Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH LEADING/KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10:

1. Dzakwan (2106647045)
2. Rangga Adji Narendra (2106644964)
3. Muhamad Najwan Qasthalani (2106754362)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI ASURANSI DAN


AKTUARIA PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS
INDONESIA TAHUN 2021

1
Statement of Authorship
“Saya/kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk


makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas
bahwa saya/kami menyatakan menggunakanya.

saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Dzakwan
NPM : 2106647045
Tandatangan :

Nama : Rangga Adji Narendra


NPM : 2106644964

Tandatangan :

Nama : Muhamad Najwan Qasthalani


NPM : 2106754362

Tandatangan :

Mata Ajaran : Pengantar Manajemen


Judul Makalah: Leading

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“KEPEMIMPINAN DAN LEADING”. Dari makalah ini semoga dapat memberikan
informasi kepada kita semua bahwa pengambilan keputusan dalam organisasi itu juga
penting.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan tanggung jawab serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Minggu, 10 Oktober 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Fungsi Leading........................................................................................6
2.2 Teori Kepemimpinan...............................................................................................11
2.2.1. Teori Sifat..........................................................................................................11
2.2.2. Teori Perilaku...................................................................................................12
2.2.3. Teori Situasional...............................................................................................12
2.2.4. Path Goal Theory (Teori Jalur Tujuan).........................................................13
2.2.5. Teori Kelebihan................................................................................................13
2.2.6. Teori Kharismatik............................................................................................14
2.3 Tipe – Tipe Power Kepemimpinan..........................................................................14
BAB III......................................................................................................................................18
PENUTUP.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian
sendiri yang unik dan khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan
dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan
tipe kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan
semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota
untuk mengubah sikap, sehingga mereka searah dengan kemauan dan aspirasi
pemimpin. Padahal semestinya pemimpin merupakan sosok yang menjadi teladan
panutan bagi yang dipimpinnya. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orangorang dalam kelompok.

Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain, yaitu bawahan atau karyawan


yang dipimpin (Sunarto, 2005). Menurut Kartono (2010), pemimpin itu mempunyai
sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga
tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style
hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga dapat
memunculkan beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe kharismatik,
paternalistik, militeristik, otokratis, laissez faire, populis, administratif dan demokratis.
Dalam kenyataannya yang dihadapi dan permasalahan dari beberapa tife kepemimpinan
ini memiliki kelemahan di dalam menjalankannya terutama di organisasi dan
perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa Pemimpin harus selalu dapat memotivasi
anggota atau bawahannya untuk melakukan perbaikan-perbaikan mutu. Tetapi kalau
setiap kali dan dalam setiap hal harus memberi perintah atau pengarahan, itu akan
menimbulkan kesulitan. Kalau setiap melakukan pekerjaan dengan baik itu harus
dengan perintah pimpinan, dan kalau tidak ada perintah pimpinan tidak dilakukan
pekerjaan dengan baik, maka perbaikan mutu kinerja yang terus menerus akan sulit
diwujudkan.

Oleh karena itu agar kepemimpinan itu selain untuk memberi pengarahan atau
perintah tentang hal-hal yang perlu ditingkatkan mutunya, juga perlu digunakan untuk

5
menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu menumbuhkan kesadaran akan perlunya setiap
orang dalam organisasi itu selalu berupaya meningkatkan mutu kinerjanya masing-ma-
sing secara individual maupun bersama-sama sebagai kelompok ataupun sebagai
organisasi. Sistem manajemen organisasi telah menjadi fokus kerja sama kelompok
yang berada di satu kawasan, dengan pusat perhatian terhadap manajemen mutu /
peningkatan mutu. Manajemen kepemimpinan di organisasi dan perusahaan harus
ditangani dalam bentuk suatu paradigma baru, atau kerangka berpikir baru dalam
manajemen. Tujuan format manajemen baru ini adalah peningkatan kualitas secara
berkelanjutan, dengan memasukkan.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa pengertian dari Fungsi Leading dan Leading ?
 Apa saja Teori – Teori dari Kepemimpinan ?
 Bagaimana tipe power kepemimpinan ?

1.3. Tujuan dan Manfaat


 Untuk Mengetahui definisi dari Fungsi Leading dan Leading.
 Untuk mengetahui Teori – Teori dari Kepemimpinan.
 Untuk mengetahui tipe power dari kepemimpinan yang baik seperti apa.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Fungsi Leading


Dalam keseharian kita, baik di lingkungan keluarga, sekolah, kampus,
organisasi, hingga pemerintahan kita selalu dengar kata pemimpin dan kepemimpinan.
Dua kata ini memiliki arti yang berbeda, pemimpin adalah seorang yang memimpin
suatu organisasi atau publik yang dapat mempengaruhi seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu, sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin yang
wajib dimiliki yang berfungsi untuk mengendalikan dan menjalankan upaya untuk
mencapai tujuan.

Dalam menjalankan fungsi kepemimpinan pun, seorang pemimpin harus


memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi yang nyaman bagi para anggotanya
yang bertujuan agar bisa membuat kinerja para anggotanya meningkat dan tentunya
juga harus memiliki sikap yang tegas terhadap para anggotanya.

Menurut J. Oswald Sanders, dalam Winarto (2005:4), kepemimpin adalah


pengaruh. Arsana (1997:3) memberikan definisi, bahwa kepemimpinan adalah “suatu
seni mempengaruhi orang lain untuk mencapai sasaran organisasi yang telah
ditetapkan”. Kepemimpinan adalah “proses mempegaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan” (Rauch & Behling dalam Yukl,
1994:2). Dari pengertian tersebut kita dapat mengetahui bahwa leading berfungsi untuk
mempengaruhi orang lain agar suatu target atau tujuan dapat tercapai.

Beberapa pengertian Kepemimpinan yang sangat berpengaruh pada fungsi dari


kepemimpinan menrut para ahli, menurut Andrew J. Dubrin (2002), dalam buku
“Leadership”, mengemukakan definisi kepemimpinan sebagai berikut ini:

a. Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi


untuk mencapai tujuan. Komunikasi yang dimaksud adalah menerima dan
mengirim pesan. Komunikasi adalah bagian penting dari kepemimpinan.
b. Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah.

7
c. Kepemimpinan adalah tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau
merespon dan menimbulkan perubahan positif.
d. Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
e. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan
dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.

Fungsi dari kepemimpinan sendiri akan tercapai jika para bawahannya bisa
bekerja sama dengan baik. Tentunya, seorang pemimpin harus mampu mengantarkan,
mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, dan membimbing. Agar suatu
organisasi dapat mencapai tujuan, anggota kelompok perlu mengikuti jejak
pemimpinnya. Cara ini dapat dilaksanakan secara baik jika seorang pemimpin
menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Berikut adalah beberapa fungsi
kepemimpinan;

a. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu memliki kemampaun dalam membuat perencanaan
yang dapat mencakup seluruh anggota organisasi atau publik dan bagi dirinya
sendiri selaku orang yang bertanggung jawab dalam tercapainya tujuan suatu
himpunan. Manfaatnya antara lain:
1) Perencanaan adalah hasil dari pemikiran dan analisa situasi dalam
pekerjaan untuk strategi atau tahapan apa saja yang akan dilakukan
nantinya.
2) Perencanaan berarti pemikiran yang bersifat optimis yang memiliki arti
berfikir jauh ke depan yang disertai keputusan-keputusan yang diambil
berdasarkan fakta-fakta yang ada dan sesuai.
3) Perencanaan merupakan proyeksi atau penempatan diri ke situasi
pekerjaan yang akan dilakukan dengan tujuan atau target yang akan
dicapai.
Terdapat dua macam Perencanaan, yaitu ;
1) Perencanaan tidak tertulis merupakan perencanaan yang akan digunakan
untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu
jangka pendek, keadaan genting atau darurat, dan kegiatan yang bersifat
rutinitas.

8
2) Perencanaan tertulis merupakan perencanaan yang akan digunakan untuk
menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kurun waktu jangka
panjang. Bila kegiatan tersebut sangat penting, bisa dilengkapi dengan
prosedur yang dibutuhkan.

Setiap rencana yang akan berjalan dengan baik tentunya akan berisi:

1) Tujan dan maksud yang bersifat tetap dan dapat mudah dipahami dengan
cepat.
2) Penggunaan sumber daya 5M (Man, Method, Machine, Material, Money,
and Minute) secara tepat.
3) Strategi dan prosedur yang baik agar bisa mencapai tujuan tersebut
dengan tepat.

b. Fungsi Penetapan Visi


Seorang pemimpin yang senantiasa memiliki visi ke depan (visioner)
harus memiliki sikap selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang akan
terjadi baik itu yang menguntungkan maupun yang merugikan. Hal ini
menunjukkan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang
merugikan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus peka terhadap
perkembangan situasi dan kondisi baik di dalam maupun di luar organisasi
sehingga dapat mengetahui hambatan-hambatan yang menganggu kinerja untuk
mencapai tujuan atau target.

c. Fungsi Pengembangan Loyalitas


Pengembangan loyalitas tidak saja di antara para anggota atau
pengikutnya saja, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah
dalam suatu organisasi. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
harus mampu memberikan teladan yang baik dalam pemikiran, kata-kata,
maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada para anggota atau
pengikutnya. Pemimpin juga harus memiliki sifat amanah karena seorang
pemimpin tidak boleh mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas yang
menyebabkan segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

9
Maka dari itu, seorang pemimpin harus berjanji di depan para anggotanya agar
pemimpin tersebut tidak akan pernah melakukan hal tersebut.

d. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin yang bertujuan untuk
senantiasa melihat pelaksanaan rencana dan mengawasi kinerja para anggotanya.
Dengan adanya pengawasan tersebut maka hambatan-hambatan tersebut dapat
segera ditemukan, untuk dipecahkan dan dicari solusinya agar semua kegiatan
kembali berlangsung sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam rencana.

e. Fungsi Pengambil Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan dikarenakan jika seorang pemimpin salah mengambil
keputusan atau langkah yang diambil selanjutnya, maka dapat menyebkan hilang
kepercayaan dari para anggotanya dan dapat menghancurkan rencana yang telah
dibuat sebaik-baiknya. Dikarenakan hal tersebut, banyak pemimpin yang takut
sehingga menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
digunakan lah metode pengambilan keputusan yang efektif dan adil yaitu
pengambilan keputusan yang dilakukan secara individu, kelompok anggota atau
panitia, dewan, komisi, referendum, yang dilakukan dengan melakukan rapat
untuk yang bertujuan agar pemimpin para bawahannya dapat memberikan dan
mendengar pendapat sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
musyawarah.

f. Fungsi Motivating
Menurut French dan Raven, yang dikutip oleh Stoner, Freeman, dan
Gillbert (1995), motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk
menunjukkan perilaku tertentu. Motivation is the set of forces that cause people
to behave in certain ways.
Motivating merupakan serangkaian kegiatan yang memberikan
dorongan, semangat, dan inspirasi oleh seorang pemimpin kepada para
bawahannya agar bisa lebih maksimal dan semangat dalam melaksanakan

10
tugasnya. Menurut Maslow yang dikutip dalam (Abd.Rohman,2017)
menyatakan bahwa orang termotivasi jika kebutuhannya sudah terpenuhi.
Kebutuhan yang dimaksud olehnya adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan fisik yang dapat berupa sandang, papan atau rumah, dan
pangan.
2) Kebutuhan akan rasa aman.
3) Kebutuhan sosial.
4) Kebutuhan dihormati atau dihargai.
5) Kebutuhan aktualisasi diri atau pemuas diri.

Jadi, jika kelima kebutuhan dasar tersebut telah terpenuhi, maka seseorang akan
termotivasi untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik lagi dan maksimal. Dari fungsi
kepemimpinan diatas, Menurut Hadari Nawawi (1997), seorang pemimpin dapat
dikatakan menjalankan fungsi kepemimpinan dengan baik apabila memenuhi beberapa
kriteria atau persyaratan sebagai berikut:

1) Memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik.


2) Percaya diri sendiri dan bersifat membersih
3) Cakap bergaul dan ramah.
4) Kreatif, penuh inisiatif dan memiliki kemauan untuk maju dan
berkembang menjadi lebih baik.
5) Seorang pemimpin harus memprakarsai suatu kegiatan secara kreatif.
6) Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.
7) Ahli atau terampil dalam bidangnya.
8) Suka menolong, konsekuen dan bijaksana.
9) Memiliki keseimbangan atau kestabilan emosional dan bersifat sabar.
10) Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.
11) Berani mengambil keputusan dan dapat bertanggung jawab.
12) Jujur, rendah hati, sederhana dan dapat dipercaya.
13) Bijaksana dan selalu bersifat adil.
14) Disiplin.
15) Berpengetahuan dan berpandangan luas.
16) Sehat jasmani dan rohani.

11
Dari kriteria atau persyararatan tersebut jelas sekali bahwa seorang pemimpin
dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam memberikan pengaruh membutuhkan
kemampuan yang lebih daripada para bawahannya. Hal tesebut sangatlah penting agar
fungsi kepemimpinan dapat dijalankan dengan baik dan tujuan organisasi atau
perusahaan dapat tercapai dengan maksimal dan sesuai harapan.

2.2. Pengertian Leading

Pengertian kepemimpinan. Kepemimpinan dalam bahasa inggris disebut


Leadership. Kepemimpinan adalah suatu sifat yang harus dimiliki setiap setiap orang
dalam menjalankan kehidupan sehari hari. Kepemimpinan tidak harus selalu tentang
memimpin suatu team, suatu organisasi dan lainnya. Tapi kepemimpinan bisa kita mulai
dari diri sendiri bagaimana kita bisa memimpin ego kita ke arah yang lebih baik.
Sebelum kita bisa memahami segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan dan
permasalahan di dalamnya. Kita harus tau dulu definisi kepemimpinan itu sendiri.

Kepemimpinan ini sendiri sangat banyak berperan dalam kehidupan kita. Seperti
kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, bernegara, dan masih banyak yang lainnya.
Dalam management sendiri kepmimpinan sangatlah vital untuk terjalankan nya fungsi
fungsi yang lain. Jadi jika kepemimpinan ini jelek maka fungsi yang lain juga tidak bisa
berjalan maksimal.

Adapun aspek penting kepemimpinan. Dalam buku Manajemen Sumber Daya


Manusia (2009) karya Edy Sutrisno, dijelaskan bahwa dalam kepemimpinan terdapat
tiga aspek penting, yaitu:

 pemimpin harus melibatkan orang lain. Orang lain disini berarti seperti bawahan
atau staff yang siap diarahkan oleh pemimpin. Karna jika tidak ada staff atau
bawahan maka pemimpin sendiri akan kesusahan atau menjadi tidak relevan.
 Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara
pemimpin dan anggota kelompok. Maksudnya adalah anggota tetap memiliki
hak dan kuasanya. Mereka bisa melakukan hal hal yang ingin mereka lakukan,
tetapi pemimpin lebih tinggi jabatannya dalam menentukan sesuatu untuk
kelompok tersebut.

12
 Kepemimpinan sebagai bentuk untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan.
Seperti yang saya jelaskan dipoint kedua karna pemimpin mempunyai
kedudukan tinggi dalam menentukan sesuatu. Maka dengan ini pemimpin sangat
mudah sekali dalam mempengaruhi anggota anggotanya. Biasanya orang yang
mempunyai jiwa pemimpin sejati akan mengorbankan dirinya untuk
kepentingan Bersama. Karna ini para pemimpin harap memiliki
mempertimbangkan etika Ketika akan mengambil keputusan.
2.2.1. Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli

Para ahli banyak berpendapat tentang arti dari kepemimpinan itu sendiri. Bahkan
sampai sekarang masih banyak ahli yang meneliti tentang arti kepemimpinan itu sendiri
tentunya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan.

Menurut Robbins ( 2016 : 127 ) bahwa “ Pemimpin ( leader ) adalah seseorang


yang dapat mempengaruhi orang lain dan meimiliki otoritas manajerial. Kepemimpinan
merupakan proses meimpin sebuah kelompok itu dala mencapai tujuannya.
Kepmimpinan adalah apa yang dilakukan pemimpin “

Menurut Taryaman ( 2016 : 7) secara umum dapat dikatakan bahwa “


Kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi orang lain atau
sekelompok individu untuk saling bekerja sama, tidak saling menjatuhkan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. “

Menurut Sutrisno ( 2014 : 213 ) “ Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan


seseorang untuk menggerakan orang lain dengan memimpin, membimbing,
mempengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.

Menurut Vincent Gaspersz dalam Mallapiseng ( 2015 : 16 ) mengemukakan


bahwa “ kepemimpinan adalah proses dimana seseorang atau sekelompok orang ( tim )
lain, menginspirasikan , memotivasi, dan mengarahkan aktivitas mereka untuk
mencapai sasaran dan tujuan.

Definisi kepemimpinan menurut Young yaitu suatu bentuk dominasi atas dasar
kemampuan individu yang mampu mengajak dan mendorong orang lain untuk

13
melakukan sesuatu berdasar penerimaan dari kelompok, dan mempunyai suatu keahlian
khusus yang tepat dalam situasi tertentu.

Kepemimpinan menurut Tead, Terry, Hoyt yaitu seni mempengaruhi orang lain
supaya mau bekerjasama berdasar atas kemampuan orang tersebut dalam memberikan
bimbingan dan arahan guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh kelompok.

Definisi kepemimpinan menurut Moejiono yaitu merupakan akibat dari satu arah
yang mungkin dikarenakan sang pemimpin memiliki kualitas tertentu yang membuatnya
unggul di antara pengikutnya.

 Dasar Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara; Tiga  prinsip dasar Kepemimpinan


yang selalu pedoman dan ditauladani dari Ki Hajar Dewantara adalah:

1. Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Pemimpin harus
menjadi contoh bagi anak buahnya.
2. Ing madya mangun karsa. Artinya di tengah membangun kehendak atau niat.
Pemimpin harus berjuang bersama anak buah.
3. Tut wuri handayani. Artinya, dari belakang memberikan dorongan. Ada saatnya
pemimpin membiarkan anak buah melakukan sendiri.

Sedangkan, Menurut John C Maxwell terdapat 5 tingkatan dalam tingkat-tingkat


kepemimpinan:

1. Level 1 – Position
Tingkat kepemimpinan terendah — tingkat awal, adalah Posisi. Ini satu-
satunya level yang tidak membutuhkan kemampuan atau usaha untuk
mencapainya.
2. Level 2 – Permission
Level 2 ini adalah Ketika staff memilih mengikuti pemimpinnya karna mereka
sendiri yang ingin mengikuti kehendak pemimpinnya. Maka dari itu
pemimpinnya harus bisa mengenal bawahannya. Pemimpin perlu mengenal
dengan pasti jika ingin memimpin dengan baik.
3. Level 3 – Production

14
Para pemimpin harus tau bagaimana caranya memberi motivasi kepada para
bawahannya untuk menyelesaikan banyak hal. Pada tahapan ini pengaruh
pemimpin dalam memberi contoh sangat berpengaruh. Mereka tetap
mengikuti sang pemimpin karna lebih dari sekedar hubungan. Orang orang
mengikuti karna rekam jejak pemimpin mereka.
4. Level 4 – People Development
Tujuan kita ditingkat 4 ini untuk menemukan mengidentifikasi pemimpin
sebanyak mungkin dengan cara berinvestasi dan membantu mereka untuk
berkembang. Karna jika banyak yang mempunyai jiwa kepemimpinan maka
akan semakin mudah untuk menyelesaikan misi misi dalam suatu organisasi
tersebut.
5. Level 5 – Pinnacle ( puncak )
Inilah tingkat kepemimpinan yang paling tinggi. Ini tingkatan yang sangat sulit
untuk diterapkan. Susah sekali untuk mencapai tingkat ini jika anda tidak
menginvestasikan hidup anda pada orang lain. Untuk menjadi pemimpin
pinnacle diperlukan komitemen yang snagat besar. Tapi jika mampu sampai
tahap ini maka akan menciptakan peluang untuk tidak dimiliki pemimpin lain.
2.3. Teori Kepemimpinan
2.3.1. Teori Sifat
Menurut teori ini, penekananya lebih kepada sifat yang dibawa oleh seseorang
sejak lahir dan tentu juga kebanyakan orang berasumsi bahwa berlawanan dengan teori
prilaku seorang pemimpin dapat di bentuk melalui pelatihan. Teori ini menegaskan ide
bahwa beberapa individu yang dilahirkan memiliki sifat - sifat tertentu yang secara
alamiah menjadikan mereka seorang pemimpin.

 Menurut Stogdill dalam Sutikno (2014:26), “sifat - sifat tertentu efektif di dalam
situasi tertentu, dan ada pula sifat - sifat tertentu yang berkembang akibat
pengaruh situasi organisasi. maksudnya ialah peranan organisasi juga sangat
mendukung karna seorang pemimpin dapat mengembangkan kemampuannya
dari mengikuti organisasi tersebut.
 Menurut Darf dalam Sutikno (2014:26), “menjelaskan tiga sifat penting yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kepercayaan diri, kejujuran, dan
integritas, serta motivasi.

15
2.3.2. Teori Perilaku
Menurut teori ini bahwa seorang pemimpin harus berfokus kepada tindakan
yang dilakukan pemimpin untuk bisa mengatur dan memberi pengarahan suatu
kelompok saat melakukan kegiatan untuk tujuan yang sama dan juga perilaku seorang
pemimpin harus sebagai contoh kepada anggota – anggotanya

 Studi University of Michigan melokasi karakteristik perilaku kepemimpinan


yang tampaknya dikaitkan clengan ukuran keefektifan kinerja. Melalui
wawancara clengan pemimpin clan pengikutnya, para peneliti
mengidentifikasikan clua gaya kepemimpinan yang berbecla, disebut sebagai job
centered (berorientasi pacla pekerjaan) dan emplqyee centered (berorientasi
pacla karyawan).
 Studi clari Ohio State University Program ini menghasilkan perkembangan teori
dua faktor dari kepemimpinan. Suatu seri penelitian mengisolasikan dua faktor
kepemimpinan, disebut sebagai membentuk struktur clan konsiderasi.

2.3.3. Teori Situasional


Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Paul Hersey, menurut teort ini bahwa
pembawaan yang seorang pemimpin itu pasti berbeda – beda dari situasi dan kondisi
yang sedang dihadapi.

 Menurut Hersey dan Blanchard dalam Sutikno (2014:27), “terfokus pada


karakterisitik kematangan bawahan sebagai kunci pokok dari situasi yang
menentukan keefektifan perilaku seorang pemimpin. Menurut mereka, bawahan
memiliki tingkat kesiapan dan kematangan yang berbeda – beda sehingga
pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya, agar sesuai
dengan situasi kesiapan dsn kematangan bawahanya.

2.3.4. Path Goal Theory (Teori Jalur Tujuan)


Teori ini pertama kali diungkapkan oleh Evans (1970) dan House (1971),
Menurut teori ini bahwa pemimpin itu harus bisa memberikan energi yang positif yang
dapat disalurkan melalui motivasi – motivasi dan juga memberikan reward kepada
bawahan atau anggotanya atas pencapaian yang dilakukan, dengan begitu dapat

16
menimbulkan kepuasan tersendiri dan juga dapat termotivasi kepada bawahanya dan
juga pemimpin harus berusaha memperjelas tujuan yang diinginkan supaya bawahanya
dapat tahu kemana harus menyalurkan atau mengerahkan tenaganya.

 Menurut Ivancevich (2007:205), “Teori ini dianggap sebagai path-goal karena


terfokus pada bagaimana pemimpim mempengaruhi persepsi dari pengikutnya
tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri, dan jalur yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan.

2.3.5. Teori Kelebihan


Menurut teori ini seorang pemimpin itu harus memiliki kelebihan dari para
pengikutnya baik secara rohani, pikiran atau mindset dan juga badaniah dengan begitu
seorang pemimpin bisa mengayomi para pengikut atau anggotanya, Menurut Wursanto
(2003:197-198) mengatakan bahwa. kelebihan seorang pemimpin mencakup 3 hal ;

 Kelebihan dalam sisi Rohani, artinya seorang pemimpin harus mampu


menujukan sikap moral yang tinggi dan juga keluhuran budi pekertinya, pada
juga dasarnya segala perbuatan, sikap dan ucapan seorang pemimpin itu menjadi
contoh bagi para pengikut atau anggotanya jika anggotanya itu mempunyai
moral atau sikap yang tidak pantas itu Kembali lagi ke siapa yang memimpin
mereka.
 Kelebihan dalam sisi pikiran atau mindset, artinya seorang pemimpin harus
memiliki kelebihan berfikir yang luas dan matang dari para pengikutnya dan
juga demi mencapai tujuan suatu organusasi dan dengan pemikiran yang luas
dan matang jika dihadapkan dengan persoalan yang rumit pemimpin dapat
mengatasinya dengan baik tanpa merugikan pengikut atau anggotanya.
 Kelebihan dalam sisi badaniah, artinya seseorang pemimpin memiliki
kesehataniah yang lebih pengikutnya, sehingga memungkinkanya untuk
bertindak dengan cepat, akan tetapi badaniah bukan merupakan faktor pokok.

2.3.6. Teori Kharismatik


Menurut teori ini seorang pemimpin itu harus mempunyaI yang Namanya ciri
khas / wibawa karena seorang pemimpin yang memiliki kharisma biasanya memiliki
daya tarik, dan, kewibawaan yang berpengaruh besar kepada anggotanya sehingga dapat

17
dilihat dari pengorbanan anggotanya bahkan mereka tidak peduli jika harus dengan
nyawanya kepada perusahaan maupun kepada pemimpin tesebut.

 Menurut Max Weber, kepemimpinan kharismatik didapat oleh seorang yang


begitu luar biasa sehingga perintah dan perkataannya dapat mempengaruhi
sekelompok orang.

2.4. Tipe – Tipe Power Kepemimpinan


Dengan power atau kekuasaan, seorang pemimpin dapat memengaruhi
perilaku para bawahannya. Hersey dan Natemeyer (Thoha, 2010) menyatakan bahwa
seorang pemimpin seharusnya tidak hanya menilai perilakunya sendiri untuk
memengaruhi orang lain, tetapi juga harus mengerti posisi mereka dan bagaimana cara
menggunakan power atau kekuasaan untuk memengaruhi orang lain sehingga
menghasilkan kepemimpinan yang efektif.

Kekuasaan atau power seringkali diartikan sebagai pengaruh (influence) atau


otoritas (authority). Seorang yang memiliki kekuasaan dapat dikatakan sebagai
seseorang yang berpengaruh atau seseorang yang mempunyai otoritas atau wewenang
untuk melakukan sesuatu. Menurut Walter Nord (Thoha, 2010), kekuasaan merupakan
kemampuan untuk memengaruhi energi, aliran, dan dana yang tersedia untuk suatu
tujuan yang berbeda secara jelas dengan tujuan lainnya. Para ahli lainnya seperti
Bierstedt mengemukakan bahwa kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan
kekuatan, Roger juga mengemukakan kekuasaan adalah suatu potensi dari suatu
pengaruh.

Secara sederhana, kepemimpinan merupakan setiap usaha untuk


memengaruhi orang lain, sementara itu kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu potensi
seorang pemimpin. Kekuasaan juga merupakan salah satu sumber seorang pemimpin
untuk mendapatkan hak untuk mengajak atau memengaruhi orang lain.

Sumber kekuasaan dapat ditelusuri dari pernyataan Machiavelli pada abad


ke-16 yang menyatakan bahwa hubungan yang baik itu tercipta dari rasa cinta
(kekuasaan pribadi) dan rasa takut (kekuasaan jabatan). Dari hal tersebut, Amitai
Etziomi membahas sumber kekuasaan, yaitu kekuasaan jabatan (position power) dan
kekuasaan pribadi (personal power). Dari sekian banyak pernyataan yang menyatakan

18
sumber-sumber kekuasaan, pandangan French dan Raven (Thoha, 2010) mendapat
perhatian yang cukup luas.

Mereka membagi sumber kekuasaan menjadi lima, yaitu:

a) Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)


Kekuasaan Balas Jasa atau Reward Power adalah jenis kekuasaan yang
menggunakan Balas Jasa atau Reward untuk memengaruhi seseorang untuk
mendapatkan keinginan dengan menyuruh orang lain melakukannya. Balas jasa
atau Reward dapat dilakukan berupa Bonus, Gaji, Upah, Pujian, Hadiah,
Pengakuan atau penempatan tugas yang lebih menarik agar karyawan dapat
bekerja dengan semangat. Dengan melakukan Balas Jasa ini, seorang pemimpin
menunjukkan bahwa ia mempunyai kemampuan kemampuan dan sumberdaya
untuk memberikan penghargaan atau reward kepada bawahan atau karyawannya
yang mengikuti arahannya. Namun melalui Balas Jasa ini, seorang pemimpin
atau manajer juga dapat menunda pemberian reward (balas jasa) tersebut
sebagai hukuman jika bawahan atau karyawannya tidak melakukan apa yang
telah ditugaskan. Contohnya, seorang pemimpin atau manajer yang memiliki
kekuasaan untuk melakukan penilaian atau mengevaluasi penilaian kinerja
sehingga seorang pemimpin dapat menentukan besar kenaikan gaji terhadap
bawahan atau karyawannya.
b) Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power merupakan kekuasaan yang didasari
karena kemampuan seorang pemimpinan untuk memberi hukuman dan
melakukan pengendalian. Kekuasaan ini lebih cenderung ke penggunaan
ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia
melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan pemimpinnya. Kekuasaan paksaan
atau coercive power ini adalah kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas
Jasa atau Reward Power. Contoh dari kekuasaan ini adalah jika bawahan atau
karyawannya tidak mengikuti perintah yang diinstruksikan akan diberikan
ancaman atau hukuman berupa penurunan gaji, penurunan jabatan, pemberian
surat peringatan, dan bahkan pemberhentian kerja atau PHK.
c) Kekuasaan Rujukan (Referent Power)

19
Kekuasaan Rujukan atau Referent Power merupakan kekuasaan yang diperoleh
atas dasar kekaguman, keteladanan, kebijaksanaan, dan kepribadian dari seorang
pemimpin. Logika sederhana dari jenis kekuasaan ini adalah, apabila seseorang
mengagumi atau memuja saya, maka saya dapat berkuasa atas dia. Sebagai
contoh, Mahatma Gandhi yang memimpin jutaan orang di India karena
kebijaksaan dan karismatiknya.
d) Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
Kekuasaan Sah atau Legitimate Power juga dikenal sebagai kekuatan posisional.
Ini berasal dari posisi seseorang memegang dalam hierarki organisasi yang
tinggi dan deskripsi pekerjaan, misalnya seorang karyawan perlu melapor ke
manajer atau pimpinannya dan manajer atau pimpinan tersebut memiliki
kekuasaan untuk menugaskan karyawan tersebut.
e) Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Kekuasaan Keahlian atau Expert Power ini muncul karena adanya keahlian
ataupun keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Seringkali seseorang yang
memiliki pengalaman dan keahlian tertentu memiliki kekuasaan ahli dalam suatu
organisasi meskipun orang tersebut bukanlah seorang pemimpin atau manajer.
Individu-individu yang memiliki keterampilan atau keahlian tersebut biasanya
dipercayai oleh pemimpin atau manajernya untuk membimbing karyawan atau
bawahannya dengan benar. Orang-orang seperti itu sangat dibutuhkan dan
dihargai oleh perusahaan atau organisasi untuk memecahkan masalah
keterampilan mereka. Pendapat, keputusan, dan ide orang dengan kekuatan ahli
akan dianggap tinggi oleh para karyawan dan bawahannya dan karenanya sangat
mempengaruhi tindakan mereka.

20
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian kepemimpinan di atas. Dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan itu sendiri ialah suatu kegiatan untuk menggerakan suatu massa dalam
menjalankan visi misi Bersama demi kepentingan suatu kelompok. Dan juga
kepemimpinan mempunyai tahap tahap agar bisa menjadi pemimpin yang berkualitas.
yang bisa mengerti orang orang yang mengikuti kita. Dalam Kepemimpinan, terdapat
fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin seperti fungsi Perecanaan,
Penetapan Visi, Pengembangan Loyalitas, Pengawasan, Pengambilan Keputusan, dan
Motivating. Hal ini harus dilakukan pemimpin agar suatu organisasi atau perusahaan
dapat berkembang dengan pesat dan para bawahannya pun dapat bekerja lebih
maksimal. Fungsi Leading akan tercapai jika para anggota atau bawahannya dapat
bekerja sama dengan baik. Tentunya, disini tugas seorang pemimpin harus mampu
mengantarkan kelompoknya, memberi petunjuk, dan membimbingnya agar suatu
organisasi dapat mencapai tujuan sesuai yang telah direncanakan. Dengan kekuasaan
atau power dari seorang pemimpin, seharusnya ia mampu mempengaruhi anggota atau
bawahannya agar tujuan dapat tercapai dengan baik. Kekuasaan sendiri merupakan
potensi dari seorang pemimpin untuk menunjukkan bahwa dirinya seorang pemimpin
yang dapat memimpin bawahannya.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan


Aplikasi tetjemahan Hadyana Pujaatmaka. Jakarta: Prenhallindo.
2. Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan dalam Manajemen, Edisi 1. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
3. Abdullah, M. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
4. Nawawi, Hadari clan M. Martini Hadari. 2000. Kepemimpinan Yang Eftktif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cetakan ketiga,
5. Ivancevich, dkk. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta: Erlangga.
6. Mustapa, Zainuddin dan Maryadi. 2018. Kepemimpinan Pelayan (Dimensi Baru
Dalam Kepemimpinan). Makassar: Celebes Media Perkasa.
7. Krisnawati, Astrie, dkk. 2021. Dasar-Dasar Ilmu Manajemen. Medan: Yayasan
Kita Menulis.
8. Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2017. Pengantar Manajemen.
Edisi Pertama. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP (Divisi Kencana).
9. Wijaya, Agus, N. Purnomolastu, A.J. Tjahjoanggoro. 2015. Kepemimpinan
Berkarakter. Surabaya: Brilian Internasional.
10. Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan. 1997. Jakarta: PT. Gunung Agung.
11. Yudiaatmaja, Fridayana. (2013). Kepemimpinan: Konsep, Teori, dan
Karakternya. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2021, dari Universitas
Pendidikan Ganesha E-Journal.
12. https://www.sosastarweb.com/blog-9-jenis-jenis-kekuasaan.html diakses pada
tanggal 29 Oktober 2021 pukul 19.46.
13. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kekuasaan-power-dan-5-jenis-
kekuasaan-dalam-organisasi/ diakses pada tanggal 29 Oktober 2021 pukul
20.17.
14. Widarto, “Kepemimpinan (Leadership)” diakses dari
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131808327/pengabdian/10kepemimpinan-
leadership.pdf , pada tanggal pada tanggal 7 September 2021 pukul 14.17.

22
15. 5 Level Kepemimpinan Menurut John C. Maxwell. (2020, oktober 16). Retrieved
from salesgis.com: http://www.salesgis.com/2020/10/5-level-kepemimpinan-
menurut-john-c.html
16. Content, T. (n.d.). 3 Teori Kepemimpinan Menurut Para Ahli Terbaru.
Retrieved from borobudurtraining: https://borobudurtraining.com/30-kumpulan-
artikel/161-3-teori-kepemimpinan-menurut-para-ahli
17. Finansialku, B. (2017, Juli 13). finansialku. Retrieved from
www.finansialku.com: https://www.finansialku.com/definisi-kepemimpinan-
adalah/
18. id, I. e. (2018, 01). Pengertian Kepemimpinan (Leadership) dalam Manajemen.
Retrieved from ilmu-ekonomi-id: https://www.ilmu-ekonomi-
id.com/2018/01/pengertian-kepemimpinan-leadership-dalam-manajemen.html
19. Kompas. (2020, 11 13). Kepemimpinan: Definisi dan Konsepnya. Retrieved
from Kompas:
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/13/110000769/kepemimpinan-
definisi-dan-konsepnya
20. Quamila, A. (2021, April 16). Lebih Jauh Mengenal Apa Itu Manajemen
Kepemimpinan. Retrieved from glints.com:
https://glints.com/id/lowongan/manajemen-kepemimpinan/#.YXeGMZpBw2x

23

Anda mungkin juga menyukai