PERILAKU ORGANISASI
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
Puji syukur saya ucapkan selaku penulis kepada Allah SWT atas rahmat-Nya,
Alhamdulillah saya selaku penulis dan anggota kelompok saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kepemimpinan Dalam Organisasi”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah PERILAKU ORGANISASI .
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih terdapat banyak kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-teman saya
harapkan demi penyempurnaan makalah ini dan agar dalam pembuatan makalah-makalah
selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.
Saya bersama anggota kelompok saya berharap, semoga makalah yang kami buat
ini berguna dan bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan Dalam Organisasi, Tujuan, Fungsi , Peranan dan
Contohnya ....................................................................................................... 3
B. Teori-Teori Kepemimpinan ...................................................................... 7
C. Kepemimpinan Efektif .............................................................................. 10
D. Syarat-Syarat Kepemimpinan .................................................................. 12
E. Prinsip-prinsip Kepemimpinan Organisasi ............................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan
interaksi di setiap pekerjaanya baik dengan lingkungan maupun dengan sesama manusia.
Manusia hidup secara berkelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok besar. Oleh
sebab itu di antara anggota kelompok tersebut memerlukan pemimpin untuk dapat
mempersatukan mereka di dalam satu visi dan misi. Untuk mengelolanya diperlukan
pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat sehingga dapat mempersatukan
dan menjadi panutan bagi kelompoknya.
Sama halnya dengan organisasi, karena didalam organisasi selalu terjadi kegiatan atau
interaksi yang melibatkan lebih dari satu individu. Maka dari itu setiap organisasi
memerlukan pemimpin untuk membimbing para anggotanya untuk dapat menjadi satu
kesatuan sehingga dapat mempersatukan pikiran pikiran dari anggotanya dalam satu tujuan
satu visi dan satu misi. Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit dan tidak mudah dalam
menjalankan semua elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang
pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus
dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam berpikir dan berbuat menjadi pertimbangan
yang sangat urgen diperhatikan.
Beragam kepemimpinan yang dibuat oleh setiap pemimpin di dunia ini. Cara dan
pandangan mengenai suatu permasalahan menjadi daya dari kepemimpinan seseorang. Maka
tidak bisa dielakkan lagi kalau menjadi seorang pemimpin memiliki tanggung jawab dan
peran yang sangat berat. Tetapi itu semua bisa diatasi bila ia memiliki cara dan strategi yang
baik dan sesuai dengan kondisinya. Maka penyusun mencoba menguraikan materi
kepemimpinan dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Apa fungsi kepemimpinan?
3. Apa saja teori-teori kepemipinan?
4. Bagaimana tanda-tanda kepemimpinan yang efektif?
5. Apa saja syarat kepemimpinan?
6. Apa asas-asas kepemimpinan?
7. Apa saja prinsip-prinsip kepemimpinan?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui secara jelas tentang kepemimpinan mulai dari pengertian, fungsi,
syarat, dan kepemimpinan yang efektif.
2. Untuk memahami bagaiman menjadi pemimpin yang efektif.
3. Untuk mengetahui asas-asas yang ada pada kepemimpinan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan Dalam Organisasi,
Tujuan, Fungsi , Peranan dan Contohnya
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk
mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai
target (goal) organisasi yang telah ditentukan.
Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan sebagai ketua
(kepala) dalam sistem di sebuah organisasi/ perusahaan.
Dalam berbagai aspek, pengertian kepemimpinan dalam organisasi menjadi hal yang
krusial. Dua orang konsultan pengembangan diri, Jack Zenger dan Joseph Folkman
menerbitkan hasil sebuah penelitian yang mereka hubungkan dengan skill yang wajib
dimiliki oleh pemimpin. Skill ini nantinya yang akan membuat para leader sukses dalam
semua bidang organisasi, termasuk bisnis.
Menurut beberapa para ahli, baik para ahli dari Indonesia maupun dari luar negeri, pernah
menjelaskan mengenai definisi kepemimpinan, diantaranya adalah:
1. Wahjosumidjo (1987:11)
Menurut Wahjosumidjo pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang ada pada diri
seorang leader yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti:
Kepribadian (personality)
Kemampuan (ability)
Kesanggupan (capability)
Kepemimpinan merupakan rangkaian aktivitas pemimpin yang tidak dapat dipisahkan
dengan kedudukan, gaya dan perilaku pemimpin tersebut, serta interaksi antara pemimpin,
pengikut dan situasi.
2. Sutarto (1998b:25)
Menurut Sutarto arti kepemimpinan adalah rangkaian aktivitas penataan berupa
kemampuan seseorang dalam mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. S. P. Siagian
Menurut S. P. Siagian pengertian kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan
seseorang ketika menjabat sebagai pimpinan dalam suatu organisasi untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, khususnya bawahannya agar berpikir dan bertindak sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
4. Moejiono (2002)
3
Menurut moejiono pengertian kepemimpinan adalah kemampuan dalam memberikan
pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki beberapa kualitas tertentu yang
membuatnya berbeda dengan pengikutnya.
6. Stoner
Menurut Stoner pengertian kepemimpinan adalah sebuah proses mengarahkan dan usaha
dalam mempengaruhi kegiatan yang berkaitan dengan anggota kelompok atau organisasi.
9. Ralph M. Stogdill
Menurut Ralph M. Stogdill defenisi kepemimpinan adalah suatu proses memberikan
pengaruh terhadap berbagai kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha
mereka menetapkan dan mencapai target.
Kepemimpinan adalah sarana penting untuk mencapai tujuan. Dengan memperhatikan apakah
tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa
mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang.
4
b. Memotivasi Orang Lain
Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang lain menjadi termotivasi,
mempertahankan serta meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain,
pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memotivasi pengikut/ bawahan untuk
mencapai tujuang yang diinginkan.
3. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan
bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
d. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan
pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera
diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel
yang elah ditetapkan dalam rencana .
5
Keputusan – keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut
perhitungan – perhitungan secara teknis agar diambil dengan bantuan seorang ahli dalam
bidang yang akan diambil keputusannya.
f. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya.
Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya
agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya.
Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan
dihargai oleh pemimpinnya
6
f. Memiliki Hubungan Erat
Pengertian kepemimpinan juga harus mengikutsertan hubungan yang erat antar anggota. Ia
percaya pada bawahan dan begitu sebaliknya. Seorang pemimpin memikul tanggung jawab
yang besar atas pekerjaan timnya. Itu artinya hubungan yang baik di lingkaran mereka harus
tercipta dengan baik.
g. Bersikap Profesional
Seorang pemimpin juga harus memiliki keahlian yang khusus. Tentu saja untuk membimbing
timnya.
h. Memberikan Strategi
Pemimpin tentu saja memiliki visi jangka panjang. Ia tahu bagaimana menghindari kesalahan
fatal yang berakibat pada perkembangan bisnis. Mereka kadang dituntut menjadi orang yang
taktis dalam menghadapi persaingan pasar.
i. Bersifat Membangun
Pengertian kepemimpinan menurut temuan Jack Zenger dan Joseph Folkman ini juga
mengikutkan aspek pembangunan. Maksudnya, pemimpin yang baik hendaknya terus belajar
mengembangkan skill teknis dan profesionalitasnya. Mereka mencari karyawan yang paling
menjanjikan dan memberikan training yang baik sehingga bisa menjadi generasi penerus
perusahaan.
j. Melakukan Inovasi
Dalam bidang bisnis, inovasi bukan lagi barang baru. Bahkan secara langsung pasar
menggeret pelaku bisnis dan perusahaan untuk terus berinovasi agar bisa bertahan di tengah
kompetisi yang ketat.
B. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori Karakter
Adalah suatu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik atau sifat-sifat
yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan seorang pemimpin. Karakteristik yang
dapat diperhatikan seperti intelegensia, kepribadian, karakter fisik, kemampuan pengawasan
dan sebagainya.
Intelegensia, seorang pemimpin lebih cerdas dari pengikut. Namun perbedaan
intelegensia dapat menimbulkan masalah antara pemimpin dan pengikut. Kelebihan
kecerdasan pemimpin mampu membuat kepemimpinan lebih efektif.
Kepribadian, seorang pemimpin memiliki sifat siaga, integritas pribadi, percaya diri, dan
penuh inisiatif. Pada prinsipnya ada kepribadian tertentu yang membedakan pemimpin dan
bukan pemimpin.
Karakteristik fisik, seorang pemimpin dapat terlihat dari karakteristik fisik. Dengan
pengertian lain menganggap sifat-sifat fisik membedakan antara pemimpin dan bukan
7
pemimpin (penampilan). Akan tetapi anggapan ini menimbulkan diskusi yang cukup tajam.
Kenyataan banyak menunjukkan sulit melihat efektifitas pemimpin dari penampilan fisik.
Kemampuan pengawasan. Ghiselli (dalam Rasimin, 2004) menemukan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara tingkat pengawasan dengan tingkat hirarki. Krikpatrick dan
Locke menambahkan bahwa pemimpin tidak harus memiliki intelegensi yang tinggi akan
tetapi harus memiliki “hal-hal yang tepat atau karakter/sifat untuk menjadi efektif.
Adapun hal lain yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah: ambisi dan
energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran, kepercayaan diri, sosiabilitas, pengetahuan dan
stabilitas emosi.
Alasan teori ciri kurang tepat di dalam menerangkan efektifitas kepemimpinan. Karena
mengabaikan pengikut, kurang mampu menjelaskan pentingnya ciri, dan mengabaikan faktor
situasional.
Hasil ringkasan Stogdill terhadap penelitian karakteristik selama 70 tahun sebagai
berikut:
1. Pemimpin mempunyai rasa tanggungjawab yang kuat dan keinginan menyelesaikan
tugas.
2. Keras hati dalam mencapai tujuan.
3. Suka berpetualang dalam menyelesaikan masalah.
4. Dorongan berinisiatif dalam situasi sosial.
5. Rasa percaya diri dan memiliki identitas pribadi.
6. Kemauan menerima konsekwensi atas keputusan dan tindakan yang dilakukan.
7. Kesiapan menerima tekanan.
8. Kemauan memberi toleransi terhadap frustrasi dan penundaan.
9. Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain.
10. Kapasitas membuat struktur sistem interaksi sosial sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki.
2. Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan adalah teori-teori yang mengemukakan bahwa perilaku
spesifik membedakan pemimpin dari bukan pemimpin. Dalam teori perilaku terdapat dua
pendekatan yaitu: job centered dan employee centered.
Job centered adalah pemimpin yang berpusat pada pekerjaan, yang mengawasi secara
ketat dan memperhatikan kerja orang lain. Sedangkan employee centered adalah
memperhatikan hubungan dengan karyawan, memperhatikan kepuasan pengikut.
3. Kepemimpinan Kontingensi
Kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Menurut Fiedler prestasi kerja
suatu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari kepemimpinan dan sejauh mana
pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi tertentu. Kepemimpinan
dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh.
1. Kepemimpinan yang efektif terletak pada “belajar menjadi pemimpin yang baik”
2. Penolakan terhadap pemikiran “satu jalan yang terbaik”.
3. Perilaku pemimpin yang sesuai tergantung pada karakteristik tertentu dari pemimpin,
situasi yang dihadapi dan bawahan (mereka yang dipimpin).
8
Dasar teori kontingensi ialah perilaku pemimpin berubah sesuai dengan keadaan tertentu.
Terdapat dua hal pertimbangan penting:
1. Sampai sejauh mana situasi memberikan pemimpin kekuatan dan pengaruh yang
diperlukan agar efektif
2. Sampai sejauh mana pemimpin dapat meramalkan efek dari gaya pemimpin pada perilaku
atau prestasi pengikut
Efektifitas kepemimpinan menurut Fiedler tergantung pada interaksi antara gaya
kepemimpinan dengan situasi yang mendukung, sebagai berikut:
1. Struktur kebutuhan pemimpin; apakah motivasi pada pencapaian tugas atau hubungan
antar pribadi.
2. Kendali situasi pemimpin, yaitu keyakinan pemimpin bahwa tugas bisa diselesaikan.
Kendali situasi adalah fungsi dari; hubungan pemimpin-anggota (tingkat keyakinan,
kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka), struktur tugas (tingkat di
mana penugasan pekerjaan diprosedurkan yakni terstruktur atau tidak terstruktur), dan
kekuasaan jabatan (tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin mempunyai variabel
kekuasaan seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan
menaikan gaji)..
3. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dengan kendali situasi. Fiedler mengevaluasi
situasi dalam ketiga variabel kemungkinan tersebut (hubungan pemimin-anggota, struktur
tugas dan kekuasaan jabatan). Hubungan pemimpin-anggota baik atau buruk, struktur tugas
tinggi atau rendah, kekuasaan jabatan kuat atau lemah. Fiedler menyatakan bahwa makin baik
hubungan pemimpin-anggota, makin terstruktur pekerjaan itu, dan makin kuat kekuasaan
posisi, makin banyak kendali atau pengaruh yang dimiliki pemimpin itu.
9
C. Kepemimpinan Efektif
Mempertajam kekuatan
Seorang ahli di bidang emotional intelligence, Daniel Goleman, melakukan penelitian
terhadap gaya kepemimpinan di 500 perusahaan dan menemukan beberapa tipe
kepemimpinan yang menonjol, misalnya melihat jauh ke depan (visionary), demokratis, dan
senang melatih. Nah, carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai
gaya kepemimpinan Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas
Anda. Gaya tersebut juga akan menjadi kekuatan yang akan mengantarkan Anda pada
kesuksesan di dunia karier.
10
Untuk bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah
dan karyawan yang ada di bawah atasan, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat
untuk dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya. Setelah itu, lihat
hasilnya dan lakukan evaluasi jika hasilnya belum maksimal.
Ciptakan tujuan
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, seseorang harus bisa mengomunikasikan
tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai oleh timnya. Dengan mengomunikasikan, ini akan
membuat bawahan merasa terpacu untuk mencapai target, dan atasan sang pemimpin juga
bisa melihat bahwa pemimpin ini bisa membimbing anak buahnya.
Untuk bisa menemukan tujuan dan visi yang tepat, pelajarilah semua hal yang terjadi di
luar perusahaan. Setelah itu, tentukan tujuan, bangun kerja tim, dan gerakkan mereka semua
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pemberi semangat
Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan semangat dan
mampu memotivasi karyawannya. Pemimpin haruslah bisa menempatkan dirinya sebagai
seorang motivator saat karyawannya menemui halangan.Seorang pemimpin harus bisa
melihat potensi setiap karyawannya hingga tiap karyawan bisa memberikan yang terbaik bagi
perusahaan. Karena itulah, seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya pada
dirinya sendiri, ”apa yang bisa saya berikan pada tim saya hari ini?”
Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu, ciptakan
waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar pekerjaan.
11
3. Fungsi Kepemimpinan Yang Efektif
Fungsi seorang pemimpin yang efektif adalah:
Membantu mencapai sasaran organisasi
Menggerakan anggota menuju sasaran tersebut
Mewujudkan interaksi dan keterikatan antar individu
Memelihara kekuatan dan kohesi anggota.
12
mempertanggungjawabkan atas akan pekerjaannya melalui prosedur yang sesuai dengan
persyaratannya yang ditentukan. Diantaranya Ordway Tead dalam bukunya The Art Of
Leadership, mengemukakan sepuluh syarat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin
yaitu:
Memiliki energy fisik dan ketegapan tubuh
Perhatian pada tujuan dan pemberian petunjuk
Semangat yang bergelora
Keramahan dan kasih sayang
Kejujuran
Keahlian teknis
Ketegasan
Kecerdasan
Keahlian mengajar
Kuat iman
Karena seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya,
maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang
dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda
menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar
belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini
akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli,
pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu.
Ada beberapa syarat-syarat kepemimpinan yang harus ada dalam seorang pemimpin.
Syarat-syarat tersebut merupakan hal yang pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin agar
dalam memimpin ia mempunyai kekuasaan dan wibawa sebagai seorang pemimpin. Menurut
Stogdill dalam bukunya Personal Factor Associated with Leadership yang dikutip oleh
Kartini Kartono dalam bukunya Pemimpin dan Kepemimpinan mengatakan bahwa pemimpin
itu harus mempunyai kelebihan, yaitu:
Kapasitas meliputi: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara dan
kemampuan menilai.
Ilmu pengetahuan yang luas
Tanggungjawab, mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan
punya hasrat untuk unggul.
Partisipasif aktif, memiliki sosialbilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif,
atau suka bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
Status meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar
(Kartono, 1994).
13
Kesadaran akan tujuan dan arah yaitu ia memiliki keyakinan yang teguh akan
kebenaran dan kegunaan dari semua perilaku yang dikerjakan, dia tahu kemana arah
yang akan ditujuanya, serta memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun kelompok
yang dipimpinnya.
Antusiasme dalam melakukan pekerjaan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat,
berarti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, memberikan
sukses, dan menimbulkan semangat serta spirit de corps.
Keramahan dan kecintaan ialah pemimpin harus mempunyai rasa kasih sayang, cinta,
simpati yang tulus, disertai kesediaan berkorban bagi pribadi-pribadi yang disayangi.
Integritas ialah pemimpin harus mempunyai sifat terbuka, kejujuran, ketulusan hati
serta sejiwa dan seperasaan dengan anak buahnya.
Penguasaan teknis, pemimpin harus mempunyai kemahiran teknis tertentu, agar ia
mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin kelompoknya.
Ketegasan dalam pengambilan keputusan, adalah pemimpin harus dapat mengambil
keputusan secara tepat, tegas dan tepat, sebagai hasil dari kearifan dan
pengalamannya.
Kecerdasan adalah kemampuan pemimpin untuk melihat dan memahami dengan,
mengerti sebab dan akibat kejadian, menemukan hal-hal yang krusial dan cepat
menemukan cara penyelesaiannya dalam waktu singkat. Kecerdasan dan originalitas
yang disertai dengan imajinasi tinggi dan rasa humor, dapat dengan cepat mengurangi
ketegangan dan kepedihan-kepedihan tertentu yang disebabkan oleh masalah-masalah
sosial yanmg gawat dan konflik-konflik ditengah masyarakat.
Keterampilan mengajar ialah pemimpin harus mampu menuntun, mendidik,
mengarahkan, mendorong dan menggerakan anak buahnya untuk berbuat sesuatu
yang baik.
Kepercayaan (faith) adalah pemimpin harus memiliki keprcayaan terhadap anak
buahnya.
Abdul Sani dalam bukunya Manajemen Organisasi mengemukakan adanya beberapa
syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimipin supaya dalam memimpinnya bawahannya
lebih efektif yaitu:
Kemampuan pengawasan dalam kedudukan atau pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain (para
bawahan).
Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian tanggungjawab dan
keinginan untuk sukses.
Kecerdasan, mencakup kebijaksanaan, pemikiran, kreatif dan daya pikir.
Ketegasan atau kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan dan memecahkan
masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
Kepercayaan diri atau pandangan terhadap dirinya sebagai kemampuan untuk
menghadapi masalah-masalah.
Inisiatif atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung mengembangkan
serangkaian aktivitas dan menemukan cara-cara baru atau inovasi (Sani, 1987).
14
Dari uraian di atas syarat menjadi seorang pemimpin adalah mampu melaksanakan fungsi
manajemen, mampu memberikan penghargaan kepada para bawahan, cerdas, tegas dalam
membuat suatu keputusan, percaya diri serta mempunyai pemikiran yang inovatif.[3]
Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal
dari orang-orang yang dipimpinnya :
Kelebihan dalam bidang ratio
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas
organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan
organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang
dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.
Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi,
ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu
memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang baik kepada orang-
orang yang dipimpin
Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin
yang baik, yaitu memiliki:
Kekuatan atau energy, seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan
rohaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
Penguasaan emosional, seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan
tidak mudah marah dan putus asa.
Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan, seorang pemimpin harus dapat
mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain,
sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.
Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah,
dan ketekunan dalam bekerja.
Kecakapan berkomunikasi, kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan
dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari
pembicaraan.
Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan
memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan
gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.
Kecakapan bergaul, dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan
agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya
bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai
tujuan.
Kemampuan teknis kepemimpinan, mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu
merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan,
mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan
15
Syarat-syarat Kepemimpinan Berdasarkan Falsafah Pancasila
Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan
teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya. Dalam amanatnya mengenai masalah
kepemimpinan berdasarkan falsafah Pancasila, Jenderal Soeharto menyimpulkan beberapa
sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu sebagai berikut:
Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu kesadaran beragama dan beriman teguh
Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-tauladan yang baik di hadapan anak
buah.
Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan menggugah semangat di tengah-tengah
masyarakat (anak buah).
Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik dan mendorong dari belakang
kepada anak buah.
Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan berani mengoreksi anak buah.
Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan
Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan terhadap bawahan, dari bawahan
terhadap atasan dan juga ke samping.
Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan membatasi penggunaan dan pengeluaran
segala sesuatu untuk keperluan yang benar-benar penting.
Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan, keikhlasan, dan keberanian untuk
mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan
tugas dan tanggung jawab serta kedudukan kepada generasi muda guna diteruskannya
Bekal Minimal Seorang Pemimpin
Menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-
asalan memang tidak dituntut syarat tertentu/minimal. Seorang pemimpin semestinya
memiliki bekal-bekal minimal sebagai berikut:
Memiliki Kharisma
Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus
siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan banyak
orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin
adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya.
Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma. Karakteristik pemimpin yang
punya karisma adalah:
Perilakunya terpuji
Jujur dan dapat dipercaya
Memegang komitmen
Konsisten dengan ucapan
Memiliki moral agama yang cukup.
16
Memiliki Keberanian
Tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian
berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran.
Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar,
memegang teguh pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil resiko, dan
berani bertanggungjawab.
Memiliki Kemampuan Mempengaruhi Orang Lain
Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya
mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya
berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi
orang lain antara lain:
Membuat orang lain merasa penting
Membantu kesulitan orang lain
Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif
Tidak merendahkan orang lain
Memiliki kelebihan atau keahlian.
17
Perilakunya mampu dijadikan contoh.
18
Berilmu
Karena dengan ilmu ini maka akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik
dalam bentuk pembangunan fisik maupun spiritual, baik pembangunan infrastruktur
maupun pembangunan manusianya itu sendiri.
Jujur
Apa yang disampaikan kepada masyarakat tentunya harus dilaksanakan, dan apa yang
dikatakannya harus sesuai hendaknya dengan perbuatannya.
Tegas
Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas maksudnya adalah yang benar katakan benar
dan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum yang sesuai dengan
Allah, SWT dan rasulnya.
Amanah
Melaksanakan aturan-turan yang ada dengan sebaik-baiknya dan bertanggungjawab
terhadap peraturan yang telah dibuat.
Imam al-Mawardi menetapkan tujuh syarat bagi seorang khalifah atau pemimpin yaitu :
Adil
Berilmu sampai taraf mujthaid
Sehat jasmani
Cerdas
Memiliki kemampuan untuk memimpin
Berani berkorban untuk mempertahankan kehormatan dan berjihad dengan musuh
Keturunan Quraisy
Ibnu Khaldun Menetapkan syarat Khalifah hanya empat yaitu :
Berilmu sampai tahap mujtahid
Adil
Kifayah atau memilki kesanggupan bersiasah
sehat jasmani dan rohani.
Abdul qodir Audah menetapkan syarat Khalifah delapan Syarat:
Islam
Diharamkan mengangkat pemimpin seorang kafir (Surah ali Imran ayat 28) karena
tidak mungkin kepala Negara yang kafir bisa melaksanakan hukum syari'at yang hal
tersebut merupakan tugas khalifah. Dengan begitu diharamkan juga mengangkat orang
kafir menjadi hakim, karena ditangan hakim kekuasaan hukum ditegakkan (An-Nisa' ayat
141).
19
Pria
Wanita menurut tabiatnya tidak cakap untuk memimpin Negara, karena jabatan itu
memerlukan kerja keras seperti memimpin tentara dan mengurus berbagai persoalan.
Taklif sudah dewasa
Dimana jabatan khalifah adalah penguasaan atas orang lain. 4. Ilmu Pengetahuan Ahli
dalam hukum Islam sampai bila mungkin mencapai taraf mujtahid. Bahkan dituntut
mengetahui Hukum internasional , Traktat dan perdagangan internasional dll.
Adil menghiasi diri dengan sifat kemuliaan dan akhlakul karimah terhindar dari sifat
fasik , maksiat , keji dan munkar.
Kemampuan dan kecakapan mampu membimbing umat ke jalan yang benar yang
dikehendaki syari'at.
Sehat jasmani dan rohani khalifah tidak boleh buta, tuli, bisu dan cacat.
Keturunan quraisy dikalangan ulama terjadi perbedaan pendapat tentang hal ini.[8]
Untuk masalah persyaratan menjadi pemimpin bagi umat islam ada petunjuk dalam Al-qur’an
sebagai berikut:
Pemimpin harus orang beragama islam (terdapat dalam surah Al-maidah [5]:5)
Pemimpin harus orang yang mampu menjunjung tinggi kehormatan islam (Al-maidah
[5]57)
Pemimpin harus memerintah berdasarkan ajaran-ajaran/ petunjuk wahyu Allah (Al-
anbiyaa’ [21]:73)
Pemimpin harus orang yang selalu mengerjakan kebajikan, amal shaleh (Al-anbiyaa’
[21]: 73)
Pemimpin harus orang yang selalu menegakkan nilai-nilai Shalat di Masyarakat (Al-
anbiyaa’ [21]: 73)
Pemimpin harus orang yang dalam hidupnya terbukti telah menunaikan zakat. (Al-
anbiyaa’ [21]:73)
Pemimpin harus orang yang dalam keyakinannya, peribadatannya tidak
menyekutukan Allah. (Al-anbiyaa’[21]: 73)
Pemimpin yang harus memiliki sifat shobar (As-sajadah [32]: 24)
Pemimpin haruslah orang yang kuat keyakinannya pada kekuasaan Allah swt. (As-
sajadah [32]: 24)
Pemimpin haruslah orang yang berilmu.
Pemimpin haruslah orang yang bisa berbuat adil, meskipun kepada karib kerabatnya
sendiri.
Pemimpin haruslah orang yang bersyukur atas segala nikmat Allah Swt.
Pemimpin haruslah orang bekerja dengan tangannya sendiri.
Pemimpin haruslah orang yang bijaksana.
Pemimpin haruslah orang yang tidak mengikuti hawa keinginan-keinginan untuk
memuaskan dirinya sendiri.
20
Pemimpin haruslah orang yang berani mengakui kesalahannya bila ia salah dan
memohon maaf kepada Allah dan masyarakat yang dipimpinnya.
Pemimpin haruslah orang yang dianugerahi Allah kekuatan lebih dari orang
kebanyakan. Bisa berupa keleluasaan ilmunya, bisa berupa kharisma, kekuatajn
spiritual ataupun yang lain.
Tujuh belas persyaratan menjadi pemimpin tersebut diatas disarikan dari al-qur’an, dan
jika sungguh-sungguh diamalkan maka masyarakat akan mencapai keadilan, kemakmuran,
san kesejahteraan lahir maupun batin.
E. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
Dalam mengemban amanah dalam pendidikan perlu dipahami dan dilaksanakan prinsip-
prinsip kepemimpinan secara umum yang berlaku, yaitu:
Kapasitas Integratif
Prinsip kapasitas integratif adalah prinsip yang sangat penting bagi seorang
pemimpin, karena hanya dengan kapasitas yang demikianlah administrasi dan organisasi
dapat digerakkan sebagai suatu total sistem ke arah pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Integritas merupakan tindakan yang konsisten, baik di dalam maupun di luar nilai-nilai
batin. Pemimpin dengan integritas tinggi adalah sama di dalam dan di luar batinnya, dalam
makna apa yang ada di dalam diri maupun penampakan di permukaan. Dengan begitu
seorang pemimpin harus memiliki kepercayaan dari pengkutnya oleh karenanya harus
menampilkan integritas. Jujur transaksi, diprediksi reaksi, emosi terkontrol dengan baik, tidak
mudah marah. Selain itu pemimpin dengan integritas tinggi akan lebih mudh didekati oleh
pengikutnya.
Dengan prinsip ini seorang pemimpin pendidikan harus bisa menyatukan visi, misi, dan
tujuan yang hendak dicapai kepada seluruh civitas pendidikan agar dalam menjalankan fungsi
masing-masing berjalan sesuai dengan gerak dan langkah program-program yang
dicanangkan.
Kooperatif
Yaitu dalam proses kepemimpinannya kepala sekolah hendaknya mementingkan
kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya, karena dalam prinsip kooperatif ini
partisipasi harus ditingkatkan menjadi kerjasama yang dinamis. Dimana setiap anggota
disamping bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-masing, juga harus merasa
berkepentingan pada masalah yang menyangkut sukesnya pekerjaan anggota-anggota
yang lain. Dengan adanya perasaan dan kesadaran semacam itu, mungkin mereka akan
saling bantu-membantu serta bekerja sama dalam setiap usaha serta dalam memecahkan
masalah- masalah yang timbul dalam lembaga kerjanya, yang mungkin bisa menghambat
keberhasilan dalam mencapai tujuan dari lembaga kerja tersebut.
21
Dalam kepemimpinan kooperatif memungkinkan pekerjaan merupakan
tanggungjawab bersama dan adanya kerjasama yang baik antara subsistem yang ada di
dalam organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun kepemimpinan
kooperatif harus menyadari tidak semua pegawai mampu menjalin kerjasama, baik
dengan sesama rekan kerja maupun dengan atasannya. Dalam kaitannya dengan ini
terkadang terjadi kesenjangan antara bawahan dengan sesama bawahan maupun antara
bawahan dengan atasan. Untuk itu dibutuhkan prinsip-prinsip yang lain untuk mengatasi
hal tersebut. Setiap permasalahan yang timbul akan dapat diselesaikan dengan duduk
bersama untuk dibicarakan jalan keluar yang terbaik untk semua. Semua mempunyai hak
suara untuk mngemukakan pendapat dalam menentukan kebijakan. Seorang pemimpin
harus bisa mengokomodasi pendapat-pendapat tersebut dan merangkumnya dengan
kebijakan yang dapat diterima seluruh anggota.
Sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus berusaha membangkitkan dan
memupuk kesadaran pada setiap anggotanya agar mereka ikut bertanggung jawab, dan
selanjutnya ikut aktif dalam memikirkan serta memecahkan masalah-masalah yang
menyangkut perencanaan, program pendidikan dan pembelajaran. Karena keberhasilan
dalam memperoleh keputusan yang tepat maupun pemecahan masalah di suatu lembaga
pendidikan secara memuaskan hanya dapat dicapai melalui usaha pemimpin dengan
mengikut sertakan anggota-anggotanya.
Rasionalitas dan Obyektivitas
Yaitu sebagai pemimpin tidak akan berhasil apabila menggerakkan organisasinya
dengan cara emosional. Artinya jika emosi merajai cara berpikir seorang pemimpin, maka
rasionalitas dan obyektivitas akan berkurang dan yang pada gilirannya keputusan yang
dibuat tidak akan tepat. Kepemimpinan rasional ini ditandai dengan penampilan seorang
tokoh yang didasarkan pada kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya, semakin tinggi
kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya untuk
membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya
tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-
pihak yang berkepentingan di luar organisasi tersebut.
Dalam memandang atau memutuskan suatu masalah seorang pemimpin harus terbuka,
artinya memandang dari segala sisi dan kronologinya. Keterbukaan berarti mampu
mendengarkan ide-ide baru, bahkan mungkin tidak sesuai dengan cara berpikir biasa.
Keterbukaan dalam kepemimpinan akan membangun saling menghormati antara
pemimpin dan pengikut serta membuat tim secara baik dengan gagasan-gagasan baru
untuk mewujudkan visinya.
Artinya seorang pemimpin harus mengedepankan keadilan dalam memandang
permasalahan secara utuh, tidak berat sebelah. Dengan demikian orang-orang yang
dipimpin akan merasa terayomi dengan kejelasan status mereka, karena yang bersalah
akan mendapat hukuman dan yang berprestasi akan mendapat penghargaan.
Adaptabilitas dan Fleksibilitas
Yaitu jika ada pendapat yang mengatakan bahwa satu-satunya hal yang konstan di
dunia ini adalah perubahan, maka sikap kaku dan apriori akan merugikan seseorang
dalam menjalankan peranannya selaku pemimpin. Maka dari kefleksibelan suatu
22
organisasi akan menjamin hubungan kerja dan tata kerja yang sesuai denagn kenyataan
dan masalah baru yang muncul dan selalu berubah. Perubahan tersebut tidak bisa terlepas
dari berbagai hubungan kemanusiaan diantara anggota staf. Dengan demikian prinsip
fleksibilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi.
Adaptif berarti cerdas menyesuaikan diri dengan perubahan. Kepemimpinan adaptif
berarti kepemimpinan yang mudah menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan keadaan
baru. Perubahan selalu membentuk pandangan baru, dan pandangan baru akan
mempengaruhi berbagai peristiwa yang sedang berjalan. Bila pemimpin tidak
menyiapkan kepribadiannya untuk menjawab pandangan baru tersebut, maka dia akan
menghadapi kesulitan untuk mejalani perubahan itu.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat secara fleksibel
menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan perkembangan dan kondisi staf. Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, fleksibel mempunyai arti 1 lentur; mudah
dibengkokkan; luwes. Menurut definisi tersebut bukan berarti pemimpin seperti bunglon,
ikut sana ikut sini, tapi pemimpin akan mengambil sikap dalam menentukan kebijakan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dapat menguntungkan organisasi. Dalam bekerja,
pemimpin tidak sendirian. Ia membutuhkan staf atau pengikut yang membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan kepemimpinannya. Karena itu ia harus bisa menyesuaikan
kondisi dan tempat kerja serta tahu kondisi orang-orang yang bekerja bersamanya.
Adaptasi dibutuhkan supaya pemimpin tidak canggung dalam bekerja baik dalam bentuk
perintah kepada stafnya ataupun dalam pekerjaan yang harus diselesaikan bersama-sama.
Juga tak kalah pentingnya adalah kelenturan dalam memimpin. Apabila seorang
pemimpin kaku dalam kepemimpinannya, orang yang di sekitarnya akan enggan
mendekat bahkan tak peduli dengan apa yang menjadi tanggung jawabanya karena
pemimpinnya bertindak semaunya.
Dalam pelaksanaannya prinsip ini akan mendorong pemimpin untuk mengembangkan
semua potensi kemampuan sumber daya, khususnya sumber daya manusia menjadi lebih
dinamis, kreatif, dan inovatif dalam menjawab semua tantangan yang muncul. Seorang
pemimpin yang muncul untuk mengelola semua kekuatan dan menghilangkan semua
kelemahan dalam sebuah proses kerja yang selalu lebih peduli kepada kesatuan dan
keutuhan sumber daya manusianya dalam sebuah hubungan kerja yang harmonis dan
Kesuksesan kolaborasi kerja antara pemimpin dengan semua kekuatan sumber
dayanya, sebagai pemimpin ia harus menunjukkan kekuatan dirinya untuk bekerja
melewati semua batasan dan mampu membangun hubungan kerja yang harmonis antara
unit kerja dalam sebuah rangkaian gerbong organisasi yang utuh dan penuh. Sinergi tidak
pernah mengajarkan untuk terpisah-pisah, sinergi selalu berprinsip menjadikan semua
kekuatan organisasi dalam bentuk unit kerja-unit kerja menjadi satu kesatuan utuh dan
penuh dalam bentuk organisasi besar.
Delegasi
Yaitu sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus menyadari bahwa
kemampuannya sebagai manusia adalah terbatas, sehingga perlu mendelegasikan
kekuasan, wewenang dan tanggung jawabnya kepada anggoga stafnya menurut
23
kemampuan masing-masing, supaya proses kerja tersebut secara keseluruhan dapat
berjalan lancar, efektif dan efisien.
Pembinaan kepemimpinan melalui latihan dalam bentuk pendelegasian merupakan
salah satu cara yang cukup praktis bagi kepentingan peningkatan mutu pendidikan di
masa yang akan datang. Ini berarti bahwa sebernanya keberhasilan dalam memimpin itu
tergantung pada kemampuan dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada
bawahan secara efektif.
Seorang pemimpin harus bisa memilah-milah tugas pokok organisasinya dan
mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang
dipercayainya. Pemimpin harus bersedia dan mempercayai orang-orang lain sesuai
posisi/jabatannya. Sedang penerima delegasi harus mampu memlihara kepercayaan itu,
dengan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Pendelegasian ini harus
diwujudkan karena karena kemajuan kelompok/ organisasinya yang tidak mungkin
diwujudkan sendiri. Sehubungan dengan itu musyawarah dan konsultasi ikut berperan,
terutama bagi penerima delegasi, agar selalu berorientasi pada kebijaksanaan umum dari
pimpinan.
Partisipasi dalam kepemimpinan hanya mungkin terwujud jika pemimpin
mengembangkan komunikasi yang memumngkinkan terjadinya pertukaran pendapat,
gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah, yang bagi pemimpin akan
dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan- keputusan.
Seorang pemimpin harus bisa memberikan kepercayaan kepada koleganya dalam
menjalankan tugas yang diembannya untuk melakukan aktivitas seluas-luasnya. Namun
semua dalam pelaksanaannya harus terukur dan harus bisa dipertanggungjawabkan secara
moral dan konstitusional.
Pragmatisme
Yaitu pemimpin pendidikan harus dapat membuat keputusan yang akurat sesuai
dengan kemampuan dan sumber-sumber yang tersedia. Ini merupakan salah satu ciri
pemimpin yang baik.
Kepemimpinan pragmatis adalah konsep kepemimpinan yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan yang tepat waktu, cepat, efektif, tapi tidak melanggar prinsip.
Pragmatisme berarti konsentrasi pada fakta bukan emosi atau cita-cita. Hal ini berarti,
pemimpin harus bersikap realistis dengan rencana, dan mau bertindak langkah demi
langkah, untuk melakukan tindakan produktif dari situasi yang nyata.
Pemimpin pragmatis selalu berperilaku sangat praktis untuk mendapatkan sebuah
tujuan. Dia akan mengesampingkan semua hierarki, diagnosis, analisa, metode, sistem,
dan keyakinan; demi mendapatkan cara yang paling gampang dalam menyelesaikan tugas
atau tujuan. Pemimpin pragmatis bertindak dengan melihat gambaran total dari sebuah
realitas, dan memahami risiko yang ada dalam realitas tersebut, lalu dengan pengalaman
kepemimpinannya, dia akan mengambil sikap melalui cara berpikir yang praktis, untuk
mengatasi risiko dan mengambil keuntungan dari realitas yang ada.
Permasalahan yang dihadapi seorang pemimpin memang sangat kompleks yang
mebutuhkan penyelesaian atau jalan keluar yang baik. Untuk itu dalam memutuskan
24
sesuatu harus melewati berbagai pertimbangan-pertimbangan yang matang dengan
melibatkan staf atau orang-orang yang bisa dianggap bisa member masukan agar dalam
keputusan final nantinya tidak menyebabkan efek buruk ke depannya.
Seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu juga harus bisa mewujudkan dan
menterjemahkannya menjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah tidak ada artinya
bila tidak dilaksanakan. Dalam melaksanakan perintah, pemimpin harus bisa
mengarahkan tujuan kepada orang-orang yang dipimpinnya meuju apa yang akan yang
akan dicapai. Intinya, kepemimpinan adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang
lain agar melaksanakan tugas yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.
Keteladanan
Yaitu dalam memimpin lembaga pendidikan, permimpin pendidikan harus dapat
menjadi contoh yang baik. Pemimpin tidak hanya bisa memerintah dan menilai kinerja
bawahannya tetapi harus memberi contoh bekerja yang baik. Seorang pemimpin dalam
menghabiskan waktu atau energi apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin hatus mengilhami dedikasi dengan memberi
contoh, melakukan apapun untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya menuju
visi. Dengan memberi contoh yang baik, seorang pemimpin dapat menginspirasi
pengikutnya bahwa tidak ada yang disambilkan dalam pekerjaan yang harus diselesaikan.
Dari sisi lain fungsi keteladanan berarti juga kesediaan pemimpin untuk tidak
berpangku tangan pada saat-saat orang yang dipimpin melaksanakan keputusannya.
Pemimpin tidak boleh hanya bisa membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaanya,
tetapi juga ikut dalam proses pelaksanaannya. Pemimpin harus menjadi pribadi sebagai
teladan yang baik bagi karyawan. Mereka tidak harus mendengar apa yang diharapkan
untuk dilakukan, tetapi juga juga melihat pimpinannya sebgai contoh. “Kita harus
menjadi sumber perubahan seperti ingin kita lihat”, demikian ucapan Mahatma Gandhi
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin. Seorang
pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan anggota yang lain
yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang kemudian menjadi suatu
penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang memiliki kelebihan-kelehihan itu karena
ia tidak dapat dibeli melainkan dari pendidikan dan pengalamam.
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua anggota
merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua rencana dijalankan
dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang pemimpin dimana semua
tumpuan dan harapan berada di tanganya.
26
DAFTAR PUSTAKA
https://bangazul.com/teori-kepemimpinan-atau-leadership-
theory/
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-
kepemimpinan.html
https://stpakambon.wordpress.com/2009/09/04/kepemimpinan
-yang-efektif/
http://hanisitinurjanah.blogspot.com/2015/05/syarat-syarat-
kepemimpinan.html
http://eprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB%20II.pdf
https://www.mengukirperadaban.com/2013/06/makalah-
kepemimpinan-dalam-organisasi.html
27