http://ngopek.blogspot.co.id/2010/02/4-pilar-pengorganisasian.html
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pengorganisasian è proses penyusunan struktur organisasi yg sesuai dengan tujuan
organisasi, sumberdaya-sumberdaya yg dimiliki dan lingkungan yg
melingkupinya
Aspek utama proses proses penyusunan struktur organisasi ada 2 (dua) yaitu:
* Departementalisasi àpengelompokkan
kerja
* Pembagian kerja à pemerincian tugas pekerjaan
Contoh dari Bagan Organisasi
Empat Pilar Pengorganisasian
(Four Building Blocks of Organizing)
- Pilar Pertama : pembagian kerja (division of work)
- Pilar Kedua : Pengelompokan Pekerjaan (Departmentalization)
- Pilar Ketiga : penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy)
- Pilar Keempat : penentuan mekanisme untuk mengintegrasikan aktifitas antar
bagian dalam organisasi atau koordinasi (coordination)
Pilar Pertama :
Pembagian Kerja (division of work)
Pembagian Kerja adalah Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan
kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) --yang
mungkin saja bersifat kompleks—menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana
setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang
sederhana dan spesifik tersebut
Kadangkala Pembagian Kerja dinamakan dengan Pembagian Tenaga Kerja,
namun lebih sering digunakan Pembagian Kerja karena yang dibagi-bagi adalah
pekerjaannya, bukan orangnya.
Contoh dari Pembagian Kerja misalnya Pembagian Kerja dalam Bisnis Restoran,
pembagian kerja dapat berupa pembagian kerja untuk bagian dapur, pelayanan
pelanggan di meja makan, kasir, dan lain sebagainya
Pilar Kedua: Pengelompokan Pekerjaan
( Departmentalization)
Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan tersebut
dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis
Pengelompokan Pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya adalah Proses
pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan
kriteria tertentu
Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu
kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada
pelanggan di meja makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu,
katakanlah bagian Pelayan
Pilar Ketiga:
Penentuan Relasi antar bagian dalam Organisasi (Hierarchy)
Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horisontal.
Terdapat 2 konsep penting dalam Hierarcy, yaitu :
Span of management control atau span of control
Chain of Command
Penentuan Hirarki dalam Bisnis Restoran
Span of management control terkait dengan jumlah orang atau bagian di bawah
suatu departemen yang akan bertanggung jawab kepada departemen atau bagian
tertentu
Chain of command juga menunjukkan garis perintah dalam sebuah organisasi
dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang paling rendah. chain
of command juga menjelaskan bagaimana batasan kewenangan dibuat dan siapa
dan bagian mana akan melapor ke bagian mana.
Contoh : Chain of Command dari Bisnis Restoran
Jenis-jenis Hirarki
Hirarki Vertikal (Tall Hierarchy)
Hirarki Horisontal (Flat Hierarchy)
Pilar Keempat : Koordinasi (Coordination)
Koordinasi adalah proses mengintegrasikan seluruh aktifitas dari berbagai
departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai
secara efektif
the process of integrating the activities of separate departments in order to
pursue organizational goals effectively
(Stoner, Freeman & Gilbert, 1995)
Faktor-faktor yang memPengaruhi Struktur Organisasi
Strategi Organisasi
Skala Organisasi
Teknologi
Lingkungan
Beberapa pendekatan dalam Departementalisasi
Berdasarkan Fungsional
Berdasarkan Produk
Berdasarkan Pelanggan
Berdasarkan Geografis
Berdasarkan Matriks
Departementalisasi berdasarkan Produk
Departementalisasi berdasarkan Pelanggan
Departementalisasi berdasarkan Geografis
Departementalisasi berdasarkan Matriks
Pengarahan`
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
http://pengantarmanajemenmi14a.blogspot.co.id/2014/11/pengantar-
manajemen_23.html diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.06 WIB
Sebagaimana dikemukakan oleh Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) ada empat
pilar (building block) yang menjadi dasar untuk melakukan proses
pengorganisasian, keempat pilartersebut adalah pembagiankerja
(devisionofwork), pengelompokkan pekerjan (departementalization), penentuan
relasi antar bagian dalam organisasi (hierarchy), serta penentuan mekanisme
untuk mengintegrasikan aktivitas antar bagian dalam organisasi atau koordinasi
(coordination).
Hizrary adalah proses penentuan relasi antara bagian dalam organisasi baik secara
vertical maupun horizontal
· Rantai komando
· Rentang kendali
Rantai komando
Rentang Kendali
ektif oleh seorang manajer. Rentang Kendali (span of control) sangat perlu
dalam pengorganisasian, karena berhubungan dengan pembagian kerja,
koordinasi, dan kepemimpinan seorang pemimpin (manajer).
• Karakteristik karyawan
• Kesamaan tugas
• Kerumitan tugas
Rentang kendali
• Semakin besar rentan kendali, semakin efisien dari segi biaya tetapi mengurangi
keefektifan
• Diperlukan investasi untuk melatih karyawan agar kinerja nya tetap baik
Faktor-faktor penentu luas rentang kendali
Koordinasi
• Struktur sederhana
• Struktur fungsional
• Struktur divisional
Struktur organisasi yang terdiri atas unit atau divisi yang terpisah atau semi
otonom.
http://www.stikom.edu/
http://tarantoel.blogspot.co.id/2017/03/empat-pilar-dalam-pengorganisasian.html
diakses pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 15.13 WIB
1. Konsep Dasar Pengorganisasian
Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan
sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat
berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Kerangka kerja
tersebut dinamakan sebagai Desain Organisasi, Bentuk Spesifik dari
kerangka kerja organisasi dinamakan dengan Struktur Organisasi, Stuktur
Organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer
melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan
pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta
bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan
dikomunikasikan
Pilar Kedua:
Setelah pekerjaan dispesifikkan, maka kemudian pekerjaan-pekerjaan
tersebut dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu yang sejenis.
Pengelompokan pekerjaan atau Departementalisasi pada dasarnya
adalah proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok
pekerjaan.
Pilar Ketiga :
Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam
organisasi, baik secara vertikal maupun secara horisontal. Terdapat 2
konsep penting dalam Hierarcy, yaitu:
1. Span of management control atau span of control; terkait dengan
jumlah orang atau bagian di bawah suatu departemen yang akan
bertanggung jawab kepada departemen atau bagian tertentu
2. Chain of Command; menunjukkan garis perintah dalam sebuah
organisasi dari hirarki yang paling tinggi misalnya hingga hirarki yang
paling rendah. Chain of command juga menjelaskan bagaimana
batasan kewenangan dibuat dan siapa dan bagian mana akan
melapor ke bagian mana.
Pilar Keempat :
Koordinasi adalah proses dalam mengintegrasikan seluruh aktifitas dari
berbagai departemen atau bagian dalam organisasi agar tujuan
organisasi dapat tercapai secara efektif. Faktor-faktor yang
memengaruhi Struktur Organisasi:
1. Strategi Organisasi
2. Skala Organisasi
3. Teknologi
4. Lingkungan
5. Beberapa pendekatan dalam Departementalisasi berdasarkan
Fungsional, Produk, Pelanggan, Geografis, dan Matriks
https://puspaelfdhini.wordpress.com/2014/06/07/pengorganisasian-2/
Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah
“organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai
kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara
sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu
lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita mengacu
pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan
olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu
dari fungsi manajemen.
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah:
1. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung
berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau
situasi akan selalu mengalami perubahan.
Para ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai
disiplin ilmu yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu
masalah, dan isu organisasi. Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu
para ilmuan untuk memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan
yang sama. Dengan berpegang kepada sejumlah teori dan konsep, kita dapat
menghadirkan berbagai pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu, masalah,
dan pertanyaan yang sama tentang organisasi (Champoux, 2003).
Ada 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori proses,
teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan
keputusan dan teori organisasi kontingensi. Namun, Perkembangan teori-teori
organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-tahun pertama abad kedua puluh
secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4 (empat) kelompok besar teori
yakni klasik, perilaku, system, dan kontingensi.
1. Teori Organisasi Klasik. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional”
atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam
teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-
tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang
kaku tidak mengandung kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan
klasik yakni, scientific management, administrative management, the bureaucratic
model of organization (Beach, 1980: 133).
2. Teori Human Relations. Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori
hubungan kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja
kemanusiaaan atau the human relations theory. Teori ini muncul akibat ketidak
puasan dengan teori klasik dan teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik.
Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan
sebagai individu ataupun kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan
kemanusiaan apabila hubungan tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan
pengertian sehingga pihak lain merasa puas.
3. Teori Organisasi Perilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang
organisasi dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik
atau tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah
ditetapkan berasal dari para anggotanya.
c. Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
a. Teori Otokratis
b. Teori Demokrasi
d. Teori Petnernalisme
f. Teori Non-Personal
7. Teori Organisai Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang
harus dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin
atau manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang
menjadi fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun
perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau
bimbingan (Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan
(Decision making).
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau
paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling
melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan
menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi
tertentu.
b. Objectives (obyektif).
c. Strategy (strategi).
d. Tactics (taktik).
e. Actions (aksi) .
f. Control (pengawasan).
Pemisahan fungsi lini dan staf. Fungsi lini seharusnya dipisahkan dengan fungsi
staff walaupun mereka memiliki karakter yang mirip. Fungsi lini langsung
terhubung dengan kegiatan operasi sedangkan fungsi staf adalah pelengkap dari
fungsi lini. Fungsi ini harus dikoordinaiskan jika dibutuhkan tetapi secara normal
harus dipisahkan.
Prinsip pengecualian. Eksekutif pada level yang level lebih tinggi sibuk dengan
hal-hal yang penting dan memiliki batas waktu untuk mempelajari hal-hal
administratif rutin. Masalah yang sangat rumit dan luar biasa kompleks harus
diselesaikan oleh top management dan masalah rutin harus dihadapi oleh
eksekutif yunior pada tingkat yang lebih rendah. Lebih dari itu, waktu dari top
management ditabung. Mereka dapat mempergunakan waktu mereka untuk
menghadapi masalah yang lebih penting dan kompleks.
Chain of command. Prinsip dari chain of command adalah batas kewenangan dari
kepala eksekutif kepada atasan level pertama sudah didefinisikan dengan jelas.
Batas kewenangan harus didefinisikan dengan wajar untuk menghindari
kebingungan.
Kelebihan:
Kekurangan:
Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak
mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan
komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kelebihan:
Kekurangan:
· Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of
duty.
Biasanya digunakan oleh organisasi besar dengan daerah kerja yang luas
dengan bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit. Memiliki satu atau lebih
tenaga staf tenaga ahli yang memberi saran atau nasihat.
Kelebihan:
· Dapat digunakan oleh tenaga organisasi sebesar apapun dan sekompleks
apa pun.
· Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh karena adanya tenaga
ahli.
Kekurangan:
Ada enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
hendak mendesain struktur, antara lain:
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari
puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung
jawab kepada siapa.
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer
secara efisien dan efektif.
a. Struktur Sederhana
b. Birokrasi
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-
tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang
terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang
mengikuti rantai komando.Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya
menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan
kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan
konflik-konflik subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan
tujuan keseluruhan organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus
yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi
karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang
sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang
mapan.
c. Struktur matriks
a. Struktur tim
b. Organisasi virtual
Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-
fungsi utama bisnis secara detail.
c. Organisasi Nirbatas
Model organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki
dan lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi
yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
Model Horizontal, model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal
dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing.
a. Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur
harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam
strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan
mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus
pada tiga dimensi inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain
struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
b. Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah organisasi
secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi
besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak
spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan ketentuan
daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.
c. Teknologi
d. Lingkungan
a. Organisasi Formal
1. Organisasi Lini
Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan
yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat
dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam
pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang
bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-institusi yang kecil
sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan
keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang
manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai
robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah.
2. Organisasi Staf
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf
pelaksana. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf
berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul
karena makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah
tidak dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain
(biasanya para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran
terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari
yang pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang
keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui
perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.
b. Organisasi Informal
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi
seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik
menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam
ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya
harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga
semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang
etnosentris dan pro-kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis).
a. Menurut Duncan (Thoha, 2005), perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu.
b. Menurut Larry L. Cummings (Thoha, 2005), perbedaan dari perilaku
organisasi dengan disiplin ilmu lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku
adalah sebagai berikut:
c. Menurut Davis dan Newstorm (1985), ada empat model perilaku organisasi
yang menunjukkan evolusi pemikiran dan perilaku pada bagian manajemen dan
manajer. Empat model atau kerangka kerja organisasi adalah:
Kebutuhan karyawan yang terpenuhi adalah aktualisasi diri. Hasil kinerja adalah
antusiasme moderat.
Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak
menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan
efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas
[lingkungan] mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua
elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai
tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri
mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.
b. Machiavellianisme
c. Narsisisme
Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa
kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan
mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu
narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan
dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai
pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan
pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga
individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada
individu yang mengancam mereka.
Individu narsisis juga cenderung egoisdan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan
sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya.
d. Pemantauan diri
e. Kepribadian tipe A
f. Kepribadian proaktif
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
2.10.2 Fungsi Tujuan Organisasi
b. Sumber Legitimasi
c. Standar pelaksanaan
Jika tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar
langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah organisasi
menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat dikuantifikasikan.
d. Sumber Motivasi
Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan dengan jelas. Hal ini
penting karena:
a. Tanpa tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan mempunyai arah.
b. Tanpa tujuan yang jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan
menimbulkan pemborosan belaka.
e. Tujuan yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota
organisasi.
g. Tujuan yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode,
dan prosedur yang akan dipergunakan.
h. Tujuan yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak.
Tujuan organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan
organisasi itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para anggota
organisasi mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat
tercapai sehingga tujuan mereka dapat dengan mudah digerakkan.
a. Tujuan utama atau yang disebut juga tujuan pokok atau tunggal yang
menyebab kan timbulnya organisasi dan yang menjadi dasar dibentuknya
organisasi.
Menurut jenis organisasi yang didirikan, tujuan utama atau tujuan pokok
dapat dibedakan menjadi beberapa macam, misalnya tujuan mendapat
keuntungan, tujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi para angora, dan tujuan
untuk memberikan kesejahteraan masyarakat dalam pemberian pelayanan
kepentingan umum, misalnya: telekomunikasi (dalam bidang komunikasi), Bank
Tabungan Negara (persero) (dalam bidang penyediaan kredit perumahan rakyat),
Perusahaan Air minum (dalam penyediaan air bersih).
b. Jangka Panjang: merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu
organisasi. Kadang-kadang tujuan akhir merupakan tujuan abstrak karena kurang
jelas. Misalnya tujuan masyarakat adil dan makmur. Sangat sulit untuk
menggambarkan bagaimana bentuk dan wujud dari pada masyarakat adil dan
makmur tersebut. Tujuan jangka panjang dapat pula diukur dengan jangka waktu
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan akhir, misalnya waktu 25 tahun sampai
dengan 30 tahun.
c. Tujuan Organisasi dan Tujuan Pribadi: Tujuan organisasi adalah tujuan
yang telah ditentukan dalam konsep tujuan organisasi oleh organisasi yang
bersangkutan. Tujuan pribadi merupakan tujuan setiap individu yang ada dalam
organisasi. Pada dasarnya setiap individu yang ada dalam organisasi sudah
mempunyai konsep tentang tujuan pribadi. Antara tujuan pribadi dan tujuan
organisasi harus ada kesesuaian sehingga akan memperoleh manfaat timbal balik.
b. Pertimbangan waktu
yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas anggota organisasi
untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan.
d. Keseimbangan tujuan-tujuan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengertian organisasi dapat diartikan menjadi dua artian yaitu, dalam arti
dinamis disebut pengorganisasian dan dalam arti statis disebut .
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri-
sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
Sub bab lain yang terdapat dalam Pengorganisasian yakni, asas atau prinsip,
bentuk, sruktur, pola, langkah atau proses, perilaku, fungsi, tujuan, dan manfaat
juga mempengaruhi baik atau tidaknya, berhasil tidaknya pengorganisasian
maupun manajemen yang menjalankannya.
3.2 Saran
Chester I. Bernard “Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih”.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa, organisasi tidak hanya menghargai
bakat dan kemampuan yang berbeda untuk saling melengkapi seseorang dengan
yang lainnya, melainkan organisasi dapat meningkatkan kemampuan untuk
mencapai sasaran dalam jangka waktu yang spesifik (Hicks, 1987 : 114).
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, selain itu organisasi sebagai suatu
pengaturan orang-orang yang sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Diberbagai
bidang. Misal pada instansi sekolah, pemerintahan, kampus, bank.
Macam-macam Organisasi
Organisasi sering kita temukan, bukan hanya organisasi formal saja tapi banyak
juga organisasi non formal yang ada. Contoh : Seperti dalam suatu universitas
adalah organisasi kemahasiswaan, tetapi yang bersifat ektra kampus yang pada
umunya terkait dengan aliran politik atau idiologi tertentu. Seperti HMI, PMII,
IMM, KAMMI, RACANA dan sebagaimya.
Untuk kegiatan menengah atas (SMA) maupun menengah pertama (SMP) sesuai
dengan murid contohnya OSIS (Organisasi Siswa Intra sekolah), kepramukaan,
PMR, olahraga, rohis dan sebagainya..
Sedangkan untuk tingkatan daerah ada juga wahana organisasi yang berguna
untuk mengembangkan bakat minat dari pemuda yang ada yaitu karang taruna.
Yang berguna untuk menjalin solidaritas antar sesama pemuda.
( Departmentalization)
• Hierarcy adalah Proses penentuan relasi antar bagian dalam organisasi, baik
secara vertikal maupun secara horisontal.
– Chain of Command
• Strategi Organisasi
• Skala Organisasi
• Teknologi
• Lingkungan
• Berdasarkan Fungsional
• Berdasarkan Produk
• Berdasarkan Pelanggan
• Berdasarkan Geografis
• Berdasarkan Matriks
Pembagian Kerja
Pada umumnya prodktifitas akan dapat diperoleh dengan adanya spesialisasi kerja
,misalnya dalam pendidikan, ilmu pengetahuan dan arts. Mengapa hal ini terjadi
adalah karena tidak seorangpun yang dapat mengerjakan semua pekerjaan dengan
hasil yang sama tingginya.
Definisi pekerjaan.
Job enlargement biasanya diberikan pada seseorang untuk masalah ketidak puasan
kerja seseorang dengan meningkatkan job scope.
Job enrichement diberikan untuk mereka yang tidak puas dengan lebih
meniningkatkan pada job depth (lebih mendalami pekerjaan yang khusus).
1. Leadership
Kepemimpinan meliputi proses memproses dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang
erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang
pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, maupun atasan pimpinan
itu sendiri.
2. Budaya
3. Iklim Organisasi
A. Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun hal
tersebut belum cukup jika visi, misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan
dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.
B. Tantangan
C. Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia
kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai
dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan
merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta
dukungan antara sesama anggota team.
D. Tanggungjawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab.
Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat
perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab
dan otoritas yang proporsional cenderung akan memilikimotivasi kerja yang
tinggi.
F. Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan penting
dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam
menciptakan kondisi kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan
harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat
menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.
Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang
bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama
dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan
oleh komunikator.
Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
http://melianaherdian.blogspot.co.id/2012/10/organisasi_6.html