Anda di halaman 1dari 19

KEEFEKTIFAN ORGANISASI

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok pada
Mata Kuliah Teori Organisasi Fakultas Tarbiyah Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam(MPI) Semester 4

Oleh:
Kelompok II:

NOVI ASTUTY
862312019127

MUHAMMAD IKHWANSYAH
862312019148

Dosen pembimbing
SURAHMAN, S.Pd.I., M.Pd.I

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BONE
2021

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillaahirabbil’alaamiin, puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan
hidayahNya-lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Keefektifan
Organisasi”.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Organisasi,
makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu
dan pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan keefektifan organisasi..
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Teori
Organisasi yang telah membimbing kami. Tak lupa pula ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah-
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Watampone, 08 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Keefektifan 3
B. Pentingnya Keefektifan Organisasi 4
C. Upaya mencari Defenisi 6
D. Pendekatan Pencapaian Tujuan, Pendekatan Sistem, Pendekatan
Konstitusional Strategis, Nilai-Nilai Bersaing 8
E. Membandingkan Keempat Pendekatan 13
BAB III PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia tentunya pernah mengalami berorganisasi. Tanpa
manusia sadari, mereka telah menguasai ruang lingkup dalam berorganisasi.
Ciri sederhana yang dapatKita cermati adalah dengan adanya kerja sama
antarmanusia dalam mencapai kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini merupakan
salah satu ciri terciptanya organisasi. Organsasi-organisasi seperti yang dapat
dijumpai sekarang ini adalah sukses sesuatu yang baru dalam kehidupan
manusia. Sebenarnya organisasi sudah ada sejak awal keberadaan manusia,
tapi bentuknya masih sangat sederhana. Sejalan dengan perkembangan zaman,
semakin majupula organisasi yang ada salah satunya Efektivitas organisasi.
Mempelajari Efektivitas Organisasi memang tidak begitu mudah,
sebab objek studinya tidak tampak. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya
membutuhkan bantuanorang lain atau kerjasama. Dalam suatu kerjasama
dibutuhkan Efektivitas organisasiuntuk mencapai tujuan tersebut. Maka
disinilah diperlukan Efektivitas Organisasi yang akan benar dalam makalah
ini.
Efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan
output yang mengacu pada hasil guna suatu organisasi, program atau kegiatan
yang sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah tercapai,
sertaukuran berhasil tidaknya suatu organisasi berhasil mencapai dan
mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa pada dasarnya yang
mengutamakan dipentingkan adalah-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.
Menurut Robbin dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah
satu faktor Penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja.
Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi
untuk mencapai tujuan orgaanisasi. Ada tiga elemen kunci dalam motivasi
yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keefektifan?
2. Apa pentingnya keefektifan organisasi?
3. Bagaimana upaya mencari defenisi?
4. Bagaimana Pendekatan Pencapaian Tujuan, Pendekatan Sistem,
Pendekatan Konstitusional Strategis, Nilai-Nilai Bersaing?
5. Apa perbandingan keempat pendekatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keefektifan
2. Mengetahui pentingnya keefektifan organisasi
3. Mengetahui upaya mencari defenisi
4. Mengetahui Pendekatan Pencapaian Tujuan, Pendekatan Sistem,
Pendekatan Konstitusional Strategis, Nilai-Nilai Bersaing
5. Mengetahui perbandingan keempat pendekatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian keefektifan
Konsep efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas,
mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi. Konsep
efektivitas ini oleh para ahli belum ada keseragaman pandangan, dan hal
tersebut dikarenakan sudut pandang yang dilakukan dengan pendekatan
disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di
dalam pengukurannya. Namun demikian, banyak juga ahli dan peneliti yang
telah mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektivitas itu.1
Generalisasi keefektifan menunjukkan bahwa organisasi akan lebih
efektif apabila kelompok-kelompok informal, kebutuhan-kebutuhan individu,
dan tujuan-tujuan birokrasi berperan secara bersama atau saling berfungsi
bsecara optimal satu sama lainnya didukung variabel tekhnologi,
perkembangan lingkungan, kesempatan baik, team woring yang solid,
kecakapan perseorangan, dukungan politik, dan motivasi yang kuat. Model
dan kriteria organisasi yang efektif menurut Cameron dan Whetten (1998)
adalah sedemikian beragamnya, sehingga tidak ada definisi tunggal
keefektifan organisasi yang jelas, tidak mungkin dan juga tidak diinginkan
(Holdaway dan Johnson, 1993:167).
Karena keefektifan adalah suatu fenomena banyak segi, hanya sedikit
sekali organisasi yang dapat memaksimalkan keefektifan sesuai dengan
keefektifan itu sendiri. Sejalan dengan itu Ewell dan Lisensky, (1988: 19)
mengatakan keefektifan adalah sebuah konsepsi yang amat bersifat elusif
(elusive) yang harus didefinisikan secara jelas. Secara umum teori keefektifan
beriorientasi pada tujuan, Sergiovanni (1987:33) mengentengahkan pendapat
beberapa ahli tentang keefektifan, yaitu Etzionni (1964) bahwa keefetifan
adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuannya, Steers (1975)

1
https://www.gurupendidikan.co.id/faktor-efektivitas-organisasi/

3
4

keefektifan organisasi menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang


dicapai organisasi dengan tujuan yang akan dicapai, dan Tobert (1987) bahwa
keefektifan organisasi adalah kesesuaian hasil yang dicapai organsasi dengan
tujuannya (Sagala, 2005: 69). Pendapat ahli tersebut memfokuskan pada
tujuan sebagai indikator organisasi yang efektif.2
Menurut Soekarno K. (1986:42) efektif adalah pencapaian tujuan atau
hasil dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya,
fikiran alat dan lain-alat yang telah dikeluarkan/ digunakan. Hal ini berarti
bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau
tujuan yang dikehendaki. Jadi pengertian efektivitas kinerja organisasi adalah
pencapaian tujuan atau hasil yang dilakukan dikerjakan oleh setiap individu
secara bersama-sama.
Berdasarkan kajian histories tentang perkembangan konsep keefektifan
organisasi dapat dilihat pada awalnya sekitar tahun 1950-an, dimana
keefektifan diartikan secara sederhana sebagai sejauh mana sebuah organisasi
mewujudkan tujuan-tujuannya.
Keefektifan organisasi dapat didefinisikan sebagai tingkatan
pencapaian organisasi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. 3

B. Pentingnya Keefektifan Organisasi


Organisasi dibentuk karena punya tujuan. Dengan tujuan maka
organisasi menjadi dinamis. Dalam kedinamisannya para manajer dan para
analis organisasi berupaya untuk membuat organisasinya lebih efektif. Harjito
(1995:p.16) mengemukakan bahwa organisasi selalu berusaha untuk mempu
mempertahankan keberadaannya (existence) dan berusaha untuk
mengembangkan diri (develop). Untuk dapat mempertahankan hal tersebut,
sebagai kunci keberhasilan organisasi adalah keefektifan.

2
Syaiful Sagala, Memahami Organisasi Pendidikan: Budaya dan Reinventing, Organisasi
Pendidikan, h. 181-182
3
Stephen Robbins P & Jusuf Udaya, Teori Organisasi:Struktur, Desain & Aplikasi, h. 52-
85
5

Apabila suatu organisasi dirasakan tidak efektif, maka secepatnya


organisasi tersebut harus segera dibenahi. Jadi kata kunci pengertian ini ialah
kata efektif karena pada akhirnya keberhasilan manajer dan organisasi diukur
dengan konsep keefektifan itu. Dan banyak sekali kejadian suatu organisasi
sudah dibentuk, tetapi tujuan-tujuan yang sudah ditentukan itu tidak tercapai
(tidak efektif) yang akhirnya gulung tikar sehingga perlu dilakukan perubahan
dan pengembangan organisasi yang lebih efektif.
Sudah dikemukakan bahwa keefektifan organisasi yaitu berkenaan
dengan atribut yang diinginkan dalam usaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup organisasi. Karena itu, studi tentang organisasi pada
hakikatnya memberikan jawaban atas pertanyaan apa yang membuat
organisasi menjadi efektif? Jawabnya adalah struktur organisasi yang tepat,
penerapan prinsip-prinsip organisasi yang benar, penggunaan teknologi dan
budaya organisasi yang mendukung sehingga terselenggara suatu bentuk
kerjasama dengan sebaik-baiknya dan tujuan dapat tercapai secara efisien dan
efektif.
Dan apabila suatu orgnisasi tidak efektif lagi, maka perlu dilakukan
perubahan dan pembinaan yang lebih baik. Kemudian dalam segi
implementasi organisasi, keefektifan memberi informasi mengenai tingkat
keberhasilan yang dapat digunakan untuk membuat kebijakan membangun
sebuah model dinamisasi organisasi yang meningkat daya tahannya dan
sekaligus meningkat kemampuannya untuk berkembang.
Jadi dengan konsep keefektifan, mengakibatkan organisasi terbuka
menerima sumbangan dari berbagai disiplin ilmu-ilmu lain untuk menambah
hasanah teori organisasi yang mungkin sangat berharga dan sangat diperlukan
dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup orgnisasi. Dari segi
penerapan konsep keefektifan memberi penilaian tingkat keberhasilan dan
sejumlah hambatan yang dapat dijadikan patokan analisis untuk mencarikan
langkah-langkah pasti bagi keberhasilan organisasi.
Para manajer dapat membuat kebijakan, dan mencari strategi politis
dalam mentranspormasikan input menjadi out-put yang maksimal. Setiap
6

kegiatan diarahkan pada tercapainya tujuan yang dikehendaki dan


penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu sehingga metode kerja dapat disusun
secara sistimatis, penggunaan sarana yang lengkap, tenaga kerja yang cukup
dan pada akhirnya organisasi memiliki kelangsungan hidup untuk tumbuh
berkembang terus baik secara jangka pendek mapun jangka panjang4.

C. Upaya Mencari Definisi


Definisi adalah suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah
kata atau frase (Solomon, hal. 234). Definisi adalah penjelasan tentang arti
sebuah kata (Rescher, hal.30). Penjelasan harus membuat definisi yang jelas
yang berhubungan dan hubungan dengan kata bukan benda. Definisi adalah
perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang menerangkan 'apa
sebenarrnya suatu hal itu' sehingga dapat menjelaskan dengan jelas dan
dibedakan dari semua hal lain. ( Poespoprodjo, hal. 67 )
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa definisi yang menentukan batas
suatu definisi dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-
batas pengetian tertentu sehingga tidak jelas apa yang dimaksud, tidak kabur
dan tidak ditentukan oleh pengertian-pengertian lain.
Ada 8 teknik yang dikemukakan oleh Nicholas Rescher, yaitu:
1. Enumerative Definition, yaitu suatu teknik pendefinisian dengan cara
memberikan daftar lengkap dari bagian setia kata yang didefinisikan,
contoh: Propinsi di Indonesia adalah di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra
Barat, (dan seterusnya sampai propinsi terakhir) Kelemahan dari teknik ini
adalah:
a. Kata yang tidak dapat kita temukan generanya
b. Kata yang tidak dapat kita temukan differentianya
c. Kata yang tidak dapat ditangkap maksudnya kecuali jika dilayani
dengan kata lain, seperti: dan, atau, yang, dll

4
https://suldin91.wordpress.com/2012/07/13/keefektifan-organisasi/
7

Karena memiliki sifat kesendirian yang tidak terbatas sehingga


tidak ditemukan sifat pembedanya.
2. Ostensive Definition, definisi dibuat dengan mengungkapkan perwakilan
dari bagian kata yang didefinisikan, contoh: Pahlawan bangsa adalah
orang yang gugur dalam mempertahankan dan mempertahankan
kedaulatan bangsa sepeti Gajah Mada, Diponegoro, Ahmad Yani
3. Dengan metode Genus dan Difference, Yaitu definisi dengan
memperhatikan genus dan perbedaan, contoh: manusia adalah mahluk
simbol (mahluk adalah genus sedangkan simbol adalah difference)
4. Definisi Genetik, definisi dibuat dengan memaparkan organisasi atau
unsur-unsur pembangun kata yang didefinisikan, contoh Ayam bekisar
adalah hasil perkawinan antara ayam hutan dengan ayam kampung.
5. Constructive Definition, definisi yang dibuat dengan kata-kata atau
perintah, seperti definisi pesawat terbang kertas, penjelasannya dapat
menyebutkan dengan mengacu pada bagaimana pesawat terbang kertas itu
dibuat.
6. Definisi Operasional, Definisi yang dibuat berdasarkan percobaan yang
dapat menentukan cocok atau tidaknya kata itu dalam kasus yang khusus
sifatnya.
7. Identik Definisi, defini yang dibuat dengan menacu pada definiendum
yang sama, contoh: laki-laki Adalah pria.
8. Definisi Singkatan, Definisi yang dibuat dengan menjelaskan
kepanjangan, simbol dari definiendum, contoh: INA adalah Indonesia, yth
adalah yang terhormat.5

5
https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/04/08/definisi/amp/
8

D. Pendekatan Pencapaian Tujuan, Pendekatan Sistem, Pendekatan


Konstitusional Strategis, Nilai-Nilai Bersaing
1. Pendekatan Pencapaian Tujuan (goal attainment approach)
Pendekatan pencapaian tujuan menyatakan bahwa keefektifan
sebuah organisasi harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan
(ends) ketimbang caranya (means). Yang perlu diperhatikan adalah bottom
line-nya. Yang termasuk kriteria pencapaian tujuan yang populer adalah
memaksimalkan laba, memaksa musuh untuk menyerah, memenangkan
pertandingan basket, membuat pasien menjadi sembuh kembali, dan
sebagainya. Kesamaanya adalah bahwa mereka memperhatikan tujuan
(ends) karena organisasi diciptakan untuk mencapai hal itu.
Pendekatan pencapaian tujuan mengasumsikan bahwa organisasi
adalah kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional, dan mencari tujuan.
Oleh karena itu, pencapaian tujuan Pertama, organisasi harus mempunyai
tujuan akhir. Kedua, tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan
ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti. Ketiga, tujuan-tujuan
tersebut harus sedikit saja agar mudah dikelola. Keempat, harus ada
consensus atau kesepakatan umum mengenai tujuan-tujuan tersebut.
Beberapa permasalahan dalam pendekatan ini antara lain adalah: yang
berhasil menjadi sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan. Namun
demikian agar pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah dalam
mengukur keefektifan organisasi, asumsi-asumsi lain juga harus
diperhatikan.
a. Apa yang dinyatakan secara resmi oleh sebuah organisasi sebagai
suatu tujuan tidak selalu mencerminkan tujuan yang sebenarnya.
b. Tujuan jangkan pendek sering kali berbeda dengan tujuan jangka
panjangnya.
c. Organisasi yang memiliki tujuan majemuk akan menciptakan
kesulitan.
Pendekatan pencapaian tujuan mungkin paling nyata terlihat pada
Management By Objectives (MBO). MBO adalah falsafah manajemen
9

yang menilai keefektifan sebuah organisasi serta para anggotanya dengan


cara melihat seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan khusus yang
telah ditetapkan bersama oleh pimpinan dan para bawahannya. Tujuan-
tujuan yang nyata, yang dapat dibuktikan, dan yang dapat diukur
dikembangkan dalam MBO. Pendekatan pencapaian tujuan penuh dengan
masalah yang menyebabkan penerapannya secara eksklusif dapat
dipertanyakan. banyak dari masalah tersebut berhubungan secara langsung
dengan asumsi-asumsi yang telah disebutkan sebelumnya.
Seorang manajer dalam pendekatan pencapaian tujuan harus
melakukan hal-hal yang menjadi pokok utama dalam mencapai tujuan
organisasi. Robbins menyebutkan ada lima hal yang menjadi keabsahan
dari tujuan-tujuan yang diidentifikasi memungkinkan dapat meningkatkan
tujuan organisasi, yaitu:
a. Memastikan bahwa masukan diterima dari semua orang yang
mempunyai pengaruhh penting dalam merumuskan tujuan-tujuan yang
resmi, meskipun mereka bukan bagian dari manajer senior.
b. Menyertakan tujuan yang sebenarnya yang diperoleh melalui
pengamatan perilaku para anggota organisasi.
c. Mengakui bahwa organisasi mengejar tujuan jangka pendek maupun
jangka panjang.
d. Menekankan tujuan-tujuan yang nyata, yang dapat diverifikasi dan
dapat diukur ketimbang menggantungkan diri pada pernyataan-
pernyataan tidak jelas yang hanya mencerminkan harapan masyarakat,
dan
e. Melihat tujuan sebagai kesatuan yang dinamis yang berubah dari
waktu ke waktu ketimbang melihatnya sebagai pernyataan tentang
tujuan yang kaku dan tetap.
Jika para manajer bersedia menghadapi kompleksitas yang terdapat
pada pendekatan pencapaian tujuan tersebut, maka mereka dapat
memperoleh informasi yang cukup mendasar untuk menilai keefektifan
sebuah organisasi. Namun demikian, masih banyak hal yang bersangkut
10

paut dengan keefektifan organisasi ketimbang hanya mengidentifikasi dan


mengukur hasil tertentu.
2. Pendekatan Sistem
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, dalam pendekatan
pencapaian tujuan, dalam menetapkan keefektifan sebuah organisasi hanya
atas dasar hasil pencapaian suatu tujuan. Namun, hal tersebut merupakan
suatu ukuran yang tidak sempurna. Tujuan-tujuan organisasi juga
hendaknya berfokus pada keluaran. Seperti yang dikatakan juga oleh
Robbins, bahwa sebuah organisasi juga harus dinilai berdasarkan
kemampuannya untuk memperoleh masukan, memproses masukan
tersebut, menyalurkan keluarannya, dan mempertahankan stabilitas dan
keseimbangan. Cara lain untuk melihat keefektifan organisasi tersebut
adalah melalui pendekatan sistem.
Dalam pendekatan sistem, tujuan akhir tidak diabaikan, namun
hanya dipandang sebagai suatu elemen di dalam kumpulan kriteria yang
lebih kompleks. Model-model sistem menekankan kriteria yang akan
meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang dari organisasi tersebut.
Contohnya adalah kemampuan organisasi untuk memperoleh sumber daya,
mempertahankan dirinya secara internal sebagai sebuah organisme sosial,
dan berintegrasi secara berhasil dengan lingkungan eksternnya. Jadi,
pendekatan sistem berfokus bukan pada tujuan akhir tertentu, akan tetapi
lebih menekankan pada cara yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
akhir.
Pendekatan sistem terhadap efektifitas organisasi
mengimplikasikan bahwa organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang
saling berhubungan. Jika slah satu sub bagian ini mempunyai performa
yang buruk, maka akan timbul dampak yang negative terhadap performa
keseluruhan system. Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi
yang berhasil dengan konstituensi lingkungan. Manajemen tidak boleh
gagal dalam mempertahankan hubungan yang baik dengan para
pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan
11

konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan


operasi organisasi yang stabil.
Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan sistem adalah
hubungannya dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu
memang benar-benar penting. Keunggulan akhir dari pendekatan sistem
adalah kemampuannya untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara
atau tidak dapat diukur.
Cara manajer menerapkan pendekatan sistem adalah lebih melihat
kepada sampling dari kriteria yang dianggap relevan oleh para pendukung
sistem, kemudian harus dipertimbangkan berbagai cara yang digunakan
para manjerer untuk mengukur kriteria tersebut.Pendekatan sistem
memfokuskan diri pada cara-cara yang diperlukan untuk memastikan
kelangsungan hidup organisasi yang terus menerus. Dan harus juga
diperhatikan bahwa para pendukunng sistem tidak mengabaikan
pentingnya tujuan akhir tertentu sebagai sebuah determinan dari
keefektifan organisasi. Sebaliknya, mereka mempertanyakan keabsahan
tujuan yang dipilih dan ukuran yang digunakan untuk menilai kemajuan
terhadap tujuan-tujuan tertentu.
3. Pendekatan Konstituensi-Strategis (strategic-constituencies approach)
Pendekatan konstituensi-strategis mengemukakan bahwa
organisasi dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari
konstituensi yang terdapat di dalam lingkungan organisasi tersebut. Yakni,
konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi
tersebut (Robbins, 1994, hlm. 68). Selanjutnya, Robbins juga mengatakan
bahwa pendekatan konstituensi-strategis ini sama dengan pandangan
sistem, akan tetapi penekannya berbeda. Kedua pendekatan tersebut sama-
sama memperhitungkan adanya saling ketergantungan, akan tetapi
pandangan konstituensi-strategis tidak memperhatikan semua lingkungan
organisasi. Pandangan ini hanya memenuhi tuntutan dari hal-hal di dalam
lingkungan yang dapat yang dapat mengancam kelangsungan hidup dari
sebuah organisasi itu sendiri.
12

Pendekatan konstituensi-strategis memandang organisasi secara


berbeda. Organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-
kelompok yang berkepentingan bersaing untuk mengendalikan sumber
daya. Dalam konteks ini, keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian
tentang sejauh mana keberhasilan sebuah organisasi dalam memenuhi
tuntutan konstituensi kritisnya yaitu pihak-pihak yang menjadi tempat
bergantung organisasi tersebut untuk kelangsungan hidupnya di masa
depan.
Kekurangan dari pendekatan ini adalah dalam praktik, tugas untuk
memisahkan konstituensi strategis dari lingkungan yang lebih besar mudah
untuk diucapkan, tetapi sukar untuk dilaksanakan. Karena lingkungan
berubah dengan cepat, apa yang kemarin kritis bagi organisasi mungkin
tidak lagi untuk hari ini. Dengan mengoperasikan pendekatan konstituensi
strategis, para manajer mengurangi kemungkinan bahwa mereka mungkin
mengabaikan atau sangat mengganggu sebuah kelompok yang
kekuasaannya dapat menghambat kegiatan-kegiatan sebuah organisasi
secara nyata.
Manajer yang ingin mengaplikasikan perspektif ini dapat mulai
dengan meminta para anggota dominant condition untuk mengidentifikasi
konstituensi yang mereka rasakan kritis bagi kelangsungan hidup
organisasi. Masukan ini dapat dikombinasikan dan disatukan sehingga
akan diperoleh sebuah daftar mengenai konstituensi-strategis.Dengan
mengoperasikan pendekatan konstituensi-strategis, para manajer
mengurangi kemungkinan bahwa mereka mungkin mengabaikan atau
sangat menggangu sebuah kelompok yang kekuasaannya dapat
menghambat kegiatan-kegiatan sebuah organisasi secara nyata.
4. Pendekatan Nilai-nilai Bersaing (competing-values approach)
Pendekatan nilai-nilai bersaing akan lebih mengena jika kita
mengidentifikasi seluruh variabel utama yang terdapat dalam bidang
keefektifan dan lalu kita menentukan bagaimana variabel-variabel tersebut
saling berhubungan. Tema utama yang menjadi dasar dalam pendekatan
13

nilai-nilai bersaing adalah kriteria yang anda nilai dan gunakan dalam
menilai keefektifan sebuah organisasi. Diantaranya adalah laba atas
investasi, pangsa pasar, pembaharuan produk, keamanan kerja, dan
bergantung kepada siapa sebenarnya anda dan siapa yang anda wakili.
Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada
hanya pengakuan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam.
Pendekatan tersebut mengasumsikan tentang adanya pilihan yang
beraneka ragam. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa berbagai
macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan dan diorganisasi.
Pendekatan nilai-nilai bersaing mengatakan bahwa ada elemen umum
yang mendasari setiap daftar criteria Efektifitas Organisasi yang
komprehensif dan bahwa elemen tersebut dapat dikombinasikan
sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar mengenahi nilai-
nilai bersaing. Masing-masing kumpulan tersebut lalu membentuk sebuah
model keefektifan yang unik 6

E. Perbandingan Keempat Pendekatan


Setelah membahas empat pendekatan yang berbeda untuk menilai
keefektifan organisasi yang masing-masing mempunyai cara tersendiri serta
dapat menjadi model yang bermanfaat. Untuk menentukan dalam kondisi
bagaimana dari masing-masing pendekatan itu agar dapat dicapai hasil yang
optimal, berikut ini akan diikhtisarkan setiap pendekatan tersebut dengan cara
mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan dalam menetapkan keefektifan
beserta kondisi-kondisi yang diperlukan.
BERGUNA PADA
PENDEKATAN DEFENISI
SAAT
Pencapaian tujuan Organisasi efektif jika Tujuan jelas, dibatasi
organisasi dapat waktu, dan dapat diukur
mencapai tujuan yang

6
Steers. M. Richard, 1985, Efektivitas Organisasi (Jakarta, Erlangga,), h. 46.
14

telah ditetapkan
Sistem Organisasi memperoleh Ada hubungan yang jelas
sumber yang dibutuhkan antara masukan dan
keluaran7
Konstituensi strategis Semua konstituensi Konstituensi mempunyai
strategis paling tidak pengaruh yang kuat
dipenuhi terhadap organisasi, dan
organisasi harus
menanggapi tuntutan-
tuntutan
Nilai-nilai bersaing Pendekatan organisasi Organisasi sendiri tidak
dikeempat bidang utama jelas mengenai apa yang
sesuai dengan preferensi menjadi penekanannya,
dan konstituen atau mengenahi minat
dalam perubahan kriteria
dalam jangka waktu
tertentu.

7
Sutopo Patria Jati, Keefektifan Organisasi, pdfcoffee.com.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Membuat definisi tentang keefektifan organisasi memang sulit dan
kompleks, dengan menggunakan empat pendekatan dalam menilai keefektifan
yang meliputi: (1) Pendekatan pencapaian tujuan menetapkan bahwa EO
sebagai pencapaian tujuan akhir; (2) Pendekatan system memfokuskan pada
cara-cara dan kemampuan organisasi memperoleh masukan, memproses
masukan tersebut, menyalurkan keluaran, dan mempertahankan stabilitas dan
keseimbangan dalam system; (3) Pendekatan konstituensi-strategis yang
mendefinisikan EO sebagai sesuatu yang dapat memenuhi tuntutan dari
konstituen di dalam lingkungan organisasi disebabkan organisasi memerlukan
dukungan terus menerus sehingga keberhasilannya diukur dari kemampuan
untuk memuaskan individu, kelompok, serta lembaga yang menjadi tempat
bergantung bagi kelangsungan hidup organisasi tersebut; (4) Perspektif
terakhir adalah pendekatan yang berdasarkan pada nilai-nilai bersaing, yang
mencoba mempersatukan sejumlah besar kriteria tentang EO kedalam empat
model, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai serta dalam tahap
mana organisasi tersebut berada di daur hidupnya.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, tentunya makalah ini
masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat
membutuhkan kritik dan saran untuk mengembangkan dan memperbaiki
kualitas dari makalah kami.

15
DAFTAR PUSTAKA

Patria, Sutopo, Keefektifan Organisasi, Semarang: Universitas Diponegoro, 2001.

Robbins Stephen P, Jusuf Udaya, Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi,
Jakarta: Arcan, 1994.

Richard Steers. M., Efektivitas Organisasi, Jakarta: Erlangga, 1985.

Sagala, Syaiful, Memahami Organisasi Pendidikan: Budaya dan Reinventing,


Organisasi Pendidikan, (Jakarta: Prenamedia, 2016.
Steers, Richard M. Efektifitas Organisasi, alih bahasa M. Yamin. Jakarta:
Erlangga, 1985.
https://www.gurupendidikan.co.id/faktor-efektivitas-organisasi/

https://suldin91.wordpress.com/2012/07/13/keefektifan-organisasi/

https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2008/04/08/definisi/amp/

16

Anda mungkin juga menyukai