Anda di halaman 1dari 22

KEPEMIMPINAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Kelompok Mata Kuliah
Pengantar Manejemen Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Oleh:

KELOMPOK 7

ALFIANI

NIM : 702332022017

NURUL AISYAH ASYRAH

NIM : 702332022016

DOSEN PENGAJAR : Dr. Musliamin, S.HI., M.S

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI BONE

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT bahwa dengan Rahmat
dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Pengantar
Manajemen yang berjudul “Kepemimpinan”.

Adapun isi dari makalah ini adalah Pengertian, teori, gaya, ciri dan fungsi
kepemimpinan.

Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi kreteria tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah
untuk kami.

Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulis makalah ini. Oleh
sebab itu penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi
penulis di masa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat.

Watampone, 20 Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian Kepemimpinan ........................................................................... 3

B. Teori Kepemimpinan. .................................................................................. 5

C. Gaya Kepemimpinan .................................................................................... 8

D. Ciri-ciri Kepemimpinan ............................................................................. 11

E. Fungsi Kepemimpinan ............................................................................... 14

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17

A. Kesimpulan ................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan
lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar
maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak
mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota
kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian
setiap insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah
tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi derajatnya dibanding
dengan makhluk Tuhan lainnya Manusia di anugerahi kemampuan untuk
berpikir, kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan
mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu
mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu
dikelola dengan baik, namun kehidupan sosial manusiapun perlu dikelola
dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk
memimpin dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relatif pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik. Pada masa sekarang ini banyak sekali bidang yang
memerlukan seorang pemimpin di dalamnya, termasuk dalam bidang
pendidikan. Pendidikan merupakan kunci pembangunan sebuah bangsa.
Tujuan pendidikan tidak akan tercapai secara optimal tanpa adanya
manajemen atau administrasi pendidikan yang baik, yang selanjutnya
dalam kegiatan manajemen pendidikan tersebut terdapat adanya

1
kepemimpinan yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang
pemimpin. Keberhasilan pendidikan bukanlah merupakan hasil yang
ditentukan oleh karya perseorangan, namun justru merupakan karya dari
team work yang cerdas yang di pimpin oleh pemimpin yang
bertanggungjawab.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka kami merumuskan
masalah-masalah yang akan di bahas di antaranya:
1. Apa pengertian Kepemimpinan?
2. Jelaskan apa saja teori kepemimpinan?
3. Jelaskan apa saja gaya kepemimpinan?
4. Apa saja ciri-ciri kepemimpinan?
5. Jelaskan apa saja fungsi kepemimpinan?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan dalam penyusunan makalah ini,kami memiliki beberapa
tujuan,yaitu:
1. Untuk mengetahui apa pengertian kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui apa saja teori kepemimpinan.
3. Untuk mengatahui apa saja gaya kepemimpinan.
4. Untuk mengatahui apa saja ciri kepemimpinan.
5. Untuk mengatahui fungsi kepemimpinan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Secara etimologi kepemimpinan dapat diartikan sebagai berikut :
berasal dari kata dasar “pimpin” ( lead ) berarti bimbing atau tuntun.
Setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemimpin ( leader ) artinya orang
yang mempengaruhi pihak lain. Apabila ditambahi akhiran “an” menjadi
pimpinan artinya orang yang mengepalai. Setelah dilengkapi dengan
awalan “ke” menjadi kepemimpinan ( leadership ) yang artinya
kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi pihak lain
untuk melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama.
Dan adapun menurut para ahli, yaitu:
 Menurut Tead; Terry; Hoyt, Kepemimpinan yaitu kegiatan atau
seni yang mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok.
 Menurut Young, Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
 Menurut George R. Terry, Kepemimpinan adalah aktivitas
mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi.
 Menurut Ralph M. Stogdill, Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang
terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai
tujuan.
 Menurut Sutarto, Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan
penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain

3
dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
 Menurut Stoner, Kepemimpinan adalah suatu proses mengenai
pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang
berhubungan dengan anggota kelompok.
 Menurut Hemhiel dan Coons, Kepemimpinan adalah perilaku dari
seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu
kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared
goal).
 Menurut Rauch dan Behling, Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang
diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan.
 Menurut Jacobs dan Jacques, Kepemimpinan adalah sebuah proses
memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai
sasaran.
 Menurut Wahjosumidjo, Kepemimpinan pada hakikatnya adalah
suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-
sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan
(ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga
sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar
hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi.
 Menurut Koontz dan O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan
sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau
bekerja dengan sungguhsungguh untuk meraih tujuan
kelompoknya.
 Menurut Wexley dan Yuki , kepemimpinan mengandung arti
mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha mengarahkan
tenaga, dalam tugasnya atau merubah tingkah laku mereka.

4
 Menurut Ott , kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses
hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi
sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain.
 Menurut Locke et.al, mendefinisikan kepemimpinan merupakan
proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju
suatu sasaran bersama.

B. Teori Kepemimpinan.
Sebagai pengetahuan, bagi yang sedang belajar menjadi pemimpin, ada
beberapa teori yang dapat dipergunakan untuk memperdalam konsep
kepemimpinan dalam diri kita.
1. Great Man Theory
Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat
asumsi, bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan,
dibawa seseorang semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini
berkembang sejak abad ke-19.
Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah
mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat
dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui
bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki
ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.
2. Trait Theory
Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat
kepribadian ini meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih
dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam
peran kepemimpinan.
Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti
keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap,
imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-
nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang
baik.

5
Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental,
fisik dan sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan
pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik yang
umum di antara para pemimpin.
3. Contingency Theory
Teori kontingensi atau yang berasal dari kata Contingency Theory
menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin
dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan
pada situasi dan kondisi tertentu.
Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil
tampil dan memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi
dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut
dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya
telah berubah pula. Teori kontingensi atau Contingency Theory juga
sering disebut dengan teori kepemimpinan situasional.
4. Teori gaya dan perilaku
Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut
sebagai kebalikan dari The Great Man Theory. Teori berdasar gaya dan
perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori
kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada
kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut.
Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk
menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang
baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif
merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh
individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis,
manusiawi, dan konseptual.
5. Behavioral Theories
Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori
perilaku atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang
baru mengenai kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada

6
perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik,
dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat
dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini menganggap bahwa
kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan
pada perilaku yang dapat dipelajari.
6. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut
sebagai pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an.
Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya
kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan
pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan
berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati
dan dapat meredakan kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya.
Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada
dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini menunjukkan
bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada
kesejahteraan orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.
7. Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu
gaya kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan
yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang
menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya
Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi)
yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan
staf.
Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin
dengan baik, merupakan nilai lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan

7
yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat diselesaikan
dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa
tunjangan, bonus, kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya.
Pemberian apresiasi berupa uang atau tanda mata yang lain,
merupakan bentuk penghargaan atas kinerja seseorang, yang membuat
seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai. Penghargaan ini
pula merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati bersama
sebelumnya.
8. Teori transformasional
Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum
perubahan. Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah
teori yang mengarah pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini
mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau
bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat,
mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan
bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu
memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional
selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan
kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.

C. Gaya Kepemimpinan
Ada beberapa gaya kepemimpinn yng bisa diterapkan, diantaranya:
1. Gaya Demokratis
Menurut seorang Sudarwan Danim, Kepemimpinan demokratis ialah
kepemimpinan yang sudah dilandasi oleh anggapan bahwa saya
dikarenakan interaksi kelompok yang sangat dinamis, tujuan dari
organisasi yang akan tercapai. Gaya kepemimpinan yang demokratis
ialah gaya kepimpinan yang di mana anggota organisasi diberikan
sebuah kebebasan di dalam mengutarakan pendapat, ide atau gagasan.
Pemimpin yang menekankan kesederajatan serta sering melakukan
sebuah interaksi, konsultasi ataupun musyawarah dengan bawahan
yang sebelum mengambil sebuah keputusan.

8
Gaya yang demokratis ialah salah satu gaya yang sangat disukai
dikarenakan bisa mendorong kompetensi, kreativitas, kejujuran,
kecerdasan serta keberanian berpendapat dari bawahan- bawahannya.
2. Gaya Instruktif
Gaya instruktif ialah gaya yang sudah menekankan instruksi ataupun
pengarahan langsung dari pada atasan dengan bawahan. Yang biasanya
sifat instruksi ataupun pengarahan itu sendiri begitu spesifik. Seperti
apakah tugas yang harusnya dilakukan, dan bagaimana sampai kapan
itu harus dilakukan.
Seorang atasan yang sudah menerapkan gaya instruktif yang akan
memberikan pengawasan untuk jauh lebih kepada bawahan ataupun
anak buah yang baru saja bekerja. Selain itu juga kepemimpinan
instruktif ini juga mempunyai kadar direktif yang sangat relatif tinggi.
Kadar supportifnya pula rendah sehingganya dianggap tak efektif
untuk menggali sebuah potensi SDM bawahan. Bahkan juga gaya yang
satu ini dapat membuat kualitas pegawai jauh lebih rendah.
3. Gaya Birokratis
Gaya birokratis ialah gaya memimpin yang sudah mengacu di
peraturan. Tanda-tanda yang sangat mudah dikenali dari pada
seseorang pemimpin yang sudah menerapkan gaya birokratis ialah
perilaku taat prosedur. Ketaatan ini tak hanya berlaku bagi dirinya
sebagai seorang atasan tapi juga bagi bawahan yang ada di dalam
kepemimpinannya. Selain juga taat prosedur, atasan gaya birokratis ini
pula jauh lebih banyak mengambil keputusan dari sesuai prosedur,
lebih kaku serta tidak fleksibel.
Karakteristik yang bisa dikenali bisa gaya birokratif ialah adanya
keputusan yang sudah berpusat kepada atasan. Biasanya semua dari
keputusan yang sudah dibuat serta berkaitan dengan pekerjaan yang
akan ditentukan atasan.
4. Gaya Konsultatif
Di dalam beberapa pembahasan, gaya konsultatif ini menjadi
beberapa bagian tidak terpisahkan dari gaya partisipatif. Pasalnya gaya

9
partisipatif menghendaki adanya sebuah peran aktif dari bawahannya
untuk mendukung atasannya.
Keterlibatan bawahan di dalam hal ini anak buah begitu besar di
dalam proses pengambilan keputusan sampai apa pun yang sudah
ditentukan oleh atasan. Tapi penerapan gaya konsultatif ini lebih pada
atasan yang sudah meminta pendapat bawahan di atas keputusan yang
segera diambil.
5. Gaya Otokratis atau Otoriter
Apabila gaya demokratis yang berpusat di bawahan ataupun anak
buah, Maka gaya otokratis ialah sebaliknya. Gaya otokrasi ialah gaya
yang memusatkan diri kepada atasan. seluruh keputusan itu diambil
berdasarkan pertimbangan dari pemimpin itu sendiri. Sementara
bawahan itu dituntut agar menjalankan keputusan tersebut baik itu
suka maupun tidak suka.
Peran bawahan di dalam pengambilan keputusan terbatas ataupun
bahkan tidak ada. Atasan yang akan menentukan lewat komunikasi
yang satu arah, apa yang seharusnya kita lakukan, bagaimana caranya,
kapan saja waktunya sampai seperti apakah tugas dikerjakan
6. Gaya Delegatif
Sesuai dari namanya, gaya delegatif ialah gaya kepemimpinan yang
sudah dipenuhi dengan tindakan dari atasan yang jauh lebih banyak
menyerahkan sebuah keputusan pada bawahan. Biasanya atasan pula
sangat jarang untuk memberi arahan pada anak buah.
Tujuan dari gaya kepemimpinan ini ialah untuk melatih bawahannya
di dalam menyelesaikan sebuah persoalannya sendiri di dalam suatu
organisasi sampai perusahaan tanpa harus untuk melibatkan peran
atasan jauh lebih banyak.Banyak atasan memakai gaya kepemimpinan
yang satu ini tak hanya di dalam rangka membuat sebuah operasional
perusahaan yang berjalan secara baik. Tapi banyak sekali atasan untuk
mempertimbangkan untuk memakai gaya kepemimpinan ini di dalam
rangka memaksimal dengan potensi bawahan.
7. Gaya partisipatif

10
Sebetulnya ialah nama lain dari pada gaya demokratis. gaya
partisipatif dari menuntut peran aktif ataupun partisipasi bawahan di
dalam mengambil keputusan. Dikarenakan itu setiap kali
keputusannya, atasan tak akan mengambil keputusan dengan sepihak.
Mengingat pentingnya sebuah peran bawahan ataupun anggota di
dalam kepemimpinan partisipatif, perwujudan dari kepemimpinan ini
dapat membuat atasan itu harus jauh lebih proaktif. Mendekati
bawahan serta memastikan langsung yang mengenai tanggapan
karyawan kepada keputusan yang sudah diambilnya.
8. Gaya Situasional
Gaya situasional ialah gaya yang memimpin yang memakai berbagai
macam dari gaya kepemimpinan yang berbeda-beda yang sudah
disesuaikan dari tingkat kesiapan bawahan ataupun pegawai serta
kondisi yang sudah ada.
Seseorang atasan yang sudah menerapkan gaya situasional ini sangat
cenderung menyadari apabila tidak terdapat acuan baku gaya
kepemimpinan yang terbaik. Atasan yang sangat sukses dan cenderung
menerapkan sebuah gaya kepemimpinan yang sangat fleksibel.

D. Ciri-ciri Kepemimpinan
Menurut Stephen R. Covey (1997:29-37) menyebutkan ada delapan ciri-
ciri pemimpin yang berprinsip, yang menandakan bahwa mereka adalah
pemimpin yang efektif.
1. Selalu dan terus belajar
Pemimpin efektif adalah orang yang terus belajar (Maxwell,
2001:65). Pemimpin yang efektif tidak harus bergelar sarjana.
Mungkin ia hanya tamatan SMA atau lulusan Program Diploma, tapi
dapat memimpin para bawahan yang bergelar Sarjana, bahkan
memimpin professor sekalipun.
2. Berorientasi melayani
Bagi pemimpin, melayani para bawahan atau staf adalah yang utama,
dan bukan minta dilayani. Pemimpin yang efektif menggerakkan orang

11
lain dengan kekuatan hati, selain dengan kecerdasan otaknya. Ia
menggunakan kekuatan hati untuk melayani para bawahan, karena ia
yakin hanya dengan melayani para bawahan dengan baik ia akan dapat
mengajak orang lain bekerja sama dengannya untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkannya. Dengan memberikan pelayanan
yang baik, pemimpin yang efektif yakin bahwa para bawahan akan
dapat bekerja dengan baik, lebih produktif, dan efektif.
3. Menebarkan semangat positif
Bila para bawahan kurang bersemangat, pemimpin akan
memompakan semangat agar lebih giat bekerja. Dan bila para bawahan
sudah bersemangat, pemimpin akan terus menebarkan semangat
positif, memotivasi agar mereka secara bersama-sama menuju puncak
keberhasilan.
Pemimpin yang memiliki karakter menebarkan semangat positif
tidak berarti mencampuri semua urusan dan tugas-tugas staf atau anak
buahnya. Bahkan campur tangan pemimpin sangat minim, namun
kepemimpinan dapat berjalan efektif.
4. Mempercayai orang lain.
Pemimpin yang efektif mempercayai rekan kerjanya, yang
membantunya mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
Pemimpin yang efektif tidak pernah ragu atau meragukan kemampuan
orang-orang disekelilingnya. Di lain pihak, dengan kepercayaan yang
diberikan oleh pemimpinnya, para staf atau anak buah akan bekerja
lebih baik, lebih produktif, dan lebih efektif.
5. Memiliki kehidupan yang seimbang.
Pemimpin yang efektif adalah pekerja keras (rajin bekerja), namun
juga memperhatikan waktu istirahat. Di samping mengejar tujuan
hidup yang bersifat duniawi, ia juga memperhatikan kehidupan
spiritual (alam rohani). Selain mengejar karier pribadinya, seorang
pemimpin efektif juga memperhatikan keharmonisan rumah tangga
dan keluarganya.
6. Memandang hidup sebagai tantangan.

12
Pemimpin yang efektif tak pernah menyerah. Kesulitan atau
hambatan terberat sekalipun akan dijadikannya sebagai tantangan
untuk dihadapi atau dipecahkannya. Ia adalah seorang pendaki
(climber). Ia tak akan puas hanya berhenti di tebing gunung yang
terjal. Baginya, tebing yang tinggi adalah tantangan untuk
dikalahkannya demi mencapai puncak gunung. Demikian pula dalam
hal berbisnis, seorang pemimpin sejati memiliki visi yang jelas,
strategi dan kerja keras, agar perusahaannya menjadi perusahaan yang
terbaik atau yang terbesar. Berbagai kesulitan, krisis, dan konflik
dalam membesarkan perusahaannya, dijadikannya sebagai tantangan
untuk dihadapi dan diselesaikannya.
7. Bersifat sinerjik.
Pemimpin yang efektif tidak bekerja sendiri, melainkan selalu
sinerjik. berkolaborasi, mengajak orang lain untuk bekerja sama
dengannya mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Baginya, bekerja
sendiri mungkin akan menghasilkan sepuluh hal. Namun bekerja sama
dengan orang lain (sinerji) dapat menghasilkan 100 bahkan 1000 hal.
8. Melakukan latihan untuk pembaharuan diri
Pemimpin yang efektif tidak berpuas diri atas kemampuan atau
prestasi yang telah dicapainya saat ini. la selalu belajar dan berlatih
untuk meningkatkan kemampuannya sekaligus memperbaharui dirinya
secara terus-menerus. Pemimpin sejati tidak pernah malu untuk terus
berlatih, bila kemampuan tertentu belum dikuasainya. Baginya, malu
dan takut berlatih justru menjadi penghambat utama menuju
pembaharuan diri.
Dalam islam, ciri-ciri kepemimpinan dapat kita ambil dari 4 sifat
Rasulullah yang dapat kita jadikan sebagai figur untuk umat Islam.
 Shiddiq
Perkataan yang sesuai dengan perbuatan dapat menimbulkan
penghormatan dan kepercayaan oleh orang lain. Hal ini disebutkan
bahwa Nabi menghimpun kebaikan dalam dirinya yaitu: Rasulullah
memiliki sifat yang menonjol karena perkataan yang lemah lembut,

13
akhlak yang utama, sifat mulia, berkepribadian baik, paling
terhormat dalam pergaulan dengan tetangga, paling lemah lembut,
paling jujur perkataannya, paling terjaga jiwanya, paling terpuji
kebaikannya, paling baik amalnya, paling banyak memenuhi janji,
paling bisa dipercaya hingga dijuluki Al-Amin. Gelar Al-Amin
menjadikannya dapat dipecaya oleh kalangan Quraish.
 Amanah
Amanah dapat diartikan benar-benar menyampaikan sesuatu
yang dia tugaskan untuk menyampaikannya. Diantara bukti Nabi
Muhammad bersifat amanah adalah menyebarluaskan risalah yang
dipercayakan kepada beliau oleh Allah Swt.
 Tabligh
Nabi Muhammad Saw seorang penyampai risalah Tuhan.
Rasulullah menyampaikan pesan kepada umatnya dengan diawali
adanya perintah dari Allah Swt. Beliau tidak berbicara kecuali
sesuai wahyu dari Allah. Perintah berdakwah datang dari wahyu
Allah. Dakwah sembunyi-sembunyi dilakukan selama tiga tahun
dilanjutkan dengan dakwah terang-terangan. Wahyu yang
diturunkan melalui malaikat Jibril yang kemudian disampaikan
kepada umat.
 Fathonah
Nabi Muhammad yang mendapat karunia dari Allah dengan
memiliki kecakapan luar biasadan kepemimpinan yang agung.
Kesuksesan Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin umat
telah dibekali kecerdasan oleh Allah Swt. Kecerdasan itu tidak saja
diperlukan untuk memahami dan menjelaskan wahyu Allah Swt.

E. Fungsi Kepemimpinan
Menurut Hadari Nawawi, secara operasional dapat dibedakan lima
fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi Instruktif.

14
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu
memulai, melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana
(tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan
secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah
melaksanakan perintah.
2. Fungsi konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi
dua arah. Hal tersebut digunakan manakala pemimpin dalam usaha
menetapkan keputusan yang memerlukan bahan pertimbangan dan
berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha
mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan
keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok
memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuai
dengan posisi masing-masing.
4. Fungsi Delegasi.
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan
pelimpahan wewenang membuay atau menetapkan keputusan. Fungsi
delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang pemimpin kepada
orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini,
harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak
mungkin diwujudkan oleh seorang pemimpin seorang diri.
5. Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif
harus mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian,

15
pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha
mempengaruhi dan mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki
semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai tujuan organisasi.
Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu
atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi pemimpin dalam
mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk
membantu organisasi bergerak kearah pencapaian sasaran. Dengan
demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada
kedudukannya daiam organisasi, melainkan bagaimana pemimpin
melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi kepemimpinan yang
hakiki adalah :
 Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk
pencapaian tujuan.
 Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan
pihak luar.
 Sebagai komunikator yang efektif.
 Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara garis besar, Kepemimpinan adalah sebuah bidang riset dan juga
suatu keterampilan praktis yang mencakup kemampuan seseorang atau
sebuah organisasi untuk "memimpin" atau membimbing orang lain, tim,
atau seluruh organisasi.
Adapun teori kepemimpinan, yaitu Great Man Theory, Trait Theory,
Contingency Theory, Teori gaya dan perilaku, Behavioral Theories, Teori
Servant, Teori transaksional dan Teori Transformasional.
Adapun gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan, yaitu: gaya
demokratis, gaya instruktif, gaya birokratis, gaya konsultatif, gaya
otokratis atau otoriter, gaya delegatif, gaya partisipatif dan gaya
situasional.
Selain teori dan gaya, Kepemimpinan juga memiliki ciri-ciri seperti
selalu dan terus belajar, berorientasi melayani, menebarkan semangat
positif, mempercayai orang lain, memiliki kehidupan yang seimbang,
memandang hidup sebagai tantangan, bersifat sinerjik dan melakukan
latihan untuk pembaharuan diri. Namun dalam islam juga memiliki ciri-
ciri kepemimpinan yang diambil dari empat sifat Rasulullah SAW yaitu
Shiddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh.
Dan terakhir adapun fungsi dari kepemimpinan yang hakiki yaitu selalu
penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk mencapai tujuan,
sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak
luar, sebagai komunikator yang efektif dan sebagai integrator yang efektif,
rasional, objektif dan netral.

17
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Agus dkk. (2015). "Kepemimpinan Berkarakter." Sidoarjo: Brilian
Internasional.

Tyas, Nashria Rahayuning. (2019). “Model Kepemimpinan Pendidikan Nabi


Muhammad SAW.” Jurnal Muslim Herilagc, Vol.4, No.2.

Northhouse, Peter G. (2013). “Kepemimpinan: Teori dan Praktik Edisi Keenam.”


Jakarta: Indeks.

Unknown. “Gaya Kepemimpinan, Pengertian dan Tujuan Kepemimpinan dalam


Organisasi.” Fajar Pendidikan. Tanggal akses 25 Oktober 2022
pada jam 16.50 WITA. https://www.fajarpendidikan.co.id/gaya-
kepemimpinan-pengertian-dan-tujuan-kepemimpinan-dalam-
organisasi/2/

Kirmadi. "Apa itu Kepemimpinan?". Panjatan. Tanggal akses 23 Oktober 2022


pada jam 09.31 WITA.
https://panjatan.kulonprogokab.go.id/detil/223/apa-itu-
kepemimpinan-oleh-kirmadi-
sip#:~:text=Secara%20etimologi%20kepemimpinan%20dapat%20
diartikan,pimpinan%20artinya%20orang%20yang%20mengepalai

18

Anda mungkin juga menyukai