Anda di halaman 1dari 22

PEMIMPIN FORMAL DAN NONFORMAL

DAN GAYA DALAM KEPEMIMPINAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan

Dosen : Dr. Suryadi

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Ayub Alexander 1445154002


2. Ihya Aldi Permana 1445152459
3. Novi Yuliani 1445154703
4. Siti Fatimahtuzzahra 1445150049

Kelas/Angkatan : A/2015

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemimpin Formal, dan
Nonformal dan Gaya dalam Kepemimpinan”. Makalah ini kami susun guna memenuhi
tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Suryadi sebagai dosen dalam
mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan. Tak lupa terima kasih kepada teman-teman
semua.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan
semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.
Penulis mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dan memohon saran dan
kritiknya agar dapat menjadi lebih baik lagi.

                                                                         Jakarta,  April 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. i

Daftar Isi............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN........................................................... 3


a. Pengertian Pemimpin................................................................................. 3
b. Pengertian Kepemimpinan......................................................................... 3
B. MACAM-MACAM KEPEMIMPINAN........................................................ 4
a. Pemimpin Formal............................................................................... 4
b. Pemimpin Nonformal......................................................................... 4
c. Pemimpin Formal dan Nonforma....................................................... 5
C. JENIS-JENIS GAYA KEPEMIMPINAN...................................................... 7
a. Gaya Kepemimpinan Otokratis.......................................................... 7
b. Gaya Kepemimpinan Birokrasi.......................................................... 10
c. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire................................................... 10
d. Gaya KepemimpinanDemokrasi/Partisipatif..................................... 11
e. Gaya Kepemimpinan Transaksional.................................................. 13
f. Gaya Kepemimpinan Transformatif................................................... 13
g. Gaya Kepemimpinan Paternalistik..................................................... 14
h. Gaya Kepemimpinan Kharismatik..................................................... 15
i. Gaya Kepemimpinan Militerisasi....................................................... 16
j. Gaya Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara......................................... 17

ii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................ 18

B. Saran.................................................................................................................. 18

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia mempunyai kebutuhan
antara satu sama lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam kehidupannya manusia
selalu bekerja antar satu sama lainnya untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan dan
secara sederhana kita dapat di definisikan hal itu dengan sebutan berorganisasi.
Berbicara tentang pemimpin, pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin
dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya kelak.
Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Setiap organisasi
harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahannya. Oleh
karena itu, harus ada seorang pemimpin yang mampu membawa bawahannya untuk
mencapai tujuan individu, kelompok, dan organisasi.
Kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk
bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Pemimpin formal adalah pemimpin yang diterapkan berdasarkan struktur
organisasi dan melalui prosedur dan langkah-langkah yang diterapkan. Pemimpin non
formal adalah pemimpin yang ditunjuk berdasarkan kepentingan pada situasi tertentu
tanpa terkait oleh struktur organisasi, prosedur, dan aturan-aturan tertentu.
Kepemimpinan formal dijalankan berdasarkan aturan-aturan organisasi yang telah
di tetapkan. Dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang apa itu
pemimpin, kepemimpinan, dan menjelaskan tentang macam-macam kepemimpinan yaitu
pemimpin formal dan pemimpin nonformal serta menjelaskan pula tentang gaya
kepemimpinan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemimpin?
2. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
3. Apa saja yang termasuk dalam macam-macam kepemimpinan?
4. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan?

C. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan pemimpin?
2. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
3. Apa saja yang termasuk dalam macam-macam kepemimpinan?
4. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


a. Pengertian Pemimpin

Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan organisasi,


terutama dalam menuju perubahan. Untuk memahami kepemimpinan (leadership),
kita terlebih dahulu memahami arti pemimpin (leader).

Menurut Robber D. Stuart, pemimpin adalah orang yang diharapkan mempunyai


kemampuan untuk memengaruhi, memberi petunjuk. dan mampu menentukan
individu untuk mencapai tujuan organisasi.1 James P. Spiliane menambahkan bahwa
pemimpin adalah agen perubahan dengan kegiatan memengaruhi orang-orang yang
Iebih besar daripada pengaruh orang-orang tersebut kepadanya.2

Jadi, pemimpin adalah orang yang dipercaya dan diharapkan mampu


mencapai tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan yang memerlukan
kemampuan untuk memengaruhi, memberi petunjuk. dan menentukan individu untuk
mencapai tujuan organisasi.

b. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok


untuk bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Disebut ilmu karena ada teorinya, yaitu teori kepemimpinan. Disebut seni

1
Robert D. Stuard and Barbara B. Morgan, Library and information Centre Management, USA: Library Unlimited,
2002, hl.352

2
James P. Spiliane, Distributed Leadership, San Fransisco: Josey Bass, 2006, hlm.10

3
4

karena sama-sama mendapat ilmunya, tetapi dalam penerapannya berbeda-beda


tergantung kemampuan pemimpin.3

Dapat disimpulkan bahwa pemimpin lebih mengarah kepada orang, dimana orang
tersebut mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi sekelompok
orang untuk melakukan apa yang dia lakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan kepemimpinan lebih mengarah kepada perilaku yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi dan memotivasi sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.

B. MACAM-MACAM KEPEMIMPINAN

Pemimpin dapat bersifat resmi (formal) dan tidak resmi (nonformal), pemimpin
resmi diangkat atas dasar surat keputusan resmi dari orang yang mengangkatnya.
Pemimpin resmi biasanya mendapat gaji. Sebaliknya, pemimpin tidak resmi adalah
pemimpin yang diangkat tanpa adanya surat keputusan dan biasanya tanpa digaji.4

a. Pemimpin Formal5
Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk
sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku
suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan
dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi.

Maka ciri-ciri pemimpin formal antara lain ialah:

1) Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu, atas dasar legalitas
formal oleh penunjukan pihak yang berwenang (ada legitimitas).
2) Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih
dahulu.
3
Ibid.

4
Ibid.

5
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?, Jakarta : Rajawali
Pers,2011,hlm.9-10.
5

3) Ia diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas kewajibannya.


Karena itu dia selalu memiliki atasan/superiors.
4) Dia mendapatkan balas jasa materiil dan immaterial tertentu, serta emolument
(keuntungan ekstra, penghasilan sampingan) lainnya.
5) Dia bisa mencapai promosi atau kenaikan pangkat formal, dan dapat dimutasikan.
6) Apabila dia melakukan kesalahan-kesalahan, dia akan dikenai sanksi dan hukuman.

Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang, antara lain untuk:
menentukan policy, memberikan motivasi kerja kepada bawahan, menggariskan pedoman
dan petunjuk, mengalokasikan jabatan dan penempatan bawahannya; melakukan komunikasi,
mengadakan supervisi dan control, menetapkan sasaran organisasi, dan mengambil
keputusan-keputusan penting lainnya. Contoh dari pemimpin formal antara lain adalah :
Kepala Dinas Pendidikan, Rektor, dan Kepala Sekolah.

b. Pemimpin Nonformal6

Pemimpin nonformal ialah, orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal


sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai
kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu
kelompok atau masyarakat.

Pemimpin nonformal memiliki kekusaan yang bersumber dari pribadi (terindividu)


misalnya berupa kekuasaan ahli (expert power).7 Ciri-ciri pemimpin nonformal antara lain
ialah:

1) Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai pemimpin.


2) Kelompok rakyat atau masyarakat menunjuk dirinya, dan mengakuinya sebagai
pemimpin. Status kepemimpinannya berlangsung selama kelompok yang
bersangkutan masih mau mengakui dan menerima pribadinya.
3) Dia tidak mendapatkan dukungan dari suatu organisasi formal dalam menjalankan
tugas kepemimpinannya.

6
Ibid,h.10-12

7
Soekarso, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Jakarta: Iskandar Putong, 2015, hlm.17
6

4) Biasanya tidak mendapatkan imbalan balas jasa, atau imbalan jasa itu diberikan
secara sukarela.
5) Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi, dan tidak memiliki atasan.
Dia tidak perlu memenuhi persyaratan formal tertentu.
6) Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum; hanya saja respek orang
terhadap dirinya jadi berkurang, pribadinya tidak diakui, atau dia ditinggalkan oleh
massanya.

Pengaruh pemimpin-pemimpin nonformal ini mempunyai segi positif, namun juga


ada segi negatif sifatnya; demikian pula peranan sosialnya di tengah masyarakat. Peranan
sosialnya dalam memberikan pengaruh berupa sugesti, larangan, dan dukungan kepada
masyarakat luas untuk menggerakan atau berbuat sesuatu. Besarnya peranan itu
tergantung pada besar-kecilnya dampak sosial yang disebabkan oleh kepemimpinannya,
serta tinggi-rendahnya status sosial yang diperolehnya. Dan status sosial ini pada
umumnya dicapai karena beberapa faktor di bawah ini:

a) Keturunan; misalnya keturunan bangsawan (darah biru), pendeta “linuwih”, keluarga


kaya raya, rakyat jelata, dan lain-lain.
b) Karena ia memiliki kekayaan berlimpah-ruah yang dicapainya sendiri.
c) Taraf pendidikan yang lebih tinggi dibanding dengan orang lain.
d) Pengalaman hidup yang lebih banyak, sehingga dia memiliki kualitas dan keterampilan
teknis tertentu.
e) Memiliki sifat-sifat karismatik dan ciri-ciri herediter (menurun secara genetik) unggul
lainnya.
f) Jasa-jasa yang telah diberikan kepada masyarakat. Jadi ada partisipasi sosial yang tinggi,
dan fungsinya dapat mempengaruhi serta menggerakan massa rakyat (function utility).

Contoh dari pemimpin nonfromal adalah tokoh  masyarakat, pemuka agama, ketua adat,
LSM, guru, bisnis, dll.

c. Pemimpin Formal dan Nonformal8

8
Ibid.h.12.
7

Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa baik pemimpin formal maupun yang
nonformal itu dapat menduduki jabatan kepemimpinannya disebabkan oleh faktor-faktor
di bawah ini:

1) Penunjukan dan penetapan dari atasan.


2) Karena warisan kedudukan yang berlangsung turun-temurun.
3) Karena dipilih oleh pengikut dan para pendukungnya.
4) Karena pengakuan tidak resmi dari bawahan.
5) Karena kelebihannya memiliki beberapa kualitas pribadi.
6) Karena tuntutan situasi – kondisi atau kebutuhan zaman.

C. JENIS-JENIS GAYA KEPEMIMPINAN


Perilaku gaya kepemimpinan merupakan cara-cara berinteraksi seorang
pemimpin dalam melakukan kegiatan pekerjaannya. Gaya bersikap dan gaya bertindak
akan nampak dari cara-cara pemimpin tersebut pada saat melakukan pekerjaan, anatar
lain: memberikan perintah, memberikan tugas, cara berkomunikasi, cara memecahkan
masalah, cara membuat keputusan, dan sebagainya.9
1) Gaya Kepemimpinan Otokratis

Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap
bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Gaya kepemimpinan
otokratis ini dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dilihat dari persepsinya
seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin
yang otoriter akan menunjukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam
bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan
martabat mereka. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas
tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam gaya otokratis, pengambilan keputusan adalah hak prerogatif dari pemimpin.
semuanya langsung dilakukan dan ditentukan oleh pemimpin itu sndiri tanpa masukan
9
Soekarso, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Jakarta: Iskandar Putong, 2015, hlm.35
8

dari siapa pun. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down) sehingga
komunikasi pemimpin dengan pengikutnya terbatas dan diadakan sekadar untuk memberi
instruksi pekerjaan. Gaya pemimpin ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.

Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan


keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dengan
reward dan punishment. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin
yang bergaya otokratif mempunyai berbagai sikap, diantaranya :

 Memperlakukan para pengikut sama dengan alat – alat lain dalam organisasi, sehingga
kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
 Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan
pelaksanaan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan para pengikut.
 Mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan.
 Wewenang mutlak berada pada pimpinan maka dari itu keputusan dan kebijaksanaan
selalu dibuat oleh pimpinan
 Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
 Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara ketat
 Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
 Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau
pendapat sehingga lebih banyak kritik daripada pujian
 Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
 Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
 Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
 Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman serta kasar dalam bersikap
 Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
9

Kepemimpinan otokratik dengan menggunakan “ kepemimpinan klasik “.


Kepetuhan pengikut terhadap pemimpin merupakan corak gaya kepemimpinan otokratik.
Para pemimpin dengan gaya otokratik menjadikan tujuan organisasi identik dengan
tujuan pribadi. Dilihat dari perspektif kepemimpinannya seorang pemimpin otokratik
adalah seseorang yang sangat egois. Dengan egoisme yang demikian besar seorang
pemimpin otokratik melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan
organisasianal. Seoerang pemimpin yang otokratik cenderung menganut nilai
oraganisasional yang berkisar pada pembenaran segala cara yang ditempuh untuk
mencapai tujuan.

2) Gaya Kepemimpinan Birokrasi

Ini adalah gaya kepemimpinan dalam organisaasi yang diperlukan perusahaan,


tepatnya mengikuti kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini
adalah tugas pemimpin untuk memastikan bahwa semua aturan dipatuhi oleh karyawan.
Gaya kepemimpinan dalam organisasi ini efektif jika karyawan melakukan tugas-tugas
rutin sehari-hari. namun, tidak ada ruang untuk kreativitas atau pemecahan masalah
yang inovatif dalam gaya kepemimpinan birokrasi

3) Gaya Kepemimpinan Laissez Faire

Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan


mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara
berbagai kegiatan dan pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada
bawahan. Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi. Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:

 Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan


 Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan.
 Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan.
 Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan.
 Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku.
10

 Prakarsa selalu berasal dari bawahan.


 Hampir tiada pengarahan dari pimpinan.
 Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok.
 Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok.
 Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan.
 Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inofatif
diserahkan kepada anggota organisasi yang bersngkutan
 Selama anggota organisasi menunjukan perilaku dan prestasi kerja yang dinamai
intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang sangat
minimum.

Hal itu semua terjadi karena disebabkan Pemimpin ini berpandangan bahwa
umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

4) Gaya Kepemimpinan Demokratif atau Partisipatif

Gaya Kepempimpinan ini merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis,


yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan
tindakan tersebut pada bawahannya. Gaya ini menitik beratkan pada usaha seorang
pemimpin dalam melibatkan partisipasi para pengikutnya dalam setiap pengambilan
keputusan. Staf dimintai saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap
usulannya, dan keputusan akhir ada pada kelompok atau bisa dikatakan bahwa pimpinan ini
sangat konsultatif dengan para bawahan serta kecenderungan menggunakan evaluasi yang
berasal dari opini dan saran bawahan sebelum manajer membuat keputusan. Selain itu juga
Pemimpin ini memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab dan
wewenang secara luas pada para bawahannya.
11

Gaya partisipatif mengarah ke pengembangan kepercayaan dan loyalitas para


bawahan kepada pemimpin, karena pemimpin membawa mereka ke dalam pertimbangan
penuh, menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dan mengambil masukan
mereka, sebelum tiba pada suatu keputusan. gaya partisipatif bekerja dengan sangat baik
dimana pemimpin baru saja bergabung dalam organisasi. Gaya kepemimpinan ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:

 Wewenang pimpinan tidak mutlak


 Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
 Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
 Komunikasi berlangsung timbal balik
 Pengawasan dilakukan secara wajar
 Prakarsa datang dari bawahan
 Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan
 Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
 Pujian dan kritik seimbang
 Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing
 Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar
 Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
 Tercipta suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai
 Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa
tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik.
 Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
 Kepemimpinan ini menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan.
 Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing.
 Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan
kondisi yang tepat

Keuntungan - keuntungan yang diperoleh dari gaya kepemimpinan partisipatif adalah:


12

 Konsultasi kebanwah dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas keputusan


dengan menarik keahlian yang dimilki oleh para pengikut, sehingga para pengikut akan
dapat menerima semua keputusan yang diambil serta dapat menjalankannya.
 Konsultasi lateral, pemimpin melibatkan serta orang – orang dalam berbagai sub unit
untuk mengatasi keterbatasan kemampuan yang dimilki pemimpin,
 Konsultasi ke atas, memungkinkan seorang pemimpin untuk menaruh keahlian seorang
atasan yang berkemampuan lebih dari manajer.

5) Gaya Kepemimpinan Transaksional

Gaya kepemimpinan ini bekerja pada prinsip bahwa ketika bawahan


menandatangani kontrak untuk berpartisipasdalam proyek tertentu, mereka mengikuti
semua keputusan pemimpin mereka sebagai otoritas tertinggi. jika kinerja bawahan baik,
mereka akan dihargai dan jika kinerja mereka di bawah standar yang diharapkan, mereka
akan terkena sanksi sesuai kontrak tertulis.

6) Gaya Kepemimpinan Transformatif

Kepemimpinan transformasional berorientasi kepada proses membangun komitmen


menuju sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para pengikut untuk
mencapai sasaran – sasaran tertentu.

Gaya kepemimpinan transformasional diyakini oleh banyak pihak sebagai gaya


kepemimpinan yang efektif dalam memotivasi para bawahan untuk berperilaku seperti yang
diinginkan. Menurut Bernard Bass (NN, 2009), dalam rangka memotivasi pegawai, bagi
pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, terdapat tiga cara sebagai
berikut:

 Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha.


 Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok.
 Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi
diri.
13

Pemahaman akan pentingnya hasil usaha harus diterapkan kepada para pegawai.
Dengan kata lain, orientasi proses mendapat prioritas dibandingkan dengan sekedar hasil.
Kemudian, penekanan untuk mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan pribadi menjadi krusial mengingat hubungan yang baik dan iklim kerja yang
kondsif menjadi perhatian utama dalam penerapan gaya kepemimpinan ini. Selanjutnya,
mengingat kebutuhan bawahan bukan hanya materi, maka seorang pimpinan harus mampu
mendorong pegawai untuk mempunyai kebutuhan yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas
mereka.

Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya kepemimpinan


transformasional, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai berikut:

 memahami visi dan misi organisasi;


 memahami lingkungan organisasi melalui analisis lingkungan strategis (SWOT);
 merumuskan rencana strategis organisasi;
 menginternalisasikan visi, misi, kondisi lingkungan strategis, dan rencana startegis pada
seluruh anggota organisasi;
 mengendalikan rencana strategis melalui manajemen pengawasan yang tepat;
 memahami kebutuhan para pegawai;
 memahami kapasitas para pegawai;
 mendistribusikan pekerjaan sesuai dengan kapasitas pegawai; dan
 mengapresiasi hasil pekerjaan pegawai.

Pemimpin transformasional membantu pengikutnya untuk berkembang dan membuat


mereka jadi pemimpin baru dengan cara merespon kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
individual dari para pengikut. Mereka memberdayakan para pengikut dengan cara
menselaraskan tujuan yang lebih besar individual para pengikut, pemimpin, kelompok, dan
organisasi.

7) Gaya Kepemimpinan Paternalistik

Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat


tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat tradisional
14

ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua
atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau
panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat
mengembangkan sikap kebersamaan. Ini terlihat jelas dari slogannya yaitu seluruh anggota
organisasi merupakan anggota satu keluarga besar. Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam
organisas iyang dipimpin oleh seorang pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama
dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol pula.

Ciri –ciri pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan ini ialah:

a) Bersikap mempunyai wawasan yang luas.


b) Menutup kesempatan pada bawahan untuk berkreasi dan berfantasi.
c) Bersifat terlalu melindungi.
d) Menganggap bahwa bawahan tidak dewasa.
e) Jarang memberi kesempatan untuk memberikan keputusan.

8) Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan “keadaan


atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan
seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap
dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian individu.
Kesuksesan mempengaruhi bawahan dapat diwujudkan apabila pemimpin mempunyai akhlak
dan sifat yang terpuji. Dengan ciri dan sifat tersebut pemimpin akan dikagumi oleh para
pengikutnya.

Pemimpin kharismatik mempunyai kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, percaya


diri, serta pendirian dalam keyakinan dan cita-cita mereka sendiri. Suatu kebutuhan
akankekuasaan memotivasi pmimpin tersebut untuk mencoba mempengaruhi para pengikut.
Rasa percaya diri dan pendirian yang kuat meningktkan rasa percaya para pengikut terhadap
pertimbangan dan pendapat pemimpin tersebut. Seorang pemimpin tanpa pola cirri yang
demikian lebih kecil kemungkinannya akan mencoba mempengaruhi orang. Dan jika
berusaha mempengaruhi maka lebih kecil kemungkinan untuk berhasil.
15

Selain itu kepemimpinan kharismatik juga didasarkan pada kekuataan luar biasa yang
dimiliki oleh seorang sebagai pribadi. Pengertian sangat teologis, karena untuk
mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seseorang , harus dengan
menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki adalah
merupakan anugerah tuhan. Karena posisinya yang demikian itulah maka ia dapat dibedakan
dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap (bahkan)
diyakini memiliki kekuasan supra natural, manusia serba istimewa atau sekurang-kurangnya
istimewa dipandang masyarakat.

Karakteristik pemimpin yang karismatik dijelaskan oleh Purwanto sebagai berikut :

 Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut
yang jumlahnya juga besar.
 Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati
pemimpin itu.
 Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib.
 Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun
ketampanan si pemimpin.

Sementara itu, Nurkolis mengungkapkan bahwa seorang pemimpin karismatik


mempunyai tujuh karakteristik kunci, yaitu percaya diri, memiliki visi, memiliki kemampuan
untuk mengartikulasikan visi, memiliki pendirian yang kuat terhadap visinya, memiliki
perilaku yang berbeda dari kebiasaan orang, merasa sebagai agen pembaru dan sensitif
terhadap lingkungan.

9) Gaya Kepemimpinan Militeristis

Gaya Kepemimpinan Militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: Lebih banyak menggunakan
sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, Sangat menyenangi formalitas, upacara-
upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, Menuntut adanya disiplin yang
keras dan kaku dari bawahannya, Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-
kritikan dari bawahannya, Komunikasi hanya berlangsung searah
16

10) Gaya Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara


 Ing ngarsa sung tulada

Sebagai pemimpin, terkadang kita perlu berdiri di depan dan memimpin pasukan. Ini
penting, terutama jika pasukan kita terdiri dari orang-orang yang kurang berpengalaman.
Cara paling mudah memimpin pasukan adalah menjadi teladan dan cara paling mudah
menjadi teladan adalah practice what you preach. Menjalankan yang Anda kotbahkan.

 Ing madya mangun karsa Karsa

Artinya kemauan, kehendak atau niat. Dalam beberapa artikel, karsa sering di
salah-artikan sebagai prakasa atau ide. Dan, tentu saja, karsa berbeda dengan prakarsa.
Terkadang, sebagai pemimpin, kita perlu ditengah-tengah membangun pasukan dan
berjuang bersama anak buah. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika anak buah Anda belum
terlalu mengerti tugas dan kewajibannya dan mereka sedang menghadapi pekerjaan sulit.
Anda pelu membiarkan mereka melakukan sendiri, tetapi dengan membangun jiwa
mereka, agar semangat dan motivasi mereka tetap membara. Di tengah-tengah mereka,
Anda menjadi motivator yang membangun semangat. Presiden Soekarno sangat hebat
dalam hal ini.

 Tut wuri handayani

Ketiga, pasukan Anda sudah mampu melakukan pekerjaan mereka. Kini tugas
sudah lebih mudah. Anda perlu step back dan berdiri dibelakang memberikan dorongan
dan coaching. Biarkan mereka bertugas dan tugas Anda, mengamati hasil pekerjaan
mereka.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin lebih mengarah


kepada orang, dimana orang tersebut mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
dan memotivasi sekelompok orang untuk melakukan apa yang dia lakukan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan kepemimpinan lebih mengarah kepada
perilaku yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi dan memotivasi sekelompok
orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk


sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku
suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi.

Pemimpin nonformal ialah, orang yang tidak mendapatkan pengangkatan


formal sebagai pemimpin, namun karena ia memiliki sejumlah kualitas unggul, dia
mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu mempengaruhi kondisi psikis dan
perilaku suatu kelompok atau masyarakat.

B. SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.


Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpin diri sendiri. Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh
tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh
karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. 2011.Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?,


Jakarta : Rajawali Pers.

Usman, Husani. 2014. Manajemen: Teori,praktik,dan riset pendidikan (edisi keempat). Jakarta :
Bumi Aksara.

Ahmad Rusdiana, Asep Saefuliah. 2016. Manajemen Perubahan. Bandung: CV Pustaka Setia

Soekarso, 2015. Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Jakarta: Iskandar Putong

Mulyadi Deddy,Vethzal Rivai,2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta:


Rajawali Pers..

18

Anda mungkin juga menyukai