Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

“PENGANTAR MANAJEMEN”

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pengantar
Manajemen
Dosen Pengampu : H.Nono Sugiono, SE, MM

Disusun Oleh :

Nama : Joni
Nim : 382241036
Prodi : manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI - SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI


INDONESIA MANDIRI (STIE-STAN IM)
2022

1
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan ........................................................................................ 4

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen .............................................................. 5

B. Sejarah Manajemen ...................................................................... 5

C. Perkembangan awal teori manajemen ........................................... 7

D. Prinsip dan fungsi manajemen ...................................................... 11

E. Perspektif Manajemen Klasik ....................................................... 22

F. Prespektif Manajemen Perilaku..................................................... 26

G. Prespektif Manajemen kuantitatif ............................................... 34

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 38

B. Saran ............................................................................................. 38

Daftar Pustaka .......................................................................................................39

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manajemen adalah cabang dari ilmu sosial. Semua ilmu dari cabang

ilmu sosial pasti mengalami perkembangan. Hal ini terjadi karena ilmu

sosial bersifat dinamis yaitu selalu mengikuti perkembangan zaman.

Ada pendapat yang menyatakan bahwa hari ini tak kan ada tanpa ada

masa lalu, maka dari itu apapun yang ada di dunia ini pasti memiliki

sejarah termasuk juga manajemen. Sebelum kita mempelajari

manajemen alangkah baiknya kita mempelajari sejarah perkembangan

manajemen agar kita lebih senang dalam mempelajari manajemen.

B. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud manajemen?

 Bagaimana proses sejarah manajemen?

 Apa saja aliran/prespektif yang ada dalam manajemen

C. Tujuan

 Untuk mengetahui pengertian manajemen.

 Untuk mengetahui proses sejarah manajemen.

 Untuk mengetahui perkembangan awal manajemen.

 Untuk mengetahui prinsip dan fungsi manajemen.

 Untuk mengetahui sarana manajemen.

 Untuk mengetahui aliran /presfektif yang ada dalam manajemen

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum

memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker

Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer

bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan

organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah

proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan

pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan

efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan

perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan

secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

B. Sejarah Manajemen

Beberapa orang melihat sejarah manajemen sebagai konseptualisasi

modern yang terlambat.Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki

sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya,

mendeteksi aktivitas mirip manajemen di masa pra-modern akhir.

Perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria

dan pembangun piramid Mesir yaitu para pemilik budak selama berabad-

4
abad menghadapi permasalahan eksploitasi/memotivasi budak yang

bergantung namun terkadang suka melawan (memaksa otoritas), namun

banyak perusahaan pra-industri dengan skala mereka yang kecil, tidak

merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan manajemen secara

sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab

(abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494)

menyediakan perangkat untuk penilaian,perencanaan dan kendali

manajemen.

Abad

Bidang pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19 .

Pelaku ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan

teori teori pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan harga. Pada

saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney,James Watt dan

Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan

standar, prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan

perencanaan kerja.

Pada pertengahan abad 19, Robert Owen, Henry Poor, dan M.Laughlin

dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori pelatihan,

motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.

Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal Alfred Marshall dan Leon

Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang kompleks ke teori

manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka

secara keseleruhan berdasarkan sains.

5
Abad20

Teori pertama tentang manajemen yang lengkap muncul sekitar tahun 1920.

Orang seperti Henry Fayol dan Alexander Church menjelaskan beberapa

cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.

Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen

terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun

1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors)

yang menugaskan penelitia tentang organisasi.

H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik

statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett

mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikro ekonomi dan lahirlah

ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”,

mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen,

khususnya di bidang logistik danoperasi.

Mendekati akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah.

6
C. Perkembangan Awal Teori Manajemen

Ada dua tokoh manajemen ,yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yang

akan dibahas disini, yaitu: Robert Owen dan Charles Babbage .

Robert Owen ( 1771-1858)

Pada permulaan tahun 1800 an Robert Owen, seorang manajer beberapa pabrik

pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia. Menekankan penting unsur manusia

dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti

pengurangan hari kerja standar,pembatasan anak-anak dibawah umur yang

bekerja, membagun perumahan yang lebih baik bagi karyawan dan

mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang barang dengan murah.Dari

hasil pengamatannya disimpulkan bahwa,bilamana terhadap mesin dan faktor

produksi diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan

kepada perusahaan,demikian pula pada tenaga kerja,apabila tenaga kerja

dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik

kompensasi,kesehatan,tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan

akan memberikan keuntungan kepada perusahaan,kuantitas dan kualitas hasil

pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan.Atas hasil

penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personalia.

Sejarah Perkembangan Teori Manajemen

Periode Waktu Aliran Manajemen Kontributor

1870-1930 Manajemen Ilmiah Fedrick w taylor

7
Frank dan Lilian Gilbreth

Henry Gannt

Harington

Emerson

1900-1940 Teori Henti Fayol

Jame J Mooney

1930-1940 Hubungan manusiawi Hawthorne Studies

Eltion Mayo

Fritz Roenhlisberger

Hugo Monsterberg

1940- Sekarang Manajemen Modern Abraham Maslow Chris Argyris, Douglas

Mcgregor, Edgar schien, David Mcclelend, Robert Blake dan Jane Mauton ,

Ernest Dale, Peter Drucker dan sebagai nya, serta ahli – ahli operation research(

Management science)

Charles Babbage (1792-1871 )

Charles Babbge, seorang profesor matematika dari inggris, mencurahkan banyak

waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik menjadi lebih efisien. Babbge

adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesifikasinya.Dia

8
percaya bahwa aplikasi prinsip prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan

produktivitas dari tenaga kerja,karena pekerjaan dilakukan dengan efektif dan

efisien.Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dalam

penerapan prinsip prinsip manajemen.Pembagian kerja (devision of labour)

mempunyai beberapa keunggulan,yaitu:

1.Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman pengalaman yang baru,

2.Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan

kepe

kerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja,

3.kecakapan dan keahlian orang bertambah karena bekerja terus menerus dalam

tugasnya,

4.Adanya perhatian pada pekerjaanya sehingga dapat meresapi alat alatnya

karena perhatiannya pada itu itu saja.

9
D. Prinsip dan Fungsi Manajemen

Prinsip manajemen

Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran

umum yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip

merupakan dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum.

Dalam hubungannya dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam

arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan

situasi-situasi yang berubah.

Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridiri dari:

1.Pembagian kerja (Division of work)

Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga

pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja harus

rasional/objektif, bukan emosional/subyektif yang didasarkan atas dasar like and

dislike.

Dengan adanya prinsip the right man in the right place akan memberikan jaminan

terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja.Pembagian kerja yang baik

merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja

akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan dalam

penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang berpengalaman

akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan menjadi

titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

10
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)

Setiap karyawan dilengkapi dengan wewenang untuk melakukan pekerjaan dan

setiap wewenang melekat atau diikuti pertanggungjawaban. Wewenang dan

tanggung jawab harus seimbang. Setiap pekerjaan harus dapat memberikan

pertanggungjawaban yang sesuai dengan wewenang. Oleh karena itu, makin kecil

wewenang makin kecil pula pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.

Tanggung jawab terbesar terletak pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha

bukan terletak pada karyawan, tetapi terletak pada puncak pimpinannya karena

yang mempunyai wewemang terbesar adalah manajer puncak. oleh karena itu,

apabila manajer puncak tidak mempunyai keahlian dan kepemimpinan, maka

wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.

2.Disiplin (Discipline)

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi

tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila

wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh

karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap

dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai

dengan wewenang yang ada padanya.

3.Kesatuan perintah (Unity of command)

Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip

kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.

11
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan

wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada

serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta

pembagian kerja.

4.Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan perlu

diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan

pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan

perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga

menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh karena itu, perlu alur yang jelas dari

mana karyawan mendapat wewenang untuk melaksanakan pekerjaan dan kepada

siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan tanggung jawabnya agar tidak

terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan (unity of direction) tidak

dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin,

serta kesatuan perintah.

5.Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri

Setiap karyawan harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan

organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar

setiap kegiatan berjalan dengan loancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan

baik

Setian karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan

organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya

12
tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian

kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap

karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.

6.Penggajian Pegawai

Gaji atau upah bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan

terwujudnya kelancaran dalam bekerja. Karyawan yang diliputi perasaan cemas

dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan kewajibannya

sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja. Oleh karena

itu, dalam prinsip penggajian haris dipikirkan bagaimana agar karyawan dapat

bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus diperhitungkan agar

menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga karyawan berkompetisi

untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more pay for more prestige

(upaya lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah sama untuk prestasi yang

sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan menimbulkan kelesuan

dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak disiplin.

7.Pemusatan (Centralization)

Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu

kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang wewenang

tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan berarti adanya kekuasaan untuk

13
menggunakan wewenang, melainkan untuk menghindari kesimpangsiurang

wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini juga tidak

menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)

8.Hirarki (tingkatan)

Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja

ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari

wewenang terbesar yang berada pada manajer puncak dan seterusnya berurutan ke

bawah. dengan adanya hirarki ini, maka setiap karyawan akan mengetahui kepada

siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapat perintah.

9.Ketertiban (Order)

Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama karena pada

dasarnya tidak ada orang yang bisa bekerja dalam keadaan kacau atau tegang.

Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat terwujud apabila seluruh karyawan, baik

atasan maupun bawahan mempunyai disiplin yang tinggi. Oleh karena itu,

ketertiban dan disiplin sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan.

10.Keadilan dan kejujuran

Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Keadilan dan kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak

dapat dipisahkan. Keadilan dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan

karena atasan memiliki wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur

14
akan menggunakan wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan

keadilan dan kejujuran pada bawahannya.

11.Stabilitas kondisi karyawan

Dalam setiap kegiatan kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar

segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena

adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan.

Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan

dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran

yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

12.Prakarsa (Inisiative)

Prakarsa timbul dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa

menimbulkan kehendak untuk mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian

pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak,

perasaan, pikiran, keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap

prakarsa yang datang dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif)

mengandung arti menghargai orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh

penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu

langkah untuk menolak gairah kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak

akan menerima dengan senang hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan

karyawannya.

13.Semangat Kesatuan, Semangat Korp

15
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa senasib sepenanggungan

sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik. semangat kesatuan akan

lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa setiap karyawan

berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan oleh dirinya.

Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat

kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan cara-

cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam korp) dan

membawa bencana.

Fungsi manajemen

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat

di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam

melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.Kegiatan tersebut adalah sebagai

berikut:

Perencanaan (Planning)

Kegiatan seorang manajer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana berarti

memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Agar dapat

membuat rencana secara teratur dan logis, sebelumnya harus ada keputusan

terlebih dahulu sebagai petunjuk langkah-langkah selanjutnya.

Pengorganisian (Organizing)

16
Pengorganisasian atau organizing berarti menciptakan suatu struktur dengan

bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan antarbagian-

bagian satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan

struktur tersebut.

Pengorganisasian bertujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-

kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah manajer dalam melakukan

pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-

tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

Menggerakkan (Actuating)

Menggerakkan atau Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar

semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan

perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah

menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh

kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara

efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).

Pengawasan (Controling)

Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan

mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang mengarah demi tercapainya tujuan

yang telah ditetapkan.

Sarana Manajemen

17
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).

Toolsmen, money, materials, machines, method, dan markets. merupakan syarat

suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan

6M, yaitu

 Man (SDM)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia

yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai

tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia

adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-

orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

 Money (uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan

alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari

jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan

alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus

diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang

yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang

dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu

organisasi.

18
 Materials (bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia

usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam

bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu

sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan

tercapai hasil yang dikehendaki.

 Machines (mesin)

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan

membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta

menciptakan efesiensi kerja.

 Methods (metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja

yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat

dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan

memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-

fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.

Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya

tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan

memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap

manusianya sendiri.

19
 Market (pasar)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang

diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses

kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti

menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.

Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan

selera konsumen dan daya beli (kemampuan)

E. Perspektif menejemen klasik

Merupakan perkembangan awal teori menejemen , dengan tokoh-tokohnya :

 Robert Owen (1771- 1858 )

Ia menekankan pada pentingnya unsure manusia dalam produksi. Dia membuat

perbaikan-perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pembatasan anak-anak dibawah

umur yang bekerja, pengurangan hari kerja standar, . selain itu owen juga

mengembangkan prosedur kerja yang memungkinkan untuk meningkatkan

produktivitas.

 Charles Babbege (1971-1972)

20
Seorang ahli matematik dari inggris adalah orang yang pertama kali berbicara

mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Ia juga sebagai penganjur

prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi.

 Manajemen Ilmiah

Menurut mazhab ini penyelesaian masalah, pengambilan keputusan , memimpin

,mengatur dan lain sebagainya dilakukan berdasarkan metode-metode ilmiah.

Frederick W. Taylor (1856-1915) merupakan bapak menejemen ilmiah. Dia

menuangkan gagasan dalam judul “ShopnManagement”, “The Principle of

Scientific Manajemen”, dan “Testimony Before the special House Committee”

yang dirangkum dalam bukunya Scientific Manajemen.

Empat prinsipnya yaitu :

1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam manajemen

2. Seleksi ilmiah untuk karyawan

3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan

4. Kerjasama yang baik antara menejemen dan tenaga kerja

Diantaranya kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah apa yang

dinamankan dengan Time and Mention Studies atau studi mengenai penetapan

standar kerjayang didasarkan pada perhitungan waktu.Taylor menyatakan bahwa

untuk mencaapai tujuan sebuah perusahaan, misalnya meningkatkan profit

perusahaan, maka produktifitas kerja perlu ditingkatkan.

21
Selain Taylor, dikenal juga Henry L. Gantt (1861-1919) yang

memperkenalkn 4 gagasan untuk peningkatan kegiatan menejemen, yaitu

1. Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan pimpinan

2. Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan

3. System intensif untuk merangsang produktivitas karyawan dan organisasi

4. Penggunaan intrruksi-intruksi kerja yang terperinci

Gantt juga memperkenalkan apa yang inamakan sebagai “Bagan Gantt” yang

kemudian banyak dikenal sebagai sebuah bagan scheduling atau kita kenal

sebagai Time Shceduling (penjadwalan kerja). Bagan Gantt ini dibuat untuk

perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.

Cirri-ciri pokok menejemen ilmiah

1. Metode ilmiah yang diterapkan dalam problem-problem produksi

2. Studi tentang waktu

3. Studi tentang gerakan

4. Organisasi fungsionil

 Manajemen administrasi

Kelompok manajemen administrasi melihat bahwa perubahan produktivitas harus

dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi. Contributor kelompok ini

adalah Henry Fayol (1841-1925), Lyndall Urwick (1891-1983), dan Max Weber

(1864-1920).

22
Henry Fayol seorang industrialis Perancis , sesungguhnya merupakan contributor

utama dalam kelompok dan merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan

kegiatan-kegiatan operasional dari sebuah perusahaan. Berdasarkan

pengalamannya, menejemen sangat memerlukan proses pengarahan yang

dilakukan secara sistematis di antara pekerja dan menejer agar produktifitas

organisasi secara keseluruhan meningkat. Menurut Fayol fungsi menejemen

meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengoordnasian

serta pengawasan dan pengendalian. Lyndall Urwick juga menekankan

pentingnya fungsi menejemen dalam kegiatan organisasi. Urwick lebih dikenal

sebagai ahli dan konsultan menejemen serta seseorang yang mampu

menggabungkan teori-teori dari kelompok-kelompok menejemen terdahulu

daripada kontribusunya mengenai fungsi menejemen dalam organisasi. Max

Weber seorang ahli sosiologi dari German , memberikan kontribusi mengenai

pentingnya birokrasi dan prosedur dalam kegiatan menejemen. Kontribusi weber

baru dikenal pada tahun 1947. Birokrasi dan prosedur merupakan salah satu

kegiatan menejemen yang harus dilakukan agar bisa dijalankan dengan lancar

dan mencapai tujuan.

Kesimpulan mengenai Perspektif Manajemen Klasik yaitu yang terdiri dari

kelompok manajemen ilmiah dan manajemen administrasi telah memberikan

kontribusi berharga bagi dunia manajemen, dan memberikan dasar-dassar bagi

pengembangan teori-teori manajemen selanjutnya. Diantara kontribusi yang

berharga adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai masa dan beban

kerja serta metode ilmiah mengenai kegiatan manajemen yang secara ringkas

terpresentasikan melalui fungsi-fungsi manajemen. Akan tetapi harus diakui

23
bahwa salah satu kelemahan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa mereka

kurang memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting

dalam organisasi. Aspek manusia yang tidak hanya dilihat dari factor pemberian

upah atau intensif, akan tetapi dari karakteristik kemanusiaan secara lebih

menyeluruh dimana manusia memiliki kebutuhan , motif, tujuan, yang berlaku

berbeda-beda antara satu dan yang lainnya.

F. Perspektif Manajemen Perilaku

Perspektif manajemen perilaku/pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang

percaya bahwa jika manajer berfokus pada karyawan bukan pada produksi

mekanistik, maka pekerjaan menjadi lebih puas dan dengan demikian, lebih

produktif. Mereka mendukung gagasan manajer harus paternalistik dan

memelihara dalam rangka membangun kelompok kerja yang produktif dan kuat.

Studi ini merupakan sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari

organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari berbagai ilmu. Antara lain

yaitu ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, dan psikologi. Gerakan ilmu

perilaku menekankan perlunya untuk studi ilmiah dari elemen manusia organisasi.

Prespektif manajemen perilaku (behavioral management perspective) menekankan

pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu

manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen

melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam organisasi

agar organisasi dapat berjalan dengan baik.

Perspektif manajemen perilaku juga merupakan aliran yang menempatkan

penekanan pada sikap individu dan perilaku pada proses kelompok. Aliran ini

24
adalah praktik penerapan konsep psikologi terhadap tatanan industri. Aliran ini

lebih menekankan pada kebutuhan manusia, kelompok kerja, dan peran faktor

sosial dalam lingkungan kerja.

 Konsep-konsep yang Mempengaruhi Perspektif Manajemen Perilaku

Perspektif manajemen perilaku banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep psikologi

yang diaplikasikan dalam sebuah industri. Kontributornya yaitu :

1) Hugo Munstberg (1863-1916)

Hugo Munstberg dikenal sebagai the Father of Industril Psychology atau Bapak

dari Ilmu Psikologi Industri karena dia yang termasuk pertama kali

memperkenalkan aplikasi dari konsep-konsep psikologi dalam kegiatan industri.

Hugo Munstberg menyatakan bahwa para psikolog bisa memberikan kontribusi

yang sangat berharga dalam sebuah kegiatan bisnis atau industri dalam hal seleksi

pekerja dan upaya-upaya yang dapat memotivasi pekerja.Hal ini terkait dengan

prediksi akan perilaku pekerjanya nanti.Demikian pula kegiatan untuk memotivasi

para pekerja.Kegiatan pemotivasian pekerja sehingga sangatlah diperlukan agar

perilaku dan kebiasaan para pekerja yang berbeda-beda dalam pelaksanaanya

dapat diperhatikan namun sekaligus diarahkan kepada pencapaian tujuan

organisasi. Kegagalan dalam pemberian motivasi pada pekerja akan menyebabkan

perbedaan yang ada pada pekerja dari sisi perilaku dan kebiasaan mendorong ke

arah kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya daripada semestinya.

25
2) Mary Parker Follet

Menurut Mary Parker Follet definisinya mengenai manajemen,seni dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain, menunjukkan bahwa tugas

manajemen tidak saja melakukan kegiatan sistematis dalam rangka pencapaian

tujuan, tetapi juga merupakan juga seni dalam memahami perilaku orang lain

sehingga dapat diarahkan kepada pencapaian tujuan yang sesuai. Mary Parker

Follet juga menganjurkan pentingnya manajemen memahami peran dan fungsi

manusia dalam organisasi secara utuh, sehingga Follet juga meyakini perlunya

organisasi lebih demokratis dalam memandang pekerja juga para manajernya.

3) Elton Mayo

Lahir 26 Desember 1880 adalah psikolog/sosiolog dan teori tikus organisasi

kelahiran australia. Mayo dikenal karena penelitian-penelitiannya serta perannya

dalam Hawtrone Studies. Ia mengajar di University of Queensland dari 1919-

1923, sebelum pindah ke University of Pennsylvania. Ia juga mengajar di Harvard

Business School pada tahun 1226-1947 dimana ia menjadi profesor di bidang

penelitian industrial.1

Elton Mayo membuat sebuah studi dan peneliatian, antara lain :

· Teori Perhatian (Attention Theory) Pekerja akan lebih produktif jika merasa

diperhatikan.

26
 Teori Penerimaan Sosial (Social Acceptance Theory)

Pekerja akan menunjukkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan sosial.

· The Howthorne Studies

Salah satu kontribusi berharga dalam dunia manajemen adalah apa yang telah

dihasilkan oleh studi yang dilakukan di perusahaan Western Electric di

Howthorne antara tahun 1927 hingga 1932, atau dikenal sebagai the Howthorne

studies atau studi Howthorne.Studi ini terdiri dari 2 eksperimen, Eksperimen yang

pertama dilakukan bagi kelompok pekerja yang memperoleh manipulasi atas

penerangan di tempat kerjanya. Sedangkan eksperimen kedua dilakukan bagi

kelompok pekerja yang memasang telepon di bank-bank.

Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata pemberian insentif dan juga

nyala lampu atau penerangan tidak menentukan produktivitas para pekerja, akan

tetapi adanya perlakuan yang sama oleh manajer serta “perhatian khusus” yang

akan menentukan produktivitas para pekerja. Dan tentunya tidak berarti bahwa

mereka tidak memerlukan upah atau intensif atau juga penerangan secukupnya

dalam bekerja, akan tetapi “perhatian dan penerimaan sosial” rupanya lebih

menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dalam bekerja dalam

organisasi daripada faktor yang memengaruhi perilaku mereka dalam bekerja

dalam organisasi daripada faktor insentif dan faktor individu.

27
Dalam kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone ini

memberi dampak dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran

perlikau manusia dalam organisasi. Sehingga Mayo dapat menyimpulkan bahwa:

· Perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat.

· Pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu.

· Standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan.

· Uang tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan

standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.

Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor

perilaku manusia sebagai penentu atau tidaknya organisasi, dan pencapaian

sasaran organisasi tersebut. Pendekatan perilaku memiliki 2 perspektif yaitu :

1. The Human Relations Approach (Pendekatan Hubungan Kemanusiaan)

Pada dasarnya teori pendekatan hubungan kemanusiaan berargumentasi bahwa

pada dasarnya manusia selalu melakukan respons terhadap konteks sosial dimana

pun dia berada. Sehingga asumsi dasar yang dapat digunakan dalam teori ini

adalah bahwa perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan

meningkatkan tingkat penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari

bawahannya, sehingga tingkat penerimaan dan kepuasan ini akan mendorong

tercapainya peningkatan

produktivitas.

28
Kontributornya yaitu :

1) Abraham Maslow

Abraham Maslow menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh

keragaman kebutuhan yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini

direpresentasikannya melalui apa yang dinamakan dengan “Hierakhi Kebutuhan”

(Hierarkhi of Needs), yang termasuk kebutuhan akan insentif secara keuangan dan

juga penerimaan sosial.1

2) Douglas McGregor

Douglas McGregor memberikan kontribusi berharga mengenai dinamika dalam

relasi manusia. Dia memperkenalkan kepada kita bahwa pada dasarnya manusia

dapat diklasifikasikan menjadi tipe X dan tipe Y. Mereka yang bertipe X biasanya

cenderung bersifat pasif, malas, dan tidak mau bekerja kecuali kalau disuruh,

kurang inisiatif, serta kurang menyukai tantangan, disamping itu juga akan

berdisiplin jika diawasi saja. Untuk mereka yang dikategorikan tipe X ini,

pendekatan manajemen yang harus dilakukan adalah hal yang terkait dengan

pengarahan dan pengawasan yang menyeluruh dan terus-menerus.

Adapun klasifikasi yang kedua adalah tipe Y dimana mereka yang bertipe Y

memilki karakteristik proaktif, menyukai tantangan dan pekerjaan, memiliki

banyak ide dan inisiatif, serta berdisiplin adalah bagian dari tantangan prestasi

yang ingin dicapainya. Untuk mereka yang berkategori Y ini, pendekatan

29
manajemen ini dapat lebih kepada pemberian delegasi dan kepercayaan daripada

pengawasan terus-menerus dan menyeluruh.

Douglas McGregor memberikan pandangan yang berdasarkan studi Hawthorne

dan Maslow, yaitu teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja.

Teori X berasumsi bahwa karyawan :

· Tidak mempunyai ambisi.

· Tidak bertanggung jawab.

· Enggan untuk berubah.

· Lebih suka dipimpin daripada memimpin.

· Tidak suka bekerja.1. Apa pengertian tentang perspektif manajeme

Teori Y berasumsi bahwa karyawan :

· Suka bekerja.

· Mampu mengendalikan diri.

· Menyukai tanggung jawab.

· Penuh imajinasi dan kreasi.

· Mampu mengarahkan diri sendiri.

Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat

mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini dapat mendorong

30
karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan sehingga

manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong

karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kreatif

dalam melakukan pekerjaan mereka.1

2. Behavioral Science Approach (Pendekatan Ilmiah Perilaku)

Dalam perkembangan peran manusia dalam organisasi dipresentasikan dalam

teori perilaku organisasi yang mencoba melihat organisasi dari perspektif yang

lebih luas, di antaranya dari perspektif psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi,

hingga medis. Beberapa topik penting dalam teori ini, di antaranya adalah bahwa

kinerja organisasi sangat terkait dengan kepuasan kerja, stres, motivasi,

kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja, pollitik dalam organisasi,

konflik interpersonal, desain organisasi, dan lain sebagainya.

31
G. Perspektif Manajemen Kuantitatif.

Kelompok ketiga dalam melakukan pendekatan studi manajemen adalah

perspektif manajemen kuantitatif, yaitu perspektif yang mulai tumbuh dan

berkembang setelah perang dunia kedua. Dalam peperangan yang terkait dengan

Amerika Serikat dan Inggris, para petinggi militer mereka memerlukan para

pekerja pemerintah dan ilmuwan untuk memberikan masukan bagaimana agar

penggunaan sumber daya militer dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien.

Perspektif kelompok ini melakukan adopsi pendekatan matematika dalam

menjalankan prinsip-prinsip manajemen terdahulu sebagaimana misalnya telah

diperkenalkan oleh Frederch W. Taylor dan diterapkan dalam pengendalian bahan

logistik.

Setelah perang dunia berakhir, pendekatan kuantitatif ini juga dilakukan oleh

perusahaan DuPont dan General Electric di antaranya untuk melakukan penentuan

jumlah pekerja, penentuan lokasi perusahaan, hingga pengaturan pergudangan dan

persediaan. Pada intinya, perspektif ini menekankan penggunaan teknik kuantitatif

dalam setiap kegiatan manajemen. Di antara konsep-konsep yang dikembangkan

oleh kelompok ini adalah proses pengambilan keputusan, efektivitas dan efisiensi

secara ekonomis, model matematika, hingga penggunaan alat bantu komputer

dalam kegiatan manajemen.

Di antara dua perspektif yang muncul dalam kelompok manajemen kuantitatif ini

adalah perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.

32
Perspektif Manajemen Sains. Penggunaan istilah manajemen sains ini agak

mirip dengan manajemen saintifik sebagaimana telah diterangkan sebelumnya

dengan memperkenalkan salah satu kontributornya seperti Frederich Winslow

Taylor. Akan tetapi, perlu dicatat perbedaannya bahwa perspektif manajemen

sains di sini lebih menekankan pada penggunaan model matematika dalam

penyelesaian seluruh kegiatan dan persoalan manajemen. Sebuah model

matematika pada dasarnya merupakan representasi dari sebuah sistem, proses, dan

hubungan antar-subsistem dalam sistem tersebut. Sehingga bisa disimpulkan

bahwa perspektif ini mencoba menjelaskan realitas dalam kegiatan manajemen

organisasi melalui model.

Di antara contoh penerapan perspektif manajemen sains dengan menggunakan

model matematika ini adalah sebagaimana yang dilakukan Bank of England

ketika mereka menentukan berapa banyak jumlah teller yang diperlukan oleh

Bank of England di seluruh kantor cabang yang dimilikinya dalam setiap harinya

sesuai dengan transaksi yang dilakukannya. Kita juga bisa melakukan peramalan

atas volume penjualan di mana yang akan datang dengan menggunakan

persamaan matematis berdasarkan data-data historis di masa lalu. Salah satu

metode manajemen sains yang sekarang banyak digunakan adalah pendekatan Six

Sigma yang mengadopsi model statistika untuk meningkatkan produktivitas

perusahaan.

Perspektif Manajemen Operasi. Berbeda dengan perspektif manajemen sains,

pendekatan manajemen operasi merupakan salah satu bentuk aplikasi manajemen

33
sains yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan manajemen

secara ooperasional. Manajemen operasi membantu manajemen agar dapat

melakukan kegiatan produksi secara lebih efektif dan efisien. Di antara

pendekatan yang biasanya dipergunakan, misalnya queuing theory, breakeven

analysis, dan simulasi. Berbagai pendekatan ini sangat bermanfaat dalam

meningkatkan efisiensi terutama dalam perusahan-perusahan yang bergerak dalam

sektor manufaktur, walaupun juga – sebagaimana dikutip Griffin – dapat

bermanfaat juga dalam sektor keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

Penilaian Terhadap Perspektif Manajemen Kuantitatif. Sebagaimana pendekatan

manajemen lainya, perspektif manajemen kuantitatif telah memberikan kontribusi

berharga bagi peningkatan produktivitas organisasi, terutama yang terkait dengan

model pengambilan keputusan dan peningkatan efisiensi. Tetapi, sebagai sebuah

pendekatan model, perspektif ini memiliki berbagai keterbatasan, terutama jika

dikaitkan dengan kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak

mudah untuk dipahami dan dikuantifikasi. Lebih daripada itu, model matematika

yang dibuat sering kali mensyaratkan pemberlakuan berbagai asumsi yang

kadangkala tidak mudah atau kurang realistis untuk dipenuhi. Kadangkala

variabel-variabel yang terlibat dalam kegiatan manajemen begitu banyak sehingga

interkasi antarvariabel sukar untuk ditentukan sehingga model-model matematika

dan riset operasi tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan.

Sering kali ahli kuantitatif terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada

makna dan perhitungan itu sendiri. Keputusan manajemen selain harus

memberikan kejelasan dan kepastian, namun juga memberikan ruang bagi

ketidakpastian dan fleksibilitas. Hal ini sebagaimana kritik Peter F. Drucker dalam

34
salah satu artikelnya, “We Need to Measure, Not Count”,1 Drucker mengkritisi

mereka yang terfokus pada perhitungan akan tetapi melupakan pemaknaan dan

pengukuran dari perhitungan itu sendiri. Manajemen kuantitatif pada akhirnya

tidak ada bedanya dengan matematika biasa.

35
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Atas dasar uraian makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

manajemen dapat didefinisikan sebagai sebagai bekerja dengan orang-orang untuk

menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan

pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan

kepimimpinan (leading) dan pengawasan (controlling). Adanya berbagai aliran

manajemen di antaranya teori manajemen klasik, manajemen ilmiah, teori

organisasi klasik, aliran hubungan manusiawi, dan aliran manajemen modern.

Saran

Akhirnya makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen”

dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan,

untuk itu penulis mengharapkan saran dari berbagai pihak:

1. Dari pihak dosen, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan

makalah.

2. Untuk para mahasiswa, penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat

dan berguna sebagai pelengkap belajar. Penulis juga mengharapkan kritik dan

36
saran demi hasil makalah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/search?page=1&content_type=tops&query=presfektif%20man

ajemen

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:fM71CSroVNQJ:dosen.uta45j

akarta.ac.id/downlot.php%3Ffile%3DBab%252003%2520Perkembangan%2520Ilmu%25

20Manajemen.pdf+&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id

http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha4.pdf

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Mimin%20Nur%20Aisyah,%20M.Sc.
,%20Ak./Bab%203%20Perkembangan%20Teori%20Manajemen.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_umum/Bab_2.pdf

http://repository.ut.ac.id/4533/1/EKMA4116-M1.pdf

diakses pada tanggal 3 maret 2017.

37

Anda mungkin juga menyukai