Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MODEL ATAU GAYA KEPEMIMPINAN


Disusun Untuk Memenuhi Syarat Tugas Akhir Mata Kuliah Kepemimpinan

Disusun oleh :

1. Agus Trianto 11011800015


2. Delfira Nurul Hana 11011800377
3. Farida Sumarni 11011800242
4. Heni Oktafiani 11011800086
5. Muhammad Agis Nugraha 11011800507
6. Septhika Merdova 11011800376
7. Umi Uyun Mardianti 11011800019
8. Wulan Esa Astuti 11011800283

Kelas : 6K-MAN

Mata Kuliah : Kepemimpinan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINA BANGSA

KOTA SERANG
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan makalah yang berjudul “Model atau Gaya
Kepemimpinan”

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Muhammad Saleh , S.Th.I, MM yang telah membantu
kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan “Model atau Gaya Kepemimpinan” yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi
acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan “Model atau Gaya Kepemimpinan” ini bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Serang, 26 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
1.3. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
2.1. Pengertian Kepemimpinan...............................................................................................................2
2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan.........................................................................3
2.3. Model Kepemimpinan.....................................................................................................................3
2.4. Penerapan Tipe Kepemimpinan.......................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gaya kepemimpinan merupakan hal yang penting dan utama untuk berjalannya suatu organisasi.
Setiap diri manusia memiliki keterbatasan dimana hal tersebut membutuhkan seseorang untuk
melengkapinya, maka dalam sebuah organisasi memimpin dan dipimpin merupakan suatu
kebutuhan. Kepemimpinan dicirikan sebagai seorang suatu cara atau sikap individual, kebiasaan,
serta cara mempengaruhi suatu individu kepada individu lain melalaui suatu interaksi. Seorang
pemimpin memiliki cara serta ciri tersendiri dalam proses kepemimpinan mereka di sebuah
organisasi, maka dari itu gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi proses kegiatan, tujuan,
serta output dalam organisasi tersebut.

Gaya kepemimpinan adalah proses yang di dalamnya terdapat unsur mempengaruhi. Dengan
adanya gaya kepemimpinan akan terjalin kerjasama serta adanya visi dan misi untuk mencapai
tujuan bersama di dalam organisasi. Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti adalah
sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan sendiri
sangat luas dan bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya. Menurut Charteris-
Black (2007), definisi dari kepemimpinan adalah “leadership is process whereby an individual
influence a group of individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan
nilai yang dimiliki oleh seorang leader. Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan
tahun yang lalu dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam mengenai
topic ini yang dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi
atau kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai
tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Memahami dengan baik mengenai konsep
kepemimpinan sangat membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan. Pembagian konsep kepemimpinan dalam
berbagai aspek telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan ahli. Pembagian style
kepemimpinan yang paling dasar dan sekaligus mendasari perkembangan klasifikasi
kepemimpinan sampai saat ini adalah berdasarkan hasil penelitian Lewin (1939). Beliau
membagi style kepemimpinan menjadi 3 kategori utama yaitu autocratic leadership, democratic
leadership, dan delegative leadership. Masing – masing kategorie ini mempunyai karakteristik
dan ciri khas yang membedakan antara satu dengan yang lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud gaya kepemimpinan?
2. Apa faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan?
3. Apa jenis gaya kepemimpinan

1.3. Tujuan
1. Mengetahui arti dari gaya kepemimpinan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan.
3. Mengetahui jenis-jenis dari gaya kepemimpinan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kepemimpinan


Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti adalah sifat, kapasitas dan kemampuan
seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan sendiri sangat luas dan bervariasi
berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya. Menurut Charteris-Black (2007), definisi
dari kepemimpinan adalah “leadership is process whereby an individual influence a group of
individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang dimiliki
oleh seorang leader. Teory kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun yang lalu
dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk beraneka macam mengenai topic ini yang
dihasilkan dari berbagai penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau
kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah organisasi dapat mencapai
tujuannya melalui jalan dan cara yang benar. Memahami dengan baik mengenai konsep
kepemimpinan sangat membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan.
Pembagian konsep kepemimpinan dalam berbagai aspek telah banyak dilakukan oleh para
peneliti dan ahli. Pembagian style kepemimpinan yang paling dasar dan sekaligus mendasari
perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat ini adalah berdasarkan hasil penelitian
Lewin (1939). Beliau membagi style kepemimpinan menjadi 3 kategori utama yaitu
autocratic leadership, democratic leadership, dan delegative leadership. Masing – masing
kategorie ini mempunyai karakteristik dan ciri khas yang membedakan antara satu dengan
yang lainnya.
Beberapa pendapat para ahli tentang kepemimpinan mengandung pengertian dan makna
yang sama. Antara lain dikemukakan oleh:
1. Sutarto
Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi
perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sondang P. Siagian
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan
pekerjaan bersama menuju suatu tujuan tertentu.
3. Ordway Tead
Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
4. George Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang erat ada dalam diri orang atau pemimpin,
mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas
untuk mencapai keinginan pemimpin.
5. Franklin G. Mooore

2
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat orang-orang bertindak sesuai dengan
keinginan pemimpin

Dengan demikian, definisi kepemimpinan bahwa berbeda menurut sudut pandang


masing-masing. Namun demikian ada kesamaan dan mendefinisikan kepemimpinan
yakni mengandung makna mempengaruhi orang lain untuk berbuat seperti yang
pemimpin kehendaki. Jadi yang dimaksud kepemimpinan adalah ilmu dan seni
mempengaruhi orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan dalam
rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen, karena kepemimpinan merupakan
motor penggerak dari semua sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia bagi suatu
organisasi. Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan memelihara lingkungan di
mana manusia bekerja sama dalam suatu kelompok yang terorganisir dengan baik,
menyelesaikan tugas, mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan
aktivitas manajerial yang penting di dalam setiap organisasi khususnya dalam
pengambilan kebijakan dan keputusan sebagai inti dari kepemimpinan.
Sanusi (1989), juga mengungkapkan kepemimpinan ialah penyatupaduan dari
kemampuan, cita-cita, dan semangat kebangsaan dalam mengatur, mengendalikan, dan
mengelola rumah tangga maupun organisasi atau rumah tangga negara. Sedangkan
dalam SK BAKN No.27/KEP/1972, kepemimpinan adalah kegiatan untuk meyakinkan
orang lain sehingga dapat dikerahkan secara optimal

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan


Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Sistem nilai
2. Rasa yakin terhadap bawahan
3. Inklinasi kepemimpinan
4. Perasaan aman dalam situasi tertentu
Gaya kepemimpinan merupakan bagian dari apa yang disebut “Tipe Kepemimpinan”.
Tipe kepemimpinan adalah bentuk/pola/jenis kepemimpinan, yang di dalamnya
diimplementasikan satu/ lebih perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai
pendukungnya

2.3. Model Kepemimpinan


Plato (427-347) yang dalam bukunya berjudul Republic, membagi tiga gaya
kepemimpinan, yaitu filosofer (pemikir), militer (otoriter), dan entrepreneur. Beberapa
kepemimpinan yang banyak mempengaruhi perilaku pengikutnya. Gaya kepemimpinan
adalah norma perilaku yang oleh seseorang pada saat orang itu mempengaruhi perilaku
orang lain. Berbicara mengenai gaya, sesungguhnya berbicara mengenai ‘modalitas’
dalam kepemimpinan. Gaya kepemimpinan seseorang akan identik dengan tipe

3
kepemimpinan orang yang bersangkutan. Secara rinci Siagian (1994: 27) membagi lima
gaya kepemimpinan yang secara luas dikenal dewasa ini, yaitu :
1. Tipe Otokratik
Pemimpin yang otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang dapat dipandang
sebagai karakteristik yang negatif.
Di lihat dari persepsinya, seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang yang
sangat egois. Sikap egoisme tersebut akan memberi tekanan kepada bawahannya.
Sehingga kedisiplinan yang tertanam berdasarkan rasa ketakutan, bukan disiplin yang
sudah semestinya dijalankan.
Kepemimpinan otokratik mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak
harus dipatuhi. Pemimpinnya sangat berambisi untuk merajai situasi, setiap perintah
dan bijakan ditetapkan tanpa konsultasi dengan bawahan. Meski pemimpin otokratik
selalu berdiri jauh dari kelompoknya, jadi ada sikap menyisihkan diri dan
eksklusivisme. Pemimpin otokratik senantiasa ingin berkuasa absolut, tunggal, dan
merajai keadaan.
Dalam Veithzal Rivai, sikap-sikap pemimpin otokrat dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Kurang mempercayai anggota kelompoknya
2) Otoriter
3) Hanya dengan imbalan materi sajalah yang mampu mendorong orang untuk
bertindak.
4) Kurang toleransi terhadap kesalahan yang dilakukan anggota kelompok
5) Peka terhadap perbedaan kekuasaan
6) Kurang perhatian kepada anggota kelompoknya
7) Memberikan kesan seolah-olah demokratis
8) Mendengarkan pendapat anggota kelompoknya semata-mata hanya untuk
menyenangkan
9) Senantiasa membuat keputusan sendiri.

Dengan persepsi, nilai-nilai, sikap dan perilaku demikian, seorang pemimpin yang
otokratik dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan yang :

1) Menuntut ketaatan penuh dari bawahannya


2) Dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan
3) Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
4) Menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh
bawahan

Harus diakui, bahwa hanya efektifitas semata-mata yang diharapkan dari seorang
pemimpin dalam mengemudikan jalannya organisasi, tipe otokratik mungkin mampu
menyelenggarakan berbagai fungsi kepemimpinannya dengan baik. Akan tetapi yang
dipermasalahkan di sini adalah tekanan yang dirasakan oleh para bawahan, sehingga

4
disiplin ketat berjalan karena rasa takut dari paksaan atasan bukan karena berdasarkan
keyakinan bahwa tujuan yang telah ditentukan itu wajar dan layak untuk dicapai.

Maka dari itu, kepemimpinan yang otokratik sangat dikaitkan dengan kekuasaan
mengambil tindakan yang punitif. Biasanya, apabila kekuasaan mengambil tindakan
punitif itu tidak lagi dimilikinya, ketaatan para bawahan segera mengendor dan
disiplin kerjapun segera mengendor.

2. Tipe Paternalistik
Gaya paternalistik adalah gaya kepemimpinan dari pemimpin yang bersifat
tradisional, umumnya di masyarakat yang agraris. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti:
1) Kuatnya ikatan primordial,
2) Sistem kekeluargaan,
3) Kehidupan masyarakat yang komunalistik,
4) Peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasyarakat,
5) Masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota
masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.

Salah satu ciri utama dari masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang
ditujukan oleh para anggota kepada seseorang yang dituakan. Orang yang dituakan,
dihormati terutama karena orang yang demikian biasanya memproyeksikan sifat-sifat
dan gaya hidup yang pantas dijadikan teladan atau panutan oleh para anggota
masyarakat lainnya. Biasanya orang yang dituakan terdiri dari tokoh-tokoh adat, para
ulama dan guru. Para bawahan biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang
paternialistik, mempunyai sifat tidak mementingkan diri sendiri melainkan
memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan bawahannya. Akan
tetapi, legitimasi kepemimpinannya berarti penerimaan atas perannya yang dominan
dalam kehidupan organisasional.

Selain dari itu, Kartini Kartono juga mengungkapkan bahwa tipe kepemimpinan ini
merupakan tipe yang kebapakan, dengan sifat-sifat :

1) Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau


anak sendiri yang perlu dikembangkan
2) Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective)
3) Jarang bisa memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri
4) Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif

5
5) Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan
pada pengikut dan bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan karya
kreatifitas mereka sendiri
6) Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin
paternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
3. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik adalah seorang pemimpin yang dikagumi oleh
banyak pengikut, meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan
secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. Pemimpin kharismatik ini
memiliki kekuatan energi, daya tarik, dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan sebab-sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin
seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai
pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena
kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers),
perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan, profil pendidikan dan
sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
4. Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan Laissez Faire ditampilkan oleh seorang tokoh “Ketua Dewan” yang
sebenarnya tidak becus mengurus dan dia menyerahkan semua tanggungjawab serta
pekerjaan kepada bawahan atau kepada semua anggotanya.
Seorang pemimpin yang Laissez Faire melihat perannya sebagai “polisi lalu lintas”
dengan anggapan para anggota organisasi mengetahui dan cukup dewasa untuk taat
kepada peraturan permainan yang berlaku. Seorang pemimpin yang Laissez Faire
cenderung memilih peranan yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan menurut
temponya sendiri tanpa banyak mencampuri bagaimana organisasi harus dijalankan
dan digerakkan.
Ada beberapa ciri yang terdapat dalam diri pemimpin tersebut:
1) Tidak yakin pada kemampuan sendiri
2) Tidak berani menetapkan tujuan untuk kelompok
3) Tidak berani menanggung resiko
4) Membatasi komunikasi dan hubungan kelompok
Dapat juga diartikan bahwa pemimpin laissez faire bukanlah seorang pemimpin
dalam pengertian yang sebenarnya. Semua anggota yang dipimpinnya bersikap
6
santai-santai, dan bermoto “lebih baik tidak usah bekerja saja”. Mereka
menunjukkan sikap acuh tak acuh. Sehingga kelompok tersebut praktis menjadi
tidak terbimbing dan tidak terkontrol.

5. Tipe Demokratik
Tipe kepemimpinan demokratis dapat juga disebut sebagai pemimpin yang
partisipatif, selalu berkomunikasi dengan kelompok mengenai masalah-masalah yang
menarik perhatian mereka dan mereka dapat menyumbangkan sesuatu untuk
menyelesaikannya serta ikut serta dalam penetapan sasaran. Pemimpin tipe ini,
menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin
di tengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota kelompok bukan
sebagai majikan dan buruh, tetapi sebagai saudara tua di antara teman-temannya atau
sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya, ia selalu berpangkal pada kepentingan
dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan
kelompoknya.
Dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan mengharapkan saran-saran dari
kelompoknya. Juga kritik-kritik yang membangun dari para anggota diterimanya
sebagai umpan balik dan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya.
Adapun ciri pemimpin yang demokrat meliputi :
1. Membuat keputusan bersama dengan anggota kelompok
2. Selalu menjelaskan sebab-sebab keputusan yang dibuat sendiri kepada kelompok
3. Feed back dijadikan sebagai salah satu masukan yang berharga
4. Mengkritik dan memuji secara obyektif.

Jika model kepemimpinan dapat disinonimkan dengan tipe, dari sini dapat dijelaskan
sendiri mengenai gaya kepemimpinan, yakni :

a. Pencari kegembiraan
Adalah orang-orang yang mengambil resiko, ketika marah menjadi agresif atau
pasif, adalah pendiri dan pencipta, memiliki artikulasi verbal dan banyak bicara,
antusias, termotivasi dan suka akan kesenangan, suka menghibur, bersemangat
menolong orang lain, terkadang sulit diorganisir dan suka melompat-lompat dari
satu aktivitas ke aktivitas lain.
b. Pencari rinci/detail
Adalah orang-orang yang menanyakan bagaimana, akan menanyakan detail
secara spesifik, mengukur banyak waktu yang anda gunakan dalam proyek,
sensitif dan akurat, perfeksionis, berkonsentrasi pada detail, mengecek
keakuratan, mengikuti petunjuk dan standar, menyukai struktur dan pemikir
praktis, mematuhi otoritas, bekerja pelan tapi pasti.
c. Pencari hasil

7
Adalah orang-orang yang bertanya tentang apa dan kapan, membuat pernyataan,
memberitahukan orang lain tentang apa yang harus dilakukan, tidak mentolerir
kesalahan, tidak memiliki perasaan pada orang lain, menyepelekan saran dari
orang lain, berani menghadapi resiko, sanggup berkompetensi, bermain untuk
menang, menerima tantangan, percaya diri, terkontrol, tidak suka kelambanan,
dan mandiri.
d. Pencari keharmonisan
Adalah orang bertanya mengapa, mempertahankan hubungan, tipe
pembimbing/tipe keibuan, memiliki masalah-masalah dunia, kalem (calm), tidak
suka mengambil inisiatif, loyal, penuh perhatian, posesif, suka orang lain, tetap
tinggal pada satu tempat, penyabar, dan memiliki kehangatan, konsentrasi pada
tujuan, pendengar yang baik, pengambil keputusan yang lamban, tidak suka
konflik interpersonal, takut akan ketidakharmonisan dan takut salah.

2.4. Penerapan Tipe Kepemimpinan


Dalam penerapannya, kepemimpinan yang baik justru tidak dihasilkan oleh satu macam
tipe kepemimpinan tertentu melainkan oleh kemampuan untuk tahu "kapan"
menggunakan tipe kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang
diperlukan. Semakin terbiasa seorang mengambil posisi play maker, semakin matang
gaya kepemimpinannya. Dulu kepemimpinan seseorang terbentuk secara pasif dan
alamiah melalui proses panjang. Namun saat ini hal tersebut dapat di konstruksi secara
sengaja, apabila diinginkan.
Daniel Goleman, ahli di bidang EQ, melakukan penelitian tentang tipe-tipe
kepemimpinan dan menemukan ada 6 (enam) tipe kepemimpinan. Penelitian itu
membuktikan pengaruh dari masing-masing tipe terhadap iklim kerja perusahaan,
kelompok, divisi serta prestasi keuangan perusahaan. Namun hasil penelitian itu juga
menunjukkan, hasil kepemimpinan yang terbaik tidak dihasilkan dari satu macam tipe.
Yang paling baik justru jika seorang pemimpin dapat mengkombinasikan beberapa tipe
tersebut secara fleksibel dalam suatu waktu tertentu dan yang sesuai dengan bisnis yang
sedang dijalankan. Memang, hanya sedikit jumlah pemimpin yang memiliki enam tipe
tersebut dalam diri mereka. Pada umumnya hanya memiliki 2 (dua) atau beberapa saja.
Penelitian yang dilakukan terhadap para pemimpin tersebut juga menghasilkan data,
bahwa pemimpin yang paling berprestasi ternyata menilai diri mereka memiliki
kecerdasan emosional yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Pada umumnya mereka
menilai bahwa dirinya hanya memiliki satu atau dua kemampuan kecerdasan emosional.
Namun yang paling ironi adalah pemimpin yang payah justru menilai diri mereka secara
“lebih” berlebihan dengan menganggap bahwa mereka punya 4 (empat) atau lebih
kemampuan kecerdasan emosional.
Dilihat dari kacamata psikologis, bahwa orang yang gemar bermain kuasa pada umumnya
dahulu di masa kecilnya terlalu dimanja atau terlalu tertekan. Maka setelah dewasa,
ketika orang tersebut menjadi pemimpin tidak mampu membuang traumanya. Suasana

8
manja dan tertekan dan sistem resistansinya kemudian menyusup ke bawah sadarnya
menjadi program pengontrol bagi sikapnya sehari-hari di kala mereka dewasa. Bentuknya
antara lain kompensasi semu, merasa paling bagus, paling hebat, tidak mau disaingi,
temperamennya cepat marah, dan sifat-sifat negatif lainnya. Untuk menjaga
kehebatannya, jika ada serangan terhadap dirinya, maka serangan itu harus dihancurkan.
Dan jika tidak mampu, jangan ditanggapi bahkan pura-pura tidak tahu, supaya
kehebatannya tidak tertandingi.

Anda mungkin juga menyukai