Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPEMIMPINAN

Disusun untuk memenuhi tugas Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu : Abdul Haris Perwiranegara., SE., MM.

Disusun Oleh :
Moh. Bagus Syifaudin (126405212113)

Muh Rheza Bahrurudin (126405212119)

Nona Fauziah (126405212134)

Qurrora A’yun (126405212140)

Salma Valensia (126405212150)

PROGRAM STUDI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSIITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta kelancaran dalam
penyusunan makalah Perilaku Organisasi. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi yang
dibimbing oleh bapak Abdul Haris Perwiranegara., SE., MM.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang akan datang.

Akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesainya tugas makalah


ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca maupun penulis, Aamiin.

Tulungagung, 28 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Definisi kepemimpinan .............................................................................................. 3

2.2 Teori Kepemimpinan ................................................................................................. 4

2.3 Gaya Kepemimpinan.................................................................................................. 7

2.4 Syarat Kepemimpinan .............................................................................................. 10

2.5 Model Kepemimpinan Integratif .............................................................................. 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 15

3.2 Saran......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry).
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell). Kepemimpinan sebagai
pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui
proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving
R, F. Massarik).
Secara umum para pemimpin dan manajer melakukan sejumlah pekerjaan
dengan amat tekun. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin
sebuah organisasi atau perusahaan sangatlah penting untuk menunjang kinerja
pegawai dalam perusahaan. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang efektif
tersebut diharapkan dapat membuat kinerja pegawai meningkat, yang nantinya
dapat mencapai visi dan misi yang maksimal. Untuk lebih mempermudah dalam
memahami kepemimpinan tersebut perlu digunakan beberapa pendekatan.
Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain adalah pendekatan kepemimpinan
berdasarkan sifat, pendekatan kepemimpinan berdasarkan tingkah laku, dan
pendekatan kepemimpinan berdasarkan teori situasional, serta pendekatan
kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi kepemimpinan?
2. Apa saja teori yang ada dalam kepemimpinan?
3. Apa saja gaya kepemimpinan?
4. Apa saja syarat kepemimpinan?
5. Apa model kepempinan integratif?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui definisi dan proses kepemimpinan
2. Mengetahui teori yang ada dalam kepemimpinan
3. Mengetahui gaya kepemimpinan
4. Mengetahui syarat kepemimpan
1
5. Mengetahui model kepemimpinan integrative

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi kepemimpinan


Pemimpin adalah individu yang memimpin, dan kepemimpinan merupakan
sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.1 Oleh karena itu,
kepemimpinan ialah kemampuan untuk mempengaruhi manusia dalam
melakukan dan tidak melakukan sesuatu. Para ahli memberikan definisi
kepemimpinan, antara lain:
a. Miftah Thoha menyatakan "kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku
manusia, baik perseorangan maupun kelompok."
b. Hadari melihat kepemimpinan dari dua yaitu "struktural dan
nonstruktural. Dalan. struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses
pemberian motivasi agar orang-orang yang dipimpin melakukan
kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan
sebgai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan
mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama".
c. Tanembaum dan Massarik menjelaskan "kepemimpinan adalah suatu
proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah".
d. Harold Kontz mendefinisikan kepemimpinan sebagai "pengaruh, seni atau
proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai
tujuan kelompok dengan kemauan dan antusias".
e. Frigon mengungkapkan "leadership is the art and sciene of getting others
to perform and achieve vision". kepemimpinan adalah seni dan ilmu untuk
membuat orang lain melakukan dan mencapai visi
f. Nanus berpendapat "leadership role in policy formation has a solid
foundation in practice and is safely short of usurfing a governing broad's
prerogrative in establishing policy" peran kepemimpinan dalam

1
Badu, S. Q., & Djafri, N. (2017). Kepemimpinan dan perilaku
organisasi. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.

3
pembentukan kebijakan memiliki dasar yang kuat dalam praktiknya dan
tidak dapat mengambil alih hak prerogratif seorang penguasa dalam
menetapkan kebijakan
g. Overton menyatakan" leadership is ability to get work done and through
others while gaining then confidence and cooperation". kepemimpinan
adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dan melalui orang lain
sambil memperoleh kepercayaan dan kerjasama”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa


kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi orang lain dengan
memberikan dorongan dan bimbingan dalam bekerjasama untuk mengejar
tujuan yang telah disepakati bersama.

2.2 Teori Kepemimpinan


Beberapa literature yanag membahas tentang teori kepemimpinan
pada prinsipnya sama, yakni: ada empat asumsi dasar dalam teori tersebut
yang berusaha menenrangkan factor yang memungkinkan munculnya
kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Pertama, ada teori yang
berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, Kedua, ada teori
yang berasumsi bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya
memungkinkan ia ada. Ketiga, ada teori yang berasumsi bahwa
kepemimpinan itu terjadi karena adanya kelompok orang-orang, dania
melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Keempat, ada pula teori yang
berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku organisasi.
Untuk memberikan gambaran secara rinci tentang teori-teori
kepemimpinan, berikut dikutipkan beberapa pendapat sebagai berikut:
1. Teori Sifat (Traits Theory)
Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan
serangkaian sifat-sifat, cirri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin
keberhasilan pada setiap situasi. Seorang pemimpin akan berhasil apabila
memiliki sifat-sifat, cirri-ciri perangai tersebut. Teori ini berkesimpulan
bahwa kepemimpinan “orang besar” didasarkan ada sifat-sifat yang dibawa
sejak lahir, jadi merupakan suatu yang diwariskan. Itulah sebabnya teori ini

4
dikenal sebagai “teori genetis”. Artinya, pemimpin-pemimpin adalah
dilahirkan dan dibentuk.
2. Teori Lingkungan (Environmental Theory)
Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu
merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan atau situasi dan kondisi.
Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan-tantangan tertentu. Dan
dengan sendirinya diperlikan orang-orang yang memiliki sifat-sifat atau
cirri-ciri tertentu yang cocok. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin
dixebabkan oleh situasi dan kondisi.
Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang menyatakan bahwa
pemimpin-pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not
born).. seseorang akan muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam
lingkungan social, yaitu sustu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan
situasi dan kondisi social untuk bertindak dan berkarya mengatasi masalah-
masalah social yang timbul.
3. Teori Pribadi dan Situasi (Personal situation Theory)
Teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan merupakan produk dari
terrkaitnya tiga factor yaitu:
a. Perangai (sifat-sifat) pribadi dari pemimpin.
b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya.
c. Kejadian-kejadian (atau masalah-masalah) yang dihadapi oleh kelompok.
Penganut teori ini ada yang menyatakan bahwa: studi tentang
kepemimpinan harus berkenaan dengan status, interaksi, persepsi dan
perilaku individu-individu dalam hubungan dengan anggota-anggotanya lain
dari kelompok yang terorganisasi. Pemimpin harus mengenal dirinya (dalam
arti sifat-sifatnya, mengenal kelompok yang dipimpin, mengenla situasi dan
kondisi) untuk selanjutnya mengembangkan sifat-sifatnya sendiri kea rah
yang sesuai dengan kelompok yang dipimpinnya dan sesuai pula dengan
situasi dan kondisi dimana ia memimpin.
4. Teori Interaksi dan Harapan
Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interkasi dan partisipasi
dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling menyukai atau
menyayangi astu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas norma-
norma kelompok. Demikian pula semakin tinggi seseorang dalam
5
kelompok,semakin mendekati kesesuaian kegiatannya denagn norma-
norma, semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar pula jumlah
anggota kelompok yang tergerak. Yang penting harus dijaga agar aksi-aksi
pemimpin tidak menegecewakan.
5. Teori Humanistik (Humanistik Theory)
Teori ini berasumsi bahawa seorang pemimpin bisa dikatakan
berahsil dalam mengolah sesuatu organisasi jika ia mampu memberdayakan
orang-orang yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, ia mampu membuat
organisasi sedemikian rupa sehingga member kebebasan dan kelonggaran
kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri yang potensial
untuk memenuhi kebutuhannya dan pada saaat yang bersamaan member
sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.
6. Teori Tukar-menukar (Exchange Theory)
Teori ini berasumsi bahwa interaksi social menggambarkan suatu
bentuk tukar-menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan
konstribusi dengan pengorbanan-pengorbanan kempok anggota-anggota
yang lain. Proses ini sesungguhnya menekankan adanya “give and take”
antara pemimpin dan yang dipimpin. Itulah sebabnya teori ini juga dinamai
sebagai teori beri-memberi.
7. Teori Kepemimpinan Psikonalisis
Seseorang berperilaku tertentu barangkali bukan karena untuk
memenuhi kepentingan bawahanya, tetapi barangkali untuk
mengkompensasi kepribadiannya yang frustasi. Teori ini mengatakan bahwa
manusia sangat kompleks. Penampilan luar tidak dapat dijadikan pegangan.
Analis perlu kembali pada teori alam/manusia yang paling dasar
untuk memahami perilaku manusia atau oemimpin yang sangat kompleks.
8. Teori Kepemimpinan Romantis
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin ada karena pengikutnya. Para
pengikut ini mengembangkan pandangan “romantic” (ideal) mengenai
adanya pemimpin yang dapat membantu mereka mencapai tujuannya atau
memperbaiki hidup mereka. Pemimpin dibutuhkan untuk membantu
menyedrhanakan permasalahan dunia yang sangat kompleks. Jika bawahan
sudah tidak mempercayai pwmimpinnya, efektifitas kepemimpinan akan
hilang, tidak peduli denag tindakan pemimpin tersebut. Jika bawahan sudah
6
mampu mengorganisir mereka sendiri, maka pemimpin tidak akan
diperlukan lagi.
9. Kepemimpinan Transformal Kharismatik
Pemimpin transaksional adalah sesorang yang menentukan apa yang
harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka
sendiri atau organisasi, dan membantu karyawan agar memperoleh
kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut. Sebalikny apemimpin
transformational seseorang yang memotivasi bawahan untuk mengerjakan
lebih dari yang diharapkan semula dan meningkatkan rasa pentingnya
bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan.

2.3 Gaya Kepemimpinan


Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan
pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai.
Dalam pengertian lain gaya kepemimpinan adalah pola perilaku
strategi,ataupun konsep yang sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan atau tipe kepemimpinan yang menunjukkan
secara langsung dan tidak langsung tentang keyakinan seorang pemimpin
terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan adalah
perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi keterampilan,sifat,sikap, yang
sering diterapkan seorang pemimpin ketika Ia mencoba mempengaruhi
bawahnnya.

Macam-Macam Gaya Kepemimpinan


1. Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan
penuh dari bawahannya tanpa meminta adanya pembangkangan atau
keraguan.2 Gaya kepemimpinan seperti ini seringnya menentukan
keputusan berdasarkan pemikiran sendiri dan jarang sekali mau
menerima masukan orang lain. Pemimpin sangat dominan dalam
setiap pengambilan keputusan dan setiap kebijakan, peraturan,
prosedur diambil dari idenya sendiri. Kepemimpinan jenis ini

2
Nizar. F, Obet. T, Priscilla.T.(2019), Gaya- Gaya Kepemimpinan: Makalah
kepemimpinan, Hal.9
7
memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia membatasi inisiatif
dan daya pikir dari para anggotanya. Pemimpin yang otoriter tidak
akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan cenderung
berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah
(anggota). Jenis kepemimpinan ini biasanya dapat kita temukan di
akademi kemiliteran dan kepolisian.

2. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah
perusahaan dan akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti
setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap hari.
Tetapi, dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para
anggota untuk melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur
dalam sebuah peraturan tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh
setiap anggota(lapisan).
3. Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir
dari bawah (anggota) atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan
keputusan dipegang secara bergantian.3 Pemimpin memberikan
ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam
pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan
hubungan saling percaya antar pemimpin dan anggota. Dalam gaya
ini pemimpin juga cenderung aktif dalam meminta masukan dari
para anggota setiap menyelesaikan suatu masalah.
4. Kepemimpinan Delegatif (Laissez-faire)
Mirip dengan Otokratis, di gaya kepemimpinan Laissez-faire
pemimpin memberikan 100% kepercayaan dan kebebasan kepada
anggotanya untuk menyelesaikan tugas dan menyerahkan seluruh
metode atau cara penyelesaian kepada anggotanya. Pemimpin
cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam
kelompok. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila

3
Ibid.Hal 10
8
para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dan belum memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan.
5. Kepemimpinan Transaksional
Gaya kepemimpinan ini bekerja mirip dengan konsep
kontrak atau kesepakatan, yang mana telah diselesaikan sesuai
dengan kesepakatan, ketika anggota dapat menyelesaikan tugas
dengan baik akan mendapatkan reward (penghargaan) namun ketika
tidak anggota akan mendapatkan sanksi. Pemimpin dan bawahan
memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
6. Kepemimpinan Transformasional
Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin memberikan
motivasi sekaligus tantangan kepada anggotanya untuk maju dan
berkembang. Di sini pemimpin peduli dengan kesejahteraan
anggota-anggotanya.Gaya kepemimpinan transformasional dapat
menginspirasi perubahan positif pada anggotanya. Para pemimpin
jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses
termasuk dalam hal membantu para anggota kelompok untuk
berhasil menyelesaikan tugas mereka.
7. Kepemimpinan Melayani (Servant)
Sesuai dengan namanya, pemimpin adalah pelayan, sehingga
pemimpin akan melayani, memfasilitasi dan mengakomodir
anggota-anggotanya untuk terus berkembang. Pemimpin yang
melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi
dari para anggota daripada kepentingan pribadinya.
8. Kepemimpinan Karismatik
Gaya kepemimpinan karismatik merupakan gaya
kepemimpinan yang menjadi pemimpin mampu menghadirkan
pesona-pesona dan membuat setiap anggotanya adalah penting,
selalu menggunakan kata-kata cerdas untuk menyelesaikan masalah
dan tentunya mampu mengumpulkan pengagum. Sehingga dengan
mudah (rela) anggotanya mau bekerja.Pemimpin yang karismatik
memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikutnya. Kharisma
tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona yang ia

9
miliki terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk
mengikuti setiap arahan yang ia inginkan.
9. Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan ini menjadikan seorang pemimpin
bebas menggunakan gaya kepemimpinan yang mana sesuai dengan
kondisinya. Gaya kepemimpinan situasional mencoba
mengkombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan
kondisi yang ada.

2.4 Syarat Kepemimpinan


1. Mampu mengemban amanat (amanah)

Mengemban sama artinya dengan melaksanakan. Mampu


mengemban berarti kesiapan dalam melaksanakan. Kesiapan disini
berarti sanggup dengan segala akibat dari sesuatu yang akan dihadapi
dalam perjalanan organisasi. Sedang Amanah sendiri berarti
kewajiban. dalam artian lain, Amanah adalah perintah atau
kewajiban yang Allah bebankan kepada hambanya serta hati yang
Allah ambil dari mereka.4 Hal ini dapat dianalogikan sebagai tugas
yang dibebankan pemimpin dari organisasi yang harus dijalankan.
Dari hal ini disimpulkan, mampu mengemban Amanah dapat
diartikan sebagai kesiapan dari pemimpin itu sendiri dalam
menjalankan tugas yang diberikan oleh organisasi. Sehingga daur
dari organisasi dan keberhasilan organisasi juga bergantung pada
pemimpin tersebut.
Pemimpin merupakan seseorang yang dipercaya mampu
mengendalikan laju dari organisasi. Pemimpin yang tidak mampu
mengemban amanah dari tujuan organisasi akan menerima
penolakan dari anggotanya. Karena dirasa tidak faham dan tidak
mampu untuk memberikan masa depan dari organisasi
tersebut.Sehingga besar kemungkina bagi pemimpin yang tidak
mampu mengemvban Amanah akan dilengserkan dan diberhentikan.

4
Dalimunthe, R. P. (2016). Amanah dalam Perspektif Hadis. Diroyah:
Jurnal Studi Ilmu Hadis, 1(1), hal. 10
10
2. Memiliki penyampaian yang baik (tabligh)

Penyampaian disini diartikan sebagai kemampuan dalam menggiring


opini anggota untuk mencapai tujuan organisasi sesuai cara pemimpin dalam
memimpin dan menjalankan semua Amanah dari organisasi. Penyampaian
yang buruk dari seorang pemimpin akan memberikan kesulitan bagi
pemimpin dalam menjalankan roda organisasi. Kemampuan penyampaian
juga didasari kemampuan cara komunikasi yang baik dari seorang pimpinan.
Pasalnya tanpa kahlian dalam berkomunikasi, pemimpin akan mengalami
penolakan dari para anggotanya. Penolakan tersebut juga berimbas pada
pelengseran organisasi.
Orang yang memiliki sifat tabligh akan menyampaikan sesuatu dengan
benar (berbobot) dan dengan tutur kata yang tepat (bi alhikmah).5 Disini
dapat diartikan bahwa tabligh merupakan kemampuan dalam
mengomunikasikan tujuan serta visi dan misi. Dari seorang pemimpin
sehingga semua anggota akan ikut serta menyukseskan cara pemimpin dalam
mencapai tujuan dari organisasi.
3. Cerdas (Fathonah)

Cerdas berarti mampu mengontrol setiap permasalahan yang dihadapi


dalam kehidupan organisasinya. Pemimpin yang tidak memiliki solusi dalam
setiap masalah yang dihadapi akan mempersulit perjalanan dalam
mejalankan daur organisasinya. Sehingga bukan tidak mungkin akan
menimbulkan kemunduran dari organisasi tersebut. Kecerdasan dapat
diartikan juga kemampuan dalam melihat suatu kondisi. Kondisi yang akan
menentukan langkah pemimpin dalam sebuah masalah.
Pemimpin diharuskan mampu dalam menentukan langkah penyelesaian
setiap masalah. Pasalnya seorang pemimpin yang tidak mampu untuk
menentukan solusi dalam setiap permasalahan akan menimbulkan
kemunduran dari organisasi. Kecerdasan merupakan factor kunci dalam
memimpin, hal ini dibuktikan dengan setiap pergerakan dari organisasi
memerlukan pemikiran yang rasional. Bukan hanya angan tanpa dasar, tetapi

5
Misbach, I. (2017). Perilaku bisnis syariah. Al-Idarah, 5, 33-44.
11
setiap pemikiran dari penyelesaian masalah harus mengandung alasan yang
logis agar dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi.
4. Transparansi/ jujur (Shidiq)

Kejujuran merupakan sesuatu yang paling diperlukan dalam


berhubungan dengan khalayak ramai. Pasalnya kepercayaan merupakan
akibat dari kejujuran yang dimiliki seseorang. Tanpa adanya kejujuran
kemudahan tidak akan pernah untuk dicapai. Tetapi tidak menutup
kemungkinan dengan kejujuran akan mendapatkan kesulitan.
Kejujuran juga merupakan factor pendorong dalam kerelaan anggota
organisasi dalam mengikuti cara pemimpin dalam mencapai tujuan
organisasi. Kerelaan tersebut akan menimbulkan suasana pendorong
kekompakan dari organisasi tersebut. Sehingga kekompakan akan
mempermudah keberhasilan dari tujuan organisasi yang dirumuskan diawal.
Transparansi juga berkaitan dengan kejujuran. Transparansi merupakan
kejujuran atau keterbukaan dari setiap cara yang digunakan dalam mencapai
tujuan organisasi. Transparasi yang baik akan menimbulkan penyokong dari
pemimpin tersebut dalam menjalankan cara untuk mencapai tujuan
organisasi. Sehingga kepemimpinan tanpa adanya transparansi yang baik
akan menumbulkan kemunduran dalam daur organisasinya.
2.5 Model Kepemimpinan Integratif
Ukuran utama adalah loyalitas dan dedikasi kepada atasan,dengan
istilah ABS (asal bapak senang)bukan rahasia umum lagi.Maka siapa yang
paling dekat dengan pusat kekuasaan akan mempunyai kesempatan yang
lebih besar dari yang lain.6
Runtuhnya rezim orde baru, dan memasuki era reformasi,manurut
Jimly Asshiddiqie dkk dalam buku yang berjudulPandangan dan Langkah
Reformasi B.J Habibie (1999), muaradari pemikiran dan gerakan reformasi
ini adalah wujudnya masyarakatmadani (civil society). Masyarakat madani
adalah masyarakat yang demokratis secara politis, sejahtera secara ekonomi,
kapabel secara intelektual,menghargai supremasi hukum, menjunjung tinggi
keharmonisandan kemajemukan sosial budaya, serta commited terhadap
semangat kebangsaan.

6
Lita.S, 2017, Kepemimpinan Integratif: Makalah kepemimpinan

12
Kepemimpinan integratif harus memiliki kemampuanyang integratif
pula, yang merupakan sinergitas dari ketiga kecerdasan yaitu kecerdasan
spiritual (SQ), kecerdasanemosional (EQ), dan kecerdasan intelektual (IQ).
Kharisma bukan suatu yang terbawa sejak lahir tetapiharus dibangun melalui
cara-cara yang dapat mempengaruhi para pengikut untuk mengikuti
kelebihan spiritual,emosional, dan intelektual sehingga menjadi pemimpin
yang dikagumi.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka
memciptakan pemimmpin yang integratif yaitu:

1. seorang pemimpin, di samping memiliki kharismatik yang tinggi, juga


harus memiliki kecerdasan spiritual (SQ), emosional (EQ), dan
intelektual (IQ) yang tinggi.
2. pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi harus
mampu berhubungan secara harmonis baik intra-personal maupun inter-
personal.
3. pemimpin integratif harus juga memiliki kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan(situational context leadership).
4. pemimpin integratif harus setiap saat mengutamakan silaturahmi kepada
masyarakat yang dipimpinnya maupun kepada pejabat-pejabat baik
internal maupun eksternal.
5. pemimpin integratif yang efektif juga harus memiliki kemampuan
intelektual yang tinggi untuk menguasai peraturan perundang-undangan,
menejemen pemerintahan dan memiliki analisis yang tinggi.
6. pemimpin integratif yang efektif harus melekukan komunikasi sosial dan
politik dengan bahasa, suara dan intonasi yang menarik jelas dan mudah
dimengerti. Ada empat yang merupakan model pesan seorang
pemimpinin integratif, yaitu invite (mengundang), inform
(menginformasikan sesuatu isu), involve (melibatkan diri dalam
persoalan kemasyarakatan), ignite (membakar semangat) agar
masyarakat bersemangan atau bergairah membangun lingkungannya.
7. pemimpin integratif yang efektif harus mampu menstumulasi
masyarakat untuk hanyut dalam visinya.
8. pemimpin integratif harus mampu melakukan presentasi dengan baik.

13
9. pemimpin integratif efektif disarankan untuk mempelajari kelebihan dan
kekurangan para pemimpin sukses didunia.

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain
untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George
P Terry). Beberapa literature yang membahas tentang teori kepemimpinan
pada prinsipnya sama, yakni: ada empat asumsi dasar dalam teori
kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Pertama, ada teori yang
berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, Kedua, ada teori
yang berasumsi bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya
memungkinkan ia ada. Ketiga, ada teori yang berasumsi bahwa
kepemimpinan itu terjadi karena adanya kelompok orang-orang, dania
melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Keempat, ada pula teori yang
berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku organisasi.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah
organisasi atau perusahaan sangatlah penting untuk menunjang kinerja
pegawai dalam perusahaan, berikut gaya gaya kepemimpinan:
kepemimpinan otokratis, kepemimpinan birokrasi, kepemimpinan
partisipasif, kepemimpinan delegative(laissez-faire), kepemimpinan
transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan
melayani(servant), kepemimpinan karismatik, kepemimpinan situasional.
Syarat kepemimpinan ada 4 macam diantaraanya, mampu mengemban
amanah, memiliki penyampaian yang baik(tabligh), cerdas (fathonah),
transparasi/ jujur (shidiq).
Kepemimpinan integratif harus memiliki kemampuanyang integratif
pula, yang merupakan sinergitas dari ketiga kecerdasan yaitu kecerdasan
spiritual (SQ), kecerdasanemosional (EQ), dan kecerdasan intelektual (IQ).
Kharisma bukan suatu yang terbawa sejak lahir tetapiharus dibangun melalui
cara-cara yang dapat mempengaruhi para pengikut untuk mengikuti
kelebihan spiritual,emosional, dan intelektual sehingga menjadi pemimpin
yang dikagumi

15
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan banyak kekurangan. Untuk kedepannya kami akan menjelaskan secara
lebih fokus dan detaildengan sumber dan referensi yang lebih banyak agar
dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami butuhkan untuk kedepannya

16
DAFTAR PUSTAKA

Muadzin, J., Miftahul, Renaldi, Rini, & Irma, S. (2015, may). Kepemimpinan. Retrieved from
MAKALAH_KEPEMIMPINAN:
https://www.academia.edu/14886268/MAKALAH_KEPEMIMPINAN

Nizar, F., Obet, T., & Tobing, P. (2019, November). Makalah Kepemimpinan. Retrieved
from Gaya-Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi:
https://www.academia.edu/40904068/MAKALAH_KEPEMIMPINAN_GAYA_GAY
A_KEPEMIMPINAN

Syamsu, Q. B., & Novianty, D. (2017). Buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Gorontalo: Ideas Publishing.

17

Anda mungkin juga menyukai