Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Pengantar
Manajemen
Dosen Pengampu: H.Nono Sugiono ,SE,MM

Disusun oleh: Sari Juniati

Nim: 382241031

STIE STAN-IM

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI STAN – INDONESIA MANDIRI


KOTA BANDUNG
Kata Pengantar

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat
yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena
telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Penulis sampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis Bapak H. Nono
Sugiono,SE,MM dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan
kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Jakarta, 28 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
MAKALAH ................................................................................................................ 1
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN ............................................................................. 1
Kata Pengantar ............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I.......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
2.1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
3.1 Tujuan ............................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5
4.1 LANDASAN TEORI ......................................................................................... 5
5.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN ........................................... 6
8.1 PRINSIP KEPEMIMPINAN .............................................................................. 9
9.1 KETERAMPILAN SEORANG PEMIMPIN .................................................... 10
10.1 PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN ...................................................... 11
BAB III ..................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................ 13
11.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 13
12.1 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai
tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang
pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin,
mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok
orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin
pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara).
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian
pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu Mempengaruhi perilaku orang
lain. Kepe-mimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang
yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh
orang yang memimpinnya.
Motivasi orang untuk berperilaku ada dua macam, yaitu motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik. Dalam hal motivasi ekstrinsik perlu ada faktor di luar diri orang
tersebut yang mendorongnya untuk berperi-laku tertentu. Dalam hal semacam itu
kepemimpinan adalah faktor luar. Sedang motivasi intrinsik daya dorong untuk
berperilaku tertentu itu berasal dari dalam diri orang itu sendiri. Jadi semacam ada
kesadaran kemauan sendiri untuk berbuat sesuatu, misalnya memperbaiki mutu
kerjanya. kepemimpinan harus diarahkan agar orang-orang mau berkerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Jadi perilaku yang ditimbulkan oleh kepemimpinan itu berupa
kesediaan orang-orang untuk saling bekerjasama mencapai tujuan organisasi yang
disepakati bersama. Dalam implementasinya kepemimpinan yang berhasil adalah yang
mampu menumbuhkan kesadaran orang-orang dalam perguruan tinggi untuk melakukan
peningkatan-peningkatan mutu kinerja dan terciptanya kerjasama dalam kelompok-
kelompok untuk meningkatkan mutu kinerja masing-masing kelompok maupun kinerja
perguruan tinggi secara terpadu. Adanya kerjasama-kerjasama kelompok merupakan
salah satu kunci keberhasilan.
Dalam proses tersebut pimpinan membimbing, memberi pengarahan, mempengaruhi
perasaan dan perilaku orang lain, memfasilitasi serta menggerakkan orang lain untuk
bekerja menuju sasaran yang diingini bersama. Semua yang dilakukan pimpinan harus
bisa dipersepsikan oleh orang lain dalam organisasinya sebagai bantuan kepada orang-
orang itu untuk dapat meningkatkan mutu kinerjanya.
Dalam hal ini usaha mempengaruhi perasaan mempunyai peran yang sangat penting.
Perasaan dan emosi orang perlu disentuh dengan tujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai

iii
baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik
mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya.
Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk
berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan
affective.
Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus selalu dapat memotivasi
anggota organisasi perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi
kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan
menimbulkan kesulitan. Kalau setiap melakukan pekerjaan dengan baik itu harus
dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan
pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit
diwujudkan. Oleh karena itu agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan
atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan
untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya
setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya
masing-ma-sing secara individual maupun bersama-sama sebagai kelompok ataupun
sebagai organisasi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia ditemukan arti harfiah kepemimpinan dengan
prihal memimpin. 1Sedangkan menurut istilah oleh beberapa pakar antara lain;
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership. Kepemimpinan berbeda arti
dengan pimpinan. Pimpinan adalah orang yang tugasnya memimpin sehingga pimpinan
dapat juga disebut manajer, sedang kepemimpinan adalah bakat/sifat yang seharusnya
dimiliki oleh setiap pemimpin/manajer. 2 Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi prilaku orang lain, atau seni mempengaruhi prilaku manusia baik
perorangan maupun kelompok.
Sedangkan Abi Sujak mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang
atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. 3
Schneider, Donaghy dan Newman mengemukakan bahwa leadership refers to those
behavior performed by one or more individuals in the group which helps the group
accomplish its goals. Menurutnya kepemimpinan mengacu kepada prilaku yang
ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok
mencapai tujuannya4.
Pengertian lain dikemukakan oleh G.R. Terry dan L.W. Rue memandang kepemimpinan
sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk mempengaruhi prilaku orang lain

1
Lihat Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, op. cit., h. 684.
2
Lihat Alex S. Nitisemito, Manajemen: Suatu Dasar dan Pengantar (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), h.
140
3
6Lihat Abi Sujak, op. cit., h. 1.
4
Lihat Arnold E. Schneider, William C. Donaghy dan Pamelajame Newman, Organizational
Communication (New York-Toronto: Mc. Graw Hill Book Company, 1975), h. 148-149.

iv
menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu.128 Dari beberapa
definisi yang dikemukakan di atas, mengandung arti adanya kemampuan mempengaruhi
orang lain dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu5

2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan menyesuaikan dengan tema makalah ini dapat
ditemukanperumusan masalahnya mengenai Manajemen Kepemimpinan.

3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
Manajemen Kepemimpinan serta untuk pemenuhan tugas mata kuliah Pengatar
Manajemen.

BAB II
PEMBAHASAN
4.1 LANDASAN TEORI
Ketika anda belajar manajemen, anda selalu teringat oleh Henry Fayol. Ia, di tahun
1916 memperkenalkan konsep manajemen yang berupa merencanakan,
mengorganisasikan, memerintahkan, dan mengawasi. Ketika ada orang bertanya
kepadanya, apa tugas dari seorang dirut? POSDCORB jawabnya. Itu adalah
kepanjangan dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting
dan budgeting. Ia mengemukakan istilah itu di tahun 1930. Akronim manajemen
itu ringkas dan mudah diingat.
William Stewart, (Carter-Scott, 1994) seorang alumnus the Naval Academy yang
merupakan veteran perang Vietnam ikut berpendapat tentang manajemen dengan
mengatakan, “Ada perbedaan keahlian yang dituntut di dunia militer. Ketika
keadaan damai, misalnya, anda akan sukses jika anda tahu bagaimana menerapkan
manajemen. Namun ketika perang, anda hanya akan sukses jika anda mampu
memimpin. Keahlian manajemen anda yang efektif, tidak terlalu bisa anda terapkan
dalam perang. Yang diperlukan adalah kemampuan memimpin.” Sekarang ini
Steward sudah menjadi pengacara yang sukses di Amerika Serikat.
Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:
"Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini
muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan
penelitian tentang organisasi.
Berbagai pakar mempunyai pendapat yang bermacam-macam tentang manajemen

5
128Lihat G. R. Terry dan L.W. Rue, op. cit., h. 192.

v
dan kepemimpinan itu.. Satu penjelasan yang mudah dipahami adalah dari Stephen
Covey.Andaikata kita ini sedang akan membuka hutan untuk eksplorasi hasil
hutan, maka seorang pemimpin akan mengatakan, “Baik, dari berbagai informasi
dan pertimbangan, saya putuskan hutan di lereng bukit itu yang harus kita tebang
dulu.” Sebagai pemimpin ia menjelaskan bagian mana yang harus
dieksplorasi.Begitu pemimpin itu menjelaskan bagian hutan mana yang harus
dibuka, maka saatnya peran manajemen berlaku. Para manajer akan memikirkan
cara-cara, alat-alat, metoda yang paling efektif untuk membuka hutan itu. Mungkin
mereka akan memakai gergaji listrik, mungkin memakai gergaji panjang karena
medannya sulit, atau bahkan mereka akan melingkar untuk mencari celah agar
mudah membuka bagian hutan itu.Bisakah sekarang anda membedakan fungsi
manajemen dan kepemimpinan? Kepemimpinan adalah yang menentukan arah,
sedangkan manajemen berusaha untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai.
Manajemen lebih peduli kepada pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa
tercapai secara efektif. Itu tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan dari
Covey. Warren Bennis, pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan
cerdas mengatakan, “Pemimpin menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau,
membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang kita dan bisa
membungkam kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau
manajemen? Manajer menyerah atas keadaan itu. Manajemen berarti mengelola,
sedangkan kepemimpinan, menginovasi. Manajer adalah tiruan, sedangkan
pemimpin adalah asli. Manajemen menjaga hal-hal, pemimpin mengembangkan
hal-hal.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke
dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori
statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi,
sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan
operasi.

5.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN


Manajemen kita terjemahkan menjadi manajemen, dan leadership menjadi
kepemimpinan.Sebenarnya apaperbedaan “hakiki” antara manajemen dan
kepemimpinan? Silakan baca terus..Berbagai pakar mempunyai pendapat yang
bermacam-macam tentang manajemen dan kepemimpinan itu.. Satu penjelasan
yang mudah dipahami adalah dari Stephen Covey.Andaikata kita ini sedang akan
membuka hutan untuk eksplorasi hasil hutan, maka seorang pemimpin akan
mengatakan, “Baik, dari berbagai informasi dan pertimbangan, saya putuskan
hutan di lereng bukit itu yang harus kita tebang dulu.” Sebagai pemimpin ia
menjelaskan bagian mana yang harus dieksplorasi.Begitu pemimpin itu
menjelaskan bagian hutan mana yang harus dibuka, maka saatnya peran

vi
manajemen berlaku.
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu
dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajer/Pemimpin adalah
seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh
organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan
mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.

6.1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN


Manajemen kita terjemahkan menjadi manajemen, dan leadership menjadi
kepemimpinan.Sebenarnya apaperbedaan “hakiki” antara manajemen dan
kepemimpinan? Silakan baca terus..Berbagai pakar mempunyai pendapat yang
bermacam-macam tentang manajemen dan kepemimpinan itu.. Satu penjelasan
yang mudah dipahami adalah dari Stephen Covey.Andaikata kita ini sedang akan
membuka hutan untuk eksplorasi hasil hutan, maka seorang pemimpin akan
mengatakan, “Baik, dari berbagai informasi dan pertimbangan, saya putuskan
hutan di lereng bukit itu yang harus kita tebang dulu.” Sebagai pemimpin ia
menjelaskan bagian mana yang harus dieksplorasi.Begitu pemimpin itu
menjelaskan bagian hutan mana yang harus dibuka, maka saatnya peran
manajemen berlaku.
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu
dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajer/Pemimpin adalah
seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh
organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan
mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Para manajer akan memikirkan cara-cara, alat-alat, metoda yang paling efektif
untuk membuka hutan itu. Mungkin mereka akan memakai gergaji listrik, mungkin
memakai gergaji panjang karena medannya sulit, atau bahkan mereka akan
melingkar untuk mencari celah agar mudah membuka bagian hutan itu.Bisakah
sekarang anda membedakan fungsi manajemen dan kepemimpinan?
Kepemimpinan adalah yang menentukan arah, sedangkan manajemen berusaha
untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai
Manajemen dan kepemimpinan, sebenarnya apa perbedaan mendasar kedua istilah
itu? Dua kata itu, manajemen dan kepemimpinan sangat sering kita dengar. Kadang
kata itu sering kita persamakan artinya. Ketika kita melihat perusahaan yang sangat
berkembang kita sering mengatakan, “manajemen di sana baik.” Kadang kita
berkata, namun kata manajemen begitu melanda dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mengetahui adanya persoalan.
2. Mendefinisikan persoalan.

vi
i
3. Mengumpulkan fakta, data dan informasi.
4. Menyusun alternatif penyelesaian.
5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian.
6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.

7.1 KUALITAS SEORANG PEMIMPIN


Seorang pemimpin sejati tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata,
tetapi juga harus memiliki serangkaian metoda kepemimpinan agar dapat
menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas
dari aspek yang pertama, yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi
ketika menjadi pemimpin formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak
memiliki metoda kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin
karismatik ataupun pemimpin yang menjadi simbol perjuangan rakyat, seperti
Corazon Aquino, Nelson Mandela, Abdurrahman Wahid, bahkan mungkin
Mahatma Gandhi, dan masih banyak lagi menjadi pemimpin yang tidak efektif
ketika menjabat secara formal menjadi presiden. Hal ini karena mereka tidak
memiliki metoda kepemimpinan yang diperlukan untuk mengelola mereka
yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki kemampuan metoda kepemimpinan ini.
Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah formal. Oleh karena
itu seringkali kami dalam berbagai kesempatan mendorong institusi formal agar
memperhatikan ketrampilan seperti ini yang kami sebut dengan softskill atau
personal skill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan
berjudul Can Leadership Be Taught. Jelas dalam artikel tersebut dibahas bahwa
kepemimpinan (dalam hal ini metoda kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga
melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada tiga hal
penting dalam metoda kepemimpinan, yaitu:
Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.Visi ini merupakan
sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong
terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun
sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.
Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a
clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya
perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan
dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan
menuju.
Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang
atau organisasi yang dipimpinnya menuju suatu tujuan (goal) yang jelas. Tanpa
visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong
sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang
dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa
generasi. Ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan
implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun
atau menciptakan visi bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk
mengimplementasikan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau
kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang sangat responsive. Artinya

vi
ii
dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian
dari mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam
mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi
organisasinya. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau
pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya
dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan
anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target
atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan
kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian), dan mengevaluasi kinerja
dari anak buahnya.
Tangan Yang Melayani (Perilaku Kepemimpinan) Pemimpin sejati bukan
sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan
dalam metoda kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun
kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard tersebut disebutkan
ada empat perilaku seorang pemimpin, yaitu: Pemimpin tidak hanya sekedar
memuaskan mereka yang dipimpinnya, tetapi sungguh-sungguh memiliki
kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam
perilaku yang sejalan dengan Firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk
senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan dan
diperbuatnya.
Pemimpin sejati fokus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar
kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat
memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk
mendapat penghargaan, tetapi untuk melayani sesamanya. Dan dia lebih
mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan,
dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek,
baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dan sebagainya. Setiap hari
senantiasi menselaraskan (recalibrating) dirinya terhadap komitmen untuk
melayani Tuhan dan sesama. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa) dan
scripture (membaca Firman Tuhan).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang menurut
kami sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh
bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual
Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolok ukur kecerdasan
spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership).
Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate
Luderman, menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil membawa
perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki
SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas,
terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain
dengan baik, terinspirasi oleh visi, mengenal dirinya sendiri dengan baik,
memiliki spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi
diri mereka sendiri maupun bagi orang lain

8.1 PRINSIP KEPEMIMPINAN


 Seorang yang belajar seumur hidup Tidak hanya melalui pendidikan formal,
tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis,

ix
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.

 Berorientasi pada pelayanan Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,


sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai
tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih
berprinsip pada pelayanan yang baik.

 Membawa energi yang positifSetiap orang mempunyai energi dan semangat.


Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja
untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu,
seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif,
 Keseimbangan dalam kehidupanSeorang pemimpin harus dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala


dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: kemauan dan keinginan sepihak; kebanggaan
dan penolakan; dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan
dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk
mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan
intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh
karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya,
sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan
emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri,
dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah
melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan,
mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan
pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

9.1 KETERAMPILAN SEORANG PEMIMPIN

1. Keterampilan Konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Keterampilan ini sering disebut
sebagai keterampilan kosepsional (conceptional skill). Gagasan atau ide serta konsep
tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan. Oleh
karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat
rencana kerja.
2. Keterampilan Komunikasi atau Kemanusiaan
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan

x
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang laion yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan (human skill). Komunikasi yang persuasif harus selalu
diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi
yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai
dan kemudian mereka akan bersikap terbutka kepada atasan. Keterampilan
kberkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah maupun
bawah.
3. Keterampilan Teknis
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah
keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bunga dan keterampilan teknis yang
lain.

10.1 PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN


Prinsip dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum
yang merupakan sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak. Prinsip merupakan
dasar, namun tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah umum. Dalam hubungannya
dengan manajemen prinsip-prinsip bersifat fleksibel dalam arti bahwa perlu di
pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-sitauasi yang berubah.
Prinsip-prinsip umum manajemen (general principle of management) teridir dari: \
1. Pembagian kerja
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga
pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan personal
harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja
harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar
like and dislike.
2. Wewenang dan Tanggung jawab
Setiap Pengurus dalam organisasi dilengkapi dengan wewenang untuk
melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap
pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya.
3. Disiplin
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila
wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh
karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap
dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerajaan sesuai
dengan weweanng yang ada padanya.
4. Kesatuan perintah

xi
Dalam melakasanakan program, Pengurus sebuah organisasi harus sangat
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Pengurus harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya
5. Kesatuan pengarahan
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, pengurus perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga
menimbulkan arah yang berlawanan.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Setiap pengurus harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan
organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar
setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan
baik
7. Penghargaan dan Kontraprestasi
Penghargaan dan kontraprestasi merupakan kompensasi yang menentukan
terwujudnya kelancaran dalam berorganisasi. Pengurus yang diliputi perasaan
cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan
kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja.
Oleh karena itu, dalam hal ini kita harus memagang prisip more pay for more
prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), tentu dalam rangka perlakuan adil
kepada seluruh pengurus.
8. Pemusatan
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam
suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang
wewenang tertinggi atau manajer puncak.
9. Tingkatan
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian
kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki
diukur dari wewenang terbesar yang berada pada pimpinan/manajer puncak dan
seterusnya berurutan ke bawah.
10. Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan personil harus dijaga sebaik-baiknya agar
segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan pengurus terwujud karena
adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran
yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.

xi
i
BAB III
PENUTUP
11.1 KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah yang menentukan arah, sedangkan manajemen berusaha untuk


mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai. Manajemen lebih peduli kepada pemilihan
metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa tercapai secara efektif. Itu tadi adalah konsep
manajemen dan kepemimpinan dari Covey. Warren Bennis, pakar kepemimpinan dan
manajemen terkenal, dengan cerdas mengatakan, “Pemimpin menaklukkan situasi.
Mungkin situasi itu kacau, membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang kita
dan bisa membungkam kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau
manajemen? Manajer menyerah atas keadaan itu. Manajemen berarti mengelola,
sedangkan kepemimpinan, menginovasi. Manajer adalah tiruan, sedangkan pemimpin
adalah asli. Manajemen menjaga hal-hal, pemimpin mengembangkan hal-hal.
Manajemen berfokus pada sistem dan struktur sedangkan kepemimpinan berfokus pada
orang-orang
Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana sang pemimpin mampu mempengaruhi
pengikutnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam memimpin, tentu setiap
pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri yang merupakan cerminan ciri
khas kepemimpinannya.
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan
seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajer/Pemimpin adalah seorang yang
karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh organisasi untuk
memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan mengembangkan kegiatan
organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Kemampuan intelektualnya yang tinggi, telah membentuk gaya kepemimpinan
gagasan, organisasi adalah hanyalah alat atau instrumen dari sebuah pemikiran yang
diusung bersama sama, dipahami, dan disepakati bersama sama. Adalah hal yang susah
mensintesiskan pribadi seseorang baik atau buruk dalam soal kepemimpinan, tergantung
paradigma berpikir seseorang. Untuk menjadi pemimpin yang benar bukan hal yang
mudah.

12.1 DAFTAR PUSTAKA

Ardian Syam, Konsep Manajemen, Author, Http://www.pembelejar.com.

Purwanto, Yadi, 2001, makalah: Manajemen PT. Cendekia Informatika, Jakarta


W. Brown steven, 1998, manajemen kepemipinan, Jakarta: Profesional Books

xi
ii
xi
v

Anda mungkin juga menyukai