Anda di halaman 1dari 20

ELEMEN KEPEMIMPINAN

DI
S
U
S
U
N
OLEH
Kelompok : 5

Nama : Dara lisa(3022022006)


Mutiara Rahmi (3022022031)
Putri Nuril Akila (3022022011)
Ilham Agus Raihan (3022022028)
Fakultas / Jurusan : FUAD / BKI
Semester /Unit :I/2
Mata Kuliah : Manajemen Kepemimpinan
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan Semesta Alam. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, sahabat,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Kami telah menyelesaikan makalah Kami yang berjudul “Elemen


Kepemimpinan“

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak / Ibu dosen yang telah
memberikan masukan tentang cara pembuatan makalah yang baik dan benar.
Adalah menjadi tujuan Kami untuk menjadikan makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca nantinya.

Tentu saja, sebagai manusia Kami tidak terlepas dari kesalahan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, masukan dan kritikan dari para pembaca sangat Kami
harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Semoga seluruh amal kita
diterima dan diberikan ganjaran yang setimpal oleh Allah Swt. Amin.

Langsa, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN..............................................................................2

A. Definisi Kepemimpinan......................................................................2
B. Unsur-Unsur Kepemimpinan............................................................5
C. Syarat-Syarat Pemimpin Yang Baik.................................................10
D. Masalah Kepemimpinan....................................................................11
BAB III : KESIMPULAN..............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk


Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.Manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungan, manusia hidup berkelompok. Hidup dalam
kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang
harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai.
Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap
insan. Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok
dan lingkungan dengan baik.  Khususnya dalam penanggulangan masalah yang
relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Dalam
kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,
keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
Para pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu kelompok,
organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan
yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam prakteknya, sering diartikan sama
antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal pengertian tersebut berbeda.
Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedangkan kepemimpinan
adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan
membutuhkan penggunaan kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi pihak
lain dan dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.1
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai timbulnya
seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Ada tiga
teori yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetis
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leader are born and not
made”. Penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia telah
dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan
untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan  ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and not made”,
maka penganut social mengatakan sebaliknya yaitu  “leaders are made and not
born”.Penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi
pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis

1
Clark, Evelyn. 2007. Bagaimana Para Pemimpin Besar Menggunakan Cerita Untuk
Meningkatkan Kesuksesan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hal. 13

2
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis danteori
sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-
bakat kepemimpinan. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari
kedateorigenetis dan teorisosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari
teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-
faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
 Beberapa ahli berpendapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

 Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang


dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk
mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
 Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
 Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam
diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang
yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak
ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
 Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki
suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.
 Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi
memerlukan pemimpinnya itu.
 Sedangakan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai
pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.

3
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila
adalah :
o Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat
dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi
orang – orang yang dipimpinnya
o Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang –
orang yang dibimbingnya
o Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang –
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab.
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam
kelompok anggota-anggota manajemen. Ketiga tingkatan tersebut adalah :

1. Manager puncak (Top Manager)

2. Manager menengah (Middle Manager)

3. Manager bawahan (Lower Manager/Supervisor)


Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak
lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their
willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to
accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan
menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas –
Field Manual 22-100.2

2
Pamudji, S. 1986. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Hal. 15

4
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan.

B. Unsur-Unsur Kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan
sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan


administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
 Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing,
staffing, directing, commanding, controling, dsb.

5
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)


Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan
yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
 Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang
tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
 Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.3
 Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang
kuatinikemudiantercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

3
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Hal. 18

6
 Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya

1. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi


Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan
teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
 Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan,
memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan
bawahan.
 Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat ,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

1. Teori Kewibawaan Pemimpin


Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku
orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut
bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

2. Teori Kepemimpinan Situasi


Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.

3. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran
yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

7
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan
menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut :
1) Tipe kepemimpinan otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu
hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :

1. Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi.

2. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

3. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.

4. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia
menganggap dialah yang paling benar.

5. Selalu bergantung pada kekuasaan formal.

6. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang


mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe otokratis tersebut di atas dapat
diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini
tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2) Tipe kepemimpinan militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yag dimaksud dengan seorang
pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe
militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :

1. Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah


mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.

2. Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan


jabatannya.

3. Senang kepada formalitas yang berlebihan.

8
4. Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.

5. Tidak mau menerima kritik dari bawahan.

6. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.


Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpinmiliteristis jelaslah bahwa
tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
3) Tipe kepemimpinan fathernalistis
Tipe kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat
fathernal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang
sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang
pendekatan yang dilakukan bersifat terlalu sentimentil.4
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin fathernalistis dapat dikemukakan sebagai
berikut :

1. Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.

2. Bersikap terlalu melindungi bawahan.

3. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil


keputusan.

4. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan


inisiatif daya kreasi.

5. Sering menganggap dirinya maha tau.


Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin
fathernalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.
4) Tipe kepemimpinan karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukn sebab-
sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe
pemimpin seperti inimempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya
mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan

4
Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga. Hal.
20

9
mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang
faktor penyebab karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka
sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur,
kesehatan, profil, pendidikan dan sebagainya. Tidak  dapat digunakan sebagai
kriteria tipe pemimpin karismatis.
5) Tipe kepemimpinan demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis
dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe
kepemimpinan ini selalu mendcahulukan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut :

1. Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada pendapat


bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia.

2. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan


kepentingan organisasi.

3. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.

4. Mentolelir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada


bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya
kreativitas, inisiatif dan prakarsa dari bawahan.

5. Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.

6. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.

7. Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.


Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah
bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

C. Syarat-Syarat Pemimpin Yang Baik


Seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada
waktu lahirnya yang memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan
dan karirnya mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman

10
kerja. Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus
menerus dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak
ciri-ciri kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat
ideal yang harus dimiliki oleh seorang pmimpin, akan tetapi beberapa diantaranya
yang terpenting adalah sebagai berikut :

 Pendidikan umum yang luas

 Kemampuan berkembang secara mental

 Ingin tahu

 Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang gereralist yang baik juga.

 Kemampuan analistis

 Memiliki daya ingat yang kuat

 Mempunyai kapasitas integratif

 Keterampilan mendidik

 Keterampilan berkomunikasi

 Pragmatismo

 Mempunyai naluri untuk prioritas

 Personalitas dan objektivitas

 Sederhana

 Berani

 Tegas

 Dan sebagainya.5

D. Masalah Kepemimpinan
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidak
lah boleh di diamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan

5
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Hal. 32

11
memiliki jiwa kepemimpinan,  seseorang akan mampu menaggulangi setiap
masalah yang muncul.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi ,
kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa
gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana
perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan.
Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau
reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya
kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada
hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak
situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya :

 Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan
dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat
dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi
dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau
melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya
negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada
juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan
dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang
kompeten.

 Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga
keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

12
 Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan
pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.

 Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin
menghindari kuasa dan tanggung- jawab, kemudian menggantungkannya kepada
kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya kepemimpinan yang
diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal juga sebagai orientasi
pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan
bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasi
merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang
berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil
dengan tetap membuat orang-orang sibuk dan mendesak mereka untuk
berproduksi.Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi,tidak
selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang.
Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang
mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini
dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan
sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita
belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau
apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa
yang perlu dan apa yang harus dikerjakan.

13
2. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan
tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses
perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya
yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam
menghadapi suatu tugas.6

3. Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya
bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan
arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan
dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah
mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang
lebih dekat dengan anda.
4. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang
dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik
apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga
kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan
dan inisiatifnya sendiri.
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata,
tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek
yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika
menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki
metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan
untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa

6
Suyanto, M. 2005. Smart In Leadership Belajar dari Kesuksesan Pemimpin Top Dunia.
Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta. Hal. 52

14
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh
karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.Kembali kita saksikan betapa
banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak
memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika
kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk
nyaman di kursinya.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatanpribadinya.
Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan orang lain,
pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain dengan efektif
sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada
pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat,
merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan diri sendiri.
Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi mengendalikan
orang lain tanpa mengendalikan diri.7

7
Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 62

15
BAB III
KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang, baik


dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan
sebagai pemimpin apabila dia mempunyai pengikut atau bawahan. Kata
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat
dipisahkan. Karena untuk jadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama
lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang
dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan. Semakin tinggi kedudukan seorang
pemimpin dalam organisasi maka semakin dituntut daripadanya kemampuan
berfikir secara konsepsional dan makro. Semakin tinggi kedudukan seseorang
dalam organisasi maka ia akan semakin generalist, sedangkan semakin rendah
kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia menjadi spesialist.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Clark, Evelyn. 2007. Bagaimana Para Pemimpin Besar Menggunakan Cerita


Untuk Meningkatkan Kesuksesan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pamudji, S. 1986. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Jakarta: PT. Bina


Aksara.

Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Suyanto, M. 2005. Smart In Leadership Belajar dari Kesuksesan Pemimpin


Top Dunia. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta.

--------------. 2006.  Revolusi Organisasi dengan memberdayakan


Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta: Penerbit ANDi Yogyakarta.

Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.

17

Anda mungkin juga menyukai