Oleh:
Uvynavelia Hardysta
1521900018
i
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF UNTUK MENINGKATKAN
KERJA SAMA TIM (TEAMWORK) DALAM ORGANISASI
(Disusun untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Teamwork)
Oleh:
Uvynavelia Hardysta
1521900018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya tulis ilmiah yang
berjudul Komunikasi yang Efektif Untuk Meningkatkan Kerja Sama Tim
(Teamwork) dalam Organisasi ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Prof. Dr. Sutarto Wijono, M.A pada mata kuliah teamwork. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang komunikasi yang efektif bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya menyadari, karya tulis ilmiah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 3
Manfaat 3
BAB II KAJIAN TEORI 4
Organisasi 4
Definisi Organisasi 4
Ciri-ciri Organisasi 4
Kerjasama Tim (Teamwork) 5
Definisi Kerjasama Tim (Teamwork) 5
Aspek-aspek Kerjasama Tim (Teamwork) 7
Faktor-faktor Kerjasama Tim (Teamwork) 8
Komunikasi 10
Definisi Komunikasi 10
Unsur-unsur Komunikasi11
Jenis-jenis Komunikasi 13
BAB III METODE DAN PENULISAN 15
Analisis 15
Pembahasan 18
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Komunikasi 19
Nada Bicaraa dan Bahasa Tubuh 19
Hambatan dalam Komunikasi dan Cara Mengatasinya 21
Menciptakan Komunikasi yang Efektif 23
BAB IV PENUTUP 29
Kesimpulan 29
Saran 30
Daftar Pustaka31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, biasanya terdiri atas beberapa bagian
atau unit kerja, dimana masing-masing bagian atau unit kerja tersebut tidak berdiri
sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Sedangkan yang menggerakkan
aktivitas di seluruh bagian atau unit kerja adalah sumber daya manusia. Sehingga
diperlukan pemahaman yang utuh dari sumber daya manusia yang ada tentang
hakekat organisasi atau perusahaan, supaya bisa tercipta suatu kerja sama tim atau
team work yang baik yang bisa meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja
organisasi atau perusahaan (Setiyanti,2012).
1
This is why team building is so valuable and has to be on the map of every
leader”.
Kerjasama tim adalah lebih dari sekedar jumlah kontribusi dari setiap anggota tim.
Kerjasama tim merupakan simbiosis antara seluruh anggota tim. Hal tersebut dapat
menjadikan tim secara utuh, sebagai sebuah unit, menuju level kinerja yang tinggi.
Hal ini kenapa perkembangan tim begitu sangat berarti dan menjadi peta bagi setiap
pemimpin.
2
Berdasarkan dari uraian diatas, untuk meningkatkan kinerja organisiasi kita
harius memahami komunikasi seperti apa yang dapat meningkatkan kemampuan
kerjasama tim di dalam organisasi. Karena komunikasi yang efektif, merupakan salah
satu kompetensi dasar untuk dapat mewujudkan tujuan dari suatu organisasi dapat di
capai. Dengan memahami cara berkomunikasi yang efektif, kerjasama tim kan lebih
efektif dan peningkatkan kinerja suatu organisasi.
2. Tujuan
Tujuan dari karya tulis ini adalah memahami pentingnya komunikasi dalam
kerjasama tim (teamwork), memahai hambatan-hambatan yang sering terjadi pada
proses komunikasi serta memahami cara komunikasi yang efektif untuk
meningkatkan kerja sama tim
3. Manfaat
Manfaat praktis yang di harapkan dari karya tulis ini adalah dapat menjadi
referensi untuk meningkatkan kempuan komuniasi yang dapat meningkatkan
kerjasama tim (teamwork) dalam organisasi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Organisasi
4
Sedangkan unsur-unsur organisasi menurut Wursanto (2003) terdiri dari:
a. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi sering disebut dengan istilah
pegawai atau anggota.
b. Kerja sama, maksudnya adalah suatu perbuatan bantu membantu atau suatu
perbuatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
c. Tujuan bersama, merupakan arah atau sasaran yang ingin dicapai dan juga
menggambarkan apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan
peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
d. Peralatan (equipment), terdiri dari semua sarana yang berupa materi, mesin-
mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/ bangunan/kantor).
e. Lingkungan (environment)
f. Kekayaan alam, misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca, flora, dan fauna.
g. Kerangka atau konstruksi mental organisasi, berupa prinsip-prinsip organisasi
Fancies and Young (2003) menjelaskan sebuah tim sebagai sekelompok orang
yang bekerja untuk meraih tujuan bersama, di mana bekerja bersama dengan baik dan
menikmatinya, dan menghasilkan suatu hasil (barang ataupun jasa). Menurut Wayne
tim adalah sebuah kelompok kerja lengkap atau satu tujuan kerja yang para
anggotanya paling sedikit memiliki satu tujuan kerjasama dari seluruh anggotanya
(dalam Purnomo 2006). Sementara itu Henderson (2002) mengartikan sebuah tim
sebagai sekelompok orang yang bekerja bersama dimana kesuksesan dari setiap
5
individu bergantung pada kesuksesan dari keseluruhan kelompok. Unsur dari definisi
tersebut didukung oleh Johnson (2000) siapa yang melihat sebuah tim sebagai
beberapa individu yang harus bekerja sama untuk memenuhi suatu misi.
7
a. Tujuan. Arah harus jelas dan berhubungan dengan organisasi paling luas.
Hal ini juga harus menjadi komitmen dari para anggota.
b. Bakat. Tim harus memiliki bakat dan keterampilan yang melengkapi untuk
tugas. Hal ini harus menjadi dorongan anggota untuk perkembangan
selanjutnya.
c. Tugas. Para anggota harus mengerti tugas mereka dalam keikutsertaan
untuk kesuksesan tim. Mereka harus memiliki komitmen terhadap tugas-
tugas tersebut dan kejelasan tentang kontribusi individu.
d. Pelaksanaan. Menjalankan pelaksanaan yang efektif dan berguna harus ada
di dalam tim. Pertemuan dan perencanaan harus efektif, dan para anggota
harus mengetahui bagaimana membuat keputusan, mengatasi masalah, dan
membagi serta menerima informasi sebagai sebuah tim.
e. Hubungan Interpersonal. Para anggota tim perlu untuk berhubungan baik
satu dengan yang lainnya, komunikasi dan memecahkan konflik. Mereka
harus saling mendukung satu sama lain. Mereka harus menunjukkan
perhatian sehingga level keterampilan semakin tinggi.
f. Penguatan. Sistem penguatan yang efektif dibutuhkan untuk peningkatan
teamwork. Pada level personal, apresiasi harus tegas, dan ini sangat penting
untuk pembentukan perilaku tim. Organisasi juga bertanggungjawab untuk
penguatan ini.
g. Hubungan external. Pembentukan hubungan external dengan lingkungan
external harus ada, dan ini harus juga harus menjadi hubungan yang sehat
dengan unit lain dalam organisasi itu sendiri. Tim juga perlu untuk
meninjau lingkungan tersebut untuk mengenali yang menyangkut ancaman
dan kesempatan.
8
Tim butuh tujuan untuk memusatkan tujuan mereka dan mengevaluasi
kinerja mereka.
3. Komunikasi
Sebaliknya, jika ada pihak yang tidak mengerti tentang suatu hal yang sedang
dikomunikasikan, berarti komunikasi tidak berjalan, dan hubungan antara orang-
orang tersebut tidak komunikatif. Pengertian secara terminologis, komunikasi adalah
proses penyampaian suatu pernyataan seseorang kepada orang lain. Pengertian ini
memberikan pemahaman kepada kita bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang
atau manusia, sehingga komunikasi seperti ini disebut sebagai Human
Communication atau komunikasi manusia (dalam Nurhadi dan Kurniawan, 2017).
Dalam buku Deddy Mulyana (2007) yang berjudul “Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar” menjelaskan empat macam komunikasi berdasarkan fungsi dari
komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi sosial
Komunikasi sosial penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan
memupuk hubungan dengan orang lain.
2. Komunikasi ekspresif
Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun
dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk
menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut
terutama dikomunikasin melalui komunikasi nonverbal.
3. Komunikasi ritual
Komunikasi ritual dilakukan secara kolektif dan dalam bentuk yang menegaskan
kembali komitmen kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara,
ideologi, dan agama.
4. Komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan,
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan menghibur.
Menurut Dedy Mulyana pada buku ”Ilmu komunikasi Suatu Pengantar “
terdapat beberapa tipe komunikasi yang disepakati oleh para pakar yaitu:
1. Komunikasi Intrapribadi yaitu komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari
atau tidak.
2. Komunikasi Antarpribadi yaitu komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.
13
3. Komunikasi Kelompok yaitu sekumpulan orang yang mempunyai tujuan
bersama, yang berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut.
4. Komunikasi Publik yaitu komunikasi antara seorang pembicara dengan
sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa dikenal satu persatu.
5. Komunikasi Organisasi yaitu kominikasi yang terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang
lebih besar daripada komunikasi kelompok.
6. Komunikasi Massa (Mass Communication) yaitu komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak atau elektronik.
14
BAB III
METODE DAN PENULISAN
1. Analisis
Kerja tim merupakan elemen penting dari setiap organisasi yang sukses dalam
industri yang sangat kompetitif. Tim yang dianggap sebagai unit, menjadi cara utama
untuk bekerja di dalam organisasi. Mereka dapat menghasilkan lebih banyak
keuntungan bagi organisasi daripada pekerja soliter (Rousseau, Aube, & Savoie,
2006). Fakta ini dicatat dengan baik, dan para profesional serta cendekiawan telah
mempelajari subjek secara luas dari berbagai perspektif (dalam Devece, 2015).
Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Mohanty dkk (2018)
menyatakan bahwa komunikasi sangat penting untuk keberhasilan dan efektivitas
organisasi. Komunikasi bukan hanya salah satu bagian terpenting dalam kehidupan
orang, tetapi dalam konteks kelompok khususnya sangat terkait dengan dinamika
kelompok yang memengaruhi cara kerja kelompok. Komunikasi bersama dengan
dinamika kelompok memainkan peran penting dalam efektivitas kerja tim terkait
organisasi. Pemimpin perlu mengenali komunikasi anggota dan dinamika kelompok
sebagai strategi dan harus belajar memanfaatkan kemampuannya dalam
memaksimalkan usaha tim. Dengan demikian, komunikasi anggota harus memainkan
peran strategis dalam suatu organisasi agar dapat bekerja secara efektif.
16
individu, kompetensi tim adalah KSA yang penting bagi anggota tim untuk saling
berhubungan secara efektif satu sama lain secara efektif dan sedemikian rupa
sehingga mengarah ke hasil positif berbasis tim (Salas, Rosen, Burke, & Goodwin,
2009). Dengan demikian, selain menunjukkan keahlian tingkat individu (missal
Kompetensi tugas kerja), anggota tim juga harus menampilkan keahlian dalam kerja
tim (yaitu, kompetensi tim). Terdapat domain kompetensi tim yang luas. Sementara
Salas dan rekan (2009) memberikan daftar umum kompetensi yang relevan untuk tim
di seluruh domain (lihat Gambar 1 untuk subset kompetensi ini), yang dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori besar (yaitu, sikap, perilaku, dan kognisi).
17
tingkat organisasi dan juga terjadi dalam tiga bentuk utama, verbal, non-verbal dan
tertulis (Ober, 2001). Demikian pula, arah dan aliran komunikasi mungkin top-down,
bottom-up dan horizontal atau lateral tergantung pada struktur hierarkis dalam
organisasi (Postmes, 2003). Komunikasi ke bawah adalah tentang komunikasi
pengawas ke bawahan sedangkan komunikasi ke atas melibatkan komunikasi dari
bawahan ke pengawas dan komunikasi horizontal atau lateral adalah tentang
komunikasi antara kelompok teman sebaya. Komunikasi antara departemen yang
berbeda disebut sebagai komunikasi cross-channel (Ober, 2001).
2. Pembahasan
Setelah itu pihak yang menerima pesan (receiver) harus dapat menafsirkan
dan menerjemahkan pesan yang diterima. Penafsiran pesan mengkin akan sama atau
berbeda dengan pengirim pesan. Jika penafsiran sama, maka penafsiran dan
penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika penafsiran berbeda
maka penafsiran dan penerjemahan salah dan maksud tidak tercapai. Penafsiran pesan
ini sangat dipengaruhi oleh ingatan dan mutu serta kedekatan hubungan antara
pengirim dan penerima (Nurrohim dan Anantan, 2009). Oleh sebab itu kita perlu
memeperhatikan beebrahal yang dapat menghambat proses komunikasi.
Dalam berbicara, kita harus memperhatikan nada bicara kita. Nada yang kita
gunakan dalam menyampaikan pesan memengaruhi maknanya. Sebagai contoh, saat
kita bertanya dengan kata-kata, "Saya pikir saya sudah bilang ..." mungkin tidak
berbahaya jika kata-kata itu diucapkan dengan nada santai atau infleksi suara yang
netral, dan disampaikan dengan jarak atau waktu yang sama pada setiap kata. Di
sisilain ketika kata-kata tersebut diucapkan menggunakan nada tidak sabar, marah,
atau dingin, dengan penekanan pada kata tertentu, atau dengan variasi jarak waktu,
dapat sangat mengubah makna dan implikasi dari kata-kata yang harus diikuti.
19
Sementara itu, dalam Patel (2014) menjelaskan berbagai penelitian yang
dilakukan pada peran bahasa tubuh dan telah dijelaskan bahwa selama komunikasi
hanya 7% dari informasi yang disampaikan manusia kepada orang lain adalah dalam
bahasa yang digunakan, 38% dalam cara orang berbicara — kualitas suara, aksen,
proyeksi suara, penekanan, ekspresi, kecepatan, volume, nada, dll dan 55% melalui
bahasa tubuh — postur, posisi, kontak mata, ekspresi wajah, gerakan kepala dan
tubuh, gerakan, sentuhan, dll.
Berikut merupakan gambar yang menjelaskan apa saja yang menajdi bagian
dari bahasa tubuh (dalam Patel, 2014):
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa, gerakan atau posisi tubuh, gerakan
tangan, ekspresi wajah, dan kontak mata (atau kurangnya kontak mata), cara
berbicara, kontak tubuh, kedekatan dengan lawan bicara menjadi tanda baca manusia
yang darinya orang yang menerima pesan mengumpulkan informasi penting. Dalam
banyak kasus, orang itu akan mengingat bagaimana, kapan, di mana, mengapa, dan
20
dari siapa pesan itu disampaikan dengan kejelasan yang lebih besar daripada konten
yang sebenarnya.
Dalam berbicara, kita sering melakukan beberapa hal yang tanpa kita sadari
bahwa hal tersebut merupakan hambatan yang nyata untuk kita dalam berkomunikasi
dengan orang laian. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Membaca pikiran. Jangan pernah berasumsi Anda tahu apa yang dipikirkan
orang lain. Meminta. Lebih spesifik. Orang-orang yang sering bekerja sama
sering dapat menebak dengan akurat sebanyak 90%, tetapi kesalahpahaman
bahkan 10% sudah cukup untuk menghancurkan tim.
2. Menyimpan gangguan dan keluhan. Lebih baik mengungkapkan gangguan
atau kekhawatiran kecil karena itu terjadi daripada menyimpan dan
"membuang atau mengungkapkan" semuanya sekaligus. Meskipun insiden
awal mungkin kecil, membiarkan frustrasi menumpuk dapat menyebabkan
argumen besar, dan bahkan menggagalkan proyek atau merusak kemitraan.
3. Menahan informasi negatif yang relevan. Kadang-kadang orang tidak
berbicara tentang topik penting karena mereka takut membuat gelombang atau
mengecewakan karyawan atau manajer. Ini seringkali secara tidak sengaja
mengarah pada penipuan dan manipulasi, yang pada gilirannya memperbesar
situasi yang sudah tidak stabil. Manajer yang baik memecahkan masalah
dengan cara tercepat dan paling tidak mengganggu. Semakin cepat masalah
ada "di atas meja," semakin cepat itu dapat diselesaikan, dan semakin cepat
setiap orang dapat kembali menjadi produktif.
4. Menggunakan celaan, jenis humor tertentu dan perilaku tidak sopan lainnya.
Dalam argumen atau ketidaksepakatan, tetap pada intinya. Berfokuslah pada
situasi saat ini dan jangan pernah "melewati batas." Dalam setiap interaksi,
ada dua pesan. Pesan pertama dan paling jelas adalah isinya sendiri. Ini adalah
fakta, tujuan, dan topik yang dihadapi. Pesan kedua dan lebih kuat adalah cara
di mana konten dikirimkan. Di sinilah bahaya mengintai. Gaya komunikasi
21
seseorang dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan pada anggota tim dan
organisasi daripada isi pesan yang sebenarnya. Anda tidak ragu mendengar
perkataan seperti, "Bukan apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda
mengatakannya," atau "Berpikirlah sebelum berbicara." Ini mungkin ucapan
lama, tetapi tetap digunakan untuk alasan yang baik: mereka relevan.
22
kata denotatif. Konotasi menyarankan beberapa makna tambahan dan
dapat membuat kebingungan dalam pikiran penerima.
2.2. Menciptakan Komunikasi Yang Ffektif
1. Jagalah agar pesan Anda tetap jelas dan konsisten. Waspadai perasaan yang
sesuai dengan isi perkataan Anda. Pastikan bahwa apa yang Anda katakan,
bagaimana Anda mengatakannya, dan bahasa tubuh Anda semua
menyampaikan pesan yang sama. Kata-kata Anda mungkin bohong, tetapi
bahasa tubuh Anda akan selalu mengatakan yang sebenarnya.
2. Gunakan kata-kata, metafora, dan analogi orang lain. Seperti halnya perilaku,
bahasa mengikuti pola redundansi, dan orang cenderung menggunakan kata-
kata yang sama berulang kali. Dengarkan penggunaan kata-kata mereka
seolah-olah itu bahasa asing, karena memang sering. Selain itu, orang sering
menggunakan metafora dan analogi untuk menggambarkan peristiwa
(misalnya, "itu home run" atau "kami menjatuhkan bola pada yang itu").
Dengarkan pergantian frasa ini, dan begitu Anda telah menemukan tema
umum, ingatlah. Kemudian, cukup terjemahkan pesan Anda dalam bahasa
metafora penerima dan kirimkan kembali kepada mereka. Misalnya, Anda
mungkin bertanya, "Pelajaran spesifik apa yang dapat kita pelajari dari 'home
run' ini yang dapat kita terapkan pada klien atau pelanggan lain?" atau
"Langkah apa yang mungkin kita ambil selanjutnya sehingga kita tidak
'jatuhkan bola' dengan klien itu?" Dengan memanfaatkan teknik ini, penerima
tidak perlu menguraikan metafora Anda, hanya satu informasi baru yang
tersimpan di dalamnya.
3. Perhatikan dan dengarkan baik-baik. Fokus pada orang lain dan luangkan
waktu untuk memahami apa yang dia katakan. Ketika berbicara tentang
23
mendengarkan, lakukan dengan lambat dan Anda akan mencapai lebih banyak
— yaitu, Anda akan berhasil lebih cepat. Ajukan pertanyaan, dengarkan
dengan cermat, dan amati orang yang Anda ajak berkomunikasi. Kedua pihak
dalam percakapan harus sangat spesifik. Jika Anda tidak mengerti satu kata
pun, minta orang lain untuk mendefinisikannya. Jika seseorang menggunakan
frasa yang tidak jelas, tanyakan secara spesifik. Misalnya, jika pengawas
(supervisor) Anda mengatakan, "Saya ingin Anda menjadi lebih profesional,"
minta klarifikasi kata "profesional." Minta contoh. Di sisi lain, ketika
memberikan contoh, berbicara kepada perilaku atau tindakan tertentu yang
telah Anda lihat, dan / atau pernyataan yang telah Anda dengar sendiri. Ini
bisa diukur dan tepat.
4. Kembangkan kepercayaan. Selama diskusi, kedua pihak harus memiliki motif
konstruktif. Saat Anda mengirim pesan, Anda harus terlebih dahulu
berkomunikasi dengan penerima bahwa Anda dapat dipercaya dan benar-
benar tertarik untuk membantu. Di sisi lain, ketika Anda berada di pihak
penerima, Anda harus menunjukkan bahwa Anda hadir dan secara aktif
mendengarkan. Hindari multitasking.
5. Biarkan orang tahu bahwa Anda memahami sudut pandang mereka. Namun,
sadari bahwa memahami sudut pandang tertentu tidak harus berarti Anda
menyetujuinya. Banyak argumen terdiri dari dua orang yang merasa
disalahpahami mencoba menyampaikan pendapat mereka kepada orang lain
berulang kali. Ini dapat dengan cepat berubah menjadi argumen melingkar.
6. Bicaralah untuk diri sendiri. Anda dapat melakukan ini dengan menggunakan
pernyataan "Saya" daripada pernyataan "Anda". Lebih mudah untuk
berkomunikasi dengan orang yang mengatakan, "Saya merasa benar-benar
kesal dengan bagaimana pertemuan ini berlangsung" daripada dengan orang
yang mengatakan, "Anda selalu lepas kendali dan berteriak pada saya setiap
kali saya mencoba untuk memberi tahu Anda sesuatu yang bertentangan
dengan Anda sudut pandang." Pernyataan "Anda" seperti menunjuk dengan
jari, dan sering kali mendorong orang untuk merespons dengan sikap defensif
dan bermusuhan. Akibatnya, penerima kemungkinan akan mati, menjadi
24
defensif sebagai imbalan, dan tidak berkontribusi di masa depan. Atau lebih
buruk lagi, mereka akan secara terbuka atau diam-diam pergi ke bawah tanah
dan menyabotase rencana terbaik tim.
7. Jangan memonopoli. Biarkan orang lain mengatakannya. Saya akan
melangkah lebih jauh dan menyarankan Anda untuk mendorong orang lain
untuk mengekspresikan pendapat atau ide mereka. Seringkali orang-orang
berhenti mendengarkan apa yang dikatakan, dan direduksi menjadi bergumam
"uh-huh", atau, di ujung lain spektrum, sering menyela untuk menyampaikan
maksud mereka. Manajer yang secara teratur memamerkan pengetahuan
superior dengan karyawan mereka akan mendapatkan hasil jangka pendek,
tetapi akan dibenci dan, pada akhirnya, akan memiliki tim yang lebih lemah
dan terlalu tergantung. Jika Anda mendengar diri Anda berkata, "Tidak
bisakah orang di sekitar sini, membuat keputusan selain saya?" hasil itu
kemungkinan karena Anda telah melatih mereka untuk tutup mulut dan
mengikuti perintah. Jika Anda ingin meningkatkan organisasi dan karier
Anda, Anda sebaiknya mendorong mereka untuk membuka dan membagikan
ide-ide mereka. Mereka mungkin awalnya tidak mempercayai Anda, tetapi
jika Anda konsisten dan jujur dengan mereka tentang kecenderungan masa
lalu Anda untuk "memonopoli", mereka perlahan-lahan akan menjadi aset
yang Anda “pekerjakan”.
Ruben dan Kealey (1979) juga menjelasakan tujuh cara dalam melakukan
komunikasi yang efektif, yaitu:
1. Pesan atau informasi itu disampaikan apa adanya, jujur, dan terbuka agar
komunikan dapat memberikan respons yang lengkap, sehingga komunikator
27
akan mengambil keputusan untuk memberikan respons yang tepat dan
lengkap pula.
2. Berikan waktu seluas-luasnya kepada komunikan untuk menyampaikan
pendapatnya. Jangan sekali-kali memotong pembicaraan seseorang sebelum ia
selesai mengungkapkan pendapatnya.
3. Fokuskan perhatian dan perasaan pada tema pembicaraan. Hindarkan sikap
acuh tak acuh, menyepelekan orang, dan menganggap rendah komunikan.
4. Tumbuhkan saling percaya dan saling bergantung, bahwa kita orang baik dan
dia juga orang baik.
5. Perhatikan perilaku nonverbal, seperti tatapan mata yang menyenangkan,
senyuman, mimik muka yang bersahabat
28
BAB IV
PENUTUP
1. Keimpulan
Dalam organisasi kerja tim merupakan elemen penting dalam industri yang
sangat kompetitif. Tim yang dianggap sebagai unit, menjadi cara utama untuk bekerja
di dalam organisasi. Mereka dapat menghasilkan lebih banyak keuntungan bagi
organisasi daripada pekerja soliter (Rousseau, Aube, & Savoie, 2006).
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yaitu saran praktis dan saran bagi
menelitian selanjutnya. Saran praktis yang dimaksud yaitu komunikasi dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain tidak hanya komunikator yang harus mengatur cara
bicaranya sedemikian pula, namun komunikan juga harus dapat mnghormati
komunikator agar terciptanya hubungan interpersonal yang efektif sehingga dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam proses penyampaian informasi.
Sedangkan saran untuk peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti
mengani komunikasi efektif dapat menyempurnakan penelitian ini dengan
menambahkan hasil penelitian empiris untuk semakin menyempurnakan teori yang
sudah ada.
30
DAFTAR PUSTAKA
Dyer, W.G. (2001). Teamwork: Curent Issues and New Alternative, New York:
Addison-Wesley Series on Organization Develovement.
Faisal, Sanapiah. (2008). Format – format Penelitian Sosial. Rajawali Pers: Jakarta
Hameed, A., & Wahee, A. (2011). Employee Development and Its Affect on
Employee Performance A Conceptual Framework. International Journal of
31
Business and Social Science. Vol. 2, 224-229.
Hasibuan, Malayu S.P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara:
Jakarta.
Hit. (1998). An introduction to industrial and organizational psychology (6th ed). Mc.
Millan Publishing Company: New York
Juli, Thomas. (2011). Leadership Principles for Project Success. Boca Raton: CRC
Press
Mohanty, Ashish dkk (2018). The Impact of Communication and Group Dynamics
on Teamwork Effectiveness: The Case of Service Sector Organisations.
Academy of Strategic Management Journal Vol 17 No 4, 1-14
Nurhadi, Zikri F. & Kurnawan, Achmad W. (2017). Kajian Tentang Efektivitas Pesan
Dalam Komunikasi. Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol.3
No.1
Nurrohim, Hassa. & Anatan, Lina. (2009). Efektivitas Komunikasi Dalam Organisasi.
Jurnal Manajemen 7(4): 1-9
Okoro, E., Washington, M., & Thomas, O. (2017). The Impact of Interpersonal
Communication Skills on Organizational Effectiveness and Social Self-
Efficacy: A Synthesis. International Journal of Language and Linguistics. Vol
4,(3), ISSN 2374-8850.
33
Ponomo, Eddy (2006). Pengaruh Kreativitas Dan Kerjasama Tim Terhadap Kinerja
Manajer Pada Pt. Jesslyn K Cakes Indonesia Cabang Surabaya. Jurnal Ilmu-
ilmu Ekonomi: Vol.6 No.2, 102-108
Rifa’i, H.M., & Fadli, M. (2013). Menejemen Organisasi. Cipta pustaka: Bandung
Wursanto, Drs. Ig. (2003). Dasar-Dasar Ilmu Organisasi, Andi Offset: Yogyakarta.
35