Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan
Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelas/Angkatan : A/2015
Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemimpin Formal, dan
Nonformal dan Gaya dalam Kepemimpinan”. Makalah ini kami susun guna memenuhi
tugas mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. Suryadi sebagai dosen dalam
mata kuliah Kepemimpinan Pendidikan. Tak lupa terima kasih kepada teman-teman
semua.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Dan
semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.
Penulis mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dan memohon saran dan
kritiknya agar dapat menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................ 18
B. Saran.................................................................................................................. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya manusia mempunyai kebutuhan
antara satu sama lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam kehidupannya manusia
selalu bekerja antar satu sama lainnya untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan dan
secara sederhana kita dapat di definisikan hal itu dengan sebutan berorganisasi.
Berbicara tentang pemimpin, pada hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin
dan setiap manusia akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya kelak.
Manusia sebagai pemimpin minimal mampu memimpin dirinya sendiri. Setiap organisasi
harus ada pemimpinnya, yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahannya. Oleh
karena itu, harus ada seorang pemimpin yang mampu membawa bawahannya untuk
mencapai tujuan individu, kelompok, dan organisasi.
Kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk
bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Pemimpin formal adalah pemimpin yang diterapkan berdasarkan struktur
organisasi dan melalui prosedur dan langkah-langkah yang diterapkan. Pemimpin non
formal adalah pemimpin yang ditunjuk berdasarkan kepentingan pada situasi tertentu
tanpa terkait oleh struktur organisasi, prosedur, dan aturan-aturan tertentu.
Kepemimpinan formal dijalankan berdasarkan aturan-aturan organisasi yang telah
di tetapkan. Dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang apa itu
pemimpin, kepemimpinan, dan menjelaskan tentang macam-macam kepemimpinan yaitu
pemimpin formal dan pemimpin nonformal serta menjelaskan pula tentang gaya
kepemimpinan.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemimpin?
2. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
3. Apa saja yang termasuk dalam macam-macam kepemimpinan?
4. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan?
C. Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan pemimpin?
2. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?
3. Apa saja yang termasuk dalam macam-macam kepemimpinan?
4. Apa saja jenis-jenis gaya kepemimpinan
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Pengertian Kepemimpinan
1
Robert D. Stuard and Barbara B. Morgan, Library and information Centre Management, USA: Library Unlimited,
2002, hl.352
2
James P. Spiliane, Distributed Leadership, San Fransisco: Josey Bass, 2006, hlm.10
3
4
Dapat disimpulkan bahwa pemimpin lebih mengarah kepada orang, dimana orang
tersebut mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi dan memotivasi sekelompok
orang untuk melakukan apa yang dia lakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan kepemimpinan lebih mengarah kepada perilaku yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi dan memotivasi sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
B. MACAM-MACAM KEPEMIMPINAN
Pemimpin dapat bersifat resmi (formal) dan tidak resmi (nonformal), pemimpin
resmi diangkat atas dasar surat keputusan resmi dari orang yang mengangkatnya.
Pemimpin resmi biasanya mendapat gaji. Sebaliknya, pemimpin tidak resmi adalah
pemimpin yang diangkat tanpa adanya surat keputusan dan biasanya tanpa digaji.4
a. Pemimpin Formal5
Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk
sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku
suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan
dengannya, untuk mencapai sasaran organisasi.
1) Berstatus sebagai pemimpin formal selama masa jabatan tertentu, atas dasar legalitas
formal oleh penunjukan pihak yang berwenang (ada legitimitas).
2) Sebelum pengangkatannya, dia harus memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih
dahulu.
3
Ibid.
4
Ibid.
5
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu?, Jakarta : Rajawali
Pers,2011,hlm.9-10.
5
Selama menjabat kepemimpinan, dia diberi kekuasaan dan wewenang, antara lain untuk:
menentukan policy, memberikan motivasi kerja kepada bawahan, menggariskan pedoman
dan petunjuk, mengalokasikan jabatan dan penempatan bawahannya; melakukan komunikasi,
mengadakan supervisi dan control, menetapkan sasaran organisasi, dan mengambil
keputusan-keputusan penting lainnya. Contoh dari pemimpin formal antara lain adalah :
Kepala Dinas Pendidikan, Rektor, dan Kepala Sekolah.
b. Pemimpin Nonformal6
6
Ibid,h.10-12
7
Soekarso, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Jakarta: Iskandar Putong, 2015, hlm.17
6
4) Biasanya tidak mendapatkan imbalan balas jasa, atau imbalan jasa itu diberikan
secara sukarela.
5) Tidak dapat dimutasikan, tidak pernah mencapai promosi, dan tidak memiliki atasan.
Dia tidak perlu memenuhi persyaratan formal tertentu.
6) Apabila dia melakukan kesalahan, dia tidak dapat dihukum; hanya saja respek orang
terhadap dirinya jadi berkurang, pribadinya tidak diakui, atau dia ditinggalkan oleh
massanya.
Contoh dari pemimpin nonfromal adalah tokoh masyarakat, pemuka agama, ketua adat,
LSM, guru, bisnis, dll.
8
Ibid.h.12.
7
Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa baik pemimpin formal maupun yang
nonformal itu dapat menduduki jabatan kepemimpinannya disebabkan oleh faktor-faktor
di bawah ini:
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap
bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Gaya kepemimpinan
otokratis ini dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dilihat dari persepsinya
seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin
yang otoriter akan menunjukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam
bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain
dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan
martabat mereka. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas
tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para
bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam gaya otokratis, pengambilan keputusan adalah hak prerogatif dari pemimpin.
semuanya langsung dilakukan dan ditentukan oleh pemimpin itu sndiri tanpa masukan
9
Soekarso, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Jakarta: Iskandar Putong, 2015, hlm.35
8
dari siapa pun. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down) sehingga
komunikasi pemimpin dengan pengikutnya terbatas dan diadakan sekadar untuk memberi
instruksi pekerjaan. Gaya pemimpin ini memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Memperlakukan para pengikut sama dengan alat – alat lain dalam organisasi, sehingga
kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
Mengutamakan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan
pelaksanaan tugas tersebut dengan kepentingan dan kebutuhan para pengikut.
Mengabaikan peranan para pengikut dalam proses pengambilan keputusan.
Wewenang mutlak berada pada pimpinan maka dari itu keputusan dan kebijaksanaan
selalu dibuat oleh pimpinan
Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara ketat
Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau
pendapat sehingga lebih banyak kritik daripada pujian
Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman serta kasar dalam bersikap
Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
9
Hal itu semua terjadi karena disebabkan Pemimpin ini berpandangan bahwa
umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
Pemahaman akan pentingnya hasil usaha harus diterapkan kepada para pegawai.
Dengan kata lain, orientasi proses mendapat prioritas dibandingkan dengan sekedar hasil.
Kemudian, penekanan untuk mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan pribadi menjadi krusial mengingat hubungan yang baik dan iklim kerja yang
kondsif menjadi perhatian utama dalam penerapan gaya kepemimpinan ini. Selanjutnya,
mengingat kebutuhan bawahan bukan hanya materi, maka seorang pimpinan harus mampu
mendorong pegawai untuk mempunyai kebutuhan yang lebih tinggi sesuai dengan kapasitas
mereka.
ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua
atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau
panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat
mengembangkan sikap kebersamaan. Ini terlihat jelas dari slogannya yaitu seluruh anggota
organisasi merupakan anggota satu keluarga besar. Berdasarkan nilai kebersamaan itu, dalam
organisas iyang dipimpin oleh seorang pemimpin yang paternalistik kepentingan bersama
dan perlakuan yang seragam terlihat menonjol pula.
Selain itu kepemimpinan kharismatik juga didasarkan pada kekuataan luar biasa yang
dimiliki oleh seorang sebagai pribadi. Pengertian sangat teologis, karena untuk
mengidentifikasi daya tarik pribadi yang melekat pada diri seseorang , harus dengan
menggunakan asumsi bahwa kemantapan dan kualitas kepribadian yang dimiliki adalah
merupakan anugerah tuhan. Karena posisinya yang demikian itulah maka ia dapat dibedakan
dari orang kebanyakan, juga karena keunggulan kepribadian itu, ia dianggap (bahkan)
diyakini memiliki kekuasan supra natural, manusia serba istimewa atau sekurang-kurangnya
istimewa dipandang masyarakat.
Mempunyai daya penarik yang sangat besar, karena itu umumnya mempunyai pengikut
yang jumlahnya juga besar.
Pengikutnya tidak dapat menjelaskan, mengapa mereka tertarik mengikuti dan menaati
pemimpin itu.
Seolah-olah mempunyai kekuatan gaib.
Karisma yang dimiliki tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan, ataupun
ketampanan si pemimpin.
Gaya Kepemimpinan Militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: Lebih banyak menggunakan
sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, Sangat menyenangi formalitas, upacara-
upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, Menuntut adanya disiplin yang
keras dan kaku dari bawahannya, Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-
kritikan dari bawahannya, Komunikasi hanya berlangsung searah
16
Sebagai pemimpin, terkadang kita perlu berdiri di depan dan memimpin pasukan. Ini
penting, terutama jika pasukan kita terdiri dari orang-orang yang kurang berpengalaman.
Cara paling mudah memimpin pasukan adalah menjadi teladan dan cara paling mudah
menjadi teladan adalah practice what you preach. Menjalankan yang Anda kotbahkan.
Artinya kemauan, kehendak atau niat. Dalam beberapa artikel, karsa sering di
salah-artikan sebagai prakasa atau ide. Dan, tentu saja, karsa berbeda dengan prakarsa.
Terkadang, sebagai pemimpin, kita perlu ditengah-tengah membangun pasukan dan
berjuang bersama anak buah. Biasanya, kondisi ini terjadi ketika anak buah Anda belum
terlalu mengerti tugas dan kewajibannya dan mereka sedang menghadapi pekerjaan sulit.
Anda pelu membiarkan mereka melakukan sendiri, tetapi dengan membangun jiwa
mereka, agar semangat dan motivasi mereka tetap membara. Di tengah-tengah mereka,
Anda menjadi motivator yang membangun semangat. Presiden Soekarno sangat hebat
dalam hal ini.
Ketiga, pasukan Anda sudah mampu melakukan pekerjaan mereka. Kini tugas
sudah lebih mudah. Anda perlu step back dan berdiri dibelakang memberikan dorongan
dan coaching. Biarkan mereka bertugas dan tugas Anda, mengamati hasil pekerjaan
mereka.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Husani. 2014. Manajemen: Teori,praktik,dan riset pendidikan (edisi keempat). Jakarta :
Bumi Aksara.
Ahmad Rusdiana, Asep Saefuliah. 2016. Manajemen Perubahan. Bandung: CV Pustaka Setia
Soekarso, 2015. Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis, Jakarta: Iskandar Putong
18