Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

DESAIN dan PERILAKU


ORGANISASI
PERBEDAAN INDIVIDU, KEPRIBADIAN,
KETERAMPILAN dan KEMAMPUAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2019

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. FAISAL CANIAGO (1861201045)


2. SETIONO (1861201058)
3. MUHAMMAD LABIB (1861201073)
4. M. TEGUH WIBOWO (1861201050)
5. DANIEL SOLISIUS (----------)
6. KANOVTA (1961201182)
7. NORHAYATI (1861201051)
8. CHOIRUNISSA (1861201046)
9. SITI JUNAINA (1861201044)
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb. …

Puji syukur saya ucapkan selaku penulis kepada Allah SWT atas rahmat-Nya,
Alhamdulillah saya selaku penulis dan anggota kelompok saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perbedaan Individu, Kepribadian, Keterampilan dan
Kemampuan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah
Desain dan Perilaku Organisasi .

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih terdapat banyak kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-teman saya
harapkan demi penyempurnaan makalah ini dan agar dalam pembuatan makalah-makalah
selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi.

Saya bersama anggota kelompok saya berharap, semoga makalah yang kami buat ini
berguna dan bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb. ...

Pekanbaru, 5 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Perilaku Individu ....................................................................................... 2
B. Variabel Individual .................................................................................... 5
C. Pengertian Kepribadian ............................................................................ 6
D. Perilaku Organisasi ................................................................................... 8
E. Perilaku Individu dalam Organisasi ........................................................ 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................. 16
B. Kritik dan Saran ........................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa setiap individu itu unik yaitu tidak ada dua individu yang
sama Persis baik dari sifat, karakter, maupun lainnya. Tiap masing- masing individu berbeda
antara yang satu dengan yang lainnya. Begitu halnya pekerja, antara pekerja satu dengan yang
lain pasti berbeda. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis kepribadian dan sifat-
sifatnya. Perbedaan individual ini terlihat pada cara, prestasi dan hasil pekerja itu sendiri.
Perbedaan individu tersebut perlu adanya penanganan dari seorang manajer sebagai
pemberi hasil dari pekerjaan tersebut. Maka dari itu seorang manajer harus mengenali
perbedaan perilaku individu, kepribadian, keterampilan dan kemampuan setiap individu dan
masuk dalam pertimbangan ketika mengelola perilaku organisasi. Untuk dapat mengerti
perbedaan tersebut maka seorang manajer harus :
 Mengamati dan mengenali perbedaan tersebut
 Mempelajari variabel-variabel yang mempengaruhi perbedaan tersebut
 Menemukan hubungan diantara variabel-varibel

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku individu?
2. Apa yang menjadi varibel individual?
3. Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
4. Apa yang menjadi dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi?
5. Bagaimana melakukan pendekatan agar dapat memahami perilaku individu?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian perilaku individu
2. Mengetahui variabel-varibale individual
3. Memahami pengertian kepribadian
4. Mengetahui dasar-dasar perilaku individu dalam organisasi
5. Mengerti cara melakukan pendekatan terhadap individu

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perilaku Individu

1. Pengertian Perilaku Individu

Individu merupakan faktor utama dalam sebuah organisasi. Munculnya perilaku


organisasi itu bermula dari perilaku individu. Dalam hal ini, bagaimana organisasi dapat
bergerak dalam suatu lingkungan tergantung pada perilaku individu-individu yang ada di
dalamnya. Ini membuktikan bahwa, perilaku individu merupakan bekal untuk memasuki
suatu lingkungan termasuk lingkungan organisasi.

Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan individu
lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan perilaku setiap individu itu sangat berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu
disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku
berbeda satu sama lain.

2. Karakteristik Individu
Individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang sehingga membentuk
karakteristik organisasi. Dalam hal ini perbedaan individu muncul karena beberapa faktor
diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Manusia berbeda karena berbeda kemampuannya.

Setiap manusia memiliki perbedaan dalam berperilaku karena proses penyerapan informasi
yang berbeda dari setiap individu tersebut yang kemudian mempangaruhi perilaku seseorang
dalam bertindak.

2) Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan.

Hal ini merupakan bagian dari teori motivasi yang ditemukan oleh para ilmuwan psikologi
seperti, Maslow, Mcleland, McGregor, dll. Kebutuhan manusia menjadi motif secara intrinsik
individu tersebut dalam berperilaku.

3) Manusia berbeda karena mempunyai lingkungan yang berbeda dalam


mempengaruhinya.

Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang dibuat oleh
individu dapat dipengaruhi dengan apa yang terjadi diluar dari dirinya dengan kata lain
motivasi eksternal berperan disini. Lingkungan membentuk manusia menjadi lebih baik atau
menjadi jahat, ramah, atau sombong.

2
4) Manusia berbeda mempunyai masa depan sehingga cara berpikirnya pun berbeda.

Setiap mimpi yang dibuat oleh manusia mempengaruhi bagaimana individu tersebut berpikir
dalam aktivitas kesehariannya dan bagaiman individu tersebut bertindak untuk mencapai
tujuan jangka pendek atau jangka panjangnya.

5) Faktor Like or Dislike with Something

Percaya atau tidak faktor ini juga mempengaruhi seseorang dalam berperilaku, apabila
seseorang tidak suka pada atasannya dalam memimpin, maka apapun yang dikatakan atasan
hanya merupakan masukan tidak langsung dilakukan.

6) Faktor X.

Faktor X ini terjadi diluar kemampuan manusia artinya bahwa segal perilaku akan berubbah
oleh karena faktor alam yang tidak dapat di identifikasi penyebabnya. maka apabial ada
perubahan perilaku manusia dan tidak dapat di pahami penyebabnya hal itu terjadi karena
segala sesuatu telah di tentukan oleh Allah SWT.

3. Teori-Teori yang Mempengaruhi Perilaku Individu

Ada berbagai macam teori yang mempengaruhi perilaku individu diantaranya :

a. Teori Kepemimpinan ( Leadership )

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana
seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai
tujuan organisasi.

b. Teori LPC dari Fielder

Fielder mengembangkan suatu ukuran orientasi pemimpin yang disebut rekan sekerja yang
kurang disukai dan rekan kerja yang disukai ( LPC ).
 Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Rendah
Dianggap terutama berorientasi pada pekerjaan
 Pemimpin yang Memberi Nilai LPC Tinggi
Dianggap terutama berorintasi terhadap hubungan.

c. Teori Kemungkinannya
 Pemimpin mempunyai hubungan yang baik dengan anggota – anggota kelompok,
sebagaimana dapat diukur dari tingkat penerimaan mereka terhadap pemimpin itu.
 Kekuasaan serta kedudukan pemimpin itu sedemikian tingginya sehingga bermenangu
untuk memberi imbalan ( Reward ) atau menghukum anggotanya.
 Tugasnya memiliki struktur yang baik sehingga ada tujuan yang jelas, beberapa cara
untuk menyelesaikan tugas dan kritera yang jelas mengenai keberhasilan.

3
d. Teori Behaviorisme
 Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori
belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar.
 Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau
emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh
faktor-faktor lingkungan.
 Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,
menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon,
menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang
diinginkan.
 Prinsip-prinsip teori behaviorisme
- Obyek psikologi adalah tingkah laku
- semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
- mementingkan pembentukan kebiasaan

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Individu


Ada 2 faktor yang mempengaruhi perilaku individu yaitu :
1) Faktor Personal :
 Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor
sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.

 Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
 Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya
dengan pembicaraan sebelumnya.
 Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
 Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.

 Faktor Situsional
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah faktor situasional. Menurut
pendekatan ini, perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi. Faktor-faktor
situasional ini berupa:
 faktor ekologis, misal kondisi alam atau iklim
 faktor rancangan dan arsitektural, misal penataan ruang
 faktor temporal, misal keadaan emosi
 suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara teknologi
 faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu
 lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya
 stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

4
B. Variabel Individual
Variabel yg mempengaruhi perilaku individu antara lain :
1) Variabel fisiologis (fisik dan mental)
Variabel fisiologis adalah variabel yg datang dari diri sendiri, terbagi menjadi
dua, yaitu:
- kemampuan intelektual / mental.
Kemampuan yg diperlukan utk melakukan kegiatan mental.
- kemampuan fisik.
Kemampuan yg memiliki makna penting khusus utk melakukan
pekerjaan-pekerjaan yg kurang menuntut ketrampilan. Kemampuan fisik
dasar seperti kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan,
keluwesan, koordinasi tubuh, keseimbangan statis dan stamina.

2) Variabel psikologis
Variabel psikologis terdiri dari Kepribadian, Pembelajaran, Persepsi, dan
Sikap.
- Kepribadian
Adalah organisasi dinamis dari sistem psikologis dalam diri individu yg
menentukan penyesuaian uniknya pada lingkungannya. Kepribadian sebagai
total dari cara-cara dimana seseorang / individu bereaksi dan berinteraksi dng
orang lain, yg digambarkaan dalam bentuk sifat-sifat yg dapat diukur dan
dapat diperlihatkan - Pembelajaran
Sebagai perubahan yg relative permanen dlm perilaku yg terjadi sbg
hasil pengalaman ( Greenberg & Baron, 2003:5). Kegiatan belajar telah
berlangsung jika seorang individu berperilaku, bereaksi menanggapi sbg hasil
pengalaman dalam suatu cara yg berbeda dari cara perilaku sebelumnya.
- Persepsi
Adalah suatu proses yg ditempuh individu utk mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi
lingkungan mereka.
- Sikap
Adalah pernyataan evaluatif baik yg menguntungkan / tidak tentang
objek, orang dan peristiwa.
3) Variabel lingkungan
Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
lingkungan juga terkadang sering disebut patokan utama pembentukan
prilaku.
Semuanya dikaitkan dengan lingkungan dan manusia pun selalu
tergantung pada lingkungan nya. Terhadap faktor lingkungan ini ada pula
yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan
lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya.
Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan
itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.

5
C. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah pola cara yang relatif abadi yang seseorang merasa, berpikir, dan
berperilaku. Kepribadian merupakan faktor penting dalam akuntansi mengapa karyawan
bertindak seperti yang mereka lakukan dalam organisasi dan mengapa mereka memiliki sikap
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap pekerjaan dan organisasi mereka.
Kepribadian telah terbukti mempengaruhi pilihan karir, kepuasan kerja, stres, kepemimpinan,
dan beberapa aspek prestasi kerja.
Menurut Freud kepribadian dibagi menjadi 2 macam tipe:
1) Kepribadian yang dilandasi oleh tiga niveau dalam psyche
Atas dasar pembagian niveau psikis, ia sampai pada tipe-tipe sebagai berikut
 Tipe erotis
Menurut Freud, orang-orang yang bergabung dalam tipe erotis ditandai dengan
adanya suatu kehidupan dorongan yang sangat kuat yang tidak dapat “direm”,
baik oleh Ego maupun super Ego
 Tipe narcistis (Ego yang menguasai)
Kesadaran diri yang berdiri paling depan. Pertimbangan terhadap kepentingan
menjadi titik sentral/ pusat. Suatu kadar yang tinggi dari rasionalitas yang akan
muncul.
 Tipe dwang (Beranggapan harus)
Elemen super-Ego yang mengasai. Artinya, manusia sepenuhnya bergantung pada
kultur. Norma-norma dan prinsip-prinsip akan mengarahkan perilakunya. Pada tipe ini
ada pengaruh moralitas yang kuat.

2) Kepribadian yang dilandasi stadium perkembangan.

Cara mengukur kepribadian dengan melakukan riset melalui survey laporan diri di mana
individu mengevaluasi dirinya sendiri dalam serangkaian factor. Aalasan palingpenting
kenapa pimpinan atau manajer perlu mengetahui bagaimana mengkur kepribadian adalah
bahwariset telah menunjukkan kegunaan uji kepribadian dalam keputusan perekrutan dan
membantu pimpinan atau manajer memprediksi siapa yang terbaik untuk sebuah pekerjaan.

Ada beberapa konsep kepribadian yang banyak digunakan oleh praktisi sumber daya manusia
maupun para peneliti untuk melihat kencederungan pribadi seseorang, diantaranya:

a) Indicator tipe Myers-Briggs (Myers-Briggs Type Indicators [MBTI])

Indicator tipe Myers-Briggs (Myers-Briggs Type Indicators [MBTI]) adalah tes kepribadian
100 pertanyaan yang menanyakan orang-orang apa yang biasanya mereka rasakan atau
lakukan dalam berbagai situasi. Para responden diklasifikasikan sebagai ekstrover atau
introver (E atau I), perasa atau intuitif (S atau N), memikirkan atau merasakan (T atau F), dan
menilai atau menerima (J atau P).

 Ekstrover (ekstrovered – E) versus introver (introverted – I)


Individu-individu ektrover ramah, pandai bersosialisasi, dan percaya diri.
Introver tenang dan pemalu.
6
 Perasa (sensing – S) versus intuitif (intuitive – N)
Tipe perasa praktis serta memilih rutin dan urutan. Mereka focus pada detail.
Intuitif bergantung pada proses tidak sadar dan melihat pada “gambar besar”.

 Memikirkan (thingking – T) versus merasakan (Feeling – F)


Tipe yang memikirkan biasanya menggunakan penalaran dan logika untuk menangani
masalah.
Tipe yang merasa berpegang pada nilai-nilai dan emosi pribadi mereka.

 Menilai (Judging – J) versus menerima (perceiving – P)


Tipe yang menilai menginginkan kendali dan memilih urutan dan struktur.
Tipe yang menerima fleksibel dan spontan.

b) Model Kepribadian Lima Besar (Big five model)

Model Kepribadian Lima Besar (Big five model) adalah sebuah penelitian kepribadian yang
mencakup lima dimensi dasar. Lima dimensi dasar ini yang mendasari semua variasi
signifikan dalam kepribadian manusia, lebih jauh lagi skor tes dari karakteristik-karakteristik
ini sangat baik dalam memprediksi bagaimana perilaku dalam berbagai situasi kehidupan
nyata. Inilah factor-faktor lima besar:

 Ekstraversi
Dimensi ekstraversi menampilkan level kenyataan kita di dalam hubungan. Ekstraversi
cenderung ekpresif, percaya diri, dan mampu bersosilisasi. Introver cenderung pemalu,
penakut, dan tenang.

 Keramahan
Dimensi keramahan merujuk pada kecenderungan seorang individu untuk memahami orang
lain. Orang yang ramah kooperatif, hangat, dan mempercayai. Orang yang berskor rendah
dingin, tidak ramah, dan antagonis.

 Kehati-hatian
Dimensi kehati-hatian adalah sebuah ukuran reabilitas. Orang yang sangat berhati-hati
bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan persisten. Mereka yang berskor rendah
pada dimensi ini mudah dialihkan, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan.

 Stabilitas emosional
Dimensi stabilitas emosional menunjukkan kemampuan seseorang untuk menghadapi stress.
Orang dengan stabilitas emosional positif tinggi cenderung tenang, percaya diri, dan aman.
Mereka dengan skor tinggi cenderung gugup, cemas, depresi, dan tidak aman.

 Keterbukaan pada pengalaman


Dimensi keterbukaan pada pengalaman mencakup kisaran minat dan ketertarikan atas
inovasi. Orang yang sangat terbukti kreatif, ingin tahu, dan secara sensitive. Sebaliknya,
mereka yang berada di ujung lainnya dari ketegori ini konversional dan merasa nyaman
dalam keadaan yang dikenal.

7
D. Perilaku Organisasi

1. Pengertian Perilaku Organisasi

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang mempelajari tingkah laku manusia dimulai
dari tingkah laku secara individu, kelompok dan tingkah laku ketika berorganisasi, serta
pengaruh perilaku individu terhadap kegiatan organisasi dimana mereka melakukan atau
bergabung dalam organisasi tersebut.

Sedangkan pengertian prilaku organisasi menurut beberapa ahli,sebagai berikut :

 Toha (2001) bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok tertentu.
 John (1983) yang menyebutkan bahwa perilaku organisasi merupakan suatu istilah
yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan perilaku individu dan
kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sistematis tentang sikap
dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar pribadi di dalam konteks
organisasi.
 James L. Gibson, John. M. Ivancevich, James. H. Donelly Jr. (1986) menyebutkan
bahwa yang dimaksud perilaku organisasi adalah studi tentang perilaku manusia,
sikapnya dan hasil karyanya dalam lingkungan keorganisasian.
 Robbin (2001) bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki keefektifan organisasi.
 Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari
sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan
berkembang.
 Drs. Adam Indrawijaya, perilakuorganisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek
pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap
anggota.
 Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus
(karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan
pengaruh lingkungan.
 Larry L Cummings bahwa perilaku organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu
cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-
hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.

8
2. Ruang Lingkup Perilaku Organisasi

Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu atau


kelompok yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu – sebagaimana telah
disinggung diatas – pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau
menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu atau kelompok. Dengan demikian dapat
dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi
internal dari suatu organisasi.

Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari
ilmu perilaku organisasi antara lain adalah : motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik,
pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan
dan pengembangan organisasi (organizational development), dan sebagainya.Sementara itu
aspek-aspek yang merupakan dimensi eksternal organisasi seperti faktor ekonomi, politik,
sosial, perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, menjadi kajian dari ilmu
manajemen strategik (strategic management).

Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi dan misinya, namun tidak akan dibahas
dalam konteks ilmu perilaku organisasi.

3. Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi


Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu
individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan
perilaku organisasi.

Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Yaitu
sebagai sarana bagi ndividu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu
organisasi. Dan, menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.

9
E. Perilaku Individu Dalam Organisasi

1) Pengertian

Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu
dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi akan berperilaku berbeda
satu sama lain. Dan Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai
karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas,
wewenang, tanggung jawab.

2) Karakteristik Individu Dalam Organisasi

Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :

 Karakteristik biografis

Yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin yang objektif
dan mudah diperoleh dari rekaman pribadi.

 Umur (age)
Hubungan Umur - Turnover = umur meningkat maka tingkat turnover menurun. Alasannya
karena alternatif pekerjaan (option) yang semakin sedikit, penghasilan lebih tinggi yang telah
diperoleh, dan tunjangan pensiun yang lebih menarik.
Hubungan Umur - Absensi = Umur meningkat, maka ketidakhadiran yang disengaja menurun,
dan ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula. Mengingat umur yang bertambah
berarti adanya keluarga yang harus dibina. ketidakhadiran yang disengaja jarang sekali
dilakukan, karena melihat pada nilai gaji yang terpotong bila tidak masuk kerja. Dan
ketidakhadiran yang tidak disengaja meningkat pula, contoh : bila ada salah satu anaknya yang
sakit.
Hubungan Umur - Produktivitas = umur meningkat, maka produktifitas menurun. Alasan:
menurunnya kecepatan, kecekatan, dan kekuatan. Juga meningkatnya kejenuhan atau
kebosanan, dan kurangnya rangsangan intelektual. Namun ada juga study yang mengemukakan
bahwa hubungan umur dengan produktifitas ternyata tidak ada hubungannya sama sekali.
Dengan alasan : menurunnya ketrampilan jasmani tidak cukup ekstrem bagi menurunnya
produktifitas. Dan meningkatnya umur biasanya diimbangi dengan meningkatnya pengalaman.
hubungan umur - kepuasan kerja =
 bagi karyawan profesional : umur meningkat, kepuasan kerja juga meningkat
 karyawan non-profesional : kepuasan merosot selama usia tengah baya dan kemudian naik
lagi dalam tahun-tahun selanjutnya. Bila digambarkan dalam bentuk kurva, akan berbentuk
kurva U ("U" curve).

 Jenis kelamin (gender)


tidak ada beda yang signifikan / bermakna dalam produktifitas kerja antara pria dengan wanita.
tidak ada bukti yang menyatakan bahwa jenis kelamin karyawan memperngaruhi kepuasan
kerja.

10
hubungan gender - turnover = beberapa studi menjumpai bahwa wanita mempunyai tingkat
keluar yang lebih tinggi, dan studi lain menjumpai tidak ada perbedaan antara hubungan
keduanya.
hubungan gender - absensi = wanita mempunyai tingkat absensi yang lebih tinggi (lebih sering
mangkir). dengan alasan : wanita memikul tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang
lebih besar, juga jangan lupa dengan masalah kewanitaan.
Status kawin (martial status)
tidak ada studi yang cukup untu menyimpulkan mengenai efek status perkawinan terhadap
produktifitas.
karyawan yang menikah lebih sediki absensinya, pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas
dengan pekerjaannya.

 Masa kerja
Tidak ada alasan bahwa karyawan yang lebih lama bekerja (senior) akan lebih produktif dari
pada yang junior.
Senioritas / masa kerja berkaitan secara negatif dengan kemangkiran dan dengan tingkat
turnover.
1. masa kerja tinggi , tingkat absensi dan turnover rendah
2. masa kerja rendah, tingkat absensi dan turnover tinggi
Keduanya hal di atas berkaitan secara negatif
1. masa kerja tinggi, kepuasan kerja tinggi
2. masa kerja rendah, kepuasan kerja rendah
kedua hal di atas berkaitan secara positif

 Kemampuan

Yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.
kemampuan intelektual. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan
mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami. yang mana dapat diukur dalam berbrntuk
tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.
kemampuan fisik. merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang
menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.

 Kepribadian

Merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. kepribadian terbentuk
dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan pengaruh lainnya), dan
juga situasi.
Ciri dari kepribadian adalah :
merupakan karakteristik yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti
sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia.

 Proses belajar (pembelajaran)

Adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan perilaku, dan pahami
bagaimana orang belajar.
Belajar adalah : setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi
sebagai hasil pengalaman.
 belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)
 perubahan harus relatif permanen

11
 belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku

Beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh


lewat pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.

 Persepsi

Merupakan suatu proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan


menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungannya.

 distorsi persepsi (penyimpangan persepsi) :

Persepsi selektif, orang-orang yang secara selektif menafsirkan apa yang mereka saksikan
berdasarkan kepentingan, latar belakang, pengalaman, dan sikap.
Efek halo, menarik suatu kesan umum mengenai individu berdasarkan suatu karakteristik
tunggal (kesan pertama)
Efekkontras, evaluasi dari karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan
dengan orang lain yang baru dijumpai, yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada
karakteristik yang sama.
Proyeksi, menghubungkan karakteristik pribadinya terhadap karakteristik pribadi orang
lain.
Stereotype, menilai seseorang atas dasar persepsi kita terhadap kelompok dari orang
tersebut (menggeneralisasikan)

 Sikap

Adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (menguntungkan atau tidak


menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana
seseorang merasakan mengenai sesuatu. Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap
penting, karena sikap mempengaruhi perilaku kerja.
Komponen sikap :
 Kognitif, segmen pendapat atau keyakinan dari suatu sikap
 Afektif, segmen emosional dari suatu sikap
 Perilaku,suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau
sesuatu.

 Kepuasan kerja

Adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. atau persaan senang
atau tidak senang terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja mempengaruhi sikap.
Apa yang menetukan kepuasan kerja ?
 Kerja yang secara mental menantang, kesempatan menggunakan ketrampilan /
kemampuan, tugas yang beragam, kebebasan, dan umpan balik.
 ganjaran yang pantas. sistem upah dan kebijakan promosi yang adil.
 kondisi kerja yang mendukung. lingkungan kerja yang aman, nyaman, fasilitas yang
memadai.
 rekan kerja yang mendukung. rekan kerja yang ramah dan mendukung, atasan yang
ramah, memahami, menghargai dan menunjukan keberpihakan kepada bawahan.
 kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan. bakat dan kemampuan karyawan sesuai
dengan tuntutan pekerjaan.

12
3) Karakteristik organisasi dan pengaruhnya terhadap individu
Karakteristik organisasi yang muncul dari karakteristik-karakteristik individu yang
bergerak didalamnya, begitupun sebaliknya. Karakteristik organisasi diantaranya adalah
sebagai berikut:

 Sumber daya

Individu merupakan salah satu sumber daya disamping sumber daya alam. Dalam hal
ini pengaruhnya adalah perilaku individu yang terbentuk mampu memanfaatkan atau tidak
memanfaatkan sumber daya alam yang ada dalam suatu organisasi.

 Kepemimpinan

Pemimpin yang mampu menyesuaikan diri dengan perilaku atau karakteristik dari
individu-individu atau bawahannya, itulah yang sangat penting dalam sebuah organisasi,
Kepemimpinan yang muncul sangatlah berpengaruh pada produktivitas dari hasil kerja
individu.

 Imbalan atau Intensif

Imbalan atau intensif merupakan motivasi seorang individu dalam sebuah organisasi.

 Struktur Organisasi

Garis kewenangan dan rentang kendali dalam suatu organisasi dilihat dari struktur
organisasinya. Ini akan menunjukkan ruang lingkup, tanggung jawab dan peran setiap
individu dalam suatu organisasi.

 Desain Pekerjaan

Pekerjaan yang berbeda-beda dalam suatu organisasi akan menunjukkan kemampuan


setiap individu mengerjakan pekerjaan yang dipercayakan oleh pimpinan

4) Pendekatan-pendekatan untuk memahami perilaku individu


Dalam memahami perilaku individu, diperlukan pendekatan-pendekatan agar organisasi
mampu menyesuaikan dengan perilaku individu yang terkait didalamnya. Pendekatan-
pendekatan itu diantaranya adalah:

 Pendekatan Kognitif

Pendekatan ini dimulai dengan adanya rangsangan yang dilakukan, ini dilakukan
untuk mengetahui perilaku individu. Sehingga akan muncul respon dari aktivitas-aktivitas
kognisi yang dilakukan. Fungsi dari pendekatan ini yaitu memberikan pengertian pada
kognitif yang baru, menghasilkan emosi, membentuk sikap dan memberikan motovasi
terhadap konsekuensi perilaku

13
 Pendekatan Penguatan

Pendekatan ini berasal dari luar individu dan peristiwa-peristiwa yang ada dalam
lingkungan yang kemudian diikuti dengan adanya respon. Faktor yang paling penting dalam
pendekatan ini yaitu motivasi yang muncul dari setiap individu. Unsur-unsur yang terdapat
dalam pendekatan ini yaitu stimulus, respond dan penguat.

 Pendekatan Psikoanalitis

Pendekatan ini menunjukkan bahwa yang memengaruhi perilaku individu adalah


kepribadiannya. Pendekatan ini membuktikan bahwa individu mampu mengerjakan segala
sesuatu berdasarkan perasaan yang dia miliki.

Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab


timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat
kesadaran, dan data yang dipergunakan.

 Penekanan.

Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang.


Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu
sendiri.

Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam


perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat
menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.

Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam


menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego
yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

 Penyebab Timbulnya Perilaku

Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau


ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang
lingkungan.

Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli


lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.

Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions)


yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

 Proses.

Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman)


adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan
akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat
mengurangi ketidak sesuaian tersebut.

14
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang
respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut
menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.

Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id


kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

 Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku

Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa


lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari
pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses
masuknya dalam sistem.

Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.

Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu


penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan
Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

 Tingkat dari Kesadaran

Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi
dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami,
dipertimbangkan sangat penting.

Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan
dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja
diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan
dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.

Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar.
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

 Data.

Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.

Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik
yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi

Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan


bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas,
teknik proyektif, dan hipnotis.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah kertas
kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan fungsi dari
interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu
sama lain karena ditentukan oleh masing – masing lingkungan yang memang berbeda.
Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti usia,
jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan
produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade
mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia
tampaknya tidak memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa
kerjanya panjang akan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula
dengan karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri
lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang
bujangan.
Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung
mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan –
pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan berbeda
di karenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan
bukti dari perubahan perilaku individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen
yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman.
Dasar organisasi itu terletak pada filosofi manajemen, nilai-nilai, visi dan tujuan.Hal
ini pada gilirannya mendorong budaya organisasi yang terdiri dari organisasi formal, organisasi
informal, dan lingkungan sosial. budaya menentukan jenis dari kepemimpinan, komunikasi,
dan dinamika kelompok dalam organisasi. Para pekerja menganggap ini sebagai kualitas
kehidupan kerja yang mengarahkan motivasi gelar mereka. Hasil akhir adalah kinerja,
kepuasan individu, dan pertumbuhan pribadi dan pengembangan. Semua elemen ini bergabung
untuk membangun model atau kerangka kerja yang beroperasi dari organisasi.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya
perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja
individual, kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah
sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan
metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-
disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan
psikologi industri serta perilaku organisasi.
Berhasil atau tidaknya organisasi mencapai visi dan misinya juga dipengaruhi oleh
perilaku kepemimpinan dalam organisasi seperti “membuat keputusan, menetapkan sasaran,
memilih dan mengembangkan personalia, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi,
dan mengawasi pelaksanaan manajemen”.

16
B. Kritik Dan Saran
Alhamdulillah kami ucapkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya
makalah Perbedaan Individu, Kepribadian, Keterampilan dan Kemampuan dalam Mata Kuliah
Desain dan Perilaku Organisasi ini. Namun, dengan selesainya bukan berarti telah sempurna,
karena kami sebagai manusia, sadar bahwa dalam diri kami tersimpan berbagai sifat
kekurangan dan ketidak sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi terhadap kinerja
kami.
Oleh karena itu, Apabila rekan-rekan ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi ini,
rekan-rekan Mahasiswa dapat mencari bahannya di Perpustakaan atau media lainnya dan tidak
lupa pula kami juga berharap kepada rekan-rekan agar dapat memberikan saran serta kritik
yang bersifat membangun guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu
pertimbangan dalam setiap langkah sehingga kami terus termotivasi ke arah yang lebih baik
dan semoga makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.

17
DAFTAR PUSTAKA
http://ardiangsyah.blogspot.com/2013/01/perilaku-individu-
dalam-organisasi.html
https://afdalarianto.blogspot.com/2016/04/makalah.html
http://meseptiandrianiiskandar.blogspot.com/2018/05/makalah
-perilaku-individu-dan-kelompok.html
http://afifulikhwan.blogspot.com/2011/12/perilaku-individu-
dalam-organisasi-dan_7.html
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/perilaku-
individu-dalam-organisasi.html

18

Anda mungkin juga menyukai