Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMIMPIN DAN FUNGSI-FUNGSI KEPEMIMPINAN

Disusun Guna Untuk Melengkapi Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen

Dosen Pengampu: Alfian Ubaidillah Alfauzi, M.Pd.

Oleh:

Dwi Ayu Saputri (223151077)


Erfan Maulana (223151090)
Putri Finda Agustina (223151100)
Edwina Khofifata Lutfitasari (223151106)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas izin Rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pemimpin dan Fungsi
kepemimpinan ini dengan baik. Makalah yang berjudul Pemimpin dan Fungsi
kepemimpinan ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Dasar Dasar Manajemen pada semester satu. Melalui makalah ini, kami berharap
agar kami dan pembaca mampu mengetahui materi yang disampaikan

Kami mengucapkan terima kepada pengampu mata kuliah Dasar Dasar


Manajemen yaitu Bapak Alfian Ubaidillah Alfauzi, M.Pd. yang telah memberikan
tugas ini sehingga kami dapat belajar dan mendapat pengetahuan mengenai maksud
dan tujuan Dasar Dasar Manajemen.

Demikian makalah inibiami buat dengan segala kelebihan dan kekurangan.


Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini
sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca. Terimakasih.

Surakarta, 13 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Perngertian Pemimpin dan Kepemimpinan .......................................... 3


B. Teori-teori Kepemimpinan ................................................................... 7
1. Teori Genetic ................................................................................... 7
2. Teori Sosial ...................................................................................... 7
3. Teori Situasional .............................................................................. 8
4. Teori Ekologis .................................................................................. 8
5. Teori Sosio-behavioristik ................................................................. 9
C. Gaya dan Model Kepemimpinan .......................................................... 9
D. Tugas dan Fungsi Kepemimpinan ...................................................... 13

BAB III PENUTUP ................................................................................... 16

A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri. Dalam
kehidupannya, manusia selalu berinteraksi dengan sesamanya dan dengan
lingkungannya. Manusia hidup berkelompok, ada kelompok besar dan kelompok kecil,
tentunya tidak mudah untuk hidup berkelompok. Untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang harmonis, anggota kelompok harus saling menghormati dan
menghargai. Tatanan kehidupan harus selalu dijaga.
Kehidupan yang teratur adalah dambaan setiap orang. Adalah tugas manusia
untuk menciptakan dan memelihara kehidupan yang harmonis. Manusia adalah ciptaan
tertinggi di antara ciptaan Tuhan. Manusia diberkahi dengan kemampuan berpikir,
untuk dapat membedakan dan memilih antara yang baik dan yang buruk. Dengan
kelebihan tersebut, manusia harus mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak
hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, tetapi kehidupan sosial manusia
juga perlu dikelola dengan baik. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Seorang pemimpin setidaknya harus bisa memimpin diri mereka sendiri. Dengan
jiwa seorang pemimpin, orang dapat mengatur diri mereka sendiri, tim mereka, dan
lingkungan mereka. Terutama ketika berhadapan dengan masalah yang aneh dan
sulit. Hal ini membutuhkan kearifan pemimpin dalam mengambil keputusan agar dapat
menyelesaikan masalah dengan baik.
B. Rumusan masalah
Ada beberapa masalah yang akan kami bahas dalam penyusunan makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pemimpin dan kepemimpinan?
2. Apa sajakah teori-teori kepemimpinan?
3. Apa sajakah gaya dan model kepemimpinan?
4. Apa sajakah tugas dan fungsi kepemimpinan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin kami capai dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian dari pemimpin dan kepemimpinan.
2. Dapat mengetahui teori-teori kepemimpinan.
3. Dapat mengetahui gaya dan model kepemimpinan
1
4. Dapat mengetahui tugas dan fungsi kepemimpinan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Makalah ini bermanfaat agar para pembaca mengerti tentang bagaimana
kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan.
2. Bahan makalah ini dapat digunakan untuk mengetahui tentang teori kepemimpinan
yang baik diterapkan dalam kehidupan.
3. Makalah ini dapat digunakan untuk menentukan gaya dan model kepemimpinan
yang dapat diterapkan dengan baik oleh para pembaca.
4. Makalah ini dapat digunakan untuk mengetahui apa saja tugas dan fungsi
kepemimpinan yang seharusnya dilakukan ketika menjadi seorang pemimpin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan

Pemimpin atau leader adalah orang yang mempunyai bawahan atau orang yang
mengendalikan jalannya organisasi. Pemimpin adalah subjek atau pelaku unsur-unsur
yang terdapat dalam kepemimpinan, yaitu adanya kekuasaan, pengaruh, kekuatan, dan
pemegang tanggung jawab utama bagi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
bawahannya. Meskipun tidak semua pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan yang
sama, secara timbal balik dan fungsional, kedua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan

Dalam organisasi selalu terdapat pemimpin, yang dapat disebut dengan istilah
ketua umum, kepala, direktur utama, presiden direktur, manajer puncak, dan
sebagainya. Bawahan dari pemimpin organisasi disebut ketua bidang, manajer tingkat
menengah, dan manajer paling bawah, misalnya manajer pemasaran, manajer
keuangan, supervisor, dan manajer operasional.

Pemimpin dan kepemimpinan merupakan seni dan keterampilan orang dalam


memanfaatkan kekuasaannya untuk mempengaruhi orang lain agar melaksanakan
aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan tertentu, tetapi dilaksanakan oleh orang
yang dipimpin. Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, kepemimpinan juga merupakan pelaksanaan dari
keterampilan mengelola orang lain sebagai bawahannya, mengelola sumber daya
manusia dan sumber daya organisasi secara umum. Oleh karena itu, setiap pemimpin
harus memiliki manajerial skill yang sangat berpengaruh kepada kekuasaan yang
dimilikinya.

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai manifestasi dari pengaruh yang melekat


pada jiwanya. Pengaruh tersebut ada yang dibentuk oleh persyaratan formal dan ada
yang merupakan pembawaan jiwanya. Pembentukan pengaruh kepemimpinan dapat
bersifat natural, yaitu tidak diciptakan, tetapi merupakan bakat bawaan yang telah
melekat dengan sendirinya. Ada pula yang dibentuk secara struktural berdasarkan
permainan politik yang diatur oleh landasan legal formal atau peraturan perundangan

3
yang berlaku. Seperti presiden yang dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum.
Pemimpin yang formal maupun nonformal yang natural maupun struktural harus
memiliki satu sifat mutlak, yaitu pengaruh dan terampil memanfaatkan pengaruhnya
untuk mengelola organisasi dan mengatur tingkah laku orang lain agar tujuannya
tercapai.

Secara historis, ada tiga konsep kepemimpinan sebagaimana dijelaskan Ngalim


Purwanto, sebagai berikut:

1. Suatu konsep yang menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu


kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri
seorang pemimpin. Menurut konsep ini, kepemimpinan diartikan sebagai traits
within individual leader. Seseorang dapat menjadi pemimpin karena ia memang
dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu
(leaders were borned and not made). Konsep ini merupakan konsep
kepemimpinan yang paling tua dan paling lama dianut orang, masih banyak orang
yang beranggapan bahwa seseorang diangkat sebagai pemimpin semata-mata
karena ia dianggap memiliki sifat-sifat yang baik atau memiliki potensi sebagai
pemimpin, yang diharapkan dapat menjadi suri teladan bagi orang lain yang akan
dipimpinnya. Sebagai contoh konkret adalah cara memilih calon kepala desa di
negara kita.
2. Konsep kedua memandang kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (function of
the group). Menurut konsep ini, sukses-tidaknya suatu kepemimpinan tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru
yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang
dipimpinnya. Setiap kelompok memiliki sifat dan ciri yang berlainan sehingga
memerlukan tipe atau gaya kepemimpinan yang berbeda-beda.
3. Konsep ketiga merupakan konsep yang lebih maju lagi. Konsep ini tidak hanya
didasari atas pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atas
ekonomi dan politis. Menurut konsep ini, kepemimpinan dipandang sebagai suatu
fungsi dari situasi (function of the situation). Konsep kedua ini menunjukkan
bahwa, betapa pun seorang pemimpin telah memiliki sifat-sifat kepemimpinan
yang baik dan dapat menjalankan fungsinya sebagai anggota kelompok, sukses-
tidaknya kepemimpinannya masih ditentukan pula oleh situasi yang selalu berubah

4
yang memengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang
dipimpinnya. Sebagai contoh seorang gubernur yang pernah sukses dalam
memimpin suatu daerah pada masa yang lalu, belum dapat dipastikan bahwa ia
akan sukses pula jika ia diangkat lagi dalam jabatan yang sama di waktu sekarang.

Dari tiga pandangan yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto, dapat dipahami
bahwa lahirnya pemimpin memiliki dua kemungkinan, yaitu:

1. Pemimpin yang hadir secara alami, yaitu manusia-manusia yang sudah ditakdirkan
Tuhan untuk menjadi pemimpin. Sebagaimana adanya pemimpin dalam negara
yang berbentuk kerajaan absolut. Kepemimpinan tidak dibentuk untuk
direncanakan, Tetapi didasarkan pada keturunan.
2. Kepemimpinan yang dibentuk oleh kelompok tertentu dan dibesarkan oleh situasi
politik yang memberi peluang kesempatan untuk menjadi pemimpin. Seseorang
diuji secara demokratis dalam pertarungan politik dan pelatihan panjang dalam
karier politiknya sehingga ia terpilih menjadi seorang pemimpin. Kepemimpinan
model ini sangat kondisional dan situasional, karena dalam waktu yang sudah
direncanakan, kariernya akan berakhir. Misalnya, seorang presiden yang
kepemimpinannya diatur oleh Undang-Undang Dasar 1945, bahwa ia hanya
berhak menjadi presiden untuk dua periode, itu pun harus melalui pemilihan
umum.

Dengan konsep kepemimpinan tersebut, arti kepemimpinan dapat dikemukakan


sebagai berikut:

1. Prajudi Atmosudirdjo dalam Ngalim Purwanto mengatakan bahwa kepemimpinan


adalah kepribadian (personality) seseorang yang mendatangkan keinginan pada
sekelompok orang untuk mencontohnya atau mengikutinya, atau seseorang yang
memancarkan kekuatan tertentu, kekuatan atau wibawa, sedemikian rupa sehingga
membuat sekelompok orang bersedia melakukan apa yang dikehendakinya.
2. Kepemimpinan dapat dipandang sebagai penyebab dari berbagai kegiatan, proses
atau kesediaan untuk mengubah pandangan atau sikap (mental/fisik) dari
kelompok orang, baik dalam hubungan organisasi formal atau informal.
3. Kepemimpinan adalah suatu seni, kesanggupan (ability) atau teknik untuk
membuat sekelompok bawahan dalam organisasi formal atau para pengikut atau

5
simpatisan dalam organisasi informal mengikuti atau menaati segala apa yang
dikehendakinya, membuat mereka memiliki antusias medan semangat untuk
mengikutinya.
4. Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk persuasi suatu seni
pembinaan kelompok orang tertentu, biasanya melalui “human relations” dan
motivasi yang tepat, sehingga mereka tanpa rasa takut bersedia bekerja sama dan
membanting tulang untuk memahami dan mencapai tujuan organisasi.
5. Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai suatu sarana, suatu instrumen atau
alat, untuk membuat sekelompok orang bersedia bekerja sama dan berupaya
menaati segala peraturan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

Berdasarkan pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan


adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat kepribadian, termasuk
kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan orang-orang
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa.

Selain kelima hal diatas, ada beberapa definisi kepemimpinan yang diutarakan
dengan melihat realitas perjalanan kepemimpinan manusia di dunia. Pengertian
kepemimpinan diartikan sebagai kekuasaan dan kekuatan. Amitai Etzioni
mengatakan bahwa “kepemimpinan merupakan kekuatan karena adanya tabiat
pemimpin yang berwatak penguasa dan memerintah dengan dasar kekuatan yang
absolut”.

Berbeda dengan pandangan bahwa pemimpin dan kepemimpinan merupakan


amanat rakyat atau bentukan institusional yang ditugaskan memberikan pengaruhan
dan pembinaan kepada bawahan yang dipimpinnya, Fred E. Fiedler mengatakan
bahwa “pemimpin adalah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas-tugas
pengarahan dan pengoordinasian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok”.

Dalam kepemimpinan terdapat beberapa ciri fungsional yang melekat pada


seorang pemimpin, yaitu :

1. Watak dan kewibawaan seorang pemimpin.


2. Kekuasaan dalam pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahannya.

6
3. Hierarki kekuasaan struktural.
4. Ketegasan dalam pengambilan keputusan.
5. Masa-masa ke berakhiran struktur kepemimpinan.

Seorang pemimpin tidak hanya harus memiliki keahlian manajerial, tetapi juga
harus memahami hal-hal yang sifatnya teknis, meskipun ia berada di dalam organisasi
yang besar tidak terlalu membutuhkan keahlian teknis. Technical skill biasanya
dibutuhkan oleh pemimpin organisasi yang skopnya kecil, seperti kepala teknik
perbengkelan yang tentu saja harus menguasai teknik perbengkelan, sehingga ia dapat
memberikan saran yang aplikatif bagi anak buahnya. Akan tetapi, bagi seorang kepala
desa, ia tidak perlu ahli pertanian meskipun masyarakatnya mayoritas pertani.1

B. Teori-Teori Kepemimpinan

Teori-teori kepemimpinan yang berkembang, yaitu sebagai berikut.


1. Teori Genetic
Kepemimpinan diartikan sebagai traits within the individual
leader:Seseorang dapat menjadi pemimpin karena memang dilahirkan sebagai
pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu (leaders were borned
and not made). Teori ini banyak ditentang olehpara ahli karena bakat seseorang
sangat tipis jika berkaitan dengan kepemimpinan. Menurut C. Bird, bakat
kepemimpinan hanya berkisar 5% sehingga yang paling menentukan adalah
pendidikan dan pelatihan.
2. Teori Sosial
Teori yang memandang kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (function
of the group). Menurut teori ini, sukses-tidaknya suatu kepemimpinan tidak hanya
dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi
justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok
yang dipimpinnya. Setiap kelompok memiliki sifat dan ciri yang berlainan
sehingga memerlukan tipe atau gaya kepemimpinan yang berbeda- beda. Dalam
teori ini, peranan masyarakat sangat penting dalam menciptakan seorang
pemimpin. Sebagaimana agama yang kepemimpinannya dibentuk oleh
kesepakatan sosial dan kehendak masyarakat yang merasa telah memperoleh

1
Dr.Anton Athoillah.Dasar-Dasar Manajemen,(Bandung: Cv Pustaka Setia,2010),Hlm 187-194.
7
manfaat dari aktivitas keagamaan tokoh agama tersebut. Setiap aktivitas seseorang
dalam suatu kelompok tertentu dan orang tertentu dipandang memiliki kelebihan
dari yang lainnya, akan dijadikan sebagai pemimpin oleh kelompoknya. Dengan
teori ini, pemimpin bukan dilahirkan, melainkan sengaja diciptakan dan dibuat
didasarkan pada kesepakatansosial yang hidup dalam kelompok tertentu. Bahkan,
yang paling besar, yaitu seorang presiden adalah pemimpin yang dibuat melalui
pemilu, bukan dilahirkan.
3. Teori Situasional
Suatu teori yang berpandangan bahwa kepemimpinan sangat bergantung
pada situasinya. Seorang kiai dapat menjadi pemimpin yang berpengaruh bagi
santrinya yang diasuh di pondok pesantren yang dipimpinnya. Semua santri patuh
dan taat kepada perintahnya. Akan tetapi, ketika kiai itu menjadi kepala desa di
wilayahnya, masyarakat yang dipimpinnya banyak yang menentang, karena
mereka bukan santri, dan semua kalangan meminta agar kiai itukembali ke pondok
pesantren yang dipimpinnya. Teori ini tidak hanya melihat kepemimpinan dari
sudut pandang yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atas ekonomi
dan politik. Soeharto dipandang sukses memimpin bangsa dan Negara Republik
Indonesia selama kurang lebih 32 tahun. Dia adalah presiden yang dihormati dan
memiliki pengaruh di Asia Tenggara, tetapi, itu hanya berlaku di masaOrde Baru.
Dalam pandangan rezim Orde Reformasi, kepemimpinan Soeharto dipandang
sebagai penyebab kehancuran Negara Republik Indonesia karena menerapkan
nepotisme, kolusi, dan korupsi sebagaisistem kehidupan bernegara. Anehnya lagi,
ketika Orde Reformasi tidak mampu memperbaiki nasib bangsa dan masyarakat
Indonesia, kerinduan terhadap tipe kepemimpinan Soeharto banyak didambakan
masyarakat. Ini sebagai pertanda bahwa teori situasional sudah teruji.
4. Teori ekologis

Suatu teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan


penggabungan antara bakat alami yang sudah ada sejak dilahirkan dengan
pendidikan dan pelatihan yang intensif. Teori ini tidak menolak adanya sumber
natural kepemimpinan, tetapi sumber struktural pun sangat membantu
terbentuknya seorang pemimpin yangfungsional dan berpengaruh.

8
5. Teori Ssosio-behavioristik
yaitu teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan dilahirkan oleh hal-hal
berikut:
a. Bakat, turunan, dan kecerdasan yang alamiah.
b. Pengalaman dalam kepemimpinan.2
c.
C. Gaya dan Model Kepemimpinan
Menurut Sondang P. Siagan ada empat gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Kepemimpinan otokratis
Dalam kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai ditraktor
terhadap anggota-anggota kelompoknya. Pemimpin otokratis adalah
pemimpin yang memiliki wewenang (authority) dari suatu sumber (misalnya,
karena posisinya), pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk memberikan
penghargaan ataupun menghukum.
Adapun ciri-ciri seorang pemimpin otokratis ialah berikut :
a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
b. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
e. Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya.
f. Dalam tindakan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum).
Dari sifat-sifat tersebut, jelas bahwa gaya pemimpin demikian tidak tepat
untuk suatu organisasi modern yang mengangkat hak-hak asasi manusia di tempa
yang sederajat secara manusiawi.
2. Tipe militeristis
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat:
a. Lebih sering mempergunakan sistem perintah.
b. Senang bergantung pada pangkat dan jabatannya.
c. Senang pada formalitas yang berlebihan.
d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.

2
Ibid.,Hlm. 194-203.
9
e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya.
f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3. Gaya paternalistik
Ciri-ciri gaya paternalistik ialah:
a. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b. Bersikap terlalu melindungi (overly protective).
c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif dan mengambil keputusan, serta mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya.
d. Sering bersikap mahatahu.
4. Gaya atau model kontingensi Fielder
Gaya kepemimpinan ini dikembangkan oleh Fred E. Fielder. Dia
berpendapat bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya ditentukan oleh
suatu gaya kepemimpinan yang ditetapkannya. Dengan kata lain, tidak ada
seorang pemimpin yang dapat berhasil hanya dengan menerapkan satu macam
gaya kepemimpinan untuk semua situasi. Seorang pemimpin cenderung berhasil
dalam menjalankan kepemimpinannya apabila menerapkan gaya kepemimpinan
yang berlainan untuk menghadapi situasi yang berbeda. Menurut pendekatan ini,
ada tiga variabel yang menentukan efektif-tidaknya kepemimpinan, yaitu
hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin, derajat struktur tugas, dan
kedudukan kekuasaan pimpinan. Gaya kepemimpinan kontingensi Fielder
memandang bahwa keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi sangat
ditentukan oleh:
a. Hubungan interaksional yang harmonis antara atasan dan bawahan
b. Pembagian tugas dan kewajiban diikuti oleh wewenang dan tanggung jawab
yang jelas
c. Pemimpin yang kuat secara legal formal
5. Gaya atau model kepemimpinan tiga dimensi
Gaya kepemimpinan ini dikemukakan oleh William J. Reddin (1970) Model
ini dinamakan three-dimensional-model karena pendekatannya menghubungkan
tiga kelompok gaya kepemimpinan, yang disebutnya gaya dasar, gaya efektif, dan
gaya tak efektif menjadi satu kesatuan, Berdasarkan dua perilaku kepemimpinan,

10
yaitu berorientasi pada orang (people oriented) dan berorientasi pada tugas (task
oriented).
6. Gaya atau model kontinum berdasarkan banyaknya peran serta bawahan
dalam pengambilan keputusan.
Gaya di perkenalkan oleh Vroom dan Yetton yang mengatakan bahwa
kepemimpinan didasarkan pada dua macam kondisi utama, yaitu
mengikutsertakan atau tidak mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan
keputusan. Dua macam kondisi tersebut ialah tingkat keefektifan teknis di antara
para bawahan dan tingkat motivasi serta dukungan para bawahan.
Berdasarkan kedua kondisi tersebut, seorang pemimpin dapat memilih salah
satu dari empat gaya kepemimpinan yang akan diterapkan dalam hubungannya
dengan pembuatan putusan.
a. Jika tingkat keefektifan teknis dan tingkat motivasi dukungan bawahan
keduanya rendah, gaya kepemimpinan yang dipilih adalah membuat
keputusan sendiri (make decision alone).
b. Jika tingkat keefektifan teknis dari bawahan tinggi, tetapi tingkat motivasi
dan dukungan bawahan rendah, gaya kepemimpinan yang dipilihnya adalah
membuat putusan secara konsultatif (consult); pimpinan berkonsultasi
dengan bawahan.
c. Jika tingkat keefektifan dari bawahan rendah, tetapi tingkat motivasi dan
dukungan bawahan tinggi, gaya kepimpinan yang sesuai adalah dengan
mendelegasikan (delegate) atau melimpahkan kepada bawahan. Pemimpin
membuat putusan, kemudian melimpahkan tanggung jawab kepada bawahan
untuk melaksanakannya.
d. Jika tingkat keefektifan teknis maupun tingkat motivasi dukungan bawahan
keduanya tinggi, gaya kepemimpinan yang sesuai adalah membuat putusan
bersama (share decision). Pemimpin bersama bawahan membuat putusan
secara bermusyawarah.
7. Gaya kepemimpinan laissez faire
Gaya kepemimpinan bebas berkehendak. Organisasi dibentuk tanpa
kejelasan aturan dan para anggota dengan bebas mengungkapkan keinginan
masing-masing. Gaya ini seolah-olah tidak mengenal hierarki struktural, atasan

11
bawahan, pembagian tugas yang kabur, dan tidak terjadi proses kepemimpinan
fungsional maupun struktural.
8. Kepemimpinan yang demokratis
Gaya kepemimpinan disebut juga dengan gaya kepemimpinan modernis
dan partisipatif. Dalam pelaksanaan kepemimpinan, semua anggota diajak
berpartisipasi menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk mencapai tujuan
organisasi. Pemimpin bertipe demokratis memiliki ciri-ciri berikut:
a. Mengembangkan kreativitas anak buah.
b. Memberikan kesempatan kepadanya anak buah untuk mengambil keputusan.
c. Mengutamakan musyawarah dan kepentingan bersama.
d. Mengambil keputusan sesuai ukuran tujuan organisasi.
e. Mendahulukan yang darurat demi keselamatan anak buah dan keselamatan
organisasi yang dipimpinnya.
f. Mengembangkan regenerasi kepemimpinan.
g. Memperluas kaderisasi agar anak buahnya lebih maju dan menjadi pemimpin
masa depan.
9. Gaya kepemimpinan karismatik
Karismatik kepimpinan bukan merupakan gaya kepemimpinan, melainkan
sifat atau tipe kepemimpinan. Akan tetapi, karena banyak menyamakan makna
antara gaya dan tipe serta sifat seorang pemimpin karismatik pemimpin pun dapat
disebut sebagai salah satu gaya yang khas.
Gaya kepemimpinan karismatik adalah kewibawaan alami yang dialami
pemimpin bukan karena adanya legalitas politik pembentukan yang dilakukan
secara sistematis. Hingga saat ini, para sarjana belum menemukan sebab-sebab
seorang pemimpin yang memiliki kharisma.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan kharismatik
a. Memiliki kewibawaan alamiah.
b. Memiliki banyak pengikut.
c. Daya tarik yang metafisika (kadang-kadang irasional) terhadap pengikutnya.
d. Terjadi ketidaksadaran dan irasional dari tindakan pengikutnya.
e. Tidak dibentuk oleh faktor eksternal yang formal, seperti aturan legal formal,
pelatihan atau pendidikan, dan sebagainya.

12
f. Tidak dilatarbelakangi faktor internal dirinya, misalnya fisik, ekonomi,
kesehatan dan ketampanan.3
D. Tugas dan fungsi kepemimpinan

Hasil penelitian stogdill menyimpulkan bahwa kepemimpinan ditandai dengan


bermacam macam sifat yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Capacity, meliputi: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan bicara dan keaslian.


2. Achiefment, meliputi: Gelar sarjana, pengetahuan, keberhasilan dan olahraga
3. Responsibility, meliputi: mandiri, agresif ,percaya diri bergerak untuk maju dan
tekun.
4. Participation, meliputi: aktif, kemampuan bergaul dan kerja sama, mudah
menyesuaikan diri dan humoris.
5. Status, meliputi: kedudukan sosial ekonomi dan ketenaran
6. Situation, meliputi: mental yang baik, status yang baik, mempunyai keahlian,
berkeinginan untuk maju, berdaya kepengikutan dan berorientasi kepada tujuan.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut:
1. Adil, yaitu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya secara proporsional, tertib
dan disiplin. Pemimpin yang tidak berat sebelah, tidak pilih kasih dan bijaksana
dalam mengambil keputusan
2. Amanah, artinya jujur, bertanggung jawab, dan mempertanggung jawab kan seluruh
titipan aspirasi masyarakat atau bawahannya. Tidak melakukan pengkhianatan
kepada rakyatnya.
3. Fathonah, artinya kecerdasan
4. Tablig, menyampaikan segala hal dengan benar, tidak ada yang ditutup tutupi,
terbuka dan menerima saran atau kritik dari bawahannya.
5. Shiddiq, artinya jujur sebagai ciri dari perilaku pemimpin yang adil, apa yang
dikatakan sama dengan apa yang dilakukan.
6. Qonaah, artinya menerima apa adanya, tidak serakah dan pandai berterima kasih
kepada Tuhan. Pemimpin yang qona’ah adalah pemimpin yang tidak akan
melakukan korupsi dan merugikan uang negara, mengambinghitamkan masyarakat
dan anak buahnya.

3
Ibid., Hlm 203-209
13
7. Sabar, artinya pandai mengendalikan hawa dan nafsu dan menyalurkan seluruh
tenaga dan serta pikirannya dengan kecerdasan emosional yang optimal.
Pemimpin memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia, baik sebagai
individu, dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun kehidupan bernegara.
Diantara peran penting pemimpin adalah:
1. Pemimpin adalah pelaku pertama yang memberikan contoh dalam melaksanakan
berbagai tugas atau program yang telah di rencanakan dan disepakati bersama.
2. Pemimpin memiliki wawasan yang luas dalam merencanakan.
3. Pemimpin yang membuat rencana juga memiliki kepandaian yang profesional
tentang semua yang ia rencanakan sehingga ia sebagai seorang yang ahli di
bidangnya.
4. Pemimpin harus berperan sebagai representasi dari semua bawahannya. Citra
sebuah organisasi, keluarga, bangsa, dan negara, termasuk lembaga pendidikan,
berada di tangan pemimpinnya.
5. Pemimpin berperan sebagai pengontrol dan pengawas semua aktivitas
bawahannya.
6. Pemimpin bersikap tegas dan konsekuen dengan janji-janjinya sehingga
bawahannya menaruh kepercayaan yang besar terhadap
7. Pemimpin bersikap tegas dan konsekuen dengan janji-janjinya sehingga
bawahannya menaruh kepercayaan yang besar terhadapnya
8. Pemimpin berperan sebagai akar yang menguatkan eksistensi institusi dan
bawahannya. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang populis.
9. Pemimpin sebagai pemegang peran utama yang bertanggung jawab terhadap
semua kinerja bawahannya.
10. Pemimpin sebagai simbol yang membanggakan institusi yang semua kinerja
bawahannya, dipimpinnya.
Dalam suatu organisasi, tugas dan fungsi pemimpin sangat strategis terutama
dalam hal-hal berikut:
1. Penyelenggara atau pelaksana organisasi, artinya berfungsi sebagai eksekutif
manajemen.
2. Penanggung jawab kemajuan dan kemunduran organisasi.
3. Pengelola organisasi.
4. Profesional di bidangnya, artinya memiliki keahlian dalam memana organisasi.
14
5. Penguasa yang berwenang mendelegasikan tugas-tugasnya kepada bawahannya.
6. Perencanaan pendidikan.
7. Mengambil keputusan.
8. Konseptor (orang yang mencetuskan atau mula-mula memiliki gagasan).
9. Penentu kesejahteraan bawahannya.
10. Pemberi reward atau imbalan.
11. Representasi kelompoknya.
12. Pemegang utama harmonisasi antara pegawai
13. Pembentuk kerja sama antar pegawai.
14. Suri tauladan.4

4
Ibid.,Hlm. 209-212.
15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang pemimpin adalah subjek atau pelaku dari unsur-unsur yang terkandung
dalam kepemimpinan, yaitu adanya kekuasaan, pengaruh, dan kekuatan, serta
merupakan pengemban utama dari segala kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.
Kepemimpinan juga merupakan penerapan keterampilan mengelola orang lain sebagai
bawahan, mengelola sumber daya manusia dan sumber daya organisasi pada umumnya.
Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki keterampilan manajemen yang
berdampak besar pada kekuasaan yang dimilikinya.

Secara historis, ada tiga konsep kepemimpinan sebagaimana dijelaskan Ngalim


Purwanto, sebagai berikut:

1. Suatu konsep yang menganggap bahwa kepemimpinan merupakan suatu


kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri
seorang pemimpin.
2. Konsep kedua memandang kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (function of
the group).
3. Konsep ketiga merupakan konsep yang lebih maju lagi. Konsep ini tidak hanya
didasari atas pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atas
ekonomi dan politis.
B. Saran
Demikianlah pembahasan kelompok kami tentang Pemimpin Dan Fungsi-
Fungsi Kepemimpinan. Kami sebagai penyusun makalah Ini sangat menyadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan baik dari segi kata-kata Bahasa
maupun kalimat, oleh karena itu kami sangat berharap sekali masukan, kritik maupun
saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan penyusunan makalah saya
selanjutnya. Demikian makalah yang telah kami susun, atas perhatiannya kami
sampaikan terimakasih.

16
DAFTAR PUSTAKA

Athoillah, Anton. (2010) Dasar-Dasar Manajemen Bandung: CV Pustaka Setia.

17
1

Anda mungkin juga menyukai