Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DIMENSIN-DIMENSI STRUKTUR

Makalah ini di ajukan guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah teori organisasi,
fakultas Tarbiyah,program studi Manajemen Pendidikan Islam ( MPI) Semester 4

Oleh:

KELOMPOK 3

FITRIANI

862312019132

Dosen Pembimbing :

SURAHMAN, S.PD.MPD,I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan meyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang
salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi Muhammad
SAW. Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadiratnya yang atas berkat rahmat
hidayah dan hinayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul “DIMENSI-DIMENSI STRUKTUR”, guna menyelesaikan tugas mata kuliah
“Teori organisasi”

Makalah ini kita telah disusun semaksimal mungkin dan mendapat bantun dari
berbagai pihak sehingga memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
ucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.

Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dari makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassakamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Watampone, 10 April 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B.Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C.Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAAN ........................................................................................... 3

A. Kompleksitas struktur .................................................................................. 3

B. Formalisasi .................................................................................................. 6

C. Sentrlaisasi.................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP..................................................................................................... 11

A. Simpulan..................................................................................................... 11

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Struktur adalah cara bagaimana sesuatu itu disusun. Sesuatu yang ada dalam
organisasi adalah pekerjaan-pekerjaan yang saling berhubungan. Oleh karena itu
struktur berkaitan dengan hubungan-hubungan pekerjaan yang terdapat dalam
organisasi yang relative pasti. Organisasi mempunyai batasan-batasan tertentu
(boundaries), dengan demikian seoserang yang mengadakan hubungan interaksi
dengan pihak lainnya tidak atas kemauan sendiri, mereka dibatasi oleh aturan-aturan
tertentu. Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan berstruktur didalamnya dan
berisi wewenang, tanggung jawab dan pembagian tugas untuk menjalangkan fungsi
tertentu.

Menurut Dakton E Macfarland struktur organisasi adalah sebagai suatu pola


jaringan antara berbagai macam jabatan dan para pemegang jabatan. Jadi, struktur
oraganisasi yaitu susunan hubungan-hubngan antara satuan-satuan organisasi, jabatan-
jabatan, tugas tugas, wewenang dan pertanggunjawaban dalam organisasi. Setiap
organisasai mempunyai struktur yang berbeda, yang dapat mempengaruhi sikap dan
perilaku anggotanya. Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pengorganisasian antara
lain adalah: membagi pekerjaan yang harus dilakukan menjadi dapertemen dapertemen
dan jabatan yang terperinci, membagi-bagi tugas dan tanggung jawab berkaitan dengan
masing-masing jabatan, mengoordinasikan berbagai tugas organisasi,
mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan kedalam unit-unit, mengalokasikan dan
memberikan sumber daya organisasi

Dimensi struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai


komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan
merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai

1
2

komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif. Sedangkan pada organisasi
informal, struktur organisasi adalah aspek system yang tidak direncanakan dan timbul
secara spontan akibat interaksi peserta. Struktur organisasi menetapkan bagaimana
tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal
serta pola interaksi yang akan diikuti.

B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan kompleksitas?

2. Menjelaskan formalisasi?

3. Menjelaskan sentralisasi?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui kompleksitas

2. Untuk mengetahui formalisasi

3. Untuk mengetahui sentrlaisasi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompleksitas

Kompleksitas merupakan gambarang tentang tingkat diferensiasi pada


sebuah organisasi. Peningkatan salah satu dari jenis diferensiasi ini secara otomatis
akan menambah kompleksitas struktur sebuah organisasi (Kusdi, 2011: 168). 1 Menurut
(Robbins, 1994), kompleksitas adalah tingkat perbedaan yang ada dalam sebuah
organisasi.2 Kompleksitas memiliki tiga dimensi yaitu:

1. Diferensiasi horizontal
Diferensiasi horizontal merujuk pada tingkat differensiasi antara unit-
unit berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang mereka
laksanakan dan tingkat pendidikan serta pelatihannya.3 Diferensiasi horizontas
menyebabkan beban lebih berat pada pengelola organisasi untuk
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas organisasi, dan meningkatkan kesulitan
dalam berkomunikasi diantara satu unit dengan unit lain dari adanya perbedaan-
perbedaan tersebut (Kusdi, 2011:169).4
Dapat dikatan bahwa semakin banyak jenis pekerjaan yang ada dalam
organisasi yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, maka akan
semakin kompleks pula organisasi tersebut. Mengapa demikian? Karena
orientasi yang berbeda-beda akan lebih menyulitkan para anggota organisasi

1
Di akses website, https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-
dari
operamobile&q=Jurnal+dimens I+orga nisasi &sa=X&ved= 2ahU
2
Fuad abdillah, Manajemen organisasi pendidikan kejuruan, ( Jawa barat, cerdas ulet kreatif,
2020 cet 1), h. 35.
3
Yunus, dkk, Teori organisasiI, (Majalengka, Universitas Majalengka, 2013), hal 21
4
Di akses dari website, https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-
operamobile&q=Jurnal+dimensI+orga nisasi &sa=X&ved= 2ahU

3
4

untuk berkomunikasi serta lebih sukar bagi manajemen untuk mengkoordinasi


kegiatan mereka.
Misalnya, jika organisasi menciptakan kelompok khusus atau
mempeluas tujuan dari dapartemen, maka mereka mendifferensiasikan
kelompok yang satu dari yang lain, sehingga interaksi antar kelompok makin
kompleks. Jika organisasi itu diisi oleh orang yang mempunyai latar belakang,
keterampilan, dan pelatihan yang sama, maka kemungkinan besar mereka akan
melihat dunia itu dengan kacamata yang sama. Sebaliknya, adanya
keanekaragaman meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan mempunyai
tujuan, orientasi waktu, dan melahan kamus kerja yang berbeda-beda.
Spesialisasi tugas perbedaan pekerjaan bagi seorang insinyur kimia jelas
berbeda dari pekerjaan seorang pewawancara pada perekturan pegawai.
Pendidikan mereka berbeda bahasa yang digunakan untuk masing-masing
pekerjaan juga berbeda. Mereka secara khas ditugaskan diberbagai dapartemen
yang memperkuat lebih lanjut perbedaan orientasi mereka.5
2. Differensiasi vertical
Differensiasi vertical adalah menggambarkan kedalaman struktur atau
hierarki organisasi.6 Kompleksitas akan semakin tinggi apabila jumlah
tingkatan hierarki didalam organisasi semakin bertambah. Makin banyak
tingkatan yang terdapat di antara top management dan tingkat hieraki yang
paling rendah, makin besar pula potensi terjadinya distorsi dalam komunikasi,
dan makin sulit mengkoordinasikan pengambilan keputusan dari pegawai
manajerial, serta makin sukar bagi top management untuk mengawasi kegiatan
bawahannya.
3. Differensiasi spasial

5
Yunus, dkk, Teori organisasiI, (Majalengka, Universitas Majalengka, 2013), hal 22
6
Di akses dari https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-
operamobile&q=Jurnal+dimensI+orga nisasi &sa=X&ved= 2ahU
5

Differensiasi spasial yaitu organisasi dapat melakukan aktivitas dengan


tingkat differensiasi horizontal dan pengaturan hierarki yang sama diberbagai
lokasi. Tetapi semakin banyak lokasi, tingkat kompleksitas organisasi akan
semakin tinggi, differensiasi spasial ini dapat dilihat sebagai upaya perluasan
organisasi secara geografis. Dalam hal ini, sejauh mana lokasi dari kantor yang
bersangkutan, pabrik, dan personalia tersebar secara geografis.
Differensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi
differensiasi horizontal dan vertical. Artinya terbuka kemungkinan untuk
memisahkan tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Perusahaan ini
mencakup penyebaran jumlah maupun jarak.7 Arti penting kompleksitas
organisasi terdiri dari sub system yang membutuhkan koordinasi, komunikasi,
dan control yang efektif. Maka makin kompleks sebuah organisasi, makin besar
kebutuhannya akan alat komunikasi, koordinasi, dan control yang efektif.
Dengan kata lain, jika kompleksitas meningkat, maka akan demikian juga
halnya dengan tuntutan terhadap manajemen untuk memastikan bahwa
aktivitas-aktivitas yang dideferensiasi dan disebar bekerja dengan mulus dan
secara bersama kearah pencapaian tujuan organisasi. Arti kompleksitas bagi
para menejer adalah bahwa ia menciptakan permintaan dan kebutuhan yang
berbeda-beda dari waktu menejer. Makin tinggi kompleksitas, makin besar pula
jumlah perhatian yang harus mereka berikan untuk menghadapi masalah
komunikasi, koordinasi, dan control. 8
Differensiasi spasial adalah elemen ketiga dalam pendefinisian
kompleksitas. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun differensisi horizontal
dan vertical tetap sama pada unit-unit yang terpisah secara spasial, pemisahan
secra fisik itu sendiri akan meningkatkan kompleksitas9

7
Yunus, dkk, Teori organisasiI, (Majalengka, Universitas Majalengka, 2013), hal 25-27
8
Di akses dari website, http://negerisiapa.blongspot.com/2017/01/dimensi-struktur-
organisasi.html?m=1
9
Yunus, dkk, Teori organisasiI, (Majalengka, Universitas Majalengka, 2013), hal 28-29
6

B. Formalisasi
Formalisasi adalah tingkat sejauh mana pekerjaan didalam organisasi
distandarkan. Ukurannya adalah banyaknya aturan-aturan tertulis (written regulation)
jika formalisasi rendah, perilaku para pegawai relative tidak terprogram, karena
kebijakan dari seseorang didalam pekerjaannya berbanding terbalik dengan jumlah
perilaku yang diprogramkan lebih dahulu dari organisasi. Konsekwensinya adalah
pemegang pekerjaan hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus
dikerjakan, bilamana mengerjakannya, dan bagaimana ia harus melakukannya.
Formalisasi sebaiknya tertulis untuk dapat mmberikan kekuatan pada pengarahan
perilaku pegawai. Dalam konteks itu formalisasi diartikan sebagai sebuah tingkat
dimana peraturan, prosedur, instruksi dan komunikasi ditulis.10
Menurut Robbins (1990:95-7), tujuan atau manfaat formalisasi adalah:
1. Konsistensi dan keseragaman, yaitu untuk mencapai output-output yang
tidak berubah ubah kualitasnya. Hal ini penting bago organisasi yang
melakukan produksi massal.
2. Meningkatkan koordinasi, untuk tugas-tugasyang membutuhkan koordinasi
tinggi diantara anggota organisasi, formalisasi merupakan cara yang efektif
dan biasa dipakai organisasi.
3. Penghematan biaya secara ekonomis, buku-buku manual pekerjaan
diberbagai perusahaan besar biasanya dibuat untuk menghemat biaya. Jika
perusahaan tidak memiliki manual, katakanlah dibidang akunting, maka
perusahaan tersebut harus membayar jauh lebih mahal tenaga kerja
professional yang akan menjalankan tugas itu. Sebab, tanpa adanya manual
dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dari pelaksana,
sehingga gaji dan fasilitas yang harus disediakan lebih besar.11

10
Fuad abdillah, Manajemen organisasi pendidikan kejuruan, ( Jawa barat, cerdas ulet
kreatif, 2020 cet 1), hal 36
11
http://negerisiapa.blongspot.com/2017/01/dimensi-struktur-organisasi.html?m=1
7

➢ Teknik-teknik formalisasi
Proses formalisasi dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut:
1. Melalui seleksi calon pegawai
a. Memilih pegawai tidak secara acak, tetapi diproses melalui
sejumlah rintangan berupa mengisi formulir lamaran, tes
kepegawaian, wawancara, dan penyelidikan latar belakang.
b. Seleksi yang dilakukan bertujuan untuk menentukan apakah calon
pegawai tersebut cocok atau tidak bagi organisasi
c. Bagi para professional seleksi tidak seketat bagi pegawai biasa.
Karena telah dilakukan oleh lembaga yang mengeluarkan
sertifikat/ijazah.
2. Persyaratan peran
a. Setiap individu dalam organisasi memiliki perang masing- masing.
Maka jika pegawai baru menghendaki peranan tersebut diharuskan
untuk memenuhi pensyaratan yang telah ditentukan.
b. Standarisasi yang dilakukan oleh organisasi akan ikut menentukan
sekaligus memberi arah kepada suatu peran tertentu yang diambil
oleh seorang (pegawai) asal memenehui pensyaratan
3. Peraturan, prosedur, dan kebijakan
a. Peraturan merupakan persyaratan mengenai yang harus dan tidak
boleh dilakukan
b. Prosedur adalah rangkaian langkah yang saling berhubungan satu
sama lain yang harus diikuti oleh pegawai dalam melaksanakan
tugas
c. Kebijakan adalah pedoman yang menetapkan hambatan terhadap
pengambilan keputusan oleh para pegawai.12

12
Yunus, dkk, Teori organisasiI, (Majalengka, Universitas Majalengka, 2013), hal 34-35
8

“Formalization refers to the extent to which rules, policies, formal training,


norms, and traditions satandarize behavior in organization.” (Badelan & Zammuto
1991, 129) yang berarti formalisasi mengacu pada suatu tingkatan yang terhadapnnya
pekerjaan didalam organisasi itu dilakukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan,
maka pelaksanaan pekerjaan tersebut mempunyai tingkat keleluasaan yang minimum
mengenai apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana ia harus
mengerjakan.13

C. Sentralisasi
Komponen ketiga dari dimensi struktur adalah sentralisasi. Istilah sentralisasi
merujuk kepada tingkat dimana pengambilan keputusan dikosentrasikan pada suatu
titik tunggal didalam organisasi. Menurut Hatch (1997: 168), kesulitan dalam
mengukur tingkat sentralisasi adalah terletak pada beragamnya jenis keputusan
didalam organisasi itu sendiri. Artinya, suatu organisasi bisa bersifat sentralistis dalam
satu hal, dan desentralistis dalam satu hal.14 Dalam pembahasan ini akan dikemukakan
pengertian, defenisi, hambatan, kelebihan, dan kelemahan, dari sentralisasi dan
pentingnya sentralisasi dan pentingnya sentralisasi dalam organisasi.
a. Defenisi Sentralisasi
1. Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal dalam organisasi.15
2. Sentralisasi memperhatikan penyebaran kekuasaan untuk membuat
keputusan dalam organisasi, bukan penyebaran secara geografis seperti
halnya diferensiasi spasial
3. Sentralisasi pada suatu titik tunggal merujuk kepada individu yang
menduduki menejer tingkat tinggi

13
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/05/desain-organisasi-dimensi-dan-bentuk.html?m=1
14
http://negerisiapa.blongspot.com/2017/01/dimensi-struktur-organisasi.html?m=1
15
Fuad abdillah, Manajemen organisasi pendidikan kejuruan, (Jawa timur, cerdas ulet kreatif,
2020 cet 1), hal 36
9

4. Sentralisasi tentang informasi, pemegang kekuasaan untuk menguji


kebenaran informasi yang masuk tetap berada pada manajemen.
b. Pentingnya sentralisasi dalam struktur organisasi
1. Pada hakekatnya organisasi adalah system pengambilan keputusan dan
pengolahan informasi. Selain itu, organisasi bertugas untuk mencapai
tujuan bersama melalui koordinasi dari usaha kelompok. Maka,
sentralisasi sangat penting untuk terlaksananya koordinasi yang baik
2. Kemajuan tekonologi informasi memungkinkan terjadinya banjir
informasi kepada organisasi. Masalah yang muncul dan banyaknya
informasi adalah dalam hal interpretasi terhadap informasi yang
diterima untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan. Maka untuk memperoleh kepastian, dan diperlukan
sentralisasi.
3. Secara manusiawi, para menejer memiliki keterbatasan dalam
kemampuan. Maka untuk hal-hal tertentu, wewenangnya dalam proses
pengambilan keputusan dapat dilimpahkan kepada bawahannya.16
c. Hambatan sentralisasi, yaitu:
o Hanya memperhatikan struktur formal
o Memperhatikan kebebasan dalam pengembilan keputusan
o Konsentrasi pada seseorang, unit atau tingkat
o Control dari top manajemen, tetapi keputusan tetap terletak pada
anggota tingkat rendah17
d. Kelebihan sentralisasi adalah:
• Lebih mudah untuk menerapkan kebijakan umum dan praktek untuk
bisnis secara keseluruhan.
• Mencegah bagian lain dari bisnis menjadi mandiri

16
Yunus, dkk, Teori organisasiI, (Majalengka, Universitas Majalengka, 2013), hal 37
17
https://hbr.org/2012/08/does-your-strategy-match-ypur-competitive-envrionment
10

• Lebih mudah untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan dari pusat


• Lebih cepat pengembilan keputusan, lebih mudah untuk menunjukkan
kepemimpin yang kuat
e. Kelemahan sentralisasi adalah:
• Manajer local cenderung jauh lebih dekat dengan kebutuhan
pelanggang
• Kurangnya otoritas turun hirarki mungkin mengurangi motivasi
manajer
• Layanan pelanggan tidak mendapat manfaat dari fleksibilitas dan
kecepatan dalam pengambilan keputusan lokal18

18
Di akses dari http://negerisiapa.blongspot.com/2017/01/dimensi-struktur-organisasi.
html?m=1
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kompleksitas merupakan gambarang tentang tingkat diferensiasi pada sebuah
organisasi. Menurut (Robbins, 1994), kompleksitas adalah tingkat perbedaan yang ada
dalam sebuah organisasi. Kompleksitas memiliki tiga dimensi yaitu: Diferensiasi
horizontal, Diferensiasi vertical, Diferensiasi spasial

Formalisasi adalah tingkat sejauh mana pekerjaan didalam organisasi


distandarkan. Menurut Robbins (1990:95-7), tujuan atau manfaat formalisasi adalah
Konsistensi dan keseragaman, Meningkatkan koordinasi, Penghematan biaya secara
ekonomis. Proses formalisasi dapat dilakukan dengan cara, sebagai berikut: Melalui
seleksi calon pegawai, persyaratan peran, Peraturan, prosedur, dan kebijakan.

Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan pada


suatu titik tunggal dalam organisasi. . Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat
dimana pengambilan keputusan dikosentrasikan pada suatu titik tunggal didalam
organisasi.

B. Saran

penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat banyak kesalahan. Penulis


sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca. Lebih dan kurangnya mohon
dimaafkan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

abdillah Fuad , Manajemen organisasi pendidikan kejuruan, ( Jawa barat, cerdas ulet
kreatif, 2020 cet 1),
https://www.google.com/search?safe=strict&client=ms-
operamobile&q=Jurnal+dimensI+orga nisasi &sa=X&ved= 2ahU
http://negerisiapa.blongspot.com/2017/01/dimensi-struktur-organisasi.html?m=1
https://hbr.org/2012/08/does-your-strategy-match-ypur-competitive-envrionment
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2011/05/desain-organisasi-dimensi-dan-
bentuk.html?m=1
Yunus, dkk, Teori organisasiI, Majalengka: Universitas Majalengka, 2013

12

Anda mungkin juga menyukai