Disusun Oleh :
Moh. Bagus Syifaudin (126405212113)
TULUNGAGUNG
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan serta kelancaran dalam
penyusunan makalah Perilaku Organisasi. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi yang
dibimbing oleh bapak Abdul Haris Perwiranegara., SE., MM.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan kami, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
3.2 Saran......................................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk
bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George P Terry).
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam
mencapai tujuan umum (H.Koontz dan C. O'Donnell). Kepemimpinan sebagai
pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan melalui
proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving
R, F. Massarik).
Secara umum para pemimpin dan manajer melakukan sejumlah pekerjaan
dengan amat tekun. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin
sebuah organisasi atau perusahaan sangatlah penting untuk menunjang kinerja
pegawai dalam perusahaan. Dengan adanya gaya kepemimpinan yang efektif
tersebut diharapkan dapat membuat kinerja pegawai meningkat, yang nantinya
dapat mencapai visi dan misi yang maksimal. Untuk lebih mempermudah dalam
memahami kepemimpinan tersebut perlu digunakan beberapa pendekatan.
Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain adalah pendekatan kepemimpinan
berdasarkan sifat, pendekatan kepemimpinan berdasarkan tingkah laku, dan
pendekatan kepemimpinan berdasarkan teori situasional, serta pendekatan
kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Badu, S. Q., & Djafri, N. (2017). Kepemimpinan dan perilaku
organisasi. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
3
pembentukan kebijakan memiliki dasar yang kuat dalam praktiknya dan
tidak dapat mengambil alih hak prerogratif seorang penguasa dalam
menetapkan kebijakan
g. Overton menyatakan" leadership is ability to get work done and through
others while gaining then confidence and cooperation". kepemimpinan
adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dan melalui orang lain
sambil memperoleh kepercayaan dan kerjasama”.
4
dikenal sebagai “teori genetis”. Artinya, pemimpin-pemimpin adalah
dilahirkan dan dibentuk.
2. Teori Lingkungan (Environmental Theory)
Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu
merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan atau situasi dan kondisi.
Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan-tantangan tertentu. Dan
dengan sendirinya diperlikan orang-orang yang memiliki sifat-sifat atau
cirri-ciri tertentu yang cocok. Kebangkitan dan kejatuhan seorang pemimpin
dixebabkan oleh situasi dan kondisi.
Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang menyatakan bahwa
pemimpin-pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not
born).. seseorang akan muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam
lingkungan social, yaitu sustu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan
situasi dan kondisi social untuk bertindak dan berkarya mengatasi masalah-
masalah social yang timbul.
3. Teori Pribadi dan Situasi (Personal situation Theory)
Teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan merupakan produk dari
terrkaitnya tiga factor yaitu:
a. Perangai (sifat-sifat) pribadi dari pemimpin.
b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya.
c. Kejadian-kejadian (atau masalah-masalah) yang dihadapi oleh kelompok.
Penganut teori ini ada yang menyatakan bahwa: studi tentang
kepemimpinan harus berkenaan dengan status, interaksi, persepsi dan
perilaku individu-individu dalam hubungan dengan anggota-anggotanya lain
dari kelompok yang terorganisasi. Pemimpin harus mengenal dirinya (dalam
arti sifat-sifatnya, mengenal kelompok yang dipimpin, mengenla situasi dan
kondisi) untuk selanjutnya mengembangkan sifat-sifatnya sendiri kea rah
yang sesuai dengan kelompok yang dipimpinnya dan sesuai pula dengan
situasi dan kondisi dimana ia memimpin.
4. Teori Interaksi dan Harapan
Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interkasi dan partisipasi
dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling menyukai atau
menyayangi astu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas norma-
norma kelompok. Demikian pula semakin tinggi seseorang dalam
5
kelompok,semakin mendekati kesesuaian kegiatannya denagn norma-
norma, semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar pula jumlah
anggota kelompok yang tergerak. Yang penting harus dijaga agar aksi-aksi
pemimpin tidak menegecewakan.
5. Teori Humanistik (Humanistik Theory)
Teori ini berasumsi bahawa seorang pemimpin bisa dikatakan
berahsil dalam mengolah sesuatu organisasi jika ia mampu memberdayakan
orang-orang yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, ia mampu membuat
organisasi sedemikian rupa sehingga member kebebasan dan kelonggaran
kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri yang potensial
untuk memenuhi kebutuhannya dan pada saaat yang bersamaan member
sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.
6. Teori Tukar-menukar (Exchange Theory)
Teori ini berasumsi bahwa interaksi social menggambarkan suatu
bentuk tukar-menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan
konstribusi dengan pengorbanan-pengorbanan kempok anggota-anggota
yang lain. Proses ini sesungguhnya menekankan adanya “give and take”
antara pemimpin dan yang dipimpin. Itulah sebabnya teori ini juga dinamai
sebagai teori beri-memberi.
7. Teori Kepemimpinan Psikonalisis
Seseorang berperilaku tertentu barangkali bukan karena untuk
memenuhi kepentingan bawahanya, tetapi barangkali untuk
mengkompensasi kepribadiannya yang frustasi. Teori ini mengatakan bahwa
manusia sangat kompleks. Penampilan luar tidak dapat dijadikan pegangan.
Analis perlu kembali pada teori alam/manusia yang paling dasar
untuk memahami perilaku manusia atau oemimpin yang sangat kompleks.
8. Teori Kepemimpinan Romantis
Teori ini mengatakan bahwa pemimpin ada karena pengikutnya. Para
pengikut ini mengembangkan pandangan “romantic” (ideal) mengenai
adanya pemimpin yang dapat membantu mereka mencapai tujuannya atau
memperbaiki hidup mereka. Pemimpin dibutuhkan untuk membantu
menyedrhanakan permasalahan dunia yang sangat kompleks. Jika bawahan
sudah tidak mempercayai pwmimpinnya, efektifitas kepemimpinan akan
hilang, tidak peduli denag tindakan pemimpin tersebut. Jika bawahan sudah
6
mampu mengorganisir mereka sendiri, maka pemimpin tidak akan
diperlukan lagi.
9. Kepemimpinan Transformal Kharismatik
Pemimpin transaksional adalah sesorang yang menentukan apa yang
harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan mereka
sendiri atau organisasi, dan membantu karyawan agar memperoleh
kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut. Sebalikny apemimpin
transformational seseorang yang memotivasi bawahan untuk mengerjakan
lebih dari yang diharapkan semula dan meningkatkan rasa pentingnya
bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan.
2
Nizar. F, Obet. T, Priscilla.T.(2019), Gaya- Gaya Kepemimpinan: Makalah
kepemimpinan, Hal.9
7
memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia membatasi inisiatif
dan daya pikir dari para anggotanya. Pemimpin yang otoriter tidak
akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan cenderung
berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah
(anggota). Jenis kepemimpinan ini biasanya dapat kita temukan di
akademi kemiliteran dan kepolisian.
2. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah
perusahaan dan akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti
setiap alur prosedur dan melakukan tanggung jawab rutin setiap hari.
Tetapi, dalam gaya kepemimpinan ini tidak ada ruang bagi para
anggota untuk melakukan inovasi karena semuanya sudah diatur
dalam sebuah peraturan tatanan prosedur yang harus dipatuhi oleh
setiap anggota(lapisan).
3. Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir
dari bawah (anggota) atas pemecahan suatu masalah dan pembuatan
keputusan dipegang secara bergantian.3 Pemimpin memberikan
ruang gerak bagi para bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam
pembuatan suatu keputusan serta adanya suasana persahabatan dan
hubungan saling percaya antar pemimpin dan anggota. Dalam gaya
ini pemimpin juga cenderung aktif dalam meminta masukan dari
para anggota setiap menyelesaikan suatu masalah.
4. Kepemimpinan Delegatif (Laissez-faire)
Mirip dengan Otokratis, di gaya kepemimpinan Laissez-faire
pemimpin memberikan 100% kepercayaan dan kebebasan kepada
anggotanya untuk menyelesaikan tugas dan menyerahkan seluruh
metode atau cara penyelesaian kepada anggotanya. Pemimpin
cenderung membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam
kelompok. Jenis kepemimpinan ini akan sangat merugikan apabila
3
Ibid.Hal 10
8
para anggota belum cukup matang dalam melaksanakan tanggung
jawabnya dan belum memiliki motivasi tinggi terhadap pekerjaan.
5. Kepemimpinan Transaksional
Gaya kepemimpinan ini bekerja mirip dengan konsep
kontrak atau kesepakatan, yang mana telah diselesaikan sesuai
dengan kesepakatan, ketika anggota dapat menyelesaikan tugas
dengan baik akan mendapatkan reward (penghargaan) namun ketika
tidak anggota akan mendapatkan sanksi. Pemimpin dan bawahan
memiliki tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
6. Kepemimpinan Transformasional
Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin memberikan
motivasi sekaligus tantangan kepada anggotanya untuk maju dan
berkembang. Di sini pemimpin peduli dengan kesejahteraan
anggota-anggotanya.Gaya kepemimpinan transformasional dapat
menginspirasi perubahan positif pada anggotanya. Para pemimpin
jenis ini memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses
termasuk dalam hal membantu para anggota kelompok untuk
berhasil menyelesaikan tugas mereka.
7. Kepemimpinan Melayani (Servant)
Sesuai dengan namanya, pemimpin adalah pelayan, sehingga
pemimpin akan melayani, memfasilitasi dan mengakomodir
anggota-anggotanya untuk terus berkembang. Pemimpin yang
melayani lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan dan aspirasi
dari para anggota daripada kepentingan pribadinya.
8. Kepemimpinan Karismatik
Gaya kepemimpinan karismatik merupakan gaya
kepemimpinan yang menjadi pemimpin mampu menghadirkan
pesona-pesona dan membuat setiap anggotanya adalah penting,
selalu menggunakan kata-kata cerdas untuk menyelesaikan masalah
dan tentunya mampu mengumpulkan pengagum. Sehingga dengan
mudah (rela) anggotanya mau bekerja.Pemimpin yang karismatik
memiliki pengaruh yang kuat atas para pengikutnya. Kharisma
tersebut timbul dari setiap kemampuan yang mempesona yang ia
9
miliki terutama dalam meyakinkan setiap anggotanya untuk
mengikuti setiap arahan yang ia inginkan.
9. Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan ini menjadikan seorang pemimpin
bebas menggunakan gaya kepemimpinan yang mana sesuai dengan
kondisinya. Gaya kepemimpinan situasional mencoba
mengkombinasikan proses kepemimpinan dengan situasi dan
kondisi yang ada.
4
Dalimunthe, R. P. (2016). Amanah dalam Perspektif Hadis. Diroyah:
Jurnal Studi Ilmu Hadis, 1(1), hal. 10
10
2. Memiliki penyampaian yang baik (tabligh)
5
Misbach, I. (2017). Perilaku bisnis syariah. Al-Idarah, 5, 33-44.
11
setiap pemikiran dari penyelesaian masalah harus mengandung alasan yang
logis agar dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi.
4. Transparansi/ jujur (Shidiq)
6
Lita.S, 2017, Kepemimpinan Integratif: Makalah kepemimpinan
12
Kepemimpinan integratif harus memiliki kemampuanyang integratif
pula, yang merupakan sinergitas dari ketiga kecerdasan yaitu kecerdasan
spiritual (SQ), kecerdasanemosional (EQ), dan kecerdasan intelektual (IQ).
Kharisma bukan suatu yang terbawa sejak lahir tetapiharus dibangun melalui
cara-cara yang dapat mempengaruhi para pengikut untuk mengikuti
kelebihan spiritual,emosional, dan intelektual sehingga menjadi pemimpin
yang dikagumi.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka
memciptakan pemimmpin yang integratif yaitu:
13
9. pemimpin integratif efektif disarankan untuk mempelajari kelebihan dan
kekurangan para pemimpin sukses didunia.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain
untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok (George
P Terry). Beberapa literature yang membahas tentang teori kepemimpinan
pada prinsipnya sama, yakni: ada empat asumsi dasar dalam teori
kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Pertama, ada teori yang
berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, Kedua, ada teori
yang berasumsi bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya
memungkinkan ia ada. Ketiga, ada teori yang berasumsi bahwa
kepemimpinan itu terjadi karena adanya kelompok orang-orang, dania
melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Keempat, ada pula teori yang
berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku organisasi.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dalam memimpin sebuah
organisasi atau perusahaan sangatlah penting untuk menunjang kinerja
pegawai dalam perusahaan, berikut gaya gaya kepemimpinan:
kepemimpinan otokratis, kepemimpinan birokrasi, kepemimpinan
partisipasif, kepemimpinan delegative(laissez-faire), kepemimpinan
transaksional, kepemimpinan transformasional, kepemimpinan
melayani(servant), kepemimpinan karismatik, kepemimpinan situasional.
Syarat kepemimpinan ada 4 macam diantaraanya, mampu mengemban
amanah, memiliki penyampaian yang baik(tabligh), cerdas (fathonah),
transparasi/ jujur (shidiq).
Kepemimpinan integratif harus memiliki kemampuanyang integratif
pula, yang merupakan sinergitas dari ketiga kecerdasan yaitu kecerdasan
spiritual (SQ), kecerdasanemosional (EQ), dan kecerdasan intelektual (IQ).
Kharisma bukan suatu yang terbawa sejak lahir tetapiharus dibangun melalui
cara-cara yang dapat mempengaruhi para pengikut untuk mengikuti
kelebihan spiritual,emosional, dan intelektual sehingga menjadi pemimpin
yang dikagumi
15
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan banyak kekurangan. Untuk kedepannya kami akan menjelaskan secara
lebih fokus dan detaildengan sumber dan referensi yang lebih banyak agar
dapat dipertanggungjawabkan. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat kami butuhkan untuk kedepannya
16
DAFTAR PUSTAKA
Muadzin, J., Miftahul, Renaldi, Rini, & Irma, S. (2015, may). Kepemimpinan. Retrieved from
MAKALAH_KEPEMIMPINAN:
https://www.academia.edu/14886268/MAKALAH_KEPEMIMPINAN
Nizar, F., Obet, T., & Tobing, P. (2019, November). Makalah Kepemimpinan. Retrieved
from Gaya-Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi:
https://www.academia.edu/40904068/MAKALAH_KEPEMIMPINAN_GAYA_GAY
A_KEPEMIMPINAN
Syamsu, Q. B., & Novianty, D. (2017). Buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Gorontalo: Ideas Publishing.
17