Anda di halaman 1dari 248

 Pemimpin dan Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam
 Inovasi dan Kreativitas dalam
Kepemimpinan
Revolusi Mental
 Menciptakan Visi Organisasi yang
Efektif
 Manajemen Perubahan dan
Organisasi Pembelajaran (Learning
Organization) Iswadi, M. Pd
 Komunikasi dalam Pengambilan
Keputusan
 Peranan Pemimpin dalam Revolusi
Mental
 Kepemimpinan Dalam Revolusi
Mental
 Prinsip-Prinsip Pemimpin Unggul
 Leadership dan Pemimpin dalam Era
Perubahan
 Pemberantasan Korupsi
 Tantangan Pemimpin Indonesia 2045
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita persembahkan kepada Allah SWT dengan limpahan Rahmat dan
petunjuk-Nyalah kita masih diberikan sedikit ilmu yang dapat berguna bagi Agama, Bangsa
dan seluruh umat manusia. Tak lupa selawat beriring salam kita haturkan kepada junjungan
kita NABI besar Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam
kebodohon kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
D e n g a n p e n u h S e m a n g a t d a n p e r j u a n ga n a k h i r n ya P e n u l i s bisa
menyelesaikan buku Kepemimpinan dalam Revolusi Mental dengan harapan dapat dijadikan
bekal bagi para mahasiswa manajemen Pendidikan yang dipersiapkan untuk menjadi
Pemimpin yang profesional serta memiliki wawasan yang mendalam tentang Kepemimpinan.
Buku ini disusun berdasarkan pengalaman penulis , yang pernah aktif dalam
Memimpin berbagai macam organisasi ,seperti sudah pernah aktif di organisasi relawan
Jokowi-JK pada saat pilpres tahun 2014 lalu seta sukses bersama tim mewujudkan kemenangan
Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-2019. Di samping itu, Penulis
aktif juga di di berbagai kegiatan organisasi sosial ,Profesi dan politik.
Kehadiran Buku ini Akan menambah dan melengkapi khasanah buku nasional yang
telah ada dengan informasi dan metode penyampaian lebih Muktakir dan terkini , penyebaran
buku Kepemimpinan Telah menyebar keseluruh Perguruan Tinggi di Indonesia sehingga
sangat tepat buku ini dijadikan sebagai panduan dan pegangan bagi mahasiswa manajemen
Pendidikan untuk menyelesaikan studi nya serta bagi Pimpinan organisasi akan membantu
mereka untuk meningkatkan kualitas Kepemimpinan dit institusi masing-masing.
Penulis Berkeinginan mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang
telah mendukung terciptanya Buku Kepemimpinan dalam Revolusi Mental, Semoga buku ini
mampu memberikan manfaat yang berarti bagi mahasiswa manajemen Pendidikan Dalam
rangka mennyelesaikan Studinya masing-masing. Penulis turut berdo’a agar Buku ini dapat
berguna bagi semua Pembaca, Insyaallah Penulis akan mempertahankan ilmu yang berguna
yang telah Penulis dapatkan dan dapat Penulis transfer melalui Buku ini .
Akhirnya dengan segala kerendahan hati Penulis mohon maaf lahir batin jika dalam
Buku Kepemimpinan dalam Revolusi Mental ini terdapat kekurangan serta kekeliruan untuk
perbaikan dikemudian hari, semua saran dan kritik yang membangun semangat, Penulis terima
dengan terbuka.

Jakarta
Penulis,

Iswadi, M. Pd
DAFTAR ISI

 Kata Pengantar ................................................................................................................. i


 Daftar Isi ........................................................................................................................................ ii
 BAB 1 Pemimpin Dan Kepemimpinan ............................................................................ 1
 BAB 2 Inovasi dan kreativitas dalam Kepemimpinan ............................................... 16
 BAB 3 Menciptakan Visi Organisasi yang Efektif ........................................................ 57
 BAB 4 Manajemen Perubahan dan organisasi Pembelajaran
(Learning Organization) ................................................................................................. 66
 BAB 5 Komunikasi dalam Pengambilan Keputusan ..................................................... 92
 BAB 6 Peranan Pemimpin Dalam Revolusi Mental .................................................... 109
 BAB 7 Kepemimpinan Dalam Revolusi Mental .......................................................... 125
 BAB 8 Prinsip-Prinsip Pemimpin Unggul ....................................................................... 142
 BAB 9 Leadership, Pemimpin Dalam Era Perubahan .................................................. 181
 BAB 10 Pemberantasan Korupsi .......................................................................................... 192
 BAB 11 Tantangan Pemimpin Indonesia 2045 ............................................................ 204
 Daftar Pustaka ............................................................................................................................. 240
 Riwayat Penulis ........................................................................................................................... 243

Kepemimpinan dalam Revolusi Mental


BAB I
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti sifat,


kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari
kepemimpinan sendiri sangat luas dan bervariasi. Menurut
Charteris-Black, definisi dari kepemimpinan adalah “leadership is
process whereby an individual influence a group of individuals to
achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat dan nilai yang
dimiliki oleh seorang leader.
Teori kepemimpinan telah berkembang sejak puluhan tahun
yang lalu dan sudah banyak berbagai referensi dalam bentuk
beraneka macam mengenai topik ini yang dihasilkan dari berbagai
penelitian. Fungsi kepemimpinan dalam sebuah organisasi atau
kelompok sangat penting karena fungsi kepemimpinanlah sebuah
organisasi dapat mencapai tujuannya melalui jalan dan cara yang
benar. Memahami dengan baik mengenai konsep kepemimpinan
sangat membantu seseorang dan organisasi bekerja lebih efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan.
Pembagian konsep kepemimpinan dalam berbagai aspek
telah banyak dilakukan oleh para peneliti dan ahli. Pembagian gaya
kepemimpinan yang paling dasar dan sekaligus mendasari
perkembangan klasifikasi kepemimpinan sampai saat ini adalah
berdasarkan hasil penelitian Lewin (1939). Lewin membagi gaya
kepemimpinan menjadi 3 kategori utama yaitu autocratic
leadership, democratic leadership, dan delegative leadership. Masing-
masing kategori ini mempunyai karakteristik dan ciri khas yang
membedakan antara satu dengan yang lainnya.

1
Pemimpin dan kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata
uang logam yang tidak bisa di pisahkan, dalam artian bisa di kaji
secara terpisah yanng tidak bisa di pisahkan, dalam artian bisa dikaji
secara terpisah namun harus di lihat sebagai satu kesatuan. Seorang
pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, dan jiwa
kepemimpinan yang dimiliki dari seseorang pemimpin tidak bisa di
peroleh dengan cepat dan segera namun sebuah proses yang
terbentuk dari waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal dalam
sebuah karaktreristik. Dalam artian ada sebagian orang yang
memiliki sifat kepemimpinan namun dengan usahanya yang gigih
mampu membantu lahirnya penegasan sikap kepemimpinan pada
dirinya tersebut.
Beberapa pendapat ahli tentang kepemimpinan mengandung
pengertian dan makna yang sama. Antara lain dikemukakan oleh:
1. Sutarto, Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan
berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam
situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sondang P. Siagian, Kepemimpinan adalah suatu kegiatan
mempengaruhi orang lain agar melaksanakan pekerjaan
bersama menuju suatu tujuan tertentu. Menurut Sondang P.
Siagian Kepemimpinan ini merupakan suatu kegiatan
mempengaruhi orang lain agar melaksanakan pekerjaan
bersama menuju suatu tujuan tertentu.
3. Ordway Tead, Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi
orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.

2
4. George Terry, Kepemimpinan adalah hubungan yang erat ada
dalam diri orang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang
lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas
untuk mencapai keinginan pemimpin.
5. Franklin G. Mooore, Kepemimpinan adalah kemampuan
membuat orang-orang bertindak sesuai dengan keinginan
pemimpin.

Cara Pemimpin Melakukan Kepemimpinannya


Cara seorang pemimpin melakukan kepemimpinannya itu
dapat di golongkan atas beberapa golongan antara lain :
1. Secara Otokratis
Kepemimpinan secara otokratis artinya pemimpin
menganggap organisasi sebagai milik sendiri, ia bertindak diktator
terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu
sebagai bawahan dan merupakan sebagai alat, bukan manusia. Cara
menggerakan para anggota organisasi dengan unsur-unsur paksaan
dan ancaman-ancaman pidana.
Bawahan adanya hanya menurut dan menjalankan perintah-
perintah atasan serta tidak boleh membantah, karena pimpinan
secara ini tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.
Rapat-rapat atau musyawarah tidak dikehendaki. Berkumpul
atau rapat hanya untuk menyampaikan intruksi-intruksi atau
perintah-perintah.
Pemimpin semacam ini hanya menggantungkan kekuasaannya
atas pengangkatan formilnya dan semua tindakannya tidak boleh di
ganggu gugat dan kekuasaan yang kuat ini mudah menimbulkan

3
sikap menyerah tanpa syarat, sikap “sumuhun dawuh”, “a.b.s. – asal
bapak senang”, dan melahirkan para “yes men” terhadap pemimpin.
Dalam hal ini anggota kelompok cenderung untuk
mengabaikan perintah atau tugas, apabila tidak ada pengawasan
langsung.
Dalam hal ini para anggota kelompok cenderung untuk
mengabaikan perintah atau tugas, apabila tidak ada pengawasan
langsung.
Cara menjalankan kepemimpinan secara otokratis ini dapat
kita jumpai dalam pemerintah feudal oleh kerajaan-kerajaan pada
zaman abad pertengahan.
Dari apa yang telah di uraikan diatas jelas terlihat bahwa cara
kepemimpinan yang demikian itu tidak tepat untuk suatu organisasi
modern, dimana hak-hak asasi manusia yang di pimpin harus di
hormati.

2. Secara Militeristis
Cara yang dimaksud disini bukanlah cara yang memang lazim
dan harus dilaksanakan oleh pemimpin militer dalam ketentaraan
yang sudah sewajarnya, akan tetapi melaksanakan kepemimpinan
biasa memakan cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran itu.
Seorang pemimpin yang bersifat “militeris” yaitu pemimpin
yang memiliki sifat-sifat antara lain seperti di bawah ini :
a. Untuk menggerakan bawahannya ia menggunakan sistem
perintah yang biasa digunakan dalam ketentaraan.
b. Gerak-geriknya senantiasa tergantung kepada pangkat
dan jabatannya.
c. Senang akan formalitas yang berlebih-lebihan.

4
d. Menurut disiplin keras dan kaku dari bawahannya,
e. Senang akan upacara-upacara untuk berbagai keadaan,
f. Tidak menerima kritik dari bawahannya,
g. Dan lain sebagainya.

3. Secara Paternalistis
Cara ini boleh dikatakan untuk seorang pemimpin yang
bersifat “kebapakan”, ia menganggap anak buahnya sebagai “anak”
atau manusia yang belum dewasa yang dalam segala hal masih
membutuhkan bantuan dan perlindungan yang kadang-kadang
perlindungan yang berlebih-lebihan.
Dengan demikian maka pemimpin semacam ini jarang atau
tidak memberikan sama sekali kepada anak buahnya untuk
bertindak sendiri, untuk mengambil inisiatif atau mengambil
keputusan. Anak buahnya jarang sekali diberi kesempatan untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya.
Pemimpin semacam ini tidak ada sifat keras atau kejam
terhadap mereka yang dipimpin, bahkan hampir dalam segala hal
sikap baik dan ramah, walaupun ada sifat yang negatif padanya
yaitu bersifat sok maha tahu.
Seorang pemimpin seperti ini dalam hal-hal yang tertentu
amat diperlukan, akan tetapi sebagai pemimpin pada umumnya
yang kurang baik.

4. Secara Kharismatis
Sebenarnya kurang tepat kalau dikatakan “ menjalankan
kepemimpinan secara kharismatis”, lebih tepat kalau dikatakan
“pemimpin yang mempunyai charisma” atau “pemimpin yang

5
berkharismatis”, rupa-rupanya sulit untuk menemukan sebab-sebab
mengapa seorang pemimpin memiliki kharismatik. Yang terang
adalah bahwa pemimpin itu mempunyai “daya tarik” yang amat
besar, sehingga pengikutnya amat besar pula jumlahnya, akan tetapi
susah dijelaskan mengapa mereka itu menjadi pengikut pemimpin
tersebut. Kepatuhan dan kesetiaan para pengikut rupa-rupanya
timbul dari kepercayaan yang penuh kepada pemimpin yang di
cintai, di hormati, di segani, dan di kagumi, bukan semata-mata
benar tidaknya tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin.
Pemimpin kharismatis mampu menguasai pengikutnya
karena mereka ini diliputi oleh kepercayaan yang luar biasa besar
terhadapnya. Pemimpin ini rupanya mempunyai semacam
kesaktian, mempunyai kemampuan yang luar biasa diluar
kemampuan orang-orang biasa. Adapula yang mengatakan ia
menguasai pengikutnya dengan daya hipnotis, sehingga mereka
ini ikut dengan membabi buta. Untuk mudahnya dikatakan, bahwa
pemimpin yang demikian itu di berkahi dengan kekuatan ghaib.
Jendral Soedirman adalah pemimpin yang kharismatis. Tampang
Jendral tidak di miliki, apalagi kekuatan jasmaniah, waktu berjuang,
kesehatannya buruk. Pendidikan umun dan pendidikan
kemiliterannyapun tidak dapat dikatakan tinggi, akan tetapi apa
sebabnya para anak buahnya amat patuh dan setia? Tidak lain
karena beliau memiliki charisma (kekuatan ghaib). Mahatma Gnadhi
adalah pemimpin dari India yang walaupun tidak memiliki tampang
dan gaya memimpin, akan tetapi orang banyak orang yang
mengikutinya, sedangkan kepemimpinannya diakui oleh bangsa-
bangsa lain di dunia. Apa sebabnya? Ia adalah pemimpin yang
kharismatis, pemimpin yang memiliki semacam kekuatan ghaib.

6
Tipe kepemimpinan kharismatik memiliki energi dan daya
tarik yang luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka
tidaklah heran apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya
besar. Sifat kharismatik yang dimiliki adalah karunia dari tuhan.
Pemimpin kharismatik bisa dilihat dari cara mereka berbicara,
berjalan maupun bertindak.
Contoh pemimpin kharismatik adalah Nelson Mandela, John
F Kennedy, Martin Luther King, Soekarno dan lain-lain
Kelebihan:
1. Dapat mengkomunikasikan visi dan misi secara jelas
2. Dapat membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja
lebih giat
3. Bisa mendapatkan pengikut dengan masa yang besar
karena sifatnya yang berkharisma sehingga bisa dipercaya
4. Menyadari kelebihannya dengan baik sehingga bisa
memanfaatkannya semaksimal mungkin
Kelemahan:
1. Para pemimpin kharismatik mudah mengambil keputusan
yang beresiko
2. Pemimpin kharismatik cenderung memiliki khayalan
bahwa apa yang dilakukan pasti benar karena pengikutnya
sudah terlanjur percaya
3. Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk
pemimpin yang berkompeten sulit

5. Secara “Laisses Faire” tau secara bebas


Sebenarnya dalam hal ini pemimpin tidak memberikan
pimpinan. Melaksanakan pimpinan secara ini dapat diartikan:

7
“membiarkan anak buahnya untuk berbuat sekehendaknya sendiri”.
Petunjuk dan pengawasan, dan kontrol terhadap kegiatan dan
pekerjaan anak buahnya tidak di adakan.
Pembagian tugas, cara bekerja sama semuanya diserahkan
kepada para anak buahnya kekuasaan dan tanggung jawab jalannya
simpang siur, sehingga keadaannya tidak mudah dikendalikan dan
akibatnya terjadi kekacauan.
Melakukan kepemimpinan secara ini biasanya tidak kelihatan
ada organisasi dan segala sesuatu dilakukan tanpa rencana dari
pimpinan.

6. Secara Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari
pemimpin otoriter. Disini pemimpin ikut berbaur dan berada
ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang tercipta juga tidaklah
kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti saudara
sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya
dan mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam
mengerjakan tugas. Pemimpin juga mau menerima masukan dan
saran dari bawahannya.
Cara ini lazimnya di pandang sebagai kebalikan dari pada cara
kepemimpinan yang otokratis. Kalau cara otokratis perlakuanya
bersifat diktotaris, memerintah anak buah dengan keras dan
menganggap mereka sebagai alat belaka, sedangkan kalau cara
demokratis perlakuannya bersifat kerakyatan atau persaudaraan,
mengaharap kerja sama dengan anak buahnya yang tidak di
pandang sebagai alat, tetapi di anggap sebagai manusia. Artinya
hubungan antara pemimpin dan anak buah bukan sebagai atasan

8
dan bawahan atau sebagai majikan dan pekerjaannya, akan tetapi
sebagai saudara tua terhadap teman sekerjanya.
Dalam pelaksanaan tugas pemimpin semacam ini mau
menerima saran-saran dari anak buah dan bahan kritik-kritik
dimintanya dari mereka demi suksesnya pekerjaan bersama.
Ia memberi kebebasan yang cukup kepada anak buahnya,
karena menaruh kepercayaan yang cukup bahwa mereka itu akan
berusaha sendiri menyelesaikan pekerjaanya dengan sebaik-
baiknya segala usaha ditujukan untuk membuat bawahannya
senantiasa mencapai hasil yang lebih baik dari ia sendiri.
Untuk dapat mencapai hasil baik ini seorang pemimpin
demokratis senantiasa berusaha memupuk kekeluargaan dan
persatuan, membangunkan semangat dan kegairahan bekerja pada
anak buahnya.
Pada zaman sekarang pemimpin semacam inilah yang
diharapkan dan dituntut orang banyak, oleh karena dengan
kepemimpinan yang demokratis segala usaha dapat dikerjakan
dengan lebih bergairah dan mantap.
Perlu di catat, bahwa bebarapa ahli psikologi pernah
melakukan percobaan-percobaan dengan cara tertentu
memperbandingkan cara-cara kepemimpinan yang demokratis,
Laisses Faire dan oktokratis adalah bahwa pada car kepemimpinan
otoriter terdapat agresivitas, pertentangan, usaha mencari kambing
hitam diantara anggota kelompok dan sikap apatis atau masa bodoh,
sedangkan dalam cara kepemimpinan yang demokratis kelihatan
adanya kerja sama timbal balik diantara para anggota kelompok.

9
Pernah pula diadakan angket pada anggota-anggota
masyarakat tertentu dan hasilnya menyatakan bahwa dari seluruh
anggota tadi ada 95% yang memilih cara kepemimpinan demokratis.
Kepemimpinan inilah yang dianggap paling baik, oleh karena dapat
menimbulkan suatu kerja dan produktivitas yang paling tinggi
derajatnya.
Ada seorang ahli lainnya yang juga pernah mengadakan
percobaan penelitian terhadap ketiga cara kepemimpinan yang
sama itu dan hasilnya menyatakan bahwa kelompok dalam
kepemimpinan otoriter dapat melakukan paling banyak pekerjaan,
akan tetapi mereka itu berhenti bekerja apabila pemimpinnya pergi.
Juga ternyata bahwa mereka mempunyai perasaan kurang senang
terhadap pemimpinnya dan beberapa orang dari mereka menjadi
agresif apabila terdapat suatu kesalahan mereka itu mencari
kambing hitam. Sebaliknya dalam kepemimpinan yang demokratis
prestasi pekerjaannya tidak begitu banyak seperti pekerjaan dalam
kepemimpinan otoriter, akan tetapi dalam kelompok demokratis
ada kegairahan bekerja dan para anggotanya tetap terus bekerja
dengan gembira, ada atau tidak ada pemimpin disampingnya.
Adapun kelompok dengan kepemimpinan secara Laisses Faire
ternyata melakukan pekerjaan yang paling minimal dan bekerjanya
semraut tidak karuan. Para anggotannya tidak menyukai
pemimpinnya dan tanpak merasa tidak puas. Ahli tersebut
memberikan kesimpulan pula, bahwa kepemimpinan otoriter
mungkin paling baik bagi suatu usaha yang perlu dilaksanakan
dengan cepat, karena disini di perlukan seorang pemimpin yang
kuat. Kehendaknya cara kepemimpinan ini hanya dipakai dalam

10
keadaan darurat saja, manakala keadaan sudah biasa lagi, cara
kepemimpinan ini harus segera dihentikan.
Dalam percobaan itupun ternyata bahwa pimpinan yang tidak
memberikan bimbingan sama sekali akan mengakibatkan rasa
permusuhan dan ketidakpuasan pada kelompok. Yang paling baik
tenyata pemimpin ikut berpartisipasi, giat memberi bimbingan,
bukan suka mengejar-ngejar. Kesemuanya ini bisa didapati dalam
kepemimpinan secara demokratis.

Contoh pemimpin demokratis adalah John F Kennedy, Mahatma


Gandhi dan lain-lain
Kelebihan:
1. Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan
tidak kaku
2. Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi
sehingga bawahan akan merasa dihargai dan dibutuhkan
peranannya
3. Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat
mengajukan pendapat dan saran
4. Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga
bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk
menyelesaikan tugasnya
5. Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa
diperhatikan
6. Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan
bawahan sejalan
Kelemahan:

11
1. Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama
karena diambil secara musyawarah
2. Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat
setiap orang jelas berbeda
3. Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak
sesuai dan apabila ego masing-masing anggota tinggi

A. Ciri-ciri kepemimpinan
Memang tidak mudah untuk menentukan ciri-ciri yang harus
dimiliki oleh pribadi seorang pemimpin, dan tiap-tiap cendikiawan
yang mempelajarinya memperoleh hasil pengamatan dan
mempunyai pendapat yang tidak sama, misalnya W.A Gerungan
dalam bukunya yang berjudul “Psychology Sosial” telah menyebut
beberapa ciri-ciri yang dimiliki kebanyakan pemimpin. Diutarakan,
bahwa tiap-tiap pemimpin paling sedikit mempunyai tiga macam
ciri, yaitu seperti yang tersebut di bawah ini:

1. Penglihatan Sosial
Yang diartikan dnegan penglihatan sosial disini adalah suatu
kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang timbul
dalam masyarakat atau penghidupan sehari-hari, khususnya
mengenai perasaan-perasaan, tingkah laku, keinginan-keinginan
dan kebutuhan-kebutuhan para anggota sesama kelompok.
Almarhum Bung Karno (Presiden pertama RI an Co-Proklamator
Kemerdekaan), sebagai pemimpin Bangsa Indonesia memiliki
kecakapan sosial yang tinggi terhadap perasaan sikap dan spirasi
bangsa Indonesia, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai

12
penyambung lidah dari anggota-anggota kelompoknya. Yaitu bangsa
Indonesia.

2. Kecakapan Berfikir Abstrak


Yang dimaksud disini ialah mempunyai otak yang amat
cerdas, artinya memiliki inteligensi yang tinggi, oleh karena berpikir
secara abstrak itu sebenarnya merupakan salah satu segi dari
inteligensi. Kecakapan berpikir secara abstrak itu di butuhkan oleh
seorang pemimpin untuk melihat, menafsirkan dan menilai
kegiatan-kegiatan yang dilakukan didalam kelompok dan keadaan
umum diluar kelompok dalam hubungannya dengan apa yang
menjadi tujuan kelompok, dengan lain perkataan seorang pemimpin
harus dapat melihat dan menganalisa gejala-gejala yang timbul
dalam masyarakat, serta dapat memanfaatkan untuk mencapai apa
yang dituju oleh kelompok.

3. Keseimbangan Emosi
Orang mudah naik darah dan suka sekali marah-marah,
membuat ribut kiri-kanan menandakan emosinya tidak mantap,
tidak memiliki keseimbangan emosional.
Jangankan menjadi pemimpin terhadap orang lain,
menenangka diri sendiri saja tak mampu. Terang bahwa seorang
pemimpin harus dapat menciptakan rasa tenang dan aman kepada
anak mereka yang dipimpin. Hal ini hanya mungkin dilakukan,
apabila ia sendiri bersikap tenang dan aman, karena memiliki
keseimbangan emosional.
Menurut penelitian yang pernah dilakukan dalam ilmu jiwa
memang nyata, bahwa seorang pemimpin itu mempunyai perasaan

13
yang positif terhadap lingkungannya. Tak pernah ada seorang
pemimpin yang menunjukan sikap negatif, lebih-lebih tidak percaya
pada diri sendiri.
Terangnya pada diri pemimpin harus ada kepribadian yang
harmonis, jiwa yang mantap, emosi yang stabil dan keinsyafan yang
mendalam akan aspirasi, perasaan, kebutuhan dan cita-cita para
anggota kelompoknnya. Kemantapan jiwa bukan berarti jiwa yang
statis dan beku, akan tetapi suatu keseimbangan jiwa yang dapat
bergerak ke mana-mana dinamis, tetapi dinamika stabil.
Slamet Iman Santosa (Psikolog kenamaan serta Direktur
Studium Generale Universitas Indonesia) dalam ceramahnya yang
terbuka bagi umum di Aula Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta
pada tanggal 25 juni 1977 berpendapat: bahwa psikologi seorang
pemimpin itu bukan dari teori kepemimpinan, tetapi dari
pengalaman dan perkembangannya manusia itu sendiri.
Seorang hanya akan menjadi pemimpin sepanjang masa
karena pengalamannya. Seorang pemimpin yang baik dan berhasil
haruslah memiliki kemampuan tersebut, seorang pemimpin harus
memiliki syarat-syarat: sifat yang melekat pada seorang pemimpin
adalah kepandaian, perasaan, dan ilham.
Tiga sifat ini merupakan sifat alamiah dasar yang
berkembang sepanjang pengalaman. Sedangkan segi lainnya lagi
adalah watak.
Untuk dapat memimpin, manusia yang “berwibawa” dalam
arti murni. Wibawa yang langsung melekat pada kepribadiannya,
bukan karena kekuasaan dan ditakuti.
Sebagai contoh dikemukakan Ki Hajar Dewantara dan
Mahatma Gandhi. Pemimpin yang ideal adalah orang yang bekuasa

14
dan memiliki wibawa seta punya kemampuan yang baik terhadap
semua lapisan dari lapangan dimana nanti dia akan begerak.

15
BAB 2
Inovasi dan kreativitas dalam Kepemimpinan

Pengambilan keputusan dalam manajemen memegang


peranan yang sangat penting, karena keputusan yang diambil
oleh seorang pimpinan atau manajer adalah hasil akhir yang
harus dilaksanakan oleh pimpinan dalam organisasi.
Pengambilan keputusan diperlukan disemua tingkat
administrastor dalam organisasi. Pengambilan keputusan pada
hakikatnya adalah pemilihan alternatif yang paling kecil
resikonya, untuk dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi, sehingga dalam prosesnya terdapat tiga kekuatan
yang selalu mempengaruhinya yaitu dinamika individu,
dinamika kelompok dan dinamika lingkungan.
Bagi seorang manajer yang ingin meningkatkan
efektivitasnya dalam mengambil keputusan perlu
meningkatkan kemampuannya untuk berpikir secara kreatif.
Makin tinggi kemampuan seseorang untuk menggali bakat yang
terpendam dalam diri sendiri untuk dimanfaatkan dalam
proses pengambilan keputusan makin tinggi pula kreativitas
orang yang bersangkutan. Berpikir kreatif menyangkut
kemauan mencari, menemukan ide baru, teknik baru dan
metode baru dengan mendorong timbulnya berbagai masalah.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah
kemampuan organisasi dan faktor lingkungan proses
pengambilan keputusan yang selalu bersifat situasional,
kondisional, temporal dan spasial. Seorang manajer yang ingin
meningkatkan efektivitasnya selaku pejabat pimpinan harus

16
rnampu menggabungkan pendekatan ilmiah dan pemikiran
yang kreatif, inovatif serta daya intuitif dalam mengambil
seluruh langkah proses pengambilan keputusan. Salah satu
tolok ukur utama yang biasa digunakan untuk mengukur
efektivitas kepemimpinan seseorang yang menduduki jabatan
pimpinan dalam suatu organisasi ialah kemampuan dan
kemahirannya mengambil keputusan yang baik bila memenuhi
4 persyaratan, yaitu : rasional, logis, realistis dan pragmatis.
(John F. Harlff, 2004).
Oleh karena itu untuk mempermudah dalam
pengambilan keputusan alangkah baiknya perlu mengetahui
terlebih dahulu jenis-jenis keputusan tersebut. Hal ini akan
mempermudah seorang manajer dalam memperkirakan
informasi yang bagaimana yang diperlukan, dari mana
sumbernya, bagaimana memperolehnya, sehingga keputusan
yang diambil benar-benar merupakan yang terbaik demi
lancarnya kegiatan organisasi.
Efektif tidaknya seorang pimpinan dalam menjabat
sebagai pimpinan adalah kemahirannya dalam mengambil
keputusan yang rasionil. Agar dapat diterima oleh akal maka
pemimpin harus memperhatikan beberapa unsur dalam proses
pengambilan keputusannya, yaitu : (Abdul Wahab, Solichin,
2006).
1) Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah
tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain
atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang
dapat diperbandingkan satu sama lain.

17
2) Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang
mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat
ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan
kepentingannya.
3) Pelbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut
diteliti secara saksama.
4) Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditimbulkan oleh
setiap alternatif yang dipilih diteliti.
5) Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang
menyertainya, dapat diperbandingkan dengan alternatif-
altenatif lainnya.
Pengambilan keputusan adalah atribut yang dikuasai
oleh semua pemikir kreatif yang sukses. Banyak keputusan
yang efektif harus dibuat selama proses kreatif. Pemikir kreatif
dan pengambil keputusan terampil dalam menganalisis,
mensintesis dan menilai. Dia tahu kapan dan bagaimana
menggunakan pikiran mendalam dan dia peka pada pikiran
intuitifnya.
Imajinasinya dapat membantu untuk menemukan
cara-cara baru untuk mendekati situasi dan masalah. Dia selalu
terbuka untuk ide-ide baru, bahkan jika mereka datang melalui
analoginya yang rentang waktu relevansi cukup luas. Dia
memiliki cukup kesadaran diri untuk mengetahui bahwa orang
lain mungkin memiliki pengetahuan khusus yang lebih besar
daripada dia, dan dia dapat berkonsultasi dengan itu dalam
mencari solusi serta fakta.
Studi tentang teori pengambil keputusan akan banyak
menolong dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

18
dan inovatif dalam mengambil keputusan. Rasionalitas murni
dalam pengambilan keputusan secara teoritis memang
mungkin terjadi, yaitu apabila keputusan mendasarkan
tindakannya semata-mata pada pendekatan ilmiah. Keputusan
hanya akan mempunyai makna apabila ia dapat
dioperasionalkan dalam rangka pencapaian tujuan dan
berbagai sasaran organisasi.
Agar suatu keputusan bermakna seperti tersebut di
atas, maka daya pikir yang kreatif dan inovatif dari pada
pengambilan keputusan sangat diperlukan.Teknik-teknik
berpikir kreatif menurut Prof. Dr. S. P. Siagian (2003) adalah
sebagai berikut :
1) Brain Storming
Teknik ini digunakan untuk membantu para manajer
dalam mencari dan menemukan scbanyak mungkin
pendapat dan gagasan dari sebanyak mungkin orang.
Gagasan tersebut kemudian disaring untuk kemudian
diterapkan dan gagasan yang tidak relevan, tidak masuk
akal akan disisihkan.
2) Synetics
Sasaran teknik ini adalah untuk memperbaiki perilaku
antar individu dalam kehidupan kelompok. Dalam teknik
ini para peserta diskusi diajak memahami suatu problem
dan kemudian mencoba menterjemahkan segi-segi asing
dari situasi problematik itu.
3) Asosiasi Bebas
Teknik ini merupakan pemanfaatan kekuatan berpikir
untuk membuat hubungan yang lateral dan tidak segera

19
terlibat sebelumnya. Teknik ini bermanfaat dalam
mengkombinasikan produk-produk baru dan
menggabungkan berbagai gagasan yang tidak kongkrit.
4) Buku Catatan Kolektif
Teknik berkisar pada penggunaan buku catatan dari
sekelompok orang yang diajukan dalam memecahkan
masalah
5) Checklist
Cara ini menantang seseorang untuk berfikir kreatif dalam
menjawab serangkaian pertanyaan. Pertanyaan disusun
sedemikian rupa sehingga orang-orang diharapkan dapat
menjawab secara kritis dan sistematis, sehingga
ditemukan usaha-usaha cara penanggulangannya.
Inisiatif individual adalah seberapa jauh inisiatif
seseorang dikehendaki dalam perusahaan. Hal ini meliputi
tanggung jawab, kebebasan dan independensi dari masing-
masing anggota organisasi, dalam artian seberapa besar
seseorang diberi wewenang dalam melaksanakan tugasnya,
seberapa berat tanggung jawab yang harus dipikul sesuai
dengan kewenangannya dan seberapa luas kebebasan
mengambil keputusan.
Toleransi terhadap risiko, menggambarkan seberapa
jauh sumber daya manusia didorong untuk lebih agresif,
inovatif dan mau menghadapi risiko dalam pekerjaannya.
Pengarahan, hal ini berkenaan dengan kejelasan sebuah
organisasi dalam menentukan objek dan harapan terhadap
sumber daya manusia terhadap hasil kerjanya. Harapan

20
tersebut dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan
waktu.
Integrasi adalah seberapa jauh keterkaitan dan kerja
sama yang ditekankan dalam melaksanakan tugas dari masing-
masing unit di dalam suatu organisasi dengan koordinasi yang
baik. Dukungan manajemen, dalam hal ini seberapa jauh para
manajer memberikan komunikasi yang jelas, bantuan, dan
dukungan terhadap bawahannya dalam melaksanakan
tugasnya. Pengawasan, meliputi peraturan-peraturan dan
supervisi langsung yang digunakan untuk melihat secara
keseluruhan dari perilaku karyawan. Identitas,
menggambarkan pemahaman anggota organisasi yang loyal
kepada organisasi secara penuh dan seberapa jauh loyalitas
karyawan tersebut terhadap organisasi.
Sistem penghargaan pun akan dilihat dalam budaya
organisasi, dalam arti pengalokasian “reward” (kenaikan gaji,
promosi) berdasarkan kriteria hasil kerja karyawan yang telah
ditentukan. Toleransi terhadap konflik, menggambarkan
sejauhmana usaha untuk mendorong karyawan agar bersikap
kritis terhadap konflik yang terjadi. Karakteristik yang terakhir
adalah pola komunikasi, yang terbatas pada hierarki formal
dari setiap perusahaan.
Proses Inovasi dalam Pengambilan Keputusan
Seorang manajer adalah seorang yang memiliki jiwa
dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create
the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif.

21
Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin
dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start
up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), kemampuan untuk mencari peluang (opportunity),
keberanian untuk menanggung risiko(risk bearing) dan
kemampuan untuk mengembangkan ide. Disinilah suatu
kreatifitas sangat diperlukan untuk mengembangkan ide dan
bahkan untuk mempertahankan suatu ide yang telah ada.
Dalam suatu perusahaan terdapat persaingan yang
ketat. Untuk memenangkan persaingan, maka seorang manajer
harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas
tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju,
penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan
yang lainnya. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak
dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru
seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-
terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi
oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Disinilah diperlukannya suatu proses keputusan
inovasi, yaitu proses yang dilalui individu mulai dari pertama
tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan
setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau
menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi
terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya.
Inovasi membutuhkan kompetensi dan budaya kreatif,
tidak ada inovasi tanpa budaya kreatif dan tidak ada kreativitas
tanpa kompetensi. Inovasi dalam pengambilan keputusan
hanya dapat dikembangkan kalau kita mampu membangun

22
kompetensi dan mengembangkan budaya kreatif. Semua
kendala untuk pengembangan kompetensi dan kreativitas
harus dihilangkan dan insentif untuk
pengembangannkompetensi harus diberikan.
Proses keputusan inovasi bukan kegiatan yang dapat
berlangsung seketika, tetapi merupakan serangkaian kegiatan
yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, sehingga
individu atau organisasi dapat menilai gagasan yang baru itu
sebagai bahan pertimbangan untuk selanjutnya akan menolak
atau menerima inovasi dan menerapkannya. Ciri pokok
keputusan inovasi dan merupakan perbedaannya dengan tipe
keputusan yang lain adalah dimulai denga adannya
ketidaktentuan tentang sesuatu.

Model Proses Keputusan Inovasi


Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari
5 tahap, yaitu tahap pengetahuan, tahap bujukan, tahap
keputusan, tahap implementasi dan tahap konfirmasi.

1. Tahap Pengetahuan (Knowledge)


Tahap ini merupakan tahap munculnya
pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau
unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk
memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat serta
bagaimana suatu inovasi berfungsi. Proses keputusan
inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap
pada saat seorang menyadari adanya suatu inovasi dan
ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pengertian

23
menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi
membuka diri untuk mengetahui inovasi. Seseorang
menjadi atau membuka suat inovasi tentu dilakukan
secara aktif bukan secara pasif.
Seseorang menyadari perlunya mengetahui
inovasi biasanya tentu berdasarkan pengamatan tentang
inovasi itu sesuai dengan kebutuhannya, minat atau
mungkin juga kepercayaannya. Adanya inovasi
menumbuhkan kebutuhan karena kebetulan ia merasa
butuh. Tetapi mungkin juga terjadi bahkan karena
seseorang butuh sesuatu maka untuk memenuhinya
diadakan inovasi. Dalam kenyataannya di masyarakat hal
yang kedua ini jarang terjadi, karena banyak orang tidak
tahu apa yang diperlukan. Apalagi dalam bidang
pendidikan, yang dapat merasakan perlunya ada
perubahan biasanya orang yang ahli. Sedang guru sendiri
belum tentu mau menerima perubahan atau inovasi yang
sebenarnya diperlukan untuk mengefektifkan pelaksanaan
tugasnya.
Sebagaimana halnya untuk seorang dokter,
manusia memerlukan makan vitamin, tetapi juga tidak
menginginkan nya, dan sebaliknya sebenarnya ingin sate
tetapi menurut dokter justru sate membahayakan kita.
Setelah seseorang menyadari adanya inovasi dan
membuka dirinya untuk mengetahui inovasi, maka
keaktifan untuk memenuhi kebutuhan ingin tahu tentang
inovasi itu bukan hanya berlangsng pada tahap
pengetahuan saja tetapi juga pada tahap yang lain bahkan

24
sampai tahap konfirmasi. Artinya masih ada keinginan
untuk mengetahui aspek-aspek tertentu dari inovasi.

2. Tahap Bujukan (Persuation)


Tahap Persuasi (Persuasion), adalah suatu tahap
ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan
lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik. Pada
tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, sesorang
membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi
terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses
kegiatan mental yang utama bidang kognitif, maka pada
tahap persuasi yang berperan utama bidang afeksi atau
perasaan, seseorang tidak dapat menyenangi inovasi
sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.
Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan
mental yang memegang peran. Seseorang akan berusaha
mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan menafsirkan
informasi yang diterimanya. Pada tahap ini berlangsung
seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat
pribadinya. Di sinilah peranan karakteristik inovasi dalam
mempengaruhi proses keputusan inovasi.
Dalam tahap persuasi ini juga sangat penting
peran kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan
penerapan inovasi di masa datang. Perlu ada kemampuan
untuk untuk memproyeksikan penerapan inovasi dalam
pemikiran berdasarkan kondisi dan situasi yang ada.
Untuk mempermudah proses mental itu, perlu adanya

25
gambaran yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan
inovasi, jika mungkin sampai pada konsekuensi inovasi.
Hasil dari tahap persuasi yang utama ialah
adanya penentuan menyenangi atau tidak menyenangi
inovasi. Diharapkan hasil tahap persuasi akan
mengarahkan proses keputusan inovasi atau dengan kata
lain ada kecenderungan kesesuaian antara menyenangi
inovasi dan menerapkan inovasi. Namun perlu diketahui
bahwa sebenarnya antara sikap dan aktifitas masih ada
jarak. Orang menyenangi inovasi belum tentu ia
menerapkan inovasi. Ada jarak atau kesenjangan antara
pengetahuan,sikap, dan penerapan (praktik). Misalnya
seorang guru tahu tentang metode diskusi, tahu cara
menggunakannya, dan senang menggunakan, tetapi ia
tidak pernah menggunakan, karena beberapa faktor :
tempat duduknya tidak memungkinkan, jumlah siswanya
terlalu besar, dan takut bahan pelajarannya tidak akan
dapat disajikan sesuai batas waktu yang ditentukan. Perlu
adanya bantuan pemecahan masalah.

3. Tahap Keputusan ( Decision )


Tahap keputusan dari proses inovasi,
berlangsung jika seseorang melakukan kegiatan yang
mengarah untuk menetapkan menerima atau menolak
inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan
menerapkan inovasi. Menolak inovasi berarti tidak akan
menerapkan inovasi. Sering terjadi seseorang akan
menerima inovasi setelah ia mencoba lebih dahulu. Bahkan

26
jika mungkin mencoba sebagian kecil lebih dahulu, baru
kemudian dilanjutkan secara keseluruhan jika sudah
terbukti berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Tetapi
tidak semua inovasi dapat dicoba dengan dipecahkan
menjadi beberapa bagian. Inovasi yang dapat dicoba
bagian demi bagian akan lebih cepat diterima. Dapat juga
terjadi percobaan cukup dilakukan sekelompok orang dan
yang lain cukup mempercayai dengan hasil percobaan
temannya.
Perlu diperhatikan bahwa dalam kenyataan
pada setiap tahap dalam proses keputusan inovasi dapat
terjadi penolakan inovasi. Misalnya penolakan dapat
terjadi pada awal tahap pengetahuan, dapat juga terjadi
pada tahap persuasi, mungkin juga terjadi setelah
konfirmasi, dan sebagainya. Ada dua macam penolakan
inovasi yaitu : ( a) penolakan aktif artinya penolakan
inovasi setelah inovasi setelah melalui
mempertimbangkan untuk menerima inovasi atau
mungkin sudah mencoba lebih dahulu, tetapi keputusan
terakhir menolak inovasi, dan ( b ) penolakan
pasif artinya penolakan inovasi dengan tanpa
pertimbangan sama sekali.
Dalam pelaksanaan difusi inovasi antara :
pengetahuan, persuasi, dan keputusan inovasi sering
berjalan bersamaan, satu dengan yang lainnya saling
berkaitan. Bahkan untuk jenis inovasi tertentu dapat
terjadi urutan : pengetahuan-keputusan inovasi baru
persuasi.

27
4. Tahapan Implementasi (Implementation), ketika
sorang individu atau unit pengambil keputusan
lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

Tahap implementasi dari proses keputusan


inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi.
Dalam tahap implementasi ini berlangsung keaktifan baik
mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan
atau ide baru dibuktikan dalam praktik. Pada umumnya
implementasi tentu mengikuti hasil keputusan inovasi.
Tetapi dapat juga terjadi karena sesuatu hal sudah
memutuskan menerima inovasi tidak diikuti implementasi.
Biasanya hal ini terjadi karena fasilitas penerapan yang
tidak tersedia.
Kapan tahap implementasi berakhir? Mungkin
tahap ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama,
tergantung dari keadaan inovasi itu sendiri. Tetapi
biasanya suatu tanda bahwa taraf implementasi inovasi
berakhir jika penerapan inovasi itu sudah melembaga atau
sudah menjadi hal-hal yang bersifat rutin. Sudah tidak
merupakan hal yang baru lagi. Hal-hal yang
memungkinkan terjadinya reinvensi antara inovasi yang
sangat komplek dan sukar dimengerti, penerima inovasi
kurang dapat memahami inovasi karena sukar untuk
menemui agen pembaharu, inovasi yang memungkinkan
berbagai kemungkinan komunikasi, apabila inovasi
diterapkan untuk memecahkan masalah yang sangat luas,

28
kebanggaan akan inovasi yng dimiliki suatu daerah
tertentu juga dapat menimbulkan reinvensi.

5. Tahap Konfirmasi ( Confirmation )


Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika
seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya
mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau
penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari
penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan
ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang
diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi
semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung
secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima
atau menolak inovasi yang berlangsung tak terbatas.
Selama dalam konfirmasi seseorang berusaha
menghindari terjadinya disonansi paling tidak berusaha
menguranginya.
Terjadinya perubahan tingkah laku seseorang
antara lain disebabkan karena terjadinya
ketidakseimbangan internal. Orang itu merasa dalam
dirinya ada sesuatu yang tidak sesuai atau tidak selaras
yang disebut disonansi, sehingga orang itu merasa tidak
enak. Jika seseorang merasa dalam dirinya terjadi
disonansi, maka ia akan berusaha akan menghilangkannya
atau paling tidak menguranginya dengan cara
pengetahuannya, sikap atau perbuatannya. Dalam

29
hubungannya dengan difussi inovasi, usaha mengurangi
disonansi terjadi :
a) Apabila seseorang menyadari akan sesuatu kebutuhan
dan berusaha mencari sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan misalnya dengan mencari informasi
tentang inovasi hal ini pada terjadi tahap pengetahuan
dalam proses keputusan inovasi :
b) Apabila seseorang tahu tentang inovasi dan telah
bersikap menyenangi inovasi tersebut tetapi belum
menetapkan keputusan untuk menerima inovasi.
Maka ia akan berusaha untuk menerimanya, guna
mengurangi adanya disonansi antara apa yang
disenangi dan diyakini dengan apa yang dilakukan.
Hal ini terjadi pada tahap keputusan inovasi, dan
tahap implementasi dalam proses keputusan inovasi.
c) Setelah seseorang menetapkan menerima dan
menerapkan inovasi, kemudian diajak untuk
menolaknya. Maka disonansi ini dapat dikurangi
dengan cara tidak melanjutkan penerimaan dan
penerapan inovasi (discontinuiting). Ada
kemungkinan lagi seseorang telah menetapkan untuk
menolak inovasi, kemudian diajak menerimanya.
Maka usaha mengurangi disonansi dengan cara
menerima inovasi (mengubah keputusan semula ).
Perubahan ini terjadi (tidak meneruskan inovasi atau
mengikuti inovasi terlambat pada tahap konfirmasi ).
Ketiga cara mengurangi disonansi tersebut,
berkaitan dengan perubahan tingkah laku seseorang

30
sehingga antara sikap, perasaan, pikiran, perbuatan sangat
erat hubungannya bahkan sukar dipisahkan karena yang
satu mempengaruhi yang lain. Sehingga dalam
kenyataannya kadang-kadang sukar orang akan
mengubah keputusan yang sudah terlanjur mapan dan
disenangi, walaupun secara rasional diketahui adanya
kelemahan.
Oleh karena sering terjadi untuk menghindari
timbulnya disonansi, maka itu hanya berubah mencari
informasi yang dapat memperkuat keputusannya. Dengan
kata lain orang itu melakukan seleksi informasi dalam
tahap konfirmasi (selective exposure). Untuk menghindari
terjadinga drop out dalam penerimaan dan implementasi
inovasi ( discontinue ) peranan agen pembaharu sangat
dominan. Tanpa ada monitoring dan penguatan orang akan
mudah terpengaruh pada informasi negative tentang
inovasi.

Tipe Keputusan Inovasi


Inovasi dapat diterima atau ditolak oleh seseorang
(individu) sebagai anggota sistem sosial, atau oleh keseluruhan
anggota sistem sosial, yang menentukan untuk menerima
inovasi berdasarkan keputusan bersama atau berdasarkan
paksaan (kekuasaan). Dengan dasar kenyataan tersebut maka
dapat dibedakan adanya beberapa tipe keputusan inovasi :
1. Keputusan inovasi opsional, yaitu pemilihan menerima atau
menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang ditentukan
oleh individu (seseorang) secara mandiri tanpa tergantung

31
atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang
lain. Meskipun dalam hal ini individu mengambil
keputusan itu berdasarkan norma sistem sosial atau hasil
komunikasi interpersonal dengan anggota sistem sosial
yang lain. Jadi hakikat pengertian keputusan inovasi
opsional ialah individu yang berperan sebagai pengambil
keputusan untuk menerima atau menolak suatu inovasi.
2. Keputusan inovasi kolektif, ialah pemilihan untuk
menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan
yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan
kesepakatan antara anggota sistem sosial. Semua anggota
sistem sosial harus mentaati keputusan bersama yang
telah dianutnya. Misalnya, atas kesepakatan warga
masyarakat di setiap RT untuk tidak membuang sampah di
sungai, yang kemudian disahkan pada rapat antar ketua RT
dalam suatu wilayah RW. Maka konsekuensinya semua
warga RW tersebut harus mentaati keputusan yang telah
dibuat tersebut, walaupun mungkin secara pribadi masih
ada beberapa individu yang masih merasa keberatan.
3. Keputusan inovasi otoritas, ialah pemilihan untuk
menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan
yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai kedudukan, status, wewenang atau
kemampuan yang lebih tinggi daripada anggota yang lain
dalam suatu sistem sosial. Para anggota sama sekali tidak
mempunyai pengaruh atau peranan dalam membuat
keputusan inovasi. Para anggota sistem sosial tersebut
hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh unit

32
pengambil keputusan misalnya, seorang pimpinan
perusahaan memutuskan agar sejak tanggal 1 maret semua
pegawai harus memakai seragam hitam putih. Maka semua
pegawai sebagai anggota sistem sosial di perusahaan itu
harus melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh
atasannya.
Ketiga tipe keputusan inovasi tersebut merupakan
rentangan dari keputusan opsional (individu dengan
penuh tanggung jawab secara mandiri mengambil
keputusan), dilanjutkan dengan keputusan kolektif
(individu memperoleh sebagian sebagian wewenang untuk
mengambil keputusan), dan yang terakhir keputusan
otoritas (individu sama sekali tidak mempunyai hak untuk
mengambil alih keputusan). Keputusan kolektif dan
otoritas banyak digunakan dalam organisasi formal,
seperti perusahaan, sekolah, perguruan tinggi, organisasi
pemerintahan, dan sebagainya. Sedangkan keputusan
opsional sering digunakan dalam penyebaran inovasi
kepada petani, konsumen, atau inovasi yang sasarannya
anggota masyarakat sebagai individu bukan sebagai
anggota organisasi tertentu.
Biasanya yang paling cepat diterimanya inovasi dengan
menggunakan tipe keputusan otoritas, tetapi masih juga
tergantung bagaimana pelaksanaannya. Sering terjadi juga
kebohongan dalam pelaksanaan keputusan keputusan
otoritas. Dapat juga terjadi bahwa keputusan opsional
lebih cepat dari keputusan kolektif, jika ternyata untuk
membuat kesepakatan dalam musyawarah antara anggota

33
sistem sosial mengalami kesukaran. Cepat lambatnya
difusi inovasi tergantung pada berbagai faktor.
Tipe keputusan yang digunakan untuk menyebarluaskan
suatu inovasi dapat juga berubah dalam waktu tertentu.
Rogers memberi contoh inovasi penggunaan tali pengaman
bagi pengendara mobil (auto mobil seat belts). Pada
mulanya pemasangan seatbelt di mobil diserahkan kepada
pemilik kendaraan yang mampu membiayai
pemasangannya. Jadi menggunakan keputusan opsional.
Kemudian pada tahun berikutnya peraturan pemerintah
mempersyaratkan semua mobil baru harus dilengkapi
dengan tali pengaman. Jadi keputusan inovasi pemasangan
tali pengaman dibuat secara kolektif. Kemudian banyak
reaksi terhadap peraturan ini sehingga pemerintah
kembali kepada peraturan lama keputusan menggunakan
tali pengaman diserahkan kepda tiap individu (tipe
keputusan opsional).
4. Keputusan inovasi kontingensi (contingent), yaitu pemilihan
menerima atau menolak suatu inovasi, baru dapat
dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang
mendahuluinya. Misalnya di sebuah Perguruan Tinggi,
seorang dosen tidak mungkin untuk memutuskan secara
opsional untuk memakai komputer sebelum didahului
keputusan oleh pimpinan fakultasnya untuk melengkapi
peralatan fakultas dengan komputer. Jadi ciri pokok dari
keputusan inovasi kontingan ialah digunakannya dua atau
lebih keputusan inovasi secara bergantian untuk
menangani suatu difusi inovasi, terserah yang mana yang

34
akan digunakan dapat keputusan opsional, kolektif atau
otoritas.
Sistem sosial terlibat secara langsung dalam proses
keputusan inovasi kolektif, otoritas dan kontingen dan mungkin
tidak secara langsung terlibat dalam keputusan inovasi
opsional.
Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana
suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-
saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota
dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi
dari Rogers (1961), yaitu “as the process by which an innovation
is communicated through certain channels over time among the
members of a social system.” Lebih jauh dijelaskan bahwa difusi
adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan
dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru,
atau dalam istilah Rogers (1961) difusi menyangkut “which is
the spread of a new idea from its source of invention or creation
to its ultimate users or adopters.”
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi
inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru
oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur
secara subjektif menurut pandangan individu yang
menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang
maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’
dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-
pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam

35
memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu
memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan
(b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan
untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak
yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi
yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa.
Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah
sikap atau perilaku penerima secara personal, maka
saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran
interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai
seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk
menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap
keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu.
Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses
pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan
seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat
dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian
inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara
fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan
bersama
Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (1995)
memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam
proses pengambilan keputusan inovasi. Teori tersebut antara
lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh
terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari proses

36
pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh
terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup (1) atribut
inovasi (perceived atrribute of innovasion), (2) jenis keputusan
inovasi (type of innovation decisions), (3) saluran komunikasi
(communication channels), (4) kondisi sistem sosial (nature of
social system), dan (5) peran agen perubah (change agents).

Kreativitas dalam Pengambilan Keputusan


Kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai
ulang pengetahuan didalam pikiran-pikiran manusia yang
membeiarkan dirinya untuk berfikir secara lebih bebas dalam
membangkitkan hal-hal baru, atau menghasilkan gagasan-
gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal
yang bermanfaat (Evans, 1994). Pengertian lainnya,
menyatakan bahwa kreativitas merupakan penyatuan
pengetahuan dari berbagai pengalaman berlainan untuk
menghasilkan ide-ide baru dan lebih baik.
Kreativitas juga merupakan ketrampilan untuk
menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru
dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih
konsep yang telah tercetak dalam pikiran dan juga pembangkit
ide-ide baru. Kreativitas juga sebagai penghasil ide baru dan
inovasi sebagai penerjemah ide baru menjadi perusahaan baru,
produksi baru, jasa baru, metode baru atau proses baru untuk
memproduksi (Stoner, Freeman dan Gillbert, 1996)
Kreativitas biasanya tidak secara langsung
berhubungan dengan tingginya intelegensia seseorang. Orang
kereatif memiliki kemampuan dalam menjalankan ide-ide yang

37
berbeda dan jugga peka terhadap lingkungan termasuk sering
termotivasi oleh masalah yang menantang disamping juga
fleksibel serta kaya akan fantasi. Aspek penting dalam
kreativitas adalam pembangkitan ide. Pembangkitan ide secara
individu akan terkait dengan kebebasan dan beragam pola
pemikiran. Ciri dari berfikir kreatif dan individu yang
dikatakan kreatif diantarannya didasarkan pada (Winardi,
2003):
1. Mencoba mengemukakan ide-ide atau gagasan dengan
membuat keterkaitan baru diantara hal-hal yag telah
diketahui.
2. Memperhatikan hal-hal yang tidak diduga
3. Mempertimbangkan karakteristik pribadi seperti
fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran
4. Kerja keras untuk membentuk gagasan-gagasan sehingga
orang lain dapat melihat nilai dalam dirinya.

Kreativitas juga merupakan sebuah proses yang dapat


dikembangkan dan ditingkatkan. Kemampuan dan bakat
merupakan dasarnya, tetapi pengetahuan dari lingkungannya
akan mempengaruhi kreativitas seseorang. Terdapat anggapan
yang keliru mengenai orang yang kreatif, bahwa hanya orang
pintar saja atau jenius saja yang memiliki kreativitas. Bahwa
kreatif adalah proses mental yang di dalam proses itu
pengalamanan masa lampau dikombinasikan kembali sering
dengan beberapa distrosi dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga orang muncu dengan pola-pola baru, konfigurasi baru,

38
aturan baru sehingga muncul pemecahan yang lebih baik yang
dibutuhkan manusia.
Dalam membuat keputusan yang rasional juga
membutuhkan kreativitas, yakni kemampuan menciptakan ide-
ide baru yang bermanfaat. Sebuah ide-ide yang berbeda dari
apa yang dilakukan sebelumnya dengan tetap menyesuaikan
masalah atau peluang yang dihadirkan.

1. kreativitas sangat penting dalam pembuatan


keputusan?
a.Kreativitas memungkinkan pembuat keputusan untuk
menilai dan memahami sebuah masalah dengan lebih
mendalam, termasuk melihat masalah-masalah yang
tidak bias dilihat oleh individu lain;
b. Membantu pembuat keputusan mengidentifikasikan
semua alternative yang mungkin, atau dalam
mengidentifikasikan alternative-alternatif yang belum
jelas.

2. Potensial kreatif
Sebagian individu memiliki potensial kreatifitas
yang biasa mereka gunakan ketika berhadapan dengan
masalah pembuatan keputusan. Tetapi untuk
mengeluarkan potensial tersebut mereka harus keluar dari
pola psikologis yang kita miliki dan belajar melihat sebuah
masalah dalam cara-cara yang berbeda.
Setiap individu memiliki kreativitas bawaan yang
berbeda-beda, dan kreativitas yang luar biasa sangatlah

39
langka (Albert Einstein, Pablo Picasso, Wolfgang Mozart).
Tetapi bagaimana dengan individu biasa? Misalnya
individu yang mendapatkan nilai dalam hal keterbukaan
terhadap pengalaman cenderung lebih kreatif, individu
yang pandai juga cenderung lebih kreatif. Sifat-sifat lain
yang diketahui berhubungan dengan individu kreatif:
kemerdekaan, percaya diri, pengambilan resiko, tempat
pengendalian internal, toleransi terhadap ambiguitas, dan
kekerasan hati dalam menghadapi frustrasi, hal ini sangat
diperlukan oleh seorang pengambil keputusan.

3. Tiga Komponen Model Kreatifitas.


Apa yang biasa dilakukan oleh para individu dan
organisasi untuk menstimulasi kreativitas
karyawan/pegawai?
Ada 3 Komponen model kreativitas(three component model
of creativity),
1. Keahlian, adalah dasar untuk setiap pekerjaan kreatif,
bahwa potensial kreativitas meningkat ketika individu
mempunyai kemampuan, pengetahuan, ketrampilan,
kecakapan dan keahlian serupa dalam bidang usaha
mereka;
2. Keterampilan berpikir kreatif, hal ini mencakup
karakteristik kepribadian yang berhubungan dengan
kreativitas, kemampuan untuk menggunakan analogi,
serta bakat untuk melihat sesuatu yang sudah lazim
dari sudut pandang berbeda.

40
Penelitian menunjukkan bahwa kita menjadi lebih
kreatif ketika berada dalam suasana hati yang baik,
jadi bila harus kreatif kita harus melakukan hal-hal
yang menyenangkan, (misal mendengarkan musik
yang disukai, makanan favorit, nonton film humor,
memanjakan diri, atau bersosialisasi dengan individu
lain. Terdapat juga bukti bahwa berkumpul dengan
individu yang kreatif benar-benar dapat membuat kita
menjadi lebih terinspirasi, terutama bila kreativitas
kita sudah “mentok”.
Penggunaan analogi-analogi yang efektif
memungkinkan para pembuat keputusan menerapkan
sebuah ide-ide dari satu konteks ke konteks yang lain.
Beberapa individu telah mengembangkan
keterampilan kreatif mereka karena mereka mampu
melihat berbagai masalah dalam cara baru. Mereka
bisa membuat seuatu yang aneh menjadi lazim dan
yang lazim menjadi aneh, contoh, sebagian besar dari
kita beranggapan bahwa ayam-ayam betina bertelur.
Tetapi, berapa banyak dari kita yang berangapan
bahwa seekor ayam betina hanyalah media sebutir
telur untuk membuat telur yang lain.
3. Motivasi tugas instrinsik, motivasi adalah keinginan
untuk mengerjakan sesuatu karena hal tersebut
menarik, rumit, mengasyikkan, memuaskan, atau
menantang secara pribadi. Komponen motivasional
ini mengubah potensial kreativitas menjadi ide-ide
kreatif yang aktual. Hal ini menentukan tingkat

41
sampai mana individu sepenuhnya melibatkan
keahlian dan keterampilan kreatif mereka, jadi
individu yang kreatif sering kali mencintai pekerjaan
mereka, sampai disebuah titik mereka terobsesi.
Yang penting adalah lingkungan kerja seseorang
individu dapat berpengaruh signifikan terhadap
motivasional intrinsik.

Teknik Pengambilan Keputusan Kreatif


Pendekatan tipe ini mencoba untuk memanfaatkan
semua hal yang tersedia untuk membantu individu dalam
pengambilan keputusan kreatif. Berbagai upaya telah dilakukan
untuk merumuskan pedoman umum untuk merangsang
kreativitas individual. Empat pedoman sebagai alat bantu
stimulasi kreatifitas yang cukup refresentatif dikemukakan oleh
Newman dan Warren sebagai beikut :
1. Sadari berbagai hambatan psikologis, terutama rintangan
budaya dan persepsual
2. Coba mengubah atribut dengan pemusatan perhatian pada
satu atribut masalah pada waktu tertentu terutama atribut
kunci.
3. Waspada terhadap penemuan-penemuan tak sengaja
4. Sadari bahwa komputer mempunyai potensi untuk
menjadi pelengkap otak manusia dalam tahapan tertentu
proses kreatif.

42
Ada dua tehnik dalam kelompok tehnik kreatif yang
dikenal dan digunakan secara luas yaitu brainstorming dan
synectics
1. Brainstorming yang dikembangkan oleh Alex F Osborn
untuk membantu memacu gagasan dalam bidang
pengiklanan. Pada pokoknya tehnik ini brusaha untuk
menggali dan mendapatkan kretifitas maksimum dari
kelompok dengan memberikan kesempatan para anggota
untuk melontarkan ide-idenya. Meskipun mula-mula
digunakan dalam masalah pengiklanan tetapi kemudian
brainstorming telah diterapkan dalam banyak tipe masalah
keputusan lainnya. Gagasan-gagasan yang telah
dilontarkan mungkin “liar” dan tidak praktis tetapi hal ini
sering menimbulkan penyelesaian kreatif masalah-
masalah keputusan.
Ada beberapa kritik terhadap brainstorming antara lain
bahwa 1. sederhana
2. sangat memakan waktu dan biaya
3. hanya menghasilkan ide-ide dangkal.
Di lain pihak brainstorming sangat membantu
untuk tipe keputusan tertentu, seperti pemberian nama
produk baru atau sekedar menciptakan suatu lingkungan
kreatif. Tehnik ini bagaimanapun juga terlalu dangkal dan
terbatas sebagai tehnik bantu bagi para pengambil
keputusan dasar dan dengan resiko atau ketidakpastian.

2. Synectics yang dikembangkan oleh Willam J Gordon,


memang tidak sepopuler brainstorming tetapi mempunyai

43
nilai potensial lebih besar sebagai tehnik kreatif dalam
pengambilan keputusan. Synectics didasarkan pada asumsi
bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dan
dimaksudkan untuk meningkatkan keluaran (output)
kreatif individual dan kelompok. Tehnik ini mencakup dua
tahap dasar, pertama membuat yang aneh menjadi lazim
dan kedua membuat yang lazim menjadi yang aneh.
Tahap aneh lazim terutama bersifat analitis dan biasanya
tidak ada penyelesaian. Sedangkan tahap kedua membuat
yang lazim menjadi aneh suatu upaya sengaja dilakukan
untuk melihat masalah dari sudut pandang yang
sepenuhnya berbeda.
Ada 4 tipe analogi umum yang digunakan untuk
menstimulasi kreatifitas pada pembuatan yang lazim
menjadi aneh yaitu :
1. analogi pribadi,
2. langsung,
3. simbolik dan
4. fantasi.
Tidak semua manajer harus secara otomatis menganggap
bahwa mereka dapat menggunakan synectics untuk
membantu dalam pengambilan keputusan kreatif.
Untuk mengimplementasikan synectics secara tepat
memerlukan seleksi hati-hati terhadap kemampuan
personalia, latihan yang mamadai untuk penguasaan
tehnik dan integrasi dengan lingkungan pengambilan
keputusan. Meskipun synectics seperti hanya
brainstorming sangat memakan waktu dan mahal, tehnik

44
ini lebih cocok untuk masalah keputusan yang kompleks.
Synectics sangat membantu dalam pengambilan keputusan
dasar atau mengandung resiko dan ketidakpastian yang
memerlukan penyelesaian kreatif.
Selain itu terdapat pula teknik partisipasi sebagai suatu
tehnik berarti bahwa individu atau kelompok dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan. Ini dapat bersifat
formal atau informal dan menyangkut keterlibatan
intelektual dan emosional seperti halnya keterlibatan
phisik. Besarnya partisipasi dalam pengambilan keputusan
bervariasi dari satu sisi ekstrim dimana ada partisipasi
berarti setiap orang yang berhubungan dengan dan
dipengaruhi oleh keterlibatan dalam pengambilan
keputusan. Dalam praktek derajat partisipasi ditentukan
oleh beberapa faktor seperti :
(1) siapa yang mengajukan gagasan,
(2) berapa proporsi bawahan melaksanakan setiap tahan
pengambilan keputusan diagnosis, pengembangan
alternatif, evaluasi dan estimasi konsekuensi masing-
masing alternatif dan pembuatan pilihan
(3) berapa bobot seorang pelaksana mempengaruhi
gagasan yang dia terima. Semakin besar adanya
masing-masing faktor ini, akan semakin tinggi
besarnya partisipasi.

Ada aspek positif dan negatif pada teknik


pengambilan keputusan partisipatif misalnya
kecenderungan terjadinya partisipasi semu (pseudo

45
participation) dimana manajer mencoba untuk melibatkan
bawahan dalam tugas tetapi bukan pada proses
pengambilan keputusan. Ini dapat menjadi bumerang yang
terpengaruh pada kepuasan karyawan. Bila atasan
menyatakan ingin memperoleh partisipasi dari bawahan
tetapi tidak pernah membiarkan mereka terlibat secara
intelektual dan emosional dan memanfaatkan saran
mereka, hasilnya mungkin berupa “malapetaka”.
Partisipasi juga dapat sangat memakan waktu bertele-tele
dan sebagainya. Tetapi dari sudut pandangan keperilakuan,
bagaimanapun juga keuntungan dengan adanya partisipasi
jauh lebih besar dibanding kejelekannya. Barangkali
keuntungan terbesar adalah bahwa tehnik partisipasi
menyadari bahwa setiap orang dapat memberikan
sumbangan (konstribusi) yang sangat berarti kepada
pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Analisis keputusan. Analisis ini didasarkan pada
pola berfikir penentuan pilihan. Dengan proses ini kita
dapat mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dan
memilih alternatif terbaik. Langkah-langkah analisis
keputusan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Merumuskan pernyataan keputusan (decision
statement), menentukan sasaran-sasaran yaitu hal-hal
atau persyaratan penting yang harus dipenuhi
alternatif demi hasil yang diharapkan dengan
memperhatikan sumber daya yang membatasi dan
ketersediaan data. Sasaran ini kemudian
dikatagorikan menjadi berbagai sasaran mutlak yang

46
harus dipenuhi (must) dan berbagai sasaran keinginan
(wants) dengan bobot yang berbeda-beda.
2. Mengembangkan dan mengevaluasi alternatif-
alternatif. Berbagai alternatif dievaluasi terhadap
sasaran mutlak dan sasaran keinginan. Alternatif yang
tidak memenuhi sasaran mutlak digugurkan dan tidak
dimasukkan dalam pertimbangan selanjutnya. Pilihan
sementara ditentukan atas dasar apakah alternatif
memenuhui sasaran mutlak atau tidak dan niai total
tertinggi hasil perkalian bobot masing-masing sasaran
keinginan dan hasil penilaian alternatif terhadap
sasaran-sasaran tersebut.
3. Menganalisa konsekuensi atau resiko yang merugikan
untuk setiap alternatif, yang menyangkut kegawatan
resiko. Pilihan terakhir ditentukan atas dasar hasil
evaluasi alternatif dan analisis konsekuensinya.
Analisis persoalan potensial. Adalah proses
rasional yang didasarkan pada antisipasi kita terhadap
peristiwa yang mungkin terjadi dan yang dapat terjadi
dimasa yang akan datang. Memang tak seorangpun dapat
mengetahui dengan pasti apa masalah yang akan terjadi
tetapi juga tak seorangpun dapat menjamin bahwa tidak
akan terjadi masalah diwaktu yang akan datang. Proses ini
memungkinkan organisasi bertindak lebih aktif
menentukan masa depannya, dengan menggunakan apa
yang kita ketahui atau dapat kita asumsikan untuk
menghindari kosekuensi negatif yang mungkin timbul.
Analisis persoalan dilandasi pemikiran bahwa mencegah

47
timbulnya persoalan adalah lebih effisien daripada
memecahkan suatu persoalan yang dibiarkan berkembang.
Langkah-langkah proses analisis persoalan
potensial secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasikan daerah-daerah kritis, atau bagian-
bagian dalam rencana yang dianggap lemah atau
menurut dugaan kita kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalah lebih besar. Penentuan daerah
kritis ini dapat berdasarkan pengalaman dan
informasi dari pihak lain atau faktor-faktor lain yang
relevan. Kemudian kita menentukan perioritas di
antara daerah-daerah kritis tersebut dan memusatkan
perhatian pada daerah yang paling kritis.
2. Mengidentifikasikan persoalan-persoalan potensial
yaitu meramalkan hal-hal yang mungkin menyimpang
dalam daerah kritis periorits. Berdasarkan tingkat
kegawatannya, kita menyusun persoalan potensial
menurut perioritas
3. Megidentifikasikan sebab-sebab yang mungkin. Dari
persoalan potensial diidentifikasikan masalahnya dan
ditentukan penyebab yang kemungkinannya sangat
tinggi. Dalam tahap ini kita juga mengidentifikasikan
tindakan pencegahan agar persoalan tidak terjadi.
4. Mengidentifikasikan tindakan-tindakan
penanggulangan. Bila tindakan pencegahan gagal atau
tidak mungkin dilakukan, tindakan
penanggulangannya harus dilakukan untuk
mengurangi akibat penyimpangan.

48
Elemen Kunci dari Berpikir Kreatif dan Pengambilan
Keputusan
1. Analisis
Kemampuan untuk memecah keseluruhan menjadi
bagian-bagian yang lebih mudah dikelola, membedah masalah
kompleks menjadi elemen-elemen sederhana. Analitis, berpikir
logis adalah kemampuan untuk bisa menarik kesimpulan yang
tepat dari informasi yang tersedia. Sebuah pikiran analitis
dapat membentuk hubungan antara bagian dan keseluruhan
menemukan akar penyebab dari masalah.
Mengidentifikasi masalah yang dipertaruhkan,
kemampuan analisa ditambah dengan pengetahuan tentang
bagaimana untuk mengembangkan dan menggunakan teknik
analisis tidak cukup untuk pencapaian nyata sebagai seorang
pemikir kreatif. Kita juga memerlukan bakat, ketekunan dan
motivasi diri untuk menjadi benar-benar berhasil. Analisis
memainkan peran penting dalam pemecahan masalah. Hal ini
membantu untuk menyaring melalui fakta dan opini,
membedah masalah menjadi bagian-bagian dan menggerakkan
kepada pemecahanmasalah.
Keunggulan dari pikiran analitis adalah:
kesederhanaan, orisinalitas, kejelasan. Dan kemampuan analitis
dapat ditingkatkan dengan : bekerja dari prinsip-prinsip
pertama, membentuk fakta dan memisahkan mereka dari
pendapat, asumsi atau anggapan, terus-menerus memeriksa
langkah-langkah logis yang dapat merusak penalaran yang baik,

49
berpikir kembali dari hasil yang diinginkan, mengorganisir
fakta, melihat masalah sebagai solusi yang akan ditemukan.
Secara umum kreativitas seseorang dapat
diformulasikan sebagai berikut;
1. Kreativitas dimiliki oleh setiap orang (baik pada tingkat
kemampuan yang kecil maupun besar)
2. Kreativitas memerlukan pencapaian dari suatu prespektif
yang baru. Paling tidak baru untuk orang tersebut.
3. Persperktif yang baru ini, dicapai dengan membawa
bersama pengalaman yang tidak berhubungan
sebelumnya.
4. Kreativitas mendambakan sesuatu yang lebih berkualitas.
5. Seseorang harus mendekati lingkungannya dengan cara
yang holistic.
6. Orang yang kreatif harus berfantasi, bermain, dan berpikir.
7. Orang yang kreatif bersikap spontan, fleksibel, dan terbuka
terhadap pengalaman.
8. Spontanitas dari manusia adalah sumber dari kreativitas.

Atribut orang kreatif (Roe, dikutip dari Kao, 1989) adalah;


1. Terbuka terhadap pengalaman.
2. Suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang
tidak biasa.
3. Kesungguhan.
4. Menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan.
5. Toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas.
6. Independen dalam mengambil keputusan, berpikir, dan
bertindak.

50
7. Memerlukan dan mengasumsikan otonomi.
8. Percaya diri.
9. Tidak menjadi subjek dari standard dan kendali kelompok.
10. Rela mengambil resiko yang diperhitungkan.

Raudsepp menambahkan lebih lanjut atribut orang kreatif


sebagai berikut;
1. Sensitif terhadap permasalahan.
2. Lancar –kemampuan untuk men-generik ide-ide yang
banyak.
3. Fleksibel.
4. Keaslian.
5. Responsif terhadap perasaan.
6. Terbuka terhadap fenomena yang belum jelas.
7. Motivasi.
8. Bebas dari rasa takut gagal.
9. Berpikir dalam imajinasi.
10. Selektif.

Kreativitas dan Inovasi dalam Pengambilan Keputusan


Kreativitas dengan inovasi itu berbeda. Kreativitas
merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru,
sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru.
Hubungan keduanya jelas. Inovasi merupakan aplikasi praktis
dari kreativitas. Dengan kata lain, kreativitas dapat merupakan
variabel bebas, sedangkan inovasi adalah variabel tak bebas.
Dalam praktek bisnis sehari-hari, ada perencanaan yang
meliputi strategi, taktik, dan eksekusi. Dalam pitching

51
konsultansi atau agency, sering terdengar keluhan bahwa
secara konseptual apa yang disodorkan agency bagus, tetapi
strategi itu tak berdampak pada perusahaan karena mandek di
tingkat eksekusi.
Mengapa? Sebab, strategi bisa ditentukan oleh
seseorang, tetapi eksekusinya harus melibatkan banyak
orang, mulai dari atasan hingga bawahan. Di sinilah mulai ada
gesekan antar karyawan, beda persepsi hingga ke sikap
penentangan. Itulah sebabnya, tak ada perusahaan yang
mampu berinovasi secara konsisten tanpa dukungan
karyawan yang dapat memenuhi tuntutan persaingan. Hasil
pengamatan kami menunjukkan, perusahaan-perusahaan
inovator sangat memperhatikan masalah pelatihan karyawan,
pemberdayaan, dan juga sistem reward untuk meng-create daya
pegas inovasi.
Benih-benih inovasi akan tumbuh baik pada
perusahaan-perusahaan yang selalu menstimulasi karyawan,
dan mendorong ke arah ide-ide bagus. Melalui program
pelatihan, sistem reward, dan komunikasi, perusahaan terus
berusaha untuk mendemokratisasikan inovasi.
Manajer yang baik mencoba untuk meneliti masalah,
perlu imajinatif dan berhati-hati mengenai fakta yang mereka
gunakan untuk memastikan dan menyimpulkan solusi. Mereka
harus berpikir imajinatif namun harus jelas dan masuk akal,
sesuai metode dan berhubungan dengan kenyataan dan situasi
yang terjadi. Imajinasi tidak dijadikan sebagai skill atau
kemampuan nomor satu dalam berpikir kreatif, tapi seharusnya
dijadikan sabagai ciri khas dari kemampuan. Menjadi imajinatif

52
dapat menyebabkan kita menjadi inovatif, inventif,
mengembangkan, mengambil risiko dan berpetualang. Ini
adalah untuk berpikir kreatif tetapi kita harus ingat untuk tetap
berhubungan dengan fakta-fakta yang benar dari situasi atau
masalah yang ada.
Dalam hal ini kreativitas diartikan sebagai
penggunaan imaginasi dan kecerdikan untuk mencapai sesuatu
atau untuk mendapatkan solusi yang unik dalam mengatasi
persoalan (Sahid Susanto, 1999: 3). Kreatif bukan bawaan dari
lahir melainkan sesuatu yang dapat diciptakan dan dilatih
dengan memberikan stimulus atau pancingan kepada otak.
Permainan, atau membuat gambar-gambar dapat merangsang
otak untuk berpikir kreatif.
Dengan berlatih berpikir kreatif, maka inspirasi untuk
melakukan, membuat, dan menciptakan sesuatu terbuka lebar
sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang inovatif. Inovasi
merupakan proses mengembangkan ide baru atau
memasukkan ide baru dalam kegiatan praktis sehingga terjadi
konversi ide baru dalam aplikasi yang bermanfaat. Aplikasi ide
baru terjadi dalam bentuk proses inovasi yang menghasilkan
cara atau metode yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu
akan menghasilkan sesuatu yang inovatif.
Hasil studi Berelson dan Steiner menyimpulkan
bahwa sangat relative sedikit orang yang kreatif. Hal inilah yang
menjadi salah satu faktor penentu yang membedakan kualitas
suatu organisasi dengan organisasi lain. Anderson menjelaskan
bahwa dari hasil beberapa studi yang pernah dilakukan para
ahli, ada beberapa tahap dan indikator yang perlu dipahami

53
oleh manajer yang ingin mengembangkan proses kreatif
sebagai proses pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan yaitu :
1. Motivasi
Motivasi yang ada pada diri personil yang terlibat dalam
pemecahan masalah merupakan problem yang cukup
esensial, oleh karena prestasi seseorang adalah hasil
perpaduan dari dorongan usahanya dengan
kemampuannya.
2. Kesungguhan
Pemecahan masalah secara kreatif akan terealisir bila
personil yang terlibat benar-benar mampu mengenali
problem yang dihadapi.
3. Pertimbangan yang dalam
Orang yang kreatif akan selalu mencoba dan mencoba,
berpikir dan berbuat atas dasar pertimbangan sebab
akibat, dan apa yang seharusnya dipikirkan dan diperbuat.
4. Kebebasan waktu dan kebebasan berpikir
Orang yang kreatif memerlukan kebebasan waktu,
kebebasan berpikir, serta kebebasan untuk mewujudkan
isi hati dan isi pikirannya untuk merangsang timbulnya
kreativitas.
5. Ide kreatif yang tiba
Ide kreatif akan muncul bagaikan kehidupan pemikiran
yang memperoleh cahaya dari kegelapan.
6. Penyesuaian

54
Proses penyesuaian adalah proses pertimbangan terhadap
sampai sejauh mana kesungguhan ide yang muncul itu
mampu mengatasi problem yang ada.

Keefektifan seorang pemimpin memang diukur oleh


kepandaiannya atau kemampuannya dalam mengambil keputusan
yang rasional. Keputusan dapat dikatakan rasional dan mempunyai
makna jika dapat dioperasionalkan dalam rangka pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran organisasi. Untuk itu dibutuhkan kemampuan
seorang pemimpin untuk menggabungkan pendekatan ilmiah dan
pemikiran yang kreatif, inovatif serta daya intuitif dalam mengambil
keputusan.
Proses pengambilan keputusan akan rasional jika
didalamnya mempertimbangkan faktor obyektif (data obyektif)
factor subyektif yang berhubungan dengan pribadi pemimpin itu
sendiri, yang meliputi kepribadian, gaya manajemen dan berpikir
kreatif. Dengan mempertimbangkan kedua faktor tersebut seorang
pemimpin dapat melakukan proses pengambilan keputusan yang
rasional dan efektif.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan
ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan
menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing).
Dengan adanya inovasi dan kreativitas pengambil
keputusan dapat memproduksi gagasan-gagasan baru yang
bermanfaat. Selain itu, juga memungkinkan untuk lebih menghargai

55
dan memahami masalah, termasuk masalah yang tidak dapat dilihat
orang lain.

56
BAB 3
Menciptakan Visi Organisasi yang Efektif

Buku ini bertujuan untuk mengembangkan uraian atau


ciri yang jelas dan ringkas tentang bagaimana seharusnya
organisasi setelah mampu mengimplimentasikan strategi dan
potensinya. Buku ini merupakan gambaran kesuksesan suatu
organisasi. Sebuah visi akan berjalan dengan lancar jika dituntun
oleh misi dan tujuan yang jelas. Sementara banyak organisasi telah
mengembangkan statemen visi dan misi yang jelas namun sangat
sedikit yang memiliki misi kesuksesan yang jelas, ringkas dan
bemanfaat. Menjadi pertanyaan adalah mengapa sedikit organisasi
yang memiliki visi kesuksesan yang jelas, ringkas dan bermanfaat.
Jawaban atas pertanyaan ini adalah proses perumusan dan
kompetensi diri pembuatnya.
Para pengambil keputusan harus berani dan bijak dalam
merumuskan visi kesuksesan. Mereka harus mampu memprediksi
dan benar-benar mau mendengar hati nurani sendiri dalam
membentuk visi kesuksesasn organisasinya, dan mereka juga harus
disiplin untuk segera menetapkan visi, bekerja keras untuk
membuatnya agar menjadi nyata, pada masa yang akan datang.
Sungguh sulit dibayangkan bahwa sebuah perusahaan/organisasi
dapat bertahan dalam waktu yang lama tanpa visi yang
menginspirasinya. Sulit dibayangkan suatu organisasi yang
memiliki performance sangat tinggi yang tidak berdasar kepada
konsep yang jelas dan luas (menyeluruh) terhadap pandangan
seperti apa sebuah kesuksesan itu dan bagaimana meraihnya pada

57
masa yang akan datang. Maka sangatlah diperlukan membangun visi
organisasi yang efektif.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia; efektif adalah; 1) ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); 2) manjur atau
mujarab (tt obat); 3) dapat membawa hasil; berhasil guna (ttg usaha,
tindakan); mangkus; 4) mulai berlaku (tt undang-undang,
peraturan). Sedangkan menurut Sondang P. Siagian,efektif adalah
pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara
sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan
yang dijalankannya. Efektif menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti
makin tinggiefektivitasnya.
Dengan demikian visi organisasi yang efektif berarti visi yang memberikan
pengaruh atau efek yang sangat besar untuk mencapai sasaran dan tujuan yang
diinginkanpada masa yangakandatang(future).
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future)
yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu.
Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang
merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang
akan datang (Akdon, 2006:94). Sebuah visi akan berjalan dengan
lancar jika dituntun oleh misi atau tujuan yang jelas, yang menjadi
pertanyaan adalah mengapa sedikit organisasi yang memiliki visi
kesuksesan yang jelas, ringkas dan bermanfaat?. Salah satu
penyebabnya adalah kompetensi diri yang perlu dipertanyakan, hal
kedua adalah visi memerlukan disiplin dan kerja keras, yang mana
kita sendiri tidak sanggup melakukan dalam jangka waktu yang
panjang

58
Visi adalah suatu cita-cita pandangan jauh ke depan yang
didasari oleh keyakinan tentang tujuan organisasi dan apa yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang dinginkan pada masa
yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara jelas dalam
menerangkan gambaran rinci tentang sistem yang ditujunya, hal
tersebut karena adanya perubahan ilmu serta situasi yang sulit
diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Hax dan Majluf
dalam Akdon (2006:95) menyatakan bahwa visi adalah pernyataan
yang merupakan sarana untuk:
1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti
tujuan dan tugas pokok.
2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi
dengan stakeholders (sumber daya manusia organisasi,
konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti
pertumbuhan dan perkembangan.
Para pengambil keputusan harus berani dan bijak dalam
merumuskan visi kesuksesan. Mereka harus mampu memprediksi
dan benar-benar mau mendengar hati nurani sendiri dalam
membentuk visi kesuksesan organisasinya, dan mereka juga harus
disiplin untuk segera menetapkan visi, bekerja keras untuk
membuatnya agar menjadi nyata, baik di saat sekarang maupun di
masa yang akan datang. Perlu juga dipahami bahwa kesepakatan
dalam strategi jauh lebih penting daripada visi ataupun tujuan.
Strategi yang akan dilakukan tentunya mengacu kepada visi
organisasi. Sungguh sulit dibayangkan bahwa sebuah perusahaan
atau organisasi dapat bertahan/survive dalam waktu yang lama
tanpa visi yang menginspirasinya.

59
Visi hendaknya memberi penekanan pada maksud dan
tujuan, tingkah laku, kriteria dan kinerja, aturan-aturan
pengambilan keputusan serta standar-standar yang semuanya lebih
difokuskan pada pelayanan publik atau pelanggan dari pada
organisasi itu sendiri. Tuntunan yang ditawarkan harus spesifik dan
masuk akal. Pernyataan visi harus meliputi sebuah janji atau
harapan organisasi, mendukung usaha para anggotanya dalam
menjalankan visi organisasi. Selanjutnya, visi harus menjelaskan
tujuan dan maksud organisasi yang berorientasi kedepan,
merefleksi ambisi ideal dan menantang, dan harus mampu meraih
kompetensi khas dan hak organisasi serta harapan dari latar
belakang (sejarah), budaya dan nilainya.
Visi harus diketahui serta dipahami secara luas diantara
anggota organisasi dan para pimpinan, direview dan disahkan.
Sebuah visi kesuksesan akan memiliki efek kecil jika tidak diketahui
oleh seluruh anggotanya. Maka sosialisasi visi ke semua lini mutlak
dilakukan untuk menyamakan persepsi akan visi tersebut. Visi juga
dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan, kebijakan,
dan tindakan organisasi baik yang prioritas maupun yang bukan
prioritas. Visi akan sia-sia jika tidak memberi efek pada tingkah laku,
tetapi jika visi selalu dipakai dasar atau acuan pada setiap para
pengambil keputusan terutama sistem pengukuran kinerja, dalam
hal ini visi dapat berpengaruh kepada kinerja organisasi.
Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu
ditafsirkan dengan baik, tidak mengandung multi makna sehingga
dapat menjadi acuan yang mempersatukan semua pihak dalam
sebuah organisasi. Contoh; bagi sekolah visi adalah imajinasi moral
yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa

60
datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh
peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang.
Dalam menentukan visi tersebut, sekolah harus memperhatikan
perkembangan dan tantangan masa depan.
Bagi suatu organisasi visi memiliki peranan yang penting
dalam menentukan arah kebijakan dan karakteristik organisasi
tersebut. Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran impian
keadaan dan karakteristik yang ingin di capai oleh suatu lembaga
pada jauh dimasa yang akan datang. Banyak intepretasi yang dapat
keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai lembaga
tersebut. Visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh
kemungkinan kemajuan dan perubahan ilmu serta situasi yang sulit
diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Pernyataan Visi
tersebut harus selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan
yang mungkin terjadi sehingga suatu Visi hendaknya mempunyai
sifat atau fleksibel. (Lewis & Smith,1994)
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan
sebuah visi menurut Bryson (2001:213) antara lain:
1. Visi harus dapat memberikan panduan atau arahan dan
motivasi.
2. Visi harus disebarkan di kalangan anggota organisasi
(stakeholder)
3. Visi harus digunakan untuk menyebarluaskan keputusan
dan tindakan organisasi yang penting.
Menurut Akdon (2006:96), terdapat beberapa kriteri dalam
merumuskan visi, antara lain:

61
1. Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal
masa depan yang ingin diwujudkan.
2. Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota
organisasi untuk menunjukkan kinerja yang baik.
3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi
tantangan
4. Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.
5. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan
yang menarik.
6. Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, rumusan visi yang baik
seharusnya memberikan isyarat:
1. Visi harus berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu
yang lama.
2. Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik,
sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
3. Visi harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita
yang ingin dicapai.
4. Visi harus mencerminkan dorongan yang kuat akan
tumbuhnya inspirasi, semangat dan komitmen bagi
stakeholder.
5. Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya
perubahan dan pengembangan organisasi ke arah yang
lebih baik.
6. Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan organisasi.
7. Dalam merumuskan visi harus disertai indikator
pencapaian visi.
Visi memiliki beberapa karakteristik

62
Visi memiliki karakteristik antara lain singkat dan mudah
diingat, inspiratif dan menantang, sesuatu yang ideal, sesuatu yang
ingin dicapai di masa yang akan datang, menarik bagi organisasi,
pelanggan dan pihak-pihak yang terkait.
Disamping itu juga visi harus jelas, realistik, saling terkait satu sama
lain dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam
organisasi.
Keberhasilan visi untuk memberikan panduan dan motivasi
yang sesuai, meliputi: misi, filsafat dasar dan nilai inti, sasaran,
strategi dasar, kriteria kinerja, aturan keputusan penting, standar
etik yang diharapkan semua. Pernyataan visi harus mencakup janji
bahwa organisasi akan mendukung anggotanya untuk mencapai visi
tersebut. Visi harus disebarkan secara luas di kalangan anggota
organisasi. Visi harus digunakan untuk menyebarkan keputusan dan
tindakan organisasi yang penting.
Sebuah visi kesuksesan ditentukan sebagai sebuah uraian
seperti apa organisasi itu akan nampak setelah sukses
mengimplementasikan strateginya dan berhasil mencapai potensi
penuhnya. Pernyataan visi harus meliputi organisasi, dasar filosofi
serta nilai intinya, strategi dasar, kriteria kinerja, aturan-aturan
penting pengambilan keputusan, standar etiknya. Pernyataan ini
harus memberi penegasan kepada tujuan sosial yang dilayani oleh
organisasi dan membenarkan eksistensinya. Sebagai tambahan,
pernyataan harus pendek dan inspiratif.
Visi yang efektif adalah dapat mampu memotivasi, mudah
dipahami, maknanya tidak terlalu luas, mampu memberikan arti
dan nilai bagi para pelaksananya, dapat menetapkan standar dan

63
keunggulan organisasi, mampu menghubungkan keadaan saat ini
dan masa depan, membantu organisasi merespon dan
menghadapi perubahan/masalah, mencerminkan nilai – nilai
budaya organisasi, mampu membangkitkan inspirasi pegawai,
rasional, ideal, terukur dan dapat dicapai dan dapat memberikan
arti pada masyarakat, sebagai alat kontrol atas perilaku individu
pegawai dan organisasi, dan dapat dikomunikasikan dengan
seluruh komponen organisasi.
Agar sebuah visi kesuksesan memiliki efektifitas yang
kuat terhadap kepusan dan tindakan, harus didistribusikan dan
didiskusikan secara menyeluruh dan transparan, dan harus
mengacu secara tetap bahwa visi sebagai alat untuk menentukan
respon tepat terhadap bermacam-macam situasi yang
menghadang organisasi. Jika pernyataan visi digunakan sebagai
basis dari pengambilan keputusan, maka tindakan organisasi
adalah menyusunnya untuk menjadi usaha yang bermanfaat

Berdasarkan pemaparan di atas, diambil beberapa kesimpulan


sebagai berikut:

a. Visi dikembangkan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah yang


baik dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

b. Visi memiliki karakteristik antara lain singkat dan mudah


diingat, inspiratif dan menantang, sesuatu yang ideal, sesuatu
yang ingin dicapai di masa yang akan datang, menarik bagi
organisasi, pelanggan dan pihak-pihak yang terkait.

c. Pengembangan visi organisasi melalui mekanisme atau


standard operational procedure (SOP) yang akuntabel.

64
d. Organisasi menetapkan tonggak-tonggak capaian (milestones)
tujuan dalam rencana strategis untuk mewujudkan visi

e. Visi organisasi yang efektif dijadikan rambu-rambu, panduan,


dan pedoman bagi semua pemangku kepentingan internal
serta dijadikan acuan untuk mengembangkan Renstra,
keterwujudan visi, keterlaksanaan misi, ketercapaian tujuan
melalui strategi-strategi yang dikembangkan.

65
BAB 4
Manajemen Perubahan dan Organisasi Pembelajar
(learning Organization)

Organisasi yang dihadapkan pada lingkungan yang dinamis,


kompleks dan seringkali sulit diprediksi sangat membutuhkan
komitmen untuk selalu melakukan perbaikan melalui suatu proses
perubahan. Perubahan organisasi adalah usaha untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Disatu sisi
mengkomunikasikan pentingnya penggunaan kreatifitas dan inovasi
dalam menghadapi permasalahan yang timbul dalam masyarakat
yang dinamis adalah sebagai usaha untuk membentuk manajer
potensial yang mampu memimpin proses inovasi serta perubahan
organisasi yang direncanakan.
Perubahan bagi organisasi baik besar maupun kecil, baik di
sektor swasta, publik atau sukarela merupakan hal yang tidak
terelakkan selama kira-kira beberapa dekade terakhir. Tren
perubahan organisasi tersebut terus meningkat dalam frekuensi,
kecepatan, kompleksitas dan gejolak dalam kondisi saat ini, dan
sepertinya tidak ada tanda-tanda penurunan.
Program perubahan diperlukan organisasi masa kini karena
adanya pergeseran dalam waktu dan hubungan atau jaringan
informasi di seluruh dunia. Teknologi pemrosesan informasi yang
canggih dan era globalisasi organisasi mendorong manajer dengan
banyak ide baru, produk baru, tantangan baru dengan semakin
sempitnya waktu untuk membuat keputusan yang dapat diambil
oleh manajer. Manajer dituntut untuk meningkatkan kemampuan
karyawan di seluruh organisasi untuk mengantisipasi dan belajar

66
dari perubahan yang sedang terjadi. Manajer harus membantu
individu dan kelompok dalam organisasi untuk selalu melakukan
berbagai perbaikan dalam lingkungan yang kompetitif. Kondisi ini
dapat dilihat sebagai tahap proses pembelajaran organisasi
(learning organization), yang didasari dari perubahan sistem, nilai
dan sifat manusia untuk meningkatkan kinerja terus-menerus
berdasarkan pengalaman masa lalu. Pada tahap ini kata kunci yang
ada sepanjang waktu adalah kreatifitas dan inovasi.
Dalam kajian ini akan dibahas tentang bagaimana Strategi
Pendidikan membuat perubahan atau pembaharuan organisasi dan
mengelola pengembangan organisasi melalui kreatifitas dan inovasi.

A. Strategi Untuk Pendidikan Pengembangan Organisasi


Strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur
harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan
signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu
dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini.
Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga
dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan pada desain
struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya
produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi
biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian biaya secara
ketat, menghindari pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang
tidak perlu, dan pemotongan harga. Strategi imitasi adalah strategi
yang mencoba masuk ke produk-produk atau pasar-pasar baru
hanya setelah viabilitas terbukti.

67
Mengacu kepada UU sisdiknas ketentuan umum pasal 1 ayat
1 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara, maka terwujudnya sebuah
organisasi pendidikan yang berkualitas merupakan sebuah
penghargaarn. Sehingga dalam upaya mewujudkan sebuah
organisasi pendidikan yang unggul dan kompetitif diperlukan
langkah-langkah strategis nyata khususnya terkait dengan
pengembangan kelembagaan atau organisasi pendidikan dalam
konteks manajemen. Hal ini tidak bisa lepas dari kondisi riil
berdasarkan analisa bahwa 60 persen kegagalan dan ketidak
suksesan dalam pelaksanaan proses pendidikan disebab kegagalan
dalam bidang manajemen.
Pembahasan dan deskripsi tentang strategi pengembangan
manajemen organiasi sebagai usaha untuk menciptakan pendidikan
yang unggul sejalan dengan semangat isi UU sisdiknas pasal 1 ayat 1,
tidak dapat dilakukan tanpa aturan dan rencana yang baik. Sehingga
telaah komprehensif mulai dari teori, konsep, masalah dan strategi
pengembangannya harus dideskripsikan secara jernih dan
menyeluruh. Terkait dengan hal tersebut landasan teori dalam
pengembangan organisasi dalam upaya mewujudkan pendidikan
yang unggul dan kompetitif harus dieksplorasi terlebih dahulu pada
definisi/ pengertian dan teori manajemen organisasi itu sendiri.
Teori manajemen organisasi mengalami pembaharuan dan
perkembangan yang cukup signifikan sehingga memicu

68
penggolongan dalam tiga ranah kelompok yaitu manajemen klasik,
ilmiah dan kontemporer. Dalam ranah teori manajemen organisasi
klasik, salah satu yang dapat mewakili dan populer dikalangan studi
manajemen adalah Henry Fayol. Dalam kerangka fikir Henry Fayol
Menurut Robbins terdapat 5 fungsi menajemen yaitu (planning,
organaizing, actuating and controling)1 merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengkoordinasi dan mengendalikan. Seiring dengan
perkembangan zaman dan modernisasi, saat ini manajemen banyak
dipahami pada 4 aspek saja yang dikenal dengan istilah POAC
(planning, organaizing, actuating and controling). Berikut ini
penjabaran lebih jauh mengenai 4 hal tersebut diatas.
TABEL 1
FUNGSI MANAJEMEN

MERENCANAKAN MENGORGANISASI MEMIMPIN MENGENDALIKAN


(PLANNING) (ORGANAIZING) (ACTUATING) (CONTROLING)
Mendefinisikan sasaran, Menentukan apa yang Mengarahkan dan Memantau kegiatan
menetapkan strategi, dan perlu dilakukan, memotivasi seluruh guna menyakinkan
menyusun bagian-bagian pihak yang terlibat bahwa kegiatan
rencana untuk Bagaimana cara dan menyelesaikan tersebut
mengkoordinsaikan melakukan, dan siapa konflik diselesaikan seperti
sejumlah kegiatan yang harus melakukan yang direncanakan

Dalam dunia pendidikan saat ini yang berkembang adalah konsep


organisasi dengan sistem terbuka, yang secara dinamis berinteraksi

69
dengan lingkungannya. Perkembangan globaliasi dan standarisasi
pendidikan membawa pengaruh yang signifikan bagi
keberlangsungan pendidikan di Indonesiaan. Hal ini karena posisi
lembaga atau organisasi pendidikan sebagai organisasi yang
mempunyai sistem terbuka yang bersifat dinasmis tidak bisa lepas
dari pengaruh lingkungan.

Tidak hanya dalam dunia bisnis, saat ini persaingan seiring dengan
era globalisasi pada abad 21 merambah hampir pada seluruh aspek
kehidupan manusia tidak terkecuali bidang dan organisasi
pendidikan. Maka pengembangan organisasi pendidikan sehingga
menjadi sebuah lembaga yang unggul dan kompetitif tidak bisa
ditawar lagi. Pengembangan organisasi (Organisation Development)
bukanlah suatu konsep tunggal yang mudah didefinisikan.
Sebaliknya itu merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
meliputi suatu kumpulan intervensi perubahan-terencana, yang
dibangun atas nilai-nilai humanistik-demokratis, yang
mengupayakan perbaikan keefektifan organisasi dan kesejahteraan
karyawan. Menurut Robbin dalam bukunya Organizational
Behavior, Beberapa yang mendasari organization development yaitu:

1. The awards will be human (Penghargaan akan orang). Individu


dipersepsikan sebagai bertanggung jawab, teliti dan punya
perhatian. Hendaknya mereka diperlakukan secara layak dan
hormat.
2. Belief and support (Percaya dan mendukung). Organisasi yang
efektif dan sehat bercirikan oleh kepercayaan, otentisitas,
keterbukaan dan suatu iklim yang mendukung.

70
3. The unification of power (Kenyamaan kekuasaan). Organisasi
yang efektif mengurangi tekanan pada wewenang dan kontrol
hirarkis.
4. Conrontation (Konfrontasi). Seharusnya masalah-masalah
tidak disembunyikan hendaknya dihadapi secara terbuka.
5. Partisipation2 (Partisipasi. Semakin dilibatkan dalam
pengambilan keputusan dalam hal perubahan, semakin setia
terhadap pelaksanaan keputusan perubahan tersebut.

Dari penjabaran diatas dan gambar yang terlihat tersebut, strategi


pengembangan organisasi yang dapat ditempuh adalah dengan
melakukan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and
Threats). Namun saat ini momentum analisis SWOT mulai digeser
oleh Blue Ocean Strategy (Strategi Samudra Biru) yang merupakan
anti tesis dari analisis SWOT yang cenderung Red Ocean Strategy
(Strategi Samudra Merah). Seperti yang djelaskan oleh Kim dan
Maurborgne sang penulis buku “Blue Ocean Strategy” menjelaskan
seperti yang dikutip di bawah ini :

“Red oceans represent all the industries in existence today the known
market space. In red oceans, industry boundaries are defined and
accepted, and the competitive rules of thegame are well understood.
Here, companies try to outperform their rivals in order to grab a
greater share of existing demand. As the space gets more and more
crowded, prospects for profits and growth are reduced. Products turn
into commodities, and increasing competition turns the water bloody.

71
Blue oceans denote all the industries not in existence today—the
unknown market space, untainted by competition. In blue oceans,
demand is created rather than fought over. There is ample
opportunity for growth that is both profitable and rapid. There are
two waysto create blue oceans. In a few cases, companies can give rise
to completely new. Lebih lanjut….. Blue ocean strategy, by contrast, is
about doing business where there is no competitor. It is about creating
new land, not dividing up existing land

Blue Ocean Strategy sebagai suatu strategi pengembangan


organiasasi, bukan tanpa rintangan dan hambatan.

B. Definisi dan Konsep Perubahan Organisasi

Perubahan organisasi atau pembaharuan organisasi


(organizational change) sebagai pengadopsian ide-ide atau perilaku
baru oleh sebuah organisasi. Organiasasi dirancang untuk
beradaptasi dengan peruabahan lingkungan melalui pembaharuan
dan pengembangan internal. Perubahan organisasi dicirikan dengan
berbagai usaha penyesuaian-penyesuaian disain organisasi di waktu
mendatang. Pengelolaan perubahan secara efektif tidak hanya
diperlukan bagi kelangsungan hidup organisasi, tetapi juga sebagai
tantangan pengembangan. Dalam arti lain perubahan organisasi
merupakan proses penyesuaian desain organisasi terhadap kondisi
lingkungan yang dihadapi. Perubahan dapat bersifat reaktif dan
proaktif.
Perubahan reaktif menurut Stephen R.Covey changes were
made in reaction to signs that the necessary changes through the
implementation of the modified bit by bit to deal with specific issues

72
that arise3.Perubahan yang dilakukan sebagai reaksi terhadap
tanda-tanda bahwa perubahan diperlukan melalui pelaksanaan
modifikasi sedikit-demi sedikit untuk menangani masalah tertentu
yang timbul. Organisasi membuat perubahan structural kecil
sebagai reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan mikro dan
makro. Formulir pendaftaran direvisi untuk mempermudah calon
mahasiswa .Program pelatihan peningkatan pelayanan pelanggan
dilakukan setiap enam bulan. Perubahan reaktif lebih ditekankan
pada perubahan yang bersifat rutin dengan cakupan yang lebih
sempit.
Perubahan proaktif menurut Stephen R.Covey changes are
directed through structural innovations, policy changes or new targets
or operating philosophy that is intentionally designed and
implemented4perubahan yang diarahkan melalui inovasi structural,
kebijakan atau sasaran baru atau perubahan filosofi operasi yang
dengan sengaja didesain dan diimplementasikan. Proses reaktif
dilakukan melalui pelaksanaan berbagai investasi waktu dan
sumber daya lainnya yang berarti untuk mengubah cara-cara
operasi organisasi. Perubahan ini disebut juga sebagai perubahan
yang direncanakan (planned change).
Thomas dan Bennis mengatakan bahwa Changes planned
are:"Systematic effort to redesign an organization in a way that will
help him adapt to the changes that occur in the environment external
or internal. Usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi
dengan cara yang akan membantunya melakukan adaptasi pada
perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal atau internal “.

73
Perubahan ini menyangkut kegiatan-kegiatan yang disengaja
untuk mengubah status quo. Thomas dan Bennis mendefinisikan
perubahan yang direncanakan sebagai perancangan dan
implementasi inovasi srtuktural, kebijaksanaan atau tujuan baru,
atau suatu perubahan dalam filsafat, iklim dan gaya pengoperasian
secara sengaja. Perubahan yang direncanakan bertujuan untuk
menyiapkan seluruh organisasi atau sebagian besar untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan signifikan dalam sasaran
dan arah organisasi. Beberapa perusahaan besar, paling sukses dan
pantas dihormati merupakan korban dari kesuksesannya sendiri.
Selama bertahun-tahun mereka telah membangun struktur
organisasi yang amat stabil, birokratis, dan sangat efisien untuk
mencapai sasaran tertentu dalam lingkungan tertentu. Pembuatan
keputusan yang dilakukan berdasarkan metode tetapi lamban dan
ide serta kesempatan baru yang menguntungkan daya saing terikat
oleh birokrasi. Pada perkembangannya banyak organisasi yang
mencoba melakukan perubahan dengan struktur yang lebih
mendatar, yang mendorong kerjasama kelompok dan komunikasi
yang lebih cepat. Idenya bahwa dengan struktur yang lebih ramping
akan mendorong fleksibilitas, kreatifitas dan inovasi dalam bereaksi
terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.

C. Faktor-faktor Pendorong Perubahan

Perubahan organisasi dapat didorong oleh pengaruh yang


ditimbulkan dari lingkungan internal dan eksternal organisasi.
Lingkungan internal mempengaruhi organisasi terhadap cara
organisasi melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Lingkungan
eksternal mempengaruhi organisasi terhadap kemampuan

74
organisasi untuk memperoleh sumber daya-sumber daya yang
dibutuhkan untuk memproduksi dan memasarkan berbagai produk.

Faktor internal organisasi yang mempengaruhi terdiri dari


faktor sasaran organisasi, strategi dan kebijakan, karyawan dan
teknologi baru yang terserap ke dalam organisasi. Faktor eksternal
organisasi terdiri dari faktor ekonomi, teknologi, sosial, budaya dan
politik.

Gambar 1
Faktor Faktor Pendorong Perubahan Organisasi

EKONOMI TEKNOLOGI

SASARAN STRATEG
I,
KEBIJAKA
N
ORGANISA
SI

KARYAW TEKNOLOG
AN I

SOSIAL
POLITIK

BUDAYA

75
Perubahan organisasi yang diperngaruhi faktor internal bisa dalam
bentuk mengganti tujuan atau sasaran dari pertumbuhan jangka
panjang menjadi pencapaian laba jangka pendek yang akan
mempengaruhi perubahan tujuan jangka pendek departemen lain.
Jika manajer puncak memilih strategi pertumbuhan cepat, maka
tindakan-tindakan internal harus dirubah untuk meraih sasaran
tersebut, seperti dilakukan pengenalan proses produksi dengan
teknologi baru yang akan mempengaruhi sistem kerja. Perubahan
kebijakan dan prosedur personalia yang akan mempengaruhi
motivasi kerja karyawan. Permintaan-permintaa dari karyawan,
serikat pekerja dan produski yang tidak efisien juga dapat
memunculkan kebutuhan akan pembaharuan.
Kekuatan eksternal organisasi yang mendorong perubahan
seperti kenaikan biaya dan kelangkaan sumber daya, tingkat
persaingan, perubahan pasar konsumen dan pasar tenaga kerja,
perubahan sisitem ekonomi dan tingkat suku bunga.
Proses Efektif Perubahan Organisas.
Dua hal menjadi penyebab kegagalan melaksanakan
perubahan adalah pertama orang tidak mau (tidak mampu) untuk
mengubah sikap dan tingkah laku yang sudah lama menjadi
kebiasaan. Kedua orang yang mencoba cara kerja berbeda dalam
waktu singkat, bila diberi kebebasan cenderung untuk kembali ke
pola tingkah laku yang sudah menjadi kebiasaan.
Edgar H. Schein5 mengemukakan tiga langkah proses
efektif perubahan organisasi sebagai berikut :
1. Unfreezing (pencairan)

76
Membuat kebutuhan terhadap perubahan demikian jelas
sehingga individu, kelompok dan organisasi siap melihat dan
menerima bahwa perubahan perlu terjadi. Langkah ini
biasanya dikaitkan dengan diagnoses, yang menggunakan
pakar eksternal yang disebut agen perubahan (change agent)
yaitu spesialis OD (organizational development) yang
melaksanakan diagnosis sistematis atas organisasi dan
mengidentifikasi masalah-masalah yang berhubungan
dengan pekerjaan. Diagnosis membantu karyawan
menyadari masalah-masalah perilaku mereka.
2. Changing (pengubahan)
Menemukan dan mengadoptasi sikap, nilai dan tingkah laku
baru dengan bantuan agen perubahan terlatih memimpin
individu, kelompok dan seluruh organisasi melewati proses
tersebut. Individu-individu bereksperimen dengan perilaku-
perilaku baru dan mempelajari keahlian-keahlian baru yang
dapat digunakan dalam lingkungan kerja.
3. Refreezing (pemantapan)
Transformasi pola tingkah laku menjadi norma baru melalui
penguatan dan dukungan mekanisme. Di sini individu-
individu menerapkan sikap dan nilai baru dan organisasi
memberi imbalan untuk itu. Dampak dari perilaku baru
dievaluasi dan diperkuat.
John Kotter membangun tiga langkah model Lewin untuk
menciptakan pendekatan yang lebih rinci untuk menerapkan
perubahan. Kotter mulai dengan mendaftar kesalahan umum
manajer ketika mencoba memulai perubahan kemudian membuat
delapan langkah berurutan untuk mengatasi masalah ini, yakni:

77
a) Menetapkan rasa urgensi dengan menciptakan alasan
kuat mengapa perubahan diperlukan.
b) Membentuk koalisi dengan kekuatan yang cukup untuk
memimpin perubahan.
c) Membuat visi baru untuk mengarahkan perubahan dan
strategi untuk mencapai visi.
d) Mengkomunikasikan visi ke seluruh organisasi.
e) Memberdayakan orang untuk bertindak atas visi
dengan menghilangkan hambatan untuk mengubah dan
mendorong pengambilan resiko dan pemecahan
masalah secara kreatif.
f) Perencanaan, pembuatan, penghargaan
“kemenangan” jangka pendek untuk menggerakkan
organisasi menuju visi baru.
g) Konsolidasi perbaikan, menilai kembali perubahan, dan
membuat penyesuaian yang diperlukan dalam program
baru.
h) Memperkuat perubahan dengan menunjukkan
hubungan antara perilaku baru dan keberhasilan
organisasi.

Pada empat langkah pertama Kotter didasari dari


ekstrapolasi tahap Lewin “unfreezing”. Sedangkan pada tahap 5, 6
dan 7 didasari dari “gerakan” dan tahap terakhir pada “refreezing”.
Jadi kontribusi Kotter terletak dalam menyediakan manajer dan
agen perubahan dengan panduan yang lebih rinci untuk berhasil
mengimplementasikan perubahan.

78
D. Pendekatan dan Strategi Perubahan Organisasi
Sebuah organisasi bisa dirubah dengan melakukan tiga
macam pendekatan seperti mengganti strukturnya, teknologinya,
orangnya atau mengkombinasi beberapa pendekatan ini.
Pendekatan pada perubahan structural diarahkan dengan
pengaturan ulang sistem internal. Pendekatan yang dapat dilakukan
pada desain organisasi, desentralisasi, dan modifikasi kerja.
Pendekatan pada perubahan teknologi mencakup mengganti
peralatan, proses rekayasa, teknik penelitian atau metode produksi.
Teknologi produksi memiliki pengaruh besar pada organisasi
sehingga pendekatan teknostruktural berusaha memperbaiki
prestasi kerja secara serentak mengubah aspek struktur organisasi
dan teknologinya seperti perluasan pekerjaan dan pengayaan
pekerjaan.
Pendekatan pada perubahan manusia, mencoba mengubah
tingkah laku dengan fokus pada keterampilan, sikap, persepsi dan
harapan mereka.

Sumber Utama Penolakan dan Metode Penanggulangan


Penolakan Perubahan

Tiga sumber utama penolakan terhadap perubahan


organisasi terdiri dari pengaruh faktor:
1) budaya organisasi,
2) kepentingan individu dan
3) persepsi sasaran dan strategi organisasi.

79
1) Budaya Organisasi
Edgar H. Schein dalam bukunya “Organizational Culture and
Leadershif” mangartikan budaya organisasi lebih luas sebagai :
” …A patern of shared basic assumptions that the group learned as it
solved its problems of external adaptation and internal integration,
that has worked well enough to be considered valid and, therefore, to
be taught to new members as the correct way to perceive, think and
feel in relation to these problems”6.
Budaya organisasi sebagai “Suatu sistem makna yang
dimiliki bersama oleh suatu organisasi yang membedakannya
dengan organisasi lain”. Budaya merupakan kekuatan untuk
mengarahkan tingkah laku karyawan. Karyawan termotivasi bekerja
dalam organisasi karena pekerjaan itu membantu mereka
memenuhi sasaran kehidupan mereka dan karena kepribadian,
sikap dan keyakinan mereka sesuai dengan budaya organisasi.
Budaya yang telah tertanam mempengaruhi sikap kerja sehingga
mereka merasa terancam dengan usaha untuk melakukan
perubahan radikal dalam budaya organisasi dan “cara kami bekerja”
yang dirasa akan menyulitkan mereka untuk melakukan
penyesuaian terhadap budaya baru.
2) Kepentingan individu
Kebutuhan karyawan terhadap hasil kerja sebagai imbalan
dari bekerja dengan baik, adanya pengharapan terhadap gaji yang
memadai, kondisi kerja yang memuaskan, kepastian adanya
pekerjaan, dan penghargaan sampai tingkat tertentu menjadi faktor
penolakan perubahan. Dalam hal ini perubahan menyebabkan
kekhawatiran karyawan menghadapi periode yang secara potensial

80
tidak menyenangkan untuk menyesuaikan dengan struktur
organisasi yang baru atau pekerjaan yang didesain ulang yang akan
menimbulkan hilangnya beberapa kepentingan yang selama ini
dimiliki karyawan.

3) Persepsi Sasaran dan Strategi Organisasi


Sasaran dan strategi sangat penting untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan usaha organisasi.
Sasaran dan strategi yang menjadi pedoman dan telah dipegang
sebagai pendorong stabilitas organisasi, sangat sulit dirubah karena
terkadang karyawan tidak mengetahui kebutuhan untuk sasaran
baru karena mereka tidak mempunyai cukup informasi yang sama
dengan manajer. Mereka masih berpijak pada stabilitas masa lalu.
sementara lingkungan berubah secara dinamis dan menuntut
perubahan.
Resistance to Change Banyak masalah yang bisa terjadi
ketika perubahan akan dilakukan. Masalah yang paling sering dan
menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu sendiri”. Istilah
yang sangat populer dalam manajemen adalah resistensi perubahan
(resistance to change).
Penolakan atas perubahan tidak selalu negatif karena justru
karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa
dilakukan secara sembarangan.Penolakan atas perubahan tidak
selalu muncul dipermukaan dalam bentuk yang standar. Penolakan
bisa jelas kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan
protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya; atau bisa
juga tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada

81
organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja
meningkat, tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya.

Metode Menangani Penolakan Terhadap Perubahan


Ada enam pendekatan dalam menangani penolakan terhadap
perubahan yang dapat dilakukan organisasi.
1. Pendidikan dan Komunikasi.
Memberikan penjelasan tentang kebutuhan akan perubahan dan
logika dari perubahan kepada individu, kelompok dan organisasi
keseluruhan. Pendekatan ini digunakan bila ada kekurangan
informasi atau informasi yang tidak tepat serta kekurangan
analisanya.
2. Partisipasi dan penyertaan.
Meminta atau mengikutsertakan anggota organisasi untuk
membantu mendesain perubahan. Pendekatan yang dapat
digunakan bila pemrakarsa tidak mempunyai semua informasi yang
dibutuhkan untuk mendesain perubahan dan orang lain mempunyai
kekuatan cukup besar untuk menolak perubahan.
3. Komitmen, Memberi fasilitas dan dukungan.
Memberikan program pelatihan ulang, liburan, dukungan emosional
dan memahami orang yang terpengaruh terhadap perubahan.
Pendekatan yang dapat digunakan bila orang akan menolak karena
masalah penyesuaian.
4. Negosiasi dan persetujuan.
Melakukan negosiasi dengan penolak potensial atau mengusahakan
surat pemahaman tertulis. Pendekatan digunakan bila beberapa
orang atau organisasi dengan kekuatan besar untuk menolak
perubahan.

82
5. Manipulasi dan pemilihan menjadi anggota.
Memberikan peran yang diinginkan oleh orang yang
berpengaruh dalam mendesain atau
mengimplementasikan proses perubahan. Pendektan ini
digunakan bila taktik lain tidak akan berhasil atau terlalu
mahal.
6. Memaksa secara terang-terangan dan terselubung.
Menakut-nakuti dengan kehilangan pekerjaan atau
pemindahan, tidak dipromosikan dan sebaginya.
Pendekatan ini digunakan bila kecepatan dalam proses
perubahan diperlukan dan pemrakarsa perubahan
memiliki kekuatan yang cukup besar.
7. Mengembangkan hubungan positif
Orang lebih bersedia untuk menerima perubahan jika
mereka percaya para manajer menerima mereka. Resisten
terhadap perubahan merasa lebih positif tentang
perubahan jika mereka mempercayai para agen
perubahan. Jika manajerdapat memfasilitasi hubungan
positif, mereka mungkin dapat mengatasi perlawanan
8. Menerapkan perubahan
Salah satu cara organisasi dapat meminimalisir dampak
negative adalah untuk memastikan perubahan dilakukan
cukup.

Mengelola Kreatifitas dan Inovasi


Berkembangnya berbagai bentuk kebutuhan masyarakat
dan meningkatnya hubungan yang didorong teknologi informasi
serta organsasi yang lebih mengglobal menyebabkan semakin

83
meningkatnya perubahan lingkungan yang mendorong kebutuhan
penyesuaian organisasi melalui perubahan yang berkesinambungan.
Perubahan yang akan membawa prestasi dan produktifitas yang
semakin tinggi didasarkan pada sikap kreatif dan inovatif organisasi
dalam memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki. Di
dunia saat ini kreatifitas dan inovatif lebih penting daripada
sebelumnya. Ini berarti berpikir dengan cara baru dan terbuka
terhadap cara yang sama sekali berbeda untuk melihat dunia.
Kreatifitas adalah menghasilkan ide baru. Kreatifitas
juga merupakan penggunaan akal sehat untuk meciptakan gagasan
baru terhadap sesuatu atau berbagai keunikan pemechan masalah.
Individu yang kreatif memiliki kecenderungan untuk bersikap lebih
fleksibel mereka mau dan mampu untuk berpindah dari suatu
pendekatan ke pendekatan lain bila menghadapi masalah. Mereka
orang yang lebih bersikap independen, teguh berpegang erat pada
pendiriannya kalau idenya ditantang. Lebih menyukai untuk
memcahkan masalah yang rumit daripada masalah sederhana.
Orang kreatif cenderung mempertanyakan masalah otoritas secara
spontan dan tidak menyukai perintah yang tidak masuk akal. Orang
kreatif lebih termotivasi pada pekerjaan yang menarik daripada
kompensasinya serta orang yang suka bekerja keras dan hal-hal
yang menarik.
Inovasi adalah penerjemahan ide baru menjadi perusahaan
baru, produk baru, jasa baru, proses baru atau metode baru untuk
memproduksi. Inovasi dapat juga diartikan sebagai proses
menciptakan gagasan baru dan melaksanakannya dalam praktek
sehari-hari. Ini merupakan kegiatan merubah gagasan baru menjadi
berbagai penerapan yang dapat digunakan. Inovasi meruipakan

84
sumber sukses dalam ekonomi pasar, hal ini diperkuat oleh
lingkungan yang selalu berubah dan penuh persaingan dewasa ini.

Tiga Langkah Proses Kreatif dalam Organisasi


1. Menghasilkan ide (idea creation)
Pengetahuan baru yang didasarkan atas penemuan,
pemahaman serta kreatifitas spontan sehingga individu
dapat bertindak cerdik dan mampu berkomunikasi. Ide
yang dihasilkan tergantung pada arus manusia dalam
organisasi dan informasi antar perusahaan dengan
lingkungan.
2. Pengembangan ide
Konsep gagasan pada awalnya harus diuji dan dibahas
dengan yang lain. Nilai praktis dan finansial diuji dalam
feasibilitas formal yang akan menunjukkan rugi atau laba.
Pengembangan ide dipengaruhi oleh budaya organisasi
dan proses dalam organisasi.
3. Implementasi ide
Tahap dimana ide kratif sebagai pemecahan masalah atau
penciptaan pasar (rekayasa, penentuan peralatan,
pembuatan pabrik, uji pemasaran dan promosi). Proses
dimana produk baru dikomersialisasikan atau proses
produksi baru dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan
operasional yang rutin dilaksanakan.

Walaupun inovasi tingkat tinggi seringkali mengurangi laba


jangka pendek, inovasi tatap diperlukan untuk pertumbuhan
organisasi jangka panjang. Keberhasilan inovasi ditentukan

85
oleh integrasi tingkat tinggi diantara berbagai unit operasi
organisasi.
E. Action Research
Action research adalah proses perubahan berdasarkan
pengumpulan data yang sistematis dan pemilihan tindakan
perubahan berdasarkan apa yang ditunjukkan oleh data
yang dianalisis. Action research menyediakan metodologi
ilmiah untuk mengelola perubahan yang direncanakan.
Penelitian tindakan terdiri dari 5 langkah:
a) Diagnosa
b) Analisa
c) Umpan balik
d) Tindakan
e) Evaluasi
Penelitian tindakan memberikan setidaknya 2 manfaat
spesifik:
1) Melihat pada fokus masalah. Agen perubahan melihat
masalah secara objektif. Jenis masalah menentukan
jenis tindakan perubahan.
2) Karena tindakan penelitian melibatkan Sumber Daya
Manusia secara menyeluruh dalam proses, hal itu
mengurangi resistensi terhadap perubahan

Cara Memperkuat Kreatifitas Organisasi (Rosabeth Moss


Kanter)
1. Kembangkan perubahan yang dapat diterima
Anggota organisasi diyakinkan bahwa perubahan
menguntungkan mereka dan organisasi dengan melibatkan

86
anggota dan manajer untuk membuat keputusan dan
menjamin kepastian pekerjaan secara hati-hati ketika
perubahan direncanakan dan diimplementasikan.
2. Dorong Penciptaan ide baru
Mendorong kreatifitas berarti manajer mau mendengarkan
saran anggota dan mengimplementasikan saran yang baik.
3. Beri Peluang Interaksi lebih Banyak
Kreatifitas didorong dengan menciptakan iklim pemberian
peluang kepada individu untuk berinteraksi dengan
amggota kelompok sendiri maupun kelompok lain.
4. Beri Toleransi Kegagalan
Manajer yang efektif menerima dan mengizinkan waktu
dan sumber daya diinvestasikan dalam percobaan ide baru
meski tidak sesuai dengan harapan.
5. Sediakan tujuan yang jelas dan kebebasan untuk
mencapainya
Anggota organisasi harus mempunyai tujuan dan arah
untuk kreatifitas. Memberikan pedoman dan batas yang
masuk akal sebagai kendali manajer atas jumlah waktu dan
dana yang diinvestasikan dalam kreatifitas.
6. Berikan Pengakuan.
Dengan menawarkan dalam bentuk berwujud seperti
bonus dan kenaikan gaji, manajer menunjukkan bahwa
kreatifitas dihargai dalam organisasi yang akan lebih
mendorong motivasi untuk bersikap kreatif

87
CONTOH KASUS
Kegagalan Succession Planning dan Robohnya Citibank
Citibank salah satu bank terbesar di indonesia, tidak hanya
itu citibank juga adalah sekolah perbankan yang menghasilkan bara
bankir-bankir yang berkualitas, dan lulusan dari sekolah citibank
pun orang-orang yang diakui sebagai bankir-bankir terbaik dunia.
Selain itu citibank pun menjadi penguasa pasar kartu kredit di
indonesia.
Dibalik kemegahan dan kehebatan citibank di indonesia,
sebenernya citibank pusat atau yang disebut citigroup yang
berpusat di amerika mengalami kerugian yang sangat besar yang
diakibatkan oleh macetnya kredit perumahan diamerika. Citigroup
harus menanggung kerugian sebesar Rp 160 triliyun, tidak hanya itu
tapi saham citigroup pun di bursa saham harganya sangat jatuh dari
$57 menjadi $20.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan citigroup bisa
mengalami hal tersebut, salah satunya adalah kegagalan CEO
citigroup dalam melakukan perubahan dan perkembangan dalam
citigroup. CEO citigroup tersebut merubah konsep kepemimpinan
citigroup yang lama menjadi kepemimpina otoriter, yang
menyebabkan para bankir-bankir di citigroup pun banyak yang
mengundurkan diri karena tidak suka dengan perubahan yang
terjadi pada citigroup. Sehingga pada akhirnya citigroup kehilangan
para bankir-bankir terbaik yang mereka punya.
Kegagalan CEO citigroup dalam membawa perubahan tidak
hanya sampai disitu, kegagalan lainynya adalah saat CEO citigoup
tersebut ingin pensiun. Saat sang CEO citigroup tersebut ingin
pesnsiun pada tahun 2003, sang CEO citigroup tersebut memilih

88
penggantinya bukan karena yang dipilihnya itu orang terbaik dalah
hal perbankkan, atau bukan karena pengalaman penggatinya itu
memiliki pengalaman yang luar biasa dalam hal perbankkan, tapi
sang CEO tersebut memilih penggantinya dikarenakan yang
menggantikan sangat loyal kepadanya, walaupun yang
menggantikannya itu tidak memilkiki basic tentang dunia
perbankan, karena yang menggantikannya adalah seorang kepala
bagian hukum, atau basicnya adalah dalam bidang hukum.
Itulah beberapa penyebab mengapa citigroup bisa
mengalami kerugian yang sangat besar, sebagaian besar
penyebabnya adalah karena perubahan dan perkembangan
citigroup kearah yang tidak baik, sehingga mereka tidak dapat
mengatasi perubahan atau masalah yang terus berkembang pula.
Ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dalam kasus
citigroup tersebut, diantaranya adalah:
1) Saat ingin melakukan perubahan atau perkembangan pada
sebuah organisasi, ada baiknya harus dipikirkan segala
resikonnya, agar perubahan dan perkembangan yang dibuat
dapat membuat organisasi tersebut dapat bertahan
menghadapi segala tuntutan masalah yang terus berkembang
pula
2) Perubahan yang terbaik adalah saat kita merangkul seluruh
anggota organisasi kita, bukan menerapkan kepemimpinan
yang otoriter, karena kepemimpnan yang otoriter akan
membuat kesenjangan antar pemimpin dan anggtonya. Yang
akan menyebabkan banyaknya masalah yang tidak
terselesaikan, karena kuragnya kerja sama akibat
kepemimpinan yang otoriter.

89
3) Saat sebuah perubahan atau perkembangan yang kita buat
dalam sebuah organisasi membuat organisasi kita mengalami
perubahan atau perkembangan ke arah yang negatif, maka
sebaiknya kita harus membua sebuah perubahan baru, agar
organisasi tersebut dapat bertahan dalam menghadapi segala
masalah, dan agar organisasi terebut dapat mejadi tempat
bernaung bagi para anggotanya.
Dari uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan
tentang keunggulan implementasi dan manfaat Manajemen
Perubahan dan Organisasi Pembelajar (learning Organization)
dalam dunia pendidikan, yaitu :
1. Keunggulan Implementasi Manajemen Strategi Dengan
menerapkan Manajemen Strategi, maka organisasi pendidikan
(sekolah) akan memiliki keunggulan, antara lain : profitabilitas,
produktifitasi tinggi, memiliki posisi kompetitif, keunggulan
teknologi, keunggulan Sumber Daya Manusia, Iklim kerja yang
kondusif, etika dan tanggung jawab sosial yang berkembang.
2. Manfaat yang diperoleh dari implementasi tersebut diatas
adalah :
a) organisasi menjadi dinamis,
b) Fungsi kontrol berjalan dengan efektif dan efisien
c) Meniadakan perbedaan dan pertentangan pendapat dalam
mewujudkan keunggulan
d) Memudahkan dalam menyepakati perubahan atau
pengembangan strategi yang akan dilaksanakan
e) Mendorong perilaku proaktif bagi semua pihak untuk ikut
serta mewujudkan keunggulan

90
f) Meningkatkan perasaan ikut memiliki, berpartisipasi aktif
dan tanggung jawab bagi semua komponen organisasi.
3. Secara sederhana, kita bisa membagi masalah Manajemen
Perubahan dan Organisasi Pembelajar (learning Organization)
menjadi dua pertanyaan utama, yaitu:
- Perubahan apa yang mesti kita terapkan ?
- Bagaimana cara kita menerapkannya agar bisa sukses ?
4. Meskipun menurut definisinya, perubahan mengusik keadaan
status quo, kepemimpinan sangatlah penting karena untuk
mencapai tujuan perubahan, kita mesti menempatkan analisa
dan aksi di atas konsensus, meski ketiganya sama-sama
diperlukan.
5. Kita akan menempatkan perpaduan manajerial yang baru ini
agar proses perubahan bisa jalan secara efektif.
6. Untuk menjawabnya, kita butuh beberapa ketrampilan khusus,
seperti:

- Mendiagnosa kebutuhan perubahan; mengaudit kinerja;


mengembangkan visi perbaikan; menggambarkan atau
merumuskan strategi baru.

- Mencapai tujuan perubahan juga butuh ketrampilan untuk


menyelesaikan tugas secara tuntas, untuk mendorong aksi.

91
BAB 5
Komunikasi dalam Pengambilan Keputusan

Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsure yang


sangat esensial dalam organisasi dan managemen. Pembuatan
keputusan bukan hanya fungsi pimpinan, tapi juga suatu proses
partisipasi seluruh anggota untuk meningkatkan fungsi-fungsi
managemen. Bagi pimpinan pembuatan keputusan itu merupakan
salah satu fungsi yang tidak dapat dihindari untuk tidak
melakukannya. Sebab tanpa pembuatan keputusan fungsi
kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan dan fungsi mananagemen
tidak dapat berjalan dengan baik untuk mewujudkan tujuan
organisasi.
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manager.
Kegiatan ini memainkan peranan yang sangat penting, setiap
putusan harus diikuti dengan pelaksanaan, dan orang yang
membuat keputusan itulah yang pertama-tama bertanggung jawab.
Meski demikian setiap keputusan hendaknya diusahakan agar
pelaksanaannya jangan sampai menggunakan kekerasan, (fisik)
kalau tidak terpaksa sama sekali.
Didalam setiap organisasi, baik organisasi besar maupun kecil,
dapat saja terjadi perubahan-perubahan kondisi, pergeseran
personalia, timbul pertentangan-pertentangan, terjadi kesalahan
yang perlu dibetulkan, dan muncul hal-hal yang tidak terduga sama
sekali sebelumnya. Menghadapi pekembangan atau masalah
semacam itu memerlukan pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat. Disamping itu keputusan, kputusan-keputusan harus diambil
dengan tepatag agar organisasi dapat berjalan dengan lancer.

92
Pimpinan harus cekatan dalam mengambil keputusan mengenai apa
yang harus dilakukan, harus mengetahui mengapa itu dilakukan,
kapan, dimana, bagaimana, dan siapa yang harus melaksanakannya.
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi
secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,
keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil.
Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan
terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah
pengaruhnya.
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi
secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu
ruang,keahlian atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu
hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang
diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah
pengaruhnya.

Pembuatan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah


pembuatan/pem·bu·at·an/ n proses, cara, perbuatan,
buat1/bu·at/ kerjakan; lakukan.

Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi


alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa
kemungkinan - kemungkinan dari alternatif tersebut bersama
konsekuensinya.Setiapkeputusan akan membuat pilihan terakhir,
dapat berupa tindakan atau opini.

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya


dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti
terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab
pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya

93
dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan
terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana
semula. (R.C. Davis,1894-1962).

Keputusan dapat berarti pula sebagai hukum situasi, ketika


semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang
terlibat, baik pengawas maupun pelaksanaan mau menaati
hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan
menaatiperintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu
merupakan wewenang dari hukum situasi. (Mary Parker Follett,
1868-1933).

Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat


kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus
dihadapi.

Terry, George R. (2000) mengemukakan bahwa pengambilan


keputusan adalah pemilihan alternative perilaku
(kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada.

Siagian, Sondang P.(2000) memaparkan bahwa pengambilan


keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternative dan dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.

Simon, Herbert A. (1916-2001) mengemukakan bahwa ada tiga


proses dalam pengambilan keputusan adalah :

1. Intelegence activity yaitu proses penelitian situasi dan


kondisi dengan wawasan yang inteligen.

94
2. Design activity yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan
pemahaman, dan menganalisi kemungkinan pemecahan masalah
serta tindaklanjutnya, jadi ada perencanaan pola kegiatan.

3. Choise activity yaitu memilih salah satu tindakan yang terbaik dar
sekian banyak alternative atau kemungkinanan pemecahan.
Kegiatan-kegiatan pelaksanaan hasil keputusan itu sendiri biasanya
dilaksanakan oleh orang lain.

Pembuatan keputusan adalah bagia dari kegiatan meneger.


Kegiatan ini memberikan peranan yang penting bagi manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut
keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat
dibuat manajer. Pembuatan keputusan (decision
making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian
kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.

Proses Pembuatan Keputusan Keputusan

Sebagaimana T. Hani Handoko (2003) mengungkapkan bahwa


banyak meneger yang harus membuat suatu keputusan dengan
metode-metode pembuatan keputusan informasi untuk
memberikan pedoman bagi mereka.
Tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat
menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang
benar. Tetapi bagaimanpun juga, para manager yang menggunakan
suatu pendekatan yang rasional, intelektual, dan sistematik akan
lebih berhasil disbanding para manajer yang menggunakan
pendekatan informasi.

95
Proses pembuatan keputusan rasional hamper sama dengan
proses perencanaan strategi yang mencakup identifikasi dan
diagnosis masalah, pengumpulan dan analisis data yang relevan,
pengembangan alternative-alternatif, penilaian berbagai alternative
penyelesaian, pemilihan alternative terbaik, implementasi
keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.
1. Pemahaman dan perumusan masalah
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan
beberapa cara, antara lain : pertama, manajer secar sistematis
menguji hubungan-hubungan sebab-akibat, kedua, menajer
mencaripenyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan
dari “normal” manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang
mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda
tentang masalah atu kesempatan.
2. Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Manajer pertama kali harus menetukan data-data apa yang akan
dibutuhkan untukmembuat keputusan yang tepat, dan kemudian
mendapatkan informasi.
3. Pengembangan alternative-alternatif
Sebelum menager melakukan pengambilan keputusan, terlebih
dahulu perlu dikembangkan beberapa alternatif yang dapat
dilaksanakan dan harus dipertimbangkan konsekuensi yang akan
terjadi dari masing-masing alternatif. Hal ini merupakan proses
pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern yang relevan
dengan organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang
dapat dikembangkan menjadi alternative yang akan dipilih.
Pencarian tersebut dilaksanakan dalam batas waktu dan biaya

96
tertentu, karena dengan hanya usaha besar tersebut dapat
dikerahkan untuk mengembangkan alternatif.
4. Evaluasi alternatif
Setelah dilakukan pengembangan alternative, maka alternative
tersebut harus dievaluasi dan dibandingkan. Pada setiap situasi
keputusan, sasaran dalam mengambil keputusan adalah mengambil
alternative yang akan lebuh mnguntungkan dan yang paling kecil
kerugiannya. Hal ini menunjukkan pentingnya tujuan dan sasaran
Karena dalam memilih alternative, meneger sebagai pengambil
keputusan harus dipedomani tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hubungan antara alternative keluaran didasarkan pada
tiga kondisi berikut :
a. kepastian, maneger sebagai pengambil keputusan memiliki
pengetahuan yang lengkap mengenai kemungkinan keluaran dari
setiap alternative.
b. ketidak pastian, manager sebagai pengambil keputusan sama
sekal tidak mengetahui kemungkinan keluaran dari masing-masing
alternative.
c. resiko, manager sebagai pengambil keputusan memiliki sedikit
prakiraan mengenai kemungkinan keluaran masing-masing
alternative.
Pengambilan keputusan dengan resiko mungkin merupakan situasi
yang paling sering dijumpai. Dalam hal mengevaluasi, pada kondisi
inilah para ahli statistika dan ahli penelitian telah memberikan
kontribusi penting kepada teori keputusan.
5. Seleksi alternative
Seleksi alternative dilakukan dengan maksud untuk
memecahkan permesalahan sehingga mampu merealisasikan tujuan

97
yang telah ditetapkan. Meskipun managemen sebagai pengambil
keputusan memilih alternative dengan harapan dapat mencapai
sasaran, tetapi pemilihan tersebut seharusnya tidak dipandang
sebagai suatu aktivitasyang mandiri.
6. Implementasi keputusan
Setiap keputusan memiliki karakteristik sedikit lebih dari suatu
abstraksi, manakala keputusan tersebut tersebut tidak
diimplementasikan. Pilihan harus dilaksanakan secar efektif untuk
merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Tidak mustahil apabila
terjadi keputusn yang baik dapat nenjadi jelek karena dalam
mengoperasikannya kurang baik. Implementasi keputusan
merupakan aktivitas yang lebih penting dari pada aktivitas nyata
memilih alternative.
7. Evaluasi hasil keputusan
Implementasi hasil keputusan harus dimonitir terus-menerus.
Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan
dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang
diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat
kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus
dihadapi.

Tipe-Tipe Pembuatan Keputusan


1. keputusan-keputusan yang diprogaram
Keputusan-keputusan yang deprogram adalah keputusan
yang dibuat menurut kebiasaan, aturan-aturan prosedur, keputusan
yang rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai
kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan

98
pembuatan keeputusan dalam situasi yang berulang dengan
membatasi dan menghilangkan alternative-alternatif.
2. keputusan-keputusan yang tidak diprogram
Keputusan-keputusan yang tidak deprogram adalah
keputusan yang berkenaan dengan massalah-masalah khusus, khas
atau tidak biasa.
3. keputusan dengan kepastian, Resiko, dan Ketidakpastian
Keputusan dengan kepasian, Resiko, dan Ketidakpastian
yaitu para manajer membuatt keputusan-keputusan adalah bagi
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan tujuan yang akan
dicapai di waktu yang akan dating. Situasi-situasi pembuatan
keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat
diketahui dan sulit diperkirakan.

Beberapa Teknik Dalam Pembuatan Keputusan

Pembuatan keputusan para manajer dapat dilakukan dengan


menggunakan beberapa teknik dengan memperhatikan situasi pada
saat dalam pengambilan keputusan yaitu :
a. Situasi kepastian (certainly)
Keputusan dalam situasi kepastian (certainly), keputusan
dalam kondisi seperti ini perlu menentukan batas-batas tertentu
dimana factor tunggal dapat menyebabkan sebuah
perubahan (deterministic).
b. Situasi resiko (risk)
Keputusan dalam situasi resiko (risk), yaitu suatu keputusan
yang menggambarkan bahwa setiap rangkaian kegiatan mempunyai
sejumlah kemungkinan dan masing-masing probabilitasnya dapat
diperhitungkan atau dapat diketahui. Kebanyakan para menejer

99
dalam pemecahan masalah dengan menerapkan
kemungkinan (probability) untuk beberapa alternative. Teknik ini
biasanya menggunkan pohon keputusan (decision tree) untuk
solusinya. Pembuatan keputusan dengan kondisi resiko ini disebut
juga model stokastikmyaitu sesuatu yang belum tentu terjadi
kepastiannya, untuk pencapaian stokastik sebenarnya lebih
didominasi oleh usaha dan kerja keras manajer. Teknik yang dapat
digunakan keputusan dalam situasi resiko adalah teknik keputusan
inventori dan antrian.
c. Situasi ketidak pastian (uncertainly)
Keputusan dalam kondiis ini merupakan suatu keputusan
yang menggambarkan bahwa setiap rangkaian kegiatan mempunyai
sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing probalitasnya tidak
dapat diketahui/ditentukan. Ketidak pastian merupakan suatu
keadaan dimana manajer tidak dapat menentukan keputusan
kerena belum pernah terjadi sebelumnya. Memang keputusan
dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit untuk
pengambilan keputusan, ketidakpastian relevan dengan apa yang
ada dalam Game Theory. Dalam kondisi seperti ini perlu
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin untuk mendukung
keputusan dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.
d. Situsi konflik (conflict)
Keputusan dalam situasi konflik terkadang dalam
pengambilan keputusan tidak selalu lancer. Banyak permasalahan
yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Apalagi
bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau dapat
menyebabkan konflik.

100
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang
atau beberapa orang, kelompok, organisasi
dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya,
komunikasi dilakukan secara lisa atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat
bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa non verbal.

Komponen-komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar
komunikasi bisa berlangsung dengan baik.
Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
· Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang
mengirimkan pesan kepada pihak lain.
· Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan
disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
· Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan
kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap
muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
· Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari pihak lain
· Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan
pesan atas isi pesan yang disampaikannya.

101
· Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang
bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol").

Tujuan Komunikasi
Menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi
adalah menciptakan pemahaman bersama atau mengubah persepsi,
bahkan perilaku. Sedangkan menurut Katz an Robert Kahn yang
merupakan hal utama dari komunikasi adalah pertukaran informasi
dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi. Akan
tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan
saja, tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya
dalam upaya membentuk suatu makna serta mengemban harapan-
harapannya (Rosadi Ruslan, 2003:83).
Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang
bekerja sama dan mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan. Pada umumnya tujuan komunikasi tujuan anatara lain, yaitu:
1. Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai
komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan
(penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka
dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.
2. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti
benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan
kemauannya.
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar
gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan
persuasive bukan memaksakan kehendak.

102
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu,
menggerakan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin
berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini adalah kegiatan yang
lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat
adalah bagaimana cara baik untuk melakukan (Widjaja, 200:66-
67).

Fungsi Komunikasi
Secara Umum Fungsi Komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan pikiran atau perasaan.
2. Tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan.
3. Mengajarkan atau memberitahukan sesuatu.
4. Mengetahui atau mempelajari dari peristiwa di lingkungan.
5. Mengenal diri sendiri.
6. Memperoleh hiburan atau menghibur orang lain.
7. Mengurangi atau menghilangkan perasaan tegang.
8. Mengisi waktu luang.
9. Menambah pengetahuan dan merubah sikap serta perilaku
kebiasaan.
10. Membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat bersikap
atau berperilaku sebagaimana diharapkan.

Contoh Kasus Komunikasi


PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau
textil, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan
karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya
miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya
perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan

103
gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan
belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa
diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para
karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemoperusahaan,
Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang
dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun pasti
pernah mengalami permasalahan internal. Mulai dari
tingkat individu, kelompok, sampai unit. Mulai dari derajat dan
lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif
kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi
antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan
tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.
Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni
antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa
ikuti berita sehari-hari di berbagai media.
Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi
dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya
kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena
tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Penjelasan kasus :
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja
atau perusahaan antara individu akan sering
terjadi.Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah karena
masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga
caramengatasi masalah dalam perusahaan harus benar-benar
dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir
dampak yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara

104
karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena
masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan
system yangterstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara
atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Untuk mensiasati masalah ini biasa dilakukan dengan
berbagai cara :
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak
terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan
membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui
loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi
lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena
dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi
masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan,
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap
individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal
komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan
yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya
yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature
ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkanemosi
seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.

Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah
melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini
diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan

105
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut
bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif
yang akan dipilih dan sampai pada pegambilan keputusan yang
terbaik. Secara umum, Ada 2 jenis pengambilan keputusan,
diantaranya:
1. Pengambilan keputusan terprogram
Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons
otomatik terhadap kebijaksanaan - kebijaksanaan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat pengulangan dan
rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini.
Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-
jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode -
metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang
terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus
didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal ini dapat
dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan
suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik.
Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-
kesempatan untuk melaksanakan pengambilan keputusan
terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan
prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat
pelaksanaan pengambilan keputusan yang terprogram ini adalah
membebaskan manajemen untuk tugas-tugas yang lebih penting.
Misalkan : keputusan pemesanan barang, keputusan
penagihan piutang, dan lain-lain.

106
2. Pengambilan keputusan tidak terprogram
Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah -
masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan
jenis ini meliputi proses - proses pengambilan keputusan untuk
menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan.
Masalah-masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit
parameter - parameter yang diketahui dan kebanyakan parameter
yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab masalah ini
diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan,
ditambah dengan bantuan sistem informasi.
Hal ini dimaksud untuk mendapatkan keputusan tidak
terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas fasilitas pabrik,
pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan
kebijaksanaan- kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan
perpaduan semuanya adalah contoh masalah-masalah yang
memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram. Sangat
banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi
pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator
sekolah dan manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah
dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan mereka dapat
dihubungkan secara langsung.
Misalkan : Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat
penting didalam pengambilan keputusan tidak terprogram.
Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah
keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.

107
Contoh Kasus Pengambilan Keputusan
Suatu organisasi/perusahaan diberikan kepercayaan untuk
menjalankan suatu project di luar kota. Dan diputuskan project
berjalan selama satu bulan. Dan ternyata saat project sedang
berjalan di tengah-tengah proses, terjadi permasalahan kekurangan
personil untuk mengatasi project tersebut dan dikhawatirkan
project tidak akan selesai pada tenggat waktu yang telah ditentukan
dan waktunya semakin mepet, maka untuk memperlancar project
tersebut pimpinan dapat memutuskan untuk menambahkan
personilnya untuk memperlancar project tersebut walaupun akan
ada pengeluaran tambahan untuk pengiriman personil tersebut bagi
organisasi tersebut.
Contoh di atas adalah salah satu contoh dimana pimpinan
dapat saja mengambil keputusan tanpa didiskusikan terlebih
darhulu karena alasan kepentingan yang mendesak, apabila
menggunakan perkiraan ahli, kewenangan setelah diskusi, ataupun
kesepakatan maka akan memerlukan banyak waktu untuk membuat
keputusan.

108
BAB 6
PERANAN PEMIMPIN DALAM REVOLUSI MENTAL

Saat ini kondisi bangsa Indonesia ibarat kapal besar


ditengah samudra yang luas. Kapal ini sekarang kehilangan arah dan
tujuan. Bergeraknya hanya berputar-putar. Yang didapat hanya
hempasan ombak dan gelombang. Akibatnya, seluruh penumpang
mabuk dan kelimpungan. Celakanya, kapan berpenumpang lapisan
juta jiwa itu dalam kondisi berlubang, karatan dan mesinnya sering
mogok. Tinggal menunggu waktu saja, cepat atau lambat kapal besar
itu akan tenggelam disapu ganasnya ombak dan gelombang. Jika ini
terus menerus dibiarkan, maka bersiap-siaplah menuju kehancuran.
Melihat kondisi Indonesia sekarang ini maka kita sebagai
warga negara wajib segera melakukan koreksi dan pembenahan.
Rakyat Indonesia harus melengkapi proses reformasi yang sudah
berjalan dengan revolusi mental. Dengan revolusi mental kita kikis
habis mentalitas negatif warisan orde sebelumnya. Kita berantas
korupsi bukan cuma menanggapi orang-orang yang korup, tapi kita
mengembangkan sistem dan budaya tidak korup. Kita harus bangun
toleransi dan harmoni, kita hilangkan sifat rakus, kita kembangkan
budaya dialog untuk menyelesaikan masalah, kita tegakan hukum
yang adil dan bangun institusi peradilan yang bersih, dan kita tutup
ruangan gerak bagi para oprtunis.
Dengan revolusi mental, kita sadarkan bangsa yang besar ini
bahwa modal utama Indonesia untuk mencapai kemajuan dan
sebuah masyarakat yang adil makmur adalah manusia. Ya, benar
modal utama kita adalah manusia dan bukan kekayaan alam. Dan
bila manusia Indonesia memiliki zaman mentalitas yang selaras

109
dengan perkembangan zaman, Indonesia akan menjadi bangsa yang
maju dan menjadi tauladan dunia.
Penyebab kebodohan, kemiskinan dan menjadi koruptor
adalah mental pesimis. Manusia yang bermental pesimis otomatis
tidak percaya diri dan takut akan masa depan. Revolusi mental
adalah perubahan secara cepat, dari pasi menjadi aktif. Dari pesimis
menjadi optimis. Manusia yang bermental optimis, otomatis percaya
diri dan bisa menentukan masa depannya sendiri. Karena selain
mengandalkan kemampuan diri sendiri juga bertumpu pada
kekuatan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan begitu, dia akan menjadi
manusia yang hebat.
Manusia Indonesia harus berubah, daripada sekedar
mengeluh, lebih baik fokus pada solusi. Dari malas-malasan menjadi
giat bekerja, dari mudah menyerah menjadi pantang menyerah, dari
berorientasi hasil menjadi berorientasi proses dan dari sekedar
penonton menjadi pelaku. Manusia Indonesia harus berdaya dan
maju. Untuk itu, dibutuhkan mentalitas baru dan kita harus
menggelorakan revolusi mental. Ideal telah memulai revolusi mental
ini dari dirinya sendiri. Sebagai contoh Jokowi menjadi panutan
sejak menjabat menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI
Jakarta dan sekarang menjadi Presiden RI. Ditiga tempat ini, Beliau
selalu menunjukan sikap yang selalu optimis dan mampu
menularkan harapan. Ia pemimpin yang mendengar masyarakat.
Menawarkan solusi dan memberikan semangat bahwa apa yang
semula sekedar impian, harapan dan keinginan, bisa terwujud
dengan cepat. Ideal memberi teladan pada perilakunya yang
sederhana, menghormati sesama manusia, mengedepankan dialog,
merakyat, transparan dan apa adanya. Kini, giliran kita

110
melaksanakan revolusi mental pada diri masing-masing. Kita mulai
dari lingkungan terkecil, dari keluarga, lingkungan sekitar dan
tempat bekerja menuju ke lingkungan kota dan negara.
Kita harus menjadi manusia yang aktif, menjadi orang yang
optimis, giat bekerja, tak mudah putus asa, bersedia menjalani
proses demi keberhasilan yang hakiki menjadi pelaku. Revolusi
mental bukan hal yang mustahil, revolusi mental bisa dan sangat
bisa di terapkan dlaam kehidupan sehari-hari.
Persoalannya apakah kita mau atau tidak? Apakah kita
berani atau tidak? Jokowi sudah memberi arah dan teladan. Ayo kita
ikuti dan dukung pemimpin yang berani menciptakan perubahan.
A. Makna Revolusi Mental
Apa sebenarnya inti revolusi mental?
Jawabnya : Perubahan secara cepat dari manusia biasa
menjadi manusia hebat. Untuk menjadi hebat, manusia harus berani
melakukan perubahan. Filosofi ini bisa dilihat dari seekor ulat yang
berubah menjadi kupu-kupu.
Saat masih menjadi ulat orang jiji untuk memegangnya,
bahkan berusaha menjauhinya. Namun, ketika sudah menjadi kupu-
kupu, dengan bentuk warna yang indah ditubuhnya, orang akan
senang memandangnya. Manusia hebat adalah manusia yang
mengenal dirinya, mengenal lawannya dan menguasai medan
(lapangan). Jika ini bisa dikuasai, otomatis manusia itu memiliki
power full leadership.
Manusia hebat itu adalah yang sehat rohani (hidup
bahagia) dan jasmaninya (hidup sehat). Sehat ekonomi (hidup
makmur), memiliki generasi penerus yang makin hebat (pintar,

111
kreatif, dan budi pekerti). Pada masa tua, orang tua makin
bermanfaat, baik untuk oranglain, lingkungan dan bangsanya.
Revolusi mental yang digelorakan ini adalah upaya untuk
menyempurnakan karakter bangsa dan budi pekerti yang luhur :
bagaimana caranya?, Yakni melalui pendidikan, inilah yang menjadi
fokus utama Ideal. Karna seluruh permasalahan di negara ini
bersumber pada mental yang menyimpang dan tidak lagi merujuk
pada norma-norma ke Indonesiaan yang ber budaya.
Dalam Jurnal yang ditulis oleh Rahardjo ( 2016 ) Presiden
Jokowi menyampaikan bahwa sistem pendidikan yang di terapkan
di Indonesia saat ini masih menerapkan model indoktrinasi.
Akibatnya kreativitas siswa sejak dini tertutup oleh sistem
pendidikan indoktrinasi tersebut. Karena itu di harapkan ada
penerapan kurikulum pendidikan yang berbasis moralitas dan
intelektualitas, dengan komposisi sebagai berikut :
1. Pada level pendidikan dasar (Sekolah Dasar), kurikulum yang
diterapkan adalah 80% kurikulum moral, dan 20% kurikulum
ilmu pengetahuan. Penerapan komposisi kurikulum moral ini
lebih dominan untukmembentuk karakter siswa yang memiliki
budi pekerti luhur sebagai fondasi untuk berperilaku dalam
kehidupan.
2. Pada level menengah pertama (SMP) kurikulum yang akan
diterapkan adalah 60% kurikulum moral, dan 40% kurikulum
ilmu pengetahuan. Penerapan antar komposisi kurikulum ini
hampir seimbang mengingat dalam kondisi ini siswa sedang
mengalami masa transisi atau peralihan dari anak menuju
remaja dan sedikit demi sedikit sudah dapat mengambil
kesimpulan tentang nilai moral baik atau buruk. Dengan

112
komposisi ini kemampuan intelektual berbasis pada moralitas
yang kuat.
3. Pada level pendidikan menengah atas (SMA) dan sederajat,
kurikulum yang akan diterapkan adalah 20% kurikulum moral,
dan 80% kurikulum ilmu pengetahuan. Pada mas ini seorang
anak dianggap sudah dapat memiliki kemampuan moral yang
matang dan sudah siap menerima komposisi ilmu
pengetahuan yang lebih besar dengan mental yang sudah
terfondasi sejak dini.

Jokowin mengharapkan dari komposisi kurikulum tersebut


sumber daya manusia (SDM) yang lahir akan semakin bermartabat
dan memiliki daya saing di berbagai belahan dunia.
Pembangunan infrastruktur pendidikan tersebut harus
dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan antara kebutuhan
dan harapan masyarakat dengan SDM yang tersedia dari dunia
pendidikan. Sehingga semuanya dapat berjalan dengan sinergi
antara ekonomi, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan.
Pendidikan ini adalah dari kehidupan berbangsa dan
bernegara. Jika ini tidak segera di mulai, nasib anak-anak bangsa
semakin mengkhawatirkan. Banyak kasus terkait moral anak-anak
sekolah. Tawuran pelajar, mabuk-mabukan, seks bebas dan masih
banyak lainnya. Tentu ini sangat memperhatinkan. Sebab, mereka
adalah calon pemimpin bangsa ini. Namun, dengan moral dan
mental seperti itu, mampukah mereka berkompetisi dalam
persaingan global.

113
B. Hiduplah Seperti Lebah Madu
Banyak sekali yang bisa dipelajari manusia dari alam
semesta ini. Satu di antara pelajaran berharga itu adalah kehidupan
lebah madu. Hewan ini hidup di dunia mempunyai satu pekerjaan;
memproduksi madu.
Lantas, apa kaitan antara lebah madu dengan Revolusi
Mental? Diatas disebutkan bahwa manusia bisa belajar pada
kehidupan lebah madu. Setidaknya dari sisi mental atau sikap. Siapa
sih yang nggak tahu madu. Selain rasanya manis, madu sangat
berkhasiat buat tubuh manusia. Dengan kata lain, keberadaan lebah
madu didunia ini sangat bermutu alias berkualitas tinggi. Hidupnya
bermakna, bermanfaat dan terhormat. Tak hanya untuk lebah itu
sendiri dan kelompoknya, tetapi juga untuk manusia.
Mungkin banyak yang tidak tahu bagaimana lebah madu
sukses membuat madu. Kuncinya sangat sederhana. Lebah madu
punya 11 (sebelas) sikap alias mental yang selalu dijalankan dalam
kehidupannya.
1. Kerja Tim 5. Rajin 9. Optimis
2. Jujur 6. Disiplin 10. Bersyukur
3. Bersih 7. Tanggung Jawab 11. Kasih Sayang
4. Khusyu 8. Ikhlas

Penjelasan dari sebelas item diatas sebagai berikut :

1. Kerja Tim
Lebah madu selalu bekerja dalam tim yang sangat kompak.
Ibarat jari tangan, ibu jari adalah lebah ratu. Sedangkan jari-jari
lainnya adalah lebah jantan dan lebah pekerja. Masing-masing

114
punya tugas berbeda-beda, tetapi tujuannya jelas: memproduksi
madu.
a. Lebah ratu tugasnya bertelur
b. Lebah jantan tugasnya membuahi telur
c. Lebah pekerja tugasnya bekerja mencari tepung sari dan air
manis pada tumbuh-tumbuhan.

2. Jujur
a. Lebah madu setia pada timnya. Tidak pernah keluar dari
kelompoknya. Meski terbang kemana-mana, tetap kemabali
pada timnya (terus bersatu)
b. Lebah madu setia pada pekerjaannya. Baik lebah ratu, lebah
jantan dan lebah pekerja. Masing-masing hanya melakukan
pekerjaan sesuai tugasnya masing-masing, tidak ada yang lain.
c. Lebah madu sangat ramah lingkungan (tidak pernah merusak
alam sekitar). Saat lebah pekerja mengambil tepung sari, lebah
madu juga membantu proses bunga menjadi buah
(mempertemukan tepung sari dengan putik bunga)
d. Pelajaran yang bisa di ambil: kejujuran sangat penting. Baik
dalam pekerjaan dan lingkungan.

3. Bersih
a. Lebah madu itu bersih sekali, termasuk sarangnya.
b. Madu rasanya manis, tetapi semut dan lalat tidak mau
mendekat.
c. Yang dimakan lebah madu bersih sekali. Sebab yang di
konsumsi adalah tepung sari bunga dan air manis pada
tumbuhan.

115
d. Pelajaran yang bisa di ambil: kebersihan sangat penting dalam
kehidupan. Bukan hanya jiwa yang bersih. Fisik, tempat
tinggal, makanan juga penting. Sesuatu yang halal,
kekurangannya pun halal. Ini jadi pelajaran yang sangat
penting bagi manusia.

4. Khuyu
a. Lebah madu sangat total (khusyu) dalam melaksanakan
tugasnya. Mereka tidak mau main-main dalam memproduksi
madu. Sehingga kecil sekali terjadi kesalahan dalam
melaksanakan tugasnya.
b. Begitu khusyu mereka bekerja, maka hasilnya sangat optimal.
Satu kelompok lebah madu (dengan 1 lebah ratu) bisa
menghasilkan 2-4kg madu.
c. Harus fokus. Sehingga pekerjaan yang dihasilkan sempurna

5. Rajin
a. Lebah madu aktif dalam melaksanakan tugasnya masing-
masing.
1. Lebah ratu aktif bertelur
2. Lebah jantan aktif membuahi telur
3. Lebah pekerja aktif bekerja mencari tepung sari dan air manis
pada tumbuhan
b. Pelajaran yang bisa di ambil : jangan pernah menyia-nyiakan
waktu. Sedikitpun sangat berharga.

6. Disiplin

116
a. Dalam bekerja lebah madu selalu melaksanakan tugasnya
dengan baik, taat dan paham prosedur.
b. Pertama membuat sarang berbentuk segi empat berlubang dan
saling berhubungan. Ini sebagai tempat bertelur lebah ratu dan
madu.
c. Sarang lebah terus bertambah besar, seiring dengan
bertambahnya telur dan madu. Sehingga lebah madu sukses
memproduksi madu.
d. Pelajaran yang bisa di ambil : Disiplin dalam melakukan
pekerjaanakan membuahkan hasil yang gemilang. Apapun
pekerjaannya. Berusahalah disiplin dalam berbagai hal.

7. Tanggung Jawab
a. Lebah madu sangat profesional dalam bekerja.
b. Bila ada yang merusak atau mengambil sarang lebah madu,
mereka pasti akan melawan secara bersama-sama.
c. Pelajaran yang bisa diambil : bertanggung jawab pada
pekerjaan adalah sesuatu yang sangat mutlak. Selain itu,
manusia juga harus mampu menjadi kehormatan diri dan
keluarganya.

8. Ikhlas
a. Lebah madu ikhlas menerima tuganya masing-masing (tidak
pernah iri dan mengeluh). Bahkan, lebah madu ikhlas
sarangnya di ambil manusia.
b. Pelajarang yang bisa di ambil : ikhlas dalam segala hal itu
sangat mulia. Ikhlas memberi maupun menerima hal terburuk

117
sekalipun dalam kehidupan. Termasuk kehilangan barang atau
orang yang di sayangi.

9. Optimis
a. Lebah madu tidak pernah ragu-ragu dalam melaksanakan
tugasnya. Terus berupanya, tidak mengenal putus asa, walau
banyak rintangan dan halangan. Seperti hujan, angin dan
menghadapi predator dan gangguan lain dalam rangka
memproduksi madu.
b. Pelajaran yang bisa di ambil : optimis dan tidak ragu-ragu
sangat penting dalam melakukan pekerjaan. Gangguan dan
halangan bukan alasan untuk berputus asa.

10. Bersyukur
a. Lebah madu semua aktif dan produktif. Baik lebah ratu, lebah
jantan, dan lebah pekerja. Semua bekerja pada tugasnya
masing-masing dan tidak pernah berhenti sedetikpun. Kecuali
pada waktu tidur (istirahat)
b. Semua dikerjakan tanpa pernah mengeluh sedikitpun. Bahkan
saat mendapat musibah kehilangan sarang dan madunya,
lebah madu menerimanya dengan ikhlas.
c. Semua di laksanakan dan diterima dengan penuh keceriaan
dan kebahagiaan.
d. Pelajaran yang bisa di ambil : bersyukur atas apa yang di
terima dalam kehidupan ini. Bersyukur diberi kesehatan,
bersyukur masih di beri kesempatan hidup dan bersyukur atas
riski yang diterima.

118
11. Kasih sayang
a. Lebah ratu dijaga lebah jantan dengan penuh ketekunan dan
kesabaran. Ini dilakukan terus-menerus dan tidak mengenal
lelah.
b. Bila makan lebah jangan disuapi oleh lebah pekerja.
c. Apabila mendapat makanan, lebah pekerja memberitahukan
lebah pekerja lainnya dengan cara berputar-putar dekat
sarang lebah.
d. Pelajaran yang bisa di ambil : kasih sayang dan perhatian
adalah sesuatu yang luar biasa. Terlebih bila itu dilakukan
dalam pekerjaan, komunitas dan lingkungan sekitar

Sikap mental yang ditunjukan oleh lebah madu diatas


merupakan manifestasi dari Revolusi Mental yang di gelorakan
Jokowi. Oleh kerana itu, kita sebagai manusia seharusnya tidak perlu
malu mencontoh kehidupan lebah. Lebah tidak egois, mereka justru
selalu kompak, tidak pernah mengeluh, memiliki budi pekerti yang
sangat luhur, istiqoma, rajin, disiplin, dan ikhlas dalam menjalani
kehidupannya. Tidak hanya itu, perilaku hewan kecil ini sudah
harusnya menjadi cerminan akhlak muslim sejati.
Jika sikap mulia lebah madu ini dihayati dan di laksanakan,
maka ini akan menjadi modal kebangkitan bangsa Indonesia.
Karena, untuk mewujudkan negara yang kuat, diperlukan komitmen
yang kuat pula.

C. Tujuh Model Kebangkitan Bangsa Indonesia (selaras


dengan sikap lebah madu)
1. Jujur (pada diri sendiri, keluarga dan bangsa Indonesia)

119
2. Membuat agenda dan terintegrasi (Pemerintah, pemimpin, dan
masyarakat)
3. Disiplin (melaksanakan agenda dan mengevaluasi)
4. Pintar, kreatif dan bersemangat.
5. Menjunjung tinggi kerja tim dan bertanggung jawab
6. Menjaga kesehatan jasmani dan rohani
7. Bekerja adalah ibadah kepada Tuhan yang Maha Esa. Yakin
dan percaya Tuhan selalu melihat kita (ikhlas dan istiqomah).
Menjadi pemimpin yang di cintai rakyat adalah mimpi dan
harapan besar setiap pemimpin. Untuk mengukur kecintaan rakyat
pada pemimpin itu parameternya sangat sederhana. Bila responnya
baik, maka bisa dipastikan pemimpin tersebut sukses mengayomi
rakyatnya.
Sebaiknya, bila respon publik buruk, besar kemungkinan
pemimpin itu gagal melaksanakan amanah sebagai pemimpin
rakyat. Sosok pemimpin yang senantiasa dirindukan adalah
pemimpin yang bertanggung jawab, adil, jujur, sederhana, tidak
otoriter, berpihak kepada yang lemah serta merakyat.

D. Pemimpin Dalam Istilah Jawa


1. Ing Ngarso Sung Tulodu (Di depan bisa memberikan
keteladan)
2. Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah bisa melindungi
rakyatnya supaya selamat)
3. Tut Wuri Handayani (Di Belakang bisa mengayomi)
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berpikir dan
bertindak menggunakan hati nurani. Sandarannya adalah Pancasila.
Dia punya obsesi besar untuk membawa perubahan bagi bangsanya
dalam segala bidang. Kepemimpinan merupakan daya dan upaya

120
dalam menuntun, mengajak, membimbing atau dan mempengaruhi
diri seseorang/sekelompok menuju sebuah suatu tujuan. Karena
itu, kepemimpinan memiliki pola yang dinamis berdasarkan
kebutuhab dan keinginan pemimpinnya. Ada yang diktator, super-
leadership, transaksional, dan meritrokrasi. Tak jarang kemampuan
dan kelayakan pemimpin diukur berdasarkan model takaran yang
variatif. Bisa berdasarkan pengetahuan (IQ) dan keterampilan
teknis. Hal ini menjadi hal-hal penentu bagi seorang pemimpin.
Tidak ada yang salah dari dua variasi tersebut.
Namun, tidak sedikit pemimpin yang berasal dari dua variasi
tersebut justru memiliki tindakan tidak terpuji. Mencari seorang
pemimpin pintar, cerdas, dan menguasai teknologi banyak, tetapi
pemimpin berakhlak mulia sedikit sekali. Kecakapan emosional
merupakan syarat utama yang setidaknya dimiliki seorang
pemimpin. Tentunya makin komplet jika dibarengi dengan
kemampuan analisis dan keterampilan teknis. Ini penting untuk
menentukan peforma. Baik pemimpin itu sendiri maupun orang
yang dipimpinnya.
Daniel Golman dalam artiket Harvard Business Review
mengatakan bahwa, IQ and technical skills are important, but
emotional intelligence is the sine qua non of leadership. Hal ini dapat
dimaknai bahwa memiliki kemampuan kognitif (IQ) dan
keterampilan teknis saja tidak ada artinya untuk menjadi pemimpin
yang baik karena memiliki ambang batas.
Tanpa kecakapan emosional, seseorang belum menjadi
pemimpin yang jadi panutan rakyat. Setidaknya ada lima komponen
yang turut menentukan pengembangan kecakapan emosional
pemimpin. Komponen ini terbagi dalam dua ranah, yakni

121
keterampilan mengelola diri dan kemampuan mengembangkan
relasi dengan sesama.
Keterampilan mengelola diri merupakan dasar
pengembangan kompetensi kepribadian dalam upaya memimpin
diri. Ini erat kaitannya dengan kemampuan menguasai diri. Orang
dengan tingkat penguasaan diri yang tinggi, akan semakin
mengetahui kelebihan ataupun kelemahannya. Dia juga bisa keritis
dalam menghadapi gejolak yang muncul.
Disamping itu, keterampian mengatur diri (self-regulation)
juga sangat penting untuk mengontrol diri dari berbagai tekanan
(impulses). Kemudian motivasi (motivation), yang merupakan spirit
untuk memimpin diri maupun orang lain demi mencapai tujuan.
Karakter pemimpin sebagai motivator ini dibutuhkan untuk
menentukan arah bagi kemajuan sebuah bangsa. Negara tanpa
motivator ibarat hidup tanpa harapan dan tujuan.
Yang tak kalah penting adalah kemampuan mengembangkan
relasi dengan jaringan. Empati merupakan komponen keterampilan
manejemen diri yang didasarkan pada rasa memiliki dan
kepedulian. Ini adalah kemampuan untu memahami dan bertindak
terhadap sesama dan dilandasi reaksi yang baik untuk diteladani.
Dalam konteks kepemimpinan bangsa, empati merupakan
komponen yang penting untuk mempercepat proses pembangunan.
Seorang pemimpin wajib memiliki dan memahami cara
pandang yang luwes. Karena itu, seorang pemimpin perlu
mendengar banyak aspirasi itu adalah modal utama untuk
mengetahui problem yang ada. Dengan mendengar, pemimpin bisa
menyikapi dan melakukan tindakan.

122
Empati ini akan membawa pemimpin yang menentukan
sikap yang tepat dan terukur. Pemimpin yang punya empati lebih
penting dari sekedar memiliki simpati. Dalam konteks kebangsaan,
Indonesia memerlukan sosok yang empati dan peduli. Negara ini
memerlukan pemimpin yang mau mendengar suara rakyatnya.
Bukan sebaliknya memenuhi pesan sponsor yang akhirnya bisa
membelenggu negeri ini.
Dan itu harus dimiliki oleh semua pemimpin , sebagai contoh
blusukan ke kampung, bantaran kali, pasar dan tempat-tempat
lainnya yang sudah dilakukan jokowi sejak dulu. Tepatnya saat dia
masih menjadi walikota Solo. Saat itu, publik belum tahu siapa itu
Jokowi . Kebiasaan ini terus belajut hingga Jokowi menjadi
gubernur DKI Jakarta, orang baru mengenal lebih jauh tentang
Jokowi , apalagi setelah Jokowi dipilih menjadi Presiden RI Ke-7.
Sebagian memuji aksi blusukannya, dan sebagian lainnya
mencibir dan mengatakan pencitraan. Namun, Jokowi cuek saja, dia
tetap blusukan ke mana-mana. Sebab, Jokowi percaya dengan
bertemu dan mendengar langsung dari rakyat. Jokowi bisa tahu
persoalan sebenarnya. Ideal adalah tipe pemimpin yang tidak suka
laporan ABS (Asal Bapak Senang).
Selama ini Jokowi telah menunjukan keterampilan
manejemen diri dan sosialnya. Ini adalah seni gaya pemimpin
seorang Jokowi. Pejabat lain yang meniru aksi Jokowi dapat
dipastikan kebingungan. Sebab, jika tidak punya jiwa blusukan,
maka akan mendampak janggal.
Jokowi memiliki keterampilan sosial bagi seorang pemimpin.
Dia mempunyai kedekatan dan kelekatan dengan rakyat.
Keterampilan ini merupakan manifestasi dari realitas kesadaran

123
diri, dan rasa empati dari pengaruh sosial dan kultur. Karena itu
keterampilan sosial dianggap kunci kapasitas seorang dalam
membangun dan mengatur relasi secara efektif bersama rakyat.
Tidak mudah mengendalikan kecakapan emosional seperti ini.
Sebab keterampilan itu merupakan kekayaan personal untuk
memimpin rakyat. Tidak mudah bila untuk mempelajari, memahami,
dan menirunya. Kita berharap Indonesia bisa mengalami perubahan
melalui revolusi mental yang bermartabat, berkarakter tanpa
meninggalkan budaya ke Indonesia yang hakiki.

Apa yang Membuat Pemimpin Disukai


Bagaimana sebuah organisasi akan solid jika pemimpinnya
tak disukai oleh anggota nya ? Padahal keberhasilan sebuah
organisasi tergantung dari kemampuan pemimpin memperdayakan
anggota yang dipimpinnya. Karena seorang pemimpin harus
menjadi figur yang disukai dan menjadi teladan.
Realitisnya, kursi pemimpin selalu jadi rebutan. Semua
dipertarukan. Bahkan ada yang menghalalkan segala cara demi
meraih ambisinya menjadi pemimpin. Namun, ketika sudah
berkuasa hanya popularitas dan menteri yang dikejar bukan lagi
kewajiban sebagai pemimpin. Alhasil, hubungan pemimpin dan
rakyat atau anggota organisasi hanya sekedar formalitas belaka.
Pemimpin sejati itu mampu memimpin diri sendiri, keluarga
dan melayani anggota organisasi atau rakyatnya. Bukannya minta di
layani. Karena mulai hati, pikiran, perkatan hingga tindakan seorang
pemimpin adalah teladan, bukan sekedar bahan diskusi atau teori.

124
BAB 7
KEPEMIMPINAN DALAM REVOLUSI MENTAL

Indonesia saat ini menghadapi suatu paradox pelik yang


menuntut jawaban dari pada pemimpin nasional. Setelah 19 tahun
melaksanakan reformasi, kenapa masyarakat kita bertambah resah
bukannya tambah bahagia atau dalam istilah anak muda sekarang
semakin galau?
Dimpimpin bergantian oleh lima presiden antara tahun 1998
dan 2004, mulai dari BJ Habibie, KH Abdurrahman wahid, Megawati
Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono, dan kini Ideal,
Indonesia telah mencatat sejumlah kemajuan dibidang ekonomi dan
politik. Mereka memimpin dibawah bendera reformasi yang
didukung oleh pemerintah yang dipilih rakyat melalui proses yang
demokratis.
Ekonomi semakin berkembang dan masyarakat banyak yang
bertambah makmur. Bank Dunia bulan Mei ini mengatakan ekonomi
Indonesia sudah masuk 10 besar dunia, jauh lebih awal dari
perkiraan pemerintah SBY yang memprediksi baru terjadi tahun
2005. Di bidang politik, masyarakat sudah banyak menikmati
kebebasan serta hak-haknya dibandingkan sebelumnya, termasuk
diantaranya melakukan pergantian pemimpinnya secara periodik
melalui pemilu yang demokratis.
Namun, disisi lain, kita melihat dan merasakan kegalauan
masyarakat seperti yang dapat kita saksikan melalui protes dijalan-
jalan di kota-kota besar dan kecil dan juga diruang publik lainnya,
termasuk media massa dan media sosiall. Gejala apa ini?

125
Pemimpin nasional dan pemikir di Indoensia bingung
menjelaskan fenomena bagaimana keresahan dan kemarahan
masyarakat justru merebak. Sementara, oleh dunia, Indonesia
dijadikan model keberhasilan reformasi yang menghantarkan
kebebasan politik serta demokrasi bersama pembangunan ekonomi
bagi masyarakat.
Melalui buku ini penulis menyampaikan pandangan Joko
Widodo, menguraikan permasalahan bangsa ini dan menawarkan
paradigma baru untuk bersama mengatasinya. Saya hanya seorang
dosen, yang mengawali karir di Universitas Serambi Mekkah Aceh,
akan banyak mengungkap apa yang menjadi pemikiran bapak
Jokowi
A. Perbuahan Sebatas Kelembagaan
Reformasi yang dilaksanakan di Indoensia sejak tumbangnya
rezim Orde Baru Soeharto tahun 1998 baru sebatas melakukan
perombakan yang sifatnya institusional. Ia belum menyentuh
paradigma, mindset, atau budaya politik kita dalam rangka
pembangunan bangsa (nation building). Agar perubahan benar-
benar bermakna dan berkeseimbangan, dan sesuai dengan cita-cita
Proklamasi Indonesia yang merdeka, adil, dan makmur, kita perlu
melakukan revolusi mental.
Nation building tidak mungkin maju kalau sekedar
mengandalkan perombakan institusional tanpa melakuan
perombakan manusianya atau sifat mereka yang menjalankan
syistem ini. Sehebat apapun kelembagaan ang kita ciptakan, selama
ini ditangani oleh manusia dengan salah kaprah tidak akan
membawa kesejahteraan. Sejarah Indonesia merdeka penuh dnegan

126
contoh dimana salah pengelolaan (mismanajement) Negara telah
membawa bencana besar nasional.
Kita melakukan amandemen atau Uud 1945. Kita membentk
sejumla komisi independen (termasuk KPK). Kita melaksanakan
otonomi daerah. Dan, kita telah banyak memperbaiki sejumlah
undang-undang nasional dan daerah. Kita juga sudah melaksanakan
pemilu secara berkala ditingkat nasional/daerah. Kesemuanya
ditunjukan dalam rangka perbaikan pengelolaan Negara yang
demokrasi dan akuntabel.
Namun disaat yang sama, sejumlah tradisi atau budaya yang
tumbuh dan berkembangan di alam represif Orde Baru masih
berlangsung sampai sekarang, mulai dari korupsi, intolerasi
terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan, sampai sifat ingin menang
sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam
memecahkan masalah, pelecehan hukum, dan sifat oportunis.
Kesemuanya ini masih berlangsung dan beberapa diantaranya
bahkan semakin merajalela di aam indonesia yang katanya lebih
reformis.
Korupsi menjaid faktor utama yang mmebawa bangsa ini ke
ambang kebangkrutan ekonomi di tahun 1998 sehingga Indonesia
harus menerima suntikan dari Dana Monetor International (IMF)
yang harus fitebus oleh bangsa ini dnegan harga diri kita. Terlepas
dari speak terjang dan kerja keras KPK mengejar koruptor, praktek
korupsi sekarang masih berlagsung malah ada gejala makin luas.
Demikian juga sifat toleransi yang tumbuh subur di tengah
kebebasan yang dinikmati masyarakat. Sementara itu, pertumbuhan
ekonomi yang pesat malah memacu sifat kerakusan dan keinginan

127
sebagai masyarakat untuk cepat kaya sehingga menghalalkan segala
cara, termasuk pelanggaran hukum.

Jelas reformasi, yang hanya menyentuh factor kelembagaan


Negara, tidak akan cukup untuk menghantarkan Indonesia kearah
cita-cita bangsa seperti diproklamasikan oleh para pendiri bangsa.
Apabila kita gagal melakukan perubahan dan memberantas praktik
korupsi, intoleransi, kerakusan, keinginan cepat kaya secara instan,
pelecehan hukum, dan sikap oportunis, semua keberhasilan
reformasi ini segera lenyap bersama kehancuran bangsa.

B. Perlunya Revolusi Mental


Dalam pembangunan bangsa, saat ini ketika cenderung
menerapkan prinsip-prinsip paham liberalisme yang jelas tidak
sesuai dan kontradiktif dengan nilai, budaya, dan karakter bangsa
Indonesia. Sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif,
tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan,
tetapi dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan
pradigma budaya politik, dan pendekatan nation building, baru yang
lebih manusiawi, sesuai dengan budaya nusantara, bersahaja, dan
berkesinambungan.
Penggunaan istilah “revolusi” tidak berlebihan. Sebab
Indonesia memerlukan suatu terobosan budaya politik untuk
memberantas setuntas-tuntasnya segala praktik-praktik yang buruk
yang sudah terlalu lama dibiarkan tumbuh kembang sejak zaman
Orde Baru sampa sekarang. Revolusi mentalbeda dengan revolusi
fisik karena tidak memerlukan pertumpahan darah. Namun, usaha
ini tetap memerlukan dukungan moral dan spiritual serta komitmen

128
dalam diri seorang pemimpin dan selayaknya setiap revormasi
diperlukan pengorbanan oleh masyarakat.
Dalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat
menggunakan konsep Trisakti yang pernah diutarakan Bung Karno
dalam pidatonya tahun 1963 dengan tiga pilarnya, “Indonesia yang
berdaulat secara politik”, “Indonesia yang mandiri secara ekonomi”,
dan “Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya”. Terus
terang kita banyak mendapat masukan dari diskusi dengan berbagai
tokoh nasional tentang revolusi dan kontektualisasi konsep Trisakti
Bung Karno ini.
Kedaulatan rakyat sesuai dengan amanat sila keempat
pancasila haruslah ditegakkan di Bumi kita ini. Negara dan
pemerintahan yang terpilih melalui pemilihan yang demokratis
harus benar-benar bekerja bagi rakyat dan bukan bagi segelntir
golongan kecil. Kita harus menciptakan sebuah system politik yang
akuntabel, bersih dari praktik korupsi dan tindakan intimidasi.
Semaraknya politik uang dalam proses pemilu sedikit banyak
mempengaruhi kualitas dan integritas dari mereka yang dipilih
sebagai wakil rakyat. Kita perlu memperbaiki cara kita merekrut
pemain politik, yang lebih mengandalkan keterampilan dan rekan
jejak ketimbang kekayaan atau kedekatan mereka dengan
pengambil keputusan.
Kita juga memerlukan biokrasi yang bersih, andal dan kapabel,
yang benar-benar bekerja melayani kepentingan rakyat dan
mendukung pekerjaan pemerintah yang terpilih. Demikian juga
dengan penegakan hukum, yang penting demi menegakkan wibawa
pemerntah dan negara, menjadikan Indonesia sebagai Negara yang
berdasarkan hukum. Tidak kalah pentingnya dalam rangka

129
penegakkan kedaulatan politik adalah peran TNI yang kuat dan
terlatih untuk menjaga kesatuan dan integritas territoral Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Di bidang ekonomi, Indonesia harus berusaha melepaskan diri
dari keergantungan yang mendalam pada investasi/modal/bantuan
dan teknologi luar negeri dan juga pemenuhan kebutuhan makanan
dan bahan pokok lainnya dari impor. Kebijakan ekonomi liberal
yang sekedar mengedepankan kekuatan pasar telah menjebak
Indonesia sehingga menggantung pada modal asing. Sementara
sumber daya alam diuras oleh organisasi multinasional bersama
para “komprador” Indonesia-nya.
Reformasi 19 tahun tidak banyak membawa perubahan dalam
cara kita mengelola ekonomi. Pemerintah dengan gampang
membuka keran impor untuk bahan makanan dan kebutuhan lain.
Banyak elite politik kita terjebak menjadi pemburu rente sebgai
jalan pintas yang diambil yang tidak memikirkan konsekuensi
terhadap petani di Indonesia.
Ironis kalau Indonesia dengan kekayaan alamnya masih
mengandalkan impor pangan. Indonesia secara ekonomi seharusnya
dapat berdiri diatas dikaki sendiri, sesuai dengan amanat Trisakti.
Ketahanan pangan dan ketahanan energy merupakan dua hal yang
sudah tidak dapat ditawar lagi. Indonesia harus segera mengarah ke
sana dnegan program dan jadwal yang jelas dan terukur. Di luar
kedua sector ini, Indonesia tetap akan mengandalkan kegiatan
ekspor dan impor untuk menggerakan roda ekonomi.
Kita juga perlu meneliti ulang kebijakan investasi luar negeri
yang angkatnya mencapai tingkat rekor beberapa tahun terakhir ini
karena ternyata sebagian besar investasi diarahkan ke sector

130
ekstraktif yang padat modal, tidak menciptakan banyak lapangan
kerja, tetapi mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya.
Pilar ketiga Trisakti adalah membangun kepribadian sosial dan
budaya Indonesia. Sifat ke-Indonesia-an semakin pudar karena
derasnya tarikan arus globalisasi dan dampak dari revolusi
teknologi komunikasi selama 20 tahun terakhir. Indonesia tidak
boeh membiarkan bangsanya larut dnegan arus budaya yang belum
tentu sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita.
Sistem pendidikan harus diarahkan untuk membantu
membangun identitas bangsa Indonesia yang berbudaya dan
beradab, yang menjujung tinggi nilai-nilai moral agama yang hidup
di Negara ini. Akses kependidikan dan layanan kesehatan
masyarakat yang terprogram terarah, dan tepat sasaran oleh Negara
dapat membantu kita membangun kepribadian sosial dan budaya
Indonesia.

C. Dari Mana Kita Mulai Revolusi Mental


Kalau bisa disepakati bahwa Indonesia perlu memerlukan
revolusi mental, pertanyaan berikutnya adalah dari mana kita harus
memulainya. Jawabannya dari masing-masing kita sendiri, dimulai
dengan lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta
lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota
dan lingkungan Negara.
Revolusi mental harus menjadi sebuah gerakan nasional.
Usaha kita bersama untuk mengubah nasib Indonesia menjadi
bangsa yang benar-benar merdeka, adil, dan makmur. Kita harus
berani mengendalikan masa depan bangsa kita sendiri dengan restu

131
Allah SWT. Sebab, sesungguhnya Allah tidak mengubah nasib suatu
bangsa kecuali bangsa itu mengubah apa yang ada pada diri mereka,
Gerakan revolusi mental ini telah dimuali Jokowi ketika
memimpin Kota Solo tahun 2005 dan sejak 2012 sebagai Gubernur
DKI Jakarta, serta diteruskan saat menjadi Presiden RI tahun 2014.
Sejumlah aktivis, teman-teman yang sepaham juga telah memulai
gerakan ini di daerahnya masing-masing. Insya Allah, usaha ini
dapat berkembang semakin meluas sehingga nanti benar benar
menjadi sebuah gerakan nasional seperti yang diamanatkan oleh
Bung Karno, memang revolusi belum seleai, Revolusi Mental
Indonesia baru saja di mulai.
Dengan pemahaman yang beragam, pendidikan yang tidak
sama, isi kepala yang berbeda, sangat sulit buat seorang pemimpin
bisa memenuhi seluruh harapan rakyatnya. Namun, bukannya tidak
bisa. Dibutuhkan ide kreatif, kesabaran, kebijaksanaan, kearifan dan
tentu saja dukungan semua elemen bangsa agar tujuan bersama itu
bisa diraih.

D. Peranan Pemimpin Dalam Revolusi Mental


Dalam revolusi mental seorang pemimpin harus dapat
memberikan inspirasi bagi orang-orang yang dipimpinnya untuk
melakukan revolusi mental dari dalam dirinya sendiri. Menurut
Presiden Jokowi , terdapan lima belas (15) sifat pemimpin yang lahir
dari revolusi mental dalam membangun bangsa, yaitu :
1. Ikhlas. Pemimpin yang ikhlas akan dekat di hati orang-
orang yang dipimpinnya. Pemimpin mendasari
kepemimpinannya dengan rasa mencintai sesamanya
serta sarana untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha

132
Esa. Keikhlasan hatinya membuatnya tegar terhadap
segala ujian. Ia tidak mengharapkan pujian, mengabaikan
cacian, dan tidka menaruh dendam. Dia hanya
menjalankan kewajiban melayani orang-orang yang
dipimpinnya tanpa pamrih. Dengan begitu, orang akan
ikhlas dipimpin oleh pemimpin seperti ini.
2. Amanah dan Tanggung Jawab. Pemimpin yang amanah
dan bertanggung jawab menyebabkan hak-hak rakyat
ditunaikan dengan baik. Tentu saja rakyat akan mencintai
pemimpin seperti ini.
3. Teguh dalam pendirian. Pemimpin harus teguh pada
kebenaran yang sesuai norma agama dan hukum
masyaraka. Pemimpin harus profesional dan tidak boleh
tergelincir pada masalah, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme.
4. Sabar. Sikap ini sangat menguntungkan. Tidak ada ruginya
orang sabar. Dibutuhkan kesabaran tinggi untuk melayani
beragam karakter orang. Pemimpin penyabar akan
mampu menangani setiap permasalahan dengan rasional.
5. Tidak sombong. Sifat ini dicintai Tuhan dan disukai
manusia. Sombong hanya milik Tuhan. Manusia tidak
berhak sombong. Pemimpin yang tidak sombong adalah
pemimpin yang tidak gila hormat dan pujian.
6. Selalu berkata benar. Pemimpin yang didengar adalah
ucapannya. Orang yang jujur rakyatnya. Sekali berbohong
akan berbuntut kebohongan lainnya. Akibatya, dia tidak
akan mendapat kepercayaan lagi.

133
7. Mencintai ilmu. Ilmu pengetahuan merupakan tonggak
kepemimpinan. Seorang pemimpin perlu harus terus
mengasah ilmu. Sangat baik padahal ilmu itu ditularkan
kepada orang yang dipimpinnya.
8. Pandai berkomunikasi. Pemimpin harus mahir
menggunakan bahasa untuk menimbulkan kesan positif
dengan rakyat yang di pimpinnya. Bahasa komunikasi
yang baik bisa membuat seorang pemimpin dipandang
menarik, meski pemimpinnya kurang menarik.
Komunikasi yang baik dapat mencairkan suasana.
Sehingga rakyat bebas untuk menyampaikan uneg-
unegnya.
9. Selalu menepati janji. Janji adalah utang. Jika sudah
berjanji, sekecil apa pun, seorang pemimpin harus
menepatinya. Dengan begitu, rakyat tidak akan ragu-ragu
untuk terus memberi amanah kepada pemimpin yang
selalu menepati janji.
10. Selalu berhati-hati. Berhati-hati dalam membuat
keputusan atau berbicara menjadikan seorang pemimpin
dihormati. Ia selalu berindak berdasarkan norma atau
pemikiran yang jelas, tidak ngawur dan selalu
berdasarkan fakta. Sikap ini disukai karena menunjukan
pemimpin tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain yang
punya niat tidak baik.
11. Mengutamakan kepentingan bersama. Pemimpin yang
mengutamakan kepentingan bersama membuat hak-hak
rakyatnya terpenuhi. Rakyat makin cinta pada

134
pemimpinnya yang memperhatikan kepentingan mereka
melebihi diri sendiri.
12. Memahami dinamika zaman. Seorang pemimpin wajib
mengikuti perkembangan politik, ekonomi dan aspirasi
rakyatnya. Kemampuan memahami keadaan dan
menyesuaikan diri dengan keperluan rakyat menjadikan
pemimpin di terima oleh rakyatnya.
13. Berwawasan jauh. Pemimpin yang berwawasan jauh
senantiasa terencana dan terkontrol keputusan dan
tindakannya. Ia tidak pernah berpikir jalan pintas serta
senantiasa mempertimbangkan keuntungan jangka
panjang bagi rakyat dan bangsanya.
14. Antikorupsi. Sikap anti korupsi ini penting untuk
memagari seseorang dari tindakan mengambil hak orang
lain. Harta dan asset publik dipelihara dengan baik.
Dengan begitu, rakyat akan menyayangi, bahkan
mengagumi pemimpinnya.
15. Kuat spiritualnya. Kekuatan ini akan mengontrol tingkah
laku seseorang pemimpin tetap positif dan produktif.
Pemimpin yang demikian merupakan teladan buat
rakyatnya.
Selain 15 prinsip tersebut, menurut Jokowi peran pemimpin
dalam revolusi mental, dapat di wujudkan melalui sikap dan
tindakan sebagai berikut :
1. Mengedepankan keluhuran budi pekerti
2. Menjunjung tinggi moralitas
3. Menempatkan pada keunggulan watak

135
4. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang
tidak benar
5. Bertindak dnegan penuh kesungguhan dan ketulusan
6. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun
golongan.
7. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, dan sikap.
8. Memiliki daya juang yang tingi
9. Memelihara kesehatan jasmani dan rohani
10. Menjaga keutuhan dan keharmonisan
11. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan
12. Bijaksana dalam setiap hal
13. Mengayomi
14. Berani mawas diri
15. Mampu melihat jauh kedepan
16. Berani dan mampu mengatasi kesulitan
17. Bersikap wajar
18. Tegas dan bertanggung jawab atas putusan yang diambil
19. Sederhana, penuh pengabdian kepada tugas, berjiwa besar,
dan mempunya sifat ingin tahu.
Cita-cita besar Revolusi Mental adalah Indonesia yang lebih
bermartabat, berwibawa, disegani, makmur gemah ripah loh jinawi.
Garis besar dari konsep ini adalah rakyat Indonesia harus
termotivasi untuk lebih kreatif, inovatif, jujur, anti korupsi dan tidak
melanggar HAM dalam segala bentuknya.
Namun, fakta yang ada sekarang jauh lebih dari semua itu.
Bolos sidang digedung DPR dianggap lumrah begitu pula sikap
menunda-nunda pekerjaan dan tugas di lingkungan pemerintah dan

136
badan legislatif. Rakyat kerap disuguhi tontonan atau informasi
bobroknya moral pejabat dinegeri ini. Apalagi, soal korupsi yang
seolah-olah dianggap sebagai budaya bangsa.
Ironisnya di era reformasi korupsi semakin parah.
Bayangkan, kementrian agama yang seharusnya steril dari korupsi,
justru makin gila-gilaan. Tak tanggung-tanggung, pengadaan Al
Qur’an dan dana haji juga ikut disikat. Anehnya, Menteri Agama yang
ditetapkan sebagai tersangka korupsi dana haji oleh KPK, tidak mau
mengundurkan diri secara cepat. Di negara maju seperti Jepang,
Korea Selatanatau Eropa, jika ada pejabat publik yang diduga
korupsi atau terlibat suatu skandal pasti mengundurkan diri tanpa
didesak oleh media atau demonstrasi mahasiswa.
Mantan mempora yang langsung mundur begitu dinyatakan
sebgai tersangka oleh KPK dalam kasus korupsi Hambalang, patut di
apresiasi sebagai sebuah Revolusi Mental. Sayangnya, sikap itu tidak
diikuti oleh mantan Menteri Agama. Dia baru mundur setelah
diminta oleh Presiden. Contoh tersebut menggambarkan betapa
rendahnya mental pejabat di republik ini.
Tetapi, bukan pejabat saja yang melakukan revormasi
Mental. Seluruh komponen bangsa dari tingkat sekola dasar sampai
perguruan tinggi, lembaga formal dan non formal termasuk semua
ormas maupun LSM juga harus berani melakukan perubahan.
Jika Jokowi menulis artikel tentang revormasi Mental
sebenarnya bukan hal baru lagi bagi Jokowi. Sejak menjabat sebagai
Walikota Solo selama dua periode, Jokowi sudah melaksanakan
Revolusi Mental dari pembenahan birokrasi. Begitu pula sat
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Revolusi Mental dilakukan
dengan snagat baik. Misalnya merapikan kampung kumuh dipinggir

137
kali dengan membangun kampung kumuh deret, merapikan waduk
pluit supaya berfungsi sebagai pengendali banjir Jakarta.
Juga di Banjir Kanal Timur yang kini nampak asri dan hijau.
Masyarakat ini bisa menikmati taman yang indah dan manusiawi.
Jokowi bisa membuktikan bahwa seorang pemimpin sipil
juga bisa tegas dalam menjalankan pemerintahan. Indonesia telah
dua kali dipimpin oleh presiden dengan latar belakang militer.
Namun sampai saat ini rakyat Indonesia belum bergerak ke arah
yang lebih disiplin dan menunjukan kinerja baik, khususnya
dikalangan birokrasi.
Revolusi mental dinilai sebuah gagasan solutif bagi
perbaikan dan mewujudkan perubahan bangsa lebih baik
permasalahan seperti korupsi. Degradasi moral, intoleransi, dan
stragnasi kesejahteraan merupakan sebagian kecil dari penyakit
bangsa ini.
Revolusi mental yang mendasari dari visi dan misi
Pemerintah Jokowi –JK akan diawali dengan meningkatkan kualitas
pendidikan. Revolusi Mental yang menjadi ide dasar Jokowi –JK
dalam visi dan misi itu lahir pemikiran dan analisis kondisi
masyarakat saat ini.
Sosok Jokowi –JK yang tanggap, tanggon, dan trengginas
dinilai mampu menjadi pemimpin yang membumikan perubahan
dan perbaikan bangsa. Dalam berbagai kesempatan, Jokowi kerap
berujar, “pembangunan manusia yang benar akan menghasilkan
produktivitas, sedangkan produktivitas yang baik akan
menghasilkan daya asing, karena yang akan kita hadapi kompetisi
antar Negara. Maka, revolusi mental sangat penting”.

138
Takutnya krisis yang dihadapi Indonesia meniscayakan
bahwa untuk memulihkannya perlu lebih dari sekedar politik
sebagaimana biasanya (politics as usual). Negara ini butuh visi
politik baru. Dimana visi iti mempertimbangkan kenyataan bahwa
krisis nasional tersebut berakar pada moralitas. Indonesia
memerlukan elit yang taat azas sekaligus menjadi tauladan dan
kebajikan bagi rakyat.
Sekarang ini rakyat sudah jenuh melihat pemimpin yang
suka pamer-pamer kemewahan, sok jaim dan terkesan ogah
bersentuhan dengan wong cilik. Pemimpin seperti ini lebih
mengedepankan citra ketimbang kerja keras untuk rakyat. Lihat
saja, hampir setiap kita menyaksikan di televisi ada saja anggota
DPR yang terlibat korupsi.
Ini fakta yang tidak bisa ditutupi. Setiap proyek diukur
dengan parameter seberapa besar mampu menjadi “tambang” untuk
mengeruk uang. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar
menjadi kecil karena memiliki mentalitas pemimpin yang kerdil.
Padahal, mentalitas seorang pemimpin snagat penting bag sebuah
bangsa yang menginginkan perubahan. Sedangkan perubahan itu
harus dimulai dari revolusi mental. Sayangnya, proses
pembangunan karakter tersebut jarang disentuh. Bangsa Indonesia
yang seharusnya mengedepankan mental investment, justru
mengabaikan adanya revolusi mental tersebut. Karen itu, kita perlu
keberanian untuk memperjuangkan mentalitas nasional tersebut.
Bangsa ini membutuhkan sosok pemimpin yang mampu
melayani apa yang dibutuhkan rakyatnya. Revolusi mental yang
dimulai dari seseorang pemimpin amat penting agar martabat
bangsa tidak bisa di rendahkan oleh bangsa lain. Sangat strategis

139
mendorong anak bangsa ini menunjukan kemampuan terbaiknnya
dalam kompetisi global yang kian sengit.
Pemimpin harus mampu menghapus praktek politik kotor
yang merusak sistem demokrasi bangsa. Ini terjadi karna masih
rendahnya peradaban politik Indonesia. Sejumlah tokoh dan peneliti
mengemukakan Pancasila mampu menangkal maraknya politik
kotor di negeri ini. Mereka sepakat bahwa hari lahir pancasila 1 Juni
yang diperingati hari ini merupakan momentum penting untuk
merevolusi mental rakyat melalui keteladanan pemimpin.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah syafii maarif
mengatakan, “Kita berasal dari kultur kumuh karena peradaban
politik kita masih rendah. Kondisi tersebut harus diperbaiki
pemimpin mendatang. Mereka harus bisa mengukuhkan pilar-pilar
peradaban bangsa.
Konkretnya pemimpin bangsa harus bisa menerjemahkan
pancasila dan UUD 1945 dalam kepemimpinan sehari-hari.
Pemimpin juga harus berani menghapus praktek politik kotor yang
dilakukan orang-orang yang merusak sistem demokrasi bangsa.
Keserakahan adalah satu diantara tindakan yang membuat
nilai-niali luhur. Karena itu, perlu revolusi mental untuk membentuk
bangsa Indonesia yang berkarakter dan bisa mengalahkan nafsu
serakah. Sebab, percuma saja membangun infrastruktur dan fisik
yang baik jika mental bangsa ini buruk. Mengapa bisa demikian?
Carut-marut persoalan bangsa ini terjadi karena elite dan
pemerintah telah melupakan Pancasila sebagai dasar Negara dan
pandangan hidup. Salah satu bentuk melupakan Pancasila itu adalah
system politik yang selalu mengedepankan politik dagang sapi.

140
Sistem ini berimbas memperkaya diri sendiri atau kelompoknya.
Akibatnya hajat hidup orang banyak terabaikan.

141
BAB 8
PRINSIP-PRINSIP PEMIMPIN UNGGUL

Ada beberapa karakteristik pemimpin unggul yang jika


karakteristik atau prinsip ini diterakpakn, maka setiap orang bisa
menjadi pemimpin yang unggul.
Prinsip-prinsip ini bisa diterapkan disetiap kondisi apapun
yang anda hadapi. Ada beberapa prinsip, dimana prinsip ini sifatnya
umum dan tidak terkait dengan bisnis, individu, organisasi dan
apapun yang anda tangani.

A. Memiliki Keberanian dan Tahu Prioritas


Syarat pertama yang harus dimiliki oleh seseorang
pemimpin adalah memiliki keberanian. Untuk apa keberanian ini?
Yaitu agar pemimpin bisa mengontrol situasi.
Banyak sekali situasi genting yang dihadapi pemimpin,
terutama ketika kondisi tidak berjalan sesuai dengan rencana. Atau
sesuatu yang tidak disepakati malah terjadi. Dalam konsisi seperti
ini, pemimpin dihadapkan pada apa yang harus dilakukan. Adapun
tidak melakukan apa-apa bukanlah opsi keputusan karena tidak
melakukan apa-apa ibarat sudah kalah sebelum bertanding.
Misalnya seorang pemimpin diminta untuk lembur oleh
atasannya, padahal diwaktu yang sama, pemimpin tersebut sudah
berjanji pada istrinya untuk cepat pulang ke rumah. Seorang
pemimpin yang buruk akan mau saja menuruti pemimpinnya.
Tapi pemimpin yang baik akan mendiskusikan pokok
permasalahan terlebih dahulu kepada atasan, kenapa dia harus
lembur dan masalah apa yang menyebabkan ia harus lembur. Jika

142
memang masalah tersebut bisa diatasi tanpa harus lembur, maka
masalah tersebut sudah teratasi. Tapi jika mau tidak mau harus
lembur, maka pemimpin yang baik akan membicarakan dengan
istrinya bahwa ia harus lembur, serta menjelaskna alasan-alasannya.
Pemimpin yang baik tidak menghindari masalah, tapi juga
tidak apatis jika ada masalah. Pemimpin yang baik harus berani
untuk membicarakan masalah yang ada ke boss-nya dan kemudian
berusaha untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Intinya adalah seorang pemimpin harus mempunyai
keberanian, sehingga ia harus bisa berbicara dan memecahkan
masalah dengan boss atau partnernya.
Jika seorang pemimpin yang punya keberanian, ia akan
memiliki sifat berikut
1. Terbuka, mau berbicara dan mudah diajak bicara.
2. Tidak punya maksud tersembunyi.
3. Apa adanya, jujur.
4. Bisa mengkritisi diri sendiri.

Adapun disisi lain,seorang pemimpin yang kurang memiliki


keberanian akan memilliki ciri ciri seperti berikut :
1. Cenderung “melarikan diri” dari situasi yang sulit.
2. Komplain pada masalah, namun tidak memfokuskna pada
penyebab masalahnya.
3. Hanya akrab pada orang-orang yang seide dan setuju dengan
pendapatnya.
4. Suka menyalahkan oranglain dalam kondisi sulit.
Pemimpin yang punya keberanian akan mau “mengakui” jika
memang kondisi sedang ada masalah. Dan pemimpin juga tidak

143
menyangkal jika pemimpin bertanggung jawab terhadap masalah
tersebut.
Setelah pemimpin mengakui bahwa “masalah, tidak cukup
sampai disitu, namun ia juga kemudian berperan aktif dalam
memecahkan masalah tersebut. Pemimpin yang punya keberanian
juga bukan pemimpin yang ABS (asal bapak senang). Pemimpin
yang berani bahkan bisa membantah perintah atasan jika disertai
alasan yang benar.
Salah satu situasi yang paling sulit yang lazim dihadapi oleh
para manager, mereka sadar bahwa masalah yang dihadapi
organisasi disebabkan oleh diri mereka sendiri, sebelum
memerintahkan para karyawan atau organisasi untuk bebenah.
Dari sini kita tahu pemimpin yang buruk adalah pemimpin
yang hanya bisa memerintah, tapi tidk bisa menerapkannya pada
diri sendiri. Jarkoni kata orang jawa, tapi ini memang benar.
Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang kurang memiliki
keberanian menjadi sukses.
Pemimpin yang berani, tidak hanya mengaku ia salah, namun
juga berani melakukan pengakuan secara terbuka bahwa ia memang
salah kepada orang-orang disekitarnya yang berkepentingan.
Faktor kegagalan utama yang sering dilakukan oleh
pemimpin yang buruk adalah mereka tidak punya sense of priority,
alias bisa memprioritaskan mana yang harus dilakukan setelahnya.
Karena apa? Karena pada umumnya pemimpin selalu ingin
melaksanakan banyak hal. Misalnya ingin memperluas bisnisnya
sampai kemana-mana, tapi akhirnya karena tidak bisa mngatur
prioritas, akhirnya malah tidak kemana-mana.

144
Pemimpin yang baik selalu paham prioritas, tapi pemimpin
yang buruk tidak tahu dan kurang fokus pada apa itu prioritas.
Karena tidak fokus, maka seorang pemimpin yang buruk akan selalu
merasa kekurangan waktu, sering kelewat deadline-nya, dan banyak
sekali punya target yang tidak dikejar. Karena itu, hasil yang
diperolehnya akhirnya kurang berkualitas atau di ada-adakan saja.
Sepertinya menjadi orang yang fokus sangat mudah, tapi
ternyata banyak gangguan menarik untuk menggoda pemimpin, dan
menyibukkannya untuk berfokus ke bidang lain yang sebenarnya
tidak penting, memboroskan waktu, energi dan sumber daya.
Ini sering terjadi, akhirnya para staf dan karyawan bingung
saat mengetahui apa sebenarnya tujuan utama pemimpin mereka
itu. Mereka hanya diberi kerjaan tanpa tahu apa yang harus
diselesaikan dahulu, dan apa yang bisa ditunda sampai nanti.
Pemimpin yang baik harus berkonsenterasi pada prioritas
mereka. First things first kata orang bule. Apa yang terpenting
dikerjakan terlebih dahulu, setelah itu baru setelahnya. Pemimpin
wajib paham prioritas apa yang harus dievaluasi terlebih dahulu.
Dan ini mereka lakukan secra konsisten, dan kontinu. Dan tidak
Cuma angin-anginan saja.
Dalam pribahasa jawa istilah saat menikah seorang harus
memilih istri dari tiga sisi, bibit, bobot, bebet. Ini juga merupakan
contoh sederhana pentingnya prioritas dalam kehidupan.
Peribahasa ini bermakna bahwa dalam menikah, seorang
wajib mengetahui bibit, bobot, bebet calon pengantin. Kenapa?
Karena diharapkan perkawinannya itu membawa kesejahteraan,
lahir dan batin.

145
1. BIBIT. Artinya tampilan fisik, bentuk wajah, asal usul ataupun
kualitas reproduksinya.
2. BEBET. Artinya keluarga.
3. BOBOT. Artinya kekayaan.
Walaupun sederhana, peribahasa ini menunjukan bahwa
prioritas adalah sesuatu yang penting. Bahkan orang-orang
terdahulu selalu memberi saran untuk tahu apa sih prioritas yang
harus didahulukan dalam setiap bidang kehidupan.
Salah satu konsekuensi dari mengetahui prioritas adalah
Anda bisa menghabiskan waktu secara efektif dan efesien. Anda
tidak mau membuang-buang waktu Anda hanya untuk masalah
sepele yang tidak berguna secara signifikan bagi kehidupan atau
bisnis. Waktu-waktu yang Anda miliki akan digunakan untuk
membuat progress yang sebenarnya. Bukan progress yang
arifisial/buatan.
Seorang pemimpin yang baik akan mampu mengidentifikasi
dan fokus pada hal-hal penting dan kemudian melakukan aspek-
aspek yang tidak penting. Jika memang pemimpin merasa tidak
punya cukup waktu untuk melaksanakan semuanya, maka ia bisa
mendelegasikan kepada orang lain.
Pemimpin yang unggul tahu pasti prinsip Pareto 8020, yaitu
80% hasil yang Anda peroleh bisa dilakukan dengan melakukan
20% hal yang memiliki prioritas paling tinggi.
Pemimpin yang tahu prioritas, akan memiliki karakteristik berikut
ini :
1. Menyempatkan berpikir dahulu sebelum bekerja tiap hari. Apa
kira-kira yang akan dilakukan hari ini?

146
2. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan penting yang akan
dilakukan, dan kemudian melaksanakan kegiatan tersebut
secara berurutan sesuai prioritas.
3. Selalu mencatat deadline projek terpentingnya, baru kemudian
yang lainnya.
4. Bekerja didalam kapasitasnya, sibuk, tapi tidak pernah terlalu
sibuk.
Adapun pemimpin yang kurang faham prioritas, mereka akan
memiliki karakteristik seperti berikut :
1. Sering terlihat sibuk, padahal selalu sibuk bukan berarti
pekerjaannya efektif.
2. Cenderung menggalakan pekerjaan yang remeh temeh terlebih
dahulu. Pemimpin seperti ini berpendapat bahwa pekerjaan
yang utama harus diselesaikan nanti, karena lebih sulit.
3. Suka berpindah-pindah pekerjaan, satu belum selesai, sudah
bekerja dibidang linnya.
4. Sering kelewat deadline.
5. Selalu mengeluh kurang punya waktu, dan terlalu banyak
pekerjaan.
6. Tidak pernah berkata “tidak” saat bekerja. Selalu menyetujui
apa saja yang diminta oleh boss.
Penulis pernah berkenalan dengan seorang pemimpin
organisasi skala kecil di Surabaya yang cenderung memiliki banyak
ide. Dan idenya terus terang saja, sangat-sangat cemerlang. Ia bisa
memindai apa saja yang ada disekitarnya, dan kemudian
menghasilkan ide-ide yang bagus. Ia ingin bisnis dibidang ini,
dibidang itu, dari hulu ke hilir, semuanya ingin dilakukan.

147
Tapi karena ide yang dihasilkan terlalu banyak, ia justru
sibuk untuk terus berdiskusi, diskursus dan sibuk membahas idenya
tanpa sempat untuk mengeksekusi satu ide saja yang paling kritis,
paling diprioritaskan. Dan akhirnya, sampai sekarang, organisasinya
tidak kemana-mana. Masih terus berputar-putar ditempat yang
sama. Ini merupakan contoh pemimpin yang tidak tahu apa arti kata
“priritas”.
Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, pemimpin yang sukses
harus bisa memenej waktunya sendiri. Semua manusia diberi oleh
Allah jumlah waktu per hari yang sama. Setiap orang, selalu
memiliki 24 jam dalam satu harinya, 7 hari dalam satu minggunya.
Karena itu jika ada yang salah dalam pekerjaannya, berarti salah
orangnya dan bukan salah bunda mengandung.
Tidak hanya waktu, sumber daya yang lainnya yang harus
diperhatiakan berkaitan dengan prioritas adalah sumber daya
keuangan. Prioritas sangat penting karena pada umumnya setiap
organisasi hanya punya sumber daya keuangan yang terbatas.
Prioritas menentukan alokasi keuangan yang optimal, dimana uang
harus dipakai pada fortofolio atau projek-projok yang terpenting.

B. Punya Tujuan Jelas


Pemimpin yang baik, haruslah tahu apa tujuannya. Artinya
dia punya tujuan yang jelas, dan dia bisa menjelaskan apa
sebenarnya tujuannya itu kepada staf dan karyawan.
Pemimpin yang baik harus tahu apa sebenarnya yang dituju.
Apakah tujuan itu berupaindikator kruangan, indikator
kebahagiaan, indikator ekonomi makro, mikro, jumlah penjualan,
dan sebagainya.

148
Mendefinisikan tujuan boleh bebas, para pemimpin bisa
menggunakan banyak definisi, kata-kata, buzzword, atau data
akuntasi untuk menyebutkan tujuannya. Tapi yang penting jelas,
pemimpin bisa tahu kapan tujuan sudah diperoleh dan kapan tujuan
sudah gagal untuk diperoleh.
Tujuan seseorang pemimpin bisa berupa tujuan jangka
panjang, jangka menengah atau jangka pendek. Pentingnya
penentuan tujuan ini juga ditandaskan oelh pakar marketing dunia
Philip Kotler “If you don’t know where you are going, any road will
take you there”.
Pemimpin yang punya tujuan jelas, ia akan memiliki
karakteristik berikut:
1. Bisa mendefinisikan dnegan jelas apa tujuan bisnisnya, secara
periodik. Pemimpin tersebut juga akan mengecek apakah
tujuan tersebut masih relevan atau tidak, artinya tujuan
tersebut harus direvisi atau tidak?
2. Secara periodik, mengecek apakah tujuannya tersebut sudah
tercapai atau belum? Ini sangat penting saat pemimpin tengah
bingung apakah yang dia lakukan sekarang ini sudah relevan
dengan “perjalana mencapai tujuan” atau tidak?
3. Mampu mendeskripsikan dengan tulisan, apakah tujuan yang
sebenarnya dituju. Dan kemudian mendiskusikan tujuan
tersebut sesuai dengan tujuan mereka.
4. Jika dalam pertemuan atau rapat, selalu menanyakan “apakah
tujuan pertemuan ini”?
5. Sering menanyakan pada diri sendiri ‘apakah yang ingin kita
cari dari hal ini?”

149
6. Menggunakan tujuan tersebut untuk mengukur kemajuan atau
kesuksesan program-programnya.
7. Adapun pemimpin yang buruk, adalah mereka yang tidak
punya tujuan yang jelas.
Berikut ini beberapa karakteristik pemimpin yang tak punya
tujuan yang jelas :
1. Mengaku punya tujuan, tapi tujuannya sendiri tidak jelas,
mengambang dan samar-samar.
2. Plin plan, sukan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.
3. Senang mengambil keputusan berdasarkan kriteria-kriteris
yang sering berubah-ubah.
4. Sering mengambil keputusan yang tidak konsisten.
5. Tidak fokus dalam melaksanakan pekerjaan dan aktivitasnya.
Jika pemimpin tidak pernah memiliki target yang jelas, maka
output bisnisnya hanyalah hasil dari keberuntungan saja, atau
sebuah nilai yang tidak pasti nilainya.
Bagaimana mungkin Anda bisa menginginkan “sesuatu”
sementara Anda tidak tahu “sesuatu” itu apa. Begitupula seorang
pemimpin tidak akan tahu apakah ia sukses atau tidak, jika tidak
punya tujuan yang berfungsi sebagai penentu nilai, apakah ia sukses
atau belum.
Punya tujuan jelas ini juga berkaitan dengan poin
sebelumnya, yaitu tahu prioritas. Karena sering kali tujuan
organisasi itu bagus-bagus dan banyak, dimana kemungkinan besar
itu semuanya bisa diakomodasi oleh organisasi. Karena itu
pemimpin harus menentukan mana tujuan yang paling prioritas.
Pemimpin harus sering mengontrol tujuannya, dan juga
apakah supplier, klien, partner dan semua stakeholder selaras

150
dengan tujuan tersebut. Jika tujuan salah, bisa dipastikan bahwa
kinerja manajemen pun juga salah, walaupun efektif. Atau dengan
kata lain, efektif. Tapi ke arah yang salah.
Tujuan yang baik adalah tujuan yang terdefinisi dengan jelas.
Sehingga semua staf dan karyawan tahu kemana kapal akan menuju.
Tujuan ini juga harus universal, jangan hanya dipahami oelh
pemimpin saja. Sementara tidak dipahami oleh para staf. Semua
harus dimengerti.
Terakhir tujuan yang bagus adalah yang SMART yaitu
spesifik, bisa diukur (measurable), bisa dicapai (achievable),
realistik, dan dibatasi waktu (timebounded).

C. Mau Mendengarkan dan Mengenal Diri Sendiri


Orang-orang terdahulu sering kali menasihatkan bahwa kita
ini punya 2 telinga dan satu mulut, artinya kita kita harus lebih
sering mendengar daripada berbicara. Ini juga benar dalam hal
pemimpin. Betapa banyak pemimpin yang sebenarnya bisa
melakukan aktivitas dengan lebih efektif jika saja mau lebih banyak
mendengar.
Sebagai atasan, pemimpin cenderung sering kali susah untuk
mendengar dan lebih sering memerintah. Padahal umumnya,
informasi tentang shop floor, atau kondisi nyata dilapangan itu lebih
diketahui oelh para staf dan karyawan.
Pada umunya, setiap orang menganggap bahwa mendengar
itu seni. Artinya orang harus berlatih untuk mendengar, karena
mendengar itu sama saja dengan belajar kepada orang lain. Seorang
pemimpin yang top tidak hanya sekedar tahu bahwa mendengar itu

151
penting, namun juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-
harinya.
Ini juga yang diucapkan oelh pakar pemasaran Peter
Drucker, bahwa “Bagian terpenting yang ingin didengar oleh setiap
orang, adalah apa yang tidak terucap”. Jadi selain mendengar dalam
arti fisik, seorang pemimpin juga harus bisa mendengar apa yang
tidak terucap, misalnya dari bahsa tubuh, gerak gerik mata, nada
bicara, dan lain sebagainya. Apalgi di Indonesia dimana masih
banyak hal-hal tabu yang tidak mungkin diucapkan, tapi harus
dipahami maknanya.
Berbicara mengenai mendengar ternyata tidak gampang.
Untuk menjadi pendengar yang baik, tidak hanya butuh kuping.
Karena setiap orang punya kuping, namun tidak semua orang bisa
menjadi pendengar baik.
Seorang yang ingin pendengar yang baik harus bisa
memahami keseluruhan makna yang dimaksud oleh pembicara. Ini
karena apa yang diucapkan oleh seseorang itu ibarat puncak gunung
es, apa yang diucapkan itu hanya sebagian kecil dari kapasitas orang
tersebut secara keseluruhan.
Kita bisa mendengar ucapan oranglain, kita bisa meihat
dengan mata kepala apa yang dilakukan orang lain, tapi kita tak
akan pernah tahun bagaimana perasaan, opini, pendapat,
kepribadian, kepercayaan, sikap pengetahuan dan pengalaman
oranglain.
Aspek dari mendengar adalah memilih orang yang akan
didengar. Orang yang cocok didengarkan omongannya belum tentu
orang yang paling aktif, paling banyak bicara. Tapi yang paling
kompeten terhadap hal yang ingin Anda cari tahu lebih detil:

152
Pemimpin yang mau mendengarkan, akan punya
karakteristik positif seperti berikut:
1. Lebih sering mendengar daripada berbicara.
2. Tidak gengsi jika minta saran atau pendapat dari bawahan
3. Menerima umpan baik mengenai performa mereka.
4. Bisa mengeksplorasi ide dengan oranglain.
Adapun para pemimpin yang kurang punya kemampuan
untuk mendengar, cenderung punya karakteristik negatif seperti
berikut :
1. Orangnya impulsif
2. Selalu beranggapan bahwa mereka sudah tahu solusinya.
3. Kurang kepercayaan diri, tapi ngotot bahwa dirinya kurang
percaya diri.
4. Punya kecenderungan melebih-lebihkan pengalaman diri
sendiri.
Salah satu sifat unggul penting walaupun jarang
diperhatikan adalah mengenai diri sendiri. Seorang pemimpin yang
baik haruslah seorang yang mengenai diri sendiri. Apa maksudnya?
Seorang pemimpin harus tahu dimana kelemahan dia, dan dimana
kekuatan dia.
Jadi seorang pemimpin yang baik akan selalu punya body
image positif, namun selalu sadar letak kekurangan dirinya.
Pemimpin top tahu bahwa reputasi mereka mereka punya potensi,
namun sebagaiman manusia lainnya, juga punya hal-hal negatif
lainnya.
Karena punya kesadaran diri, pemimpin yang baik akan
selalu menyadari diperlukannya kerjasama dengan oranglain. Ini

153
kadang perlu ditempa dalam waktu yang lama melalui pengalaman
seingga seorang bisa mengenai dengan baik dirinya sendiri.
Seorang pemimpin yang punya self awareness yang baik,
akan punya karakteristik positif berikut ini :
1. Selalu bersikap realistik terhadap kemampuan mereka.
2. Mau mengakui kelemahan mereka.
3. Senang untuk mendelegasikan tugas.
4. Bisa meminta tolong orang lain untuk melaksanakan
aktivitasnya.
Adapun pemimpin yang kurang memiliki self awareness
yang baik, akan memiliki karakteristik negatif seperti berikut :
1. Selalu berusaha menyelesaikan semua masalah sendirian.
2. Melakukan porsi kegiatan yang melebihi porsinya.
3. Berbuat diluar kompetensi dan pengalamannya.
Memang mudah mengucapkannya, tapi sebebnarnya
mengenai diri sendiri tidaklah mudah. Dan kadang sifatnya subjektif.
Dalam aarti anda bisa mengenai diri sendiri dengan baik, tapi orang
lain kadang menganggapnya berbeda. Yang penting jangan sampai
hal ini membatasi anda untuk kreatif. Memang mengetahui batas
kemampuan diri sneidir itu penting, tapi bukankah batas
kemampuan juga bisa ditingkatkan?
D. Percaya Kepada Tim dan Bisa Mendelegasikan
Seorang mantan Rektor Universitas Syiah Kuala pernah
berpesan kepada saya “Anda tida bisa jadi superman, tapi bisa jadi
supertim”. Entah darimana ucapaan ini ia kutip, tapi memang ada
benarnya.

154
Seorang tidak bisa sukses jika tidak didukung oleh tim yang
solid. Dalam hidup, dan dalam bisnis pula, kesuksesan hanya bisa
diperoleh melalui kerja sam tim, atau teamwork.
Seorang pakar manajemen pernah mengatakan bahwa “sifat
terbaik yang dimiliki manusia adalah kemampuannya untuk bekerja
sama dalam tim, karena ini adalah sifat yang memungkinkan manusi
berkembang”
Dalam peribahasa juga disebutkan bersatu kita teguh,
bercerai kita runtuh. Persatuan dalam bentuk tim merupakan
sesuatu yang penting dalam kesuksesan bisnis.
Mungkin seseorang bisa sukses secara individu, namun
kesuksesannya terbatas. Ataupun jika ia sukses secara
kelompok/tim, maka ia bisa mencapai kesuksesan yang tidak
terbatas.
Pemimpin yang percaya kepada tim di belakangnya, akan
memiliki sifat-sifat unggu seperti :
1. Bisa membagi masalah untuk dipecahkan bersama
2. Bersedia membatu staf jika diperlukan
3. Mau menanyakan pendapat orang lain di tim dan kemudia
mendiskusikan masalah tersebut bersama-sama.
4. Lihai memanfaatkan skill stafnya.
5. Mau menenrima keputusan bersama dari tim.
6. Mau lebih jauh mengenal kondisi staffnya.
7. Bisa memberi dan menerima dengan anggota tim.
Sementara pemimpin yang buruk, biasanya tidak
mempercayai tim. Karena mereka punya beberapa sifat buruk
seperti :
1. Cenderung menyendiri

155
2. Pelit berbagi ilmu kepada orang lain
3. Tidak bersemangat jika diminta untuk rapat dan berkumpul
dengan staf-staf.
4. Hubungan yang di bangun terhadap staf seperti dibuat-buat.
Jadi sebagus apapun organisasi atau bagan organisasi dibuat.
Tidak ada pemimpin yang bisa sukses tanpa dukungan tim
dibelakangnya. Ibarat pertandingan sepakbola. Tidak ada yang
namanya pemain bintang, tapi yang ada adalah tim bintang.
Pemimpin yang baik akan menghargai timnya karena tim bisa
menghasilkan output yang lebih dari kapasitas masing-masing
individu dikalikan dengan umlah tim. Tapi tim bisa melipatgandakan
hasil pekerjaan tiap orang.
Dengan adanya tim. Semua orang anggota tim akan kebagian
tugas dan tanggung jawab. Sehingga mereka semua akan berusaha
untuk lebih sukses dibandingkan jika bekerja sendiri-sendiri.
Tidak mungkin seorang pemimpin bisa melakukan semuanya
sendirian. Ini karena pemimpin juga manusia, punya keterbatasan
waktu dan kemampuan. Jika pemimpin ngotot mau mengerjakan
semuanya, maka pemimpin tersebut justru menjadi bottleneck
penghalang kelancaran aktivitas tim.
Akibatnya bisa fatal, seperti waktu pengerjaan molor sehingga
selalu melewati deadline, atau bisa juga dipaskan waktunya, tapi
hasilnya tidak lengkap atau diada-adakan. Sehingga jika tidak
mampu mendelegasikan, pengerjaan tugas tidak berfokus pada
bagaimana mengerjakan tugas dengan sempurna, namun pada
bagaimana mengerjakan tugas secapat mungkin.
Seorang pemimpin yang tidak mampu mendelegasikan
pekerjaanya membuat organisasinya menjadi diam ditempat.

156
Sehingga ketika misalnya pemimpin segang liburan, atau ada urusan
keluarga sehingga tidak ada dikantor, maka bisa jadi supplier
berhenti mengirimkan barang, pengiriman ke klien berhenti,
keputusan penting tidak diambil dan sebagainya.
Akhirnya aktivitas diorganisasi mogok. Kenapa? Karena
semuanya harus diputuskan oleh bos. Inilah kerugian perusahaan
yang selalu tergantung kepada bos, karena bos tidak pernah
mendelegaskan tugasnya kepada stafnya.
Dalam mendelegasikan tugas, harus jelas fokus dan batasan
dari tugas yang didelegasikan tersebut. Apa yang harus dilakukan,
dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Saat pemimpin melakukan pendelegasian sbenarnya
pemimpin meminta orang lain untuk melakukan sesuatu atas nma
pemimpin tersebut. Nmun, ini bukan berarti pemimpin langsung
lepas tangan terhadap tanggung jawab tersebut. Jadi jika staff gagal
melaksanakan tugas yang didelegasikan, bukan berarti staf itu salah,
dan pemimpinnya tidak salah. Namun pemimpin pun menanggung
sebagian kesalahan tersebut.
Pendelegasian bukanlah sesuatu yang baru, di awal abad
masehi atau bahkan sebelum masehi. Raja-raja Mesir kuno dan raja-
raja Romawi selalu mendelegasikan pekerjaan pemerintahannya
diprovinsi-provinsi yanga da kepada gubernur-gubernurnya.
Gubernur tersebut diberi penjelasan apa saja tugas dan tanggung
jawabnya tapi raja tetap bertanggung jawab terhadap keseluruhan
kerajaannya.
Jadi raja tetap bertanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup keajaannya, walaupun tanggung jawab tersebut sudah
dideligasikan kepada gubernur-gubernur. Ini menunjukan sebagian

157
tanggung jawab masih ada ditangan raja, dan pendelegasikan
tidaklah menghilangkan arti kata tanggung jawab.
Seorang pelaku bisnis dari barat bahkan pernah mengatakan
bahwa “kemampuan seseorang untuk mendelegasikan tanggung
jawab adalah kekayaan yang sangat berharga”. Apalagi jika Anda
seorang yang sibuk, maka mau tidak mau, wajib hukumnya
mendelegasikan tugas kepada staff atau karyawan.
Seorang pembisnis dari Inggris bernama Peter Parker bahkan
berkata “Pekerjakanlah orang-orang yang lebih cerdas dari Anda,
kemudian delegasikan pekerjaan anda pada orang itu. Maka
hasilnya akan diluar bayangan Anda”.
Indonesia telah kalah juga, presiden pertama Soekarno pernah
berkata “Berikanlah aku 10 pemuda, maka aku akan merubah
dunia”. Ini tidak implementasi pentingnya pendelegasian.
Di Amerika Woodrow Wilson mengatakan, “kita sukses tidak
hanya karena kita menggunakan otak kita sendiri, tapi juga otak
orang-orang yang diberi tanggung jawab”.
Pelatih klub Arsenal dari Liga Inggris bernama Arsene Wenger
juga mengerti arti pendelegasian bagi kesuksesan timnya. Ia
mengatakan “saya belajar bagaimana menjaga kesolidan dengan
cara mendelegasikan tanggung jawab ke orang lain”.
Pemimpin yang bisa dan mau mendelegasikan tanggung
jawabnya, akan memiliki sifat positif berikut :
1. Melakukan pendelegasian secara aktif
2. Percaya kepada staffnya
3. Selalu bersikap terbuka kepada bawahan.
4. Tetap tanggung jawab terhadap performa staf dan keseluruhan
tim.

158
Adapun pemimpin yang kurang bisa mendeligasikan anggung
jawabnya, akan punya sifat negatif berikut:
1. Menjadikan bottleneck daro organisasi, menjadi penghalang
selesainya pekerjaan, sehingga semua orang harus menunggu
pemimpin.
2. Bekerjanya selalu sibuk dan memakan waktu yang lama.
3. Tidak mengetahui kemapuan dan potensi para staffnya.
Pendelegasian mungkin kelihatan simpel, namun ini bisa jadi
berat bagi sebagian orang. Padahal pendelegasian merupakan alat
penting untuk melakukan training. Pendelegasian yang benar, bisa
membuat staf anda berkembang.
Prinsip ini sama dengan orangtua yang sealu meminta anaknya
untuk melakukan sesuatu sendiri, sehingga anak menjadi mandiri
dan berkembang kepercayaan dirinya. Anak yang percaya diri akan
termotivasi untuk melakukan yang terbaik.
Begitu juga dengan pendelegasian, staf anda akan berkembang,
lebih percaya diri dan akan menghasilkan output yang lebih baik
dibandingkan dengan jika anda melakuak semua sendiri. Ini karena
pendelegasian bisa memotivasi bawahan, bagai air yang menyirami
tanaman.
Staf atau bawahan pun sebenarnya senang ketika menerima
pendelegasian dari atasan. Staf akan bangga karena diberi tanggung
jawab. Ini menunjukan bos percaya kepada bawahan. Selain demi
kelancaran tugas, pendelegasian merupakan bagian dari
mengembangkan oranglain.
Namun yang sering disalahkan artikan oleh para pemimpin
adalah anggapan bahwa mendelegasikan sama seperti memerintah.
Ini hampir sama tapi berbeda. Kalau anda memerintah seseorang,

159
anda akan memberi perintah kepada orang tersebut setil-detilnya
sehingga orang tersebut menjadi jelas apa yang anda perintahkan.
Tapi pendelegasian berbeda. Mendelegasikan tidaklah
memberitahukan instruksi secar detil satu per satu. Namun
menyebutkan tujuannya, dan sebisa mungkin staf disberi kebebasan
untuk melakukan aktifitas untuk menempuh tujuan tersebut dnegan
kreatifitasnya sendiri.
Jadi anda tidak memerintahkan bagaiman yang harus
dilakukan, namun hanya meminta maaf melakukan aktivitas dengan
tujuan tertentu. Saat anda mendelegasikan, anda tidak bertanya
banyak tentang bagaimana pekerjaan dilaksanakan, kecuali jika itu
relevan dan berguna.
Pendelegasian berkaitan erat dengan kepercyaan/trust.
Pemimpin yang bisa mendelegasikan, artinya mempercayai
kemampuan stafnya. Dan staf kemungkinan besar tidak akan
mengecewakan tanggung jawab tersebut.

E. Menghargai Waktu
Sering sekali pemimpin mengeluhkan kurangnya waktu yang
dimilikinya untuk menyelesaikan pekerjaan. Ini merupakan bukti
bahwa waktu snagat penting peranannya dalam kehidupan, begitu
pula dalam bisnis.
Kenapa waktu berharga? Dalam Agama juga kita diminta untuk
menghargai waktu dibandingkan dengan uang. Karena waktu yang
hilang tidak bisa dicari lagim sementara uang yang hilang bisa dicari
lagi.
Waktu tidaklah bisa di buat, disimpan, ditaruh digudang, atau
dibeli dari orang lain. Waktu adalah sumber daya, namun waktu

160
hanya berguna jika orang bisa memanfaatkan waktu tersebut
dengan baik. Jadi waktu itu punya kegunaan jika digunakan untuk
melakukan sesuatu yang berguna bagi kehidupan.
Setai orang tahu bahwa semua orang memperoleh porsi waktu
yang sama tiap harinya. Setiap manusia di muka bumi mendapatkan
sehari dalam porsi 24 jam. Dan manusia tersebut yang harus
memutuskan bagaimana memanfaatkan waktu 24 jam tersebut.
Ada satu organisasi multinasional yang mewajibkan
karyawannya untuk bekerja tepat waktu dan tidak menyarankan
untuk lembur. Ini karena mereka menganggap bahwa yang yang
lembur sebenarnya orang yang tidak pandai mengatur waktu.
Karena beban kerja seharusnya bisa dikerjakan selama waktu kerja
saja. Jika tetap belum bisa, kemungkinan karyawan tersebut
mengerjakan tugas dengan cara yang salah, atau memang suka
membuang0buang waktu.
Jika Anda memutuskan bahwa Anda ingin menggunakan waktu
anda untuk sesuatu kebutuhan, maka anda juga harus memastikan
bahwa Anda tidak boleh menggunakan waktu tersebut untuk
lainnya.
Memboroskan waktu pada umumnya akibat dari sikap lainnya,
seperti ketidakmampuan untuk mendelegasikan pekerjaan,
kesalahan dalam membuat prioritas, staf yang kurang kemampuan,
tidak memiliki keberanian dalam mengontrol pekerjaan, dan
sebagainya.
Seorang pujangga pernah berkata bahwa “memboroskan
wkatu itu sama seperti mencuri waktu”. Karena itu hematlah dalam
menggunakan waktu Anda.

161
Pemimpin yang menghargai waktu akan memiliki karakteristik
positif berikut :
1. Selalu punya waktu luang
2. Bisa mengalokasikan waktu tambahan jika memang ada
pekerjaan penting.
3. Tidak pernah kelewatan deadline
4. Tidak membiasakan lembur, kecuali jika memang terpaksa
5. Umumnya punya buku harian untuk mencatat kegiatan dan
jadwal yang dialokasikan.
Adapun pemimpin yang kurang bisa mengatur waktu,
karakteristiknya seperti berikut:
1. Sering kelewat deadline
2. Suka jalan pintas
3. Sering terlambat dalam rapat atau pertemuan
4. Sering mendobel 2 kegiatan menjadi satu
5. Sering menghabiskan waktu untuk kegiatan yang non produktif.
6. Sering menunda pekerjaa, sampai ke batas akhir deadline
Alasan utama kenapa melakukan sesuatu sesuai jadwal adalah
Anda tidak perlu terburu-buru, alias Anda punya persiapan matang.
Cara untuk mengecek apakah Anda sudah lihat menghargai waktu
adalah dengan menanyakan pada diri Anda, apakah yang Anda
lakukan itu sudah benar atau tidak?
Jika ternyata melakukan hal yang salah di waktu yang salah,
maka itu adalah musibah. Jika Anda melakukan hal yang benar, tapi
di waktu yang salah, atau melakukan hal yang salah, diwaktu yang
benar itu namanya semi-musibah. Ingat waktu tidka bisa diputar
balik, jika anda salah, maka Anda akan tidak bisa menanggung
akibatnya.

162
F. Mengembangkan Orang Lain
Sebagai orang tua, kemungkinan anda akan selalu berusaha
mendidik anak-anak atau individu yang ada di bawah perwakilan
anda. Misalnya dengan cara menyekolahkan mereka untuk
mendapatkan pendidikan.
Hampir semua orang tua sadar bahwa pendidikan merupakan
sesuatu yang penting dalm rangka tumbuh kembang anak. Ini seolah
sudah menjadi aturan tak tertulis yang diamini oleh banyak orang
tua.
Sama halnya seperti orang tua, seorang pemimpin juga harus
bisa mengembangkan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Pemimpin harus bisa mendidik dan mengembangkan orang-orang
yang ada disekelilingnya.
Yang disebut mengembangkan orang adalah melakukan
transfer nilai, dan keahlian. Keahlian yang harus di transfer ini tidak
hanya keahlian hard skill saja atau kemampuan teknis, namun juga
keahlian soft skill juga. Keahlian soft skill ini adalah keahlian yang
berhubungan dnegan teknis, namun jika tidak ada keahlian ini,
manusia tidak bisa hidup dengan bahagia, baik dengan dirinya
sendiri maupun dengan orang lain.
Cara mengembangkan orang lain bisa dengan mendeligasikan
tugas seperti telah dijelaskan sebelumnya, selain itu dnegan
memberikan training (in house dan out door), pendidikan tarpbahan,
kuliah lagi, dan lain sebagainya.
Jika pemimpin bisa mengembangkan staf, maka akibatnya baik
untuk organisasi dan juga untuk staf tersebut. Karena staf akan
terlatih untuk melakukan pekerjaan Anda, jika ternyata Anda sudah
tidak menjadi pemimpin lagi, untuk dipromosikan ke tempat lain.

163
Pengembangan individu juga penting karena membantu orang
lain untuk bisa mengembangkan orang lainnya juga. Serta
membantu orang lain mencapai potensi penuh mereka.
Dalam peribahasa cina ada sebuah ungkapan bahwa “jika Anda
memberikan ikan pada orang lain, Anda akan membuatnya kenyang
satu hari. Tapi jika Anda memberikan kail pada orang itu, Anda akan
emmbuatnya kenyang selamanya”.
Karena itu mengembangkan orang lain ibarat memberikan kail
kepad aorang lain dna bukan memberikan ikan. Jangan pelit berbagi
ilmu. Ilmu itu hjika dibagi semakin bertambah dan berkah, jika
disimpan justru semakin tidak berguna.
Pemimpin ang pro pengembangan orang lain akan memiliki
karakteristik unggul seperti berikut:
1. Senang membantu orang lain untuk memecahkan masalah,
2. Memberikan tugas kepada staf, dan menganggap pemberian
tugas tersebut adalah salah stau metode untuk mengembangkan
bawahan.
3. Tidka mau membantu orang lain untuk melaksanakan tugas, tapi
membantu mereka melaksanakan tugas mereka itu sendiri.
4. Menyadari bahwa dengan mengembangkan orang lain sama saja
dnegan mengembangkan diri sendiri. Dan mengembangkan tim
yang lebih kompeten.
Adapun pemimpin yang tidak pro pengembangan orang lain,
umumnya punya sifat negatif seperti berikut :
1. Tidak merasa bertanggung jawab mengembangkan orang lain.
Dan beranggapan yang tidak bertanggung jawab dalam
mengembangkan staf adalah bagian training atau HRD.

164
2. Tidak mengalokasikan dana untuk kebutuhan pengembangan
diri ini.
3. Tidak membiasakan pendelegasin, karena menganggap
pendelegasian adalah pemborosan waktu sehingga lebih baik
mengerjakan semuanya sendiri saja.
Kebanyakan pemimpinyang tidak ingin terlalu
mengembangkan staf beralasan bahwa itu diperlukan untuk
menjaga superioritasnya dibandingkan dengan bawahan. Padahal
dnegan mengembangkan bawahan, akhirnya performa tim
meningkat yang artinya performa pemimpin pun akan lebih
meningkat dimata atasan.
Seorang yang baik tidak hanya mampu memanfaatkan dirinya
sendiri, namun juga mampu memanfaatkan orang-orang
disekelilingnya. Dan memanfaatkan orang-orang disekelilingnya itu
juga sama artinya dengan mengembangkan orang tersebut. Bahkan
seandainya orang disekelilingnya menjadi lebih pandai dari
pemimpin, itu tidak masalah.
Dalam mengembangkan orang lain, kita tidak perlu melakukan
pengajaran dalam arti fisik, mungkin pemimpin hanya perlu
memberikan umpan saja, maka orang lain akan terdorong untuk
melakukan riset sendiri dan memilih rute belajar sendiri. Ini karena
proses belajar adalah proses dari belajar sendiri. Ini karena proses
belajar adalah proses dari masing-masing orang. Adapun mengajar
seperti guru didepan murid, itu hanya sedikit peranannya. Jika yang
diajar tidak mau menerima, maka selihai apapun gurunya akan tidak
bisa optimalhasil pengajarannya.
Salah satu aspek pengajaran yang penting untuk
mengembangkan orang lain adalah dengan memberi contoh dan

165
meminta orang lain melakukan apa yang kita inginkan, karena
sesuai dengan peribahasa cina, ada ungkapan :kita mendengar dan
lupa, melihat dan ingat, melakukan dan paham”.
Jadi berlatih merupakan aspek yang penting. Dengan semakin
sering berlatih, semakin banyak jam berbang yang dimiliki, akhirnya
semakin lihai dalam melakukan sesuatu. Dan kesuksesan hanya
dimiliki oleh orang-orang yang sering berlatih dengan giat.

G. Bisa Menjadi Motivator dan Terencana


Salah satu tujuan pemimpin adalah bisa menjadikan orang
biasa mampu melakukan tugas yang luar biasa. Jika diibaratkan
pada anak-anak, ibaratnya orang tua harus bisa meminta anaknya
belajar, walaupun anak sedang ingin bermain-main diluar rumah.
Jika demikian halnya, misalnya pemimpin ingin mengarahkan
agar tim melakukan tugas tertentu, maka mau tak mau, pemimpin
harus memiliki keahlian untuk memotivasi orang lain yang menjadi
tanggung jawabnya. Karena keahlian memotivasi ini merupakan
bagian tak terpisahkan dari proses kepemimpinan.
Pemimpin yang baik tidak hanya mengandalkan uang untuk
memotivasi, seperti misalnya menggunakan bonus dan komisi.
Tidak pula dengan menggunakan ancaman, seperti surat peringatan
atau sanksi.
Tapi dimaksud motivasi disini adalah memotivasi orang
sebagai manusia atau seorang individu dan bukan seperti benda.
Pemimpin harus bisa membangkitkan rasa kebanggan staf pada
pekerjaan mereka.
Bagaimana cara cepat memotivasi orang lain, yaitu dengan
cara membuat mereka merasa dibutuhkan. Dan Anda harus

166
mengucapkan ungkapan yang eksplisit/jelas bahwa staf Anda
adalah orang yang penting bagi Anda. Jika staf sudah termotivasi,
maka pekerjaannya akan lebih optimal output nya.
Cara memotivasi lain adalah dnegan membuat strategi yang
bagus. Strategi yang bagus ini bisa memotivasi staf untuk bekerja
dengan giat. Strategi yang bagus akan membuat staf yang terlibat di
dalamnya termotivasi, adapun strategi yang optimal membuat staf
tidak bersemangat.
Cara emotivasi ada banyak sebenarnya, dan ini bisa berbeda
satu dengan lainnya. Ada juga yang lewat slogan. Buatlah slogan
yang baik untuk organisasi Anda, maka otomatis staf anda akan
berusaha menjiwai value dari slogan tersebut di komputer.
Aspek penting lain adalah dengan memperbanyak komunikasi
lisan atau komunikasi langsung. Jadi kecil kemungkinan bisa
memotivasi orang lain jika Anda hanya berkomuniaksi dengan orang
lain tersebut menggunakan bahasa teks seperti sms, pesan di
blackberry messenger, Yahoo Mesenger atau email.
Anda boleh juga kasih pujian. Pujian berpengaruh kepada
orang, seperti halnya pupuk berpengaruh terhadap tanaman.
Seorang pemimpin yang bisa menjadi motivator, akan memiliki
karakter positif berikut :
1. Menghargai peran dan kontribusi staf terhadap perma tim
keseluruhan.
2. Adil dalam memberikan pujian atau teguran.
3. Mampu membedakan antara usaha dan hasil, serta individu dan
tugas yang disandangnya.
4. Memahami bahwa staf perlu pujian dan rasa kepuasan dalam
bekerja, dan tidak cuma gaji dan status.

167
Adapun pemimpin yang kurang bisa memotivasi, umumnya
punya karakter negatif seperti berikut:
1. Selalu menunjukan kesalahan dan fokus pada kesalahan orang
lain.
2. Tidak memperlakukan staf sebagai sebuah individu.
3. Jarang memberi pujian
4. Suka menaku-nakuti orang lain
5. Suka mencuri ide dari staf dan tidka pernah memberikan
pengakuan kepada staf
Banyak hal unik terjadi saat Anda memotivasi orang lain.
Orang lain. Orang yang termotivasi akan bisa melakukan hal-hal
hebat yang sebelumnya seperti tidak mungkin dilakukan. Inti dari
memotivasi adalah Anda menghargai orang lain, sehingga orang lain
berkembang dengan potensinya masing-masing.
Seorang pemimpin yang top haruslah memiliki rencana, dan
kemudian pelaksanaan rencana tersebut selalu under control sesuai
dnegan perencanaan yang sudah dibuat.
Salah satu inti dari aspek terencana aatau under control ini
adalah jangan sering-sering panik. Panik selalu akan menimbulkan
kekacauan, kebingungan dan tidak pernah menciptakan solusi.
Seorang pemimpin harus mampu menyiapkan dirinya jika
menghadapi sesuatu yang tidak direncanakan, atau ada perbedaan
besar antara kenyataan dan apa yang direncanakan. Untuk membuat
sesuatu sesuai rencana, diperlukan kpercayaan kepada diri sendiri,
ide dan staf.
Tapi maksud “terencana” disini bukan hanya tidak panik dan
melakukan satu persatu kegiatan sesuai rencana yang dibuat.
Namun juga pembuatan strategi yang matang, persiapan sumber

168
daya uang, waktu, dan SDM yang diperlukan untuk mengekskusi
rencana tersebut. Namun juga meniapkan rencana cadangan jika da
rencana yang tidka sesuai. Jadi selain ada Plan A juga sudah
meniapkan Plan B dan sebagainya.
Seorang pemimpin harus bisa berpikir cepat dan bisa
memvisualisasikan apa yang akan terjadi di depan. Kemampuan ini
akan semakin tajam jika jam terbangnya sudah bertambah banyak.
Pemimpin harus bisa memerintahkan stafnya untuk melakukan apa,
kapan, dimana dan bagaimana.
Jadi intinya pada perencanaan. Karena pada pepatah dalam
bahasa Inggris “failing to plan is palnning to fail” kegagalan untuk
merencanakan, sama saja merencanakan untuk gagal.
Untuk bisa membuat sesuatu berjalan sesuai rencana, anda
perlu memiliki informasi yang mutakhir. Karena itu mau tak mau,
pemimpin yang optimal haruslahh sadar IT dan bukan orang anti
dengan teknologi baru. Wawasannya luas, paling tidak di bidang
yang menjadi kompetensinya.
Pemimpin yang baik bisa memonitor apa yang terjadi didalam
timnya baik secara internal maupun eksternal. Jika ada sesuatu yang
tidak beres, maka pemimpin juga harus menentukan apa langkah
yang akan di ambil.
Ibaratnya orang tua, jika ada anak yang tidak emnurut kepada
orang tua, maka orang tua akan mengintervensi kegiatan anak,
untuk memberi nasehat kepada anak-anak tersebut.
Perencanaan kegiatan dan monitoring kegiatan yang berjalan
bisa berjalan dnegan baik dnegan menggunakan prinsip bahwa
intervensi hanya dilakukan jika ada sesuatu yang salah. Jika memang

169
rencana berjalan sesuai standar, anda tidak perlu mengintervensi
implememtasi rencana yang bersangkutan.
Termasuk pentingnya aspek “terencana ini” adalah
tersedianya informasi terintegrasi tentang aspek keuangan
perusahaan. Pemimpin harus tahu kondisi keuangan organisasi
secara detil dan up-to-date. Selain itu pemimpin harus memiliki
kenai penuh terhadap staf dan kondisi timnya.
Konsekuensinya, pemimpin harus sering melakukan
pertemuan secara periodik. Seperti bulanan, mingguan ataupun dua
mingguan, untuk membahas kemajuan pelaksanaan rencana dan
juga menjaga agar implementasi rencana masih didalam jalur yang
benar.
Dengan pengendalian periodik ini, pemimpin menjadi tahu
benar kondisi tim dan implementasi rencana yang diagendakan. Jika
ada kesalahan, perbaikan bisa langsung dilakukan seketika pada
saat yang tepat.
Namun pemimpin yang baik tidaklah perlu tahu detil-detil
sekali sampai selidik menyelidik pada level yang remeh temeh, tapi
hanya pada level strategis yang mempengaruhi kelangsungan tim.
Agar bisa selalu terencana, anda harus bisa memandang
masalah ke depan. Lihat gambar besar dari situasi yang Anda
hadapi, kira-kira ke depannya bagaimana. Selalu dalam kondisi
terencana, bukanlah berarti tidak pernah membuat kesalahan atau
tidak pernah berbuat yang keliru.
Jadi arti terencana adalah jika antara harapan/ekspektasi
dibandingkan dnegan kenyataan tidak terlalu jauh selisihnya. Jika
anda memperoleh lebih drai yang direncanakan, maka itu bagus.

170
Adapun jika memperoleh kurang dari apa yang direncanakan, itu
buruk.
Jadi emimpin yang sadar perencanaan akann meiliki
karakteristik berikut :
1. Selalu tahu terhadap informasi
2. Percaya kepada perencanaan, monitoring, dan menindak lanjuti
informasi.
3. Tidak mudah panik
4. Berpikir terbuka, tidak seperti pakai kacamata kuda
5. Mengeksekusi rencana satu per satu, dan berprinsip lebih baik
pelan-pelan tapi berhasil.
6. Mampu mengevaluasi masalah secara realistis dan kemudian
menentukan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan
masalah tersebut.
Adapun pemimpin yang tdiak sadar perencanaan akan
memiliki karakteristik buruk seperti berikut :
1. Tidak lagi mahir dalam manajemen krisi
2. Mudah panik
3. Sering kawatir terhadap kejadian yang aneh
4. Sering menyebarkan isu yang justru membuat panik staf
5. Tidak mau bertanggung jawab.
Pemimpin yang baik perencanaan akan tahu bahwa sebuah
masalah sebenarnya lahir dari ketidak sempurnaan perencanaan,
karena manusia memang tidak pernah sempurna, maka tidak perlu
heran jika ada maslah. Yang harus dilakukan adalah melakukan
sharing, brainstrorming untuk membuat rencana baru, untuk
mengkoreksi rencana yang sudah ada. Perencanaan adalah sebuah
kegiatan yang kontinu dan bukan bersifat diskrit.

171
H. Berusaha mencari Win-Win solution
Semua orang ingin dimenangkan, karena it solusi win-win
solution harus menjadi moto bagi para pemimpin. Bahkan ini
merupakan salah satu tolak ukur yang membedakan pemimpin
sukses dan pemimpin tidak sukses.
Dalam dunia bisnis, selalu ada pemasuk dan konsumen. Untuk
memperoleh laba yang besar, bisa jadi organisasi Anda membeli
barang dengan harga serendah mungkin, dan menjualnya dengan
harga semaksimal mungkin.
Tapi bisa jadi jika Anda membeli produk dnegan harga
serendah mungkin, maka supplier Anda akan berkeluh kesah,
harganya terlalu murah, marjinnya terlalu tipis. Jika terlalu lama
dalam kondisi begini, maka kemungkinan supplier akan kesulitan
cash flow dan akhirnya malas untuk berbisnis dengan Anda.
Akhirnya Anda pula yang kesulitan.
Begitu pula ketika Anda menjual dengan harga yang mahal,
lama kelamaan, konsumen merasa tidka mampu membeli lagi.
Apalagi jika ditambah dengan hadirnya esaing maka ini akan
membuat konsumen berpindah ke lain hati. Ini juga akhirnya akan
membuat organisasi Anda kesulitan.
Dalam bisnis, pemimpin harus biasa menerapkan prinsip win-
win solution ini pada semua stakeholder, distributor, supply chain,
selling chain dan sebagainya. Organisasi yang sukanya memotong
kompas dengan mematikan banyak pihak lain yang sebelumnya bisa
berbisnis akan tidak berumur panjang.
Selain karena aspek sosial, juga dnegan menghidupi bisnis
orang lain, pemimpin akan merasa hidupnya bermakna. Itulah yang
kadang membuat win-win solution begitu berarti.

172
Sebuah pemimpin organisasi kecil di Jl Pramuka Jakarta Timur
pernah penulis tanya kenapa masih memperthankan distibutor yang
sebenarnya tidak terlalu banyak omzetnya? Ia pun menjawab bahwa
“organisai itu punya beberapa karyawan, jika diberhentikan supply
produk dari kita, nantinya akan terjadi PHK pada karyawan, dan
sayang jika begitiu”. Jadi “management by kasihan” ini juga ternyata
seirama dengan metode win-win solution yang di gagas orang bule.
Win-win solution juga bisa diterapkan pada saat Anda
melakukan negoisasi bisnis dnegan orang baru. Jangan sampai
negoisasi bisnis gagal hanya karena ingin laba yang cukup banyak,
padahal seandainya sedikit mengalah, Anda tetap bisa untung,
walaupun tipis.
Banyak pemimpin yang jika bernegoisasi bisnis selalu merasa
curiga kepada calon partner bisnisnya. Padahal bisa jadi rasa curiga
ini hanya penghakiman yang tidak ada dasarnya, atau sekedar
prejudis dan persepsi yang tak punya bukti.
Usahakan organisasi Anda untung, merekapun untung. Sering
kali seorang harus mudah dlaam bernegoisasi. Lakukan negoisasi
dnegan tenag dan produktif. Hasilnya nanti akan manis jadinya.
Mencari solusi bersama, itulah inti win-win solution.
Asumsikan ada 3 tim yang satu punya semen, yang satu punya pasir,
dan yang satu punya air. Jika masing-masing tidka mau bekerja
sama, maka semen akan tetap jaid semen, pasir tetap menjaid pasir,
dan air tetap menjadi air. Namun jika masing-maisng mau bekerja
sama, maka bisa jadi bangunan yang indah dan kokoh.
Begitu pula dengan bisnis, jika tidak mau bekerja sama dengan
supplier, distributor, stakeholder dan lain sebagainya, bisnis akan
melaju ditempat. Pabrik bisa tutup, karyawan bisa menganggur dan

173
sebagainya. Win-win solution adalah solusi ideal untuk masalah
kerjasama dnegan orang lain.
Seorang pembisnis pernah mengatakan bahwa “bisnis yang
baik, adalah bisnis yang saling menguntungkan”. Dalam agamapun
diajarkan bahwa “tidak boleh mengambil harta dnegan dzalim an
batil, tetapi harus didasari oleh bisnis yang saling ridho”. Saling
ridho disinlah yang di dalam dunia manajemen modern, dinamakan
winwin solution.
Pemimpin baik yang selalu berusaha mengupayakan win-win
solution memiliki karakter positif berikut :
1. Selalu berusaha menjadi banyak alternatif solusi jika
menghadapi sebuah masalah.
2. Selalu melihat masalah dari berbagai sudut pandang
3. Selalu merasa empati tehadap pihak lain
4. Tidak menganggap orang yang bersebrangan dengannya sebagai
musuh.
5. Sealu membayangkan bagaimana jika dirinya ada diposisi orang
lain
6. Berprinsip lebih baik untung sedikit tapi smeua senag daripada
tidak untung sama sekali, atau untuk banyak tapi orang lain
menderita.
7. Mencari tahu apa tujuan orang lain.
Adapun pemimpin yang kurang bisa menerapkan win-win
solution, kemungkinan besar memiliki sifat negatif berikut :
1. Selalu ingin menang sendiri, tak mau mempedulikan pihak lain.
2. Egois dan berpikiran sempit.
3. Cenderung lebih peduli tehadap tujuan jangka pendek dan
bukan tujuan jangka panjang.

174
4. Tidak lihai dalam negoisasi bisnis.
5. Sangat fokus pada tujuan, tapi menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan.

I. Konsekuen Tehadap Keputusannya dan Berorientasi Hasil


Pemimpin yang baik harus mengambil keputusan, dan ia
dengan konsekuen akan menjalankan keputusannya tersebut. Jadi
jika ia merasa tidak mampu menjalankan sebuah keputusan,, ia akan
menimbang-nimbang lagi untuk mencari keputusan yang lain yang
bisa diterapkan.
Pengambialn keputusan adalah tugas utama seorang
pemimpin. Ada metodologi dan aturan pengambilan keputusan,
namun tidak semua yang ada dibuku harus diterapkan secara
letterlijk.
Pemimpin harus mempersiapkan kondisi tim dan pihak-pihak
terkait sebelum keputusan diambil. Kemudian pikir pula
pertimbangan-pertimbangan lain yang berkaitan dengan keputusan.
Informasi apa yang dipunyai, lalu apakah ada alternatif solusi lain?
Dan sebagainya. Keputusan yang baik selain berdampak jangka
pendek juga berdampak jangka panjang.
Pertimbanganpula apa resikonya jika keputusan diambil?
Resiko tehadap organisasi, diri sendiri, staf dan sebagainya. Setelah
semuanya dipertimbangkan dan ternyata optimal, maka Anda bisa
langsung menjalankan program tersebut.
Seorang industriawan dari Swedia pernah mengatakan bahwa
“Hal terbaik yang bisa anda lakukan saat bekerja dengan saya adalah
mengambil keputusan yang benar, hal terbaik berikutnya adalah

175
mengambil keputusan yang salah, dan jika anda tiak mengambil
keputusan apapun, anda akan dipecat”
Jadi berkaitan dengan pengambilan keputusan, pemimpin yang
konsekuen terhadap keputusannya akan emiliki karakteristik positif
berikut:
1. Mengetahui bahwa keputusan harus diambil, baik benar atau
salah, tak mengambil keputusan justru berakibat buruk.
2. Mengambil keputusan di saat yang tepat, tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat.
Adapun pimpinan yang buruk, karakteristiknya seperti
berikut:
1. Selalu takut salah
2. Lebih senang abstain jika menghadapi sesuatu yang dilematis.
3. Jarang melkaukan analisa terhadap sesuatu.
4. Sering terbuai oleh analisanya sendiri
5. Selalu menunda-nunda pengambilan keputusan dengan
mengatakan bahwa butuh waktu dan informasi tambahan untuk
memutuskan informasi.
6. Selalu menyalahkan orang lain jika keputusan salah, karena
menganggap orang lain tidak memberikan informasi yang benar.
Mgambil keputusan bukanlah aspek tersulit yang dihadapi
para pemimpin, menjalankan keputusan tersebut kadang lebih
berat. Kalau seandainya mengambil keputusan itu sudah cukup,
tentu negeri ini tidak akan kacau balau. Tapi konsekuen dengan
aturan, itu yang lebih sulit bagi kebanyakan orang.
Sulit untuk menerapkan keputusan akan membuat banyaj
stakeholder frustrasi. Pemimpin yang baik akan dnegan konsekuen
menerpkan keputusan yang mereka ambil.

176
Banyak orang yang puas dan menilai performanya hanya
dengan terlihat selalu sibuk. Padahal sebenarnya sibuk belum tentu
produktif lebih baik draipada sibuk tapi sebenarnya tidak
melakukan apa-apa.
Pemimpin yang sibuk tapi tidak emlakukan apa-apa
menunjukan bahwa apa yang dilakukannya sebenarnya tidak efektif.
Yang benar adlah pekerjaan tersebut harus menghasilkan nilai
tambah, penting dan hasil akhirnya sesuai dnegan yang diminta.
Intinya, hasil akhirnya!
Contoh simpel, seorang anak yang tangannya kotor karena
bermain pasir. Orang tua yang berorientasi hasil hanya akan
meminta agar anak tersebut mencuci tangan, sementara orang tua
yang tidak berorientasi hasil akan meminta anak mandi sekalian.
Walaupun itu efektif, tapi sebenarnya overkill, alias terlalu
berlebihan.
Dalam bisnis, Anda sering melihat hal demikian. Banyak
pemimpin yang sibuk utak atik laporan keuangan saja, tanpa sibuk
melakukan action. Sibuk rapat tapi tidak ada hasil yang diperoleh
dari rapat. Sibuk untuk berpidato, ceramah, menyampaikan visi dan
misi, tapi lemah dan tidak bersemangat untuk melakukan action
untuk menempuh visi dan misinya tersebut.
Pemimpin sejati hanya tertarik pada hasil, dan kemudia
merumuskan apa yang harus dilakukan berdasarkan kepada hasil
yang dia inginkan. Kerja keras tidak cukup, bahkan kerja cerdaspun
belum cukup. Kerja efektiflah yang diperlukan.
Rugi sajalah kalau kita kerja keras, tapi pekerjaan tersebut
dianggap pemborosan waktu saja. Pemimpin yang baik akan

177
melakukansesuatu bukan karena agar terlihat sibuk, agart terlihat
berguna, namun agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pemimpin yang baik pertama kali akan menilai berdasarkan
efektifitas, sebaik apapun pekerjaan, jikat tidak efektif, sama saja
tidak ada gunanya.
Jadi lebih baik memberikan solusi yang kurang sempurna
untuk tujuan yang benar, daripada memberikan solusi yang benar,
tapi untuk tujuan yang salah.
Dengan prinsip demikian, seorang pemimpin yang baik setiap
kali akan rapat tidak memulai dengan menanyakan “apa yang akan
kita bahas kali ini?” tapi dengan pertanyaan “Apa yang ingin kita
capai melalui pertemuan ini?”. Jadi intinya semuanya dimulai
dengan paradigma mencapai tujuan.
Pemimpin yang baik tidak akan berhenti kecuali jika memang
sudah memperoleh hasil yang positif dari pekerjaan mereka.
Pemimpin top tidak akan sibuk untuk melakukan hal yang tidak ada
nilai tambahan terhadap progress untuk mencapai tujuan.
Dengan fokus ke tujuan, pemimpin akan dengan mudah
mengetahui rintangan-rintangan yang ada didepan yang harus
diatasi. Jadi fokus dan kekuatan diarahkan untuk bekerja dengan
lebih keras dan lebih cerdas dalam kerangka efektifitas.
Pemimpin yang baik tidak terbuai untuk memiliki banyak
tujuan tapi tidak bisa dijangkau, lebih baik punya sedikit tujuan tapi
mengalokasikan segenap sumber daya dan energi untuk
mewujudkan tujuan tersebut.
Pemimpin yang berorientasi hasil, akan memiliki karakteristik
unggulan seperti berikut:
1. Berfokus pada target.

178
2. Berketetapan hati, tidak mudah di ombang-ambingkan.
3. Menyibukan diri pada tujuan, dan bukan pada perjalan untuk
mencapai tujuan.
4. Jika ada penghalang, berusaha untuk mencari cara lain untuk
mencapai tujuan
5. Memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar
dieksekusi.
6. Fokus pada akibat dari action yang diambil.
7. Memonitor akibat dari action mereka, kemudian
mengoreksinya jika ada kesalahan.
Adapun pemimpin yang kurang baik akan memiliki
karakteristik negatif berikut:
1. Lebih fokus pada pekerjaan, dan bukan pada hasil
2. Puas tehadap apa yang telah mereka lakukan, dan bukan puas
karena sudah memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuannya.
3. Sering menuntut kesempurnaan pada pembuatan laporan atau
surat menyurat, walaupun itu sebenarnya sepele ditinjau dari
segi hasil dituju.
Kegagalan untuk menomor satukan “yang penting hasilnya
dulu” akan membuat organisasi tidak efektif. Jangan senang
menyalahkan orang lain jika da yang tidak benar. Tapi salahkan diri
sendiri terlebih dahulu. Perjalanan untuk memperoleh hasil optimal
tidak bisa harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab, kejujuran
dan atitude yang baik.
J. Berpikir Out of the Box
Pemimpin yang baik kadang menghadapi masalah yang tidak
cukup diselesaikan dengan cara yang biasa. Semakin kompleks

179
masalah, semakin banyak hal yang perlu dipikirkan dengan cara
yang tidak biasa.
Kini makin dituntut pemimpin yang bisa berpikir
menggunakan imajinasinya, atau berpikir out of the box. Menurut
Albert Einsten, imajinasi itu lebih penting daripada pengetahuan.
Dan yang paling penting adalah selalu bertanya, apakahsolusi yang
kita ambil sekarang ini merupakan solusi yang optimal?
Betapa banyak masalah yang sekilas terlihat sulit dipecahkan,
tapi jika digunakan sudut pandang yang lain, cara pikir out of the
box, maka masalah tersebut bisa dipecahkan dengan mudah.
Beberapa tahun lalu, orang mungkin tidak mengira bahwa
facebook akan mengalahkan friendster. Tapi karena fitur-fitur
facebook yang canggih, seperti wall, chat, tagging dan pernah
terpikirkan sama sekali, maka dengan mudah facebook menarik
antusiasme para netter di Indonesia dan dunia. Ini adalah cara
berpikir out of the box.
Begitu pula dulu Nokia tidak akan berpikir akan dikalahkan
oleh organisasi kecil drai Kanada bernama Research in Motion
(RIM), tapi karena kejelian RIM memasarkan BlackBerry dengan
fiturnya yang hebat, seperti push mail, blackberry messenger, dan
lain sebagainya, maka kini Nokia pun kalah oleh BlackBerry di
segmen korprat. Ini adalah salah satu lagi contoh pentingnya
berpikir out of the box, yaitu memikirkan apa yang belum
terpikirkan.Imajinasi adalah salah satu sumber munculnya
pemikiran out of the box. Setiap manusi punya imajinasi, karena itu
yang penting adalah mengembangkan imajinasi ini agar bisa optimal
untuk menghadapi tantangan permasalahan.

180
BAB 9
LEADERSHIP, PEMIMPIN DALAM ERA PERUBAHAN

Leadership atau kepemimpinan merupakan salah satu sifat


yang harus dimiliki oleh para pemimpin di era globalisasi dan
gombalisasi. Di jaman dimana arus informasi mengalir dengan cepat,
butuh pemimpin yang tidak cuma bisa mengatur operasi harian
organisasi, namun juga bisa berjiwa kepemimpinan untuk menjadi
manager di era perubahan.
Definisi sederhana dari leadership atau kepemimpinan
adalah seni untuk memotivasi sekelompok orang-orang yang di
dibawah kepemimpinannya tersebut bisa mendapatakan tujuan
yang diinginkannya.
Jadi seorang leader/pemimpin adalah orang yang menjadi
inspirasi dan pengarah kegiatan dari orang-orang yang
dipimpinnya. Seorang bisa menjadi pemimpin hebat jika ia memiliki
kombinasi kepribadian dan keahlian yang bisa membuat orang lain
ingin mengikuti arah arahnya. Tanpa ada kedua hal itu, sulit rasanya
untuk menjadi pemimpin yang efektif.
Di dunia bisnis, kepemimpinan berkaitan erat dengan
performa bisnis. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang bisa
mengingkatkan performa bisnis secara keseluruhan.
Dulu, antara pemimpin dan pemimpin sering terdapat
dikotomi, tapi sekarang prmimpin dan pemimpin sudah dianggap
sebagai sinonim. Karena mau tidak mau, pemimpin di era
perubahan juga harus punya kemampuan sebagai pemimpin. Yaitu
individu yang mampu mengatur organisasi ke arah perubahan jika
diperlukan.

181
Tapi menjadi pemimpin lebih dari sekedar menjadi
pemimpin, atau dengan kata lain untuk menjadi pemimpin, anda
harus melakukan hal yang lebih daripada yang dilakukan seorang
pemimpin.
Berikut ini tabel dasar perbedaan antara fungsi pemimpin
dan fungsi leadership dalam organisasi menurut Werren Bennis
(1989). Walaupun disebut “perbedaan”, tapi mau tak mau,
pemimpin sekarang juga harus menguasai fungsi leadership.

Tabel 5.1 Perbedaan antara fungsi pemimpin dan leadership


menurut
Werren Bennis (1989)
Pemimpin Leader
Administrasi Inovasi
Mempertahankan/memelihata Mengembangkan
Mengandalkan kontrol Meninspirasi orang lain
Jangka pendek Jangka panjang
Menanyakan bagaimana dan kapan Menanyakan apa dan
kenapa
Menerima status quo Menantang status quo
Melakukan hal dengan benar Melakukan hal yang benar

Dalam hal melihat tabel di atas, anda jangan


membayangkan pemimpin dan leader sebagai dua orang yang
berbeda, namun anggapan itu sebagai sebuah sifat atau atribut,
dimana seorang pemimpin kadang harus menjalankan fungsi
pemimpin, namun juga tidak boleh kehilangan sifat
kepemimpinannya.

182
Agar menjadi seorang pemimpin yang efektif, pemimpin
harus bisa melakukan fungsi dasar pemimpinian, yaitu pengaturan
sumber daya organisasi. Dan juga harus menguasai beberapa hal
lain, seperti: komunikasi, menginspirasi dan melakukan supervisi.
Sekarang pertanyaannya adalah apakah kepemimpinan itu
bakal atau bisa di kembangkan? Walaupun banyak orang yang
sepertinya berbakat dari lahir untuk menjadi pemimpin, namun
sebenarnya skill kepemimpinan itu bisa di belajari. Caranya dengan
berkonsentrasi untuk mempelajari skill-skill kepemimpinan.
Banyak orang yg ingin tahu sebenarnya apa sih sifat-sifat
pemimpin sukses di dunia? Kouzes dan Ponser di tahun 2002
pernah mengeluarkan hasil risetnya yang dilakukan selama 20
tahun, dan merangkum beberapa sifat para pemimpin yang paling
diinginkan oleh setiap orang. Dengan lebih dari 75 ribu respon, bisa
di rangkum secara ringkas di sifat-sifat berikut:
1. Ambisius
2. Berfikiran terbuka
3. Peduli
4. Kooperatif
5. Kompeten
6. Berani
7. Bisa diandalkan
8. Tidak mudah putus asa
9. Berfikiran jauh kedepan
10. Jujur
11. Imajinatif
12. Independen
13. Memberi inspirasi

183
14. Cerdas
15. Loyal
16. Dewasa
17. Bisa mengontrol diri
18. Tidak penuh basa-basi
19. Mampu memberi dukungan

A. Lima Kunci Kepempinan


Kepemimpinan adalah kombinasi unik antara sifat
seseorang, bakat dan kemampuan analitik untuk berapiakir dan
bertindak sebagai seorang pemimpin. Tiap orang bisa menjadi
pemimpin, paling tidak memimpin dirinya sendiri.
Jadi idealisnya, seorang tidak harus punya pengikut untuk
jadi pemimpin, tapi pemimpin adalah kondisi orang yang mampu
berpikir dengan tenang, melihat jauh ke depan, visioner, berani dan
punya sifat-sifat unggul lainnya.
Tapi Anda tidak bisa menjadi pemimpin dengan hanya
mengatakan bahwa Anda seorang pemimpin. Karena seorang
pemimpin punya tanggung jawab dan jabatan. Untuk sukses menjadi
pemimpin, seorang harus tahu kunci kepempimpinan. Berikut ini 5
kunci sukses kepemimpinan:
1. Seorang pemimpin harus punya rencana: Seorang pemimpin
harus proaktif, dan bukan reaktif. Seorang pemimpin harus bisa
memimpin di era krisis. Pemimpin yang baik akan bisa
mengidentifikasi masalah-rnasalah dan kemudian
menanggulanginya, sebelum masalah tersebut menjadi besar.
Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah di masa depan
adalah sesuatu yang penting bagi pemimpin. Pemimpin yang

184
baik akan bisa menganalisa dan merencanakan rencana yang
disusunnya sesuai dengan kondisi dan kesempatan yang baru.
2. seorang pemimpin harus punya visi: Visi adalah sesuatu yang
sangat penting dalam kempemimpinan. Visilah yang
menyediakan arah dan tanpa arah yang jelas, tidak akan ada
perencanaan yang jelas. Bisnis skala besar akan hancur tanpa
visi, apalagi bisnis yang kecil. Jika selama ini anda belum punya
visi, maka anda harus membuat pernyataan visi yang jelas untuk
bisnis anda. Visi harus mencakup apa yang anda impikan dan
yang benar-benar ingin anda peroleh.
3. Seorang pemimpin membagi visinya: Setelah punya visi, seorang
pemimpin harus membagi visi tersebut ke orang-orang yang ada
di sekitarnya. Visi yang dibagi akan memperkuat visi tersebut
dan akhirnya kemampuan kepemimpinan seorang akan
meningkat. Jika visi dibagi-bagi ke orang lain, anda akan merasa
bahwa keyakinan anda terhadap visi akan menjadi makin besar.
Anda juga akan bersemangat untuk mewujudkan keinginan anda
tersebut.
4. Seorang pemimpin berani mengeksekusi: Pada tahap ini, anda
mengimplementasikan apa yang sudah anda rencanakan, dan
kemudian menggabungkannya dengan visi kepemimpinan anda.
Lalu anda melakukan action sesuai faktor-faktor tersebut. Action
ini bermacam-macam, ada yang untuk meningkatkan bisnis
anda, untuk menanggulangi krisis, atau untuk menjalani bisnis
hari demi hari saja.
5. seorang pemimpin menginspirasi: Seorang pemimpin pasti
punya pemimpin yang diidolakan, pemimpin yang bisa menjadi
idola pasti pemimpin yang bisa menginspirasi anda. Dan seorang

185
hanya bisa menginspirasi, dengan cara memberi contoh cara
melakukan sesuatu. Tidak hanya sekedar caranya melakukan
sesuatu, namun juga integritasnya yang membuat tiap apa yang
dilakukannya menjadi bermakna.
Menjadi pemimpin tidaklah mudah, karena butuh komitmen
dan kekonsistenan dalam mengembangkan kemampuan
kepemimpinannya. Tapi siapapun yang mau berusaha untuk
mengembangkan sifat kepemimpinannya akan bisa menjadi
pemimpin yang baik.
Dan karena kemampuan leadership ini penting bagi
kesuksesan bisnis, maka usaha keras seorang pemimpin untuk
menjadi pemimpin yang sukses akan sangat berguna nantinya.
Kepemimpinan lebih dari sekedar manajemen dan supervisi.
Berikut ini perbedaan diantaranya:
1. Supervisor artinya seorang individu bertanggung jawab untuk
mengarahkan dan mengawasi karyawan lainnya. Jadi supervisor
yang sukses akan mengenali, mengapresiasi, mentraining, dan
memberi umpan balik ke karyawan.
2. Manajemer artinya adalah orang yang mengatur bisnis, yaitu
mereka yang bertanggung lawab agar pekerjaan selalu
terkontrol. Kewajiban pemimpin adalah rnengarahkan, dan
memandu karyawan, sertamelakukan pengaturan proses dan
sistem kerja. Pemimpin bertanggung jawab untuk menyediakan
semua yang dibutuhkan oleh orang yang dibawah
tanggungannya untuk bisa bekerja dengan efisien.
3. Adapun pemimpin sama seperti pemimpin dan supervisor,
hanya saja ditambah sedikit, yaitu bisa berpikir out of the box,
dan tidak berfokus pada melakukan apa yang harusnya

186
dikerjakan, tapi bisa berimprovisasi dan memiliki atribut
kepemimpinan.
4. Walaupun supervisor dan manager bisa memiliki sifat
kepemimpinan, namun pemimpin sejati sebenarnya sedikit
jumlahnya. Karena diperlukan skill, kepribadian dan ambisi yang
penting untuk menjadi pemimpin.
5. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang kepemimpinan
ini. Berikut ini beberapa teori diantaranya:
6. Seorang menjadi pemimpin karena bakatnya sejak lahir, ini
adalah Teori Bakat.
7. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena ia menghadapi krisis
yang memicu iamenjadi seorang pemimpin. Jadi kalau tidak ada
krisis atau tidak ada peristiwa hebat, ia tidak akan jadi
pemimpin karena sifat-sifat.keminipinannya tidak akan terlihat.
Ini adalah teori kejadian Luar Biasa.
8. Teori ketiga adalah bahwa setiap orang bebas untuk memilih
apakah akan rnenjadi pemimpin atau tidak. jika mau jadi
pemimpin, harus mau berusaha untuk belajar menjadi
pemipmin. Ini adalah Teori Transformasional.
Dan bagi para pengamat, teori ketiga inilah yang cenderung
mendekati kenyataan. Jadi setiap orang bisa jadi pemimpin jika ia
mau belajar dan konsisten dalam pembelajarannya untuk menjadi
pemimpin.
Ciri utama kepemimpinan efektif adalah seorang harus
memutuskan secara sadar untuk menjadi pemimpin. Kemudian baru
membuat visi, mengarahkan anggota kelompok ke visi yang sudah
dibuat dan kemudian menginspirasi orang lain.

187
B. Lima Hukum Kepemimpinan
Untuk menghindari kesalahan dalam melakukan
kepemimpinan, berikut ini 5 hukum kepemimpinan yang
harus Anda pahami.
1. Jangan pernah menunda keputusan yang harus
diambil. Anda harus mengambil keputusan
dengan tepat waktu, setelah itu langsung
bergerak untuk mengimplementasikan
keputusan tersebut secepatnya. Karena pasti ada
keputusan lain yang harus diambil setelahnya.
2. Jika anda inginmemerintahkan orang lain untuk
melakukan sesuatu, maka gunakan bahasa yang
jelas dan spesifik sehingga orang yang diminta
akan tahu apa yang dimaksud secara pasti. Jangan
gunakan kata-kata khusus yang belum tentu
dipahami oleh staf.
3. Pemimpin tidak perlu menjawab semua
pertanyaan staf: menjawab pertanyaan itu bagus,
tapi tidak semua pertanyaan harus dijawab.
Karena jika menjawab semua pertanyaan akan
menghabiskan waktu anda, maka anda akan
kehilangan banyak waktu dan fokus untuk
melakukan hal lainnya.
4. Jika punya harapan, nyatakan harapan itu dengan
jelas sehingga staf dan orang lain yang
berkepentingan akan bisa memahaminya. Beri
target, sumberdaya dan panduan yang jelas.

188
5. Staf selalu menuntut pemimpin untuk bisa
memimpin dengan benar: Staf ibarat rakyat, yang
selalu mengharap untuk dipimpin oleh orang-
orang yang kompeten, bagus, dan efektif dalam
memimpin. Jadi pemimpin harus berusaha untuk
berperforma bagus, tidak cuma asal-asalan saja.
Pemimpin juga harus berusaha untuk disukai
orang lain.
Lima hukum kepemipinan ini sebenarnya sesuatu yang
sederhana, intuitif, dan bukan sesuatu yang canggih. Ini adalah
prinsip manajemen dan kepemimpinan sederhana yang sudah
terbukti efektif di jaman apapun dan kapapun.
Kepemimpinan adalah sebuah fitur tambahan yang
diharapkan dimiliki oleh seorang pemimpin oleh seorang pemimpin.
Pemimpin harus bisa membakar semangat staf dan membuat para
staf bersedia mengikuti rencananya. Dan kepemimpinan ini adalah
skill yang bisa dipelajari. Dan sama seperti skill lainnya adalah
kepemimpinan akan meningkat semakin lama .
Kepemimpinan bukanlah sebuah hal yang mistik,
kepemimpinan bukan hadiah yang hanya bisa dikuasai semua orang.
Semua orang bisa menjadi pemimpin, sebagaimana setiap orang
butuh makan atau minum.

C. Lima Aturan Kepemimpinan


Agar kepemimpinan berjalan lancar, Anda harus patuh
terhadap beberapa aturan kepemimpinan berikut:
1. Pemimpin menentukan arah masa depan: ini adalah aturan
pertama dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus

189
menjelaskan jawaban dari pertanyaan "Kernana kita akan
melangkah?". Setelah itu pemimpin harus memberi tahu
tujuan ini ke orang-orang di sekitarnya sehingga orang-orang
di sekitarnya akan tahu dan bersama-sama mengikuti
pemimpin ke arah tujuannya.
Pemimpin melengkapi dirinya dengan ide dan sumber daya
(uang, staf, dan kemampuan organisasi) yang diperlukan untuk
mewujudkan rencana yang sudah disusun. Strategi dan taktik
diramu untuk mewujudkan hal ini.
2. Pemimpin membuat sesuatu terjadi: Jadi pemimpin juga
mengeksekusi, tidak cukup dalam perencanaan yang muluk-
muluk. Pemimpin harus menjawab pertanyaaan "Bagaimana
cara kita menuju ke tujuan?"
Seorang eksekutor akan menerjemahkan strategi menjadi action
dan membuat sistem yang memungkinkan orang-orang di
sekelilingnya bekerja dengan baik untuk mewujudkan tujuan
yang ditargetkan.Termasuk di dalam tahap eksekusi ada
pendelegasian, mengatur kerjasama tim dan sebagainya. Dalam
tahap eksekusi ini seorang eksekutor bertindak menjaga
semuanya terkontrol.
3. mengidentifikasi SDM: Pemimpin harus memilih orang orang
terdekatnya yang kompeten. Jangan sampai sembarangan
memilih orang-orang terdekatnya. Pemimipin harus lihai
mengidentifikasi, dan mengembangkan orang-orang di
sekitarnya.
Akibatnya, orang-orang di sekitarnya menjadi orang yang loyal
secara personal, profesional dan keorganisasian.

190
4. Mengembangkan generasi berikutnya: Pemimpin
mengembangkan generasi tidak cuma saat dia memimpin,
tapi juga mengembangkan generasi berikutnya di
organisasi, ini sudah dijelaskan lebih lanjut mengenai
suksesi kepemimpinan. Suksesi memungkinkan tujuan
jangka panjang organisasi selalu terpenuhi.
5. Investasi diri sendiri: Pada intinya, seorang pemimpin
tidak hanya harus berinvestasi pada staf dan orang lain di
seki-tarnya, namun jangan lupa untuk selalu meningkatkan
kemampuan dirinya. Pemimpin harus terus belajar, dari
buku, dari kegagalan yang pernah dialami, dari kuliah lagi,
dan sebagainya.

D. Gaya Kepemimpinanan Sukses


Berikut ini beberapa gaya kepemimpinan yang cenderung
rnenjadikan seorang menjadi yang sukses:
1. Berani untuk memimpin.
2. Berani diikuti orang lain.
3. Punya visi bagus untuk rnasa depan.
4. Bisa menjadi insotrast.
5. Bisa rnembuat orang lain merasa penting dan dihargai
6. Punya nilai-nilai dalam hidup, selalu sopan dan berakhlak mulia,
7. Selalu rnendorong terjadinya perbaikan berkelanjutan.
8. Menyediakan suasana yang memungkinkan orang lain untuk
berkembang, secara personal dan profesional.
9. Memiliki rasa kasih sayang.

191
BAB 10
PEMBERANTASAN KORUPSI

Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia bukanlah hal baru


dan pertama terjadi. Kasus korupsi di Indonesia untuk saat ini
merupakan penyakit yang kronis , pelaku korupsi di Indonesia tidak
hanya berasal dari pejabat legislatif, eksekutif, dan yudikati saja
bahkan sudah menjamur hingga pejabat di tingkat terkecil di negeri
ini. Korupsi di negeri ini dianalogikan sebagai sebuah virus yang
menyerang sistem sebuah perangkat lunak komputer yang
menyerang secara perlahan, tapi mampu mengambilalih kendali
terhadap kehidupan komputer tersebut.
Suatu negara yang sistem pemerintahannya telah terserang
virus, ketika orang baik dan mempunyai komitmen untuk mengabdi
pada negeri masuk kedalam sistem pemerintahan tersebut maka
akan ikut terkontaminasi.
Selama tahun 2016, KPK memecahkan rekor dalam
melakukan operasi tangkap tangan (OTT), yakni 17 kasus, yang
merupakan rekor terbesar sejak KPK berdiri.
Beberapa kasus besar yang dianggap masih menjadi utang
KPK, yakni kasus Bank Century, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI), pembelian lahan RS Sumber Waras, korupsi di PT Pelindo
dan Hambalang. Belum selesai KPK Menuntaskan korupsi e KTP ,
KPK Kembali melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap
dua orang auditor dan seorang staf dari Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan pihak lain dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi terkait dengan status Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) kementerian tersebut.

192
Pengertian Korupsi
Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” atau
“corruptus” . Selanjutnya dikatakan bahwa “corruptio” berasal dari
kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa
Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt”
(Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie”
(Belanda). Dari asal usul bahasanya korupsi bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat
publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang
terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Jika melihat dari pengertian korupsi diatas, bisa disimpulkan
jika korupsi adalah sejenis penghianatan, dalam hal ini adalah
penghianatan terhadap rakyat yang telah memberikan amanah
dalam mengemban tugas tertentu.
Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah
penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua
bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya.
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima
pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan
sebagainya.
Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya
pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur
pun tidak ada sama sekali. Korupsi yang muncul di bidang politik
dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau
tidak.

193
Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal
seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi
itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja.
Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya,
sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan.
Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan
antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan
partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang
tidak legal di tempat lain. (Sumber buku “Pemberantasan Korupsi
karya Andi Hamzah, 2007).

Bentuk dan Faktor Penyebab Korupsi


Penyuapan merupakan sebuah perbuatan kriminal yang
melibatkan sejumlah pemberian kepada seorang dengan sedemikian
rupa sehingga bertentangan dengan tugas dan tanggungjawabnya.
Sesuatu yang diberikan sebagai suap tidak harus berupa uang, tapi
bisa berupa barang berharga, rujukan hak-hak istimewa,
keuntungan ataupun janji tindakan, suara atau pengaruh seseorang
dalam sebuah jabatan public.
Selanjut nya Penggelapan merupakan suatu bentuk korupsi
yang melibatkan pencurian uang, properti, atau barang berharga.
Oleh seseorang yang diberi amanat untuk menjaga dan mengurus
uang, properti atau barang berharga tersebut. Penggelembungan
menyatu kepada praktik penggunaan informasi agar mau
mengalihkan harta atau barang secara suka rela. Kemudian
Pemerasan berarti penggunaan ancaman kekerasan atau
penampilan informasi yang menghancurkan guna membujuk
seseorang agar mau bekerjasama. Dalam hal ini pemangku jabatan
dapat menjadi pemeras atau korban pemerasan. Selanjut nya

194
Nepotisme berarti memilih keluarga atau teman dekat berdasarkan
pertimbagan hubungan, bukan karena kemauan nya. Perilaku
korupsi menyangkut berbagai hal yang bersifat kompleks. Faktor-
faktor penyebabnya bisa dari internal pelaku-pelaku korupsi, tetapi
bisa juga bisa berasal dari situasi lingkungan yang kondusif bagi
seseorang untuk melakukan korupsi. Dengan demikian secara garis
besar penyebab korupsi dapat dikelompokan menjadi dua yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
faktor pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat dirinci
menjadi: Sifat tamak/rakus manusia. Korupsi, bukan kejahatan
kecil-kecilan karena mereka membutuhkan makan. Korupsi adalah
kejahatan orang profesional yang rakus. Sudah berkecukupan, tapi
serakah. Mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. Unsur
penyebab korupsi pada pelaku semacam itu datang dari dalam diri
sendiri, yaitu sifat tamak dan rakus. Maka tindakan keras tanpa
kompromi, wajib hukumnya. Seorang yang moralnya tidak kuat
cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi. Godaan itu
bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak
yang lain yang memberi kesempatan untuk itu. Kehidupan di kota-
kota besar sering mendorong gaya hidup seseong konsumtif.
Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang
memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan
berbagai tindakan untuk memenuhi hajatnya. Salah satu
kemungkinan tindakan itu adalah dengan korupsi.
Perilaku korup dapat terjadi karena dorongan keluarga.
Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang
secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik seseorang yang sudah menjadi traits

195
pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan
dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
Pada umumnya jajaran manajemen selalu menutupi tindak
korupsi yang dilakukan oleh segelintir oknum dalam organisasi.
Akibat sifat tertutup ini pelanggaran korupsi justru terus berjalan
dengan berbagai bentuk. Oleh karena itu sikap masyarakat yang
berpotensi menyuburkan tindak korupsi terjadi karena Nilai-nilai di
masyarakat kondusif untuk terjadinya korupsi. Korupsi bisa
ditimbulkan oleh budaya masyarakat. Misalnya, masyarakat
menghargai seseorang karena kekayaan yang dimilikinya. Sikap ini
seringkali membuat masyarakat tidak kritis pada kondisi, misalnya
dari mana kekayaan itu didapatkan. Masyarakat kurang menyadari
bahwa korban utama korupsi adalah masyarakat sendiri. Anggapan
masyarakat umum terhadap peristiwa korupsi, sosok yang paling
dirugikan adalah negara. Padahal bila negara merugi, esensinya
yang paling rugi adalah masyarakat juga, karena proses anggaran
pembangunan bisa berkurang sebagai akibat dari perbuatan
korupsi.
Masyarakat kurang menyadari bila dirinya terlibat korupsi.
Setiap perbuatan korupsi pasti melibatkan anggota masyarakat. Hal
ini kurang disadari oleh masyarakat. Bahkan seringkali masyarakat
sudah terbiasa terlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan
cara-cara terbuka namun tidak disadari.
Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa
dicegah dan diberantas bila masyarakat ikut aktif dalam agenda
pencegahan dan pemberantasan. Pada umumnya masyarakat
berpandangan bahwa masalah korupsi adalahtanggung jawab

196
pemerintah semata. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi
itu bisa diberantas hanya bila masyarakat ikut melakukannya.
Pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang
kehidupan ada kemung-kinan seseorang mengalami situasi terdesak
dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi
seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan
melakukan korupsi.
Menurut Rahardjo (1983) bahwa kontrol sosial adalah suatu
proses yang dilakukan untuk mempengaruhi orang-orang agar
bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol sosial
tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang
melibatkan penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga
yang diorganisasikan secara politik, melalui lembaga-lembaga yang
dibentuknya. Dengan demikian instabilitas politik, kepentingan
politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat potensi
menyebabkan perilaku korupsi.
Kurang adanya sikap keteladanan pimpinan. Posisi
pemimpin dalam suatu lembaga formal maupun informal
mempunyai pengaruh penting bagi bawahannya. Bila pemimpin
tidak bisa memberi keteladanan yang baik di hadapan bawahannya,
misalnya berbuat korupsi, maka kemungkinan besar bawahnya akan
mengambil kesempatan yang sama dengan atasannya. Tidak adanya
kultur organisasi yang benar. Kultur organisasi biasanya punya
pengaruh kuat terhadap anggotanya. Apabila kultur organisasi tidak
dikelola dengan baik, akan menimbulkan berbagai situasi tidak
kondusif mewarnai kehidupan organisasi. Pada posisi demikian
perbuatan negatif, seperti korupsi memiliki peluang untuk terjadi.
Kurang memadainya sistem akuntabilitas. Institusi pemerintahan

197
umumnya pada satu sisi belum dirumuskan dengan jelas visi dan
misi yang diembannya, dan belum dirumuskan tujuan dan sasaran
yang harus dicapai dalam periode tertentu guna mencapai hal
tersebut. Akibatnya, terhadap instansi pemerintah sulit dilakukan
penilaian apakah instansi tersebut berhasil mencapai sasaranya
atau tidak. Akibat lebih lanjut adalah kurangnya perhatian pada
efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Keadaan ini
memunculkan situasi organisasi yang kondusif untuk praktik
korupsi. Kelemahan sistim pengendalian manajemen. Pengendalian
manajemen merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran
korupsi dalam sebuah organisasi. Semakin longgar/lemah
pengendalian manajemen sebuah organisasi akan semakin terbuka
perbuatan tindak korupsi anggota atau pegawai di dalamnya.
Lemahnya pengawasan. Secara umum pengawasan terbagi menjadi
dua, yaitu pengawasan internal (pengawasan fungsional dan
pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan bersifat
eksternal (pengawasan dari legislatif dan masyarakat). Pengawasan
ini kurang bisa efektif karena beberapa faktor, diantaranya adanya
tumpang tindih pengawasan pada berbagai instansi, kurangnya
profesional pengawas.

Pemberantasan korupsi
Hukuman bagi pelaku korupsi di Indonesia untuk saat ini
belum tegas dan transparan. Masih banyak pelaku korupsi yang
hidup dalam kedamaian dan terkesan mewah meskipun telah
berada dalam penjara. Banyak langkah yang dapat kita lakukan
untuk memberantas korupsi di Indonesia, seperti dengan strategi

198
preventif, deduktif, represif, gerakan masyarakat, konsep “carrot
and stick”.
Salah satu cara untuk memberantas korupsi adalah dengan
membentuk lembaga yang independen yang khusus menangani
korupsi. Sebagai contoh di beberapa negara di-dirikan lembaga yang
dinamakan Ombudsman. Lembaga ini pertama kali didirikan oleh
Parlemen Swedia dengan nama Justitieombudsmannen pada tahun
1809. Peran lembaga ombudsman --yang kemudian berkembang
pula di negara lain--antara lain menyediakan sarana bagi
masyarakat yang hendak mengkomplain apa yang dilakukan oleh
Lembaga Pemerintah dan pegawainya. Selain itu lembaga ini juga
memberikan edukasi pada pemerintah dan masyarakat serta
mengembangkan standar perilaku serta code of conduct bagi
lembaga pemerintah maupun lembaga hukum yang membutuhkan.
Salah satu peran dari ombudsman adalah mengembangkan
kepedulian serta pengetahuan masyarakat mengenai hak mereka
untuk mendapat perlakuan yang baik, jujur dan efisien dari pegawai
pemerintah (UNODC : 2004). Di Hongkong dibentuk lembaga anti
korupsi yang bernama Independent Commission against Corruption
(ICAC); di Malaysia dibentuk the Anti-Corruption Agency (ACA). Kita
sudah memiliki Lembaga yang secara khusus dibentuk untuk
memberantas korupsi. Lembaga tersebut adalah Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah memperbaiki kinerja
lembaga peradilan baik dari tingkat kepolisian, kejaksaan,
pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan. Pengadilan adalah
jantungnya penegakan hukum yang harus bersikap imparsial (tidak
memihak), jujur dan adil. Banyak kasus korupsi yang tidak terjerat

199
oleh hukum karena kinerja lembaga peradilan yang sangat buruk.
Bila kinerjanya buruk karena tidak mampu (unable), mungkin masih
dapat dimaklumi. Ini berarti pengetahuan serta ketrampilan aparat
penegak hukum harus ditingkatkan. Yang menjadi masalah adalah
bila mereka tidak mau (unwilling) atau tidak memiliki keinginan
yang kuat (strong political will) untuk memberantas korupsi, atau
justru terlibat dalam berbagai perkara korupsi. Tentunya akan
menjadi malapetaka bagi bangsa ini bukan? Dimana lagi kita
mencari keadilan
Selanjut nya cara untuk mencegah korupsi adalah dengan
mewajibkan pejabat publik untuk melaporkan dan mengumumkan
jumlah kekayaan yang dimiliki baik sebelum maupun sesudah
menjabat. Dengan demikian masyarakat dapat memantau tingkat
kewajaran peningkatan jumlah kekayaan yang dimiliki khususnya
apabila ada peningkatan jumlah kekayaan setelah selesai menjabat.
Kesulitan timbul ketika kekayaan yang didapatkan dengan
melakukan korupsi dialihkan kepemilikannya kepada orang lain
misalnya anggota keluarga. Untuk kontrak pekerjaan atau
pengadaan barang baik di pemerintahan pusat, daerah maupun
militer, salah satu cara untuk memperkecil potensi korupsi adalah
dengan melakukan lelang atau penawaran secara terbuka.
Masyarakat harus diberi otoritas atau akses untuk dapat memantau
dan memonitor hasil dari pelelangan atau penawaran tersebut.
Untuk itu harus dikembangkan sistem yang dapat memberi
kemudahan bagi masyarakat untuk ikut memantau ataupun
memonitor hal ini
Korupsi juga banyak terjadi dalam perekruitan pegawai
negeri dan anggota militer baru. Korupsi, kolusi dan nepotisme

200
sering terjadi dalam kondisi ini. Sebuah sistem yang transparan dan
akuntabel dalam hal perekruitan pegawai negeri dan anggota militer
juga perlu dikembangkan. upaya memberantas korupsi juga bisa
dilakukan dengan memberi hak pada masyarakat untuk
mendapatkan akses terhadap informasi (access to information).
Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada masyarakat
(termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi yang
berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat
hidup orang banyak. Hak ini dapat meningkatkan keinginan
pemerintah untuk membuat kebijakan dan menjalankannya secara
transparan.Pemerintah memiliki kewajiban melakukan sosialisasi
atau diseminasi berbagai kebijakan yang dibuat dan akan
dijalankan. Korupsi merupakan perbuatan yang bertentangan
dengan kaidah-kaidah umum yang berlaku di masyarakat. Korupsi
di Indonesia telah dianggap sebagai kejahatan luar biasa. Melihat
realita tersebut timbul public judgement bahwa korupsi adalah
manisfestasi budaya bangsa. Telah banyak usaha yang dilakukan
untuk memberantas korupsi. Namun walaupun begitu dengan upaya
apapun memang harus terus dilakukan untuk memberantas korupsi
.Seperti yang sekarang ini Penulis lakukan menulis buku terkait
Pemberantasan korupsi guna mengoptimalkan intelektual, sifat
kritis dan etika integritas Ilmuan agar kedepannya bisa
menghasilkan sosok sosok pembangun bangsa yang berjiwa anti
korupsi tentunya. Kasus korupsi di negeri ini tidak mampu untuk
dikendalikan dengan hukuman penjara ataupun denda. Perlu
adanya hukuman yang mampu membuat jera si pelaku dan mampu
mencegah seseorang untuk mendekati yang namanya korupsi.
Sejauh ini hukuman sosial yang dimaksudkan adalah bentuk

201
hukuman yang lebih bersifat sanksi di luar proses hukum positif.
Artinya, hukuman itu berada di ranah nonformal sistem
peradilan.Meskipun demikian, tak tertutup pula bentuk hukuman
sosial menjadi salah satu bagian dari proses pemidanaan dalam
kasus korupsi. Hukuman sosial bagi koruptor, menurut pengamat
politik Universitas Airlangga, Kacung Maridjan, menyiratkan arti
”dipenjara” secara sosial, tetapi memiliki dampak yang tidak kalah
dahsyat dibanding hukuman penjara fisik. Contohnya, kepala daerah
yang terbukti korup bisa dihukum untuk menjadi tukang bersih-
bersih kantor di tempat mereka menjadi kepala daerah dalam kurun
tahun tertentu (Kompas, 24/8).
Dibanding hukuman badan (penjara), hukuman sosial
memang kurang dinilai efektif meredam aksi korupsi. Bagian
terbesar publik jajak pendapat ini tetap melihat perlunya pengenaan
hukuman badan yang lebih tegas ketimbang sekadar pengenaan
hukuman sosial. Meski demikian, bercermin dari lemahnya aturan
dan sistem hukum, sepertiga bagian responden menegaskan
perlunya kedua mekanisme itu diterapkan bersamaan. Hukuman
yang cocok untuk negeri ini adalah hukuman sosial, banyak negara
negara maju maupun tetangga menerapkan hukuman ini salah
satunya di negara Malaysia dan Ukraina. Hukuman sosial yang dapat
diterapkan adalah dengan membuat kebun koruptor. Kebun
koruptor ini dirancang layaknya sebuah kebun flora dan fauna yang
mempertontonkan koruptor ke masyarakat Indonesia.
Kebun korupsi ini dirancang layaknya tempat rekreasi
dengan memasukan koruptor kedalam kandang-kandang yang
diklasifikasikan berdasarkan tingkat kejahatannya masing-masing.
Kebun ini bisa dibuka setiap libur akhir pekan atau libur nasional,

202
dan memberikan kebebasan buat masyarakat untuk mengunjungi
kebun tersebut dengan harapan si koruptor merasa terguncang
psikologinya dan masyarakat takut untuk berbuat korupsi.

203
BAB 11
Tantangan Pemimpin Indonesia 2045

Pemuda! Nama yang begitu gagah didengar, begitu


kharismatik dibayangan. Pemuda, sebuah definisi yang begitu indah
bila dijelaskan. Ir. Soekarno pernah berkata “beri aku sepuluh orang
pemuda maka akan ku guncang dunia!”. Jadi jika kita
mendeskripsikan apa itu pemuda dari pernyataan Soekarno, maka
pemuda adalah tangan tangan yang akan mengguncang dunia.
Adalah generasi yang akan membangun peradaban melalui
semangat dan juangnya, melalui prestasi dan ide cemerlangnya.
Perkembangan pesat dimana-mana membawa perubahan yang
besar bagi setiap manusia, khususnya Pemuda . Pemuda di dunia ini
harus mampu menghadapi tantangan yang muncul dari
perkembangan yang pesat ini. Pesatnya perkembangan teknologi
dan derasnya arus informasi sungguh tantangan yang menarik yang
membawa pola hidup suatu Pemuda berubah, tetapi inti dari semua
itu adalah untuk mecapai masa depan yang lebih baik. Sudah
jelaslah kiranya, bahwa dengan menghadapi perkembangan di era
globalisasi ini seorang Pemuda akan lebih mudah dalam mencapai
masa depannya. Jadi, tantangan yang dihadapi Pemuda di era
globalisasi ini adalah jalan bagi Pemuda untuk mencapai cita-
citanya, menjadikan semua tantangan sebagai motivasi untuk
mencapai cita-cita itu. Dengan menjadikan semua tantangan
tersebut sebagai motivasi diri, tentunya Pemuda akan lebih
terdorong untuk berbuat sesuatu yang bernilai dari pada harus
bermalas-malasan.

204
Betapa hebatnya manusia atas nama pemuda. Ada yang tahu
dengan Benjamin Franklin, George Washington, John Adams,
Thomas Jefferson, John Jay, James Madison dan Alexander Hamilton?
Tentu tahu! Mereka semua adalah pemuda. Negara adidaya
dibangun oleh mereka. Revolusi kemerdekaan Amerika lahir dari
tangan-tangan pemuda. Gerakan perlawanan dan upaya
membangun bangsa dan negara pada paruh kedua abad 18 itu telah
mempengaruhi gerakan serupa di Eropa. Di paruh abad ke 20 kita
menyaksikan John Fitzgerald Kennedy menjadi pemimpin muda di
Era 1960an, menjadi harapan Amerika dan warga dunia yang
dicekam oleh ketakutan Perang Dingin. Perjalanan sejarah, kita
kenal Muhammad Al Fatih, seorang pemuda yang masih terbilang
muda berhasil memperbesar pengaruh Turki Utsmaniah di abad ke-
15. Ia baru berusia 21 tahun ketika bersama pasukannya tiba di
Konstantinopel yang kini dikenal dengan nama Istanbul. Sebagai
raja yang memimpin pasukan perang, Fatih sangat cerdas dalam

205
mengatur strategi. Setelah menguasai Konstantinopel, ia tidak
merusak simbol-simbol agama Nasrani, sebaliknya ia menjaga
bangunan-bangunan itu dan memberikan kebebasan kepada kaum
Nasrani dan umat agama lain untuk tetap memeluk dan
menjalankan ibadah agama mereka. Pada Era kemerdekaan
Indonesia, Ir Soekarno atau yang akbar disapa Bung Karno lahir
sebagai penggerak, sebagai proklamator dan pelopor lahirnya
bangsa Indonesia.Kemampuan pidatonya di khalayak umum mulai
ia perlihatkan ketika menyampaikan pembelaannya yang berjudul
“Indonesia Menggugat” di depan Pengadilan Pemerintah Hindia
Belanda di Bandung pada akhir Desember 1931. Keahlian Bung
Karno dipertegas ketika ia berpidato tanpa teks yang
menyampaikan pemikirannya tentang dasar-dasar negara merdeka
Indonesia pada tanggal 1 Juni 1945, momen tersebut kemudian
diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Pertanyaannya adalah,
Apakah masih ada pemuda seperti mereka? Dimana? Ada di dalam
diri masing-masing! Hidup adalah pilihan, menjadi pemenang atau
menjadi pecundang. Akan tetap terpuruk atau tergerak dan
mencoba bergerak.
Bangsa Indonesia khususnya rakyat Indonesia saat ini
sedang mengalami situasi keterperukan dalam pedoman hidup.
Bung Karno mengatakan "Suatu bangsa apabila kehilangan jati
dirinya, maka bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan hidup,
bahkan akan punah".Rakyat Indonesia mulai buta akan namanya
persatuan Indonesia. Korupsi semakin menjalar bahkan dari pusat
pemerintahan hingga ke badan pemerintahan terkecil. Bangsa
Indonesia semakin dipenuhi dengan masyarakat-masyarakat yang
hanya ingin mementingkan kepentingan dan tujuan kelompoknya.

206
Illegal Logging, pembakaran hutan untuk pengalihan fungsi lahan,
bahkan mereka tak sungkan untuk mencuri hasil-hasil dari
pertanian masyarakat kecil yang ada. Pemuda sibuk dengan
dunianya, apatis, tawuran, Napza, kebebasan menjadi tidak
terarahkan atas nama hak asasi manusia dan karya seni.
Menyeramkan! Jika kita kembali melihat ke masa lalu Rakyat
Indonesia di melenium pertama, leluhur kita berhasil membangun
sebuah Candi, yang sekarang menjadi Candi terbesar dan terindah di
dunia yaitu, Candi Borobudur. Di melenium kedua rakyat Indonesia,
dibawah naungan Kerajaan Majapahit berhasil menguasai dan
menjadi pelaku penting dalam percaturan dunia. Dan Semua itu
mulai luntur ketika Bangsa Belanda mulai datang. Mereka menjadi
tuan ditanah Nusantara. Seluruh rakyat Indonesia harus menurut
apa yang mereka inginkan. Mereka menguasai bangsa ini sampai
350 tahun lamanya. Mereka menjadi tuan ditanah Nusantara.
Seluruh rakyat Indonesia harus menurut apa yang mereka inginkan.
Hampir seluruh kerajaan-kerajaan tunduk, dan tidak dapat
melawan. Dan juga diikuti oleh masuknya Jepang yang menjajah
negara kita dengan kekerasan dan tidak kenal kasih sayang.
Bangsa Indonesia menjadi terbelakang, tidak dapat
berkembang. Mereka hanya sebatas menjadi buruh. Bagi mereka
yang beruntung mereka dapat bersekolah hingga ke jenjang
tertinggi. Hal ini terus berlaku selama masa penjajahan Belanda di
Indonesia. Diikuti oleh masuknya Jepang yang menjajah negara kita
dengan kebijakan yang tidak manusiawi. Masuk ke akhir masa-masa
penjajahan di Indonesia. Para penjajah mulai mendapatkan
perlawanan dari segala penjuru Indonesia. Melalui fisik maupun non
fisik, tetap perlawanan itu terjadi. Hingga mulai muncul tokoh-tokoh

207
pemikir dan penggerak massa. Seperti Oemar Said Tjokroaminoto,
Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Tan Malaka, Sutan Syahrir, Kiai Hasyim
Ashari, Moh Yamin, Prof. Soepomo, Ki Hajar Dewantara, dll. Rakyat
Indonesia mulai bergerak dan para pemikir mulai mencanangkan
sebuah dasar negara indonesia agar kemerdekaan yang mereka
dapat tidak akan sia-sia. Kemerdekaan pun didapatkan pada tanggal
17 Agustus 1945. Dan dasar negara yang diusung oleh para pendiri
bangsa kita adalah Pancasila, yang terdiri dari: 1.Ketuhanan Yang
Maha Esa, 2.Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan
indonesia, 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, 5.Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Di Awal Masa Orde Lama penafsiran pancasila terbagi dalam
3 periode yang berbeda yaitu Periode 1945-1950. Pada periode ini,
Pancasila menjadi pedoman masyarakat akan semangat
nasionalisme bersatu dalam menghadapi penjajahan Belanda. Akan
tetapi Pancasila sebagai ideologi negara masih dalam kondisi yang
tidak stabil, dikarenakan ada nya upaya PKI dengan Komunisme dan
DI/TII yang akan mendirikan negara dengan dasar Islam.
Kedua Periode 1950-1959. Penerapan pancasila selama
periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal,
rumusan sila keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat,
melainkan melalui suara terbanyak. Dan yang ketiga Periode 1959-
1966. Dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Yang
memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan
pribadi presiden Soekarno.

208
Di masa Orde Lama, Pancasila berhasil menjadi pedoman
hidup masyarakat akan kecintaan mereka akan tanah air. Semangat
nasionalisme, patriotisme terus berkembang dimasyarakat dengan
orasi orasi yang diberikan oleh Presiden Soekarno. Tetapi
masyarakat pada umumnya belum bisa menerima sepenuhnya
ideologi Pancasila. Mereka hanya mengganggap Pancasila sebatas
dasar negara Indonesia. Karena masyarakat masih tertanam akan
kehidupan yang mereka hadapi selama masa penjajahan yang
terjadi di Indonesia. Mereka masih menjadi pribumi yang hidup
untuk sekedar hidup, tanpa memikirkan berjuang untuk
membangun bangsa ini menjadi bangsa yang berdiri dengan kokoh
dan menjadi bangsa yang mandiri.
Pada masa orde baru, Pancasila mengalami kemunduran
secara signifikan sebagai sebuah pedoman hidup masyarakat
Indonesia. Dengan pemerintah di zaman Orde Baru yang mengusung
kegiatan kegiatan P4(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila). Alih-alih menjunjung Pancasila sebagai ideologi dan
dasar negara, Orde Baru lewat P4 malah menjadikan Pancasila
sebagai dogma dengan cara yang begitu kaku. Posisi Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi bangsa semakin luntur. Dan
banyaknya kasus kasus yang melanggar Pancasila itu sendiri. Kasus
HAM yang sangat keji yaitu membunuh etnis tionghoa diseluruh
Indonesia, keputusan keputusan politik dan ekonomi yang tidak
menguntungkan masyarakat secara umum, praktik-praktik KKN
yang terjadi dimana-mana dimulai dari pemerintahan pusat sampai
pemerintahan terbawah.Walaupun pembangunan Indonesia
dizaman Orde Baru mengalami peningkatan yang sangat siginifikan,
serta keberhasilan Indonesia dengan Swasembada pangan, diiringi

209
peningkatan peningkatan kualitas ekonomi Indonesia. Akan tetapi
nilai nilai Pancasila sebagai pedoman hidup masyarakat sangat lah
hancur. Masyarakat-masyarakat kecil tertindas, pemikiran-
pemikiran masyarakat menjadi “Yang dekat dengan yang di
Istanalah, yang hanya dapat hidup makmur”. Masyarakat menjadi
tidak peduli akan nasib bangsa nya, karena pemerintahan zaman
Orde Baru terlalu berkuasa. Jadi dogma masyarakat hanya menuju
satu tujuan yaitu masuk kedalam bagian birokrasi pemerintahan.
Mengakibatkan kemunduran terhadap kualitas masyarakata nya
sendiri.
Masyarakat menjadi monoton terhadap satu kondisi dimana
mereka tidak dapat melawan kekuatan Presiden, mereka tidak
dapat mengkritisi, dan itu telah melanggar nilai nilai Pancasila yang
berlaku sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia.
Dan kesimpulannya Pancasila selama Orde Baru diarahkan
menjadi ideologi yang menguntungkan satu golongan, yaitu loyalitas
tunggal pada pemerintah dan kesatuan hak-hak demokrasi yang
dikekang
Pada era reformasi, masyarakat Indonesia mulai merubah
pandangan hidup mereka. Masyarakat, khususnya para pemuda dan
tokoh tokoh mulai dengan ideologi-ideologi nya, dengan ingin
mewujudkan Indonesia menjadi lebih baik. Dengan kebebasan pers
dan Demokrasi secara Langsung. Yang dimaksudkan bahawa
pemimpin yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Dengan impian
dari rakyat untuk rakyat.Keberhasilan pertama yang didapatkan
adalah lengsernya penguasa Orde Baru Presiden Soeharto berserta
rezimnya.

210
Makna Reformasi secara etismologis dari kata “reformation”
dengan akar akar kata “reform” yang secara semantic bermakna
“make or become better by removing or putting right what is bad or
wrong” (Oxford Advanced Leaner’s Divtionary of Current English,
1980. Dalam Wibisono, 1998:1). Secara harfiah reformasi memiliki
makna: suatu gerakan memformat ulang, menata kembali hal-hal
yang menyimpang untuk dikembalikan ke format atau bentuk
semula sesuai dengan nilai nilai ideal yang dicita citakan rakyat
(Riswanda, 1998).
Gerakan reformasi harus tetap diletakkan dalam kerangaka
perpektif Pancasila sebagai landasan cita-cita dan ideologi
(Hamengkubuwono X, 1998:8) sebab tanpa adanya suatu dasar nilai
yang jelas maka suati reformasi akan mengarah pada suatu
diistigerasi, anarkisme, brutalisme, serta pada akhirnya menuju
kehancuran bangsa dan negara Indonesia.
Masalah baru timbul. Masyarakat Indonesia mulai
kehilangan jati dirinya sendiri. Kondisi saat ini yang dihadapi adalah
munculnya ego kedaerahan dan primordialisme sempit, dan itu
semua menggambarkan menurunnya pemahaman tentang Pancasila
sebagai suatu ideologi, dasar negara, azas, paham negara.
Di era globalisasi ini, pengaruh-pengaruh dan dampak-
dampak bermunculan, dan membawa perubahan yang cukup besar
terhadap dunia dan Pemuda. Sebagai seorang Pemuda yang intelek,
tentunya akan tertantang dengan semua itu. Dengan
menjadikannya tantangan dalam hidup, para Pemuda tentunya
akan lebih berusaha dalam mencapai kesuksesan hidup.

211
Berkembang pesatnya teknologi dimungkinkan oleh
perkembangan dalam infrastruktur teknologi dan telekomunikasi
dunia. Dinegara-negara yang infrastruktur komunikasinya sangat
berkembang, disetiap rumah dan kantor di lengkapi dengan telepon,
mesin fax, tv kabel dan digital, mail elektronik dan internet. Internet
adalah wujud dari perkembangan teknologi sebagai sarana
komunikasi yang paling cepat perkembangannya. Pada pertengahan
1998, 140 juta orang menggunakan internet, jumlah itu bertambah
hampir dua kali lipat pada tahun 2001, dimana jumlahnya lebih dari
700 juta orang.
Teknologi yang canggih ini membuat ruang dan waktu
semakin sempit. Dua orang yang tinggal berjauhan di planet ini, di
labuhan Bojo/NTT dan di London misalnya. Mereka tidak hanya bisa
bercakap-cakap secara langsung dari kejauhan, lebih dari itu bisa
saling mengirim gambar atau dokumen dengan bantuan teknologi
satelit.
Menjamurnya penggunaan internet dan telepon genggam
mempercepat dan memper
dalamproses globalisasi, semakin banyak orang yang terhubung
melalui penggunaan teknologi ini, bahkan sampai ke kampung-
kampung terpencil. Tantangan ini merupakan tantangan yang paling
besar yang harus di hadapi para kaum muda. Agar dapat
menentukan masa depan yang lebih baik, tentunya seorang kaum
muda harus benar-benar mengerti mengenai semua perkembangan
teknologi ini. Menuntut ilmu lebih dalam adalah kunci untuk
menguasainya.
Perkembangan teknologi merupakan tantangan yang
menarik, sebagai seorang kaum muda harusnya kita tahu apa cara

212
yang harus kita lakukan untuk menghadapi tantangan ini. Salah satu
caranya adalah dengan menguasai bahasa Inggris. Bahasa Inggris
adalah salah satu bahasa dunia. Semua teknologi yang sedang
berkembang sekarang banyak yang menggunakan bahasa Inggris.
Dengan memahami bahasa Inggris tentunya kita juga akan lebih
mudah memahami teknologi ini.
Tantangan Pemuda lainnya di era globalisasi ini adalah
terhadap derasnya arus informasi. Kita telah melihat bagaimana
penyebaran arus informasi telah memperluas kemungkinan kontak
antar individu di planet ini. Penyebaran arus informasi juga
memudahkan orang mengenal orang lain atau peristiwa di tempat
yang jauh. Setiap hari, media global menyajikan berita, gambar dan
informasi ke rumah-rumah, yang memudahkan mereka
menyaksikan secara langsung dan terus menerus apa yang terjadi di
dunia luar. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran
(reorientasi) pola pikir banyak orang, termasuk para pemuda dunia.
Pergeseran pola pikir yang terjadi ini memiliki dua dimensi penting
bagi pemuda. Pertama, sebagai anggota masyarakat global, seorang
pemuda semakin merasa bahwa tanggung jawab sosial tidak
terhenti pada level nasional.
Misalnya, bencana alam yang menimpa orang-orang di
belahan bumi lain tidak lagi di anggap melulu sebagai bencana
mereka, melainkan menjadi bencana bersama, yang juga butuh
tindakan bersama untuk mengatasinya. Kedua, menunjukkan bahwa
pemuda semakin melihat kesumber lain ketimbang negara dalam
merumuskan rasa inditas mereka sendiri. Misalnya, para penduduk
Skotlandia (yang berada di bawah penduduk Inggris) dan Basque di
Spanyol lebih suka mengidentifikasi diri mereka sebagai orang

213
Skotlandia atau orang Basque (Eropa) ketimbang sebagai orang
Inggris dan Spanyol.
Arus informasi yang menyebabkan pergeseran pola pikir ini
tertuang pada media elektronika dan non-elektronika. Banyak
penyebaran informasi yang di lakukan melalui media elektronika.
Contohnya: tayangan televisi dan siaran radio. Semua itu menjadi
tantangan bagi kaum muda sebagai penerus bangsa. Dalam
menghadapi tantangan ini, seorang pemuda harus dapat memilih
informasi yang berguna dari tayangan televisi dan siaran radio, guna
masa depannya yang lebih cerah. Hal ini merupakan cara terbaik
untuk menghadapi tantangan di era globaliosasi ini. Dengan
memperoleh informasi-informasi yang terbaik, tentunya seorang
kaum muda akan dapat beradaptasi dengan perkembangan di era
globalisasi ini.
Tayangan-tayangan media elektronika yang berupa hiburan
juga tidak salah untuk di ikuti, karena ini juga dapat membantu agar
tidak terlalu jenuh dalam mencari informasi-informasi penting
dunia. Pemilihan tayangan yang bermanfaat ini merupakan langkah
untuk menghadapi tantangan era globalisasi dan selangkah lebih
maju untuk meraih masa depan yang baik. Informasi yang menyebar
tidak hanya melalui media elektronika, banyak juga yang
melaui surat kabar, majalah dan tabloid. Semua media non-
elektronika itu tidak kalah dalam penyampaian informasinya,
bahkan keunggulannya kita dapat menyimpan informasi-informasi
yang ada pada surat kabar, majalah atau tabloid untuk di baca di lain
waktu.
Media non-elektronika ini juga adalah tantangan kaum muda
dalam menghadapi arus informasi di era globalisasi. Cara terbaik

214
dalam menghadapi tantangan ini adalah tidak jauh beda dengan
media elektronika, yaitu dengan mencari dan memilih media-media
non-elektronika yang memuat informasi-informasi penting yang
punya nilai. Lebih bagus lagi bila berita-berita tertentu dapat di
jadikan kliping, agar dapat di baca di lain waktu.
Konsekuensi dari era globalisasi secara keseluruhan salah
satunya adalah terjadinya Homogenitas. Homogenitas adalah
kesamaan yang lebih besar dalam produk-produk yang dijual dan di
beli di seluruh dunia. Lama kelamaan, kita akan menemukan
makanan cepat saji, merek-merek pakaian, musik
dan gaya yang sama di setiap sudut dunia ini.
Kesuksesan kapitalisme barat menjual produk-produk barat
dapat menghasilkan keseragaman dimana-mana. Dalam proses itu,
ada tantangan serius bagi Pemuda terhadap keseragaman budaya
dunia. Tantangan ini harus dapat di hadapi oleh Pemuda , karena
bila hal ini terus terjadi maka lama kelamaan keanekaragaman akan
hilang. Antara dunia yang satu dan dunia yang lain akan sama,
sehingga tidak ada lagi hal-hal yang menarik yang khusus dari suatu
daerah. Cara terbaik untuk menghadapi tantangan ini adalah, para
Pemuda harus bisa berusaha menciptakan kreasinya sendiri
masing-masing di setiap daerahnya.
Dengan begitu keanekaragaman akan terus hidup di era
globalisasi ini. Selain munculnya tantangan-tantangan di era
globalisasi ini, pengaruh-pengaruh era globalisasi juga muncul
menghiasi dunia ini. Pengaruh ini berhubungan dengan tantangan-
tantangan yang di hadapi Pemuda di era globalisasi. Tepatnya,
pengaruh-pengaruh inilah yang memicu munculnya tantangan-
tantangan Pemuda di era globalisasi ini. Pengaruh globalisasi yang

215
paling besar adalah pada bidang iptek, terbukti dengan terciptanya
berbagai alat-alat canggih. Sekarang, bagaimana kita harus
menghadapi pengaruh ini? Dua metode yang cukup baik adalah
dengan cara memasukkan islam dalam segala kehidupan dan
meningkatkan kecakapan hidup (life skill).
Globalisasi yang sangat cepat bergerak, merusak nilai nilai
pancasila yang semakin musnah dari dalam diri masyarakat
Indonesia. Masyarakat semakin tidak peduli akan pentingnya
persatuan Indonesia. Dalam bahasa intelijen kita mengalami apa
yang dikenal “subversi asing” dimana kita saling menghancurkan
negara sendiri karena campur tangan secara halus pihak asing.
Pancasila merupakan pedoman hidup masyarakat Indonesia.
Dimana Pancasila yang memang lahir bersamaan dengan lahirnya
bangsa Indonesia. Ideologi yang merupakan serangkaian ide,
gagasan berupa teori, doktrin, ajaran yang diyakini kebenarannya
karena berupa nilai-nilai tertentu yang telah disepakati sebagai
pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara yang
mencakup semua aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya,
dan lain-lain menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia yang menganutnya sebagai jati diri bangsa ini.

A. Kondisi Indonesia Masa Sekarang


Jika kita renungi masalah pembangunan pendidikan di
Indonesia sungguh mengundang kita semua untuk dapat
mencermati betapa pendidikan di Indonesia baru sekedar mampu
memberikan dampak langsung, pendidikan yang diwujudkan
dengan ijazah, akan tetapi belum sampai memberikan dampak
mengiring pengajaran yang indikatornya adanya kemampuan daya

216
saing sumberdaya manusia baik untuk memenuhi tuntutan daerah
maupun tuntutan nasional. Berdasarkan hasil paparan Profesor Lant
Pritchett dari Harvard Kennedy School tanggal 4 October 2016 pada
seminar internasional di Universitas Negeri Jakarta yang menurut
Penulis sumber imformasinya sangat kredibilitas dan dapat
dipercaya mengambarkan tentang kondisi pendidikan di Indonesia
yang sangat memprihatinkan bahkan Indonesia memerlukan waktu
tiga ratus tahun untuk bangkit “Waah masih payah… masih lebih
bagus zaman Belanda dulu. Kata orang-orang tua kita, belajar satu
dua pelajaran tapi hasilnya maksimal. Masih perlu perbaikan SDM,
pelatihan dan penataran serta kesejahteraan (gaji) guru/dosen
dinaikkan,” ujar salah satu peserta seminar di sela-sela seminar
internasional tersebut dengan lugas, yang juga sekaligus
Mahasiswa Doktoral Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini.
Pertanyaannya adalah mengapa kualitas pendidikan di Indonesia
memprihatinkan? Mungkin banyak yang menjawab bahwa kondisi
pendidikan di Indonesia sangat terpuruk karena Indonesia dijajah
oleh belanda yang sangat lama sehingga budaya belanda terus
mengakar di Indonesia, disusul dengan krisis ekonomi yang
melanda indonesia, bahkan ada sebagian yang menyalahkan guru
problematika dunia pendidikan di Indonesia seakan tiada habisnya.

Ibarat benang kusut, sejumlah permasalahan klasik masih


saja melingkupi dunia pendidikan kita. Tidak hanya pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan kualitas dan fasilitas, namun
juga rendahnya tingkat relevansi pendidikan dengan kebutuhan
dunia kerja. Analisis seperti itu tentunya tidak salah, akan tetapi
mengkambing hitamkan penjajahan krisis ekonomi yang melanda
indonesia serta guru sebagai satu-satunya determinan tidaklah

217
tepat, apabila kita telaah lebih dalam, sebenarnya ada faktor lain
yang lebih fudamental sebagai penyebab keterpurukan kita, ketidak
berhasilan pendidikan Indonesia kita dikarenakan pendidikan kita
belum mampu menghasilkan kader-kader bangsa yang berkemauan
tulus dan berkemampuan profesional maka kita tidak sanggup
meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, dan ketika kondisi
pendidikan kita yang sudah bagaikan penyakit kronis maka kitapun
sulit untuk melakukan rekoveri, Kita dapat belajar dari Malaysia,
Singapura, Thailand, Jepang dan sebagainya ketika badai krisis
menyerang bangsa mereka, mereka tetaplah perkasa, mengapa?
karena mereka memiliki generasi yang tangguh untuk melawan
badai tersebut, ketangguhan merupakan dampak positif dari
pelaksanaan pendidikan suatu bangsa, seandainya kita mempunyai
generasi yang tangguh pula dan peduli terhadap pendidikan Insya
Allah kita akan mampu membangun masa depan Indonesia .

B. Skenario Indonesia 2045


Mengapa skenario tahun 2045? Mengapa harus bertepatan
dengan usia 100 tahun Indonesia? Ini soal momentum dan pilihan
saja karena skenario sebetulnya bisa dilakukan tahun-tahun
lainnya.Indonesia menuju 2045 sangat lah harus diperhatikan oleh
siapapun yang ada di Indonesia saat ini. Ditahun itu lah indonesia
akan merayakan 100 tahun kemerdekaan nya. Kemerdekaan yang
didapat dengan usaha yang tidak dapat kita balaskan sebagai
penerus bangsa. Para pahlawan memberikan seluruh jiwa dan
raganya untuk Indonesia agar mendapatkan kemerdekaan nya.
Saat ini, jumlah penduduk Indonesia usia muda lebih banyak
dibandingkan dengan usia tua. Usia 0-9 tahun sebesar 45 juta, pada
tahun 2045 akan berusia 35-45 tahun dan Usia 10-19 tahun

218
berjumlah 43 juta jiwa, pada tahun 2045 akan berusia 45-54 tahun.
Hal inilah yang menjadi background munculnya identitas generasi
emas. Jika kita lihat data dari Biro Pusat Statistik (BPS) jumlah usia
muda dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jika pada
tahun 2005 usia 15-39 tahun, pada tahun 2005 berjumlah
93.865.303, pada tahun 2010 sudah meningkat menjadi
100.418.626 orang. Bahkan, Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2035 mendatang berjumlah 305,6 juta jiwa.
Jumlah ini meningkat 28,6 persen dari tahun 2010 yang sebesar
237,6 juta jiwa. Pada tahun 2010, proporsi penduduk usia produktif
adalah sebesar 66,5 persen. Proporsi ini terus meningkat mencapai
68,1 persen pada tahun 2028 sampai tahun 2031.
Meningkatnya jumlah penduduk usia produktif
menyebabkan menurunnya angka ketergantungan, yaitu jumlah
penduduk usia tidak produktif yang ditanggung oleh 100 orang
penduduk usia produktif dari 50,5 persen pada tahun 2010 menjadi
46,9 persen pada periode 2028-2031. Tetapi angka ketergantungan
ini mulai naik kembali menjadi 47,3 persen pada tahun 2035.
Mengelola generasi emas akan menjadi tantangan terbesar bangsa
Indonesia. Karena populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa
tersebut merupakan bonus demografi yang sangat berharga. Namun,
sebaliknya bila pengelolaannya tidak baik, kesempatan emas
tersebut akan menjadi bencana demografi .
Indonesia yang lahir, lalu berkembang dan berjaya yang
sempat terpuruk lalu bangkit kembali melalui kemerdekaan, semua
itu tidak terlepas dari peran pemuda. Akankah Indonesia kembali
berjaya? Jawabannya adalah “tergantung peran pemudanya” Di

219
dalam dokumen Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang disusun oleh
Menko Perekonomian, dicanangkan bahwa pada 2025 Indonesia
menjadi negara mandiri, maju, adil, dan makmur berpendapatan per
kapita sekitar 15.000 dollar AS. Saat itu, Indonesia diharapkan
menjadi kekuatan ekonomi 12 besar dunia. Lebih jauh, pada 2045
Indonesia diproyeksikan menjadi satu dari tujuh kekuatan ekonomi
di dunia dengan pendapatan per kapita 47.000 dollar AS. Selain itu,
di dalam kurun 2015-2045 piramida penduduk Indonesia akan
sangat ideal dengan penduduk mayoritas berusia 15-45 tahun, usia
produktif. Indonesia saat itu akan menikmati apa yang disebut
jendela demografi. Masalahnya, seperti apa kualitas mereka,
penduduk usia produktif itu, kelak? Lagi-lagi peran pemuda
dipertanyakan. Jika kunci dari bagaimana menjadi Indonesia emas
2045 ada pada bagaimana peran pemuda, maka pemuda tersebut
tentu bukanlah pemuda yang biasa saja, tapi pemuda tersebut
adalah pemuda yang hebat seperti tertera di atas. Pemuda yang
hebat tidak lahir begitu saja, tentunya butuh bimbingan, butuh
dorongan, butuh pembelajaran dan butuh proses. Salah satunya
proses dalam bidang pendidikan sebagai pondasi utama. Karena
seorang pemuda yang hebat adalah pemuda dengan wawasan yang
luas, yang cerdas dan inovatif, yang mampu membuat karya nyata
serta mandiri. Menurut Saleh Mukadar, cara melahirkan pemuda
yang hebat tersebut adalah yang pertama, saatnya para pemuda
diberi kesempatan serta dibina untuk mampu bertanggung jawab
atas berbagai persoalan kebangsaan yang ada. Kedua, para generasi
tua secara terus menerus memberikan pembinaan terkait dengan
visi kebangsaan yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa.

220
Terakhir, pentingnya menanamkan rasa optimis dan keyakinan
terhadap para pemuda tersebut.
Situasi sekarang yang dihadapi oleh bangsa Indonesia ini
ialah ketiadaan sebuah jati diri bangsa. Bangsa indonesia bersama
rakyat nya buta akan jati dirinya. Pancasila harus kembali
ditanamkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Khususnya kepada
anak-anak calon penerus bangsa. Karena jika kita tidak
menanamkan kembali Pancasila, Indonesia akan menghadapi yang
namanya demografi disaster. Para penerus bangsa akan tetap
melanjutkan sebuah tradisi yang sangat merugikan bangsa ini.
Perkembangan pesat dimana-mana memang membawa perubahan
yang besar bagi setiap manusia, Pemuda di dunia ini harus mampu
menghadapi tantangan yang muncul dari perkembangan yang pesat
ini untuk menuju indonesia 2045 . Pesatnya perkembangan
teknologi dan derasnya arus informasi sungguh tantangan yang
menarik yang membawa pola hidup suatu pemuda berubah, tetapi
inti dari semua itu adalah untuk mecapai masa depan yang lebih
baik.
Sudah jelaslah kiranya, bahwa dengan menghadapi
perkembangan di era globalisasi ini seorang pemuda akan lebih
mudah dalam mencapai masa depannya. Jadi, tantangan yang
dihadapi pemuda di era globalisasi ini adalah jalan bagi pemuda
untuk mencapai cita-citanya, menjadikan semua tantangan sebagai
motivasi untuk mencapai cita-cita itu. Dengan menjadikan
semua tantangan tersebut sebagai motivasi diri, tentunya pemuda
akan lebih terdorong untuk berbuat sesuatu yang bernilai dari pada
harus bermalas-malasan. pemuda di era globalisasi ini dapat
melakukan berbagai hal yang mengarah kepada hal positif dan

221
negatif. Semua itu dapat dengan mudah dilakukan bila menguasai
dengan baik perkembangan di era globalisasi ini. Tergantung
kepada diri pemuda itu sendiri. Untuk mencapai kesuksesan,
manfaatkanlah perkembangan ini dengan sebaik-baiknya. Ambil
suatu hal yang bernilai dari perkembangan ini, bernilai
maksudnya yang benar-benar dibutuhkan oleh kita untuk mencapai
sukses. Janganlah menjadikan perkembangan ini sebagai sarana
untuk menghancurkan diri, dengan melakukan tindak kejahatan,
baik itu kecil maupun besar.
Sistem pendidikan yang selama ini dikelola dalam suatu
birokaratik dan sentralistik dianggap sebagai salah satu sebab yang
telah membuahkan keterpurukan dalam mutu dan keunggulan
pendidikan di Indonesia. Mengapa demikian? karena sistem
birokrasi selalu menempatkan kekuasaan sebagai faktor yang paling
menentukan dalam proses pengambilan keputusan, sekolah-sekolah
selama ini telah terkungkung oleh kekuasaan birokrasi yang
mengurita, sejak kekuasaan sebagai faktor yang paling menentukan
dalam proses pengambilan keputusan mulai dari daerah hingga ke
kabupaten kota bahkan sampai ke kecamatan-kecamatan, bahkan
terkesan semakin buruk dalam era desentralisasi ini. Ironis nya,
kepala sekolah dan guru-guru sebagai pihak yang paling memahami
realitas pendidikan berada pada tempat yang dikendalikan.
Merekalah seharus nya yang paling berperan sebagai pengambilan
keputusan dalam mengatasi berbagai persoalan sehari-hari yang
menghadang upaya peningkatan mutu pendidikan. Namun, Mereka
ada dalam posisi tidak berdaya dan tertekan dengan berbagai
macam birokrasi serta kebijakan politik sehingga kenyataan nya
pasti tidak sesuai dengan kondisi objektif yang sesuai dengan

222
masing-masing sekolah. Olehkarena itu, tidaklah berlebihan jika
dikatakan bahwa kekuasaan birokrasi persekolahan telah membuat
sistem pendidikan kita tidak pernah berhenti dari keterpurukan.
Indonesia Baru adalah sebuah cita-cita yang ingin dibangun
dari pengalaman masa lalu yang pahit akibat konflik horizontal dan
bencana alam yang besar yang melanda indonesia , yang bertemu
dengan kenangan masa lalu yang gemilang diera bung karno ,
Dengan demikian, Indonesia baru bukan sekedar angan-angan,
melainkan sebuah refleksi atas sejarah dan sekaligus sebuah
proyeksi tentang masa depan Indonesia 2045.Dan Indonesia baru
sebagai sebuah gagasan adalah cerminan kuat sikap optimis
masyarakat Indonesia untuk mewujudkan Masa depan yang
gemilang, adil dan damai. Gagasan-gagasan tentang Indonesia Baru
yang terkandung dalam skenario ini bukanlah sebuah keabsolutan,
melainkan sebuah ancang-ancang yang dapat dijadikan navigasi
yang mengorientasikan arah pengembangan masyarakat Indonesia
Baru 2045. Oleh karena itu, upaya untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia baru membutuhkan inisiatif dan kreativitas semua pihak
,baik mereka yang ada di Indonesia maupun yang berada diluar
Indonesia.
Perubahan yang kini berlangsung di Indonesia telah
menempatkan pemimpin yang merakyat berada dalam posisi yang
strategis. Fenomena ini dalam konteks sejarah dunia merupakan
sebuah keniscayaan dalam perubahan-perubahan besar. Sejarah
Indonesia pun demikian, Inisiatif dan kreativitas dari revolusi
mental merupakan kekuatan utama bagi upaya untuk membangun
Indonesia menuju Indonesia yang baru 2045 . Selain itu, upaya
membangun Indonesia menuntut kearifan dari semua pihak baik

223
yang berada di Indonesia maupun diluar Indonesia , sesungguhnya
terbentuknya masyarakat Indonesia yang baru 2045 adalah
sumbangan terbesar terhadap proses pembentukan masyarakat
baru di percaturan dunia . agar Indonesia mampu mencetak
generasi yang memiliki daya kompetitif baik tingkat regional
maupun internasional, sehingga mampu meningkatkan indeks
pembangunan manusia (IPM) Indonesia.
Lembaga Pendidikan merupakan institusi yang paling
menentukan untuk masa depan pencerdasan generasi masa depan
bangsa. Negarapun meletakan tugas mulia itu kepada lembaga
pendidikan. Masa depan pendidikan sangatlah ditentukan pada
kualitas pengelolaan pendidikan oleh lembaga pendidikan. Kualitas
tenaga pengajar, pelayanan akademik, serta prasarana dan sarana
pendukung merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan untuk
peningkatan kualitas pendidikan. Selain perguruan tinggi negeri,
perguruan tinggi swasta merupakan lembaga pendidikan yang juga
amat berperan dalam mencerdaskan generasi depan bangsa.
Dimana jumlah peserta didik yang tidak tertampung pada
perguruan tinggi negeri hampir seluruhnya melanjutkan
pendidikannya di perguruan tinggi swasta. Kondisi serupa juga
berlaku di Indonesia. Jumlah peserta didik yang sedang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di
indonesia saat ini mencapai enam ratus dua puluh ribu orang.
Mereka semua adalah masa depan Indonesia yang nantinya akan
bahu membahu membangun bangsa dan Negara ini. Sehingga
perhatian serius seluruh pihak untuk peningkatan kualitas
pendidikan haruslah segera didorong.

224
Diperlukan formulasi baru untuk membangun kualitas
pendidikan di Indonesia apalagi dengan Perubahan yang kini
berlangsung di Indonesia telah menempatkan pemimpin yang
merakyat berada dalam posisi yang strategis. Fenomena ini dalam
konteks sejarah dunia merupakan sebuah keniscayaan dalam
perubahan-perubahan besar.
Sejarah Indonesia pun demikian, inisiatif dan kreativitas
dari revolusi mental merupakan kekuatan utama bagi upaya untuk
membangun Indonesia menuju Indonesia yang baru, maka
pemerintah ndonesia sangat berpeluang untuk meregulasi sistem
pendidikan Guru baik dari segi isi, misi maupun dari kelembagaan.
Lembaga Pendidikan Guru harus dikelola secara mandiri yang
terbebas dari kepentingan - kepentingan politik, karena keberadaan
lembaga–lembaga pendidikan saat ini nampak nya tidak bisa
diharapkan mampu menghasilkan guru-guru yang ideal, disamping
sistem pembelajaran kurang mencerminkan sebagai lembaga yang
akan menyiapkan calon-calon guru, juga diperparah dengan sistem
seleksi para calon mahasiswa yang tidak lagi mempertimbangkan
aspek minat, bakat dan komitmen menjadi guru, lembaga-lembaga
pendidikan terdahulu sudah terbukti menghasilkan para lulusan
yang memiliki dedikasi dan loyalitas tinggi terhadap peningkatan
mutu pendididikan, akan tetapi populasi mereka sudah semakin
langka bahkan nyaris habis ditelan waktu. Jika lembaga tersebut
mampu melahirkan gagasan-gagasan baru tentang format
Pendidikan Baru,maka tidak akan mustahil kejayaan Indonesia akan
kembali ketempo dahulu. dalam menyiapkan guru yang ideal dibumi
pertiwi. Lembaga ini selain Berfungsi sebagai lembaga yang akan
mencetak para guru yang ideal, juga dapat menjadi model bagi

225
negara lain dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
2045
Indonesia 2045 akan menuju sebuah masa dimana kita
diberi sebuah kesempatan menjadi bangsa yang mandiri, bangsa
yang makmur dan bangsa yang memimpin dunia. Ditahun 2045
ekonomi indonesia akan memasuki sebuah masa dimana Indonesia
akan mengatur perekonomian dunia. Ini semua bisa didapat dan
bisa direalisasikan, dengan hanya dengan merubah marsyarakat
yang ada dan mendidik dengan baik dan benar para penerus bangsa.
Pancasila harus kembali ditegakkan menjadi sebuah
pedoman hidup bangsa Indonesia. Rakyat indonesia harus
mengamalkan pancasila dengan baik. Rakyat indonesia haruslah
mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasaama
antara pemeluk agama dengan pengenut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan butir
sila ke 1, agar tidak terjadi perpecahan diantara rakyat Indonesia.
Selanjutnya, mengakui persamaan derajat, persamaan hak
dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan ,engembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, serta berani membela keadilan sesuai dengan butir sila ke-
2. Agar rakyat Indonesia dapat menjadi rakyat yang bersatu, tanpa
perselisihan, menjaga ketertiban di lingkungan masyarakat dan
menciptakan sebuah lingkungan persaingan yang sehat.
Kemudian mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan
sesuai butir sila ke-3, ini bermaksud agar seluruh rakyat

226
menghilangkan egonya, agar KKN di negara ini hilang dengan
sendirinya. Korupsi khususnya telah menempatkan indonesia dalam
situasi yang sangat memilukan.
Setelah itu rakyat Indonesia juga harus menghormati dan
menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah sesuai dengan sila ke-4. Dan juga haruslah memilih
para wakil-wakil dengan teliti dan baik. Bukan karena hanya ingin
menguntungkan seuatu golongan saja. Dan juga Mengembangkan
perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan sesuai dengan sila ke-5.
Itu semua harus dilengkapi dengan pendidikan yang baik
dan benar kepada para penerus bangsa, agar Indonesia dapat
menjadi sebuah bangsa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bangsa yang adil dan beradab, bangsa yang bersatu, bangsa
yang menghadapi sebuah masalah dengan musyawarah, dan bangsa
ini menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Dengan mengembalikan Pancasila sebagai pedoman hidup,
maka kualitas penduduk di usia produktif nanti akan menjadi
penduduk yang memiliki keahlian, serta kualitas kerja yang dapat
mewujudkan Indonesia baru di 2045.

C. Pemimpin Indonesia Emas 2045 dalam Sudut Pandang


Sumber Daya Manusia
Bangsa Indonesia khususnya rakyat Indonesia saat ini
sedang mengalami situasi keterperukan dalam pedoman hidup.
Bung Karno mengatakan "Suatu bangsa apabila kehilangan jati
dirinya, maka bangsa tersebut tidak akan mampu bertahan hidup,
bahkan akan punah".Rakyat Indonesia mulai buta akan namanya

227
persatuan Indonesia. Korupsi semakin merajalela bahkan dari pusat
pemerintahan hingga ke badan pemerintahan terkecil.Bangsa
Indonesia semakin dipenuhi dengan masyarakat-masyarakat yang
hanya ingin mementingkan kepentingan dan tujuan kelompoknya.
Illegal Logging, saling memfitnah dan mengadu domba , pembakaran
hutan untuk pengalihan fungsi lahan, bahkan mereka tak sungkan
untuk mencuri hasil-hasil dari pertanian masyarakat kecil yang ada.
Pemuda sibuk dengan dunianya, apatis, tawuran, Napza, kebebasan
menjadi tidak terarahkan atas nama hak asasi manusia dan karya
seni. Menyeramkan! Jika kita kembali melihat ke masa lalu Rakyat
Indonesia di melenium pertama, leluhur kita berhasil membangun
sebuah Candi, yang sekarang menjadi Candi terbesar dan terindah di
dunia yaitu, Candi Borobudur. Di melenium kedua rakyat Indonesia,
dibawah naungan Kerajaan Majapahit berhasil menguasai dan
menjadi pelaku penting dalam percaturan dunia.
Mengapa kondisi Indonesia memprihatinkan? mungkin
banyak yang menjawab bahwa kondisi Indonesia sangat terpuruk
karena Indonesia dijajah oleh belanda yang sangat lama sehingga
budaya belanda terus mengakar di Indonesia, disusul dengan krisis
ekonomi yang melanda Indonesia, bahkan ada sebagian yang
menyalahkan guru problematika Indonesia seakan tiada habisnya.
Ibarat benang kusut, sejumlah permasalahan klasik masih saja
melingkupi kondisi Indonesia. Apabila kita telaah lebih dalam,
sebenarnya ada faktor lain yang lebih fudamental sebagai penyebab
keterpurukan kita, ketidak berhasilan pendidikan Indonesia kita
dikarenakan pendidikan kita belum mampu menghasilkan kader-
kader bangsa yang berkemauan tulus dan berkemampuan
profesional maka kita tidak sanggup meningkatkan kualitas

228
pendidikan Indonesia , dan ketika kondisi pendidikan kita yang
sudah bagaikan penyakit kronis maka kitapun sulit untuk
melakukan rekoveri, Kita dapat belajar dari Malaysia, Singapura,
Thailand, Jepang dan sebagainya ketika badai krisis menyerang
bangsa mereka, mereka tetaplah perkasa, mengapa? karena mereka
memiliki generasi yang tangguh untuk melawan badai tersebut,
ketangguhan merupakan dampak positif dari pelaksanaan
pendidikan suatu bangsa, seandainya kita mempunyai generasi yang
tangguh pula dan peduli terhadap pendidikan Insya Allah kita akan
mampu membangun masa depan Indonesia.
Indonesia Baru adalah sebuah cita-cita yang ingin dibangun
dari pengalaman masa lalu yang pahit akibat konflik horizontal dan
bencana alam yang besar yang melanda indonesia , yang bertemu
dengan kenangan masa lalu yang gemilang diera bung karno ,
Dengan demikian, Indonesia baru bukan sekedar angan-angan,
melainkan sebuah refleksi atas sejarah dan sekaligus sebuah
proyeksi tentang masa depan Indonesia 2045 .Dan Indonesia baru
sebagai sebuah gagasan adalah cerminan kuat sikap optimis
masyarakat Indonesia untuk mewujudkan Masa depan yang
gemilang, adil dan damai. Gagasan-gagasan tentang Indonesia Baru
yang terkandung dalam skenario ini bukanlah sebuah keabsolutan,
melainkan sebuah ancang-ancang yang dapat dijadikan navigasi
yang mengorientasikan arah pengembangan masyarakat Indonesia
Baru 2045.Oleh karena itu, upaya untuk mewujudkan masyarakat
Indonesia baru membutuhkan inisiatif dan kreativitas semua pihak
,baik mereka yang ada di Indonesia maupun yang berada diluar
Indonesia.

229
Pada tahun 2045, Republik Indonesia telah mencapai usia
100 tahun atau 1 abad sejak kemerdekaan yang diproklamirkan oleh
Dwitunggal Pemimpin Indonesia, yakni Soekarno dan Hatta pada 17
Agustus 1945 yang lalu. Tugas berat menanti paska kemerdekaan,
bahkan tidak lebih mudah daripada merebut kemerdekaan
Indonesia dari tangan penjajah. Hal ini yang menjadi tanggung
jawab setiap individu rakyat Indonesia untuk mewarnai
kemerdekaan Indonesia dengan berkontribusi nyata untuk
pembangunan dari Sabang hingga Merauke.
Tidak berlebihan jika visi Indonesia pada tahun 2045 adalah
Indonesia Emas. Indonesia Emas dapat diinterpretasikan sebagai
masa kejayaan bangsa Indonesia yang dinikmati juga oleh seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2045, Indonesia juga
harus sudah bergerak keluar dari zona Middle Income Trap yang
dapat tercapai jika dilakukan reformasi kebijakan yang
menitikberatkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
signifikan dan penguatan kapasitas SDM. Selain itu, Indonesia juga
harus termasuk ke dalam developed countries yang salah satunya
ditandai dengan pendapatan per kapita sebesar US$ 12.616 atau
lebih (World Bank, 2013).
Untuk menuju Indonesia Emas 2045, dibutuhkan
perencanaan yang komprehensif di segala sektor pembangunan,
termasuk SDM Indonesia sebagai subjek dan objek dari
pembangunan. Meskipun pekerjaan menuju Indonesia Emas 2045
bukan hasil keringat dari satu orang saja, tetapi membutuhkan
seorang pemimpin yang mampu menggerakkan segenap rakyat
Indonesia untuk bekerja bersama mencapai visi Indonesia Emas
2045. Karakter pemimpin yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

230
1. Visioner. Seorang pemimpin Indonesia Emas 2045 harus
mempunyai cita-cita atau mimpi mengenai kondisi ideal bangsa
yang akan dipimpinnya. Pemimpin yang visioner harus memiliki
visi yang jelas tentang Indonesia Emas 2045, yang kemudian
diterjemahkan menjadi langkah-langkah strategis dan konkrit.
2. Bersih dan jujur. Banyak orang pintar, tetapi sedikit orang yang
jujur. Sifat pemimpin yang bersih dan jujur adalah hal yang
paling dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Amanat yang
telah dipercayakan kepada seorang pemimpin harus dipegang
teguh dan tetap menjaga integritasnya sebagai pemimpin
Indonesia Emas.
3. Mampu menggerakkan masyarakat. Tindakan kolektif yang
dilakukan akan lebih baik daripada tindakan individual yang
tidak terintegrasi. Pemimpin Indonesia Emas 2045 harus
mampu memobilisasi masyarakat dan sumber daya lainnya
untuk bersama-sama mencapai visi yang telah disepakati
bersama.
4. Think globally, act locally. Tahun 2045 dapat dibayangkan
sebagai tahun dimana arus globalisasi dan teknologi informasi
semakin maju. Untuk memimpin Indonesia Emas tahun 2045,
dibutuhkan pemimpin yang tidak hanya mampu beradaptasi
dengan perkembangan global, tetapi juga mampu untuk
mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh
Indonesia.
Generasi Emas tahun 2045 akan menghadapi tantangan
pembangunan yang semakin berat. Tantangan ini dapat dibagi
menjadi dua bagian, yakni tantangan dari internal dan eksternal.
Tantangan yang bersifat internal bagi pemimpin Indonesia Emas

231
2045 adalah isu pemerataan pembangunan. 80% perputaran uang
berada di Pulau Jawa dan Sumatera dan banyak program
pembangunan infrastruktur strategis dipusatkan di Pulau Jawa dan
Sumatera. Jika isu ini tidak ditangani dengan serius, hal ini dapat
menjurus kepada terjadinya segregasi dan disintegrasi NKRI. Dari
perspektif eksternal, tantangan yang dihadapi adalah keterbukaan
masyarakat global karena perkembangan teknologi yang semakin
canggih dan sangat pesat. Kelak, seorang pemimpin Indonesia Emas
2045 harus mampu merangkul kepentingan semua pihak.
Mewujudkan Generasi Emas 2045 bukanlah pekerjaan yang
semudah membalikkan telapak tangan. Visi dan misi yang ingin
dicapai harus dijabarkan secara konkret dan terukur ke dalam
dokumen rencana pembangunan, seperti Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM). Salah satu pendekatan perencanaan
pembangunan yang dapat digunakan adalah People Centered
Development dimana manusia diletakkan sebagai subjek dan objek
dari pembangunan dan fokus untuk mendorong inisiatif manusia
untuk pembangunan. Kinerja pembangunan yang berbasis kepada
manusia dinilai berdasarkan kontrbusinya terhadap pencapaian
kesejahteraan manusia, baik itu secara sosial, fisik, maupun
ekonomi (Korten, 1984).
Terjadi pergeseran paradigma perencanaan pembangunan
belakangan ini. Pendekatan perencanaan yang bersifat top-
down dirasa kurang efektif dalam menjawab persoalan
pembangunan. Untuk mengatasi hal tersebut, digunakan metode
pendekatan perencanaan yang bersifat bottom-up.
Pendekatan bottom-up menggunakan basis masyarakat sebagai

232
bagian dari rencana pembangunan. Aspirasi-aspirasi masyarakat
dikumpulkan dan dijadikan masukan sebagai penyusunan rencana
pembangunan. Dengan begitu, masyarakat atau komunitas menjadi
suatu bagian yang penting dalam perencanaan pembangunan. Hal
tersebut merupakan salah satu langkah strategis yang dapat
ditempuh untuk akselerasi pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Proses transformasi sosial dan peningkatan kapasitas SDM menjadi
fondasi dalam konsep pembangunan berbasis manusia.
Struktur penduduk Indonesia mulai mengalami pergeseran,
dimana pada masa sekarang lebih didominasi oleh penduduk usia
produktif, yang ditunjukkan oleh penurunan dependency
ratio penduduk Indonesia yang pada tahun 2009 mencapai 54
kemudian berkurang menjadi 52 pada tahun 2012 (World Bank,
2013). Ditambah lagi dengan peluang adanya bonus demografi
Indonesia yang akan berakhir pada tahun 2025 (BKKBN, 2013).
Data tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia punya modal
sumber daya yang kuat pada penduduk usia produktif, terutama
bagi generasi muda, sebagai engine of growth. Mulai dari sekarang,
peran generasi muda dapat diinisiasi dengan terlibat langsung
dalam proses perencanaan pembangunan. Sesuai dengan amanat UU
25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
dokumen RPJPN dan RPJMN dijadikan sebagai rujukan perencanaan
pembangunan di tingkat pusat dan daerah. Dengan memaksimalkan
dokumen tersebut serta mengawal implementasinya, generasi muda
Indonesia berpeluang untuk membangun fondasi yang kokoh bagi
tercapainya Indonesia Emas 2045.
Pertanyaannya kemudian, apakah yang dapat saya lakukan
untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045? Jawabannya sama untuk

233
setiap generasi muda Indonesia, terlibat dalam setiap tahapan dari
perencanaan pembangunan. Bentuk keterlibatannya dapat berbagai
macam dan disesuaikan dengan kapasitas kita masing-masing.
Sesuai dengan bidang keilmuan saya, saya memilih untuk berperan
sebagai advisor dalam perencanaan kebijakan. Salah satu misi saya
adalah bahwa pada tahun 2045, Indonesia harus bebas dari
kemiskinan. Saya ingin berkontribusi untuk membantu merancang
kebijakan penanggulangan kemiskinan di Indonesia, baik dalam
skala makro maupun mikro. Saya juga akan mengawal pelaksanaan
kebijakan tersebut dan memastikan outcome kebijakan tersebut
akan tercapai. Mengutip perkataan dari Ridwan Kamil selaku
Walikota Bandung saat ini, “Kota yang sakit adalah ketika
pemerintahnya koruptif, pengusahanya oportunis, dan kaum
intelektualnya apatis”. Dengan demikian, ketika saya bersama
dengan generasi muda lainnya mampu menjadi kaum intelektual
yang tidak apatis maka saya yakin bahwa visi Indonesia Emas 2045
bukan hal yang sulit untuk dicapai.

D. Tantangan Pemimpin Indonesia 2045


Sebagai anak bangsa, secara tidak langsung saya akan
meneruskan kehidupan dan eksistensi masa depan bangsa
Indonesia ini. Bersama dengan pemuda lainnya, masa depan
Indonesia berada di pundak kami. Maka sangat penting bagi kami
menyiapkan bekal untuk memimpin Indonesia kedepannya. Mau tak
mau, semua pemuda kini akan mengambil peran dalam memimpin
Indonesia di masa depan. Perlu adanya cita-cita dan harapan untuk
Indonesia di masa depan, terutama Indonesia 2045.

234
Mengapa Indonesia 2045? Tepat saat tahun 2045 Indonesia
memasuki usianya yang ke-100 atau 1 abad sejak kemerdekaan
Republik Indonesia. Indonesia mencanangkan visi Indonesia emas
pada tahun 2045. Indonesia emas dapat diintrepretasikan sebagai
masa kejayaan bangsa Indonesia yang dapat dinikmati seluruh
lapisan masyarakat. Kejayaan menuju Indonesia emas 2045 perlu
dipersiapkan dari sekarang dengan penuh konsistensi.
Indonesia yang saya cita-citakan adalah Indonesia yang
mandiri dan berkarakter. Berdiri di kaki sendiri dan tidak terjajah
oleh bangsa lain. Dalam sejarahnya, penjajah telah pergi semenjak
kemerdekaan, namun faktanya kaki-kaki kolonialisme belum
hengkang dari kehidupan perekonimian kita. Indonesia mandiri
tidak terjebak pada budaya konsumerisme dan terhipnotis akan
silau kapitalisme. Mengangkat kekayaan lokal dan bangga
menggunakan produk sendiri. Realita yang ada, dari ujung kaki
hingga ujung rambut, produk yang digunakan masyarakat sering
kita temui bukan merupakan produk dalam negeri. Masyarakat lebih
bangga dan senang mengunakan produk luar negeri. Hal ini sungguh
miris jika melihat bangsa kita merupakan bangsa yang besar. Tidak
mampukah 200 juta penduduk lebih untuk membuat produk yang
bisa dikonsumsi untuk bangsanya sendiri?
Terseok-seoknya bangsa ini untuk bangkit juga dihambat
oleh degradasi moral yang terjadi di negeri ini. Minimnya teladan
publik membuat virus amoral kian merebak. Apa yang dinampakkan
oleh perilaku pejabat korup dan tak beretika atau perilaku
pornografi para artis sangat mudah ditiru oleh masyarakat kita. Tak
hanya itu, perilaku calon pemimpin bangsa yang tak lain adalah
pemuda kian memilukan, seperti; tawuran, free sex, narkoba,

235
hedonisme, dll. Perilaku negatif tersebut merebak menjadi konsumsi
dan doktrinasi yang tiada habis oleh era digital saat ini. Inilah yang
mendasari pemerintah merumuskan kurikulum berkarakter yang
entah sampai dimana pelaksanaannya saat ini karena sistem kita
yang belum baik.

Peluang dan Tantangan Indonesia Emas 2045


Indonesia memiliki banyak peluang yang besar untuk
dimanfaatkan dalam usaha mencapai Indonesia emas 2045. Jika
berbicara potensi dan optimisme Indonesia, pesimisme bangsa yang
selalu merundung negeri ini melalui pemberitaan media dapat
disingkirkan. Potensi sumber daya alam yang sangat melimpah jika
dimanfaatkan dengan baik tentu akan membantu mensejahterakan
rakyat. Bumi Indonesia yang berada tepat di garis khatulistiwa
memiliki kesuburan yang tinggi, sehingga negara ini akan kuat di
bidang agroindustri.
Bonus demografi menjadi peluang penting bagi Indonesia.
Diperkirakan hingga tahun 2045, populasi penduduk Indonesia akan
didominasi oleh penduduk usia produktif. Penduduk dalam
kelompok usia ini merupakan penduduk yang aktif dalam kegiatan
ekonomi, menggerakkan roda pembangunan dan berada di posisi
pemimpin. Bila Indonesia mampu mempersiapkan dan membangun
kualitas penduduk usia produktif ini, maka dapat diprediksi
Indonesia dapat mengalami demography boom. Jika hal tersebut
terjadi, Indonesia dapat mengalami pembangunan yang cepat dan
berkualitas.

236
Mewujudkan Kemandirian dan Karakter Indonesia di 2045
Pembangunan SDM menjadi kunci untuk menjawab
tantangan-tantangan yang akan dihadapi. Kita dapat belajar dari
Jepang setelah kejatuhannya karena tragedi Hiroshima-Nagasaki,
yang dibangun pertama adalah SDMnya melalui jalur pendidikan.
Untuk mensukseskan perencanaan Indonesia 2045, kita perlu ahli di
berbagai bidang. Bukan ahli yang didatangkan dari asing, namun
pribumi dari bangsa ini. Karena bangsa kita sendirilah yang akan
membuat Indonesia menjadi mandiri. Dibutuhkan sistem
pendidikan yang baik dan instansi pendidikan yang handal untuk
melahirkan ahli dibidangnya masing-masing.
Akan tetapi, tuntutan pendidikan masa kini tidak hanya
mengandalkan proses kognitif. Transfer nilai afektif dan
psikomotorik sangat perlu bagi pendidikan bangsa ini, agar nantinya
pemimpin bangsa yang dicetak bukanlah pemimpin bangsa yang
berpenyakit, korup dan tak beretika. Jika pemimpinnya berpenyakit,
ilmu pengetahuan bukan dimanfaatkan untuk mensejahterahkan
masyarakat, melainkan untuk berkuasa dan menipu. Maka sangat
tepat jika kita mulai merumuskan pendidikan yang berkarakter
untuk mencetak pemimpin bangsa yang berkualitas. Dalam
membangun Indonesia yang berkarakter, dapat dilakukan agenda
10 tahunan untuk mencapai tujuan tersebut:
1. Sepuluh tahun pertama. Pembangunan kekuatan dan kualitas
calon pemimpin bangsa (pelajar dan pemuda) dengan
mengoptimalkan sistem pendidikan sebagai pendukung
terwujudnya Indonesia mandiri dan berkarakter serta
berorientasi ke masa depan, sehingga memiliki sumber daya
yang siap menjadi aktor dan subyek gerakan.

237
2. Sepuluh tahun kedua. Diarahkan pada transformasi (perubahan
cepat kearah kemajuan) pembentukan karakter dan
kemandirian secara massif dalam diri masyarakat Indonesia
melalui sistem pendidikan berkualitas baik melalui pendidikan
formal, informal dan nonformal.
3. Sepuluh tahun ketiga. Perjuangan pembentukan masyarakat
yang berkarakter demi terwujudnya Indonesia emas yang
terus menerus dilakukan hingga eksistensi bangsa Indonesia
tidak pudar di mata dunia.

Apa yang dilakukan Saat Ini


Pertanyaannnya kemudian, apa yang dapat saya lakukan dan
generasi muda masa kini lakukkan untuk mewujudkan Indonesia
emas 2045? Setiap generasi muda Indonesia harus terlibat dalam
setiap tahapan pembangunan Indonesia sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing. Setiap pemuda perlu menempuh
pendidikan yang lebih tinggi agar memiliki wawasan global dan
mampu memahami kondisi riil bangsa ini secara kontekstual
maupun konseptual.
Saya sendiri serupa, terus mengembangkan diri agar siap
membawa estafet kepemimpinan bangsa di masa depan. Terus
belajar dan mengenyam pendidikan hingga tingkat paling akhir.
Berperan dalam pembangunan sesuai bidang yang saya tekuni yaitu
pendidikan sains. Saya memiliki mimpi untuk menjadi pendidik dan
dosen. Berperan sebagai pendidik anak bangsa untuk menyiapkan
pemimpin Indonesia yang mumpuni di masa mendatang. Mimpi
saya tidak hanya sekedar menjadi pendidik yang mentransfer ilmu
pengetahuannya, tetapi pendidik yang mampu menginspirasi

238
peserta didiknya untuk melakukan perubahan. Menyadarkan
peserta didik bahwa mereka bukan hanya menjadi objek perubahan
melainkan subjek perubahan itu sendiri.
Jika mendapat kesempatan yang baik, saya dapat melibatkan
diri untuk menjadi penentu kebijakan sistem pendidikan Indonesia.
Sehingga saat ini saya perlu mengumpulkan gagasan-gagasan yang
layak diperjuangkan demi kepentingan pendidikan Indonesia. Maka
saya libatkan diri saya dalam berbagai kegiatan sosial, pendidikan,
pergerakan, dll untuk menimba ilmu tersebut, untuk membuka
wawasan global yang ada. Menjadi pendidik bagi saya bukan
merupakan panggilan profesi, tapi menjadi pendidik bagi saya
merupakan kewajiban bagi setiap yang berilmu.

239
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab Solichin, 2006, Pengambilan Keputusan, Partisipasi


dalam kegiatan pembangunan.
Abdurachman, Kepemimpin Karya di Indonesia, Bandung : Seskoat
Lembang, 2008.
Adair, John. Creativity and Innovation. 2004. London : thorogood
publishing
Akdon. 2010. Manajemen stratejik untuk manajemen pendidikan.
Bandung Alfabeta.
Albert Einstein, Leadership and Management : Pergamon Flexible
Learning Publisher; Oxford; 2004.
Bryson, J. M. Mansour Fakih. 2008. Perencanaan Strategis bagi
Organisasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Budiyanto.2006. Kewarganegaraan. Erlangga, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa.
Effendi, Usman. 2015. Asas Managemen. Jakarta : Rajawali Pers.
Esther Cameron & Mike Green, Making Sense Of Management
Techniques Of Organizational Change Second edition 2009.
Hendra Gunawan. 2013. Indonesia 2045.
Irham Fahmi, Manajemen Pengambilan Keputusan, Teori dan
Aplikasi, Alfhabeta Bandung, 2013
Jurnal: Dr. H. Sugiharto, SE,. MBA. 2012. Menyongsong Indonesia
Emas 2045.
Korten, David. C. 1984. Strategic Organization for People-Centered
Development. Wiley-Blackwell: United States of America.

240
Kris Budiharjo, Semangat Revolusi Mental, Jakarta : Rumah Koalisi
Indonsia Hebat, 2014.
Marimin, Nurul Maghfiroh, Aplikasi teknik pengambilan keputusan
dalam manajemen rantai pasok, Kencana Bogor IPB Press,
2010 Mas Agung, Jakarta.
Michael & Peter. 2006. The Manager as Mentor; Greenwod
Publishing Group; Westport, Connecticut.
Muhammad, Suwarsono. 2008. Manajemen Strategik: Konsep dan
Kasus. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Nawawi, Hadari. 2006. Kepemimpinan Mengefektifkan organisasi.
Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.
Poerwadarminta W. J. S. 1995. Kamus umum bahasa Indonesia.
Balai pustaka, Jakarta.
Prajudi Atmosudirjo, Beberapa Pandangan Umum tentang
Pengambilan Keputusan (Decisionsd makin), Jakarta : Balai
Pustaka, 1996.
Prawiradilaga Salma Dewi dan Eveline. 2004. Mozaik Teknologi
Pendidikan. Fajar Interpratama Offset, Jakarta.
Richard L. Levin dkk, Pengambilan Keputusan secara kuantitatif,
Edisi Ketujuh, Rajawali Pers.
Robbins, Stephen P. 2012, Management, Pearson Education, Inc.,
publishing as Prentice Hall, One Lake Street, Upper Saddle
River, New Jersey.
Robbins, Stephen P. 2012, Organizational Behavior Pearson
Education, Inc., publishing as Prentice Hall, One Lake
Street, Upper Saddle River, New Jersey
Salusu, J. 2005. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi
Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta : PT. Gramedia.

241
Samsul Hadi, Revolusi Mental Menuju Indonesia Hebat, Jakarta :
Rumah Koalisi Indonesia Hebat, 2014.
Sarwono Prawirohardjo, Leadership dalam Pekerjaan, Jakarta :
Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2001.
Schein, E. H. 1992, Organizational Culture and Leadership.
Siswanto. 2005. Pengantar Managemen. Jakarta : Jl. Sawo Raya
No:18.
Situs Resmi BKKBN. 2013. Bonus Demografi.
Slamet Iman Santoso, Ceramah Umum Tentang Kepemimpinan,
Jakarta : Gedung Kebngkitan Nasional, 25 Juni 1977
SP. Siagian, 2003, Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan, CV
Haji
Stephen R.Covey, 2011, Edition 7th Habits of Highly Effective People
Tabloid PC Mild. Edisi 23/2007 dan Edisi 03/2008.
The World Bank. 2013. Age Dependency Ratio (% of Working-Age
Population).
The World Bank. 2013. How We Classify Countries?
Thomas dan Bennis, 2004, Dynamic of Organizational Change and
Learning, Edited by JJ Bonstra,
W. Chan Kim Renée Mauborgne, 2005, How to Create Uncontested
Market Space and Make the Competition Irrelevant,
Harvard Business School Publishing Corporation,
W.A Gerungan, Psychologi Sosial, Jakarta : Rajawali Pers, 1999.
Y. Wayong, Pemimpin Kantor, Jakarta : Ihtiar Baru, 2002
Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. BIGRAF
Publishing, Yogyakarta.
Zen Lessons, The Art of Leadership, Thomas Clearly; Shambahala
Publisher; Boston, Massachusetts; 1989.

242
RIWAYAT PENULIS

Iswadi, M. Pd dilahirkan di desa Mesjid Laweung, 01 November


1979 sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara. Ayahnya
bernama Mohd Amin dan Ibu bernama Hamidah. dia telah
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (2005) kemudian
melanjutkan Kursus Perguruan Lepas Ijazah (KPLI) di Institut
Perguruan Darul Aman Malaysia (2006) dan menyelesaikan
program Magister Pendidikan di Unsyiah (2009). Sejak sekolah
dasar hinggga sekolah menengah penulis selalu optimis belajar. Hal
itu membawa nya ke luar negeri ketika selesai menempuh Program
Sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Serambi Mekkah Aceh.
penulis mendapatkan beasiswa penuh dari pemerintah Malaysia
pada tahun 2006. Selanjutnya, prestasi yang sudah dia ukir di
bangku sarjana dan KPLI tidaklah cukup bagi nya untuk mengabdi
kepada nusa dan bangsa. Tahun 2007 dia terus berusaha untuk
menjadi yang terbaik untuk Indonesia dengan kuliah melalui
Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) yang merupakan program
beasiswa dari Dikti untuk dosen di Magister Administrasi
Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Alhasil juga lulus tepat waktu
pada Tahun 2009, dan saat ini sedang menyelesaikan studi di
program doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
dengan program Beasiswa Pendidikan dari Pemerintah RI, saat ini

243
penulis juga berprofesi sebagai dosen tetap di STKIP Kusuma
Negara Jakarta, Kegiatan mengajar telah di mulai sejak masih
mahasiswa tahun 2004, yaitu sejak menjadi staf pengajar di
pesantren Oemar Dian Indrapuri Aceh Besar dilanjutkan dengan staf
pengajar di SMA Negeri 5 Banda Aceh, SMA Negeri 4 Banda Aceh,
staf SMA Negeri 10 Fajar Harapan, MAS Ruhul Islam Anak Bangsa
dan SMA Lab School Unsyiah. Disamping itu, begitu selesai
pendidikan sarjana di Universitas Serambi Mekkah Aceh, dia
langsung menjadi asisten dosen di fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry
Banda Aceh. Selanjutnya dia juga aktif sebagai dosen STIK
Pantekulu Banda Aceh. Sekembali dari studi di Malaysia tahun 2006
dia langsung diangkat menjadi Dosen tetap di Universitas Serambi
Mekkah Aceh. Namun tetap aktif mengajar di PTS lainnya seperti
Universitas Abulyatama Aceh, Universitas Iskandar Muda Aceh,
STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, Akademi Kebidanan
Saleha Banda Aceh, dan sejak tahun 2015 telah pindah unit kerja
menjadi dosen tetap di STKIP Kusuma Negara Jakarta sekaligus
dosen lepas di Universitas Mr. Moestopo (beragama) Jakarta. Di
bidang birokrasi akademik dia pernah menjabat sebagai Pembantu
Dekan III FKIP Universitas Serambi Mekkah Aceh. Kiprah nya di
bidang politik juga pernah berperan sebagai Ketua Rumah Kreasi
Indonesia Hebat Provinsi Aceh periode 2014-2019, yaitu salah satu
organisasi relawan Jokowi-JK pada saat pilpres tahun 2014 lalu dan
sukses bersama tim mewujudkan kemenangan Jokowi-JK sebagai
presiden dan wakil presiden periode 2014-2019.

Di samping itu, dia aktif juga di bidang sosial karena saat ini
dia sedang menjabat sebagai Ketua Lembaga Cegah Kejahatan
Indonesia (LCKI) Aceh periode 2015–Sekarang. Di bidang

244
pendidikan, dia pernah menjadi Koordinator Tim Perumus
Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud RI Tahun
2015. Penulis bersama tim akademisi sudah berhasil merumuskan
prosiding dan jurnal dari karya-karya guru se-Indonesia.

245

Anda mungkin juga menyukai