DI SUSUN OLEH :
NAMA : SINTA
NIM : 23021700
TAHUN 2024/2025
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan yang maha Esa, atas segaala
limpah rahmat dan karunia nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah ORGANISASI DAN MANAJEMEN dengan
judul “HUNUNGAN KOMUNIKASI DENGAN OGANISASI SERTA
KOORDINASI”.
Saya harap makalah ini dapat menambah wawasan pembaca tentang hubungan
komunikasi dengan organisasi serta koordinasi. Semoga makalah ini dapat di
pahami oleh siapa pun yang membacanya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, saya menyadari makalah ini belum
sepenuh nya sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu saya
mohon maaf, dan saya harap adanya kritik, saran, serta usulan pembaca untuk
perbaikan makalah ini di masa mendatang.
penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Banyak definisi komunikasi organisasi menurut para ahli, salah satunya Wayne
Pace dan Don F Faules, menurut mereka Komunikasi organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu (Wayne, Pace dan Faules
Don F, 2002 : hal 31). Suatu organisasi terdiri dari unit komunikasi dalam
hubungan hirarkis antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi organisasi
terjadi kapan pun setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu jabatan
dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan. Fokus komunikasi
organisasi adalah anggota dalam organisasi. Proses penciptaan makna atas
interaksi yang menciptakan, memelihara dan mengubah organisasi.
Komunikasi lebih dari sekedar alat, ia adalah cara berpikir. Tujuan komunikasi
dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian
(mutual understanding). Barry Cushway dan Dereck Lodge dalam Redi Panuju
(Panuju, 1999: 2) menggambarkan bahwa fungsi komunikasi dalam organisasi
sebagai pembentuk Organization Climate, yaitu iklim organisasi yang
menggambarkan suasana kerja organisasi atau sejumlah keseluruhan perasaan dan
sikap orang yang bekerja di dalam organisasi. Menurut Redding dan Sanborn:
“Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam
organisasi yang kompleks.
4
2. Apa pengertian organisasi ?
3. Apa mekanisme koordinasi pemangku kepentingan dalam kawasan
angropologi ?
4. Apa itu koordinasi kerja ?
5. Apa hubungan organisatoris dalam penyelenggara dan pengelola
pendidikan ?
6. Apa itu komunikasi organisasi ?
7. Apa pengaaruh koordinasi terhadap kinerja pegawai ?
8. Apa itu internalisasi budaya organisasi ?
1.2 Tujuan
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
dapat saling mengisi dan berkontribusi pada tercapainya tujuan organisasi.
Komunikasi berperan dalam membangun alur informasi serta kesamaan
pemahaman yang tercipta antara komunikator (pengirim) dengan komunikan
(penerima) informasi dalam berbagai tingkatan yang ada di dalam organisasi
(Rakhmat, 2019; Ruliana, 2014).
Komunikasi adalah suatu proses sosial, yang terdiri dari beberapa unit dan
tindakan komunikasi. Dari pemikiran tersebut, West & Turner, (2007) Wood,
(2010) dan Mukhtar, (2020) menjelaskan lima elemen komunikasi efektif, yaitu
sosial, proses, symbol, makna, dan sumber daya. Manajemen pendidikan
berkenaan dengan pengelolaan berbagai sumber daya pendidikan yang ada, yang
meliputi orang, kurikulum, sarana-prasarana, keuangan, dan lain sebagainya yang
terarah pada pencapaian tujuan pendidikan. Untuk menacapai tujuan pendidikan
tersebut, maka kordinasi antar orang yang menangani berbagai bagian dari
organisasi pendidikan (misalnya, kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
bendahara, para pembantu kepala sekolah, wali kelas, guru, konselor, dan yang
lainnya) perlu terjalin dengan rapi (Arikunto & Yuliana, 2008; Fattah, 2013;
Siregar, 2018).
Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih,
yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan, 2006:5).
Organisasi tidak sekedar sebagai kumpulan orang, juga sebagai sistem
7
kerjasama,merupakan suatu sistem pekerjaan yang dirumuskan dengan baik, dan
masing pekerjaan itu mengandung wewenang, tugas dan tanggung jawab tertentu.
Wewenang tugas dan tanggung jawab memungkinkan orang dari suatu organisasi
dapat bekerja sama secara efektif dalam usaha mencapai tujuan bersama. Suatu
manajemen yang sehat dan produktif dalam mengelola segala sumber daya yang
dimiliki organisasi, termasuk sumber daya manusia, yang mempunyai peranan
penting dalam menjalankan segala aktivitas organisasi. Manajemen dalam
organisasi harus meliputi seluruh kegiatan organisasi, mulai merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan, mengoordinir, serta mengawasi kegiatan dalam
suatu organisasi, agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif
(Siagian, 2008: 4).
8
a) Koordinasi vertikal terjadi antara kepala SKPD ( Satuan Kerja
Perangkat Daerah ) dengan bidang atau sub bidang di bawahnya,
atau dengan lembaga di artas nya yang secara stuktual terdapat
hubungan hirarkis. Jadi, dalam pelaksanaan program ini adalah
koordinasi antara kepala Bappeda kabupaten nganjuk dengan
bidang sosial ekonimi Bappeda, dan dengan bidang fisik prasarana
Bappeda. Atau melakukan koordinasi ke hirarki yang lebih tinggi
yaitu antara Kepala Bappeda dengan Sekretaris Daerah Kabupaten
Nganjuk. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan
Handayaningrat (1984) bahwa koordinasi vertikal merupakan
koordinasi yang bersifat herarkhis karena satu dengan yang lainnya
berada pada satu garis komando (line of command).
b) Koordinasi horisontal terjadi antara bidang perencanaan sosial
ekonomi Bappeda dengan bidang fisik dan prasarana Bappeda,
bidang sosek Bappeda dengan bidang pendataan dan pelaporan
Bappeda, bidang sosek Bappeda dengan bidang pemerintahan
Bappeda. Koordinasi horisontal ini juga dilaksanakan oleh SKPD
pendukung yang lain, misal bidang hortikultura Dinas Pertanian
yang berkoordinasi dengan bidang tanaman pangan Dinas
Pertanian, bidang perdagangan.
Disperindag tamben yang selalu melakukan koordinasi dengan
bidang koperasi dan UKM ( Usaha Kecil Dan Menengah )
Disperindang tamben. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan
Handayaningrat (1984) bahwa koordinasi horisontal merupakan
koordinasi dimana kedudukan antara yang mengkoordinasikan
dengan yang dikoordinasikan mempunyai kedudukan setingkat
eselonnya. Menurut tugas dan fungsinya, keduanya mempunyai
kaitan satu dengan yang lain sehingga perlu dilakukan koordinasi.
Koordinasi kerja adalah suatu usaha yang singkron untuk menyediakan jumlah
dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu
tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah di tentukan
9
( Handayanigrat, 2002). Handoko (2013) mendefinisikan koordinasi sebagai
proses pengintegrasian tujuan dan kegiatan pada satuan yang terpisah
( departemen atau bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien. Syafrudin (2003) bahwa koordinasi memang peranan
penting untuk meningkatkan efektivitas kerja yaitu melalui kesempatan yang di
berikan oleh pimpinan kepada karyawan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kemampuan serta keterampilannya merupakan unsur yang
membentuk produktivitas karyawan yang pada akhirnya dapat menunjukan
efektivitas kerja di organisasi.
Sasaran utama koordinasi adalah untuk menciptakan “unity action” yang pada
gilirannya akan menjamin keterpaduan pelaksanaan dan sekaligus meningkatkan
efesiensi, efektivitas, dan produktivitas kerjasama komponen yang terlibat.
Hasibuan (2013) menyatakan bahwa ada dua tipe koordinasi dalam suatu vertikal
adalah kegiatan penyatuan, pengatahan yang di lakukan oleh atasan terhadap
kegiatan unit, kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung
jawabnya. Koordinasi horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan atau kegiata
penyatuan pengarahan yang di lakukan terhadap kegiatan dalam tingkat organisasi
yang setingkat.
10
Proses pada umumnya berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di kelola
oleh yayasan pendidikan namun dalam penerapan nya terdapat beberapa nama
yang berbeda misal perkumpulan Cendekiawan Katolik tidak menggunakan istilah
yayasan, hal ini di sebabkan belum di mengertinya badan hukum pendidikan
(BHP) dan undang-undang keyayasan yaitu Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 16 tahun 2001 dan Undaang-Undang Republik Indinesia nomor 24 tahun
2004. Bagi yayasan yang memiliki organisasi lokal sampai nasional seperti
Muhammadiyah dan PGRI perundangannya menganut perundangan organisasi
induknya yaitu Pengurus Besar PGRI dan Pengurus Pusat Muhammadiyah,
menggunakan nama PPLP Dasmen PGRI bagi yayasan pendidikan PGRI dan
Majelis Pendidikan Muhammadiyah bagi Yayasan Pendidikan Muhammadiyah.
11
Komunikasi pula mampu menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi pegawai
internal melainkan pula permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Sesuai
dengan pandangan di atas, salah satu informan memberikan gambaran komunikasi
dalam organisasi adalah:
Koordinasi sebagai kegiatan yang dilakukan untuk saling memberi informasi dan
mengatur bersama yang secara normatif dipandang dalam bentuk keseimbangan,
kesamaan arah, dan pengendalian diantara Bagian pada Sekretariat Kota
Administrasi Jakarta Selatan. Berdasarkan pengujian hipotesis statistik teruji dan
terbukti bahwa terdapat pengaruh Koordinasi terhadap Kinerja Sekretariat Kota
Administrasi Jakarta Selatan. Hasil pengukuran koefisien korelasi diantara
variabel bebas Koordinasi dengan variabel terikat Kinerja Pegawai Sekretariat
Kota Administrasi Jakarta Selatan masuk ke dalam kategori tingkat hubungan
yang kuat.
Koefisien korelasi ini terbilang positif dan signifikan, dimana variabel bebas
Koordinasi dengan variabel terikat Kinerja Pegawai Sekretariat Kota Administrasi
Jakarta Selatan terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas. Bersifat positif,
artinya apabila variabel bebas Koordinasi mengalami peningkatan, maka
peningkatan tersebut akan diimbangi dengan peningkatan pada variabel terikat
Kinerja Pegawai Sekretariat Kota Administrasi Jakarta Selatan. Kontribusi
pengaruh Koordinasi terhadap peningkatan Kinerja Pegawai Sekretariat Kota
12
Administrasi Jakarta Selatan mencapai 56,7%, Hal ini perlu adanya upaya
meningkatkan jalinan Koordinasi pada Sekretariat Kota Administrasi Jakarta
Selatan. Menurut Ndraha (2003:290) bahwa koordinasi diartikan sebagai
kewenangan untuk menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan, dan
menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar
semuanya terarah pada tujuan tertentu.
13
Dhara menjelaskan, agar suatu budaya dapat menjadi nilai-nilai yang tahan
lama, maka harus ada proses internalisasi budaya (internalized berarti to
incorporate in oneself). Internalisasi berarti proses menanamkan dan
menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri orang yang
bersangkutan (Musfah, 2012, p. 47). Internalisasi memiliki hubungan yang erat
dengan komunikasi. Dalam internalisasi budaya di dalam suatu organisasi,
dibutuhkan suatu komunikasi yang baik agar pesan-pesan yang disampaikan dari
tingkat teratas dapat diterima dengan baik oleh seluruh anggota organisasi.
Komunikasi dapat mempermudah dalam melakukan internalisasi budaya
organisasi, karena dengan adanya komunikasi yang optimal, maka anggota akan
memiliki kesadaran yang tinggi terhadap budaya yang ada di dalam organisasi.
Sehingga jika anggota menerapkan budaya organisasi tersebut, maka kinerja
anggota dapat menjadi lebih baik.
14