Anda di halaman 1dari 15

Komunikasi dalam Organisasi

Dosen : Nono Sugiono, S.E,MM.

Disusun Oleh :

Siti Nur Anisa 382143033

Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STAN Indonesia Mandiri

Tahun 2022-2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Peran Komunikasi dalam
Organisasi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Peran Komunikasi dalam Organisasi

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Nono Sugiono, S.E,MM. selaku Dosen
Mata Kuliah Pengantar Manajemen.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 15 Januari 2023

2
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN………………….……………………….…………..….4

1.1 Latar Belakang……………………………………………..…………...4


1.2 Rumusan Masalah………………..……………………….………….....4

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………..…5

2.1 Konsep dasar komunikasi organisasi………….……………….……….5

2.2 Pengertian Komunikasi Organisasi………………….…………….……5

2.3 Fungsi Komunikasi………………………….………………………….6

2,4 Bentuk Komunikasi…………………………………………………….7

2.5 Unsur-unsur komunikasi organisasi……………………………………9

2.6 Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi………………………….12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..….14

Daftar Pustaka………………………………………………………………………15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang
lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentukdari hasil
integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok
ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah
penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari atasan dan
bawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah
atau komunikasi timbal balik, untuk itudiperlukan adanya kerja sama yang
diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk
mencapai tujuan suatu organisasi. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses
adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang
nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran
pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi
tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam
hubunganhierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi
antarpribadi dan komunikasi kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud komunikasi organisasi
2. Apa saja fungsi komunikasi organisasi
3. Apa saja bentuk komunikasi organisasi
4. Apa saja unsur-unsur dalam organisasi
5. Bagaimana proses komunikasi
6. Apa saja hambatan-hambatan komunikasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dasar komunikasi organisasi

Pemahaman terhadap komunikasi organisasi tidak dapat dilepaskan dari


kaitannya dengan berbagai aspek lainnya dari perilaku organisasi secara
keseluruhan, maupun bila dilihat secara lebih luas lagi yaitu dalam kaitannya dengan
pengkajian antar disiplin ilmu, khusunya ilmu komunikasi dan ilmu
adminsitrasi/manejemen. Perilaku organisasi bertalian dengan bagaimana dan
mengapa orang-orang bertindak, berpikir, dan merasa dalam suatu seting organisasi
(Sweeney & McFarlin, 2002: 4).

Dalam kesempatan kali ini kita akan lebih memfokuskan kajian terhadap komunikasi
organisasi sebagai salah satu aspek perilaku organisasi. Untuk dapat memahami
komunikasi organisasi, pertama-tama kita dapat merujuk kepada berbagai
pengertian organisasi dan komunikasi yang akan dipaparkan dalam bagian berikut.

2.2 Pengertian Komunikasi Organisasi

Aspek terpenting dalam sebuah organisasi adalah adanya proses komunikasi yang
terjadi di dalamnya. Komunikasi tersebut bisa melibatkan anggota dengan anggota
di dalam organisasi, anggota dengan organisasi lain, maupun organisasi dengan
organisasi lainnya. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat
formal maupun informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar
dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga
komunikasi interpersonal, komunikasi public, serta komunikasi massa. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah,
komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal
tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga
termasuk gossip.
Istilah organisasi bersumber dari kata Latin organization yang berasal dari kata
kerja yang juga merupakan kata Latin, organizare, yang berarti “to form as or into a
whole consisting of independent or coordinated parts” (membentuk sebagai atau

5
menjadi keseluruhan dan bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi)
(Effendy, 2003: 114).
Dengan kata lain,organisasi berarti paduan dari bagian-bagian yang saling
bergantung satu sama lainnya. Definisi organisasi menurut 13 Rogers dan Rogers
yaitu suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas (Rogers
dan Rogers dalam Effendy, 2003:114). Rogers dan Rogers memandang organisasi
sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah
ditentukan, dimana operasi dan instruksi di antara bagian yang satu dengan bagian
yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.
Komunikasi organisasi dapat di definisikan sebagai pertunjukan dan pertukaran
pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-
hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu
lingkungan (Pace dan Faules dalam Mulyana, 2005: 31).

2.3 Fungsi Komunikasi Organisasi

Menurut Sendjaja (1994), fungsi komunikasi dalam organisasi yaitu ;.

1. Fungsi Informatif – Organisasi diartikan sebagai suatu sistem pemrosesan informasi,


dimana setiap anggota organisasi diharapkan mampu memberi dan menerima
informasi dengan baik guna kelancaran dalam menjalankan apa yang menjadi tugasnya.
2. Fungsi regulatif – Berkaitan dengan peraturan-peraturan dan pedoman yang berlaku
dalam suatu organisasi.
3. Fungsi persuasif – Merupakan cara lain dari perintah. Dimana kebanyakan pemimpin
organisasi lebih memilih menggunakan cara persuasif dari pada perintah kepada
bawahannya. Hal ini dikarenakanasumsi terkait penggunaan cara yang lebih halus akan
menyebabkan seseorang lebih menghargai suatu tugas yang dibebankan kepadanya.
4. Fungsi Integratif – Berkaitan dengan penyediaan saluran yang memungkinkan setiap
anggota organisasi untuk dapat melaksanakan tugas dan pegerjaanya dengan baik.

6
2.4 Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi Internal
komunikasi internal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam perusahaan.
Bentuk komunikasi ini terjadi antarkaryawan, baik sebagai bawahan, sesama
rekan, maupun atasan. Tujuan utama komunikasi internal ialah memfasilitasi
perekrutan dan memelihara karyawan berkualitas tinggi yang mampu
berkontribusi secara positif terhadap kegiatan organisasi atau perusahaan.
Komunikasi internal juga bertujuan untuk meyakinkan para karyawan bahwa
mereka akan selalu mendapat informasi, sehingga kinerja dan kepuasan kerjanya
juga dapat dimaksimalkan.komunikasi internal dibagi menjadi dua yaitu :
1. Komunikasi Personal,
komunikasi personal merupakan komunikasi yang terjadi diantara
individu dengan individu anggota orgabisasi. Dalam komunikasi personal
ini terdapat dua macam yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi
bermedia
2. Komunikasi kelompok,
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan suatu
kelompok (bidang) tertentu, atau antar kelompok secara tatap muka dalam
suatu organisasi.

Menurut Argenti (2013), cara terbaik untuk menilai keefektifan usaha


komunikasi internal perusahaan adalah dengan menentukan sikap karyawan
tentang perusahaan. Tsai (2001) menyarankan bahwa di dalam suatu organisasi,
proses pembelajaran (learning) dapat meningkatkan transfer pengetahuan antar
unit kerja yang berbeda dan juga mengindikasikan bahwa terdapat komunikasi
internal yang efektif dengan memasukkan unsur pembelajaran sebagai key
function. Efektifitas dari komunikasi internal ini akan tergantung dari kapasitas
pembelajaran yang ada dalam organisasi.

Orsini (2000) menjelaskan bahwa komunikasi internal yang efektif adalah hal
yang mendasar bagi perusahaan untuk menjalankan tata kelola organisasi atau
bisnis yang baik dan kontrol yang penting untuk memahami arah dari organisasi.
Untuk meningkatkan efektivitas komunikasi internal diperlukan pendekatan

7
partisipatif dari berbagai pihak. Pada akhirnya, dorongan komunikasi internal
yang efektif memperkuat keyakinan karyawan bahwa mereka adalah aset penting
bagi perusahaan.

Komunikasi internal sebagai proses penting yang melibatkan pertukaran


pengetahuan dan informasi dan juga organisasi dan individu perlu menguasai
komunikasi internal agar efektif. Maka dari itu penelitian ini mengadaptasi teori
Markgraf (2003), mengenai efektivitas komunikasi internal dinilai dengan
modifikasi beberapa variabel sebagai berikut:

1) Komunikasi dua arah adalah komunikasi dijalankan dua arah dari


Manajemen ke karyawan dan sebaliknya
2) Kemampuan inter-personal adalah kemampuan setiap karyawan dalam
menyampaikan pesan/informasi kepada pihak lain di internal organisasi
3) Kesadaran dan budaya risiko adalah setiap terdapat potensi risiko
karyawan secara otomotis dapat mengidentifikasi dan melaporkan sesuai
hirarki yang ditetapkan
4) Kejelasan pesan/informasi adalah pengirim dan penerima
pesan/informasi memiliki persepsi yang sama
5) Frekuensi pesan/informasi adalah aspek yang melihat intensitas seseorang
dalam memperoleh pesan atau informasi
6) Pembelajaran berkala adalah sosialisasi/refreshment dilakukan secara
berkala
7) Tatakelola pengelolaan risiko adalah pemantauan melalui jenjang komite
telah berjalan secara berkala
8) Struktur komunikasi internal adalah lapis pertahanan pengelolaan risiko
operasional/kelangsungan usaha telah berjalan efektif
9) Pengetahuan manajemen adalah pemahaman manajemen atas alur
komunikasi untuk pengelolaan risiko operasional dan kelangsungan usaha
10) Kekuatan leadership adalah peran pimpinan dalam pengelolaan risiko
operasional dan kelangsungan usaha

Efektivitas komunikasi internal yang dijabarkan oleh Markgraf (2003) adalah


menyangkut pengelolaan risiko dan keberlangsungan usaha dalam suatu

8
perusahaan, yaitu bagaimana caranya dengan komunikasi internal yang efektif
akan meminimalkan risiko yang terjadi, serta merespon seberapa cepat atau sigap
perusahaan bertindak untuk recovery atau mengembalikan kepada keaadaan
semula ketika terjadi kendala dalam aktivitas perusahaan

b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi eksternal adalah upaya organisasi untuk berkomunikasi
dengan orang-orang dan organisasi eksternal lainnya tentang bisnis mereka,
produk, dan/atau layanannya. Komunikasi eksternal difokuskan pada penyebaran
berita secara efektif kepada audiens target, termasuk pelanggan, pemasok,
penyedia layanan, dan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam bisnis.
Tujuan utama dari komunikasi eksternal adalah untuk meningkatkan
pendapatan di satu sisi dan meminimalkan biaya di sisi lain. Contoh umum dari
komunikasi eksternal termasuk kegiatan periklanan dan publisitas, siaran pers,
publikasi, buletin, kampanye digital, situs web, dan banyak lagi.
Komunikasi eklsternal ini dibagi menjadi dua yaitu :
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak.
b. komunikasi dari khalayak kepada organisasi

2.5 Unsur-unsur Komunikasi Organisasi

1) Pesan (massage), adalah sesuatu yang disampaikan. Pesan ini baik berupa
pesan verbal, atau nonverbal, atau simbol-simbol. Pesan juga dapat dikatakan
sebagai ide-ide yang ingin dikomunikasikan oleh individu.
2) Saluran (channel atau media), adalah alat yang digunakan untuk
memindahlan pesan dari sumber kepada penerima. Saluran atau media ini
bisa bermacam-macam bentuknya, mulai dari penggunaan sinyal-sinyal
pancaindra dalam komunikasi tatap muka, sampai pada penggunaan alat-alat
teknologi seperti surat, telepon, e-mail, radio atau televisi.
3) Sumber pesan (sender atau komunikator). Semua peristiwa komunikasi akan
melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim pesan. Sumber pesan ini
bisa terdiri dari satu orang atau sekelompok orang, misalnya partai,
organisasi, atau lembaga. Sumber pesan sering disebut pengirim pesan,
komunikator, atau dalam bahasa Inggris disebut source,sender, atau encoder.

9
4) Transmisi (transmission), yaitu pesan-pesan yang secara nyata dikirim atau
diterima melalui saluran atau media.
5) Encoding dan decoding, yaitu struktur kognitif dan proses kognitif untuk
menciptakan, mentransform, atau mengurai dan memaknai pesan. Encoding
adalah pengubahan pesan yang ingin disampaikan ke dalam bentuk simbol-
simbol oleh pengirim. Sedangkan decoding adalah penterjemahan ulang
pesan oleh penerima. Melalui proses encoding dan decoding ini, individu
mencoba menginterpretasikan pesan atau membuat pesan menjadi
bermakna.
6) Penerima pesan (Receiver atau komunikan), adalah pihak yang menjadi
sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima ini bisa terdiri dari satu
orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima
pesan ini biasa disebut dengan istilah seperti khalayak, sasaran, komunikan,
atau dalam bahasa Inggris disebut audience ataureciever.
7) Umpan balik (Feedback), yaitu pesan yang dikirimkan untuk merespon pesan
awal. Atau dengan kata lain, umpan balik adalah informasi yang
memungkinkan komunikator melakukan perbaikan.Melalui umpan balik ini,
komunikator dapat mengetahui bagaimana penerima pesan
menginterpretasikan atau memahami pesan yang sudah diterimanya. 8.
Pengaruh komunikasi (communication effects), adalah perbedaan antara apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima pesan sebelum dan
sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa berupa pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan
atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan atau
perilaku seseorang sebagai akibat daripesan yang diterimanya.

Dari unsur-unsur atau komponen-komponen tersebut dapat dielaborasi


bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana sumber pesan dengan
menggunakan simbol-simbol, sinyal-sinyal, dan isyarat- isyarat lain untuk
mengekspresikan arti dengan mengirimkan informasi tersebut sehingga
pemahaman yang sama dikonstruksi oleh penerima pesan.

10
Proses komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat, berkaitan
dengan siapa pengirimnya (komunikator), apa yang dikatakan atau dikirimkan
(pesan), saluran kommunikasi apa yang digunakan (media), ditujukan untuk
siapa (komunikan), dan apa akibat yang akan ditimbulkannya (efek).

Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim atau komunikator


adalah mengusahakan agar pesanpesannya dapat diterima oleh penerima
(komunikan) sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komunikasi
secara umum dapat memberikan gambaran kepada pengelola organisasi,
bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap anggota/ stakeholder-nya
melalui desain dan implementasi komunikasi. Dalam hal ini pengirim atau
sumber pesan bisa merupakan individu atau berupa suatu organisasi
sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 1 sebagai berikut.

Sender Message Receiver


Encoding Decoding
g

NOISE

Feed back Response

Berdasarkan pada apa yang dipetakan dalam Gambar 1 tersebut, suatu pesan,
sebelum dikirim, terlebih dahulu disandikan (encoding) ke dalam simbol-simbol yang
dapat menggunakan pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan oleh pengirim.
Apapun simbol yang dipergunakan, tujuan utama dari pengirim adalah menyediakan
pesan dengan suatu cara yang dapat memaksimalkan kemungkinan bahwa penerima
dapat menginterpretasikan maksud yang diinginkan oleh pengirim dalam suatu cara
yang tepat.

11
Pesan dari komunikator akan dikirimkan kepada penerima melaui suatu saluran
atau media tertentu. Pesan yang diterima oleh penerima melalui simbol-simbol,
selanjutnya akan ditransformasikan kembali (decoding) menjadi bahasa yang
dimengerti sesuai dengan pikiran penerima sehingga menjadi pesan yang diharapkan
(perceived message).

Hasil akhir yang diharapkan dari proses komunikasi adalah agar tindakan atau
perubahan sikap pada penerima sesuai dengan keinginan pengirim. Akan tetapi arti
suatu pesan akan dipengaruhi oleh bagaimana penerima merasakan pesan itu sesuai
dengan konteksnya. Oleh karena itu, adanya tindakan atau perubahan sikap selalu
didasarkan atas pesan yang dirasakan. Adanya umpan balik menyatakan bahwa
proses komunikasi terjadi dua arah, artinya individu atau kelompok bisa berfungsi
sebagai pengirim sekaligus sebagai penerima dan saling berinteraksi satu sam lain.
Interaksi ini memungkinkan pengirim untuk memantau seberapa baik pesanpesan
yang dikirimkan dapat diterima atau apakah pesan yang disampaikan telah
ditafsirkan secara benar sesuai dengan yang diinginkan.

2.6 Hambatan-hambatan Komunikasi

Komunikasi dalam sebuah organisasi tidak selamanya berjalan lancar seperti


yang diharapkan. Seringkali konflik yang terjadi dalam sebuah organisasi
dilatarbelakangi oleh kesalahpahaman dalam menerima dan memaknai informasi.
Robbins (Masmuh, 2013:80) meringkas beberapa hambatan komunikasi yang terjadi
dalam organisasi sebagai berikut:

1) Penyaringan (filtering) Hambatan ini terjadi karena pesan yang disampaikan oleh
komunikator telah dimanipulasi dengan tujuan menyenangkan penerima. Sebagai
contoh, seorang manajer melaporkan keadaan perusahaaan yang tidak sebenarnya
terjadi hanya karena ingin atasan senang. Komunikasi semacam ini dapat
berakibat buruk bagi organisasi sebab jika informasi yang telah dimanipulasi
tersebut dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, maka keputusan
yang dihasilkan akan berkualitas rendah karena tidak berlandaskan kondisi
objektif.

12
2) Persepsi selektif
Hambatan ini merupakan kondisi dimana penerima pesan di dalam proses
komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan, motivasi, latarbelakang
pengalaman, dan ciri pribadi lainnya. Dalam menafsirkan pesan-pesan, maka
pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan budaya akan ikut menentukan.
3) Perasaan
Hambatan ini didasarkan pada kondisi perasaan penerima pada saat menerima
pesan komunikasi akan mempengruhi cara dia menginterpretasikan pesan. Pesan
diterima oleh seseorang disaat sedang marah tentu akan berbeda penafsiran jika
ia menerima pesan itu dalam keadaan normal.
4) Bahasa
Setiap kata memiliki makna yang berbeda antara seseorang dengan orang yang
lain. Makna sebuah kata tidak berada pada kata itu sendiri melainkan bagaimana
individu memahami dan memaknai kata tersebut. Umur, pendidikan, lingkungan
kerja, dan budaya adalah hal dapat mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh
seseorang, atau definisi yang diletakkan pada suatu kata. Intinya, yang dimaksud
bahasa disini adalah semua bentuk yang dipergunakan dalam proses
penyampaian informasi, yaitu bahasa 16 lisan, tulis, gesture dan sebagainya.
Penggunaan bahasa oleh seorang komunikator dengan menghiraukan
kemampuan bawahan atau orang yang diajak berbicara akan menimbulkan salah
pengertian.

13
BAB

PENUTUP

KESIMPULAN

Komunikasi organisasi dengan berbagai dimensinya dapat dipandang sebagai suatu cara
untuk memetakan fenomena. Ketika kita menyadari bahwa pandangan terhadap
fenomena/realitas pun tidak selalu ajeg, bergantung pada titik berdirinya, maka seyogianya kita
menyikapinya bahwa hal itu mencerminkan suatu relativisme ilmu yang mengarah kepada
sesuatu yang “baik”.

Demikian pula dengan komunikasi organisasi, adanya perbedaan-perbedaan


pendekatan (objektif-subjektif) dalam pengkajiannya, di satu sisi dapat menjadi alternatif dalam
menentukan pilihan, dan di sisi lainnya hal tersebut juga mencerminkan bahwa komunikasi
organisasi juga bersifat kontekstual, bergantung kepada faktor manusianya, bentuk organisasi,
bidang organisasi, dan lain sebagainya.

Komunikasi organisasi sebagai salah satu aspek dari perilaku organisasi, idealnya
dengan didukung oleh strategi komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan-hubungan
yang harmonis baik dalam internal organisasi maupun dalam hubungan organisasi dengan stake
holder-nya. Untuk tujuan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai
organisasi, tentunya perlu dikaji berbagai aspek perilaku organisasi lainnya.

14
Daftar Pustaka

Nur Annisa Agustini1 , Ninuk Purnaningsih2 PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL DALAM


MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI, Jurnal Komunikasi Pembangunan Bulan Februari, Volume
16, No. 1

http://eprints.binadarma.ac.id/8203/1/tugas%204.pdf

https://repository.uin-suska.ac.id/3703/2/BAB%20I.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2022/02/03/110000769/komunikasi-internal--
pengertian-dan-tujuan-komunikasinya

15

Anda mungkin juga menyukai