Disusun Oleh :
Manajemen
Tahun 2022-2023
1
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Peran Komunikasi dalam
Organisasi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Peran Komunikasi dalam Organisasi
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nono Sugiono, S.E,MM. selaku Dosen
Mata Kuliah Pengantar Manajemen.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
2
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN………………….……………………….…………..….4
Daftar Pustaka………………………………………………………………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kesempatan kali ini kita akan lebih memfokuskan kajian terhadap komunikasi
organisasi sebagai salah satu aspek perilaku organisasi. Untuk dapat memahami
komunikasi organisasi, pertama-tama kita dapat merujuk kepada berbagai
pengertian organisasi dan komunikasi yang akan dipaparkan dalam bagian berikut.
Aspek terpenting dalam sebuah organisasi adalah adanya proses komunikasi yang
terjadi di dalamnya. Komunikasi tersebut bisa melibatkan anggota dengan anggota
di dalam organisasi, anggota dengan organisasi lain, maupun organisasi dengan
organisasi lainnya. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat
formal maupun informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga
komunikasi interpersonal, komunikasi public, serta komunikasi massa. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah,
komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal
tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga
termasuk gossip.
Istilah organisasi bersumber dari kata Latin organization yang berasal dari kata
kerja yang juga merupakan kata Latin, organizare, yang berarti “to form as or into a
whole consisting of independent or coordinated parts” (membentuk sebagai atau
5
menjadi keseluruhan dan bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi)
(Effendy, 2003: 114).
Dengan kata lain,organisasi berarti paduan dari bagian-bagian yang saling
bergantung satu sama lainnya. Definisi organisasi menurut 13 Rogers dan Rogers
yaitu suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas (Rogers
dan Rogers dalam Effendy, 2003:114). Rogers dan Rogers memandang organisasi
sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah
ditentukan, dimana operasi dan instruksi di antara bagian yang satu dengan bagian
yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.
Komunikasi organisasi dapat di definisikan sebagai pertunjukan dan pertukaran
pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-
hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan (Pace dan Faules dalam Mulyana, 2005: 31).
6
2.4 Bentuk Komunikasi
a. Komunikasi Internal
komunikasi internal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam perusahaan.
Bentuk komunikasi ini terjadi antarkaryawan, baik sebagai bawahan, sesama
rekan, maupun atasan. Tujuan utama komunikasi internal ialah memfasilitasi
perekrutan dan memelihara karyawan berkualitas tinggi yang mampu
berkontribusi secara positif terhadap kegiatan organisasi atau perusahaan.
Komunikasi internal juga bertujuan untuk meyakinkan para karyawan bahwa
mereka akan selalu mendapat informasi, sehingga kinerja dan kepuasan kerjanya
juga dapat dimaksimalkan.komunikasi internal dibagi menjadi dua yaitu :
1. Komunikasi Personal,
komunikasi personal merupakan komunikasi yang terjadi diantara
individu dengan individu anggota orgabisasi. Dalam komunikasi personal
ini terdapat dua macam yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi
bermedia
2. Komunikasi kelompok,
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan suatu
kelompok (bidang) tertentu, atau antar kelompok secara tatap muka dalam
suatu organisasi.
Orsini (2000) menjelaskan bahwa komunikasi internal yang efektif adalah hal
yang mendasar bagi perusahaan untuk menjalankan tata kelola organisasi atau
bisnis yang baik dan kontrol yang penting untuk memahami arah dari organisasi.
Untuk meningkatkan efektivitas komunikasi internal diperlukan pendekatan
7
partisipatif dari berbagai pihak. Pada akhirnya, dorongan komunikasi internal
yang efektif memperkuat keyakinan karyawan bahwa mereka adalah aset penting
bagi perusahaan.
8
perusahaan, yaitu bagaimana caranya dengan komunikasi internal yang efektif
akan meminimalkan risiko yang terjadi, serta merespon seberapa cepat atau sigap
perusahaan bertindak untuk recovery atau mengembalikan kepada keaadaan
semula ketika terjadi kendala dalam aktivitas perusahaan
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah upaya organisasi untuk berkomunikasi
dengan orang-orang dan organisasi eksternal lainnya tentang bisnis mereka,
produk, dan/atau layanannya. Komunikasi eksternal difokuskan pada penyebaran
berita secara efektif kepada audiens target, termasuk pelanggan, pemasok,
penyedia layanan, dan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam bisnis.
Tujuan utama dari komunikasi eksternal adalah untuk meningkatkan
pendapatan di satu sisi dan meminimalkan biaya di sisi lain. Contoh umum dari
komunikasi eksternal termasuk kegiatan periklanan dan publisitas, siaran pers,
publikasi, buletin, kampanye digital, situs web, dan banyak lagi.
Komunikasi eklsternal ini dibagi menjadi dua yaitu :
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak.
b. komunikasi dari khalayak kepada organisasi
1) Pesan (massage), adalah sesuatu yang disampaikan. Pesan ini baik berupa
pesan verbal, atau nonverbal, atau simbol-simbol. Pesan juga dapat dikatakan
sebagai ide-ide yang ingin dikomunikasikan oleh individu.
2) Saluran (channel atau media), adalah alat yang digunakan untuk
memindahlan pesan dari sumber kepada penerima. Saluran atau media ini
bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari penggunaan sinyal-sinyal
pancaindra dalam komunikasi tatap muka, sampai pada penggunaan alat-alat
teknologi seperti surat, telepon, e-mail, radio atau televisi.
3) Sumber pesan (sender atau komunikator). Semua peristiwa komunikasi akan
melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim pesan. Sumber pesan ini
bisa terdiri dari satu orang atau sekelompok orang, misalnya partai,
organisasi, atau lembaga. Sumber pesan sering disebut pengirim pesan,
komunikator, atau dalam bahasa Inggris disebut source,sender, atau encoder.
9
4) Transmisi (transmission), yaitu pesan-pesan yang secara nyata dikirim atau
diterima melalui saluran atau media.
5) Encoding dan decoding, yaitu struktur kognitif dan proses kognitif untuk
menciptakan, mentransform, atau mengurai dan memaknai pesan. Encoding
adalah pengubahan pesan yang ingin disampaikan ke dalam bentuk simbol-
simbol oleh pengirim. Sedangkan decoding adalah penterjemahan ulang
pesan oleh penerima. Melalui proses encoding dan decoding ini, individu
mencoba menginterpretasikan pesan atau membuat pesan menjadi
bermakna.
6) Penerima pesan (Receiver atau komunikan), adalah pihak yang menjadi
sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima ini bisa terdiri dari satu
orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima
pesan ini biasa disebut dengan istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan,
atau dalam bahasa Inggris disebut audience ataureciever.
7) Umpan balik (Feedback), yaitu pesan yang dikirimkan untuk merespon pesan
awal. Atau dengan kata lain, umpan balik adalah informasi yang
memungkinkan komunikator melakukan perbaikan.Melalui umpan balik ini,
komunikator dapat mengetahui bagaimana penerima pesan
menginterpretasikan atau memahami pesan yang sudah diterimanya. 8.
Pengaruh komunikasi (communication effects), adalah perbedaan antara apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima pesan sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa berupa pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan
atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan atau
perilaku seseorang sebagai akibat daripesan yang diterimanya.
10
Proses komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat, berkaitan
dengan siapa pengirimnya (komunikator), apa yang dikatakan atau dikirimkan
(pesan), saluran kommunikasi apa yang digunakan (media), ditujukan untuk
siapa (komunikan), dan apa akibat yang akan ditimbulkannya (efek).
NOISE
Berdasarkan pada apa yang dipetakan dalam Gambar 1 tersebut, suatu pesan,
sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke dalam simbol-simbol yang
dapat menggunakan pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh pengirim.
Apapun simbol yang dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah menyediakan
pesan dengan suatu cara yang dapat memaksimalkan kemungkinan bahwa penerima
dapat menginterpretasikan maksud yang diinginkan oleh pengirim dalam suatu cara
yang tepat.
11
Pesan dari komunikator akan dikirimkan kepada penerima melaui suatu saluran
atau media tertentu. Pesan yang diterima oleh penerima melalui simbol-simbol,
selanjutnya akan ditransformasikan kembali (decoding) menjadi bahasa yang
dimengerti sesuai dengan pikiran penerima sehingga menjadi pesan yang diharapkan
(perceived message).
Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi adalah agar tindakan atau
perubahan sikap pada penerima sesuai dengan keinginan pengirim. Akan tetapi arti
suatu pesan akan dipengaruhi oleh bagaimana penerima merasakan pesan itu sesuai
dengan konteksnya. Oleh karena itu, adanya tindakan atau perubahan sikap selalu
didasarkan atas pesan yang dirasakan. Adanya umpan balik menyatakan bahwa
proses komunikasi terjadi dua arah, artinya individu atau kelompok bisa berfungsi
sebagai pengirim sekaligus sebagai penerima dan saling berinteraksi satu sam lain.
Interaksi ini memungkinkan pengirim untuk memantau seberapa baik pesanpesan
yang dikirimkan dapat diterima atau apakah pesan yang disampaikan telah
ditafsirkan secara benar sesuai dengan yang diinginkan.
1) Penyaringan (filtering) Hambatan ini terjadi karena pesan yang disampaikan oleh
komunikator telah dimanipulasi dengan tujuan menyenangkan penerima. Sebagai
contoh, seorang manajer melaporkan keadaan perusahaaan yang tidak sebenarnya
terjadi hanya karena ingin atasan senang. Komunikasi semacam ini dapat
berakibat buruk bagi organisasi sebab jika informasi yang telah dimanipulasi
tersebut dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, maka keputusan
yang dihasilkan akan berkualitas rendah karena tidak berlandaskan kondisi
objektif.
12
2) Persepsi selektif
Hambatan ini merupakan kondisi dimana penerima pesan di dalam proses
komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan, motivasi, latarbelakang
pengalaman, dan ciri pribadi lainnya. Dalam menafsirkan pesan-pesan, maka
pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan budaya akan ikut menentukan.
3) Perasaan
Hambatan ini didasarkan pada kondisi perasaan penerima pada saat menerima
pesan komunikasi akan mempengruhi cara dia menginterpretasikan pesan. Pesan
diterima oleh seseorang disaat sedang marah tentu akan berbeda penafsiran jika
ia menerima pesan itu dalam keadaan normal.
4) Bahasa
Setiap kata memiliki makna yang berbeda antara seseorang dengan orang yang
lain. Makna sebuah kata tidak berada pada kata itu sendiri melainkan bagaimana
individu memahami dan memaknai kata tersebut. Umur, pendidikan, lingkungan
kerja, dan budaya adalah hal dapat mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang, atau definisi yang diletakkan pada suatu kata. Intinya, yang dimaksud
bahasa disini adalah semua bentuk yang dipergunakan dalam proses
penyampaian informasi, yaitu bahasa 16 lisan, tulis, gesture dan sebagainya.
Penggunaan bahasa oleh seorang komunikator dengan menghiraukan
kemampuan bawahan atau orang yang diajak berbicara akan menimbulkan salah
pengertian.
13
BAB
PENUTUP
KESIMPULAN
Komunikasi organisasi dengan berbagai dimensinya dapat dipandang sebagai suatu cara
untuk memetakan fenomena. Ketika kita menyadari bahwa pandangan terhadap
fenomena/realitas pun tidak selalu ajeg, bergantung pada titik berdirinya, maka seyogianya kita
menyikapinya bahwa hal itu mencerminkan suatu relativisme ilmu yang mengarah kepada
sesuatu yang “baik”.
Komunikasi organisasi sebagai salah satu aspek dari perilaku organisasi, idealnya
dengan didukung oleh strategi komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan-hubungan
yang harmonis baik dalam internal organisasi maupun dalam hubungan organisasi dengan stake
holder-nya. Untuk tujuan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai
organisasi, tentunya perlu dikaji berbagai aspek perilaku organisasi lainnya.
14
Daftar Pustaka
http://eprints.binadarma.ac.id/8203/1/tugas%204.pdf
https://repository.uin-suska.ac.id/3703/2/BAB%20I.pdf
https://www.kompas.com/skola/read/2022/02/03/110000769/komunikasi-internal--
pengertian-dan-tujuan-komunikasinya
15