Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
Tahun 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang ragam
dan laras bahasa. Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dan memberikan informasi serta pengetahuan tambahan bagi
mahasiswa dan bagi para pembaca.
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Sampul………………….…………………………………………………………….…i
Kata Pengantar………………………………………………………………….………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………..iii
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………...1
BAB IV Penutup………………………………………………………………………..22
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..….22
3.2 Saran……………………………………………………………………………....23
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………..24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah
kepemimpinan. Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat
dalam kehidupan suatu organisasi, terutama dalam bidang kehidupan
manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini selalu dititik
beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor
penggerak dari sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus
mampu melaksanakan fungsi - fungsi manajemen, terutama dalam
pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat mempermudah
pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.
1
proses kepemimpinan mereka di sebuah organisasi, maka dari itu gaya
kepemimpinan sangat mempengaruhi proses kegiatan, tujuan, serta
output dalam organisasi tersebut.
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gaya Kepemimpinan
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
pemimpin yang bertipe otoriter biasanya bekerja secara
sungguhsungguh, teliti dan cermat. Dimana pemimpin bekerja
menurut peraturan kebijakan yang berlaku, meskipun sedikit
kaku dan segala intruksinya harus dipatuhi oleh para bawahan
(Siswanto dan Hamid, 2017). Para bawahan tidak berhak
untuk mengomentari apa yang dilakukan oleh seorang
pemimpin karena pemimpin menganggap bahwa dialah yang
bertindak sebagai pengemudi yang akan bertanggung jawab
atas segala kompleksitas organisasi. Berdasarkan nilai-nilai
demikian, seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan
berbagai sikap yang menonjolkan "kekuasaan" antara lain:
B. Tipe Peternalistik
6
dan perlakuan terlihat sangat menonjol. Artinya seorang
pemimpin yang bersangkutan berusaha untuk memperlakukan
semua orang yang terdapat dalam organisasi seadil dan serata
mungkin.
C. Tipe Kharismatik
7
Dengan sungguh-sungguh pemimpin demokratis
mendengarkan pendapat, saran bahkan kritik dari orang lain,
terutama dari bawahannya. Tipe kepemimpinan demokratis
merupakan faktor manusia sebagai faktor utama yang
terpenting dalam setiap kelompok atau organisasi. Tipe
demokrasi ini lebih menunjukan dominasi perilaku sebagai
pelindung dan penyelamat serta perilaku menunjukan dan
mengembangkan organisasi atau kelompok. Seorang
pemimpin mengikut sertakan seluruh anggota kelompok
dalam mengambil keputusan. Pemimpin perusahaan yang
bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat atau kreasi
bawahannya. Pemimpin memberikan sebagian para
bawahannya turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program yang akan dicapai.
E. Tipe Militeristis
8
2. Cakap, cerdik dan jujur;
6. Berilmu;
7. Bersemangat tinggi;
9
pimpinan;
10
pemimpin dan anggota yang mana pemimpin sebagai orang
yang memanfaatkan motif pengikut untuk mencapai tujuan
bersama dengan lebih baik.
11
Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku,
perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah
yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar.
4. Jujur, serta;
5. Membangun komunitas
a. Presiden Soekarno
13
sendiri dan tanpa adanya paksaan (Efitia et al, 2019). Namun,
jika mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Northouse
(2016), terlihat bahwa gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh
presiden Soekarno yaitu Trait Approach (Pendekatan Sifat).
Terdapat beberapa indikator pendekatan sifat yang dimiliki
oleh presiden Soekarno, yaitu:
5) Berilmu
B) Demokrasi
C) Trisakti
15
D) Bersemangat tinggi
16
8) Memiliki Rasa Tanggung Jawab Yang Besar
b. Presiden Soeharto
17
kepemimpinan militeristik, terlihat dari pengamanan demo
tahun 1998 yang menyebabkan meninggalnya mahasiswa
akibat aparat keamanan menembakkan peluru ke arah
mahasiswa (Ucu, 2020).
c. Presiden B. J. Habibie
18
dikemukakan oleh Northouse (2016), terlihat bahwa gaya
kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid / Gus Dur yaitu
Skill Approach (Pendekatan Keterampilan). Hal ini terlihat
dari tujuan presiden Abdurrahman Wahid yang ingin
mengedepankan toleransi antar masyarakat Indonesia
(Savhira, 2020).
19
dengan panggilan SBY merupakan presiden ke 6 Indonesia
dan menjadi presiden pertama yang dipilih berdasarkan proses
pemilihan umum (pemilu). SBY sendiri menjabat sebagai
presiden selama 2 periode, yaitu pada tahun 2002-2009 dan
tahun 2009-2014. Selama ia menjabat, gaya kepemimpinan
yang diperlihatkan presiden SBY yaitu memiliki jiwa tegas,
pemberani, serta berpikir secara cermat dalam mengambil
suatu keputusan, sehingga dapat memimpin suatu
organisasi/negara sesuai dengan tujuan yang diinginkan serta
sesuai dengan apa yang diharapkan (Sanjaya, 2021).
20
sendiri menjadi presiden pada tahun 2014-2019 dan terpilih
kembali menjadi presiden pada periode 2019-2024. Joko
Widodo / Jokowi memiliki gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada Blusukan atau mendekatkan diri dengan
masyarakat, tidak mau ribet, dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan yang ada, melayani masyarakat,
menekankan inovasi dan komunikatif (Sanjaya, 2021).
Mengacu pada teori Northouse (2016), gaya kepemimpinan
presiden Joko Widodo yaitu Servant Leadership
(Kepemimpinan Yang Melayani). Gaya kepemimpinan ini
sangat melekat pada presiden Jokowi karena terlihat bahwa
Jokowi kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan,
kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di
atas dirinya.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
22
kepemimpinan Path-Goal Theory, Presiden B.J Habibie dengan gaya
kepemimpinan Behavioral Approach, Presiden Abdurahman Wahid
dengan gaya kepemimpinan Skill Approach, Presiden Megawati
Soekarno Putri dengan gaya kepemimpinan Gender and Leadership
dan presiden Joko Widodo dengan gaya kepemimpinan Servant
Leadership. Hal ini memberikan gambaran bahwa gaya
kepemimpinan yang dimiliki oleh ketujuh presiden Indonesia ini
terbentuk berdasarkan pendidikan serta kejadian yang mereka alami
di masa lalu.
4.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24