnis Restoran,
pembagian kerja dapat berupa pembagian kerja untuk bagian dapur, pelayanan
pelanggan di meja makan, kasir, dan lain sebagainya 
Pilar  Kedua: Pengelompokan Pekerjaan 
( Departmentalization) 
Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut
dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis 
Pengelompokan Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah Proses
pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan
kriteria tertentu 
Sebagai contoh, untuk bisnis restoran :  pencatatan menu, pemberitahuan menu
kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada
pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu,
katakanlah bagian Pelayan 
Pilar Ketiga:
Penentuan  Relasi   antar   bagian   dalam Organisasi (Hierarchy)
Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horisontal.
Terdapat 2 konsep penting dalam Hierarcy, yaitu :
   Span of management control atau span of control
   Chain of Command
Penentuan Hirarki dalam Bisnis Restoran 
   Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah
suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian
tertentu 
   Chain of command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi
dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang paling rendah. chain
of command juga menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa
dan bagian mana akan melapor ke bagian mana. 
Contoh : Chain of Command dari Bisnis Restoran 
Jenis-jenis Hirarki 
   Hirarki Vertikal (Tall Hierarchy)
   Hirarki Horisontal (Flat Hierarchy)
Pilar Keempat : Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah proses mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai
departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai
secara efektif 
   the process of integrating the activities of separate departments in order to
pursue organizational goals effectively  
    (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995)
Faktor-faktor yang memPengaruhi Struktur Organisasi 
   Strategi Organisasi
   Skala Organisasi
   Teknologi
   Lingkungan
   Beberapa pendekatan dalam Departementalisasi 
   Berdasarkan Fungsional
   Berdasarkan Produk
   Berdasarkan Pelanggan
   Berdasarkan Geografis
   Berdasarkan Matriks
   Departementalisasi berdasarkan Produk 
   Departementalisasi berdasarkan Pelanggan 
   Departementalisasi berdasarkan Geografis 
   Departementalisasi berdasarkan Matriks
Pengarahan`
   Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan 
   Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan 
   Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan 

http://pengantarmanajemenmi14a.blogspot.co.id/2014/11/pengantar-
manajemen_23.html diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.06 WIB

EMPAT PILAR DALAM PENGORGANISASIAN


Empat Pilar Dalam Pengorganisasian :

Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) ada empat
pilar (building block) yang menjadi dasar untuk melakukan proses
pengorganisasian, keempat pilartersebut adalah pembagiankerja
(devisionofwork), pengelompokkan pekerjan (departementalization), penentuan
relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy), serta penentuan mekanisme
untuk mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi
(coordination).

Pilar Pertama : Pembagian Kerja

Merupakan upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan


pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan
spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap
kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut.

Pilar Kedua : Pengelompokkan Pekerjaan (Departementalization) Setelah


pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut
dikelompokkan berdasarkan criteria tertentu yang sejenis.

Pilar Ketiga : Penentuan Relasi Antarbagian dalam Organisasi

Setelah pekerjaan dikelompokkan atau di Departemenkan, kita mungkin bertanya-


tanya berapa banyak pekerjaan yang perlu dikelompokkan untuk setiap bagian
atau departemen dan berapa banyak orang yang dibutuh menyangkut span of
management control. Span of management control terkait dengan jumlah orang
atau bagian di bawah suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada
departemen atau bagian tertentu.
Pilar Keempat : Koordinasi

Pilar terakhir dari proses pengorganisasian adalah koordinasi. Setelah pekerjaan


dibagi, ditentukan bagian-bagiannya, hingga ditentukan hierarki organisasinya,
maka langkah berikutnya adalah bagaimana agar pembagian kerja yang telah
dilakukan beserta penentuan desain organisasinya berjalan secara efektif dan
efisien. Disinilah peran dari koordinasi diperlukan sebagai pilar terakhir dari
pengorganisasian. Sebagaimana menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert,
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai
departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi bisa tercapai
secara efektif.

Hizrary adalah proses penentuan relasi antara bagian dalam organisasi baik secara
vertical maupun horizontal

2 konsep dalam hizrary

· Rantai komando

· Rentang kendali

Rantai komando

Rantai Komando dapat dikatakan sebagai garis kewenangan tak terputus


yang membentang dari organisasi puncak hingga ke pegawai terendah dan
menjelaskan siapa yang memberikan laporan kepada siapa. Rantai Komando
berkaitan dengan Otoritas dan Kesatuan Komando. Otoritas mengacu pada hak-
hak inheren di dalam posisi manajerial yang memberikan perintah dan
mengharapkan mereka akan mematuhinya. Untuk memfasilitasi koordinasi, maka
tiap-tiap manajerial diberikan suatu tempat didalam rantai komando, dan masing-
masing manajer diberikan tingkat otoritas agar memenuhi tanggung jawabnya .
Sedangkan, Kesatuan Komando memiliki prinsip untuk mengamankan konsep
dari garis kewenangan yang tak terputus. Seorang hanya memiliki satu alasan
yang mendapat pertanggung jawaban dari dia secara langsung. Jika kesatuan
komando terpecah , maka seorang pekerja harus mampu mengatasi tuntutan atau
prioritas yang bertentangan dari beberapa atasan, sebagaimana sering terjadi
dalam diagram struktur organisasi dengan garis terputus-putus dalam melaporkan
hubungan.

Rentang Kendali

ektif oleh seorang manajer. Rentang Kendali (span of control) sangat perlu
dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan pembagian kerja,
koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin (manajer).

Rentang Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya “limits


factor(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan,
kemampuan, dan perhatian.

Faktor Rentang Kendali

• Keahlian dan kemampuan manajer

• Karakteristik karyawan

• Sifat pekerjaan yang sedang di kerjakan

• Kesamaan tugas

• Kerumitan tugas

• Standarisasi pekerjaan yang di tetapkan

Rentang kendali

• Semakin besar rentan kendali, semakin efisien dari segi biaya tetapi mengurangi
keefektifan

• Diperlukan investasi untuk melatih karyawan agar kinerja nya tetap baik
Faktor-faktor penentu luas rentang kendali

1. Kesamaan fungsi-fungsi: semakin sejenis yang dilaksanakan oleh kelompok


kerja, rentangan semakin melebar

2. Kedekatan geografis: semakin dekat letak geografis kelompok kerja, rentangsn


semakin melebar

3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan: semakin sedikit pengawasan


langsung yang di butuhkan, rentangan nya semakin melebar

Tingkat koordinasi yang dibutuhkan semakin berkurang koordinasi yang di


butuhkan rentangan semakin melebar.

Koordinasi

• Adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai


departemen/bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai secara
efektif .

3 Macam saling ketergantungan

• Saling ketergantungan yang menyatu

• Saling ketergantungan yang berurutan

• Saling ketergantungan yang timbal balik

Masalah-masalah pencapaian joordinasi efektif

• Perbedaan orientasi terhadap tujuan tertentu

• Perbedaan orientasi waktu

• Perbedaan orientasi antar pribadi

• Perbedaan dalam formalitas struktur


Desain organisasi tradisional

• Struktur sederhana

Struktur dengan departementalisasi rendah, rentang kendali luas, wewenang


terpusat dan formalisasi rendah

• Struktur fungsional

Struktur organisasi yang mengoprasikan spesialisasi pekerjaan yang serupa dalam


satu kelompok

• Struktur divisional

Struktur organisasi yang terdiri atas unit atau divisi yang terpisah atau semi
otonom.

http://www.stikom.edu/

http://tarantoel.blogspot.co.id/2017/03/empat-pilar-dalam-pengorganisasian.html
diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.13 WIB
 1.  Konsep Dasar Pengorganisasian
Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan
sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat
berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja
tersebut dinamakan sebagai Desain Organisasi, Bentuk Spesifik dari
kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur Organisasi, Stuktur
Organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer
melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan
pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta
bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan
dikomunikasikan

2.  Empat Pilar Pengorganisasian (Four Building Blocks of Organizing)


 Pilar Pertama :
Pembagian Kerja dalam pilar pertama adalah upaya untuk
menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan (yang telah
disusun dalam proses perencanaan) yang mungkin saja bersifat
kompleks, menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan
ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan
spesifik tersebut.

 Pilar Kedua:
Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan
tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis.
Pengelompokan pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya
adalah proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok
pekerjaan.
 Pilar Ketiga :
Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam
organisasi, baik secara vertikal maupun secara horisontal. Terdapat 2
konsep penting dalam Hierarcy, yaitu:
1. Span of management control atau span of control; terkait dengan
jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan
bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu
2. Chain of Command; menunjukkan garis perintah dalam sebuah
organisasi dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang
paling rendah. Chain of command juga menjelaskan bagaimana
batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan
melapor ke bagian mana.
 Pilar Keempat :
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari
berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif. Faktor-faktor yang
memengaruhi Struktur Organisasi:
1. Strategi Organisasi
2. Skala Organisasi
3. Teknologi
4. Lingkungan
5. Beberapa pendekatan dalam Departementalisasi berdasarkan
Fungsional, Produk, Pelanggan, Geografis, dan Matriks

https://puspaelfdhini.wordpress.com/2014/06/07/pengorganisasian-2/

diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.23 WIB


2.1 Definisi Organisasi dan Pengorganisasian

Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah
“organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai
kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara
sistematis.

Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu
lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu
pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan
olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu
dari fungsi manajemen.

Menurut Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut


pengorganisasian, dan dalam arti statis disebut organisasi.

2.1.1 Pengertian Organisasi

2.1.1.1 Pengertian Menurut Ahli

a. Menurut Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang


melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan
bersama.

b. Menurut James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan


manusia untuk mencapai tujuan bersama.

c. Menurut Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja


sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

d. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk


persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal
terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu
terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
e. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro: Organisasi adalah struktur tata
pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang
pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai
suatu tujuan tertentu.

2.1.1.2 Pengertian Organisasi Secara Umum

Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih)


yang secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau
alokasi tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif,
dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa
tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.2 Pengertian Pengorganisasian

2.1.2.1 Pengertian Menurut Ahli

a. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme)


yang merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi
sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh
hubungan mereka terhadap keseluruhan.

b. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan


orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian
rupa sehingga tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.

c. Drs.H. Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan,


dan pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat
yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada
setiap individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.

d. T. Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang


tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.
e. Kamus lengkap bahasa indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan
merancang dan merumuskan struktur.

2.1.2.2 Pengertian Pengorganisasi Secara Umum

Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal,


menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan
tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan
kepada staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien.

2.2 Unsur-unsur Pengorganisasian

Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah:

a. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan


sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel
terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan
tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan
tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja
sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non
management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.

b. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu


perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-
tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers),
secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.

c. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan


menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-
peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.

d. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan


atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang,
dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).

e. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial,


budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunga:

1. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau
situasi akan selalu mengalami perubahan.

2. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi


dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.

3. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah


operasi dibedakan menjadi :

a. Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan


apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.

b. Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial,


menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.

c. Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan)


yang mempunyai hubungan dan kepentingan dengan organisasi.

d. Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan,


kewajiban, tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam
batas-batas tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

f. Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya


keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora
dan fauna.
2.3 Teori-teori Organisasi

Teori organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran,


pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat
lebih berhasil bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan, adapun yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang
memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.

Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu
masalah, dan isu organisasi. Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu
para ilmuan untuk memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan
yang sama. Dengan berpegang kepada sejumlah teori dan konsep, kita dapat
menghadirkan berbagai pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu, masalah,
dan pertanyaan yang sama tentang organisasi (Champoux, 2003).

Masalah yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap


masalah organisasi yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk
lebih memahami efektifitas organisasi. Dari usaha intelektual itu kemudian
berkembanglah berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya.

Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses,
teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan
keputusan dan teori organisasi kontingensi. Namun, Perkembangan teori-teori
organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-tahun pertama abad kedua puluh
secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat) kelompok besar teori
yakni klasik, perilaku, system, dan kontingensi.

1. Teori Organisasi Klasik. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional”
atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam
teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-
tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang
kaku tidak mengandung kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan
klasik yakni, scientific management, administrative management, the bureaucratic
model of organization (Beach, 1980: 133).

2. Teori Human Relations. Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori
hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja
kemanusiaaan atau the human relations theory. Teori ini muncul akibat ketidak
puasan dengan teori klasik dan teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik.
Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan
sebagai individu ataupun kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan
kemanusiaan apabila hubungan tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan
pengertian sehingga pihak lain merasa puas.

3. Teori Organisasi Perilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang
organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik
atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah
ditetapkan berasal dari para anggotanya.

4. Teori Birokrasi. Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa


untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:

a. Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus.

b. Prinsip hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya


langsung.

c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.

d. Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak


membeda-bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip
impersonal.

e. Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu


sistem tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini
dinamakan prinsip uniformitas.
5. Teori Organisasi Proses. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang
organisasi sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam
suatu kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis,
selalu bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip
yang bersifat umum (Universal).

6. Teori Organisasi Kepemimpinan. Teori ini beranggapan bahwa berhasil


tidaknya organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang
pemimpin mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja
dengan semangat yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien
dan efektif, adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan
dengan masalah kepemimpinan dapat dibedakan atas:

a. Teori Otokratis

b. Teori Demokrasi

c. Teori Kebebasan (Teory laissez fairre)

d. Teori Petnernalisme

e. Teori Personal atau Pribadi

f. Teori Non-Personal

7. Teori Organisai Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang
harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin
atau manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang
menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau
bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan
(Decision making).

8. Teori Pengambilan Keputusan. Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai


keputusan yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di
tingkat puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum,
keputusan di tingkat menengah yang memuat program-progam untuk
melaksanakan keputusan adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.

9. Teori Kontingensi (Teori Kepentingan). Teori ini berlandaskan pada


pemikiran bahwa pengelolaan organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar
apabila pemimpin organisasi mampu memperhatikan dan memecahkan situasi
tertentu yang sedang dihadapi dan setiap situasi harus dianalisis sendiri.

Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau
paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling
melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan
menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi
tertentu.

2.4 Asas-asas atau Prinsip Organisasi

2.4.1 Asas atau Prinsip Menurut Ahli

Menurut Alford dan Russel:

a. Situation Analysis (Analisis Situasi).

b. Objectives (obyektif).

c. Strategy (strategi).

d. Tactics (taktik).

e. Actions (aksi) .

f. Control (pengawasan).

Menurut Louis A. Allen

a. Forecasting yaitu memperkirakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan


pada saat yang akan datang yang akan dilakukan oleh manajer. Kegiatan yang
dilakukan oleh manajer ini atas dasar sistematisasi dan kontinitas pekerjaan serta
berdasarkan dimana ia bekerja.
b. Establising objectives yaitu menentukan tujuan akhir yang akan dicapai dari
apa yang telah direncanakan keseluruhannya baik tujuan tiap pekerjaan maupun
tujuan globalnya.

c. Programming yaitu dibuat suatu program yang terdiri dari serangkaian


tindakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada prioritas
pelaksanaan.

d. Sceduling yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat


pada waktunya.

e. Budgeting yaitu penyusunan anggaran untuk mengalikasikan sumber-


sumber yang ada atas dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini
dinyatakan dalam bentuk uang.

f. Developing prosedur yaitu menentukan cara yang tepat dalam


penyelenggaraan pekerjaan di dalam rangka adanya efisiensi, efektivitas dan
keseragaman pekerjaan.

g. Establising dan interpreting policy yaitu manajer harus dapat menafsirkan


kebijakan yang akan diambil agar terjamin dalam keselarasan dan keseragaman
kegiatan serta tindakan yang akan dilakukan.

2.4.2 Asas atau Prinsip Organisasi Secara Umum

a. Perumusan Tujuan. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas.


Tujuan yang akan memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan
yang akan diraih maka semakin mudah pula organisasi menentukan langkah yang
tepat.

b. Departementasi. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-


tugas sesuai bidang tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-
tugas sejenis.

c. Pembagian kerja. Setelah dilakukan departemetasi perlu pengisian aktifitas


kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing Koordinasi. Koordinasi
dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam organisasi
d. Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya
bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah
darinya.

e. Fleksibilitas. Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan lingkungan


sekitarnya. Perubahan tersebut antara lain mencakup revisi tujuan, teknologi,
SDM yang spesialis.

f. Berkesinambungan. Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus beroperasi


dan memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.

g. Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki peran


yang sama pentingnya harus ditempatkan pada level yang sama pula.

h. Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam


organisasi.

i. Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih


tinggi ke pejabat yang lebih rendah atau antar pejabat yang setara.

j. Rentang kendali (span of control). Merupakan jumlah bawahan yang


dipimpin dengan baik oleh seorang pemimpin di atasnya.

k. Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang


perlu dilewati dalam menentukan sebuah keputusan.

Pemisahan fungsi lini dan staf. Fungsi lini seharusnya dipisahkan dengan fungsi
staff walaupun mereka memiliki karakter yang mirip. Fungsi lini langsung
terhubung dengan kegiatan operasi sedangkan fungsi staf adalah pelengkap dari
fungsi lini. Fungsi ini harus dikoordinaiskan jika dibutuhkan tetapi secara normal
harus dipisahkan.

m. Efisiensi. Struktur organisasi seharusnya mampu untuk meningkatkan fungsi


secara lebih efisien. Untuk itu, struktur harus sesuai dengan nature, ukuran,
aktifvitas, dll dari organisasi.

Prinsip pengecualian. Eksekutif pada level yang level lebih tinggi sibuk dengan
hal-hal yang penting dan memiliki batas waktu untuk mempelajari hal-hal
administratif rutin. Masalah yang sangat rumit dan luar biasa kompleks harus
diselesaikan oleh top management dan masalah rutin harus dihadapi oleh
eksekutif yunior pada tingkat yang lebih rendah. Lebih dari itu, waktu dari top
management ditabung. Mereka dapat mempergunakan waktu mereka untuk
menghadapi masalah yang lebih penting dan kompleks.

Chain of command. Prinsip dari chain of command adalah batas kewenangan dari
kepala eksekutif kepada atasan level pertama sudah didefinisikan dengan jelas.
Batas kewenangan harus didefinisikan dengan wajar untuk menghindari
kebingungan.

p. Simple/sederhana. Struktur organisasi harus dibuat sederhana untuk


pemahaman yang lebih jelas dari karyawan. Struktur juga seharusnya lebih mudah
untuk diatur. Komunikasi internal akan lebih mudah jika struktur organisasi lebih
sederhana. Struktur organisasi harus sesederhana mungkin.

2.5 Bentuk-bentuk Organisasi

a. Bentuk Organisasi Garis (Henry Fayol (Paris))

Bentuk organisasi yang paling sederhana dan paling tua, digunakan di


kalangan militer dengan jumlah karyawan yang masih sedikit dan saling kenal,
dan spesialisasi kerja yang belum begitu tinggi.

Kelebihan:

· Kesatuan komando baik karena pimpinan beradadi atas satu tangan.

· Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat.

· Solidaritas karyawan tinggi karena saling kenal.

Kekurangan:

· Jika sang pemimpin tidak mampu maka akan mudah jatuh

· Ada kecenderungan bertindak otokratis (berkuasa sendiri secara mutlak)

· Kesempatan berkemang terbatas


b. Bentuk Organisasi Fungsional (F.W. Taylor.)

Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak
mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan
komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.

Kelebihan:

· Pembagian tugas-tugas jelas.

· Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal


mungkin.

· Digunakannya tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan


fungsinya.

Kekurangan:

· Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of
duty.

· Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk


melaksanakan koordinasi.

c. Bentuk organisasi Fungsional dan Garis

Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan


kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta
sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap
diserahkan kepada kepala bagian.

d. Bentuk Organisasi Garis dan Staf (Harrington Emerson)

Biasanya digunakan oleh organisasi besar dengan daerah kerja yang luas
dengan bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Memiliki satu atau lebih
tenaga staf tenaga ahli yang memberi saran atau nasihat.

Kelebihan:
· Dapat digunakan oleh tenaga organisasi sebesar apapun dan sekompleks
apa pun.

· Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh karena adanya tenaga
ahli.

· Dapat mewujudkan “The right man in the right place”.

Kekurangan:

· Solidaritas sukar diwujudkan karena tidak saling kenal

· Koordinasi antara departemen atau divisi kadang sukar diterapkan karena


terlalu luasnya organisasi

e. Bentuk Organisasi Fungsional dan Staf

Merupakan kombinasi organisasi fungsional dan staf, memiliki kekurangan


dan kelebihan seperti halnya organisasi staf dan fungsional.

f. Bentuk Organisasi Komite

Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu


dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau
dewan atau board dengan pluralistic manajement

g. Bentuk Organisasi Matrix

Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana para


spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian
perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang
harus diselesaikan.

2.6 Struktur Organisasi

2.6.1 Definisi Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen (unit kerja)


dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam
menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi
menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan, pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan (integrasi) secara formal.

2.6.2 Elemen Struktur Organisasi

Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
hendak mendesain struktur, antara lain:

a. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-


bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.

Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara


bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan
pelanggan.

Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari
puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung
jawab kepada siapa.

Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer
secara efisien dan efektif.

Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat


pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.
Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.

Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

2.6.3 Desain Struktur Organisasi yang Umum

a. Struktur Sederhana

Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar


departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang
terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi.Struktur sederhana paling
banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah
orang yang satu dan sama.Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya
yang tercermin dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam
pengelolaan, dan kejelasan akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah struktur
ini sulit untuk dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur
sederhana menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena
formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung
menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.

b. Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-
tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang
terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang
mengikuti rantai komando.Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan
kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan
konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan
tujuan keseluruhan organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus
yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi
karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang
sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang
mapan.

c. Struktur matriks

Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang


ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur
matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.
Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi: fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi
fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian
sumber daya khusus untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah
sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar
kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. Departementalisasi
produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk
menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran.Lebih jauh,
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua
kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan
kegiatan.Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan
kelemahan-kelemahan mereka.

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan


konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki
dua atasan manajer departemen fungsional dan manajer produk.Karena itulah
matriks memiliki rantai komando ganda.

2.6.4 Desain Struktur Organisasi Modern

a. Struktur tim

Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk


mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim
adalah bahwa struktr ini meniadakan kendala-kendala departemental dan
mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga
mendorong karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.

b. Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-
fungsi utama bisnis secara detail.

c. Organisasi Nirbatas

Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan


rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen
dengan tim yang diberdayakan.

2.6.5 Model Desain Struktur Organisasi

a. Model mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh


departementalisasi yang luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang
terbatas, dan sentralisasi.

Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki
dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi
yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.

Model Piramid, model ini di buat persis sebuah piramida.

Model Horizontal, model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal
dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing.

2.6.6 Faktor Penentu Struktur Organisasi

Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan


sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor
utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu
organisasi:

a. Strategi

Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur
harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam
strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan
mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus
pada tiga dimensi inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain
struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.

Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya produk


dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah strategi
yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari pengeluaran
untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi
imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar
baru hanya setelah viabilitas terbukti.

b. Ukuran organisasi

Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi
secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi
besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak
spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan
daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.

Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun.


Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.

c. Teknologi

Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input


menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk
mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk
atau jasa.

d. Lingkungan

Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-


kekuatan di luar organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.
Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan
peraturan pemerintah, kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.

Struktur organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu


berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak
banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak muncul
pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau tidak
banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin
memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang
sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis
mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi
pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara
signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para
manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah
sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba
meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan
adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.

2.7 Pola Organisasi

a. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang yang mengikatkan diri


dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional. Contoh : Perusahaan, sekolah dan negara

Bagian-bagian organisasi formal :

1. Organisasi Lini

Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan
yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat
dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam
pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang
bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-institusi yang kecil
sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan
keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang
manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai
robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah.
2. Organisasi Staf

Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf
pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf
berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul
karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah
tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain
(biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran
terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari
yang pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang
keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui
perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.

3. Organisasi Lini dan Staf

Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu


disebutkan (line dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana
tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi
tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar
memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah
atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang
diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan
tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari
staf. Dalam kehidupan sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan
sebagainya) akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh
penyusunan organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih
dahulu dan ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur organisasi
departemen. Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan kedalam unit-unit
yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini
mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat, bidang,
seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-masing unit kerja tersebut sudah barang
tentu akan menyusun perencanaan dan kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan
rencana rutin cukup oleh staf yang ada sehingga tidak perlu menyusun organisasi
baru.

b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari orang-orang yang telibat pada


suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : RT dan arisan.

2.8 Proses atau Langkah-langkah Pengorganisasian

Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri


dari lima langkah:

a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi

b. Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan


memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.

c. Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan


efisien

d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi


dalam satu kesatuan yang harmonis

e. Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah


penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

Menurut T.Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan


dengan tiga langkah prosedur sebagai berikut:

a. Pemerincian seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai


tujuan organisasi.

b. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara


logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak
terlalu berat juga tidak terlalu ringan.
c. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan
pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

2.9 Perilaku Organisasi

2.9.1 Definisi Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang


perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi.
Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari
organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi
ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang.


Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah
bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi
industri dan ekonomi industri pula.

Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi
seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik
menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam
ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya
harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga
semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang
etnosentris dan pro-kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis).

2.9.2 Kepribadian Utama yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi

2.9.2.1 Menurut Ahli

a. Menurut Duncan (Thoha, 2005), perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu.
b. Menurut Larry L. Cummings (Thoha, 2005), perbedaan dari perilaku
organisasi dengan disiplin ilmu lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku
adalah sebagai berikut:

1. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi organisasi, antara


lain: psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat
psikologi saja, akan tetapi perilaku organisasi konstruksi penjelasannya berasal
dari multi disiplin. Kesamaan keduanya ialah kedua bidang tersebut menjelskan
perilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.

2. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan


pada dua perbedaan antaranya unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas.
Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan
kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan
tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-hasil dari
organisasi itu sendiri.

3. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources


adalah, bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep,
sedangkan personnel dan human resources (P&HR) menekankan pada teknik dan
teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-
reaksi yang efektif dalam organisasi, seringkali muncul pada keduanya. P&HR
nampaknya berada pada permukaan antara organisasi dan individu dengan
menekankan pada pengembangan dan pelaksanaan sistem pengangkatan,
pengembangan, dan motivasi dari individu-individu di dalam suatu organisasi.

c. Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada empat model perilaku organisasi
yang menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan
manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi adalah:

1. Otokratis – Dasar dari model ini adalah kekuatan dengan orientasi


manajerial otoritas. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap ketaatan
dan ketergantungan pada bos. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah
subsisten. Hasil kinerja minimal.
2. Kustodian – Dasar dari model ini adalah sumber daya ekonomi dengan
orientasi manajerial uang. Para karyawan pada gilirannya berorientasi pada
keamanan dan manfaat dan ketergantungan pada organisasi. Kebutuhan karyawan
yang terpenuhi adalah keamanan. Hasil kinerja adalah kerjasama pasif.

3. Mendukung – Dasar dari model ini adalah kepemimpinan dengan orientasi


manajerial dukungan. Para karyawan pada gilirannya berorientasi terhadap
prestasi kerja dan partisipasi. Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah status
dan pengakuan. Hasil kinerja terbangun drive.

4. Kolegial – Dasar dari model ini adalah kemitraan dengan orientasi


manajerial kerja sama tim. Para karyawan pada gilirannya berorientasi ke arah
perilaku yang bertanggung jawab dan disiplin diri.

Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah
antusiasme moderat.

2.9.2.2 Secara Umum

a. Evaluasi inti diri

Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak
menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan
efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas
[lingkungan] mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua
elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai
tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri
mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.

b. Machiavellianisme

Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis,


mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada
proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo
Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara
mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.

c. Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa
kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan
mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu
narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan
dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai
pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan
pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga
individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada
individu yang mengancam mereka.

Individu narsisis juga cenderung egoisdan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan
sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya.

d. Pemantauan diri

Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan


perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat
pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam
menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal. Bukti
menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi
cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan
diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri
yang rendah.

e. Kepribadian tipe A

Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-


menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan
melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur
Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif
dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik
tipe A adalah:

1. Selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat

2. Merasa tidak sabaran


3. Berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang
bersamaan

4. Tidak dapat menikmati waktu luang

5. Terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk


jumlah hal yang bisa mereka peroleh.

f. Kepribadian proaktif

Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif,


berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti.
Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa
memedulikan batasan atau halangan.

2.10 Fungsi Pengorganisasian

Fungsi Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana


strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah
struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat
bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

2.10.1 Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian yaitu:

a. Mengalokasikan sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan


menetapkan prosedur yang diperlukan.

b. Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis


kewenangan dan tanggung jawab.

c. Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber


daya manusia/tenaga kerja.

d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
2.10.2 Fungsi Tujuan Organisasi

a. Patokan bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.

Melalui penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan


memberikan arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus
dan tidak harus dilakukan.

b. Sumber Legitimasi

Dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang dilakukan,berguna


untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkansumber daya dan
dukungan dari lingkungan di sekitarnya.

c. Standar pelaksanaan

Jika tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar
langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi
menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat dikuantifikasikan.

d. Sumber Motivasi

Untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugas, misalnya dengan


memberikan intensif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik,
menghasilkan produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat
mendorong para anggota lainnya.

e. Dasar Rasional Pengorganisasian

Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi yang saling


berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.

2.11 Tujuan Pengorganisasian


Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan pembagian tugas diharapkan
setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus
(spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan. Apabila
pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang
keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan itu.

Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini
penting karena:

a. Tanpa tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan mempunyai arah.

b. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan
menimbulkan pemborosan belaka.

c. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan bentuk dan


struktur organisasi.

d. Tujuan yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan


penempatan pegawai.

e. Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota
organisasi.

f. Tujuan yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena


mereka menyadari bahwa semua anggota organisasi bekerja ketujuan yang sama,
yaitu tujuan organisasi.

g. Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode,
dan prosedur yang akan dipergunakan.

h. Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak.

Dalam menetapkan tujuan organisasi hendaknya hal-hal berikut


diperhatikan:

a. Tujuan haarus selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan


perkembangan keadaan dan perkembangan organisasi.
b. Tujuan organisasi harus dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota,
dan dicamkan benar-benar, sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka.

Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan
organisasi itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para anggota
organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat
tercapai sehingga tujuan mereka dapat dengan mudah digerakkan.

Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan antara tujun utama, tujuan


sekunder, tujun jangka panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah,
tujuan organisasi dan tujuan pribadi.

a. Tujuan utama atau yang disebut juga tujuan pokok atau tunggal yang
menyebab kan timbulnya organisasi dan yang menjadi dasar dibentuknya
organisasi.

Menurut jenis organisasi yang didirikan, tujuan utama atau tujuan pokok
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya tujuan mendapat
keuntungan, tujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi para angora, dan tujuan
untuk memberikan kesejahteraan masyarakat dalam pemberian pelayanan
kepentingan umum, misalnya: telekomunikasi (dalam bidang komunikasi), Bank
Tabungan Negara (persero) (dalam bidang penyediaan kredit perumahan rakyat),
Perusahaan Air minum (dalam penyediaan air bersih).

b. Jangka Panjang: merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu
organisasi. Kadang-kadang tujuan akhir merupakan tujuan abstrak karena kurang
jelas. Misalnya tujuan masyarakat adil dan makmur. Sangat sulit untuk
menggambarkan bagaimana bentuk dan wujud dari pada masyarakat adil dan
makmur tersebut. Tujuan jangka panjang dapat pula diukur dengan jangka waktu
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan akhir, misalnya waktu 25 tahun sampai
dengan 30 tahun.
c. Tujuan Organisasi dan Tujuan Pribadi: Tujuan organisasi adalah tujuan
yang telah ditentukan dalam konsep tujuan organisasi oleh organisasi yang
bersangkutan. Tujuan pribadi merupakan tujuan setiap individu yang ada dalam
organisasi. Pada dasarnya setiap individu yang ada dalam organisasi sudah
mempunyai konsep tentang tujuan pribadi. Antara tujuan pribadi dan tujuan
organisasi harus ada kesesuaian sehingga akan memperoleh manfaat timbal balik.

Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:

a. Membantu koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja


secara koordinatif agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan
efektif. Koordinasai dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah
dan tidak sejenis, tetapi berada dalam satu organisasi.

b. Memperlancar pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan


menempatkan seorang anggota manajer yang berkompetensi dalam setiap unit
organisasi. Dengan demikian sebuah unit dapat ditempatkan di dalam organisasi
secara keseluruhan sedemikian rupa agar dapat mencapai sasaran kerjanya
walaupun dengan lokasi yang tidak sama.

Unit-unit operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan


yang identik pula secara terpadu.

c. Maksimalisasi manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan,


maka dapat membantu seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan
tertentu. Spesialisasi pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat

d. Memberikan kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.

e. Penghematan biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh


pertimbangan yang berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku
organisasi akan selalu berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru
yang notabene menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak
membutuhkan biaya tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja
sebaiknya dipertimbangkan berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan
tujuan untuk menekan upah buruh yang berlebihan.
f. Meningkatkan kerukunan hubungan antar manusia, dengan
pengorganisasian, maka masing-masing pekerja antar unit kerja dapat bekerja
saling melengkapi, mengurangi kejenuhan, menumbuhkan rasa saling
membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk ini pihak manajer
harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman rasa solidaritas
dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan yang bersifat
individual.

Dalam menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:

a. Membatasi idealisme tujuan

yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu muluk, sebaiknya dilakukan


penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan pengetahuan dengan besarnya
harapan yang hendak dicapai.

b. Pertimbangan waktu

artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja dapat


terjamin.

c. Pertimbangan sumber daya

yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi
untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.

d. Keseimbangan tujuan-tujuan

artinya perlu memperhatikan keseimbangankepentingan antara berbagai pihak.


Tidak hanya terbatas pada kepentingan pribadi atau kepentingan organisasi saja,
melainkan juga memperhatikan kepentingan pemerintah dan publik.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif


dapat diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi,
seorang manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan
dari tujuan- tujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan,
agar tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan
pribadi, organisasi, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

2.12 Manfaat Organisasi

Beberapa manfaat organisasi yaitu:

a. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan


lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.

b. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini


ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat
menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan
menciptakan generasi mudah yang tangguh dan ksatria.

c. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan


dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup,
berorganisasi dapat menjadi solusi.

d. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang


seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran
penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti
akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.

Pengorganisasian bermanfaat untuk hal-hal berikut :

a. Memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan.

b. Mengakibatkan adanya spesialisasi dalam melaksanakan tugas.

c. Anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam


rangka mencapai tujuan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting


Pengorganisasian (organizing) dalam manajemen. Karena merupakan fungsi dari
manajemen yang pasti ada dan sangat dibutuhkan maka peran Pengorganisasian
sangat penting dan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen.

Pengertian organisasi dapat diartikan menjadi dua artian yaitu, dalam arti
dinamis disebut pengorganisasian dan dalam arti statis disebut .

Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu
kesatuan yang utuh.

Dalam pengorganisasian terdapat 9 macam teori organisasi yaitu teori


organisasi klasik, teori organisasi birokrasi, teori organisasi human relations, teori
organisasi perilaku, teori proses, teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi
fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi kontingensi.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau
paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling
melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan
menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi
tertentu.

Sub bab lain yang terdapat dalam Pengorganisasian yakni, asas atau prinsip,
bentuk, sruktur, pola, langkah atau proses, perilaku, fungsi, tujuan, dan manfaat
juga mempengaruhi baik atau tidaknya, berhasil tidaknya pengorganisasian
maupun manajemen yang menjalankannya.

Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para


anggotanya. Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar
para anggotanya. Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena adanya faktor
internal di pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.

3.2 Saran

Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini


diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian
maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para
pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang
organisasi baik secara individu maupun kelompok.

Agar suatu organisasi berhasil para anggota harus saling bekerjasama


dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat
diselesaikan dengan baik-baik tanpa jarus mengganggu proses organisasi.
http://nadiyyazummi.blogspot.co.id/2012/10/makalah-pengantar-manajemen.html

diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.29 WIB

pengertian dari organisasi:

Menurut Victor A. Thomson “Organisasi adalah suatu integrasi dari sejumlah


spesialis yang bekerja sama sangat rasional untuk mencapai tujuan spesifik yang
telah diumumkan sebelumnya”.

Menurut Stoner “Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui


orang-orang di bawah pengarahan manajeman untuk mengejar tujuan bersama”.

Chester I. Bernard “Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih”.

James D. Mooney “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk


mencapai tujuan bersama”.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa, organisasi tidak hanya menghargai
bakat dan kemampuan yang berbeda untuk saling melengkapi seseorang dengan
yang lainnya, melainkan organisasi dapat meningkatkan kemampuan untuk
mencapai sasaran dalam jangka waktu yang spesifik (Hicks, 1987 : 114).

Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, selain itu organisasi sebagai suatu
pengaturan orang-orang yang sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Diberbagai
bidang. Misal pada instansi sekolah, pemerintahan, kampus, bank.

Macam-macam Organisasi

Organisasi sering kita temukan, bukan hanya organisasi formal saja tapi banyak
juga organisasi non formal yang ada. Contoh : Seperti dalam suatu universitas
adalah organisasi kemahasiswaan, tetapi yang bersifat ektra kampus yang pada
umunya terkait dengan aliran politik atau idiologi tertentu. Seperti HMI, PMII,
IMM, KAMMI, RACANA dan sebagaimya.

Untuk kegiatan menengah atas (SMA) maupun menengah pertama (SMP) sesuai
dengan murid contohnya OSIS (Organisasi Siswa Intra sekolah), kepramukaan,
PMR, olahraga, rohis dan sebagainya..

Sedangkan untuk tingkatan daerah ada juga wahana organisasi yang berguna
untuk mengembangkan bakat minat dari pemuda yang ada yaitu karang taruna.
Yang berguna untuk menjalin solidaritas antar sesama pemuda.

2. jelaskan bagan struktur organisasi ?

Konsep Dasar Pengorganisasian

• Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan


sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan
suatu kerangka kerja organisasi tertentu.

• Kerangka kerja tersebut dinamakan sebagai Desain Organisasi.

• Bentuk Spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur


Organisasi.

• Stuktur Organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana


manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan
pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana
keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan dikomunikasikan

Contoh dari Bagan Organisasi


Empat Pilar Pengorganisasian

(Four Building Blocks of Organizing)

• Pilar Pertama : pembagian kerja (division of work)

• Pilar Kedua : Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)

• Pilar Ketiga : penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)

• Pilar Keempat : penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar


bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination)
Pilar Pertama :

Pembagian kerja (division of work)

• Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan


kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) --yang
mungkin saja bersifat kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana
setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang
sederhana dan spesifik tersebut

• Kadangkala Pembagian Kerja dinamakan dengan Pembagian Tenaga Kerja,


namun lebih sering digunakan Pembagian Kerja karena yang dibagi-bagi adalah
pekerjaannya, bukan orangnya.

• Contoh dari Pembagian Kerja misalnya Pembagian Kerja dalam Bisnis


Restoran, pembagian kerja dapat berupa pembagian kerja untuk bagian dapur,
pelayanan pelanggan di meja makan, kasir, dan lain sebagainya

Pilar Kedua: Pengelompokan Pekerjaan

( Departmentalization)

• Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan


tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis

• Pengelompokan Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah


Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan
berdasarkan kriteria tertentu

• Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan


menu kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada
pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu,
katakanlah bagian Pelayan
Pilar Ketiga:

Penentuan Relasi antar bagian dalam Organisasi (Hierarchy)

• Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horisontal.

• Terdapat 2 konsep penting dalam Hierarcy, yaitu :

– Span of management control atau span of control

– Chain of Command

Penentuan Hirarki dalam Bisnis Restoran


Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah
suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian
tertentu

• Chain of command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah


organisasi dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang paling
rendah. chain of command juga menjelaskan bagaimana batasan kewenangan
dibuat dan siapa dan bagian mana akan melapor ke bagian mana.

Contoh : Chain of Command dari Bisnis Restoran


Jenis-jenis Hirarki

• Hirarki Vertikal (Tall Hierarchy)


• Hirarki Horisontal (Flat Hierarchy)
Hirarki Vertikal dan Horisontal

Pilar Keempat : Koordinasi (Coordination)

• Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari


berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat
tercapai secara efektif

• the process of integrating the activities of separate departments in order to


pursue organizational goals effectively

• (Stoner, Freeman & Gilbert, 1995)

Faktor-faktor yang memengaruhi Struktur Organisasi

• Strategi Organisasi

• Skala Organisasi

• Teknologi

• Lingkungan

Beberapa pendekatan dalam Departementalisasi

• Berdasarkan Fungsional

• Berdasarkan Produk

• Berdasarkan Pelanggan

• Berdasarkan Geografis
• Berdasarkan Matriks

Departementalisasi berdasarkan Fungsi

Departementalisasi berdasarkan Produk


Departementalisasi berdasarkan Pelanggan
Departementalisasi berdasarkan Geografis
Departementalisasi berdasarkan Matriks
Organisasi Informal

Hubungan antara bagian dalam organisasi tidaklah dibatasi oleh struktur


organisasi seperti yang tampak pada bagan yang telah kita lihat. Para
manajer dalam prakteknya menyadari bahwa walaupun ada bentuk organisasi
yang resmi tetapi tetap ada hubungan yang tidak resmi (informal). Hubungan
yang tak resmi sangat dipengaruhi oleh hubungan antar pribadi dan seringkali
lebih menentukan dari pada yang resmi. Hubungan tak resmi bahkan
lebih mengalir dalam organisasi resmi dan bahkan bisa membentuk suatu
kesepakatan yang bisa memberi tekanan pada manajemen dalam putusan-
putusannya dan membuat irama kerja berubah-ubah.

Pembagian Kerja

Penjelasan yang banyak dibagian sebelumnya menitik beratkan pada spesialisasi


pekerjaan karena banyak hal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dari
karyawan.

Keuntungan dari spesialisasi pekerjaan.

Pada umumnya prodktifitas akan dapat diperoleh dengan adanya spesialisasi kerja
,misalnya dalam pendidikan, ilmu pengetahuan dan arts. Mengapa hal ini terjadi
adalah karena tidak seorangpun yang dapat mengerjakan semua pekerjaan dengan
hasil yang sama tingginya.

Spesialisasi dan kepuasan kerja.


Spesialisasi kerja memang lebih meningkatkan produktifitas terutama pada
pekerjaan yang telah dipecah dalam satu kegiatan kecil yang rutin. Tetapi semakin
spesifik akan membuat sesorang seperti mesin dan tidak manusiawi dan akan
memberi dampak pada kepuasan kerja mereka.

Definisi pekerjaan.

Ada 2 dimensi yang menunjukkan suatu spesialisasi pekerjaan ,yaitu :

Job depth (kedalam pekerjaan)

Menunjukkan seberapa jauh seseorang diberi wewenang untuk mengontrol


pekerjaannya, misalnya ada pilihan dalam kecepatan dan pilihan cara
mengerjakannya.

Job scope.(perluasan kerja).

Menunjukkan seberapa banyak seseorang diberi tugas dalam bekerja.

Job enlargement dan job enrichemnt.

Job enlargement biasanya diberikan pada seseorang untuk masalah ketidak puasan
kerja seseorang dengan meningkatkan job scope.

Job enrichement diberikan untuk mereka yang tidak puas dengan lebih
meniningkatkan pada job depth (lebih mendalami pekerjaan yang khusus).

3. faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi ?

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berorganisasi sangat banyak,


beberapa contoh nya :

1. Leadership
Kepemimpinan meliputi proses memproses dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang
erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang
pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, maupun atasan pimpinan
itu sendiri.

2. Budaya

Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakar oraganisasi menjadi


bagian yang erat kaitannya dengan aspek-aspek pengembangan organisasi. Maka
muncullah istilah “Budaya Organisasi”. secara sederhana budaya organisasi dapat
didefinisikan sebagai nilai-nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi (beserta
para anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak luar. Secara umum,
perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang
kepribadian, emosi dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi
berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi.

3. Iklim Organisasi

iklim organisasi merupakan karakteristik yang membedakan satu organisasi


dengan organisasi lainnya dan mempengaruhi orang-orang dalam organisasi
tersebut.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kelompok (teamwork) dalam


bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut :

A. Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal
tersebut belum cukup jika visi, misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan
dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.

B. Tantangan

Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atauflight


syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara nalurimanusia akan
melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau
menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu
rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut
justru merupakan motivator.

Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan.Sebuah


team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah
bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang
dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu
tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu
sulit, mungkin dapat dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team
bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu
mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak
akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.

C. Keakraban

Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia
kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai
dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan
merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta
dukungan antara sesama anggota team.
D. Tanggungjawab

Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab.
Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat
perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab
dan otoritas yang proporsional cenderung akan memilikimotivasi kerja yang
tinggi.

E. Kesempatan Untuk Maju

Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan


diri,mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju
kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasabahwa
team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukanhal-hal
tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini
penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi
individu dalam meningkatkan harga diri.

F. Kepemimpinan

Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting
dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam
menciptakan kondisi kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan
harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat
menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.

4. efisien dan efektif ?

Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif,


membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .

Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan


disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan
tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa
diperlukan peran serta.

Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya


dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan
menimbulkan efek negatif.

Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana


individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi
perhatiannnya.

Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang
bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama
dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan
oleh komunikator.

Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik,


misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami,
sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.

Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan


kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau
penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran
atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip
bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.

Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-


tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif
tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.

http://melianaherdian.blogspot.co.id/2012/10/organisasi_6.html

diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.50 WIB

Anda mungkin juga menyukai