Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

Kepemimpinan Afrinaldy Rustam,S.IP, M.Si

MAKALAH

Sumber-Sumber Kekuasaan dalam Kepemimpinan

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

Adek Ayuni 11870523902


Anisa Sri Wahyuni 11870523744
Azella Agustina 11870523899

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
ADMINISTRASI NEGARA 5D
TAHUN 2020 /1442 H
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Kepemimpinan dengan baik.Adapun judul makalah ini adalah
“Sumber-sumber kekuasaan kepemimpinan”
Makalah ini dapat terselesaikan atas bantuan dari beberapa pihak.Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian
makalah ini, terutama kepada dosen pengampu bapak Afrinaldy Rustam,S.IP, M.Si, Orang tua
yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan makalah dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami
harpakan.Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca
pada umumnya.

Pekanbaru,28 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
2.1 Pengertian Kepemimpinan.....................................................................................................2
2.2 Pengertian Kekuasaan............................................................................................................3
2.3 Sumber Kekuasaan.................................................................................................................5
2.4 Apakah supersemar dapat menjadi sumber kekuasaan dalam kepemimpinan……………..8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap manusia akan diminta
pertanggung jawaban atas kepemimpinannya kelak. Manusia sebagai pemimpin minimal mampu
memimpin dirinya sendiri. Setiap organisasi harus ada pemimpinnya yang secara ideal dipatuhi
dan disegani bawahannya.Organisasi tanpa pimpinan akan kacau balau. Oleh karena itu, harus
ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan
individu, kelompok dan organisasi. Dari kepemimpinan itu, maka muncul lah kekuasaan.

Kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku mewujudkan keinginannya didalam


suatu hubungan sosial yang ada termasuk dengan kekuasaan atau tanpa mengiraukan landasan
yang menjadi pijakan kemungkinan itu. Seorang pemimpin mempunyai kekuasaan untuk
mengatur dan mengarahkan anggota-anggotanya.

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh. Maka kepemimpinan tidak akan pernah
lepas dari kekuasaan untuk mengatur anggota-anggotanya. Kepemimpinan adalah suatu aktivitas
untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu.Cara mempertahankan kekuasaan ialah menghilangkan aturan lama, birokrasi
yang baik dan konsolidasi vertical dan horizontal. Cara memperkuat kekuasaan yaitu dengan
menguasai bidang-bidang kehidupan secara damai dan menguasai bidang-bidang kehidupan
secara koersif.

1.2 Rumusan masalah


A. Pengertian kepemimpinan, pengertian kekuasaan, sumber-sumber kekuasaan?
B. Teori kekuasaan ?
C. Teori kepemimpinan ?
D. apakah supersemar dapat menjadi sumber-sumber keuasaan dalam kepemimpinan ?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan,kekuasaan,sumber-sumber kekuasaan
B. Untuk menganalisa dari teori kekuasaan
C. Untuk menganalisa dari teori kepemimpinan
D. Untuk menganalisa apakah supersemar dapat menjadi sumber-sumber keuasaan dalam
kepemimpinan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi
organisasi karena kepemimpinan merupakan aktivitas yang utama dengan mana tujuan
organisasi dapat dicapai.Pada umumnya kepemimpinan didefenisikan sebagai suatu proses
mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi
tertentu.Dari defenisi ini nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses,bukan orang.
Banyak defenisi tentang kepemimpinan (leadership),namun pada intinya kempimpinan
ialah mempengaruhi orang lain untuk melakukan perbuatan ke arah yang dikehendaki.
Nawawi (2006:11) dalam bukunya Kepemimpinan yang Efektif mengemukakan
pendapatnya tentang pengertian kepemimpinan dilihat dari kepemimpinan dalam konteks
struktural dan non struktural.Menurutnya bahwa kepemimpinan dalam konteks struktural
diartikan sebagai proses mempengaruhi pikiran,perasaan,tingkah laku,dan mengarahkan semua
fasilitas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan tanpa keikutsertaan anggota
kelompoknya merumuskannya.Sedangkan dalam konteks non struktural,kepemimpinan diartikan
sebagai proses mempengaruhi pikiran,perasaan,tingkah laku,dan mengarahkan semua fasilitas
untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan secara bersama-sama pula.
Maxweel (2011:3) mengemukakan kepimimpinan adalah pengaruh,jika seseorang bisa
meningkatkan pengaruhnya dalam diri orang lain,mereka bias memimpin lebih efektif.Maxweel
membagi atas lima level kepemimpinan.Pada level pertama dikatakan bahwa kepemimpinan
adalah sebuah proses bukan jabatan oleh sebab itu jabatan adalah proses terendah dalam
kepemimpinan,Memiliki jabatan tidak salah,namum menggunakan jabatanu untuk membuat
orang lain mengikuti itu salah.Jabatan tidak bisa menggantikan pengaruh.Level kedua
kepemimpinan adalah membangun kebersamaan antar sesama.Pada level ini pemimpin akan
menemukan siapa sesungguhnya orang-orang mereka dan pengikut menemukan siapa
sesungguhnya pemimpin mereka.Level ketiga kepemimpinan didasarkan pada hasil.Pada level
ini seorang pemimpin memperoleh pengaruh serta kepercayaan,dan orang-orang mulai mengikuti

2
mereka karena apa yang telah mereka lakukan untuk organisasi itu.Level keempat kemimpinan
beorientasi pada pemberdayaan.
Teori kepemimpinan

1. Teori Great Man: Menurut teori ini, seorang pemimpin besar dilahirkan dengan
karakteristik tertentu seperti karisma, keyakinan, kecerdasan dan keterampilan sosial
yang membuatnya terlahir sebagai pemimpin alami.
2. Teori Sifat: Teori sifat mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku
yang sama pada umumnya pemimpin.
3. Teori kontingensi :Teori kontingensi fokus pada variabel yang berkaitan dengan
lingkungan yang mungkin menentukan gaya kepemimpinan tertentu yang paling cocok.
4. Teori Situasional: Gaya kepemimpinan yang berbeda mungkin lebih tepat untuk jenis
tertentu dalam pengambilan keputusan tertentu. Misalnya, seorang pemimpin berada
dalam kelompok yang anggotanya berpengetahuan dan berpengalaman, gaya otoriter
mungkin paling tepat.
5. Teori Perilaku :Teori perilaku kepemimpinan didasarkan pada keyakinan bahwa
pemimpin besar dibuat bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan
para pemimpin bukan pada kualitas mental. Menurut teori ini, orang dapat belajar untuk
menjadi pemimpin melalui pengajaran dan observasi. 
6. Teori Partisipatif :Teori kepemimpinan partisipatif menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan yang ideal adalah mengambil masukan dari orang lain. Para pemimpin
mendorong partisipasi dan kontribusi dari anggota kelompok dan membantu anggota
kelompok merasa lebih berkomitmen terhadap proses pengambilan keputusan.
7. Teori Manajemen :Teori manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada
peran pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada sistem
imbalan dan hukuman.
8. Teori Hubungan  : Teori hubungan juga dikenal sebagai teori transformasi, fokus pada
hubungan yang terbentuk antara pemimpin dan pengikut.
Kesimpulan : pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan
tidak akan ada setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya. Hal
ini mengandung makna bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi oranglain sehingga orang lain tunduk atau mengikuti semua keinginan seorang
pemimpin.teori kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi
pemimpin,bagaimana timbulnya seorang pemimpin.

3
2.2 Pengertian Kekuasaan
Miriam Budiardjo (2002) berpendapat “kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan
oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang
diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang
atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku”. Ramlan Surbakti (1992) juga
menyebutkan bahwa “kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk
berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang mempengaruhi”. Lebih lanjut, Robbins
dan Judge (2007) mengungkapkan “kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, sehingga orang lain tersebut akan berperilaku sesuai dengan
yang diharapkan oleh orang yang memiliki kekuasaan”.
Teori kekuasaan
1. Social Exchange Theory yang berarti kekuasaan didapatkan dan kemudian hilang saat
proses mempengaruhi yang timbal balik antara pimpinan dan pengikut terjadi di beberapa
waktu. Teori ini menitikberatkan pada expert power dan wewenang.
2. Strategic Contingencies Theory yang mendeinisikan kekuasaan sebuah organisasi
bergantung pada faktor kemahiran dalam menindaki masalah, sentralisasi unit kerja
dalam alur kerja dan tingkat kemahiran dari subunit tersebut.
Kesimpulan :
Menurut teori kekuasaan adalah yang paling kuat dan yang dimaksud dengan kekuatan disini
adalah kuat secara jasmani atau fisik. Kemudian apabila keluarga tersebut berkembang menjadi
sebuah masyarakat dan negara. Adapun perkembangan keluarga menjadi negara dapat melalui
fase seperti peperangan, dimana yang kalah menggabungkan diri kepada yang menang, maka
dapat dikatakan bahwa asal mula kekuasaan adalah karena adanya keunggulan kekuatan dari
pada orang yang satu terhadap yang lainnya.
Kipnis dan Schmidt merupakan peneliti pertama mengkaji strategi-strategi yang sering
diaplikasikan untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). “Berbagai alat ukur
telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang dibuat
oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Inluence Behavior Questionnaire” (Yukl, Lepsinger, and
Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa
digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:

4
1. “Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
2. Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi
orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan
antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan yang
menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan,harapan, dan aspirasinya.
3. Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk ber- partisipasi dalam
pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4. Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau
sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
5. Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena
dianggap loyal.
6. Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai
imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang
lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.
8. Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta
sesuatu.
9. Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu
permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi”.

2.3 Sumber-sumber Kekuasaan


Dalam menjalankan kepemimpinanan seorang pemimpin harus memiliki kekuasaan
(power).Bentuk kekuasaan bermacam-macam menurut Boone dan Kurtz seperti yang dikutip
oleh Anoraga(1995:222) bahwa ada enam bentuk dari kekuasaan yang dimiliki seseorang yakni
Kekuasaan Legitimasi(legitimate power),Kekuasaan Imbalan(reward power),Kekuasaan

5
Paksaan(coercive power),Kekuasaan Ahli(expert power),Kekuasaan Referen(Referent Power),
Kekuasaan Informasi (Information Power),Connection Power.
1. Kekuasaan Legitimasi (legitimate power)
Yaitu kekuasaan yang diperoleh karena surat keputusan atau pengangkatan masyarakat
banyak, yang selanjutnya diterima sebagai pemimpin untuk berkuasa di daerah atau
wilayah tersebut. Kekuasaan legitimasi ialah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
karena posisinya. Seseorang yang tingkatannya lebih tinggi mempunyai kekuasaan atas
orang-orang yang kedudukannya lebih rendah.
2. Kekuasaan Imbalan(reward power)
Yaitu kekuasaan yang diperoleh karena seseorang terlalu banyak memberi barang dan
uang kepada orang lain sehingga orang lain tersebut merasa berhutang budi atau suatu
ketika membutuhkan kembali pemberiannya yang serupa. Reward power atau kekuasaan
untuk memberikan penghargaan adalah kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari
seseorang yang posisinya memungkinkan dirinya untuk memberikan penghargaan
terhadap orang-orang yang berada dibawahnya.
3. Kekuasaan Paksaan(coercive power)
Yaitu kekuasaan yang diperoleh karena seseorang atau sekelompok orang yang
mempergunakan kekerasan dan kekuatan fisik serta senjatanya untuk memerintah pihak
lain. Coercive power atau kekuasaan untuk memberikan hukuman adalah kebalikan atau
sisi negatif dari reward power.
4. Kekuasaan Ahli(expert power)
Yaitu kekuasaan yang diperoleh karena keahliannya berdasarkan ilmu-ilmu yang
dimilikinya, seni mempengaruhi yang dipunyainya serta budi luhurnya sehingga orang
lain membutuhkannya. Seseorang mempunyai kekuasaan ahli jika ia memiliki keahlian
khusus yang dinilai tinggi. Para ahli mempunyai kekuasaan meskipun peringkat mereka
rendah. Seseorang dapat memiliki keahlian teknis, administrative, atau yang menyangkut
persoalan manusia.
5. Kekuasaan Referen(Referent Power)
adalah kekuasaan yang muncul akibat adanya karakteristik yang diharapkan oleh
seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki pengaruh terhadap
seseorang atau sekelompok orang tersebut.

6
6. Kekuasaan Informasi.(Information Power)
Yaitu kekuasaan yang diperoleh karena seseorang yang begitu banyak memiliki
keterangan sehingga orang lain membutuhkan dirinya untuk bertanya, untuk itu yang
bersangkutan membatasi keterangannya agar terus menerus dibutuhkan. Informasi adalah
konteks dimana data diletakkan.
7. Connection Power
Yaitu kekuasaan karena adanya karakteristik yang diharapkan oleh seseorang atau
sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki pengaruh terhadap seseorang atau
sekelompok orang tersebut.hal ini biasanya disebut dengan hubungan kekerabatan atau
kekeluargaan (nepotisme).
Kesimpulan : Mempunyai kemampuan untuk dapat mempengaruhi orang lain,Mempunyai sikap
dan sifat yang unggul atau dominan yang menjadikannya mempunyai wibawa terhadap para
bawahannyaMemiliki pengetahuan yang luas, serta informasi dan pengalaman yang luas,
Memiliki kepandaian untuk bergaul dan berkomunikasi kepada siapapun.Banyak atau hampir
semua orang membutuhkan kekuasaan. Karena dengan kekuasaan seseorang dapat mengatur
kepatuhan orang lain serta memberikan perintah atas kemauannya. Serta dengan kekuasaaan
dapat memberikan perubahan dan menciptakan perubahan yang akan mewujudkan visi dan misi
yang telah dibuat. Menjadi pemimpin yang berhasil tidak hanya dengan menggunakan aspek
yang semata-mata saja. melainkan keberhasilan tersebut berasal dari perpaduan antara sikap,
sifat, serta kekuasaan dan pengaruh yang dapat saling menentukan sesuai dengan situasi yang
mendukungnya. Karena kekuasaan dan pengaruh dapat menjadi energi pendorong atau daya
dorong seorang pemimpin untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan mengubah perilaku para
bawahannya untuk meningkatkan kinerja serta pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Aplikasi Sumber-Sumber Kekuasaan Pada Kepemimpinan Situasional
1. Kekuasaan Paksaan, Pengikut yang rendah kematangannya biasanya memerlukan
perilaku pengarahan yang kuat agar menjadi produktif. Gaya kepemimpinan yang cocok
kepada pengikut-pengikut seperti ini ialah sering diberikan instruksi.
2. Kekuasaan Hubungan. Ketika seorang pengikut mulai beranjak dari tingkat kematangan,
maka perilaku mengarah-kan masih diperlukan dan menaikkan, perilaku mendukung pun
supportive juga dirasakan amat penting. Gaya kepemimpinan instruksi dan konsultasi

7
sesuai untuk tingkat kematangan seperti ini, dan hasilnya akan lebih efektif jika
dikombinasikan dengan sumber 15 kekuasaan hubungan dari pemimpin.
3. Kekuasaan Penghargaan. Pengikut yang berada pada tingkat kematangan yang
berkembang dari rendah ke sedang sering membutuhkan sejumlah perilaku dukungan dan
pengarahan yang besar
4. Kekuasaan Legitimasi. Gaya kepemimpinan yang sesuai untuk mempengaruhi secara
efektif pada kedua tingkat kematangan, ialah gaya "konsultasi" dan "partisipasi". Untuk
memadukan secara efektif gaya-gaya ini, maka kekuasaan legitimasi sangatlah membantu
5. Kekuasaan Referensi. Pengikut yang berada pada tingkat kematangan dari sedang ke
tinggi hanya membutuhkan pengarahan yang sedikit tetapi masih memerlukan tingkat
tinggi untuk berkomunikasi dan dukungan dari pemimpin.
6. Kekuasaan Informasi. Gaya kepemimpinan yang da memotivasikan pengikut secara
efektif pada rata-rata di atas tingkat kematangan, ialah "partisipasi dan delegasi”,
Tampaknya kekuasaan informasi akan banyak menolong dengan mempergunakan gaya-
gaya kepemimpinan ini.
7. Kekuasaan Keahlian. Pengikut yang sudah berkembang pada suatu tingkat kematangan
yang tinggi, sering hanya memerlukan sedikit pengarahan dan dukungan. Pengikut-
pengikut ini ada mempunyai kemampuan dan keinginan untuk melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya.
2.4 menganalisa apakah supersemar dapat menjadi sumber-sumber kekuasaan dalam
kepemimpinan

Dengan dikeluarkannya Supersemar , maka terjadilah dualisme kepemimpinan, yang


dimaksud adalah Terdapat dua pemimpin yaitu secara hukum dan secara politik.Dualisme
kepemimpinan yang dimaksud adalah terdapat dua pimpinan dalam satu negara, yaitu Soekarno
sebagai pimpinan pemerintahan sedangkan Soeharto sebagai pelaksana pemerintahan. Presiden
Soekarno sudah tidak banyak melakukan tindakan-tindakan pemerintahan, sedangkan sebaliknya
Letjen. Soeharto banyak menjalankan tugas-tugas harian pemerintahan.Adanya dualisme
kepemimpinan ni akhirnya menimbulkan pertentangan politik dalam masyarakat, yaitu mengarah
pada munculnya pendukung Soekarno dan pendukung Soeharto.Hal ini menjurus kepada
perpecahan bangsa dimana Bangsa Indonesia saat itu masih baru merdeka sehingga situasi
politiknya masih belum stabil.

8
Presiden pertama Indonesia setelah merdeka yaitu Ir.Soekarno. Pada tahun 1950,
Soekarno menetapkan sistem pemerintahan demokrasi liberal. Di dalam sistem ini, presiden
hanya bertindak sebagai kepala Negara, sedangkan tanggung jawab pemerintahan ada di tangan
kabinet. Presiden tidak dapat bertindak sewenang-wenang terhadap jalannya pemerintahan.
Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh seorang Perdana Menteri.

Pada tahun 1959, Soekarno selaku presiden memperkenalkan suatu sistem pemerintahan
baru yaitu sistem pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Perbedaan mendasar antara sistem
pemerintahan demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin terletak pada kekuasaan presiden. Di
dalam demokrasi liberal, pihak yang berkuasa untuk menjalankan pemerintahan dan
pengambilan keputusan adalah parlemen. Namun di dalam sistem demokrasi terpimpin, presiden
memiliki wewenang tersebut, bahkan hampir di seluruh bidang pemerintahan.

Saat diterapkan sistem demokrasi liberal, timbul pergerakan G30SPKI. Pergerakan ini
timbul untuk merebut kekuasaan tertinggi yang berada di tangan Soekarno selaku pimpinan
tertinggi negara. Tindakan ini dipimpin oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan bantuan
beberapa organisasi-organisasi lain. Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat gerakan ini antara
lain adalah timbulnya demonstrasi menentang PKI dan Mayjen Soeharto diangkat menjadi
Panglima Angkatan Darat.

Menanggapi peristiwa ini, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret
atau yang lebih dikenal dengan nama Supersemar yang ditujukan kepada Letjen Soeharto selaku
Pangkopkamtib untuk mengambil tindakan dalam rangka menjamin keamanan, ketenangan, dan
stabilitas pemerintahan demi keutuhan NKRI.Sejak dijalankannya Supersemar, Soekarno masih
medapatkan tempat selaku pimpinan. Akan tetapi, pelaksanaan kebijakan tetap dipegang oleh
Presidium Kabinet yang dipimpin oleh Jend.Soeharto. Akibatnya terdapat dua pemimpin dalam
satu negara yang tidak baik mengingat stabilitas negara masih belum normal.

Supersemar adalah surat perintah yang diberikan oleh Presiden Soekarno kepada Jenderal
Soeharto, yang pada angka 1 surat perintah itu menyebutkan bahwa penerima surat perintah itu
untuk: “Mengambil tindakan yang dianggap perlu, untuk terjaminnya keamanan dan
ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi.”Berdasarkan surat
perintah itu, pada 12 Maret 1966, Soeharto membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pembubaran PKI adalah untuk memenuhi tiga tuntutan rakyat disingkat Tritura, yang
dicanangkan oleh kelompok kesatuan aksi (mahasiswa dan pelajar) dan Orpol serta Ormas pada
10 Januari 1965, pasca-kudeta berdarah Gerakan 30 September 1965.

banyak pertanyaan tentang polemik Supersemar yang ia jawab dalam bukunya.


Semuanya dituturkan dengan runtut mulai dari kudeta Dewan Revolusi Gerakan 30 September

9
1965, keadaan di Indonesia pasca-kudeta berdarah, sampai akhirnya Presiden Soekarno
mengeluarkan Supersemar. “Sebenarnya, Presiden Soekarno membacakan kembali Surat
Perintah itu di sidang kabinet pada 13 Maret 1965,” Dijelaskan, sesuai tulisan Jenderal M Jusuf
disebutkan, surat perintah itu diketik memakai dua kertas karbon (ada dua tindasan). Tindasan
pertama diambil oleh Sabur yang kemudian dibacakan Presiden Soekarno dalam sidang kabinet
itu, tindasan kedua dipegang Jenderal M Jusuf. Sedangkan halaman pertama yang ditandatangani
Presiden Soekarno diberikan kepada Mayjen Basuki Rahmat untuk disampaikan kepada Letjen
Soeharto.Dalam bukunya, Noor mengisahkan, proses pembuatan surat perintah itu berlangsung
alot antara tiga jenderal dengan Presiden Soekarno yang didampingi tiga orang wakil perdana
menteri yaitu Soebandrio, Leimena, dan Chairul Saleh. Setelah mereka yang hadir itu mencapai
kompromi, baru lah Soekarno meminta Sabur mengetiknya dengan dua tindasan.

Yang ditandatangani Presiden Soekarno hanya lembar yang diketik sedang tindasannya
tidak ditandatangani.“Jadi, tidak benar pendapat yang mengatakan Presiden Soekarno mendapat
tekanan dalam pembuatan surat perintah itu. Kewibawaan dan dukungan kepada Presiden
Soekarno pada waktu itu masih sangat besar. Jika Presiden Soekarno mendapat tekanan dari tiga
jenderal itu, dengan mudah beliau dapat memerintahkan pasukan Cakrabirawa, soalnya ada satu
batalyon Cakrabirawa di Istana Bogor, untuk menangkap ketiga jenderal itu,

Karena Peranan aksi-aksi mahasiswa sebagai “pressure group” sangat besar. Dengan kata
ini beserta Trituranya telah mempercepat proses lahirnya Supersemar. Supersemar dan gerakan
aksi mahasiswa telah membawa kemenangan bagi Orde Baru melalui proses konstitusional
terhadap penyelewengan ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. adanya karakteristik yang
diharapkan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki pengaruh
terhadap seseorang atau sekelompok orang tersebut. adanya karakteristik yang diharapkan oleh
seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki pengaruh terhadap
seseorang atau sekelompok orang tersebut. kekuasaan yang bersumber pada hubungan yang
dijalin oleh seesorang (pimpinan) dengan orang-orang penting atau berpengaruh baik diluar
maupun didalam organisasi.

Berawal dengan adanya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 1966 kepada
Letnan Jenderal Soeharto, maka Era Orde Lama berakhir. Kemudian berganti pemerintahan Era
Orde Baru. Pada awalnya sifat-sifat kepemimpinan yang baik dan menonjol dari Presiden
Soeharto adalah kesederhanaan, keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif maupun
keputusan. Selain itu juga tahan menderita dengan kualitas mental yang sanggup menghadapi
bahaya dan konsisten dengan segala keputusan yang telah ditetapkan.Gaya Kepemimpinan
Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan
Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat
10
tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif. Kemudian juga mempunyal visi yang jauh ke
depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada umumnya kepemimpinan didefenisikan sebagai suatu proses mempengaruhi
aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.Dari defenisi
ini nampak bahwa kepemimpinan adalah suatu proses,bukan orang.
Kekuasaan dan kepemimpinan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dan sangat
penting dalam kehidupan sosial di masyarakat. Kekuasaan adalah kemungkinan seorang pelaku
mewujudkan keinginannya didalam suatu hubungan sosial yang ada termasuk dengan kekuatan
atau tanpa mengiraukan landasan yang menjadi pijakan kemungkinan itu.

Kekuasaan sesungguhnya merupakan konsekuensi logis yang muncul dari setiap


organisasi yang didalamnya terdapat pimpinan dan bawahan, atau manajemen puncak dan
manajemen tingkat bawah. Karena organisasi merupakan kumpulan orang dalam pencapaian
tujuan, maka organisasi ditujukan untuk mengubah situasi melalui orang-orang agar perubahan
terjadi. Agar perubahan ini dapat terjadi, maka kekuasaan diperlukan. Sumber-sumber kekuasaan
ialah kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan, kekuasaan paksaan, kekuasaan ahli, kekuasaan
referensi, kekuasaan informasi, dan kekuasaan koneksi.

3.2 Saran
Adapun saran yang kami berikan, melalui pembahasan sumber-sumber kekuasaan dalam
kepemimpinan ini,diharapkan mahasiswa dapat memahami arti kepemimpinan dan
kekuasaan,sumber-sumber kekuasaan dan perbedaannya, selain itu mahasiswa juga dapat
menerapkan sikap sebagai pemimpin yang hebat pada kehidupan pribadi maupun dalam sebuah
organisasi.

11
DAFTAR PUSTAKA
Tahir, Arifin. 2014. Buku Ajar Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish

Badu. Syamsu Q dan Novianty Djafri. 2017.kepemimpinan dan perilaku organisasi. Gorontalo :
Ideas Publishing

Mudzam, Djudi dan swasta priambada. 2013. Pengantar Administrasi Bisnis

http://swastapriambada.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/modul-6-Kepemimpinan-Pengaruh-dan
Kekuasaan.pdf (diakses tanggal 29 oktober 2020)

Hayani, Nurrahmi. 2004. Pengantar Manajemen. Pekanbaru :Benteng Media.

Meldawati,2016. Kekuasaan dan kepemimpinan.

http://imeldablogadress.blogspot.com/2016/01/kekuasaan-dan-kepemimpinan.html (diakses
tanggal 29 oktober 2020)

robbins, sephen P, 2006. Perilaku organisasi.Jakarta : PT.Indeks.

“Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan dalam manajemen.

https://faziaprimadola.wordpress.com/2014/10/21/resume-buku-kepemimpinan-dalam-
manajemen-miftah-thoha/ (diakses tanggal 29 oktober 2020)

Tisnawati Sule Ernie, Kurniawan Saefullah.2010. Pengantar Manajemen. Jakarta. Kencana.

Kartono, kartini. 2003. Pemimpin dan kepemimpinan , Jakarta: PT Raja grafindo persada.

Marianti,maria merry. 2011.

http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/download/401/385 Jurnal
administrasi bisnis. 17(1), 45-58.

12

Anda mungkin juga menyukai