MANAJEMEN KEPEMIMPINAN
Nim: 382241031
STIE STAN-IM
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat
yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena
telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang merupakan tugas mata kuliah Pengantar Manajemen. Penulis sampaikan terimakasih
sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Hukum Bisnis Bapak H. Nono
Sugiono,SE,MM dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan
kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
MAKALAH ................................................................................................................ 1
MANAJEMEN KEPEMIMPINAN ............................................................................. 1
Kata Pengantar ............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 2
BAB I.......................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3
2.1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
3.1 Tujuan ............................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5
4.1 LANDASAN TEORI ......................................................................................... 5
5.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN ........................................... 6
8.1 PRINSIP KEPEMIMPINAN .............................................................................. 9
9.1 KETERAMPILAN SEORANG PEMIMPIN .................................................... 10
10.1 PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN ...................................................... 11
BAB III ..................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................ 13
11.1 KESIMPULAN ............................................................................................ 13
12.1 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
baru, misalnya bekerja itu harus bermutu, atau memberi pelayanan yang sebaik
mungkin kepada pelanggan itu adalah suatu keharusan yang mulia, dan lain sebagainya.
Dengan nilai-nilai baru yang dimiliki itu orang akan tumbuh kesadarannya untuk
berbuat yang lebih bermutu. Dalam ilmu pendidikan ini masuk dalam kawasan
affective.
Kepemimpinan yang merupakan faktor eksternal tadi, harus selalu dapat memotivasi
anggota organisasi perguruan tinggi untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi
kalau setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan
menimbulkan kesulitan. Kalau setiap melakukan pekerjaan dengan baik itu harus
dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan
pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit
diwujudkan. Oleh karena itu agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan
atau perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan
untuk menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya
setiap orang dalam perguruan tinggi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya
masing-ma-sing secara individual maupun bersama-sama sebagai kelompok ataupun
sebagai organisasi.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia ditemukan arti harfiah kepemimpinan dengan
prihal memimpin. 1Sedangkan menurut istilah oleh beberapa pakar antara lain;
Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership. Kepemimpinan berbeda arti
dengan pimpinan. Pimpinan adalah orang yang tugasnya memimpin sehingga pimpinan
dapat juga disebut manajer, sedang kepemimpinan adalah bakat/sifat yang seharusnya
dimiliki oleh setiap pemimpin/manajer. 2 Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi prilaku orang lain, atau seni mempengaruhi prilaku manusia baik
perorangan maupun kelompok.
Sedangkan Abi Sujak mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang
atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. 3
Schneider, Donaghy dan Newman mengemukakan bahwa leadership refers to those
behavior performed by one or more individuals in the group which helps the group
accomplish its goals. Menurutnya kepemimpinan mengacu kepada prilaku yang
ditunjukkan seseorang atau lebih individu dalam kelompok yang membantu kelompok
mencapai tujuannya4.
Pengertian lain dikemukakan oleh G.R. Terry dan L.W. Rue memandang kepemimpinan
sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk mempengaruhi prilaku orang lain
1
Lihat Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, op. cit., h. 684.
2
Lihat Alex S. Nitisemito, Manajemen: Suatu Dasar dan Pengantar (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1989), h.
140
3
6Lihat Abi Sujak, op. cit., h. 1.
4
Lihat Arnold E. Schneider, William C. Donaghy dan Pamelajame Newman, Organizational
Communication (New York-Toronto: Mc. Graw Hill Book Company, 1975), h. 148-149.
iv
menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu.128 Dari beberapa
definisi yang dikemukakan di atas, mengandung arti adanya kemampuan mempengaruhi
orang lain dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu5
Berdasarkan latar belakang dan menyesuaikan dengan tema makalah ini dapat
ditemukanperumusan masalahnya mengenai Manajemen Kepemimpinan.
3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
Manajemen Kepemimpinan serta untuk pemenuhan tugas mata kuliah Pengatar
Manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
4.1 LANDASAN TEORI
Ketika anda belajar manajemen, anda selalu teringat oleh Henry Fayol. Ia, di tahun
1916 memperkenalkan konsep manajemen yang berupa merencanakan,
mengorganisasikan, memerintahkan, dan mengawasi. Ketika ada orang bertanya
kepadanya, apa tugas dari seorang dirut? POSDCORB jawabnya. Itu adalah
kepanjangan dari planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting
dan budgeting. Ia mengemukakan istilah itu di tahun 1930. Akronim manajemen
itu ringkas dan mudah diingat.
William Stewart, (Carter-Scott, 1994) seorang alumnus the Naval Academy yang
merupakan veteran perang Vietnam ikut berpendapat tentang manajemen dengan
mengatakan, “Ada perbedaan keahlian yang dituntut di dunia militer. Ketika
keadaan damai, misalnya, anda akan sukses jika anda tahu bagaimana menerapkan
manajemen. Namun ketika perang, anda hanya akan sukses jika anda mampu
memimpin. Keahlian manajemen anda yang efektif, tidak terlalu bisa anda terapkan
dalam perang. Yang diperlukan adalah kemampuan memimpin.” Sekarang ini
Steward sudah menjadi pengacara yang sukses di Amerika Serikat.
Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan:
"Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini
muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan
penelitian tentang organisasi.
Berbagai pakar mempunyai pendapat yang bermacam-macam tentang manajemen
5
128Lihat G. R. Terry dan L.W. Rue, op. cit., h. 192.
v
dan kepemimpinan itu.. Satu penjelasan yang mudah dipahami adalah dari Stephen
Covey.Andaikata kita ini sedang akan membuka hutan untuk eksplorasi hasil
hutan, maka seorang pemimpin akan mengatakan, “Baik, dari berbagai informasi
dan pertimbangan, saya putuskan hutan di lereng bukit itu yang harus kita tebang
dulu.” Sebagai pemimpin ia menjelaskan bagian mana yang harus
dieksplorasi.Begitu pemimpin itu menjelaskan bagian hutan mana yang harus
dibuka, maka saatnya peran manajemen berlaku. Para manajer akan memikirkan
cara-cara, alat-alat, metoda yang paling efektif untuk membuka hutan itu. Mungkin
mereka akan memakai gergaji listrik, mungkin memakai gergaji panjang karena
medannya sulit, atau bahkan mereka akan melingkar untuk mencari celah agar
mudah membuka bagian hutan itu.Bisakah sekarang anda membedakan fungsi
manajemen dan kepemimpinan? Kepemimpinan adalah yang menentukan arah,
sedangkan manajemen berusaha untuk mewujudkan agar arah tadi bisa tercapai.
Manajemen lebih peduli kepada pemilihan metoda, cara-cara agar tujuan itu bisa
tercapai secara efektif. Itu tadi adalah konsep manajemen dan kepemimpinan dari
Covey. Warren Bennis, pakar kepemimpinan dan manajemen terkenal, dengan
cerdas mengatakan, “Pemimpin menaklukkan situasi. Mungkin situasi itu kacau,
membingungkan, mengherankan dan bahkan menantang kita dan bisa
membungkam kita jika kita biarkan situasi itu makin memburuk. Manajer, atau
manajemen? Manajer menyerah atas keadaan itu. Manajemen berarti mengelola,
sedangkan kepemimpinan, menginovasi. Manajer adalah tiruan, sedangkan
pemimpin adalah asli. Manajemen menjaga hal-hal, pemimpin mengembangkan
hal-hal.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke
dalam manajemen. Pada tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori
statistika dengan teori mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi,
sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk
menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan
operasi.
vi
manajemen berlaku.
Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuna ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu
dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajer/Pemimpin adalah
seorang yang karena pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh
organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan
mengembangkan kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
vi
i
3. Mengumpulkan fakta, data dan informasi.
4. Menyusun alternatif penyelesaian.
5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian.
6. Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut.
vi
ii
dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian
dari mereka yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam
mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi
organisasinya. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau
pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya
dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan
anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target
atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dan sebagainya), melakukan
kegiatan sehari-hari (monitoring dan pengendalian), dan mengevaluasi kinerja
dari anak buahnya.
Tangan Yang Melayani (Perilaku Kepemimpinan) Pemimpin sejati bukan
sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan
dalam metoda kepemimpinan, tetapi dia harus menunjukkan perilaku maupun
kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard tersebut disebutkan
ada empat perilaku seorang pemimpin, yaitu: Pemimpin tidak hanya sekedar
memuaskan mereka yang dipimpinnya, tetapi sungguh-sungguh memiliki
kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam
perilaku yang sejalan dengan Firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk
senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan dan
diperbuatnya.
Pemimpin sejati fokus pada hal-hal spiritual dibandingkan dengan sekedar
kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat
memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk
mendapat penghargaan, tetapi untuk melayani sesamanya. Dan dia lebih
mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan,
dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek,
baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dan sebagainya. Setiap hari
senantiasi menselaraskan (recalibrating) dirinya terhadap komitmen untuk
melayani Tuhan dan sesama. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa) dan
scripture (membaca Firman Tuhan).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang menurut
kami sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh
bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual
Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolok ukur kecerdasan
spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership).
Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate
Luderman, menunjukkan bahwa pemimpin-pemimpin yang berhasil membawa
perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki
SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang-orang yang memiliki integritas,
terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami orang lain
dengan baik, terinspirasi oleh visi, mengenal dirinya sendiri dengan baik,
memiliki spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi
diri mereka sendiri maupun bagi orang lain
ix
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.
1. Keterampilan Konseptual
Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat
konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Keterampilan ini sering disebut
sebagai keterampilan kosepsional (conceptional skill). Gagasan atau ide serta konsep
tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk
menciptakan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu
rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan. Oleh
karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat
rencana kerja.
2. Keterampilan Komunikasi atau Kemanusiaan
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan
x
berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang laion yang disebut juga
keterampilan kemanusiaan (human skill). Komunikasi yang persuasif harus selalu
diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi
yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai
dan kemudian mereka akan bersikap terbutka kepada atasan. Keterampilan
kberkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah maupun
bawah.
3. Keterampilan Teknis
Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah
keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini apda umumnya merupakan
bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini
merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya
memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai bunga dan keterampilan teknis yang
lain.
xi
Dalam melakasanakan program, Pengurus sebuah organisasi harus sangat
memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat
dijalankan dengan baik. Pengurus harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung
jawab sesui dengan wewenang yang diperolehnya
5. Kesatuan pengarahan
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, pengurus perlu
diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan pengarahan bertalian erat dengan
pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung pula terhadap kesatuan
perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja terjadi adanya dua perintah sehingga
menimbulkan arah yang berlawanan.
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Setiap pengurus harus mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan
organisasi. Hal semacam itu merupakan suatu syarat yang sangat penting agar
setiap kegiatan berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai dengan
baik
7. Penghargaan dan Kontraprestasi
Penghargaan dan kontraprestasi merupakan kompensasi yang menentukan
terwujudnya kelancaran dalam berorganisasi. Pengurus yang diliputi perasaan
cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi terhadap tugas dan
kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan dalam bekerja.
Oleh karena itu, dalam hal ini kita harus memagang prisip more pay for more
prestige (upaya lebih untuk prestasi lebih), tentu dalam rangka perlakuan adil
kepada seluruh pengurus.
8. Pemusatan
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam
suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak ada orang yang memegang
wewenang tertinggi atau manajer puncak.
9. Tingkatan
Pembagian kerja menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Bila pembagian
kerja ini mencakup area yang cukup luas akan menimbulkan hirarki. Hirarki
diukur dari wewenang terbesar yang berada pada pimpinan/manajer puncak dan
seterusnya berurutan ke bawah.
10. Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan personil harus dijaga sebaik-baiknya agar
segala pekerjaan berjalan dengan lancar. Kestabilan pengurus terwujud karena
adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan. Manusia
sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan
pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran
yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
xi
i
BAB III
PENUTUP
11.1 KESIMPULAN
xi
ii
xi
v