Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIMBINGAN & KONSELING INDUSTRI

KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :
Kelompok 12 :
1. Hanifah 201901500515
2. Wuryaningrum 201901500597

FAKULTAS IMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah BK industri dengan judul
“Kepemimpinan”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membimbing dalam
menyusun makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta , November 2021

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan.....................................................................................
B. Rumusan dan Pertanyaan............................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. A..................................................................................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.Dalam hidup,
manusia selalu berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan.Manusia hidup
berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.Untuk menciptakan kondisi
kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati &
menghargai.Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.Hidup yang teratur adalah impian
setiap insan.Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi di banding makhluk
Tuhan
lainnya.Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk
memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk.Dengan kelebihan itulah
manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik.
Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social
manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas.Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin
dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &
lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik &
sulit.Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar
masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Kepemimpinan merupakan tema yang populer, yang tidak saja dibicarakan dan
diteliti oleh para sarjana ilmu-ilmu sosial, ilmu perilaku, tapi yang dibicarakan pula oleh
masyarakat pada umumnya. Meskipun telah banyak teori kepemimpinan yang
dikembangkan, belum ada satu teori pun yang dirasakan paling sempurna.
Stogdill (1974) menyatakan bahwa jumlah macam batasan tentang kepemimpinan
dapat dikatakan sama dengan jumlah orang yang telah mencoba membuat batasan tentang
pengertian tersebut. Kepemimpinan merupakan sesuatu yang penting bagi manajer. Para
manajer merupakan pemimpin (dalam organisasi mereka), sebaliknya pemimpin tidak
perlu menjadi manajer. Kepemimpinan lebih berhubungan dengan efektivitas, sadangkan
manajemeni lebih berhubungan dengan efisiensi.
Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan
mempengaruhi (dari pemimpin), dan hubungan kepatuhan-kepatuhan para pengikut/
bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena
pengaruh kekuatan dari pemimpinya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada
pemimpin. Pemimpin ada dua yaitu pemimpin formal, yaitu orang yang oleh organisasi
ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk
memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi dengan segala hak dan kewajiban
yang berkaitan denganya untuk mencapai sasaran organisasi. Pemimpin informal, yaitu
orang yang tidak mendapatkan pengangkatan formal sebagai pemimpin; namun karena ia
memiliki sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu
mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok atau masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kepemimpinan ?
2. Bagaimana fungsi dan peran pemimpin dalam organisasi / perusahaan?
3. Apa saja teori gaya kepemimpinan?
4. Bagaimana beberapa pendekatan teori kepemimpinan?
5. Apa saja tugas-tugas kepemimpinan?
6. Bagaimana implikasi teori kepemimpinan dalam SDM perusahaan?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini adalah supaya mahasiswa lebih memahami dan
mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan dan kearifan lokal. Selain
itu melatih mahasiswa dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan tentang
kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang
berkaitan satu dengan lainnya.
Definisi tentang kepemimpinan bervariasi sebanyak orang yang mencoba
mendefinisikan konsep kepemimpinan. Definisi kepemimpinan secara luas adalah
meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi
perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa
para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran,
memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja
sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk
menggerakkan dan mempengaruhi orang. Kepemimpina hanyalah sebuah alat, sarana
atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara suka rela/
suka cita.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting
yang terkandung dalam hal ini yaitu: (1) kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik
itu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan
antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, (3) adanya kemampuan untuk
menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi
tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak
memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin,
dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta
memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and
directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect,
and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni
untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Dari berbagai pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi, mengarahkan, atau memberi contoh kepada pengikutnya
untuk mencapai tujuan organisasi yang diharapkan.
B. Fungsi dan Peran Pemimpin
Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan
kelompok/ organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin
berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi seperti:
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan
(direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-
orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/ organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1. Fungsi instruktif
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu
dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
2. Fungsi konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang
mengharuskanya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinya yang dinilai
mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang
dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan.

3. Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakanya.
4. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/
menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.
5. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalain bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/ efektif mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif,
sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi
pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.
C. Teori Gaya Kepemimpinan
Adapun teori gaya kepemimpinan menurut Veithzal Rivai (2014, p. 150) adalah sebagai
berikut :
1. Teori Otokratis
Gaya kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah
pemaksaan dan tindakan yang agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin
dengan pihak bawahan. Pemimpin disini cenderung mencurahkan perhatian
sepenuhnya pada pekerjaan, ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan
maksud agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis
menggunakan perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-
sanksi diantara mana, disiplin adalah yang terpenting.
2. Teori Psikologis
Approach ini terhadap gaya kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang
pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang
bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun
untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. Gaya Kepemimpinan yang
memotivasi sangat memperhatikan hal-hal seperti misalnya pengakuan, kepastian
emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya.
3. Teori Sosiologis
Teori ini menganggap bahwa gaya kepemimpinan terdiri dari usaha- usaha yang
melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap
konflik organisasi antara para pengikut. Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan
mengikutsertakan para pengikut dalam pembuatan keputusan terakhir. Identifikasi
tujuan kerap kali memberikan petunjuk yang diperlukan oleh para pengikut. Mereka
mengetahui hasil-hasil apa, kepercayaan apa, dan kelakuan apa yang diharapkan dari
mereka.
a) Teori Supportif
Teori ini menyatakan bahwa pihak pemimpin beranggapan bahwa para
pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan
sebaiknya melalui tindakan membantu usaha- usaha mereka. Untuk maksud
itu pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu
mempertebal keinginan pada setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan
sebaik mungkin, cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan,
ia melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-
perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi diantara mana,
disiplin adalah yang terpenting.

b) Teori Psikologis
Approach ini terhadap gaya kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang
pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang
bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris
maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. Gaya Kepemimpinan yang
memotivasi sangat memperhatikan hal-hal seperti misalnya pengakuan, kepastian
emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan kebutuhannya.
c) Teori Sosiologis
Teori ini menganggap bahwa gaya kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang
melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan
setiap konflik organisasi antara para pengikut. Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan
dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pembuatan keputusan terakhir.
Identifikasi tujuan kerap kali memberikan petunjuk yang diperlukan oleh para
pengikut. Mereka mengetahui hasil-hasil apa, kepercayaan apa, dan kelakuan apa
yang diharapkan dari mereka.
d) Teori Supportif
Teori ini menyatakan bahwa pihak pemimpin beranggapan bahwa para
pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan
sebaiknya melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Untuk maksud itu
pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu mempertebal
keinginan pada setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin,
D. Pendekatan Teori Kepemimpinan

1. Pendekatan Sifat
Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin iti dilahirkan,
pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary”
(turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan
bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan
tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun
temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan
kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam
garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.
Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory” (teori dari
Fisik). Kemudian timbul lagibahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan
sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Para ahli
umumnya memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat
yang baik. Pandangan semacam ini dinamakan pendekatan sifat. Adapun sifat-sifat
yang baik yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu:
a) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b) Cakap, cerdik dan jujur
c) Sehat jasmani dan rohani
d) Tegas, berani, disiplin dan efisien
e) Bijaksana dan manusiawi
f) Berilmu
g) Bersemangat tinggi
h) Berjiwa matang dan berkemauan keras
i) mempunyai motivasi kerja tinggi
j) Mampu berbuat adil
k) Mampu membuat rencana dan keputusan
l) Memiliki rasa tanggung jawab yang besar
m) Mendahulukan kepentingan orang lain.
2. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu
dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya
bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara
berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan,
cara menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain.
Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang
penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya
kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter.
Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara
halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat dan lain-lalin. Maka
gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis.
Pandangan kllasik menganggap sikap pegawai itu pasif dalam arti enggan
bekerja, malas, takut memikul tanggung jawab, bekerja berdasarkan perintah.
Sebaliknya pandangan modern pegawai itu manusia yang memiliki perasaan, emosi,
kehendak aktif dan tanggung jawab. Pandangan klasik menimbulkan gaya
kepemimpinan otoriter sedangkan pandangan modern menimbulkan gaya
kepemimpinan demokratis. Dari dua pandangan di atas menimbulkan gaya
kepemimpinan yang berbeda.
3. Pendekatan Kontingensi
Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang
terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek
tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri
khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda
lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh
karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi
yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.
Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang
terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan
kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan
dalam sub system yang terdiri daari sub sistem maupun organisasi dengan
lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat
universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa
tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya
kepemimpinan tersendiri.
4. Pendekatan Terpadu
Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan
kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada
perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori-teori yang dipadukan adalah:
a) Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
b) Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan, dengan
pendekatan situasional.
c) Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan situasional
d) Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan
kematangan situasional
e) Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
f) Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan bawahan dengan
kepemimpinan situasional
g) Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
h) Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional
i) Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan bawahan dengan
pendekatan kepemimpinan situasional.
j) Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan dengan
pendekatan kepemikmpinan situasional.
k) Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
l) Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan kepemimpinan
situasional.
m) Perpaduan antara teori proses pertumbuhan organisasi, teori tingkat kematangan
bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
n) Perpaduan antara teori siklus perubahan, teori tingkat kematangan bawahan
dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
o) Perpaduan antara teori modivikasi perilaku, teori tingkat kematangan bawahan
dengan pendekatan kepemimpinan situasional
p) Perpaduan antara teori “Force field analysis”, teori tingkat kematangan bawahan
dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
E. Tugas -Tugas Kepemimpinan

Tugas-tugas kepemimpinan bagi seorang pemimpin sangat luas maknanya. Sutrisno


(2009) menguraikan beberapa tugas-tugas kepemimpinan yang penting, antara lain
sebagai berikut:
1. Sebagai Konselor
Konselor merupakan tugas seorang pemimpin dalam suatu unit kerja, dengan
membantu atau menolong SDM untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dalam
melakukan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk menjadi konselor yang baik
diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik, disamping pengetahuan tentang
teori konseling itu sendiri, agar konseling yang diadakan menjadi efektif. Dengan
keterampilan tersebut, maka sebagai konselor si pemimpin akan lebih dapat
memberikan bantuannya dalam pemecahan masalah- masalah pribadi, masalah
pekerjaan, pengembangan karier, dan sebagainya.   
2. Sebagai Instruktur
Seorang pemimpin pada peringkat manapun ia berada, sebenarnya pada jabatannya
itu melekat tugas sebagai instruktur atau sebagai pengajar yang baik terhadap SDM
yang ada di bawahnya. Instruktur yang baik akan m empunyai peran sebagai guru
yang bijaksana, yang memungkinkan setiap bawahan semakin lama semakin pintar
dan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Seorang bawahan mustahil dapat
bekerja dengan baik tanpa membuat kesalahan-kesalahan bila tidak diarahkan dan
diberi tahu oleh atasannya. Untuk menjadi instruktur yang baik diperlukan adanya
keterampilan berkomunikasi. Namun komunikasi yang berlangsung haruslah
berjalan timbal balik, yang suasananya perlu diciptakan oleh instruktur yang
bersangkutan. Proses pemberian materi oleh seorang instruktur bukanlah merupakan
penyampaian perintah yang harus dilaksanakan, tetapi merupakan proses belajar
mengajar yang akan dijalankan dengan penuh kesabaran dan ketekunan, sehingga
apa yang dikehendaki dapat tercapai.  
3. Memimpin Rapat
Seorang pemimpin pada tingkat manapun, pada suatu waktu perlu me ngadakan
rapat dan memimpinnya. Suatu rencana yang akan disusun biasanya didahului oleh
rapat, agar pelaksanaan rencana itu lebih mudah dilaksanakan. Bila pelaksana
mengetahui seluk beluk suatu rencana dan apa sasarannya tentu pelaksanaan rencana
itu tidak akan mengalami hambatan. Oleh sebab itu, suatu rapat bukan saja menjadi
keharusan dalam unit kerja, tetapi sudah menjadi pekerjaan rutin bagi seorang
pemimpin yang ingin berhasil dalam setiap tugasnya. 
4. Mengambil Keputusan
Di antara seluruh tugas yang disandang oleh pemi mpin, maka yang mungkin
terberat adalah tugas mengambil keputusan. Pengambilan keputusan ini merupakan
satu-satunya hal yang membedakan seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan
seorang pemimpin sangat ditentukan oleh keterampilan mengambil keputusan.
Dikatakan berat, karena pengambilan keputusan akan mempunyai dampak luas
terhadap mekanisme organisasi yang dipimpinnya dan cenderung mempunyai kadar
kerawanan yang tinggi, bila pengambilan keputusan itu tidak didasarkan pada
aturan-aturan yang berlaku. 
5. Mendelegasikan Wewenang
Seorang pemimpin tidak mungkin dapat mengerjakan sendiri seluruh pekerjaannya,
karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuannya. Oleh sebab itu, seorang
pemimpin yang bijaksana haruslah mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang
kepada bawahannya. Dalam pendelegasian wewenang, tanggung jawab dipikul
bersama antara yang mengelegasikan dan yang menerima delegasi. 

F. Implikasi Teori Kepemimpinan dalam SDM Perusahaan


Implikasi teori kepemimpinan terhadap karyawan perusahaan maksudnyaadalah
seberapa jauh pimpinan perusahaan mampu mentranspormasi pendekatan teori-teori
kepemimpinan sebagai pedoman dalam melakikan tugasnya. Sehingga pimpinan
perusahaan memiliki kemampuan memengaruhi mitivasi kepada karyawannya, yang
berdampak pada peningkatan kinerja.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pengelolaan aktifitas SDM Organisasi atau
perusahaan dalam usaha mencapai tujuan, maka kepemimpinan menjadi salah satu faktor
penentu keberhasilan penyelenggaraan perasi perusahaan. Dengan demikian dapat dilihat
beberapa implikasi teori kepemimpinan dengan realita yang ada pada karyawan
perusahaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak
dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka
satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan
yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya
sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.
Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain.Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi
manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling
tidak untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin
memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan
baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita
tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat
pula yang dipimpin.
DAFTAR PUSTAKA

Adam Ibrahim Andrawijaya, 1986, Perilaku Organisasi, Bandung : Sinar Baru. Kartini
Kartono, 1983, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta : CV RAJAWALI Mar’at, 1980.
Pemimpin dan kepemimpinan, Bandung : Ghalia Indonesia
Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas
Indonesia.(UI-Press). Jakarta
Onong Uchajana Effendy, 1981, Kepemimpinan dan Komunikasi, Bandung : Alumni
Robbins, Stephen P dan Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi Organizational
Behavior. Salemba Empat, Edisi 12. Jakarta
Stephen R. Covey, 2001, Principle Centered Leadership, Jakarta: Binarupa Aksara.
Sutarto, 1986, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Winardi, 2000, Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta : PT Rineka Cipta
http://ismapuenyaipin.blogspot.com/2014/03/makalah-kepemimpinan.html
http://yunway.blogspot.com/2012/04/psikologi-industri-dan-organisasi.html
https://www.psychologymania.com/2012/11/tugas-tugas-kepemimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai